Anda di halaman 1dari 18

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

Penentuan harga pokok produk dibedakan menjadi 2 metode:


1. Metode Full Costing
Membebankan semua unsur biaya produksi baik yang bersifat tetap
maupun variabel kepada produk atau jasa.
2. Metode Variable Costing
Membebankan unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. Unsur
biaya tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produksi
tetapi sebagai unsur biaya periodik, yang lebih erat dengan
perode akuntansi.

Perbedaan antara metode Full costing dengan Variable costing:


1. Perbedaan pada perlakuan biaya overhead pabrik yang
bersifat tetap.
Pada metode Full Costing biaya tetap belum diakui sebagai biaya
sampai saat produk atau jasa terjual, karena biaya overhead pabrik
tetap masih melekat pada persediaan barang produk atau jasa
yang belum terjual.
8 November 2023 1
Pada metode Variable Costing biaya overhead pabrik tetap langsung
diakui sebagai biaya pada saat terjadinya biaya. Metode Variable
Costing memperlakukan biaya overhead pabrik sebagai biaya
periodik, sehingga langsung diakui sebagai biaya pada saat
terjadinya. Sehingga pengertian biaya perodik pada metode Full
Costing, adalah semua biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan
produksi, sedangkan pada metode Variable Costing, biaya periodik
adalah biaya yang bersifat tetap.

2. Perbedaan dalam penyajian laporan laba-rugi, terutama dasar yang


digunakan dalam klasifikasi biaya. Pada metode Full Costing, biaya
dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam
perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi
administrasi dan umum. Sedangkan pada metode Variable Costing,
biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap volume
kegiatan perusahaan.

8 November 2023 2
3. Pada perhitungan laba rugi metode Full
Costing digunakan istilah laba kotor yaitu
kelebihan hasil penjualan dari harga
pokok penjualan, sedangkan pada
metode Variable Costing dipergunakan
istilah Margin kontribusi, yaitu kelebihan
hasil penjualan dari biaya-biaya variabel.

8 November 2023 3
ELEMEN BIAYA
FULL & VARIABEL COSTING

Elemen biaya Full costing Variable


costing

Biaya Bahan Baku Rp.xxx Rp.xxx


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.xxx Rp.xxx
BOP Variabel Rp.xxx Rp.xxx
BOP Tetap Rp.xxx _
Jumlah Harga Pokok Produk Rp. xxx Rp.xxx

8 November 2023 4
PERLAKUAN BIAYA PRODUK
DAN BIAYA PERIODE

HP. FULL HP. VARIABEL

BIAYA PRODUKSI : BIAYA VARIABEL :


BIAYA
- VARIABEL PRODUK - PRODUKSI
- TETAP - NON PRODUKSI

BIAYA NON PRODUKSI : BIAYA TETAP:


- VARIABEL - PRODUKSI
BIAYA
- TETAP PERIODE - NON PRODUKSI

8 November 2023 5
Perbandingan Harga Pokok Variabel dan
Full Costing dari Sisi Perolehan Laba
Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba
Full Costing Variabel Costing
Penjualan xxx Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx Haraga Pokok Penjualan Variabel xxx
Laba Kotor xxx Margin kontribusi kotor xxx

Biaya Komersial Biaya Komersial variabel


- Pemasaran xxx - Pemasaran variabel xxx
- Administrasi xxx xxx - Administrasi variabel xxx xxx
Laba Usaha xxx Margin Kontribusi bersih xxx
Biaya Keuangan Biaya Tetap
- Biaya Bunga xxx - Overhead pabrik tetap xxx
Laba Bersih xxx - Pemasaran tetap xxx
- Administrasi tetap xxx
- Biaya Bunga xxx xxx
Laba Bersih xxx
8 November 2023 6
Dampak Terhadap Laba
⚫ Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi
perubahan terhadap persediaan, maka
Laba Full Costing = Laba Variable.
⚫ Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi
peningkatan persediaan, maka
Laba Full Costing > Laba Variable Costing.
⚫ Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi
penurunan persediaan, maka
Laba Full costing < Laba Variable Costing.
8 November 2023 7
Keunggulan Metode Variable Costing:
1. Alat perencanaan operasi
Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi
memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan secara
cepat mengenai persoalan-persoalan biaya yang dihadapi setiap
hari, sehingga lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan
laba yang telah ditetapkan.
2. Penetapan harga jual
Konsep margin kontribusi memudahkan perusahaan untuk
menentukan harga jual yang dapat menutup biaya-biaya, seperti
biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain-lain.
3. Alat bantu pengambilan keputusan manajemen
Karena biaya dipisahkan dalam biaya tetap dan variabel, maka
akan diperoleh sistem akumulasi dan evaluasi biaya. Perkiraan
biaya dan margin kontribusi, analisis volume yang fleksibel,
hubungan antara volume penjualan dan harga, memungkinkan
manajemen dapat memahami pengaruh yang akan timbul dari
biaya periodik terhadap laba, sehingga pengambilan keputusan
akan lebih baik.
8 November 2023 8
4. Penentuan titik impas
Berdasarkan margin kontribusi dan biaya tetap dapat ditentukan
suatu keadaan/kondisi dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan juga tidak mengalami rugi (break even).
5. Alat pengendalian manajemen
Laporan-laporan yang disusun dapat dihubungkan secara lebih
langsung dengan sasaran laba atau anggaran dalam periode yang
bersangkutan. Penyimpangan dari standar lebih mudah diketahui
dan lebih cepat diperbaiki.

Kelemahan Metode Variable Costing:


1. Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variabel
2. Tidak dapat diterima untuk pelaporan ekstern
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia perhitungan dan pelaporan
biaya produksi didasarkan pada konsep full costing.
3. Informasi yang dihasilkan hanya digunakan untuk pihak intern
8 November 2023 9
Contoh perhitungan
Data mengenai produksi, biaya dan penjualan selama tahun
2013 dan tahun 2014 sebagai berikut:
Tahun 2013 Tahun 2014
Volume Produksi 1000 Unit 800 Unit
Volume Penjualan 800 Unit 1000 Unit
Harga Jual per unit Rp 350 Rp 350
Biaya produksi
- Variabel
- Bahan baku per unit Rp 75 Rp 75
- Tenaga Kerja per unit Rp 41 Rp 41
- Tarif Overhead Pabrik Rp 30 Rp 30
- Administrasi & Penjualan Rp 12 Rp 12
- Tetap per tahun
- Overhead Pabrik Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi & Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000

Berdasarkan data tersebut dapat disusun rugilaba metode


full costing dan variabel coting masing-masing tahun
8 November 2023 10
Laporan Rugi Laba (Full Costing)
Tahun 2013 Tahun 2014
Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000
Harga Pokok Penjualan
Persedian awal 0 Rp 47.600
- Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000
- Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800
- Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000
- Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
Total biaya Produksi Rp 238.000 Rp 208.800
Barang Siap Dijual Rp 238.000 Rp 256.400
Persedian akhir Rp 47.600
Harga Pokok Penjualan Rp 190.400 Rp 256.400
Laba Kotor Rp 89.600 Rp 93.600
Biaya Administrasi&Penjualan
- Variabel Rp 9.600 Rp 12.000
- Tetap Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah By Adm & penjualan Rp 59.600 Rp 62.000
Laba Bersih
8 November 2023
Rp 30.000 Rp 31.600 11
Laporan Rugi Laba (Variabel Costing)
Tahun 2013 Tahun 2014
Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000
Harga Pokok Penjualan
Persedian awal 0 Rp 29.200
- Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000
- Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800
- Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000
Total biaya Produksi Rp 146.000 Rp 116.800
Barang Siap Dijual Rp 146.000 Rp 146.000
Persedian akhir Rp 29.200
Harga Pokok Penjualan Rp 116.800 Rp 146.000
Margin Kontribusi Kotor Rp 163.200 Rp 204.000
Biaya Administrasi & Penjualan
- Variabel Rp 9.600 Rp 12.000
Margin Kontribusi Bersih Rp 153.600 Rp 192.000
Biaya Tetap
- Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi&Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Biaya Tetap Rp 142.000 Rp 142.000
Laba Bersih Rp 11.600 Rp 50.000
8 November 2023 12
Perbedaan Laba
⚫ Pada tahun 2013 ternyata laba neto Full
Costing lebih besar daripada laba neto Variable
Costing sebesar Rp 18.400,- (Rp 50.000 – Rp
11.600)
⚫ Perbedaan ini timbul karena adanya
penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir
sebesar (Rp 92.000 : 1.000) x 200 unit =Rp
18.400,-

8 November 2023 13
Perbedaan Laba

⚫ Pada tahun 2014 ternyata laba neto Full


costing lebih rendah daripada Variable
costing sebesar Rp 18.400,- Hal ini terjadi
adanya pengeluaran BOP Tetap dalam
persediaan awal.
⚫ Pendekatan Full Costing = Penjualan
⚫ Pendekatan Variable Costing = Produksi

8 November 2023 14
Contoh Soal.
PT. Kamboja mempunyai kapasitas normal 10.000 unit. Laba
yang dianggarkan pada kapasitas 8.000 unit adalah;

Keterangan Total Per Unit


Penjualan Rp. 800.000 Rp. 100
Biaya-biaya Rp. 600.000 Rp. 75
Laba Rp. 200.000 Rp. 25

Dari jumlah Biaya tersebut, total biaya tetap Rp 120.000,


terdiri atas biaya produksi tetap Rp 80.000 dan biaya
non produksi tetap Rp. 40.000.
Jika anggaran produksi periode tersebut 9000 unit,
maka laba yang dianggarkan pada konsep Full Costing
maupun Variabel Costing adalah….

8 November 2023 15
Diketahui:

Hrg jual/unit Rp 100


Biaya variabel = Rp 600.000 – Rp 120.000
= Rp 480.000
Biaya variabel/unit = Rp 480.000/8.000
= Rp 60
Biaya produksi tetap/unit = Rp 80.000/10.000
= Rp 8

8 November 2023 16
Laba yang dianggarkan pada produksi 9.000 unit
dengan metode Full Costing:

Penjualan 9.000 x Rp 100 Rp 900.000


Hrg Pokok 9.000 x Rp 60 Rp 540.000
Penjualan
9.000 x Rp 8 Rp 72.000
Rp 612.000
Biaya non Produksi Rp 40.000

Laba kotor = Rp 900.000 – Rp 612.000


= Rp. 288.000
Laba bersih = Rp. 288.000 – Rp 40.000
= Rp. 248.000
8 November 2023 17
Laba yang dianggarkan pada produksi 9000 unit dengan
metode Variabel Costing:

Penjualan = 9000 x Rp 100 = Rp 900.000


Biaya Var = 9000 x Rp 60 = Rp 540.000
Marjin Kontribusi = Rp 360.000

Biaya Tetap;
Produksi Rp. 80.000
Non Produksi Rp . 40.000
= Rp 120.000
Laba Bersih = Rp 240.000

8 November 2023 18

Anda mungkin juga menyukai