Anda di halaman 1dari 5

1.

Istilah – istilah dalam asuransi :


1. Pemegang Polis (Policyholder): Orang atau entitas yang membeli polis asuransi. Pemegang polis
memiliki hak dan kewajiban tertentu sesuai dengan ketentuan polis.
2. Tertanggung (Insured): Orang atau properti yang diasuransikan. Tertanggung adalah pihak yang akan
menerima pembayaran klaim jika risiko yang diasuransikan terjadi.
3. Premi: Jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi untuk
mendapatkan perlindungan asuransi. Premi bisa dibayarkan bulanan, tahunan, atau sesuai dengan
jadwal pembayaran yang telah disepakati.
4. Polis: Dokumen kontrak yang memuat persyaratan dan ketentuan asuransi antara pemegang polis
dan perusahaan asuransi. Polis mencakup informasi tentang objek asuransi, jangka waktu
perlindungan, besaran premi, dan ketentuan lainnya.
5. Manfaat (Benefit): Jumlah uang yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis atau pihak yang ditentukan jika terjadi klaim sesuai dengan kondisi yang diatur dalam polis.
6. Klaim (Claim): Permintaan pembayaran manfaat oleh pemegang polis atau tertanggung kepada
perusahaan asuransi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam polis.
7. Masa Asuransi (Coverage Period): Periode waktu saat polis asuransi berlaku atau memberikan
perlindungan. Masa asuransi dapat berupa satu tahun atau periode lainnya, tergantung pada jenis
polis dan ketentuan yang disepakati.
8. Pengecualian (Exclusion): Keadaan atau risiko tertentu yang tidak dicakup oleh polis asuransi.
Pengecualian menjelaskan situasi di mana perusahaan asuransi tidak akan membayar klaim.
9. Nilai Tertanggung (Sum Insured): Jumlah maksimum yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi
jika terjadi kerugian atau klaim. Nilai tertanggung dapat berupa jumlah uang atau nilai spesifik untuk
properti yang diasuransikan.
10. Periode Tunggu (Waiting Period): Waktu yang harus dilewati sejak pembelian polis atau sejak
terjadinya risiko tertentu sebelum pemegang polis dapat mengajukan klaim.
11. Perusahaan Asuransi (Insurer): Entitas atau perusahaan yang menyediakan polis asuransi dan
memberikan perlindungan terhadap risiko tertentu sesuai dengan persyaratan dalam polis.
12. Agen Asuransi (Insurance Agent): Individu yang bekerja untuk perusahaan asuransi dan bertanggung
jawab untuk menjual polis asuransi serta memberikan informasi kepada calon pemegang polis.

2. Keuntungan yang diperoleh seseorang yang membeli jasa asuransi :


1. Perlindungan Finansial: Asuransi memberikan perlindungan finansial terhadap risiko tertentu,
seperti kematian, kecelakaan, sakit kritis, atau kerugian harta benda. Jika kejadian yang diasuransikan
terjadi, perusahaan asuransi akan membayar manfaat sesuai dengan ketentuan polis.
2. Ketenangan Pikiran (Peace of Mind): Memiliki asuransi memberikan rasa aman dan ketenangan
pikiran. Pemegang polis dan keluarganya dapat merasa lebih yakin karena ada perlindungan finansial
yang dapat membantu mengatasi dampak kejadian yang tidak terduga.
3. Investasi dan Tabungan (Investment and Savings): Beberapa produk asuransi, seperti asuransi jiwa,
dapat berfungsi sebagai instrumen investasi atau tabungan. Polis asuransi jiwa dengan nilai tunai
dapat memberikan manfaat tabungan atau investasi jangka panjang.
4. Pengelolaan Risiko Keuangan (Financial Risk Management): Asuransi membantu dalam mengelola
risiko finansial yang mungkin sulit ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Dengan membayar premi,
seseorang dapat mentransfer risiko finansial kepada perusahaan asuransi.
Perbedaan antara asuransi jiwa dan asuransi kerugian melibatkan jenis risiko yang dicakup dan manfaat
yang diberikan:
1. Asuransi Jiwa (Life Insurance): Dirancang untuk memberikan perlindungan finansial kepada keluarga
atau ahli waris jika tertanggung meninggal dunia. Manfaat kematian akan dibayarkan kepada ahli
waris atau penerima manfaat yang ditentukan jika tertanggung meninggal selama masa asuransi.
2. Asuransi Kerugian (General Insurance): Merupakan kategori yang lebih luas dan mencakup berbagai
jenis risiko, termasuk risiko kesehatan, kecelakaan, kebakaran, pencurian, dan kerugian harta benda.
Asuransi kerugian tidak hanya berkaitan dengan kematian, melainkan berbagai risiko lainnya yang
dapat menyebabkan kerugian finansial.

3. Manfaat asuransi umum dan khusus:


Manfaat Asuransi Secara Umum:
1. Perlindungan Finansial: Asuransi memberikan perlindungan finansial terhadap kerugian atau biaya
yang mungkin terjadi akibat berbagai risiko, seperti kematian, sakit kritis, kecelakaan, bencana alam,
dan lainnya.
2. Ketenangan Pikiran (Peace of Mind): Memiliki polis asuransi memberikan rasa aman dan ketenangan
pikiran kepada pemegang polis dan keluarganya. Ini membantu mengurangi kekhawatiran terkait
risiko finansial yang tidak terduga.
3. Pengelolaan Risiko Finansial: Asuransi membantu dalam mengelola risiko finansial dengan
mentransfer sebagian atau seluruh risiko kepada perusahaan asuransi. Ini membantu mencegah
dampak finansial yang berat akibat kejadian tak terduga.
4. Pemulihan Ekonomi: Dalam kasus kejadian yang diasuransikan, manfaat yang diberikan oleh
perusahaan asuransi dapat membantu pemegang polis atau keluarganya untuk pulih secara ekonomi
dengan lebih cepat.
Manfaat Asuransi Secara Khusus:
1. Asuransi Jiwa:
Manfaat Kematian: Pembayaran manfaat kepada ahli waris atau penerima manfaat jika tertanggung
meninggal dunia selama masa asuransi.
Nilai Tunai: Beberapa polis asuransi jiwa memiliki nilai tunai yang dapat digunakan sebagai investasi
atau tabungan jangka panjang.
2. Asuransi Kesehatan:
Penggantian Biaya Medis: Pembayaran atau penggantian biaya medis dan perawatan kesehatan yang
diperlukan akibat sakit atau cedera.
Perlindungan terhadap Biaya Tambahan: Asuransi kesehatan dapat mencakup biaya tambahan,
seperti biaya rawat inap, operasi, obat-obatan, dan pemeriksaan medis.
3. Asuransi Kendaraan Bermotor:
Penggantian Kerugian Kendaraan: Pembayaran untuk perbaikan atau penggantian kendaraan yang
rusak akibat kecelakaan atau kerugian lainnya.
Tanggung Jawab Hukum: Perlindungan terhadap tanggung jawab hukum terkait kecelakaan yang
melibatkan kendaraan bermotor.
4. Asuransi Rumah (Home Insurance):
Perlindungan Terhadap Kerugian Harta Benda: Asuransi rumah melindungi pemilik rumah dari
kerugian atau kerusakan pada properti dan isinya, seperti akibat kebakaran, pencurian, atau bencana
alam.
Tanggung Jawab Pihak Ketiga: Melibatkan perlindungan terhadap klaim tanggung jawab pihak ketiga
yang mungkin timbul akibat cedera atau kerusakan yang terjadi di properti pemilik rumah.
5. Asuransi Pendidikan:
Manfaat Pendidikan: Pembayaran manfaat pada masa depan untuk keperluan pendidikan anak,
bahkan jika pemegang polis tidak lagi hidup.

4. Strategi perencanaan dalam program asuransi:


1. Identifikasi Kebutuhan Asuransi:
Tinjau situasi keuangan dan risiko hidup Anda.
Identifikasi jenis risiko yang ingin Anda lindungi, seperti risiko kematian, sakit kritis, kecelakaan, atau
kerugian harta benda.
2. Penilaian Risiko:
Lakukan analisis risiko untuk menentukan sejauh mana risiko dapat ditanggung sendiri dan sejauh
mana risiko harus ditransfer kepada perusahaan asuransi.
3. Penentuan Jumlah Pertanggungan yang Sesuai:
Tentukan jumlah pertanggungan yang cukup untuk memastikan perlindungan yang memadai. Ini
melibatkan pertimbangan biaya hidup, utang, kebutuhan pendidikan anak, dan kebutuhan lainnya.
4. Pemilihan Jenis Asuransi yang Tepat:
Pilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan. Misalnya, asuransi jiwa untuk
perlindungan kematian atau asuransi kesehatan untuk biaya perawatan medis.
5. Menggunakan Kombinasi Asuransi:
Gabungkan jenis asuransi yang berbeda untuk menciptakan portofolio perlindungan yang
komprehensif. Misalnya, kombinasi asuransi jiwa dan asuransi penyakit kritis.
6. Evaluasi Kondisi Kesehatan:
Beberapa jenis asuransi, seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, dapat memerlukan
pemeriksaan kondisi kesehatan. Pastikan untuk memberikan informasi yang akurat dan lengkap.
7. Pemilihan Perusahaan Asuransi yang Tepat:
Pilih perusahaan asuransi yang dapat diandalkan dan memiliki reputasi baik. Evaluasi perusahaan
berdasarkan pelayanan pelanggan, keuangan, dan reputasi klaim.
8. Periode Tunggu dan Masa Asuransi:
Pertimbangkan periode tunggu (waiting period) dan masa asuransi yang sesuai. Periode tunggu
adalah waktu yang harus dilewati sejak pembelian polis sebelum dapat mengajukan klaim.
9. Pembaruan dan Peninjauan Periodik:
Lakukan peninjauan secara periodik atas kebutuhan asuransi Anda. Perubahan dalam hidup Anda,
seperti pernikahan, kelahiran anak, atau pembelian rumah baru, dapat memengaruhi kebutuhan
asuransi Anda.
10. Manajemen Premi:
Atur pembayaran premi sesuai dengan kemampuan keuangan Anda. Pertimbangkan opsi pembayaran
premi tahunan untuk menghemat biaya.
11. Pendidikan dan Konsultasi Profesional:
Pahami dengan baik ketentuan polis dan manfaat yang diberikan. Jika perlu, dapatkan saran dari
profesional keuangan atau agen asuransi independen.
12. Rencana Pensiun dan Asuransi Lansia:
Pertimbangkan asuransi yang dapat memberikan perlindungan dan dukungan keuangan selama masa
pensiun, seperti asuransi jiwa atau asuransi pensiun.

5. Berikut adalah keempat prinsip tersebut:


1. Prinsip Keberagaman Risiko (Principle of Risk Diversification):
 Perusahaan asuransi jiwa memiliki pemegang polis yang beragam dalam hal usia, jenis kelamin,
kesehatan, dan faktor risiko lainnya.
 Prinsip ini mencerminkan bahwa risiko kematian atau penyakit kritis dapat diukur dan diimbangi
dengan mengumpulkan premi dari sejumlah besar pemegang polis dengan profil risiko yang
berbeda.
 Oleh karena itu, premi yang ditentukan untuk setiap pemegang polis harus mencerminkan risiko
individu mereka dan juga memberikan kontribusi untuk menutupi risiko kolektif yang dihadapi
oleh seluruh kelompok peserta asuransi.
2. Prinsip Timbang Wajar (Principle of Fair Representation):
 Premi yang dikenakan kepada pemegang polis harus wajar dan adil berdasarkan pada penilaian
yang obyektif terhadap risiko yang dihadapi oleh pemegang polis.
 Penilaian risiko ini mencakup faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, gaya
hidup, dan sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko kematian atau risiko sakit kritis.
3. Prinsip Insurability (Principle of Insurability):
 Prinsip ini menekankan bahwa pemegang polis harus memenuhi standar tertentu untuk dapat
diasuransikan.
 Asuransi jiwa melibatkan penilaian insurability, yang mencakup faktor-faktor seperti kesehatan
fisik dan mental, riwayat penyakit, dan faktor risiko lainnya.
 Pemegang polis yang dianggap memiliki risiko insurability yang lebih tinggi dapat dikenakan
premi yang lebih tinggi atau mendapat pengecualian tertentu dalam polis.
4. Prinsip Sumber Daya (Principle of Resources):
 Prinsip ini mencerminkan kemampuan perusahaan asuransi untuk membayar klaim dan
menjalankan operasinya.
 Tingkat premi harus dirancang sedemikian rupa sehingga perusahaan asuransi dapat
mengumpulkan sumber daya yang cukup untuk membayar manfaat yang dijanjikan kepada
pemegang polis dan untuk menutupi biaya administrasi serta memperoleh keuntungan yang
wajar.

