Anda di halaman 1dari 25

1

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI


IAS 8

Oleh:
IMAM MAULANA SIDIQ
NIM 1711070098

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PE R BANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2018
2

BAB I
A. PENDAHULUAN
IAS 8 menguraikan dasar untuk pemilihan kebijakan akuntansi dan
perubahannya. IAS 8 juga menjabarkan ketentuan dan pengungkapan perubahan
yang dibuat di dalam estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode yang lalu.
Tujuan standar ini adalah untuk memperkuat relevansi dan keandalan laporan
keuangan entitas dan dapat diperbandingkan sepanjang waktu, dan juga dengan
laporan keuangan entitas lainnya.
Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk
transaksi sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi
secara khusus membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk
kebijakan yang berbeda itu layak. Bilamana suatu standar atau interpretasi
mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi tersebut, maka suatu kebijakan
akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten terhadap
setiap kategori.
Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar
atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu
harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana tidak ada provisi
peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara
sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-olah
kebijakan tersebut telah selalu diterapkan).
Bilamana perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka komparatif
(periode pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan harus
dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah selalu diterapkan. Dampak dari
kebijakan baru atas laba ditahan (retained earnings) sebelum periode terawal
disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal daripada laba ditahan. Apabila tidak
dapat dipraktekkan untuk menentukan efek periode spesifik atau efek kumulatif dari
perubahan, maka entitas harus menerapkan perubahan secara prospektif dari mulai
periode terawal yang praktis memungkinkan.
Penerapan awal suatu standar atau intrepretasi. Bilamana suatu standar atau
interpretasi yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan perubahan
bilamana mempunyai efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau
mempunyai efek atas periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan
untuk menentukan jumlah penyesuaian yang diperlukan di dalam periode berjalan
atau periode sebelumnya atau yang diharuskan di dalam periode masa datang.
3

BAB II
A. RUANG LINGKUP KEBIJKAN AKUNTANSI (IAS 8)
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip tertentu, basis, konvensi, peraturan
dan praktik yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Ketika sebuah IFRS secara khusus berlaku untuk transaksi , peristiwa
atau kondisi lainnya , kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan untuk item yang
akan ditentukan dengan menerapkan IFRS dan mempertimbangkan setiap
Pedoman Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh IASB untuk IFRS .
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku
untuk transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya , manajemen harus menggunakan
penilaian dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan . Dalam membuat
manajemen penilaian mengacu pada , sebuah mempertimbangkan penerapan ,
sumber-sumber berikut dalam urutan menurun :
(a) persyaratan dan bimbingan dalam SAK berurusan dengan masalah yang
sama dan terkait ; dan
(b) definisi , kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset ,
kewajiban , pendapatan dan beban di Kerangka konseptual.
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten
untuk transaksi yang sama, peristiwa dan kondisi lain, kecuali sebuah IFRS secara
khusus membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi barang yang kebijakan yang
berbeda mungkin tepat . Jika IFRS membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi
tersebut, kebijakan akuntansi yang sesuai harus dipilih dan diterapkan secara
konsisten untuk setiap kategori.
Suatu entitas harus mengubah kebijakan akuntansi hanya jika perubahan :
(a) diperlukan oleh IFRS ; atau
(b) hasil dalam laporan keuangan memberikan informasi yang handal dan
lebih relevan tentang efek dari transaksi , kejadian-kejadian atau kondisi
pada posisi keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas .
Entitas harus memperhitungkan perubahan kebijakan akuntansi yang dihasilkan
dari penerapan awal suatu IFRS sesuai dengan ketentuan transisi yang spesifik ,
jika ada, dalam IFRS itu. Ketika suatu entitas perubahan kebijakan akuntansi atas
penerapan awal dari IFRS yang tidak termasuk ketentuan peralihan khusus yang
berlaku untuk perubahan itu, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela ,
itu akan berlaku perubahan secara retrospektif. Namun, perubahan kebijakan
4

akuntansi harus diterapkan secara retrospektif kecuali sejauh bahwa tidak praktis
untuk menentukan baik efek - periode tertentu atau efek kumulatif dari perubahan.
Perubahan dalam Estimasi Akuntansi
Penggunaan estimasi yang memadai merupakan bagian penting dari
penyusunan laporan keuangan dan tidak melemahkan kehandalan mereka .
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian nilai tercatat aset atau kewajiban
, atau jumlah konsumsi periodik aset , yang dihasilkan dari penilaian status sekarang
, dan manfaat masa depan yang diharapkan dan kewajiban terkait dengan , aset dan
kewajiban . Perubahan estimasi akuntansi hasil dari informasi baru atau
perkembangan baru dan , sesuai, tidak koreksi kesalahan . Pengaruh perubahan
estimasi akuntansi, harus diakui secara prospektif oleh termasuk dalam laporan laba
rugi di :
(a) periode perubahan , jika perubahan mempengaruhi periode saja; atau
(b) periode perubahan dan periode mendatang , jika perubahan
mempengaruhi kedua.
Kesalahan periode sebelumnya
Kesalahan periode sebelumnya yang kelalaian dari, dan salah saji dalam
laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau penyalahgunaan, informasi yang dapat
dipercaya bahwa:
(a) yang tersedia ketika laporan keuangan untuk periode yang telah
disetujui untuk diterbitkan; dan
(b) bisa diperkirakan mungkin telah diperoleh dan diperhitungkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan tersebut mencakup dampak kesalahan matematika, kesalahan dalam
menerapkan kebijakan akuntansi, kelalaian atau salah tafsir dari fakta, dan
penipuan.
Kecuali untuk transaksi yang tidak praktis untuk menentukan baik efek-periode
tertentu atau kumulatif pengaruh kesalahan, suatu entitas harus memperbaiki
kesalahan masa materi sebelumnya secara retrospektif di set pertama dari
keuangan Laporan untuk diterbitkan setelah penemuan mereka dengan:
(a) ulangan jumlah komparatif untuk periode sebelumnya (s) disajikan di
mana kesalahan terjadi; atau
5

(b) jika kesalahan terjadi sebelum periode sebelumnya yang disajikan,


ulangan saldo pembukaan aset, kewajiban dan ekuitas untuk periode
sebelumnya yang disajikan.
B. PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi,
peristiwa lain atau kondisi, kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan pada item
yang harus ditentukan dengan menerapkan Standar atau Interpretasi dan
mempertimbangkan setiap Pedoman Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh
IASB untuk Standar atau Interpretasi . [IAS 8,7]
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
transaksi, peristiwa atau kondisi lain, manajemen harus menggunakan penilaiannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan. [IAS 8,10]. Dalam
membuat keputusan bahwa, manajemen harus mengacu dan mempertimbangkan
penerapan, sumber-sumber berikut dalam urutan:
(a) Persyaratan dan bimbingan dalam standar IASB dan interpretasi berurusan
dengan masalah yang sama dan terkait, dan definisi, kriteria pengakuan dan
konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam
Kerangka. [IAS 8,11]
(b) Manajemen juga dapat mempertimbangkan pernyataan terbaru dari lain
penetapan standar badan yang menggunakan kerangka kerja konseptual
yang sama untuk mengembangkan standar akuntansi, sastra akuntansi lain
dan praktik industri yang diterima, sejauh ini tidak bertentangan dengan
sumber-sumber dalam ayat 11. [IAS 8,12] dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
1. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh
pemakai; dan
2. Andal, dalam laporan keuangan yang:
a) menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas;
b) Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukumnya;
c) Netral, yaitu bebas dari bias;
d) Pertimbangan sehat; dan
e) Lengkap dalam semua hal yang material.
6

Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan, manajemen mengacu, dan


mempertimbangkan
keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
a) Persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah
serupa dan terkait; dan
b) Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, laibilitas,
penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan
C. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk
transaksi sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi
secara khusus membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk
kebijakan yang berbeda itu layak. Bilamana suatu standar atau interpretasi
mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi tersebut, maka suatu kebijakan
akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten terhadap
setiap kategori.
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan:
 Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal.
 Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-
olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Perubahan Prinsip Akuntansi
Suatu entitas harus merubah suatu kebijakan akuntansi hanya apabila perubahan,
 Diharuskan oleh suatu standar atau interpretasi; atau
 Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh
laporan keuangan dalam hal efek transaksi, peristiwa lain, atau kondisi atas
posisi keuangan entitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
Dapat dicatat bahwa hal berikut bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
 Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau
kondisi yang membedakan substansi dari hal-hal yang terjadi sebelumnya;
dan;
 Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk transaksi, peristiwa
lain, atau kondisi yang tidak terjadi sebelumnya atau tidak material.
7

Menerapkan Perubahan Dalam Kebijakan Akuntansi


Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu
standar atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan
tertentu harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana tidak ada
provisi peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya
secara sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-
olah kebijakan tersebut telah selalu diterapkan).
Bilamana perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka
komparatif (periode pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan
keuangan harus dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah selalu
diterapkan. Dampak dari kebijakan baru atas laba ditahan (retained earnings)
sebelum periode terawal disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal daripada
laba ditahan. Apabila tidak dapat dipraktekkan untuk menentukan efek periode
spesifik atau efek kumulatif dari perubahan, maka entitas harus menerapkan
perubahan secara prospektif dari mulai periode terawal yang praktis memungkinkan.
Pengungkapan atas Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan awal suatu standar atau intrepretasi. Bilamana suatu standar atau
interpretasi yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan perubahan
bilamana mempunyai efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau
mempunyai efek atas periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan
untuk menentukan jumlah penyesuaian yang diperlukan di dalam periode berjalan
atau periode sebelumnya atau yang diharuskan di dalam periode masa datang.
Entitas harus mengungkapkan:
 Judul standar atau interpretasi;
 Bilamana dapat diterapkan, bahwa perubahan yang dilakukan sesuai dengan
persyaratan peralihan;
 Sifat perubahan kebijakan akuntansi;
 Bilamana dapat diterapkan, suatu keterangan mengenai persyaratan
peralihan;
 Bilamana dapat diterapkan, persyaratan peralihan harus mempunyai dampak
atas periode masa datang; .
 Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan hingga
sebatas yang dapat dipraktikkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos
lini laporan keuangan;
8

 Bilamana dapat diterapkan, pendapatan persaham dasar dan dilusian untuk


periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang
dapat dipraktekkan; dan
 Bilamana penerapan retrospektif tidak dapat dipraktekkan, maka keadaanlah
yang menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari
mana kebijakan akuntansi telah diterapkan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi Secara Sukarela. Dalam hal perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, bilamana perubahan sebelumnya mempunyai dampak
pada periode berjalan atau periode sebelumnya atau mempunyai dampak pada
periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktekkan guna menentukan jumlah
penyesuaian yang dipersyaratkan di dalam periode berjalan atau periode
sebelumnya atau yang dipersyaratkan di dalam periode masa datang, maka entitas
harus membuat pengungkapan:
 Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
 Alasan atas kebijakan baru yang memberikan informasi yang andal dan yang
lebih relevan;
 Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya disajikan, hingga
sebatas yang dapat dipraktekkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos
lini laporan keuangan;
 Bilamana dapat diterapkan, pendapatan per saham dasar dan dilusian untuk
periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang
dapat dipraktekkan; dan
 Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelum hal tersebut
disajikan, hingga sebatas yang dapat dipraktekkan; dan
 Bilamana penerapan berlaku surut tidak dapat dipraktikkan, maka keadaanlah
yang menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari
mana kebijakan akuntansi telah diterapkan.

Bilamana standar atau interpretasi telah diterbitkan tetapi belum efektif, maka
entitas harus mengungkapkan fakta bahwa standar-standar atau interpretasi
tersebut telah diterbitkan pada tanggal otorisasi laporan keuangan tetapi tidak
efektif.
Setiap informasi yang diketahui atau yang dapat diestimasi berkaitan dengan
penilaian terhadap dampak kemungkinan dari standar atau interpretasi baru harus
9

juga diungkapkan. Laporan keuangan periode berikutnya tidak perIu mengulang


pengungkapan tersebut.
Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-
elemen dalam LK.
i. Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi
terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.
ii. Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur
secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang
melekat pada aktivitas bisnis.
iii. Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam
penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi.
i. Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah
pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan
ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
ii. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
iii. Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai
berikut:
i. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan
aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
ii. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan
di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu;
atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan
berdampak pada keduanya.
Atas catatan mengenai ketidakpastian yang inheren dalam aktivitas bisnis,
banyak pos yang ada di dalam laporan keuangan yang diestimasi karena tidak dapat
diukur dengan akurat. Estimasi akuntansi mungkin dapat mengubah catatan
10

lingkungan bisnis, atau ketika manajemen memperoleh lebih banyak pengalaman.


Perubahan semacam ini tidak perlu untuk menyatakan kembali atas laporan
keuangan periode sebelumnya, karena tidak menyatakan kepada suatu koreksi dari
suatu kesalahan.
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak unsur
dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat
diestimasi. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
i. Piutang tidak tertagih;
ii. Persediaan yang rusak;
iii. Nilai wajar aset keuangan atau laibilitas keuangan;
iv. Umur manfaat, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
mendatang yang melekat pada, aset yang didepresiasikan; dan
v. Kewajiban garansi penggunaan estimasi rasional adalah bagian mendasar
untuk penyiapan laporan keuangan dan tidak mengurangi keandalannya.

Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai
sifatnya, revisi estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu
kesalahan. Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan adalah
perubahan kebijakan akuntansi, dan bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika
sulit untuk membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan
estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.

Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37,


diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
i. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
ii. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.

Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan


laibilitas, atau terkait dengan suatu itemekuitas, perubahan estimasi akuntansi
tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat itemaset, liabilitas, atau
ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
11

Pengungkapan atas Perubahan Estimasi Akuntansi


Suatu entitas harus mengungkapkan jumlah dan sifat perubahan estimasi
akuntansi, yang mempunyai dampak di dalam periode berjalan. Demikian pula,
entitas harus mengungkapkan dampak perubahan yang diharapkan di dalam
periode mendatang, jika tidak praktis untuk dilakukan. Dalam hal tersebut, entitas
harus mengungkapkan fakta bahwa tidak praktis untuk mengestimasi dampak
perubahan estimasi akuntansi pada periode mendatang.
Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berarti
bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain sejak
tanggal perubahan dalam estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat
hanya berakibat pada laba atau rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode
berjalan dan periode mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi
piutang tidak tertagih hanya berdampak pada laba atau rugi periode berjalan dan
oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Namun, suatu perubahan estimasi
umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
mendatang pada, suatu aset yang dapat disusutkan berdampak pada beban
penyusutan untuk periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur
manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang terkait dengan
periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode berjalan.
Dampak, jika ada, pada periode mendatang diakui sebagai penghasilan atau beban
pada periode mendatang tersebut.
Kesalahan
Kesalahan di dalam laporan keuangan dapat menimbulkan catatan mengenai
pengakuan, pengukuran, penyajian yang salah, atau pengungkapan pos di dalam
laporan keuangan. Bilamana laporan keuangan berisi kesalahan-kesalahan yang
material, maka tidak dapat dianggap mematuhi IFRS.
Tiga analisis kesalahan:
1. Jenis kesalahan yang terlibat
2. Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan
3. Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah kesalahan ditemukan
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan
pada pertiode berjalan sebagai penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba.
1. Kesalahan Laporan Posisi Keuangan merupakan kesalahan yang hanya
mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas.
a) Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi seharusnya
12

b) Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan posisi


keuangan periode sebelumnya untuk tujuan perbandingan.
2. Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian aset,
liabilitas, dan ekuitas.
3. Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan
beban yang tidak sesuai tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan dan
laba bersih.
Entitas harus mengoreksi kesalahan material yang terkait dengan periode
sebelumnya, berlaku surut di dalam perangkat laporan keuangan pertama yang
diotorisasikan untuk diterbitkan setelah penemuannya dengan;
1. Menyatakan kembali jumlah komparatif untuk periode-periode yang disajikan
bilamana kesalahan itu terjadi; atau
2. Apabila kesalahan yang terjadi sebelum periode sebelumnya yang terawal
disajikan, maka pernyataan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas
untuk periode sebelumnya terawal disajikan.

Kesalahan dapat timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti


transaksianggaran, kesalaha perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan
standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau pun
kelalaian. Kesalahan-kesalahan tersebut mempunyai pengaruh yang penting pada
satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan keuangan
yang bersangkutan tidak dapat diandalkan lagi. Kesalahan-kesalahan yang terjadi
tersebut perlu dilakukan koreksi. Koreksi kesalahan yang terjadi pada periode
berjalan, cukup dengan pembetulan pada perkiraan yang bersangkutan pada
periode berjalan. Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan dan mempengaruhi
posisi kas, dilakukan dengan pembetulan perkiraan pendapatan atau belanja yang
bersangkutan. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang terlalu besar
dikeluarkan dan mempengaruhi posisi kas, yang ditemukan setelah laporan
keuangan diterbitkan dilakukan pembetulan dengan menambah perkiraan
pendapatan lain-lain dan
menambah saldo Kas. Apabila kesalahan tersebut menambah jumlah belanja dan
mengurangi saldo Kas maka pembetulan dilakukan pada perkiraan ekuitas dana
lancar.
Kesalahan juga dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai
13

dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang
disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas tertentu. Potensi kesalahan periode berjalan yang
ditemukan pada periode itu dikoreksi sebelum laporan keuangan diterbitkan. Namun,
kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai suatu periode
kemudian, dan kesalahan periode lalu dikoreksi pada informasi komparatif sajian
pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan baik yang terlalu kecil maupun
terlalu besar diterima dan mempengaruhi posisi kas serta terjadi setelah laporan
keuangan diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan ekuitas dana lancar. Koreksi
kesalahan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan laporan keuangan
sudah diterbitkan serta tidak mempengaruhi posisi Kas maka dilakukan pembetulan
pada perkiraan-perkiraan neraca terkait.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
 Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana
kesalahan terjadi; atau
 Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, menyajikan
kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling
awal keterbatasan penyajian kembali retrospektif .

Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajian-kembali secara retrospektif


kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau
dampak kumulatif kesalahan. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
periode-tertentu dari kesalahan pada informasi komparatif
untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo
pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajian-
kembali retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan).
Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal periode
berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan-kembali
informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal
paling praktis. Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laporan laba rugi
pada periode dimana kesalahan ditemukan. Informasi sajian atas periode lalu,
termasuk ringkasan data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin
14

adalah praktisKetika tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya


kesalahan penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas,
sesuai dengan paragraf 45, menyajikan-kembali informasi komparatif secara
prospektif sejak tanggal paling awal adalah praktis.
Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian-kembali aset, laibilitas, dan ekuitas
yang timbul sebelum tanggal itu. Paragraf 50-53 memberikan panduan kapan adalah
tidak praktis untuk mengoreksi kesalahan untuk satu atau lebih periode lalu.
Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi
akuntansi sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat
tambahan informasi yang diketahui kemudian. Misalnya, laba atau rugi yang diakui
akibat hasil suatu kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan.
Kesalahan Periode Lalu
adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk
menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
a) Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
b) Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk:
a) Dampak kesalahan perhitungan matematis,
b) Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
c) Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
d) Kecurangan.
Koreksi Kesalahan Periode Lalu
Koreksi kesalahan material periode lalu:
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana
kesalahan terjadi; atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu
sajian paling awal
Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu.
Dalam penerapan paragraf 42, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Sifat kesalahan periode lalu;
15

b) Untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis, jumlah koreksi:


o Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
o Jika menerapkan psak 56: laba per saham, maka mengungkapkan laba
per saham dasar dan dilusian;
c) Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d) Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana
dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, kesalahan
diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan dalam tahun
berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan. Jika laporan komparatif
disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh haruslah dinyatakan
kembali untuk mengkoreksi kesalahan.
Ada tiga jenis kesalahan:
1. Kesalahan Dalam Neraca
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas
pemegang saham. Contoh:
 Klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari investasi
 Klasifikasi wesel bayar sebagai hutamg usaha
 Klasifikasi aktiva pabrik sebagai persediaan.

Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan reklasifikasi atas pos-pos


tersebut ke posisi yang benar.
2. Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan
laba-rugi.
Contoh:
 Mencatat pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan
 Mencatat pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu
 Beban penyusutan sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasi
diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
3. Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-Rugi
Mempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi. Diklasifikasikan menjadi
2, yaitu:
16

1) Kesalahan yang saling menyeimbangkan


Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau belum..?
Jika pembukuan sudah ditutup :
 Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal
yang diperlukan.
 Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal
untuk menyesuaikan penyajian saldo laba ditahan.
Jika pembukuan belum ditutup :
 Jika kesalahan sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah
memasuki tahun kedua, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk
mengkoreksi periode berjalan dan menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan.
 Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka ayat jurnal akan
diperlukan untuk menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan dan mengkoreksi
saldo periode berjalan.
2) Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan setelah lebih dari
periode 2 tahun, maka ayat jurnal untuk kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan ini akan menjadi lebih kompleks dan ayat jurnal koreksi
akan diperlukan, meskipun pembukuan telah ditutup.
17

Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba


Rugi
 Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya
selama 2 periode.
i.Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
a) Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca
saldo laba ditahan.
ii. Jika perusahaan belum tutup buku:
a) Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan
kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal laba
ditahan
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldo
awal laba ditahan
iii. Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus
disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan
tidak diperlukan.
Contoh Umum Counterbalancing Errors
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual
sebesar Rp 50 juta.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
(D) Laba ditahan 50 juta
(K) Beban gaji 50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

2. Tidak mencatat beban dibayar di muka


Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50
juta dengan kas dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir
tahun.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
(D) Beban asuransi 50 juta
18

(K) Laba ditahan 50 juta


ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

3. Pendapatan dibayar di muka


Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka
sebesar 50 juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan
tidak membuat jurnal penyesuaian.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
(D) Laba ditahan 50 juta
(K) Pendapatan sewa 50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

4. Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas
bunga sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
(D) Laba ditahan 50 juta
(K) Pendapatan bunga 50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

5. Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan
sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik
tahun 2012 tercatat dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode
persediaan periodik.

 PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
 (D) Pembelian 50 juta
 (K) Laba ditahan 50 juta
 PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
19

 Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada


periode akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk
memperbaiki diri sendiri).
Contoh Umum Non-Counterbalancing Errors
Depresiasi Aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang
diperkirakan memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah
melakukan penjurnalan dengan membebankan biaya perolehan mesin pada
tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru diketahui tahun 2013. PT A
menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset.
 PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
(D) Mesin 50 juta
(D) Beban depresiasi – mesin 10 juta (50jt / 5 tahun)
(K) Laba ditahan 40 juta (50jt – 10jt)
(K) Akumulasi depresiasi – mesin 20 juta (2 x 10jt)
 PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut.
(D) Mesin 50 juta
(K) Laba ditahan 30 juta (50jt – 2 x 10jt)
(K) Akumulasi depresiasi 20 juta

· Kelalaian untuk mencatat Penyusutan


Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari 2001, Hurley Enterprises membeli mesin
seharga $10.000 yang memiliki estimasi umur manfaat selama 5 tahun. Akuntan
secara tidak benar membebankan mesin ini pada tahun 2001. Kesalahan ini baru
ditemukan pada tahun 2002. Jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan ini
menggunakan penyusutan garis lurus atas aktiva ini, maka ayat jurnal per 31
Desember 2002, untuk mengoreksi kesalahan ini, apabila pembukuan belum ditutup,
adalah :

Dr. Mesin $ 10.000


Dr. Beban Penyusutan $ 2.000
Cr. Laba Ditahan $ 8.000
Cr. Akumulasi Penyusutan $ 4.000
20

Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat jurnalnya adalah :
Dr. Mesin $ 10.000
Cr. Laba Ditahan $ 6.000
Cr. Akumulasi Penyusutan $ 4.000
Jurnal Pembetulan Untuk Kesalahan di Periode yang berbeda
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca Saja
Untuk kesalahan yang berpengaruh terhadap akun-akun neraca saja (mulai dari kas
hingga laba ditahan), semuanya memungkinkan untuk dikoreksi—karena tidak ada
istilah tutup buku untuk akun-akun ini. Misalnya:
PT. B menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 1 Maret 2012 diketahui telah
terjadi kesalahan pencatatan transaksi pelunasan utang pada tanggal 28 Agustus
2011. Pembayaran utang dagang kepada PT. ABC sebesar Rp 25,000,000 tercatat
sebagai pencicilan utang bank. Atas kesalahan tersebut harus dibuatkan jurnal
koreksi berupa reklasifikasi, jika tidak maka saldo utang bank dan saldo utang
kepada PT. ABC akan salah. Berikut adalah jurnal koreksi-nya:
[Debit]. Utang Dagang – PT. ABC = Rp 25,000,000
[Credit]. Utang – Bank XZY = Rp 25,000,000

Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Laba Rugi Saja


Untuk kesalahan yang berpengaruh hanya pada akun-akun laba rugi saja, tidak
perlu dikoreksi. Ada 2 alasan mengapa tidak perlu dikoreksi:
 Alasan pertama, akun-akun kelompok laba rugi sudah ditutup di akhir periode
saat mana kesalahn terjadi—artinya di akhir periode akun-akun tersebut
sudah di-nol-kan, sehingga tidak dibawa ke periode berikutnya.
 Alasan kedua, baik laba/rugi maupun saldo akhir neraca di akhir periode saat
kesalahan terjadi sudah dalam kondisi benar.
Misalnya: PT. B menggunakan periode buku tahunan. Di periode 2011 perusahaan
salah melakukan pencatatan; transaksi pembayaran listrik sebesar Rp 15,000,000
terlanjur dicatat sebagai pembayaran telepon. Andai kesalahan tersebut diketahui di
tahun 2011 (periode yang sama), maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi
sebagai berikut:
[D). Biaya Listrik Rp 15,000,000
(K) Biaya Telepon Rp 15,000,000
21

Tetapi jika kesalahan tersebut baru diketahui di periode 2012, maka atas kesalahan
tersebut TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi, dengan pertimbangan:
Memang, untuk periode 2011, pengeluaran telepon diakui Rp 15,000,000
lebih besar dari yang seharusnya, sementara di sisi lainnya pengeluaran listrik
kurang diakui sejumlah yang sama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi saldo akhir
kas (di Neraca), juga tidak mempengaruhi laba/rugi bersih di penutupan buku 2011.

Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca dan Akun Laba Rugi
Dilihat dari efeknya terhadap buku di tahun berikutnya, ada 2 macam kesalahan di
sini:
(a) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah dua tahun; dan
(b) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah lebih dari dua
tahun atau bahkan tidak pernah terkoreksi selamanya—untuk kasus yang
sangat khusus.
Tetapi sebagian besar akan terkoreksi dengan sendirinya—meskipun mungkin perlu
waktu beberapa periode. Untuk jenis kesalahan yang akan terkoreksi dengan
sendirinya:

PT. B menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 31 Desember 2011,


PT. B lupa mengakrualkan upah buruh untuk bulan tersebut yang baru dibayarkan
pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar Rp 250,000,000. Sehingga jurnal berikut ini
BELUM di masukan:
(D) Upah Buruh Rp 250,000,000
(K) Utang – Upah Buruh Rp 250,000,000

Akibatnya, tanggal 1 Januari 2012 (pada saat gaji upah dibayarkan—saat mana di
sisi lainnya buku periode 2011 telah ditutup) PT. B baru membuat jurnal sebagai
berikut:
(D) Upah Buruh 250,000,000
(K) Kas 250,000,000

Ini adalah bentuk kesalahan, sebab sesungguhnya upah yang dibayarkan pada 1
Januari tersebut adalah upah untuk bulan Desember 2011, artinya itu pengeluaran
yang seharusnya dibebankan di 2011.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
22

Di Periode 2011: (a) “Biaya” dibebankan terlalu rendah, (b) sehingga pengakuan
“Laba” menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (c) akibat berikutnya, saat
penutupan buku 2011 “Laba Ditahan” pada Neraca menjadi lebih tinggi dari yang
seharusnya, (d) “Utang – Upah Buruh” diakui lebih rendah dari seharusnya.

Di Periode 2012: (a) “Biaya” lebih tinggi dari yang seharusnya, (b) sehingga “Laba”
juga menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Apa yang terjadi pada (c) “Utang –
Upah buruh”? Dan apa yang terjadi pada (d) “Laba Ditahan”? Ada 2 kemungkinan:
Jika kesalahan tersebut disadari sebelum penutupan buku periode 2012 lalu buku
dilihat, maka “Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan nampak salah,
sehingga PERLU dibuatkan jurnal koreksi, sbb:
(D) Laba Ditahan Rp 250,000,000
(K) Biaya Upah Buruh Rp 250,000,000

Tetapi Jika kesalahan tersebut disadari setelah penutupan buku 2012, maka
“Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan menjadi BETUL dengan sendirinya,
sehingga TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi.

Ini dia penyebabnya: Laba Ditahan 2011 diakui terlalu tinggi karena Laba
diakui terlalu tinggi karena beban upah buruh bulan Desember 2011 lupa diakui. Nah
di tahun 2012 upah buruh menjadi terlalu tinggi, sehingga Laba menjadi terlalu
rendah dan mengakibatkan Laba Ditahan juga menjadi terlalu rendah. Dengan kata
lain, kelibahan dan kekurangan pengakuan diantara kedua tahun ini menjadi saling
menutupi, sehingga Laba Ditahan setelah penutupan 2012 telah menjadi betul
(terkoreksi) dengan sendirinya. Demikian juga Utang Upah Buruh.
Ada beberapa jenis kesalahan yang juga akan terkoreksi dengan sendirinya di
periode berikutnya, diantaranya:
(a) “Biaya Telepon” yang lupa diakrualkan
(b) “Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid)” yang seharusnya dibebankan secara
bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi dibebankan sekaligus
(c) “Pendapatan Bunga” yang lupa diakrualkan
(d) “Pendapatan Diterima Di Muka (Deposit)” yang seharusnya diakui sebagai
pendapatan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi diakui
sekaligus.
23

(e) “Pengunaan Persediaan” yang terlalu rendah/tinggi diakui.


(f) “Pembelian Persediaan” yang belum diterima, tetapi sudah diakui sebagai
penambah barang persediaan.
Seperti disampaikan sebelumnya, ada juga jenis kesalahan khusus yang
butuh waktu lama (mungkin 5, 7, 10, atau bahkan 30 tahun) untuk terkoreksi dengan
sendirinya. Jenis kesalahan ini biasanya transaksi terkait dengan aktiva tetap (baik
yang berwujud atau tidak berwujud) antara lain:
Pengeluaran perbaikan bangunan yang harusnya dikapitalisasi tetapi
dibebankanPengeluaran penggantian sparepart mesin yang seharusnya
dikapitalisasi tetapi dibebankanKesalahan perhitungan beban penyusutan. Semua
jenis kesalahan ini butuh waktu lama untuk menjadi terkoreksi dengan sendirinya—
seiring dengan lamanya waktu penyusutan/amortisasi yang dibutuhkan hingga aktiva
tersebut habis umur ekonosmisnya atau dijual. Untuk itu HARUS DIBUATKAN
JURNAL KOREKSI begitu kesalahan diketahui.

Jurnal koreksi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi


(baik yang diketahui di periode yang sama maupun yang yang berbeda).
Penggunaan istilah jurnal koreksi (pembetulan) sering ditukar atau dicampuradukan
dengan jurnal penyesuaian. Padahal sudah jelas, secara harfiah yang namanya
koreksi ya untuk memperbaiki kesalahan. Sedangkan jurnal penyesuaian diperlukan
hanya untuk menyesuaikan pencatatan akibat penggunaan metode akrual,
pengalokasian beban secara gradual, atau akibat adanya perubahan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan (misal: perubahan estimasi atau metode
penghitungan). Bukan untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan pencatatan!
Pada dasarnya, semua jenis kesalahan—jika memungkinkan, seharusnya dikoreksi.
Namun ada beberapa kondisi yang membuat tidak semua kesalahan memerlukan
jurnal koreksi—karena akan betul dengan sendirinya di periode (bulan/tahun)
berikutnya. Kesalahan seperti apa yang membutuhkan jurnal koreksi/pembetulan
dan kesalahan seperti apa yang tidak? Bagaimana membuat jurnal koreksi?
Kesalahan pencatatan bisa saja diketehaui di periode yang sama (misal: transaksi
periode 2011 kesalahannya diketahui di tahun 2011) atau di periode yang berbeda
(transaksi tahun 2011 baru diketahui di tahun 2012).
24

Kesalahan bisa berupa kesalahan klasifikasi atau kesalahan jumlah (salah


hitung atau salah input):
1. Kesalahan Klasifikasi – Untuk kesalahan klasifikasi, tinggal dibuatkan jurnal
reklasifikasi. Misalnya: PT. JAK menggunakan periode buku tahunan. Tanggal 25
Agustus 2011 diketahui terjadi kesalahan pencatatan atas transaksi tanggal 10 Juli
2011 berupa pembelian mesin senilai Rp 60,000,000 yang dimasukan ke dalam
kelompok ‘Aktiva Tetap Bangunan’. Karena kesalahan diketahui di periode yang
sama—dimana penyusutan atas aktiva tetap tersebut belum dicatat, maka yang di
reklasifikasi hanya nilai perolehannya, sehingga jurnal reklasifikasinya adalah sbb:
(D) Aktiva Tetap – Mesin Rp 60,000,000
(K) Aktiva Tetap – Bangunan Rp 60,000,000

2. Kesalahan Jumlah – Misalnya: Pada tanggal 25 Agustus diketahui telah terjadi


kesalahan pencatatan atas pembayaran listrik tanggal 15 Agustus 2011 yang
sebesar Rp 15,000,000 dimasukkan hanya Rp 1,500,000. Koreksi atas kesalahan
jumlah bisa dilakukan dengan cara memasukan jumlah selisihnya:
(D) Biaya Listrik Rp 13,500,000
(K) Kas/Utang PLN Rp 13,500,000
(Rp 15,000,000 – Rp 1,500,000 = Rp 13,500,000)

BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip tertentu, basis, konvensi,
peraturan dan praktik yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Ketika sebuah IFRS secara khusus berlaku untuk
transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya , kebijakan akuntansi atau kebijakan
diterapkan untuk item yang akan ditentukan dengan menerapkan IFRS dan
mempertimbangkan setiap Pedoman Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan
oleh IASB untuk IFRS .
Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu
standar atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi
peralihan tertentu harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana
tidak ada provisi peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan
25

akuntansinya secara sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan


berlaku surut (seolah-olah kebijakan tersebut telah selalu diterapkan).
Atas catatan mengenai ketidakpastian yang inheren dalam aktivitas bisnis,
banyak pos yang ada di dalam laporan keuangan yang diestimasi karena tidak
dapat diukur dengan akurat. Estimasi akuntansi mungkin dapat mengubah
catatan lingkungan bisnis, atau ketika manajemen memperoleh lebih banyak
pengalaman. Perubahan semacam ini tidak perlu untuk menyatakan kembali
atas laporan keuangan periode sebelumnya, karena tidak menyatakan kepada
suatu koreksi dari suatu kesalahan.
Suatu entitas harus mengungkapkan jumlah dan sifat perubahan estimasi
akuntansi, yang mempunyai dampak di dalam periode berjalan. Demikian pula,
entitas harus mengungkapkan dampak perubahan yang diharapkan di dalam
periode mendatang, jika tidak praktis untuk dilakukan. Dalam hal tersebut,
entitas harus mengungkapkan fakta bahwa tidak praktis untuk mengestimasi
dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode mendatang.
Kesalahan di dalam laporan keuangan dapat menimbulkan catatan mengenai
pengakuan, pengukuran, penyajian yang salah, atau pengungkapan pos di
dalam laporan keuangan. Bilamana laporan keuangan berisi kesalahan-
kesalahan yang material, maka tidak dapat dianggap mematuhi IFRS.
Entitas harus mengoreksi kesalahan material yang terkait dengan periode
sebelumnya, berlaku surut di dalam perangkat laporan keuangan pertama yang
diotorisasikan untuk diterbitkan setelah penemuannya dengan;
• Menyatakan kembali jumlah komparatif untuk periode-periode yang disajikan
bilamana kesalahan itu terjadi; atau
• Apabila kesalahan yang terjadi sebelum periode sebelumnya yang terawal
disajikan, maka pernyataan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas
untuk periode sebelumnya terawal disajikan.

Anda mungkin juga menyukai