Disusun oleh :
Ismi Rahmawati 1120200020
Ninda Aulia 1120200028
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian harta
Harta dalam bahasa arab disebut al-maal, yang merupakan akar kata dari lafadz
yang berarti condong, cenderung, dan miring. Dalam al-Muhith dan Lisan Arab,
menjelaskan bahwa harta merupakan segala sesuatu yang sangat diinginkan oleh manusia
untuk menyimpan dan memilikinya. Dengan demikian unta, kambing, sapi, tanah, emas,
perak, dan segala sesuatu yang disukai oleh manusia dan memiliki nilai (qimah), ialah harta
kekayaan.
Ibnu Asyr mengatakan bahwa “Kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak,
tetapi kemudian berubah pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki
Sedangkan harta (al-maal), menurut Hanafiyah ialah sesuatu yang di gandrungi oleh tabiat
manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan”
Maksud pendapat di atas definisi harta pada dasarnya merupakan sesuatu yang
bernilai dan dapat disimpan. Sehingga bagi sesuatu yang tidak dapat disimpan, tidak dapat
dikatagorikan sebagai harta. Adapun manfaat termasuk dalam katagori sesuatu yang dapat
dimiliki, ia tidak termasuk harta. Sebaliknya tidaklah termasuk harta kekayaan sesuatu yang
tidak mungkin dipunyai tetapi dapat diambil manfaatnya, seperti cahaya dan panas
matahari. Begitu juga tidaklah termasuk harta kekayaan sesuatu yang pada gahlibnya tidak
dapat diambil manfaatnya, tetapi dapat dipunyai secara kongrit dimiliki, seperti segenggam
tanah, setetes air, seekor lebah, sebutir beras dan sebagainya.
Harta yang kita miliki baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak
disadari atau tidak merupakan amanah yang harus dipegang dan dijalankan menurut
ketentuan hukum yang berlaku. Bagi umat Islam ketentuan itu berdasarkan al Quran dan
Hadist.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan di peroleh manusia,baik
berupa benda yang tampak seperti mas perak maupun yang tidak tampak
yakni manfaat seperti pakaian,tempat tinggal. Sehingga persoalan harta
dimasukkan kedalam salah satu lima keperluan pokok yang diatur oleh Al-
Qur’an dan as-sunah. Adapun fungsi harta diantaranya kesempurnaan ibadah
mahdhah, memelihara dan meningkatkan keimanan dan serta menyelaraskan
antara kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan pembagian harta di bagi
menjadi sepuluh bagian.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/attachments/58009960
Choirunnisak. (2017). Konsep pengelolaan kekayaan dalam Islam. Di akses
pada 24 Oktober 2022, dari
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/74-Article%20Text-125-1-10-
20191016.pdf
https://www.iaei-pusat.org/memberpost/ekonomi-syariah/konsep-harta-dalam-
perspektif-hukum-islam-1?language=en