6. Berikut adalah beberapa cara untuk mendeteksi apakah suatu proposal asuransi jiwa melibatkan unit
link:
1. Periksa Istilah dan Deskripsi Produk:
Teliti istilah-istilah yang digunakan dalam proposal asuransi. Produk unit link seringkali memiliki istilah
seperti "unit link," "unit-linked," atau "investasi terkait."
2. Tinjau Keterangan Dana Investasi:
Unit link sering kali melibatkan investasi di dalam dana investasi tertentu. Jika proposal asuransi
menyebutkan atau menjelaskan keterangan tentang opsi investasi atau dana investasi terkait, ini
mungkin mengindikasikan adanya unsur unit link.
3. Periksa Pembagian Premi:
Produk unit link membagi premi menjadi dua bagian: satu bagian untuk perlindungan jiwa dan yang
lainnya untuk investasi. Perhatikan apakah proposal tersebut menyebutkan pembagian premi antara
bagian proteksi dan bagian investasi.
4. Identifikasi Opsi Investasi:
Produk unit link memberikan pemegang polis opsi untuk berinvestasi dalam dana investasi tertentu.
Jika proposal asuransi menyebutkan berbagai opsi investasi atau alokasi dana investasi, ini bisa
menjadi indikasi adanya unsur unit link.
5. Cek Kebijakan Nilai Tunai:
Produk unit link umumnya memiliki nilai tunai terkait dengan performa dana investasi. Jika proposal
asuransi menyebutkan nilai tunai atau akumulasi nilai tunai yang terkait dengan investasi, ini bisa
menjadi petunjuk adanya unsur unit link.
6. Tinjau Biaya dan Komisi:
Produk unit link seringkali melibatkan biaya-biaya terkait investasi, seperti biaya manajemen dana.
Periksa apakah proposal asuransi mencantumkan biaya-biaya ini dan bagaimana biaya tersebut
dibebankan.
7. Baca Syarat dan Ketentuan:
Teliti dengan cermat syarat dan ketentuan dalam proposal asuransi. Produk unit link biasanya
memiliki klausa-klausa tertentu yang menunjukkan keterkaitan antara asuransi jiwa dan investasi.
8. Konsultasi dengan Agen Asuransi:
Jika masih ada keraguan, ajukan pertanyaan langsung kepada agen asuransi yang menyampaikan
proposal tersebut. Mereka dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apakah produk ini
termasuk unit link atau tidak.
7. Konsekuensi Pengambilan Nilai Polis karena Cuti Premi:
1. Penurunan Nilai Tunai:
Nilai tunai adalah jumlah uang yang dapat ditarik dari polis asuransi jika pemegang polis memutuskan
untuk mengambil nilai polis. Pengambilan nilai polis karena cuti premi dapat mengakibatkan
penurunan nilai tunai, terutama jika polis masih dalam masa awal pembayaran premi.
2. Potensi Kehilangan Manfaat Perlindungan:
Jika pemegang polis mengambil nilai polis karena cuti premi, ini dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan manfaat perlindungan asuransi yang diberikan oleh polis. Oleh karena itu, pemegang
polis perlu memahami bahwa dengan cuti premi, mereka mungkin kehilangan sebagian atau seluruh
manfaat perlindungan asuransi yang dijanjikan.
3. Dampak pada Akumulasi Nilai Tunai dan Dividen:
Nilai tunai dalam polis asuransi jiwa seringkali berkembang seiring waktu, terutama jika polis tersebut
menghasilkan dividen atau keuntungan investasi. Pengambilan nilai polis karena cuti premi dapat
menghentikan atau mengurangi pertumbuhan nilai tunai dan dividen yang dapat diterima oleh
pemegang polis.
4. Biaya dan Pengecualian:
Beberapa polis asuransi mungkin memiliki biaya atau syarat tertentu yang terkait dengan
pengambilan nilai polis. Pemegang polis perlu memahami potensi biaya atau pengecualian yang dapat
mempengaruhi jumlah yang mereka terima saat mengambil nilai polis.
Biaya Akuisisi:
Biaya akuisisi adalah biaya yang dikenakan oleh perusahaan asuransi untuk menutupi biaya penjualan dan
administratif yang terkait dengan penerbitan polis baru. Biaya ini seringkali mencakup komisi agen, biaya
pemasaran, dan biaya administratif. Biaya akuisisi biasanya diperhitungkan sebagai persentase dari premi
yang dibayarkan oleh pemegang polis, dan besarnya dapat bervariasi antara produk dan perusahaan asuransi.
Konsekuensi Biaya Akuisisi:
1. Pengurangan Nilai Tunai Awal:
Biaya akuisisi biasanya diterapkan pada premi awal, sehingga dapat mengurangi nilai tunai polis pada
periode awal kepemilikan.
2. Berpotensi Tingginya Biaya:
Biaya akuisisi dapat menjadi signifikan terutama pada produk-produk asuransi jiwa tradisional. Oleh
karena itu, pemegang polis perlu mempertimbangkan besarnya biaya akuisisi dalam hubungannya
dengan manfaat yang diterima dari polis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai