Anda di halaman 1dari 31

PSAK 208

KEBIJAKAN AKUNTANSI,
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI,
DAN KESALAHAN
THE TEAM
202170077 - ANINDITYA AULIA
202170093 - ANNA JELITA
PENDAHULUAN
TUJUAN

Tujuan Pernyatan ini adalah untuk meningkakan relevansi


dan keandalan laporan keuangan entitas, daya banding
laporan keuangan sepanjang waktu, dan daya banding
laporan keuangan entitas dengan laporan keuangan entitas
lainnya.
RUANG LINGKUP
Jurusan Ipa

Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan


penerapan kebijakan akuntansi, serta pencatatan
perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi, dan koreksi kesalahan periode
sebelumnya.
DEFINISI
• Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan, dan
praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
• Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian untuk mencantumkan,
dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk
satu atau lebih periode sebelumnya yang timbul dari kegagalan untuk
menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal
• Material didefinisikan dalam PSAK 201 paragraf 7 dan digunakan
dalam Pernyataan ini dengan arti yang sama.
DEFINISI
• Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan
tersebut telah diterapkan.
• Penerapan prospektif suatu perubahan ebijakan akuntansi dan
pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi
• Penyajian kembali refrospektif adalah koreksi pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan
seolah-olah kesalahan periode sebelumnya tidak pernah terjadi.
DEFINISI
• Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumiah tercatat aset atau liabilitas,
atau jumiah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari,
dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
• Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
• Tidak praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak
dapat menerapkannya setelah seluruh usaha yang rasional dilakukan.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemilihan dan Penerapan
Kebijakan Akuntansi

Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,


peristiwa atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk
pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.

SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan


keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi,
peristiwa dan kondisi lain. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu
diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemilihan dan Penerapan
Kebijakan Akuntansi

Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain, maka
manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
(a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomik pengguna; dan
(b) andal, yaitu laporan keuangan yang:
• (i)menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
• (ii)mencerminkan substansi ekonomik transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan bukan hanya
bentuk hukum;
• (iii)netral, yaitu bebas dari bias;
• (iv)pertimbangan sehat; dan
• (v)lengkap dalam seluruh hal yang material.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemilihan dan Penerapan
Kebijakan Akuntansi

Dalam membuat pertimbangan yang dideskripsikan dalam paragraf 10, manajemen


mengacu, dan mempertimbangkan keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai
dengan urutan menurun:
• (a) peryaratan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait:
dan
• (b) definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, liabilitas,
penghasilan dan beban dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Kerangka
Konseptual).
KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk


transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik
mergatur atau mengizinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang
berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengizinkan
pengelompokan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan
secara konsisten untuk setiap kelompok.
PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan
tersebut:
• (a) disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
• (b)menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi,
peristiwa, atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan, atau arus kas entitas.
Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
• (a) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lain yang berbeda secara substansi
daripada yang terjadi sebelumnya; dan
• (b) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristia atau kondisi lain yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai-kembali aset sesuai
dengan PSAK 216: Aset Tetap atau PSAK 238: Aset Tak berwujud
adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesai dengan PSAK 216 atau PAK 238, bukan
sesuai dengan Pernyataan ini.
Penerapan Perubahan Kebijakan
Akuntansi
Bergantung pada paragraf 23:
• entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari
penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam
ketentuan transist dalam PSAK tersebut, jika ada; dan
• jika entitas mengubah ebijakan akuntansi untuk penerapan awal
suatu PSAK yang tidak megatur ketentian transisi untuk perubahan
tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
PENERAPAN RETROSPEKTIF
Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan secara retrospektif sesuai dengan paragraf 19(a) atau 19(b),
maka entitas menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang
terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif
lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan
akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.
PENGUNGKAPAN

Jika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau periode
sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang,
maka entitas mengungkapkan:
• (a) judul PSAK;
• (b) bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan
transisinya, ketika dapat diterapkan;
• (c) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
• (d) penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
• (e) ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika
dapat diterapkan;
PENGUNGKAPAN
• (f) untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian:
(i)untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
(ii) laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atas entitas;
• (g) jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut disajikan,
sepanjang praktis; dan
• (h) jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) dan 19(b) tidak praktis untuk
satu periode sebelumnya tertentu, atau periode-periode sebelum periode tersebut disajikan,
keadaan yang mendirong keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan
perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.

Laporan keangan periode selanjurya tidak perus mengulang pengungkapan ini.


29. Apabila modifikasi kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela menghasilkan dampak pada periode yang
berjalan atau yang telah berlalu, akan memberikan pengaruh pada periode tersebut kecuali tidak
memungkinkan untuk menentukan jumlah penyesuaian, entitas harus mengungkapkan:

(a) Karakteristik perubahan dalam kebijakan akuntansi;


(b) Rationale di balik adopsi kebijakan akuntansi baru yang menawarkan informasi yang lebih andal;
(c) Jumlah penyesuaian, jika memungkinkan, untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya;
(d) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode sebelumnya, jika dapat dilakukan secara praktis; dan
(e) Penjelasan mengenai ketidakpraktisan retrospektif.
30. Jika suatu entitas belum menerapkan PSAK terbaru yang telah diterbitkan, entitas harus mengungkapkan:

(a) Keadaan ini;


(b) Informasi yang relevan untuk mengevaluasi kemungkinan dampak penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan
pada periode awal implementasinya.

31. Sesuai dengan ketentuan pada paragraf 30, entitas diharapkan untuk mempertimbangkan mengungkapkan:

(a) Nama lengkap PSAK yang baru diadopsi;


(b) Karakteristik dari perubahan standar atau kebijakan akuntansi;
(c) Tanggal yang ditetapkan untuk penerapan PSAK yang telah disyaratkan;
(d) Tanggal awal yang direncanakan untuk penerapan PSAK tersebut;
(e) Apakah ada diskusi mengenai dampak dari penerapan awal PSAK atau pernyataan apabila dampaknya tidak dapat
diprediksi atau diestimasi secara wajar.
PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI
Estimasi memerlukan evaluasi berdasarkan informasi terbaru yang tersedia dan dapat dipercaya.
Sebagai contoh, situasi di mana estimasi diperlukan meliputi:

- Penghitungan piutang yang tidak tertagih.


- Penilaian persediaan yang sudah usang.
- Penilaian nilai wajar dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
- Penentuan umur manfaat atau pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi masa depan
yang terkait dengan aset yang sudah terdepresiasi.
- Kewajiban garansi.

35. Ketika ada kesulitan dalam membedakan antara perubahan kebijakan akuntansi dan perubahan
dalam estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut akan dianggap sebagai perubahan dalam estimasi
akuntansi.
PENGUNGKAPAN

39. Entitas diharuskan untuk mengungkapkan karakteristik dan jumlah perubahan dalam estimasi
akuntansi yang memengaruhi periode berjalan atau diprediksi akan memengaruhi periode yang
akan datang, kecuali jika pengungkapan dampak pada periode yang akan datang tidak
memungkinkan karena sulitnya memperkirakan dampak tersebut.

40. Apabila entitas tidak dapat mengungkapkan jumlah dampak pada periode yang akan datang
karena estimasinya tidak dapat dipraktikkan, entitas wajib mengungkapkan alasan tersebut.
KESALAHAN

Kesalahan material yang ditemukan dalam periode berjalan


diperbaiki sebelum laporan keuangan diterbitkan.

Kesalahan material yang baru terdeteksi pada periode berikutnya


atau kesalahan periode lalu diperbaiki pada informasi yang
dibandingkan dalam laporan keuangan periode berikutnya.
42 >> Berdasarkan paragraf 43, entitas harus mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya
secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya
kesalahan. Ini mencakup:

• Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya.


• Jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka menyajikan kembali saldo
awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sajian paling awal sebelumnya di mana
kesalahan terjadi.
KETERBATASAN PENYAJIAN KEMBALI
RETROSPEKTIF

43 >> Kesalahan periode sebelumnya dikoreksi


secara retrospektif kecuali jika tidak praktis untuk
menentukan dampak spesifik periode atau dampak
kumulatif kesalahan.
44 >> Jika tidak mungkin menentukan dampak spesifik periode dari kesalahan pada informasi
perbandingan untuk satu atau lebih periode, entitas akan menampilkan kembali saldo awal aset,
liabilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal yang dapat praktis disajikan.

45 >> Jika tidak mungkin menentukan dampak kumulatif, entitas akan menampilkan kembali
saldo awal informasi perbandingan untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal
yang praktis untuk periode berjalan hingga kesalahan pada seluruh periode sebelumnya.
PENGUNGKAPAN KESALAHAN
PERIODE SEBELUMNYA
49 >> Dalam menerapkan paragraf 42, entitas perlu mengungkapkan:
• Sifat kesalahan periode sebelumnya.
• Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, termasuk koreksi untuk pos-pos laporan
keuangan yang terpengaruh dan laba per saham dasar dan dilusian (jika PSAK 56
diterapkan).
• Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal.
• Penjelasan mengenai keadaan yang membuat penyajian kembali retrospektif tidak praktis
untuk suatu periode sebelumnya tertentu, beserta bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah
dikoreksi.

Pengungkapan ini tidak perlu diulang dalam laporan keuangan periode selanjutnya.
KETIDAKPRAKTISAN PENERAPAN RETROSPEKTIF
DAN PENYAJIAN KEMBALI
RETROSPEKTIF

50 >> Dalam beberapa kasus, tidaklah praktis untuk menyusun data perbandingan dari satu atau lebih periode
sebelumnya untuk dibandingkan dengan periode berjalan. Sebagai contoh, data yang diperlukan untuk
menerapkan kebijakan akuntansi baru secara retrospektif atau untuk melakukan penyajian kembali guna
mengoreksi kesalahan periode sebelumnya mungkin tidak tersedia atau tidak memungkinkan untuk direproduksi.
52 >> Oleh karena itu, penerapan retrospektif kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode sebelumnya
memerlukan penandaan informasi yang:
(a) Memberikan bukti tentang keadaan pada tanggal terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya;
(b) Tersedia saat menyusun laporan keuangan periode sebelumnya;

dibandingkan dengan informasi lainnya. Namun, untuk beberapa jenis estimasi (misalnya, pengukuran nilai wajar
dengan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan), menjadi tidak praktis untuk membedakan jenis
informasi ini. Jika penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif memerlukan estimasi yang signifikan
sehingga tidak mungkin membedakan kedua jenis informasi ini, maka menjadi tidak praktis untuk menerapkan
kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode sebelumnya secara retrospektif.
54 F
Amendemen terhadap Referensi Kerangka Konseptual dalam SAK memperbarui paragraf 06 dan 11(b).
Entitas harus menerapkan amendemen tersebut untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2020. Penerapan dini diperbolehkan jika entitas juga menerapkan semua amendemen lain dalam
Amendemen terhadap Referensi Kerangka Konseptual dalam SAK. Amendemen paragraf 06 dan 11(b)
harus diterapkan secara retrospektif sesuai dengan Pernyataan ini. Namun, jika entitas menilai bahwa
menerapkan retrospektif tidak praktis atau akan terlalu mahal atau memerlukan usaha berlebihan, entitas
dapat menerapkan amendemen tersebut mengikuti pedoman dari paragraf 23-28. Jika penerapan
retrospektif dari setiap amendemen dalam Amendemen terhadap Referensi Kerangka Konseptual dalam
SAK akan terlalu mahal atau memerlukan usaha berlebihan, entitas dapat mengubah setiap referensi 'tidak
praktis' menjadi 'terlalu mahal atau memerlukan usaha berlebihan' dan setiap referensi 'praktis' menjadi
'mungkin tanpa biaya atau usaha berlebihan', kecuali dalam kalimat terakhir paragraf 27.
54 H
Amendemen PSAK 1 dan PSAK 25 tentang Definisi Material memperbarui PSAK 1 paragraf 07 dan PSAK 25
paragraf 05, serta menghapus PSAK 25 paragraf 06. Entitas harus menerapkan amendemen tersebut secara
prospektif untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020, dengan pilihan penerapan dini.
Jika entitas menerapkan amendemen tersebut untuk periode sebelumnya, hal tersebut harus diungkapkan. Selain
itu, entitas menerapkan penyesuaian paragraf 52 secara prospektif dan paragraf 05 secara retrospektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai