Pertemuan ke 7
Harga Pokok Variabel
CA SHIFT 2020
Kelompok 3 :
Contoh :
Konsistensi dengan praga tersebut, misalkan PT ZAI memproduksidan menjual 5.000
unit produkX per tahun dengan harga Rp 18.750,- per unit. Berikut adalah struktur
baiya produksi, pemasaran, dan administrative tahun 2000:
Berdasarkan data di atas perhitungan harga pokok per unit produk menurut
Variable costing dan full costing dapat dibedakan sebagai berikut:
2
Full costing Variabel Costing
Bahan Langsung Rp. 1.500 Rp. 1.500
Tenaga Kerja Langsung Rp. 3.000 Rp. 3.000
Overhead Pabrik variabel Rp. 750 Rp. 750
Total Biaya produksi variabel Rp. 5.250 Rp. 5.250
Overhead Pabrik tetap Rp. 4.500 Rp. -
Harga pokok per unit Rp. 9.750 Rp. 5.250
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa harga pokok per unit
produkmenurut full costing Rp 9.750 lebih besar disbanding hasil perhitungan
menurut variablecosting Rp 5.250. Perbedaan tersebut disebabkan dalam full costing
turut diperhitungkan biaya-biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 4.500 per unit.
Sementara dalam pendekatan variable costing biaya tersebut tidak diperhitungkan
sebagai elemen harga pokok produk. Untuk metode full costing dalam laporan laba
rugi hasil perhitungan harga pokoktersebut akan ditempatkan sebagai pengurangan
atas total penjualan sebagai elemen beban pokok penjualan dalam menghitung laba
bruto. Dalam metode variable costing perhitungan tersebut masuk dalam komponen
biaya variable sebagai pengurang dari total penjualan dalam perhitungan marjin
kontibusi.
3
langsung dibebankan ke laba rugi sebagai biaya periode. Sehingga, produk dalam persediaan hanya
dibebani biaya produksi variabel atau biaya overhead pabrik tetap tidak melekat pada harga pokok
persediaan.
4
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada full costing, apabila masih ada persediaan
barang yang masih belum terjual, maka dalam harga pokok persediaan tersebut melekat biaya
overhead pabrik tetap. Sedangkan pada metode harga pokok produk, biaya overhead pabrik tetap
tidak melekat pada harga pokok persediaan. Dengan demikian, penilaian harga pokok persediaan
kedua metode tersebut berbeda. Nilai harga pokok persediaan pada metode harga pokok variabel
menjadi lebih kecil sehingga harga pokok penjualan sebagai pengurang penjualan menjadi lebih
besar dan menghasilkan laba yang lebih kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan metode full
costing.
PT EL SARI
LAPORAN LABA RUGI
Yang Berakhir pada bulan Januari
Full Costing Harga Pokok Variabel
Volume Penjualan (unit) 190 Volume Penjualan (unit) 190
Penjualan Rp. 19.000 Penjualan Rp. 19.000
Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp. 1.260 Persediaan Awal Rp. 1.260
Biaya Bahan Baku Rp. 4.000 Biaya Bahan Baku Rp. 4.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 2000 Biaya Tenaga Kerja Rp. 2000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 800 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 800
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 1.600 Harga Pokok Produk siap jual Rp. 7.820
Harga Pokok Produk siap jual Rp. 9.660 Persediaan akhir Rp. 1.360
Persediaan akhir Rp. 1.680 Harga Pokok Penjualan Variabel Rp. 6.460
HP.Penj. sebelum disesuaikan Rp. 7.980 Biaya Administrasi & Umum Rp. 570
Biaya Overhead Pabrik Kurang Rp. 100 Variabel
dibebankan Biaya Pemasaran Variabel Rp. 1.900
Harga Pokok Penjualan Rp. 8.080 Total Biaya Variabel Rp. 8.930
Laba Bruto Rp. 10.920
Biaya Komersial Laba Kontribusi Rp. 10.070
Biaya Administrasi & Umum Rp. 570 Biaya Tetap
Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 1.700
Tetap Rp. 400 Biaya Administrasi & Umum Tetap Rp. 400
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 1.900 Biaya Pemasaran Variabel
Tetap Rp. 1.000 Tetap Rp. 1.000
Jumlah Biaya Komersial Rp. 3.870 Jumlah Biaya Tetap Rp. 3.100
Laba Bersih Rp. 7.050 Laba Bersih Rp. 6.970
Perencanaan Laba atau perencanaan operasi adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh
tahap dari operasi dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam
dua jenis rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable Costing bermanfaat
dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel dan tetap dalam
laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua hal itu maka
manajemen bisa merencanakan berapa laba yang akan diperoleh.
5
b. Variable Costing sebagai Petunjuk Penentuan Harga Jual
Informasi Contribution Margin dari Variable Costing sangat membantu dalam menentukan harga
jual yang kompetitive, karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan hasil
penjualan dari biaya variabel, bisa diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit
dengan jumlah penjualan.sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu tertutup atau
tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan
laba.
Beda unsur biaya produk dalam pendekatan full costing, variable costing dan ABC:
6
FOKUS Biaya bahan baku, biaya Biaya overhead pabrik
tenaga kerja langsung
PERIODE Periode Akuntansi Daur hidup produk
TEKNOLOGI Metode manual Komputer, telekomunikasi
INFORMASI YANG
DIGUNAKAN
Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi, dan distribusi produk dalam lingkungan manufaktur
maju adalah sebagai berikut:
Unit-level activity costs. Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya angkutan. Dibebankan
berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Batch-related activity cost. Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi.
Contoh Setup costs, biaya angkutan bahan baku, biaya order pembelian, biaya inspeksi . Besar
kecilnya biaya tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi.
Product-sustaining activity costs. Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk tertentu dan biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Contoh biaya
desain produk, desain proses pengolahan produk, biaya pengujian produk. Dibebankan berdasarkan
taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (product
life cycle)
Facility-sustaining activity cost. Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan
kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh biaya depresiasi, biaya amortisasi, biaya asuransi,
biaya gaji karyawan kunci perusahaan. Dibebankan atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan
pada kapasitas normal divisi penjual.