Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI AYAT DAN HADIS TENTANG DISTRIBUSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadis Ekonomi

DOSEN PEMBIMBING:

Sofiah, S.Th.I, M.E

Disusun Oleh Kelompok 4:

1) Dewi Lailatul Zahra (201105030021)


2) Imelda Aprilia (201105030036)
3) Nur Aizah (201105030019)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat sehat baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
dari mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadis Ekonomi dengan judul "MENGIDENTIFIKASI
AYAT DAN HADIS TENTANG DISTRIBUSI" ini dengan baik, dan tidak menutup
kemungkinan juga terjadi kekurangan atau kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, pembaca
boleh memberikan masukan atau saran yang membangun terhadap makalah ini. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jember, 27 September 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. PENGERTIAN DISTRIBUSI.........................................................................................2
B. SURAT AL-HASYR (59): 7...........................................................................................2
C. SURAT AT-TAUBAH (9): 60........................................................................................3
D. SURAT AL-HADID (57): 7...........................................................................................4
E. HADIS TENTANG DISTRIBUSI..................................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................7
A. KESIMPULAN...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Distribusi merupakan bagian yang penting dalam membentuk kesejahteraan.
Dampak dari distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi tetapi juga aspek
sosial dan politik. Oleh karena itu Islam memberi perhatian lebih terhadap distribusi
pendapatan dalam masyarakat. Maka Islam memperhatikan berbagai sisi dari perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya dalam jual beli, utang piutang, dan
sebagainya.
Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tergantung bukan pada sektor produksi
saja tetapi juga pada pembagiannya yang sesuai (distribusi). Kekayaan dapat
diproduksi di suatu negara dalam jumlah yang besar tetapi jika pendistribusiannya
tidak didasarkan atas prinsip-prinsip nya yang benar dan adil, maka negara tersebut
tidak akan dapat mencapai kemakmuran.
Islam mengajarkan agar harta tidak menumpuk pada golongan tertentu di
masyarakat dan mendorong terciptanya pemerataan dengan tidak berpihak pada satu
kelompok atau golongan tertentu, sehingga proses distribusi dapat berjalan dengan
adil. Ini dapat dilakukan dengan memberikan peluang yang sama bagi masyarakat
untuk mendapatkan harta kekayaan, dan mewajibkan bagi yang mendapatkan harta
berlebih untuk mengeluarkan zakat sebagai kompensasi bagi pensucian dan
pembersihan harta tersebut atas hak orang lain. Pemerataan distribusi merupakan
salah satu sarana untuk mewujudkan keadilan, karena Islam menghendaki kesamaan
pada manusia dalam memperoleh peluang untuk mendapatkan harta kekayaan tanpa
memandang perbedaan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian distribusi?
2. Bagaimana penjelasan Surat Al-Hasyr (59) ayat 7?
3. Bagaimana penjelasan Surat At-Taubah (9) ayat 60?
4. Bagaimana penjelasan Surat Al-Hadid (57) ayat 7?
5. Bagaimana penjelasan hadis tentang distribusi?

1
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian distribusi.
2. Untuk mengetahui penjelasan Surat Al-Hasyr (59) ayat 7.
3. Untuk mengetahui penjelasan Surat at-Taubah (9) ayat 60.
4. Untuk mengetahui penjelasan Surat Al-Hadid (57) ayat 7.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISTRIBUSI
Distribusi merupakan salah satu jenis kegiatan kegiatan ekonomi. Distribusi
memiliki peran penting dalam menyediakan kebutuhan manusia. Distribusi
merupakan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke
konsumen untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang yang melakukan kegiatan
distribusi disebut distributor.
Dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (2004) karya T. Gilarso, SJ,
proses distribusi adalah penyaluran hasil produksi dari produsen yang membuatnya
kepada konsumen yang memerlukannya. Distribusi itu menjadi bagian penting dari
seluruh proses kegiatan ekonomi yang dewasa ini biasa disebut pemasaran.
Adapun prinsip utama dalam konsep "distribusi" menurut pandangan islam
ialah peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat
ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak
hanya beredar diantara golongan tertentu saja.
Anas Zarqa mengemukakan bahwa, definisi distribusi ialah : transfer dari
pendapatan kekayaan antara individu dengan cara pertukaran (melalui pasar) atau
dengan cara yang lain, seperti : warisan, shadaqah, wakaf dan zakat.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Anas Zarqa diatas, kita dapat
mengetahui bahwa pada dasarnya (dan secara tidak langsung), ketika kita berbicara
tentang aktifitas ekonomi dibidang distribusi, maka kita akan berbicara pula tentang
konsep "ekonomi" yang "ditawarkan" oleh islam. Hal ini lebih melihat pada
bagaimana islam mengenalkan konsep pemerataan pembagian hasil kekayaan negara
melalui distribusi tersebut, yang tentunya pendapatan negara tidak terlepas dari
ajaran-ajaran syari'ah islam, seperti: zakat, wakaf, warisan dan lain sebagainya.

