IAS 8
ACCOUNTING POLICIES : CHANGES IN ACCOUNTING ESTIMATION AND ERROR
A. PENDAHULUAN
IAS 8 menguraikan dasar untuk pemilihan kebijakan akuntansi dan perubahannya. IAS 8 juga menjabarkan
ketentuan dan pengungkapan perubahan yang dibuat di dalam estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode
sebelumnya. Tujuan standar ini adalah untuk memperkuat relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas dan
dapat diperbandingkan sepanjang waktu, dan juga dengan laporan keuangan entitas lainnya. Kebijakan akuntansi,
sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk transaksi sejenis, peristiwa lain, dan kondisi, kecuali suatu
standar atau interpretasi secara khusus membutuhkan atau mengijinkan klasifikasi dari pos-pos untuk kebijakan
yang berbeda itu layak untuk digunakan. Jika suatu standar atau interpretasi mensyaratkan atau mengizinkan
klasifikasi tersebut, maka suatu kebijakan akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten
terhadap setiap kategori. Jika suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar atau interpretasi
yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu harus diikuti dalam mengadopsi perubahan.
Namun, jika tidak ada provisi peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara
sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-olah kebijakan tersebut telah selalu
diterapkan). Untuk perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka komparatif (periode pelaporan
sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan harus dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah
selalu diterapkan. Dampak dari kebijakan baru atas laba ditahan (retained earnings) sebelum periode terawal
disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal daripada laba ditahan. Apabila tidak dapat dipraktekkan untuk
menentukan efek periode spesifik atau efek kumulatif dari perubahan, maka entitas harus menerapkan perubahan
secara prospektif dari mulai periode terawal yang praktis memungkinkan. Penerapan awal suatu standar atau
intrepretasi. Bilamana suatu standar atau interpretasi yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan
perubahan bilamana mempunyai efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau mempunyai efek atas
periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan untuk menentukan jumlah penyesuaian yang diperlukan di
dalam periode berjalan ataU periode sebelumnya atau yang diharuskan di dalam periode masa datang.
C. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip tertentu, basis, konvensi, peraturan dan praktik yang diterapkan
oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.Ketika sebuah IFRS secara khusus berlaku untuk
transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya ,kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan untuk item yang akan
ditentukan denganmenerapkan IFRS dan mempertimbangkan setiap Pedoman Pelaksanaan relevan yangdikeluarkan
oleh IASB untuk IFRS .Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuktransaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya, manajemen harus menggunakan penilaian dalammengembangkan dan menerapkan
suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasiyang relevan dan dapat diandalkan. Dalam membuat
manajemen penilaian mengacu padasebuah mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut dalam urutan
menurun:
a) persyaratan dan bimbingan dalam SAK berurusan dengan masalah yang sama danterkait ; dan
b) definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban di kerangka
konseptual.
lOMoAR cPSD| 19761534
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuktransaksi yang sama, peristiwa dan
kondisi lain, kecuali sebuah IFRS secara khususmembutuhkan atau memungkinkan kategorisasi barang yang
kebijakan yang berbedamungkin tepat. Jika IFRS membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi tersebut,
kebijakanakuntansi yang sesuai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kategori.
dan mempertimbangkan setiapPedoman Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh IASB untuk Standar atau
Interpretasi. [IAS 8,7]
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuktransaksi, peristiwa atau kondisi lain,
manajemen harus menggunakan penilaiannya dalammengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi
yang menghasilkan informasiyang relevan dan dapat diandalkan. [IAS 8,10].
Dalam membuat keputusan bahwa,manajemen harus mengacu dan mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber
berikut dalam urutan:
a) Persyaratan dan bimbingan dalam standar IASB dan interpretasi berurusan denganmasalah yang sama dan
terkait, dan definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, penghasilan dan beban
dalam Kerangka. [IAS8,11]
b) Manajemen juga dapat mempertimbangkan pernyataan terbaru dari lain penetapanstandar badan yang
menggunakan kerangka kerja konseptual yang sama untukmengembangkan standar akuntansi, sastra
akuntansi lain dan praktik industri yangditerima, sejauh ini tidak bertentangan dengan sumber-sumber dalam
ayat 11. [IAS8,12] dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai; dan
Andal, dalam laporan keuangan yang:
menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan aruskas;
Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisilainnya, dan bukan hanya
bentuk hukumnya;
Netral, yaitu bebas dari bias;
Pertimbangan sehat; dan
Lengkap dalam semua hal yang material.
Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan, manajemen mengacu, danmempertimbangkanketerterapan dari,
sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
a) Persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa danterkait; dan
b) Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, laibilitas, penghasilan dan beban dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuanga
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:
Saldo awal
Setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian palingawal.
Jumlah komparatif
Lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olahkebijakan akuntansi baru tersebut sudah
diterapkan sebelumnya
Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh laporankeuangan dalam hal efek
transaksi, peristiwa lain, atau kondisi atas posisi keuanganentitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
Dapat dicatat bahwa hal berikut bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau kondisi yangmembedakan substansi
dari hal-hal yang terjadi sebelumnya dan;
Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk transaksi, peristiwa lain, ataukondisi yang tidak terjadi
sebelumnya atau tidak material.
Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya disajikan, hingga sebatas yangdapat dipraktekkan,
maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini laporan keuangan;
Bilamana dapat diterapkan, pendapatan per saham dasar dan dilusian untuk periode berjalan dan setiap
periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang dapatdipraktekkan; dan
Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelum hal tersebut disajikan,hingga sebatas yang dapat
dipraktekkan; dan
Bilamana penerapan berlaku surut tidak dapat dipraktikkan, maka keadaanlah yangmenyebabkan penerapan
tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana kebijakanakuntansi telah diterapkan.
Bilamana standar atau interpretasi telah diterbitkan tetapi belum efektif, maka entitasharus mengungkapkan fakta
bahwa standar-standar atau interpretasi tersebut telah diterbitkan pada tanggal otorisasi laporan keuangan tetapi tidak
efektif. Setiap informasi yang diketahui atau yang dapat diestimasi berkaitan dengan penilaianterhadap dampak
kemungkinan dari standar atau interpretasi baru harus juga diungkapkan. Laporan keuangan periode berikutnya tidak
perIu mengulang pengungkapan tersebut.
Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemendalam LK.
Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yangtersedia dan dapat
diandalkan
Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara akuratnamun hanya dapat
diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada aktivitas bisnis.
Penggunaan estimasi yang mreasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan LKtanpa
menyesampingkan keandalannya.
Umur manfaat, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa mendatangyang melekat pada, aset
yang didepresiasikan; dan
Kewajiban garansi penggunaan estimasi rasional adalah bagian mendasar untuk penyiapan laporan keuangan
dan tidak mengurangi keandalannya.
Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasarestimasi atau akibat informasi
baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisiestimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi
suatu kesalahan. Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan adalah perubahan kebijakan
akuntansi,dan bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedakan suatu perubahan kebijakan
akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif dalam
laporan laba rugi pada:
Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas,atau terkait dengan suatu
itemekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui denganmenyesuaikan jumlah tercatat itemaset, liabilitas,
atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
Kesalahan
Kesalahan di dalam laporan keuangan dapat menimbulkan catatan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian yang
salah, atau pengungkapan pos di dalam laporankeuangan. Bilamana laporan keuangan berisi kesalahan-kesalahan
yang material, maka tidakdapat dianggap mematuhi IFRS.
Tiga analisis kesalahan:
1) Jenis kesalahan yang terlibat
2) Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan
3) Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah kesalahan ditemukan
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan pada pertiode berjalan sebagai
penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba.
1) Kesalahan Laporan Posisi Keuangan merupakan kesalahan yang hanyamempengaruhi penyajian aset, liabilitas,
dan ekuitas.
Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi seharusnya
lOMoAR cPSD| 19761534
Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan posisi keuangan periode sebelumnya untuk
tujuan perbandingan.
2) Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian aset, liabilitas,dan ekuitas.
3) Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai tidak
mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih.
Entitas harus mengoreksi kesalahan material yang terkait dengan periode sebelumnya, berlaku surut di dalam
perangkat laporan keuangan pertama yang diotorisasikan untukditerbitkan setelah penemuannya dengan;
1) Menyatakan kembali jumlah komparatif untuk periode-periode yang disajikan bilamana kesalahan itu terjadi;
atau
2) Apabila kesalahan yang terjadi sebelum periode sebelumnya yang terawal disajikan,maka pernyataan kembali
saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periodesebelumnya terawal disajikan.
