Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pengampu:
Eka Nuraini Rachmawati, M.Si

Disusun Oleh:
AYU FITA MARENA
(215210074)
DESTIA SAPITRI
(215210481)
 Eksposur Risiko dan Pengendalian (Manajemen) Risiko

Pengendalian risiko mempunyai peranan penting dalam manajemen risiko.


Eksposur terhadap risiko yang tinggi, jika diimbangi dengan pengendalian risiko yang
baik, akan mengurangi atau meminimalkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang terlihat pada
tabel berikut ini.

Tabel di atas menunjukkan bahwa profil risiko ditentukan oleh dua hal:
1) Risiko inheren,
2) Sistem pengendalian risiko.
Penghindaran Risiko Risk Retention
Jika memungkinkan, risiko yang tidak
Alternatif lain dari manajemen risiko adalah perusahaan menanggung sendiri
perlu, risiko yang bisa dihilangkan tanpa
risiko yang muncul (menahan risiko tersebut atau risk retention). Jika risiko
ada pengaruh negatif terhadap
benar-benar
pencapaian tujuan, bisa dihindari.
terjadi, perusahaan tersebut harus menyediakan dana untuk menanggung risiko
Misalkan saja perusahaan mempunyai
tersebut
dua pilihan untuk gudangnya, satu di
daerah rawan banjir, yang lainnya di
a. Penahanan yang Direncanakan dan Yang Tidak Direncanakan.
daerah aman banjir. Jika segala
sesuatunya sama (misal harga sewanya
Penahanan risiko bisa terjadi secara terencana dan tidak terencana. Jika suatu
sama), perusahaan seharusnya memilih
perusahaan mengevaluasi risiko-risiko yang ada, kemudian memutuskan untuk
gudang yang di daerah aman
menahan sebagian atau seluruh risiko, maka perusahaan tersebut menahan
banjir.Dalam kebanyakan situasi, risiko
risiko dengan terencana.
tidak bisa dihindari. Perusahaan secara
sengaja melakukan aktivitas bisnis
b. Pendanaan Risiko yang Ditahan.
tertentu untuk memperoleh
keuntungan. Dalam melakukan aktivitas
Risiko yang ditahan bisa didanai dan bisa juga tidak didanai. Jika perusahaan
bisnis tersebut, perusahaan menghadapi
tidak menetapkan pendanaan yang khusus ditujukan untuk mendanai
risiko yang berkaitan dengan aktivitas
risikotertentu, jika risiko tersebut muncul, maka resiko tersebut tidak didanai.
tersebut. Karena itu risiko semacam itu
tidak bisa dihindari.
Dalam situasi tersebut, perusahaan bisa mendanai risiko tersebut. Pendanaan bisa dilakukan melalui beberapa cara,
seperti menyisihkan dana cadangan, Self insurance, dan captive insurers.

a. Dana Cadangan b. Self-insurance dan Captive Insurers

Perusahaan menyisihkan dana tertentu Pengelolaan dana cadangan bisa ditingkatkan lagi
secara periodik yang ditujukan untuk menjadi semacam asuransi untuk internal
membiayai kerugian akibat dari risiko perusahaan sendiri (self-insurance). Meskipun ada
tertentu. Dalam contoh di bagian awal, PI keberatan karena istilah self-insurance di sini
Kelana menyisihkan dana sebesar 1% tidak mengindikasikan adanya transfer risiko ke
dari pendapatan untuk membiayai pihak luar. Risiko masih berada di perusahaan.
kerugian akibat kecelakaan mobil Dengan self-insurance, perhitungan dilakukan
taksinya. Yang perlu diperhatikan lebih teliti untuk menentukan berapa besarnya
adalah persoalan akuntansinya, yaitu premi yang harus disisihkan, berapa besarnya
apakah memungkinkan atau tidak, jika tanggungan yang bisa diberikan. Kerugian yang
memungkinkan bagaimana aturan dan terjadi lebih besar dari tanggungan maksimum, bisa
nama rekening untuk dara cadangan dialihkan ke pihak luar (misal diasuransikan). Self
kerugian semacam itu. Perusahaan bisa insurance bisa dilakukan jika (1) eksposur di
juga menyiapkan dana cadangan dalam perusahaan cukup besar, sehingga skala
bentuk memegang aset yang likuid ekonomisnya bisa tercapai. (2) Risiko bisa diprediksi
(misal kas) yang disiapkan untuk dengan baik.
membiayai kerugian jika risiko terjadi.
Risk Transfer
Alternatif lain dari manajemen risiko adalah memindahkan risiko ke pihak lain (mentransfer risiko ke pihak lain). Pihak lain
tersebut biasanya mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala ekonomi yang lebih
baik sehingga bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik, atau karena mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen risiko
lebih baik. Risk transfer bisa dilakukan melalui beberapa cara:

