Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG ISLAM DALAM HARTA DAN JABATAN

Dosen Pengampu : Wismanto, S.Ag, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

RASYID SETIAWAN (200301056)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah meberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ISLAM
DALAM HARTA DAN JABATAN” tepat waktu yang ditentukan.

Makalah yang berjudul “ISLAM DALAM HARTA DAN JABATAN” disusun


guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah AL – ISLAM 2 di Universitas
Muhammadiyah Riau. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang pandangan islam dalam harta dan jabatan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Wismanto,


S.Ag, M.Pd.I selaku dosen Al – Islam 2. Tugas yang telah diberikan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, 28 Juni 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
MAKALAH TENTANG ISLAM DALAM HARTA DAN JABATAN..................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN HARTA..............................................................................................5
2.2 HARTA DAN JABATAN SEBAGAI AMANAH DAN KARUNIA ALLAH............6
2.3  SIKAP TERHADAP HARTA DAN JABATAN........................................................7
BAB III....................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................8
1.1 KESIMPULAN...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah harta, atau al-mal dalam al-Qur’an maupun Sunnah tidak dibatasi


dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan
selalu berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri
atas : pertama,memiliki unsur nilai ekonomis.Kedua, unsur manfaat atau jasa yang
diperoleh dari suatu barang.
Tempat bergantungnya status al-mal terletak pda nilai ekonomis (al-qimah)
suatu barang berdasarkan urf. Besar kecilnya al-qimah dalam harta tergantung pada
besar ekcilnya anfaat suatu barng. Faktor manfaat menjadi patokan dalam
menetapkan nilai ekonomis suatu barang. Maka manfaat suatu barang menjadi
tujuan dari semua jenis harta.
Nilai ekonomis dan manfaat yang menjadi kriteria harta ditentukan
berdasarkan urf (kebiasaan/ adat) yang berlaku di tengah masyarakat.As-Suyuti
berpendapat bahwa istilah Mal hanya untuk barang yang memiliki nilai ekonomis,
dapat diperjualbelikan, dan dikenakan ganti rugi bagi yang merusak atau
melenyapkannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian harta dan jabatan?
2. Bagimanakah pandangan islam terhadap harta?
3. Harta dan Jabatan Sebagai Amanah dan Karunia Allah?
4. Bagaimanakah sikap terhadap Harta dan Jabatan?
5. Bagaimanakah pendayagunaan Harta dan Jabatan di Jalan Allah?

1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian harta
2. Memahami pandangan islam terhadap harta
3. Memahami harta dan jabatan sebagai amanah dan karunia dari allah

4
4. Memahami sikap terhadap harta dan jabatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HARTA

Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal, yang menurut bahasa berarati
condong, cenderung, atau miring.  Al-mal juga diartikan sebagai segala sesuatu yang
menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi, maupun
manfaat.

Harta merupakan salah satu keperluan pokok manusia dalam menjalani


kehidupan didunia ini. Selain itu, harta juga merupakan perhiasan kehidupan dunia,
sebagai cobaan (fitnah), sarana untuk memenuhi kesenangan, dan sarana untuk
menghimpun bekal bagi kehidupan akhirat.

Fungsi harta adalah untuk menopang kehidupan manusia karena tanpa harta
kehidupan manusia tidak akan tegak.

Menurut bahasa, jabatan artinya  sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang


diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedukan tertentu  atau terhormat
dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya jabatan.

5
2.2 HARTA DAN JABATAN SEBAGAI AMANAH DAN KARUNIA ALLAH

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menggambarkan tentang jabatan, baik


yang menunjukkan kebaikan seperti ayat-ayat tentang Nabi Yusuf maupun yang
menunjukkan keburukan seperti ayat-ayat tentang Fir’aun, Qarun dan sebagainya.
Dalam surat Al-Haqqah Allah SWT menyatakan bahwa pejabat  yang tidak beriman
itu di akhirat kelak akan mengatakan bahwa lepas sudah jabatannya (yang sewaktu di
dunia ia miliki).

Hakikat harta dan dan jabatan adalah merupakan amanah dan karunia Allah.
Disebut sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan tersebut didapat bukan
semata-mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan karunia dari
Allah, juga  sejatinya bukan dimaksud untuk kesenangan pribadi pemiliknya, tetapi
juga buat kemaslahatan orang lain. Karena harta dan jabatan adalah amanah, maka
harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab
satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT.

Itu sebabnya maka Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu
juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal.

6
2.3  SIKAP TERHADAP HARTA DAN JABATAN

Harta dan jabatan itu adalah merupakan Amanah dari allah SWT, maka kita
harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila terhadap harta kita wajib berupaya dan
berusaha mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita sebagai bahagian dari
modal hidup, namun bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan itu merupakan
amanah, oleh karena itu kita tidak harus ambisus untuk memperolehnya.

Allah menyuruh menikmati hasil usaha bagi kepentingan hidup didunia.


Namun, dalam memanfaatkan hasil usaha itu ada beberapa hal yang dilarang untuk
dilakukan oleh setiap muslim :

Israf, yaitu berlebih-lebihan dalam memanfaatkan harta meskipun untuk


kepentingan hidup sendiri. Makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan. (Q.S.Al-
A’raf:31)

Tabdzir (boros), dalam arti menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak
diperlukan dan menghambur-hamburkan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.
Janganlah kmau menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat
kafir (ingkar) terhadap Tuhannya. (Q.S.Al-Isra’:26 &27)

Khalifah itu wajib menjalankan hukum Allah dan Rasulnya, baik terhadap 
amal dirinya sendiri maupun terhadap jalannya pemerintahan. Bagi yang mempunyai
kompetensi atau keahlian dan mempunyai visi misi yang maslahat kelak dalam
jabatannya, maka boleh meminta jabatan, dengan ketentuan bahwa ia juga tidak boleh
terlalu percaya akan keahliannya, sebaliknya jabatan atau menjaga amanah bagi yabg
tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh Allah disebut sebagai perilaku zhalim dan
bodoh.

7
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

 Berdasarkan materi makalah diatas dapat disimpulkan bahwa harta dan


jabatan adalah hal yang menjadi prioritas manusia didunia, banyak sekali manusia
yang mati matian mengejar harta didunia, namun kembali pada sebuah hadis yang
menjelaskan bahwa dunia adalah ladang akhirat. Bekerjalah untuk tetap dapat hidup
didunia menambah amalan diakhirat kelak. Karena harta dan jabatan adalah amanah
dari yang maha kuasa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ghazaly, dkk. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana

Muslich, Ahmad Wardi. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah

Rasjid, Sulaiman. 1990. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Biru

Syarifudin, Amir. 2003.  Garis-garis Besar Fiqh. Bogor:Kencana

Ghazaly, dkk. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana. Hlm 17.

Ibid hlm  20.

Muslich, Ahmad Wardi. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 67

Syarifudin, Amir. 2003.  Garis-garis Besar Fiqh, Bogor:Kencana. Hlm 182.

Rasjid, Sulaiman. 1990. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai