fregmentasi dan hilangnya habitat mengancam fungsi keanekaragaman hayati darat yang
diperkirakan akan menyebabkan tingkat kepunahan spesies lebih lanjut dalam waktu lebih
dekat . Hal ini dikarenakan spesises terhubung melalui tropik dalam jaring makanan
kompleks, kepunahan spesies dapat menyebar bahkan membesar melalui kepunahan sekunder
atau berjenjang. Sehingga menyebabkan respons sistem alami terhadap hilangnya spesies
bergantung pada urutan kepunahan dan struktur trofik sistem. Ciri-ciri terkait jaring makanan
yaitu:
Fragmentasi habitat pada dasarnya bersifat spasial. Efek negatif yang ditimbulkan dari
hilangnya habitat fragmentasi pada keanekaragaman spesies lebih nyata terjadi pada spesies
spesialisasi konsumen dan ketersediaan sumber daya umum. Di Argentina tengah,
fregmentasi hutan Choco Serrano berkurang sekitar 6% dari aslinya. Hal ini menyebabkan
hilangnya spesies dalam komunitas serangga yang melibatkan penambang daun dan
parasitoidnya. Untuk mengetahui apakah habitat Choco Serrano mengakibatkan perubahan
matriks jaringan makanan, jika mengakibatkan perubahan jumlah spesies apa saja yang
terlibat dan apakah jaringan inang-parasitoid dan tumbuhan herbivora juga terpengaruh.
Maka dilakukan beberapa metode penilitian yaitu:
Dari ke empat metode yang digunakan dapat diketahui bahwa posisi interaksi yang
dikemas secara maksimal maka akan berkorelasi paling kuat dengan frekuensi regional di
jaringan herbivora sedangkan pada frekuensi penambang daun menunjukkan korelasi lebih
kuat dengan posisi interaksi pada jaring makanan parasitoid, meskipun adanya pengaruh
derajat dua kali lipat dari frekuensi inang. Diketahui bahwa di setiap sisa antara 73 dan 134
spesies tumbuhan penambang daun dan 59-123 penambang daun parasitoid terlibat dalam
jaringan interaksi yang kompleks kurang lebih 120.000 interaksi tercatat. Kompleksitas lebih
tinggi dalam inang parasitoid dari pada interaksi tumbuhan herbivora. Sekitar 40% spesies
lebih sedikit berinteraksi di sisa-sia kecil dibandingkan hutan berkelanjutan. Hubungan yang
meningkat pada sisa-sisa berpengaruh pada jaring makan kualitatif herbivora dan parasitoid.
Interaksi tanaman herbivora dan inang parasitoid di sisa-sisa hutan menunjukkan organisasi
bersarang secara spasial dengan suhu jauh lebih rendah dari yang di perkirakan. Adanya
perbedaan indeks dipengaruhi oleh jenis interaksi. Pada inang parasitoid tidak menunjukkan
bukti peningkatan sensitivitas pada tingkat trofik lebih tinggi. Trofik parasitoid sangat luas
hingga memakan 72 inang dalam area studi.
Dengan adanya peningkatan kawasan hutan dan kekayaan spesies menujukkan bahwa
jaring makan yang jumlahnya lebih sedikit maka lebih tamak interaktif dalam sisa-sisa lebih
kecil tetapi hal ini juga bergantung pada skala. Adanya peningkatan sisa-sisa secara kecil
maka dapat menahan efek fragmentasi habitat. Pada jaring makan tumbuhan herbivora lebih
terlihat berkotak-kotak dibandingkan dengan inang parasitoid. Hal ini menyebabkan
herbivora dapat mengisolasi efek cescading dari gangguan, sehingga mengurangi penyebaran
pada jaring makanan. Jaring makanan inang parasitoid menunjukkan penurunan kerentanan
yaitu lebih sedikit spesies parasitoid yang menyerang spesies inang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hilangnya habitat tentu menyababkan terjadi kontraksi jaringan makanan
di sekitar inti pusat yang saling terhubung, pada tumbuhan herbivora dan pada setiap inang
parasitoid.