Anda di halaman 1dari 10

Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan

dihadapi individu maupun organisasi atau


perusahaan.
1. Risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi,
sebagaimana telah dijelaskan dalam materi di atas,
mencakup berbagai aspek dalam dunia usaha dan
kehidupan sehari-hari. Beberapa risiko tersebut
meliputi:

1. Risiko Kehilangan atau Kerusakan Harta : Seperti


risiko kebakaran, pencurian, atau kerusakan
pada properti yang dapat dicover oleh asuransi
properti. Perusahaan asuransi dapat memberikan
perlindungan finansial terhadap kerugian
tersebut.
Contoh :
Seorang pemilik rumah mengalami kerugian
akibat kebakaran yang merusak sebagian besar
propertinya. Asuransi properti yang dimilikinya
dapat memberikan penggantian finansial untuk
memperbaiki atau mengganti harta yang rusak.

2. Risiko Kesehatan : Asuransi kesehatan


menyediakan perlindungan finansial terhadap
biaya perawatan medis, obat-obatan, dan
tindakan medis lainnya. Hal ini membantu
mengurangi beban biaya kesehatan yang harus
ditanggung oleh individu atau keluarga.
Contoh :
Seorang pemilik rumah mengalami kerugian
akibat kebakaran yang merusak sebagian besar
propertinya. Asuransi properti yang dimilikinya
dapat memberikan penggantian finansial untuk
memperbaiki atau mengganti harta yang rusak.

3. Risiko Kecelakaan : Asuransi kecelakaan


memberikan perlindungan terhadap risiko
kecelakaan yang dapat mengakibatkan cedera
atau bahkan kematian. Asuransi ini dapat
memberikan santunan atau biaya perawatan
medis dalam kasus kecelakaan.
Contoh :
Seorang pengemudi mengalami kecelakaan
mobil yang mengakibatkan cedera serius.
Asuransi kecelakaan yang dimilikinya
memberikan santunan tunai atau biaya
perawatan medis yang dibutuhkan untuk
pemulihan.

4. Risiko Tanggung Jawab Hukum: Asuransi


tanggung jawab publik atau liability insurance
melindungi pemegang polis dari tuntutan hukum
yang mungkin timbul akibat tindakan atau
kelalaian yang menyebabkan kerugian atau
cedera pada orang lain.
Contoh :
Seorang pemilik usaha menghadapi tuntutan
hukum dari pelanggan yang mengalami cedera
akibat produk yang cacat. Asuransi tanggung
jawab publik (asuransi tanggung jawab publik)
melindungi pemilik usaha dari biaya hukum dan
perdamaian yang mungkin harus memberikan
kemudahan kepada korban.

5. Risiko Bisnis dan Investasi : Asuransi bisnis


melindungi perusahaan dari risiko keuangan
yang terkait dengan operasional bisnis, termasuk
risiko kehilangan pendapatan, biaya hukum, atau
risiko lain yang dapat mempengaruhi
kelangsungan bisnis.
Contoh :
Suatu perusahaan mengalami kerugian
keuangan akibat bencana alam yang
menghancurkan inventaris dan menghentikan
produksi. Asuransi bisnis membantu perusahaan
ini dengan memberikan perlindungan terhadap
kerugian pendapatan dan biaya pemulihan bisnis.

6. Risiko Kehidupan dan Kematian : Asuransi jiwa


memberikan perlindungan finansial kepada
keluarga atau ahli waris dalam bentuk uang tunai
atau manfaat lainnya jika tertanggung meninggal
dunia.
Contoh :
Seorang kepala keluarga meninggal dunia secara
tiba-tiba. Asuransi jiwa yang dimilikinya
memberikan manfaat finansial kepada
keluarganya, membantu mereka untuk melunasi
hutang, membiayai pendidikan anak-anak, atau
menjaga kestabilan keuangan keluarga.

7. Risiko Kerugian Keuangan : Asuransi juga dapat


melindungi dari risiko kerugian keuangan lainnya,
seperti risiko fluktuasi pasar, risiko mata uang
asing, atau risiko gagal bayar.
Contoh :
Seorang investor mengalami kerugian besar
akibat penurunan nilai saham di pasar modal.
Asuransi investasi yang mencakup proteksi
terhadap pasar dapat membantu investor untuk
meminimalkan kerugian finansial.

Semua jenis risiko ini dapat diatasi melalui polis


asuransi yang sesuai, memberikan perlindungan
finansial dan keamanan bagi individu, keluarga, dan
bisnis. Dengan memiliki asuransi polis yang sesuai
dengan kebutuhan dan risiko yang dihadapi, individu,
keluarga, dan bisnis dapat melindungi diri mereka dari
berbagai risiko finansial yang mungkin terjadi.

2. Meskipun asuransi dapat memberikan perlindungan


terhadap berbagai risiko finansial, ada beberapa risiko
yang umumnya tidak dapat dicover oleh asuransi.
Berikut adalah beberapa risiko yang sulit atau bahkan
tidak mungkin dicover oleh asuransi:

1. Risiko Moral dan Perilaku Manusia : Asuransi


sulit untuk mengatasi risiko yang timbul akibat
perilaku manusia yang tidak etis atau melanggar
hukum, seperti penipuan asuransi, tindakan
kriminal, atau keputusan bisnis yang buruk.
Asuransi biasanya tidak memberikan
perlindungan terhadap kerugian yang timbul
akibat tindakan ilegal atau tidak bermoral.
Contoh :
Misalnya, tindakan penipuan asuransi yang
dilakukan dengan sengaja oleh pemegang polis
untuk mendapatkan klaim yang tidak sah tidak
akan diungkapkan oleh asuransi. Begitu juga
dengan kerugian yang timbul akibat tindakan
kriminal yang dilakukan oleh pemegang polis.
2. Risiko yang Sudah Diketahui : Asuransi
umumnya tidak memberikan perlindungan
terhadap risiko yang sudah diketahui atau sudah
ada sebelum polis asuransi dibeli. Misalnya, jika
seseorang telah didiagnosis menderita penyakit
kronis sebelum membeli asuransi kesehatan,
penyakit tersebut tidak akan dicover oleh polis
asuransi.
Contoh :
Misalnya, seseorang yang didiagnosis mengidap
penyakit kritis sebelum membeli asuransi
kesehatan. Jika pemegang polis sudah
mengetahui kondisinya sebelumnya, asuransi
tidak akan memberikan perlindungan terhadap
pengobatan atau perawatan terkait penyakit
tersebut.

3. Risiko yang Melebihi Kapasitas Asuransi : Jika


risiko yang dihadapi sangat besar atau kompleks,
melebihi kapasitas keuangan perusahaan
asuransi, maka perusahaan tersebut mungkin
tidak dapat memberikan perlindungan penuh
terhadap kerugian tersebut.
Contoh :
Suatu perusahaan yang mengalami kerugian
besar akibat bencana alam yang melibatkan
banyak aset dan klaim yang mencapai nilai yang
jauh melebihi kapasitas keuangan perusahaan
asuransi untuk membayar, maka perusahaan
tersebut mungkin tidak dapat memberikan
perlindungan penuh terhadap kerugian tersebut.

4. Risiko Perubahan Kebijakan Asuransi :


Perusahaan asuransi memiliki hak untuk
mengubah ketentuan polis, premi, dan cakupan
perlindungan. Jika ada perubahan kebijakan
yang mengakibatkan pengecualian atau batasan
pada risiko tertentu, maka risiko tersebut
mungkin tidak akan dicover oleh asuransi.
Contoh :
Jika perusahaan asuransi mengubah kebijakan
mereka dan mengakomodasi suatu risiko tertentu
dari perlindungan polis, misalnya risiko banjir,
maka pemegang polis yang terkena dampaknya
tidak akan mendapatkan perlindungan terhadap
kerugian yang disebabkan oleh risiko banjir.

5. Risiko Ekonomi dan Pasar : Asuransi tidak dapat


memberikan perlindungan terhadap risiko
ekonomi makro, seperti resesi ekonomi, inflasi
tinggi, atau perubahan nilai tukar mata uang.
Risiko-risiko ini dapat berdampak pada nilai klaim
asuransi dan kemampuan perusahaan asuransi
untuk membayar klaim.
Contoh :
Contoh nyata adalah ketika nilai mata uang suatu
negara mengalami devaluasi tiba-tiba faktor
akibat ekonomi global. Hal ini dapat
mengakibatkan nilai klaim asuransi yang
ditawarkan kepada pemegang polis menjadi
kurang bernilai dibandingkan dengan nilai yang
diharapkan sebelumnya.

6. Risiko yang Sulit Dihitung atau Diprediksi :


Beberapa risiko, seperti risiko politik, risiko
reputasi, atau risiko sosial, sulit dihitung dengan
akurat atau sulit diprediksi. Asuransi memerlukan
data statistik dan perhitungan risiko yang akurat,
sehingga risiko-risiko ini seringkali sulit dicover
sepenuhnya.
Contoh :
Asuransi memerlukan data statistik dan
perhitungan risiko yang akurat. Risiko-risiko
seperti risiko politik, risiko reputasi, atau risiko
sosial sulit dihitung dengan akurat atau
diprediksi, sehingga seringkali sulit ditemukan
sepenuhnya.

7. Risiko yang Dapat Diatur dengan Tindakan


Pencegahan : Asuransi mungkin tidak
memberikan perlindungan penuh terhadap risiko
yang dapat diatasi atau diurangi melalui tindakan
pencegahan yang memadai. Misalnya, risiko
kebakaran dapat dikurangi dengan memasang
sistem pemadam kebakaran yang baik.
Contoh :
Asuransi mungkin tidak memberikan
perlindungan penuh terhadap risiko yang dapat
diatasi melalui tindakan pencegahan yang
memadai. Misalnya, risiko kebakaran dapat
dikurangi dengan memasang sistem pemadam
kebakaran yang baik, sehingga asuransi tidak
mencakup kerugian jika pemadaman kebakaran
tidak memadai.

8. Risiko yang Melebihi Umur atau Masa Berlaku


Polis : Beberapa risiko, seperti risiko kesehatan
pada usia lanjut, mungkin sulit dicover karena
umur tertentu tidak memenuhi syarat untuk
asuransi kesehatan atau premi yang sangat
tinggi.
Contoh :
Beberapa risiko, seperti risiko kesehatan pada
usia, mungkin sulit dicover karena umur lanjut
tertentu tidak memenuhi persyaratan untuk
asuransi kesehatan atau premi yang sangat
tinggi. Asuransi kesehatan mungkin tidak
memberikan perlindungan jika usia tertanggung
melebihi batas yang ditetapkan oleh perusahaan
asuransi.

Penting untuk diingat bahwa seseorang harus


membaca dengan cermat syarat-syarat polis
asuransi dan memahami apa yang dicover dan
apa yang tidak dicover oleh polis tersebut.
Pengelolaan risiko yang bijaksana melibatkan
kombinasi dari asuransi yang tepat, tindakan
pencegahan, dan pemahaman mendalam
tentang risiko yang dihadapi. Penting juga bagi
pemegang polis asuransi untuk memahami
batasan-batasan ini dan mempertimbangkan
dengan bijaksana ketika memilih polis asuransi
serta mengambil tindakan pencegahan yang
sesuai untuk mengurangi risiko-risiko yang tidak
dapat dicover oleh asuransi.

Industri asuransi memiliki karakteristik yang


berbeda dengan industri lainnya. Salah satu yang
membedakan adalah dalam hal menentukan tarif.
Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus
memperhatikan faktor-faktor agar diperoleh tarif
ideal.
1. Industri asuransi memang memiliki karakteristik
yang unik, terutama dalam hal menentukan tarif
premi. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa
faktor khusus yang harus dipertimbangkan agar
diperoleh tarif yang ideal dan berkelanjutan. Berikut
adalah rincian dan penjelasan mengenai perbedaan
tersebut:

1. Evaluasi Risiko yang Kompleks : Dalam


industri asuransi, perusahaan harus melakukan
evaluasi risiko yang sangat kompleks. Ini
melibatkan analisis mendalam terhadap
berbagai faktor, termasuk riwayat kesehatan,
usia, pekerjaan, dan gaya hidup calon
nasabah. Evaluasi ini menjadi dasar dalam
menentukan seberapa besar kemungkinan
nasabah akan mengajukan klaim. Oleh karena
itu, penilaian risiko yang cermat dan
komprehensif sangat penting dalam
menentukan tarif premi yang akurat.
2. Faktor Internal Perusahaan : Setiap
perusahaan asuransi memiliki kebijakan
internal yang berbeda-beda, seperti strategi
bisnis, rencana pertumbuhan, dan kebijakan
keuangan. Faktor-faktor ini mempengaruhi
cara tarif premi ditetapkan. Perusahaan juga
harus mempertimbangkan biaya operasional,
cadangan keuangan, dan profitabilitas untuk
menentukan tarif premi yang dapat menutupi
biaya dan memberikan keuntungan jangka
panjang.
3. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah : Industri
asuransi sering kali tunduk pada regulasi dan
kebijakan pemerintah yang mengatur tarif
premi. Perubahan dalam undang-undang atau
kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi
cara tarif ditetapkan. Oleh karena itu,
perusahaan asuransi harus selalu memantau
perubahan regulasi dan memastikan bahwa
tarif premi yang ditawarkan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
4. Faktor Eksternal dan Pasar : Faktor eksternal
seperti kondisi ekonomi, tingkat inflasi, dan
perkembangan teknologi juga memengaruhi
industri asuransi. Perubahan dalam faktor-
faktor ini dapat mempengaruhi biaya
pelayanan kesehatan, nilai aset yang
diasuransikan, dan tingkat risiko yang dihadapi
oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
asuransi harus mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal ini dalam menentukan tarif
premi agar tetap bersaing dan berkelanjutan di
pasar.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor kompleks


ini, perusahaan asuransi dapat menentukan tarif
premi yang ideal. Proses ini melibatkan analisis
mendalam terhadap risiko, kebijakan internal
perusahaan, regulasi pemerintah, dan faktor-faktor
eksternal. Hanya dengan pendekatan yang
komprehensif dan hati-hati dalam menentukan tarif
premi, perusahaan asuransi dapat menghasilkan
tarif yang adil, berkelanjutan, dan memberikan
manfaat maksimal kepada nasabahnya.

2. Tarif yang ideal dalam industri asuransi mencakup


berbagai unsur yang harus dipertimbangkan
dengan cermat. Dalam konteks ini, tarif yang ideal
adalah tarif premi asuransi yang mencerminkan
risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan nasabah
secara akurat, sekaligus memastikan keberlanjutan
bisnis asuransi. Berikut adalah unsur-unsur yang
terdapat pada tarif yang ideal, dengan mengacu
pada materi di atas secara kompleks dan rinci:

1. Akurat dan Komprehensif dalam Menilai Risiko


: Tarif yang ideal harus didasarkan pada
penilaian risiko yang akurat dan komprehensif.
Ini mencakup analisis mendalam terhadap
profil calon nasabah, termasuk riwayat
kesehatan, usia, pekerjaan, dan gaya hidup.
Penilaian risiko yang cermat memungkinkan
perusahaan asuransi untuk menetapkan tarif
premi yang sesuai dengan tingkat risiko yang
dihadapi oleh nasabah. Hal ini mencegah
adanya ketidakseimbangan antara risiko yang
ditanggung dan premi yang dibayarkan.
2. Adil dan Berkeadilan : Tarif yang ideal harus
adil dan berkeadilan bagi semua nasabah.
Artinya, premi yang dibayarkan oleh nasabah
seharusnya sejalan dengan risiko yang
dihadapi oleh masing-masing individu. Dalam
konteks ini, perusahaan asuransi harus
memastikan bahwa tarif premi tidak
diskriminatif dan tidak menguntungkan satu
kelompok nasabah sementara merugikan
kelompok lainnya
3. Memperhitungkan Faktor Internal Perusahaan :
Tarif yang ideal harus memperhitungkan faktor
internal perusahaan, seperti biaya operasional,
cadangan keuangan, dan profitabilitas.
Perusahaan asuransi perlu menetapkan tarif
premi yang dapat menutupi biaya
operasionalnya, membangun cadangan
keuangan yang cukup untuk menghadapi risiko
yang tidak terduga, dan memberikan
keuntungan jangka panjang.
4. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Kebijakan
Pemerintah : Tarif yang ideal harus mematuhi
regulasi dan kebijakan pemerintah yang
mengatur industri asuransi. Perubahan dalam
undang-undang atau kebijakan pemerintah
dapat mempengaruhi cara tarif ditetapkan.
Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus
memastikan bahwa tarif premi yang ditawarkan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5. Fleksibilitas dan Responsif terhadap
Perubahan Pasar : Tarif yang ideal harus
fleksibel dan responsif terhadap perubahan
pasar. Industri asuransi dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi,
tingkat inflasi, dan perkembangan teknologi.
Perusahaan asuransi harus dapat merespons
perubahan-perubahan ini dengan
menyesuaikan tarif premi agar tetap bersaing
dan berkelanjutan di pasar.

Dengan memperhatikan unsur-unsur tersebut


secara cermat dan menyeluruh, perusahaan
asuransi dapat menentukan tarif yang ideal.
Pendekatan yang komprehensif ini tidak hanya
menguntungkan perusahaan asuransi dalam jangka
pendek, tetapi juga membangun hubungan yang
kuat dengan nasabah dan menciptakan
keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Sumber : ADBI4211 ( BMP ) MANAJEMEN RISIKO DAN
ASURANSI MODUL 5 – 6

Anda mungkin juga menyukai