1 Asuransi 2 Hedging
Asuransi merupakan metode transfer risiko yang paling Hedging atau lindung nilai pada dasarnya
umum, khususnya untuk risiko murni (pure risk). Asuransi mentransfer risiko kepada pihak lain yang lebih bisa
adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan mengelola risiko lebih baik melalui transaksi instrumen
(msured) dan perusahaan asuransi (insurer), di mana insurer keuangan. Sebagai contoh, perusahaan Indonesia
bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami mempunyai kewajiban untuk membayar cicilan utang
pihak yang diasuransikan. dan pihak pengasuransi (insurer) dalam dolar AS tiga bulan mendatang. Perusahaan tersebut
memperoleh premi asuransi sebagai balasannya. menghadapi risiko turunnya nilai rupiah terhadap dolar AS,
Empat hal diperlukan dalam transaksi asuransi: atau naiknya nilai dolar AS terhadap rupiah. Jika hal
(1) perjanjian kontrak, tersebut terjadi, maka perusahaan tersebut harus
(2) pembayaran premi, menyediakan rupiah yang lebih banyak, dan bisa
(3) tanggungan (benefit) yang dibayarkan jika terjadi menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kesulitan
kerugianseperti yang disebutkan dalam kontrak, dan keuangan (ingat kasus perusahaan Indonesia yang
(4) penggabungan (pool) sumber daya oleh perusahaan mempunyai utang dalam dolar, kemudian bangkrut
asuransi yang diperlukan untuk membayar tanggungan. kotika rupiah jatuh nilainya terhadap dolar pada saat krisis
ekonomi tahun 1997)
3 Incorporated
Incorporated atau membentuk 4 Teknik Lainnya
perseroan terbatas merupakan
alternatif transfer risiko, karena Selain teknik
kewajiban pemegang saham dalam transfer risiko yang
perseroan terbatas hanya terbatas disebutkan di atas, ada
pada modal yang disetorkan. banyak teknik transfer
Kewajiban tersebut tidak akan risiko lainnya. Berikut
sampai ke kekayaan pribadi. ini beberapa contoh
Secara efektif, sebagian risiko bagaimana teknik
perusahaan ditransfer ke pihak lain, transfer risiko bisa
dalam hal ini biasanya kreditur digunakan dalam situasi
(pemegang utang). Jika perusahaan tertentu. Misal
bangkrut, maka pemegang saham perusahaan penjual
dan pemegang utang akan komputer notebook ingin
menanggung risiko bersama, menghindari risiko
meskipun dengan tingkatan yang perubahan kurs. Biasanya
berbeda. Pemegang utang biasanya komputer notebook
mempunyai prioritas yang lebih diimpor atau banyak
tinggi dibandingkan dengan komponennya yang
pemegang saham. diimpor dari luar negeri.
Keputusan Memilih Alternatif Manajemen Risiko

Secara umum jika risiko mempunyai frekuensi yang sering dengan severity yang
rendah, maka alternatif risiko ditahan merupakan alternatif yang paling optimal. Jika risiko
mempunyai frekuensi yang kecil tetapi mempunyai severity yang besar, maka alternatif
ditransfer merupakan alternatif yang optimal. Jika frekuensi dan severity tinggi, maka
perusahaan bisa berpikir untuk menghindari risiko tersebut.

Frekuensi Saverity Teknik yang

(Probabilitas) (Keseriusan) Dipilih

Rendah Rendah Ditahan

Tinggi Rendah Ditahan

Rendah Tinggi Ditransfer

Tinggi Tinggi Dihindari


Beberapa sustrasi bisa diberikan di sini. Risiko kecelakaan mobil dari perspektif individu mempunyai cin frekuensi
rendah, dengan tingkat severity yang tingg Untuk risiko tinatam itu, alternatif ditransfer merupakan alternatif yang opt
mal Karena itu akan lebih jika individu membeli asuransi kecelakaan mobil dibandingkan menahan risiko tersebut.
PENGENDALIAN RISIKO

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian risiko. Dengan
menggunakan dua dimensi, probabilitas dan severity, pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi
probabilitas munculnya kejadian, mengurang tingkat keseriusan (severity), atau keduanya. Agar bisa
mengendalikan risiko lebih baik, pemahaman terhadap karakteristik risiko diperlukan. Dalam upaya
memahami risiko tersebut ada beberapa teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko.

1. Teori Domino (Heinrich, 1959)


Menurut teori ini, kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap seperti digambarkan dalam kartu domino
berikut ini. Jika satu kartu jatuh, maka akan mendorong kartu kedua jatuh, dan seterusnya sampai kartu domino
terakhir jatuh (ingat permainan merubuhkan deretan kartu domino).
Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu:

Personal fault (kesalahan


individu), di mana individu
tersebut tidak mempunyai Kecelakaan
respon yang tepat (benar)
dalam situasi tertentu,

Unsafe act or
Lingkungan sosial dan physical hazard
faktor bawaan yang (Tindakan yang
menyebabkan seseorang berbahaya atau Cedera
berperilaku tertentu kondisi fisik yang
(misal mempunyai berbahaya)
temperamen tinggi
sehingga gampang marah)
2. Rantal Risiko (Risk Chain)

Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa komponen

Hazard (kondisi
Konsekuensi dari yang mendorong
hasil tersebut terjadinya risiko)

Hasil dari Lingkungan di mana


interaksi hazard tersebut
berada

Interaksi antara
hazard dengan
lingkungan
Sebagai contoh, di gudang yang Konsekuensi dari hasil
banyak bahan mudah terbakar Dalam contoh di atas, kompor
(misal kertas) terdapat kompor minyak tanah bisa diganti dengan (kebakaran dalam hal ini)
dengan menggunakan minyak kompor listrik Lingkungan bisa yang berupa kerugian
tanah. Gudang adalah dibuat lebih tahan terhadap dikurangi misal dengan
lingkungannya, sedangkan kompor munculnya risiko, misal dengan membuat tembok lebih
tersebut adalah hazard, Kompor menyingkirkan bahan-bahan yang
mudah terbakar. Dengan kompor
lahan api, sehingga
dengan menggunakan minyak tanah kebakaran pada ruang
meningkatkan risiko kebakaran listrik dan lingkungan yang bersih
(hazard). dari bahan yang mudah terbakar, tersebut tidak akan mudah
interaksi antara keduanya menjadi menjalar ke ruangan
lebih kecil kemungkinan untuk lainnya.
terjadi.
3. Fokus dan Timing Pengendalian Risiko

a. Fokus Pengendalian
Risiko Sebaliknya, memasang alat pemadam kebakaran di gedung
Pengendalian risiko bisa merupakan contoh usaha untuk mengurangi keseriusan risiko.
difokuskan pada usaha
mengurangi kemungkisan Perhatikan bahwa alat pemadam kebakaran tidak mencegah
(prob ability) munculnya terjadinya kebakaran, tetapi kebakaran bisa dengan cepat
risiko dan mengurangi
keseriusan (severity) dipadamkan, sehingga kerugian akibat kebakaran tersebut bisa
konsekuensi risiko tersebut
Sebagai contoh, mengganti diminimalkan. Memasang airbag (kantong udara) di mobil
kompor minyak tanah merupakan contoh upaya untuk mengurangi seterity kecelakaan
dengan kompor listrik bisa
mengurangi kemungkinan mobil. Perhatikan bahwa kantong udara tersebut tidak mencegah
risiko kebakaran. Memakai
peralatan pengaman selama terjadinya kecelakaan.
kerja bisa mengurangi
kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja.
b. Timing Pengendalian Risiko

Dari sisi timing (waktu), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum


selama, dan sesudah risiko terjadi Sebagai contoh, perusahaan bisa
melakukan framing untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan
teknik untuk menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut
dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut
merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi.
Kesimpulan

Secara umum alternatif


manajemen risiko yang bisa
dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi adalah (1)
Penghindaran Risiko (Risk
Avoidance), Penanggungan atan
Penahanan Risiko (Risk
Retention), Pengalihan Risiko
(Risk Transfer). Penghindaran
risiko berarti kita menghindari
risiko tersebut. Alternatif ini
dalam beberapa situasi tidak
optimal karena dalam beberapa
situasi kita harus menanggung
resiko untuk memperoleh
keuntungan
Terimah kasih

Anda mungkin juga menyukai