Kesalahan dapat timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti transaksi anggaran, kesalaha perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau
pun kelalaian. Kesalahan-kesalahan tersebut mempunyai pengaruh yang penting pada satu atau lebih laporan
keuangan periode sebelumnya sehingga laporan keuangan yang bersangkutan tidak dapat diandalkan lagi. Kesalahan-
kesalahan yang terjadi tersebut perlu dilakukan koreksi. Koreksi kesalahan yang terjadi pada periode berjalan, cukup
dengan pembetulan pada perkiraan yang bersangkutan pada periode berjalan. Kesalahan yang terjadi pada periode
berjalan dan mempengaruhi posisi kas, dilakukan dengan pembetulan perkiraan pendapatan atau belanja yang
bersangkutan. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang terlalu besar dikeluarkan dan mempengaruhi posisi
kas, yang ditemukan setelah laporan keuangan diterbitkan dilakukan pembetulan dengan menambah perkiraan
pendapatan lain-lain danmenambah saldo kas. Apabila kesalahan tersebut menambah jumlah belanja dan mengurangi
saldo kas maka pembetulan dilakukan pada perkiraan ekuitas dana lancar. Kesalahan juga dapat timbul dalam
pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai
dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian
laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu. Potensi kesalahan periode berjalan yang ditemukan
pada periode itu dikoreksi sebelum laporan Keuangan diterbitkan. Namun, kesalahan material yang kadangkala tidak
ditemukan sampai suatu periode kemudian, dan kesalahan periode lalu dikoreksi pada informasi komparatif sajian
pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan baik yang terlalu
kecil maupun terlalu besar diterima dan mempengaruhi posisi kas serta terjadi setelah laporan Keuangan diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan ekuitas dana lancar. Koreksi kesalahan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan laporan keuangan sudah diterbitkan serta tidak mempengaruhi posisi kas maka dilakukan pembetulan pada
perkiraan-perkiraan neraca terkait. Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahanterjadi; atau
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas,
dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal keterbatasan penyajian kembali retrospektif.
Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajian-kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif kesalahan. Ketika tidak praktis untuk menentukan
dampak periode-tertentu dari kesalahan pada informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas
menyajikan kembali saldo pembuka aset,laibilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajian-kembali
retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan). Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif,
pada awal periode berjalan,dari kesalahan pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan-kembali informasi
komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis. Koreksi kesalahan periode lalu
tidak termasuk dari laporan laba rugi pada periode dimana kesalahan ditemukan. Informasi sajian atas periode lalu,
termasuk ringkasan data keuangan historis disajikan kembali sejauh mungkin adalah praktis Ketika tidak praktis
untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu,
lOMoAR cPSD| 19761534
maka entitas, sesuai dengan paragraf 45, menyajikan-kembali informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal
paling awal adalah praktis. Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian-kembali aset, laibilitas, dan ekuitas
yangtimbul sebelum tanggal itu. Paragraf 50-53 memberikan panduan kapan adalah tidak praktisuntuk mengoreksi
kesalahan untuk satu atau lebih periode lalu. Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi.
Estimasi akuntansi sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan informasi yang
diketahui kemudian. Misalnya, laba atau rugi yang diakui akibat hasil suatu kontinjensi adalah bukan koreksi
kesalahan.
Kesalahan Periode Lalu
adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuanganentitas untuk satu atau lebih
periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan,atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
a) Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
b) Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk
Dampak kesalahan perhitungan matematis
Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi
Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta
Kecurangan
2) Kesalahan Dalam Laporan Laba-RugiHanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam
laporan laba-rugi. Contoh:
Mencatat pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan
Mencatat pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu
Beban penyusutan sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasidiperlukan jika kesalahan
ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
3) Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-RugiMempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi. Diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu:
1. Kesalahan yang saling menyeimbangkan
Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau belum?
Jika pembukuan sudah ditutup:
Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal yang diperlukan.
Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnaluntuk menyesuaikan
penyajian saldo laba ditahan.
Jika pembukuan belum ditutup:
Jika kesalahan sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah memasukitahun kedua, maka
ayat jurnal akan diperlukan untuk mengkoreksi periode berjalan dan menyesuaikan saldo awal
laba ditahan.
Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk
menyesuaikan saldo awal laba ditahan dan mengkoreksi saldo periode berjalan.
2. Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan setelah lebih dari periode 2 tahun, maka ayat
jurnal untuk kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan ini akan menjadi lebih kompleks dan ayat
jurnal koreksi akan diperlukan,meskipun pembukuan telah ditutup.
Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba Rugi
Counterbalancing Errors
Kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya selama 2 periode.
1. Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neracasaldo laba ditahan.ii.
2. Jika perusahaan belum tutup buku:
Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan kesalahan periode berjalan dan
untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan
Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldoawal laba ditahan
Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus disajikan ulang
untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan tidak diperlukan.
lOMoAR cPSD| 19761534
Contoh Umum
Counterbalancing Errors
1) Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2020, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 100 juta.
a. PT A belum tutup buku tahun 2021, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 100 juta
Beban gaji 100 juta
b. PT A sudah tutup buku tahun 2021, maka tidak perlu jurnal.
4) Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2020, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga
sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2021.
a. PT A belum tutup buku tahun 2021, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan bunga 50 juta
5) Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2020, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui
tahun 2021. Persediaan fisik tahun 2020 tercatat dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode
persediaan periodik
a. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Pembelian 50 juta
Laba ditahan 50 juta
b. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
lOMoAR cPSD| 19761534
Non-counterbalancing Errors
Kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode
untuk memperbaiki diri sendiri).
Contoh Umum
Non-Counterbalancing Errors
Depresiasi Aset
Tanggal 1 Januari 2020, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai
sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan dengan membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2020 dan
kesalahan tersebut baru diketahui tahun 2021. PT A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset.
PT A belum tutup buku tahun 2021, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Mesin 50 juta
Beban depresiasi-mesin (50jt/5 tahun) 10 juta
Laba ditahan (50jt-10jt) 40 juta
Akumulasi depresiasi-mesin (2 x 10jt) 20 juta
PT A sudah tutup buku tahun 2021, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut.
Mesin 50 juta
Laba ditahan (50jt – 2 x 10jt) 30 juta
Akumulasi depresiasi 20 juta
Standar yang berlaku efektif pada tahun Standards which become effective in
2018 (lanjutan) 2018 (continued)
Sesuai dengan ketentuan PSAK No. 25: In accordance with PSAK No. 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Accounting Policies, Changes in
Keuangan dan Kesalahan, penerapan Accounting Estimates and Errors, the
PSAK No. 69 (2015) tersebut merupakan implementation of PSAK No. 69 (2015) is
perubahan kebijakan akuntansi yang considered as a change in accounting
diterapkan secara retrospektif. Oleh policy that is applied retrospectively.
karenanya, Grup telah membukukan Therefore, the Group has recorded the
akumulasi keuntungan nilai wajar atas aset accumulated gain on fair value adjustment
biologis dengan nilai bersih sebesar Rp169 of biological assets at a net amount of
miliar pada saldo laba ditahan awal tahun Rp169 billion in the beginning 2017
2017 dan mencatat penurunan nilai wajar atas retained earnings and has recorded a loss
aset biologis selama tahun 2017 dengan nilai on fair value adjustment of biological
bersih sebesar Rp34 miliar pada penghasilan assets in 2017 at a net amount of Rp34
lain-lain. Dalam laporan posisi keuangan billion in other income. In the consolidated
konsolidasian, aset biologis disajikan sebagai statements of financial position, biological
bagian dari aset lain-lain. Saldo aset biologis assets are presented as part of other
pada 31 Desember 2018 sebesar Rp324 assets. The balance of biological assets as
miliar (2017: Rp393 miliar). at 31 December 2018 was amounting to
Rp324 billion (2017: Rp393 billion).
PSAK No. 2 (Amandemen 2016) mengatur PSAK No. 2 (Amendment 2016) requires
pengungkapan baru terkait dengan new disclosures related to changes in
perubahan pada liabilitas yang timbul dari liabilities arising from financing activities,
aktivitas pendanaan, baik yang timbul dari both arising from cash flows and non-cash
arus kas maupun perubahan nonkas, seperti changes, as disclosed in Note 18d. This
yang disajikan pada Catatan 18d. Standar ini standard had no impact on the recognition
tidak berdampak pada pengakuan dan and measurement of the Group’s liabilities.
pengukuran liabilitas Grup.
Halaman - 14 - Page