B. SURAT AL-HASYR (59): 7


‫َمٓا اَفَ ۤا َء هّٰللا ُ ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه ِم ْن اَ ْه ِل ْالقُ ٰرى فَلِ ٰلّ ِه َولِل َّرسُوْ ِل َولِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َواب ِْن ال َّسبِي ۙ ِْل‬
‫َك ْي اَل يَ ُكوْ نَ ُدوْ لَةً ۢ بَ ْينَ ااْل َ ْغنِيَ ۤا ِء ِم ْن ُك ۗ ْم َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوْ هُ َو َما ن َٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚا َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن‬
‫هّٰللا‬
٧-‫ب‬ ِ ۘ ‫َ َش ِد ْي ُد ْال ِعقَا‬

3
Terjemah : Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat
(Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam
perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh,
Allah sangat keras hukuman-Nya.

Tafsir Ringkas Kemenag: Allah lalu menjelaskan apa itu fai’ dan
peruntukannya. Harta rampasan dari mereka, musuh-musuh Allah yang meninggalkan
hartanya tanpa perlawanan, maka harta itu diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang
berasal dari penduduk beberapa negeri seperti Bani Quraizah, Bani Nadir, penduduk
Fadak dan Khaibar, penyalurannya adalah untuk Allah, untuk kepentingan fasilitas
umum dan fasilitas sosial; untuk Rasul guna menopang perjuangan Islam; untuk
kerabat Rasul yang membutuhkan bantuan; untuk anak-anak yatim guna menopang
pendidikan mereka; untuk orang-orang miskin agar bisa mengembangkan diri; dan
untuk orang-orang yang dalam perjalanan guna mencari penghidupan yang lebih baik.
Singkatnya, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu, tetapi harus memiliki fungsi sosial seperti air mengalir ke tempat yang
lebih rendah sehingga bermanfaat bagi kaum duafa. Allah mengajarkan prinsip dalam
mengamalkan Islam: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, perintah maupun anjuran
dalam ibadah dan muamalah, maka terimalah sebagai pedoman dalam ber-Islam. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah sebagai sesuatu yang harus dijauhi,
karena di balik perintah dan larangan itu ada hikmah yang sangat berharga bagi
manusia, dunia akhirat. Dan bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan semua
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sungguh, Allah sangat keras
hukuman-Nya bagi kaum yang menolak beriman kepada Rasulullah padahal mereka
mengetahui bahwa beliau sebenarnya utusan Allah seperti kaum Yahudi di Madinah.

C. SURAT AT-TAUBAH (9): 60


ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُْ‹م َوفِى ال ِّرقَا‬
ِ ‫ب َو ْالغ‬
۞ ‫َار ِم ْينَ َوفِ ْ‹ي‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
٦٠ - ‫ضةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َسبِ ْي ِل ِ َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬

4
Terjemah : Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.

Tafsir Ringkas Kemenag: Setelah ayat sebelumnya menyatakan bagaimana


orang-orang munafik telah mencela Rasul dalam persoalan pembagian harta, baik
zakat maupun ganimah, maka ayat ini menjelaskan secara terperinci siapa
sesungguhnya yang berhak menerima zakat itu. Sesungguhnya zakat itu hanyalah
untuk orang-orang fakir, yaitu orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga
kebutuhan primernya tidak terpenuhi, orang miskin, yakni orang yang memiliki
penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak,
baik kedua kelompok itu meminta-minta maupun tidak, amil zakat, orang-orang yang
ditugaskan untuk mengelola dana zakat, yang dilunakkan hatinya atau orang yang
baru masuk Islam, untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang
yang berutang demi memenuhi kebutuhan primernya yang jumlahnya melebihi
penghasilannya, untuk orang yang aktivitasnya berada di jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan dengan perjalanan yang mubah dan kehabisan bekal.
Zakat itu sebagai kewajiban dari Allah bagi setiap muslim yang mampu. Allah Maha
Mengetahui apa saja yang terkait dengan kemaslahatan hambahamba-Nya,
Mahabijaksana atas segala aturan dan kebijakan-Nya.

D. SURAT AL-HADID (57): 7


٧ - ‫ٰا ِمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َواَ ْنفِقُوْ ا ِم َّما َج َعلَ ُك ْم ُّم ْست َْخلَفِ ْينَ فِ ْي ۗ ِه فَالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َواَ ْنفَقُوْ ا لَهُ ْم اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر‬

Terjemah : Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya
(amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan
(hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.

Tafsir Ringkas Kemenag: Bila sebelumnya Allah memperlihatkan bukti-bukti


kekuasaan-Nya, pada ayat ini Allah menganjurkan orang mukmin untuk berinfak.

5
Wahai manusia, berimanlah kamu kepada Allah yang telah menciptakanmu dan
kepada Rasul yang diutus-Nya untuk menyampaikan tuntunan-Nya, dan infakkanlah
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya, kepada
orang yang berhak. Sesungguhnya dalam hartamu itu terdapat bagian Allah bagi
mereka. Maka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya di antara
kamu dan menginfakkan sebagian dari hartanya di jalan Allah akan memperoleh
pahala yang besar, baik di dunia maupun akhirat.8. Dan mengapa kamu, wahai
manusia, tidak beriman kepada Allah Yang Maha Pencipta, padahal Rasul mengajak
dan menyeru kamu beriman kepada Tuhanmu? Dan sungguh, Dia telah mengambil
janji setia-mu untuk bertauhid kepada-Nya. Kamu tentu akan menepati janji itu jika
kamu adalah orang-orang mukmin.

E. HADIS TENTANG DISTRIBUSI


Rasulullah SAW sangat menganjurkan agar umat islam mendistribusikan
sebagian harta dan penghasilan mereka untuk membantu saudara-saudara mereka
yang berkekurangan dalam bidang ekonomi. Rasulullah bersabda:

)‫ من احتكر فهو خاطئ (رواه مسلم‬:‫)عن معمر قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬.

Artinya: “Dari Ma’mari berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang


menimbun barang (harta), maka ia bersalah (berdosa).” (HR. Muslim)

Penjelasan: Rasulullah melarang umat islam menimbun barang dan tidak


mendistribusikannya kepasar. Penimbunan barang (Ihtikar) biasanya dilakukan
dengan tujuan untuk di jual ketika barang tersebut sudah sedikit atau langka sehingga
harganya mahal. Penimbunan termasuk aktivitas ekonomi yang mengandung
kezaliman dan karenanya berdosa. Karena itu rasulullah sangat menganjurkan supaya
memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkannya.
Distribusi kekayaan tersebut, menurut Rasulullah seharusnya berasal dari hasil
usaha yang baik. Tidak ada gunanya memberikan sesuatu kepada orang lain, jika
sesuatu itu diperoleh dengan cara yang haram. Sedekah, zakat, infak, nafaqoh, wasiat,
waris dan sebagainya harus berasal dari  harta yang halal. Dan waktu distribusi harta
yang paling baik itu ketika seseorang masih sehat rohani dan jasmaninya. Akan tetapi,

6
jika nyawa sudah di kerongkongan, sedekah itu tidak berarti kecuali warisan dan
wasiat yang memang diberikan ketika menjelang ajal tiba
Karena harta hanya digunakan seperlunya dan tidak akan dibawa mati, maka
menurut Rasulullah, hendaklah sebagiannya didistribusikan kepada orang-orang yang
membutuhkan agar tercipta keharmonisan hidup di kalangan masyarakat.

7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep "distribusi" menurut pandangan islam ialah peningkatan dan
pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga
kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar diantara
golongan tertentu saja.
Islam mengenalkan konsep pemerataan pembagian hasil kekayaan negara
melalui distribusi tersebut, yang tentunya pendapatan negara tidak terlepas dari
ajaran-ajaran syari'ah islam, seperti: zakat, wakaf, warisan dan lain sebagainya.
Distribusi kekayaan menurut Rasulullah seharusnya berasal dari hasil usaha
yang baik. Tidak ada gunanya memberikan sesuatu kepada orang lain, jika sesuatu itu
diperoleh dengan cara yang haram. Sedekah, zakat, infak, nafaqoh, wasiat, waris dan
sebagainya harus berasal dari harta yang halal. Dan waktu distribusi harta yang
paling baik itu ketika seseorang masih sehat rohani dan jasmaninya dan
didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan agar tercipta keharmonisan
hidup di kalangan masyarakat.
Al-Quran telah menekankan bahwa kaum muslim tidak boleh menahan
kekayaan dan pendapatan mereka hanya untuk diri mereka sendiri. Melainkan setelah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka secukupnya, mereka harus melaksanakan
kewajiban-kewajiban terhadap keluaga dekat mereka, para tertangga, serta orang lain.
Orang-orang yang berpunya atau mampu secara khusus diperintahkan untuk
mementingkan kepentingan-kepentingan fakir miskin.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Welianto, Ari. (2020). Distribusi: Pengertian, Tujuan, dan Faktornya. KOMPAS.com.


https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/08/133000369/distribusi--pengertian-
tujuan-dan-faktornya?page=all., diakses pada 27 September 2021, pukul 18.55.
 Madnasir. (2010). DISTRIBUSI DALAM ISLAM. ASAS, Vol.2, No.1.
https://media.neliti.com/media/publications/89524-ID-distribusi-dalam-islam.pdf,
diakses pada 27 September 2021, pukul 19.12.
 Ainiyah, Elok Faiqotul. (2017). Hadis Ekonomi, Distribusi dalam Perspektif Islam.
Kompasiana.com.https://www.kompasiana.com/faiqohaini/58ceaea62223bdba26ed61
49/hadis-ekonomi-distribusi-dalam-perspektif-islam, diakses pada 27 September
2021, pukul 19.41.
 https://quran.kemenag.go.id/sura/59
 https://quran.kemenag.go.id/sura/9
 https://quran.kemenag.go.id/sura/57

Anda mungkin juga menyukai