Anda di halaman 1dari 4

Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan Pencatatan atau Penyajian

Oleh : Stefanus H.W / 125150042


Yosephine M / 125150052
Helena / 125150056

Dosen : M.F. Djeni Indrayati, Dra., M.Si

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Tarumanagara

Jakarta

2018
A. Ruang Lingkup Kebijakan Akuntansi (IAS 8)

IAS 8 menguraikan dasar untuk pemilihan kebijakan akuntansi dan perubahannya.


IAS 8 juga menjabarkan ketentuan dan pengungkapan perubahan yang dibuat di
dalam estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode yang lalu. Tujuan standar
ini adalah untuk memperkuat relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas dan
dapat diperbandingkan sepanjang waktu, dan juga dengan laporan keuangan entitas
lainnya.

Konsistensi Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk
transaksi sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi
secara khusus membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk
kebijakan yang berbeda itu layak. Bilamana suatu standar atau interpretasi
mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi tersebut, maka suatu kebijakan
akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten terhadap
setiap kategori.

Perubahan Prinsip Akuntansi


Suatu entitas harus merubah suatu kebijakan akuntansi hanya apabila perubahan,

 Diharuskan oleh suatu standar atau interpretasi; atau


 Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh
laporan keuangan dalam hal efek transaksi, peristiwa lain, atau kondisi
atas posisi keuangan entitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
Dapat dicatat bahwa hal berikut bukan merupakan perubahan kebijakan
akuntansi:

 Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau


kondisi yang membedakan substansi dari hal-hal yang terjadi sebelumnya;
dan;
 Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk
transaksi, peristiwa lain, atau kondisi yang tidak terjadi sebelumnya atau
tidak material.
Menerapkan Perubahan Dalam Kebijakan Akuntansi
Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar
atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu
harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana tidak ada provisi
peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara
sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-olah
kebijakan tersebut telah selalu diterapkan).
Bilamana perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka komparatif
(periode pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan harus
dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah selalu diterapkan. Dampak dari
kebijakan baru atas laba ditahan (retained earnings)sebelum periode terawal
disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal daripada laba ditahan. Apabila
tidak dapat dipraktekkan untuk menentukan efek periode spesifik atau efek kumulatif
dari perubahan, maka entitas harus menerapkan perubahan secara prospektif dari
mulai periode terawal yang praktis memungkinkan.

Pengungkapan atas Perubahan Kebijakan Akuntansi


Penerapan awal suatu standar atau intrepretasi. Bilamana suatu standar atau
interpretasi yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan perubahan
bilamana mempunyai efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau
mempunyai efek atas periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan
untuk menentukan jumlah penyesuaian yang diperlukan di dalam periode berjalan
atau periode sebelumnya atau yang diharuskan di dalam periode masa datang.
Entitas harus mengungkapkan:

 Judul standar atau interpretasi;


 Bilamana dapat diterapkan, bahwa perubahan yang dilakukan sesuai dengan
persyaratan peralihan;
 Sifat perubahan kebijakan akuntansi;
 Bilamana dapat diterapkan, suatu keterangan mengenai persyaratan peralihan;
 Bilamana dapat diterapkan, persyaratan peralihan harus mempunyai dampak atas
periode masa datang; .
 Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan hingga
sebatas yang dapat dipraktikkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini
laporan keuangan;
 Bilamana dapat diterapkan, pendapatan persaham dasar dan dilusian
untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas
yang dapat dipraktekkan; dan
 Bilamana penerapan retrospektif tidak dapat dipraktekkan, maka keadaanlah yang
menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana
kebijakan akuntansi telah diterapkan.

Perubahan Kebijakan Akuntansi Secara Sukarela. Dalam hal perubahan kebijakan


akuntansi secara sukarela, bilamana perubahan sebelumnya mempunyai dampak
pada periode berjalan atau periode sebelumnya atau mempunyai dampak pada
periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktekkan guna menentukan jumlah
penyesuaian yang dipersyaratkan di dalam periode berjalan atau periode
sebelumnya atau yang dipersyaratkan di dalam periode masa datang, maka entitas
harus membuat pengungkapan:

 Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


 Alasan atas kebijakan baru yang memberikan informasi yang andal dan yang lebih
relevan;
 Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya disajikan, hingga sebatas
yang dapat dipraktekkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini laporan
keuangan;
 Bilamana dapat diterapkan, pendapatan per saham dasar dan dilusian untuk
periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang
dapat dipraktekkan; dan
 Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelum hal tersebut disajikan,
hingga sebatas yang dapat dipraktekkan; dan
 Bilamana penerapan berlaku surut tidak dapat dipraktikkan, maka keadaanlah
yang menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana
kebijakan akuntansi telah diterapkan.

Setiap informasi yang diketahui atau yang dapat diestimasi berkaitan dengan
penilaian terhadap dampak kemungkinan dari standar atau interpretasi baru harus
juga diungkapkan. Laporan keuangan periode berikutnya tidak perIu mengulang
pengungkapan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai