Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsep Negara Dalam Fiqh


Siyasah
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Fiqh Siyasah

OLEH : SALSABILA LUBIS (0720072 )

DOSEN PENGAMPU : M. HASAN NASUTION, SH.,MH

JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL ISLAHIYAH

BINJAI

2020/2021
Kata Penghantar
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Konsep Negara
Dalam Fiqh Siyasah” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Siyasah
dari Bapak M. HASAN NASUTION, SH., MH. Selain itu, penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Konsep Negara Dalam
Fiqh Siyasah.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak M. HASAN


NASUTION, SH., MH. selaku Dosen mata kuliah Fiqh Siyasah. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan saya berkaitan dengan topik yang
diberikan. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan . Oleh karena itu saya memohon maaf
atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Saya juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Binjai, Oktober 2021

Penyusun

SALSABILA LUBIS

i
DAFTAR ISI

Kata Penghantar........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
Konsep Negara dalam Fiqh Siyasah.....................................................................3
1. Tujuan Negara...............................................................................................3
2. Tugas Negara;...............................................................................................5
3. Hak dan kewajiban warga Negara................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN PENUTUP........................................................................8
A. KESIMPULAN.............................................................................................8
B. PENUTUP.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada 3 kategori hukum yang berlaku dalam lingkungan masyarakat muslim,
yaitu hukum syariat, hukum fiqh dan siyasah syar’iyah.

Menurut Mahmud syaltout, syariat adalah hukum-hukum dan aturan-aturan


yang ditetapkan untuk hamba-NYA supaya diikuti dalam hubungan dengan Allah
dan sesama manusia.1

Fiqh mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Mencakup pembahasan


tentang hubungan antara manusia dengan tuhannya (ibadah), dan hubungan antara
sesama manusia secara luas (muamalah). Aspek muamalah ini dapat dibagi
menjadi jinayah ( pidana), munakahat (perkawinan), mawaris (kewarisan),
murafaat (hokum acara), siyasah (politik / ketatanegaraan) dan al-ahkam al-
dualiyah (hubungan internasional).2

Fiqh siyasah merupakan salah satu aspek hukum islam yang membicarakan
tentang pengaturan dan pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi
mencapai kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.3

Sebagai ilmu ketatanegaraan dalam islam fiqh siyasah antara lain


membicarakan tentang siapa sumber kekuasaan, siapa plaksana kekuasaan, apa
dasar kekuasaan dan bagaimana cara cara plaksana kekuasaan menjalankan
kekuasaan yang diberikan kepadanya, dan kepada siapa pelasana kekuasaan
mempertanggungkan kekuasaannya.4

1
Farouq Abu Zaid, Al-Syari’ah Al-Islamiyyah Nayn Al-Muhafizhin Wa Al-Mujaddidin,
Terjemahan Husein Muhammad, Hukum Islam Antara Tradisionalis Dan Modernis, (Jakarta:
P3M,1986), Hlm 17.
2
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam,(Jakarta:Prenada
Media Group,2014) Hlm 3
3
Ibid, Hlm 4
4
Munawir Sjadzali, Islam Dan Tata Negara Ajaran Sejarah Dan Pemikiran, (Jakarta: UI
Press, 1991) Hlm 2-3

1
Abdurrahman taj yang merumuskan siyasah syariyah sebagai hukum-hukum
yang mengatur kepentingan negara, mengorganisasi permasalahan, umat sesuai
dengan jiwa (semangat) syariat dan dasar-dasarnya yang universal demi
terciptanya tujuan-tujuan kemasyarakatan, meskipun pengaturan tersebut tidak
ditegaskan dalam Al Qur’an dan al-sunnah.5

B. RUMUSAN MASALAH
Saya membatasi pembahasan dalam penulisan ini pada masalah-masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep negara dalam fiqh siyasah?


2. Apa tujuan dan tugas Negara?
3. Apa hak dan kewajiban warga Negara?

C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca
dalam hal konsep Negara dalam fiqh siyasah. Agar kita mengetahui apa saja
tujuan dan tugas Negara dan apa aja sih hak dan kewajiban sebagai warga Negara
saya rangkum dalam makalah ini.

5
Abd Al-Rahman, Al-Siyasah Al-Syar’iyah Wal Al-Fiqh Al-Islami (Mesir: Mathba’ah Dar
Al-Ta’lif,1993), Hlm 10.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Negara dalam Fiqh Siyasah
Negara merupakan organisasi masyarakat tertinggi yang bertugas
menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Negara juga merupakan alat
kekuasaan untuk mengatur hubungan orang atau individu yang ada di dalamnya.
Negara didirikan untuk melindungi manusia dari kewenang-wenangan satu
golongan atau orang terhadap orang atau golongan yang lain. Negara mempunyai
kekuatan dan kekuasaan memaksa agar peraturan-peraturan yang diciptakaan
dapat dipatuhi sejauh tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran islam itu sendiri.

1. Tujuan Negara
Menurut “Muhammad Asad” tujuan Negara adalah menjalankan persamaan
hak dan keadilan, menuju yang hak dan menentang yang salah.6 Menurut “Mustaf
As Siba’I” menjelaskan tujuan Negara adalah untuk menegakkan hak dan
keadilan bagi segenap rakyat, serta berusaha untuk memudahkan jalan mencari
penghidupan dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian.7

Tujuan negara menurut Abu al-a'la Mawardi.

1 Untuk memperkukuh persatuan masyarakat.


2 Untuk melindungi lima dasar kebutuhan manusia yaitu
agama,akal,nyawa,keluarga dan harta.
3 Mengelola kekayaan alam yang
4 Menjaga etika etika Islami.
5 Menegakkan keadilan pada masyarakat usahakan kemakmuran bagi setiap
individu sesuai dengan tatanan dalam Islam membentuk masyarakat yang
makmur.

Zakaria Syafe’I, Negara Dalam Perspektif Islam Fiqih Siyasah,( Jakarta: Hartomo Media
6

Pustaka, 2012), Hlm 38


7
Ibid. Hlm 38

3
6 Menciptakan stabilitas dalam setiap aspek kehidupan hingga sembilan
mendukung aktivitas dakwah baik di dalam maupun luar negeri.

Tujuan negara menurut Al Ghazali.

(1) Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan agama sesuai dengan


perintah Allah dan rasulnya.
(2) Mengatur dan mengurus persoalan dunia seperti menghimpun dana
dari sumber yang sah dan membagikannya kepada yang berhak serta
mengusahakan ketertiban, keamanan dan ketentraman.

QS Annisa ayat 58

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat.”

Pada ayat 58 ini diturunkan untuk para pemimpin agar menyampaikan amanat kepada yang
berhak dan apabila membuat suatu hukum agar berlaku dengan adil

QS Annisa ayat 59

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah rasulnya dan ulil
amri diantara kamu. Kemudia, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan rasul, jika kmau beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu( dan lebih baik akibatnya.”

Pada ayat 59 ditujukan kepada rakyat agar mematuhi pemimpin yang bertindak
adil kecuali pemimpin yang bertindak kemaksiatan

QS Al hajj ayat 41

“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka


melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”

4
Pada ayat ini ibnu taimiyah berpendapat bahwa semua kepemimpinan dalam islam
tujuannya adalah menegakkan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar.

2. Tugas Negara;
Pertama, tugas menciptakan UU yg sesuai dengan ajaran-ajaran islam. Yang
dilakukan oleh kekuasaan legislatif dalam hal ini Negara mempunyai kewenangan
untuk melakukan interprestasi, analogi dan inferensi atas nash-nash Al Qur’an dan
hadis.

Kedua, tugas melaksanakan UU. Untuk itu yang melaksanakannya, Negara


memiliki kekuasaan eksekutif di sini Negara memiliki kewenangan untuk
menjabarkan dan mengaktulisasikan perundang-undangan yang telah dirumuskan
tersebut. Negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubungan dengan dalam
negeri maupun hubungan internasional.

Ketiga, tugas mempertahankan hukum dan perundang-undangan yang telah


diciptakan lembaga legislatif. Tugas ini dilakukan oleh lembaga yudikatif
kekuasaan lembaga ini biiasanya meliputi wilayah al-hisbah (lembaga peradilan
untuk menyelesaikan perkara-perkara pelanggaran ringan seperti kecurangan dan
penipuan dalam bisnis.) wilayah al-qadha’(lembaga peradilan yang memutuskan
perkara-perkara antaara sesame warganya baik perdata maupun pidana.) dan
wilayah al-mazhalim (lembaga peradilan yang menyelesaikan pekara
penyelewengan pejabat neegara dalam melaksanakan tugasnya, seprti pembuatan
keputusan politik yang meerugikan dan melanggar kepntingan atau hak-hak rakyat
serta perbuatan pejabat Negara yang melanggar HAM rakyat.)8

Tugas negara menurut Al baqillani.

a. Menegakkan hukum
b. Membela umat dari gangguan musuh.
c. Penindasan dan menghilangkan keresahan rakyat.
d. Memeratakan penghasilan negara bagi masyarakat rima menjalankan
syariat islam
8
Muhammad Iqbal,Op.Cit, hlm157-158

5
3. Hak dan kewajiban warga Negara
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga
negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Sedangkan
Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan
oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara.

Hak seorang warga Negara

1. Hak hukum terdiri dari 5 elemen yang meliputi hak procedural,hak


ekspresif,control tubuh, property dan layanan.
2. Hak politik terdiri dari 4 elemen yang meliputi hak pribadi, hak organisasi,
hak naturalisasi dan hak oposisi
3. Hak social terdiri dari 4 elemen yang meliputi hak mengaktifan dan
pencegahan, hak peluang usaha, hak distibusi dan hak konvensasi.
4. Hak partisipasi organisasi.

Apabila seorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai


kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah peranan
itu lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Istilah peranan mencakup 3 hal yaitu :

a. Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam


masyarakat. Dalam konteks ini peranan merupakan rangkaian peraturan
yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 9
c. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.

Hak dan kewajiban warga negara itu timbul atau bersumber dari negara.
Maksudnya negaralah yang memberikan ataupun membebankan hak dan
9
Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1990)
Hlm 269.

6
kewajiban itu kepada warganya. Pemberian/pembebanan dimaksud dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan sehingga warga negara maupun
penyelenggara negara memiliki peranan yang jelas dalam pengaplikasian dan
penegakkan hak serta kewajiban tersebut.

QS Al-Hujurat ayat 13. 

‫ ۚ اِ َّن‬P‫ا َرفُ ْوا‬PP‫ َل لِتَ َع‬Pِ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕى‬
‫اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.(QS. Al-Hujurat ayat 13)

Islam melindungi, menghormati, dan menjunjung tinggi hak dan kewajiban


setiap manusia. Islam menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dimana
manusia tidak dapat hidup sendirian dan pastilah memerlukan bantuan dari orang
lain. Masih banyak manusia yang seringkali melanggar HAM manusia lain dan
mengambil hak manusia lain sehingga mejadi permasalahan yang besar dalam
kehidupan. Pelanggaran HAM masih banyak terjadi baik di negara berkembang
ataupun negara maju sekalipun. Karena HAM adalah mutlak pemberian dari Allah
SWT, maka tidak ada seorangpun yang dapat menggantinya.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan dari sebuah Negara adalah untuk melindungi manusia dan suatu
wilayah dari wewenang satu golongan atau orang terhadap orang atau golongan
yang lain. Negara mempunyai kekuatan hukum yang memaksa . Tugas dari suatu
Negara adalah menciptakan, melaksanakan dan mempertahankan hukum
perundang-undangan. Tujuan Negara adalah harapan dan cita-cita yang hendak
dicapaudan tugas Negara adalah mewujudkan harapan dan cita-cita Negara.

Hak warga negara adalah hak yang diterima setiap manusia yang berada
pada suatu negara tertentu dan dibatasi dengan adanya aturan yang berlaku.
Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
warga negara yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan.

B. PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun, apabila ada kesalahan diharapkan kritik
dan saran dari semua pihak, apabila ada kebenaran dari apa yang kami tulis itu
semua adalah murni pertolongan dan petunjuk dari Allah. Semoga tulisan ini
dapat diambil manfaat oleh para pembaca sebagai tambahan pengetahuan dalam
mengarungi samudera ilmu tuhan, dan menjadi amal baik saya, aamiin.  

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Rahman, A. (1993). Al-Siyasah Al-Suar'iyah Wal Al-Fiqh Al-Islami. Mesir:


Mathba'ah Dar Al Ta'lif.

Ibal, M. (2014). Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta:


Prenada Media Group.

Musa, M. Y. (N.D.). Nizhal Al-Hukm Fi Al-Islam.

Sjadzali, M. (1991). Islam Dan Tata Negara Ajaran Sejarah Dan Pemikiran.
Jakarta: UI Press.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Penghantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Syafe'i, Z. (2012). Negara Dalam Persfektif Islam Fiqh Siyasah. Jakarta: Hartomo
Media Pustaka.

Zaid, F. (1986). Al-Syar'iyah Al-Islamiyah Nayn Al-Muhafizhin Wa Al-Mujaddin,


Terjemehan Husein Muhammad, Hukum Islam Antara Tradissionalis Dan
Modernis. Jakarta: P3M.

Anda mungkin juga menyukai