Anda di halaman 1dari 15

ASURANSI

A. Latar Belakang
Salah satu lembaga keuangan bukan bank adalah asuransi. Asuransi sendiri
dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko pada masa mendatang. Asuransi begitu dibutuhkan
karena manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Dengan demikian, adanya asuransi akan memberikan kemudahan untuk
menghadapi risiko di masa depan.
Pada saat ini, di Indonesia sudah banyak perusahaan-perusahaan asuransi yang
siap sedia membantu masyarakat dan masyarakat tinggal memilih apa yang akan
diambil sesuai apa yang sedang dibutuhkan.

B. Pengertian
Asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko
kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut ini
beberapa definisi dari asuransi.
1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tertentu.
2. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat
dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, di
samping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi serta
1
asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan
(financial loss) yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya
(fortuitious event).
Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko pada masa mendatang. Apabila risiko ini benar-
benar terjadi maka pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai
perjanjian antara pihak penanggung dengan tertanggung.

C. Manfaat Asuransi
Asuransi memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain :
1. Rasa aman dan perlindungan
Apabila risiko atau kerugian benar-benar terjadi maka pihak tertanggung berhak atas
nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara
tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan untuk menetukan nilai pertanggungan dan premi
yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan
nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak
merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan maka semakin
besar pula premi periodik yang dibayar oleh pihak tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Asuransi berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
Premi yang dibayarkan setiap periodee memiliki substansi yang sama dengan
tabungan sehingga pihak tertanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan beserta bonusnya yang sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
5. Alat penyebaran risiko.
Risiko yang ditanggung oleh tertanggung juga ikut dibebankan pada penanggung
dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha.
Investasi yang dilakukan oleh investor dibebani dengan risiko kerugian yang dapat
diakibatkan oleh berbagai macam sebab seperti pencurian, kebakaran, kecelakaan,
dan lain sebagainya.

2
D. Risiko dan Ketidakpastian
Risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan
menimbulkan kerugian. Jika dalam perasuransian, risiko dapat diartikan sebagai
ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadi kerugian. Hal-hal yang
dapat menimbulkan ketidakpastian tersebut antara lain ketidakpastian ekonomi,
ketidakpastian yang berkaitan dengan alam, ketidakpastian terjadinya perang,
pembunuhan, pencurian, dan sebagainya.
Dalam usaha perasuransian sudah dilakukan pemilahan resiko yang dimaksudkan
agar dapat dilakukan secara tepat identifikasi terhadap risiko yang akan diangkat dalam
perjanjian asuransi. Adanya identifikasi yang tepat maka pihak penanggung dapat
melakukan perhitungan yang tepat sehingga tidak merugikan penanggung maupun
tertanggung.
1. Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko suatu risiko apabila benar terjadi maka akan mengalami
kerugian sedangkan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian
atau keuntungan.
2. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang berkaitan dengan adanya dua kemungkinan
yaitu kemungkinan mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian.
3. Risiko Individu
Risiko individu adalah risiko yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko individu terdapat 3 jenis yaitu:
a. Risiko pribadi
Risiko pribadi adalah risiko yang memengaruhi kemampuan seseorang
untuk memperoleh manfaat ekonomi. Apabila risiko tidak terjadi maka
seseorang tersebut masih dapat mengusahakan memperoleh manfaat ekonomis
untuk menyelenggarakan hajat hidupnya.
b. Risiko harta
Risiko harta adalah risiko bahwa harta yang dimiliki rusak, hilang atau
bahkan dicuri. Adanya kerusakan tersebut maka pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomis yang diperoleh dari harta yang dimiliki. Sebagai
konsekuensi, pemilik harus mengeluarkan biaya untuk menggantian kinerja
barang yang hilang.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)

3
d. Risiko yang dialami sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya
pihak lain.

Untuk mengatasi resiko tersebut, terdapat lima cara yang dapat dilakukan adalah
a. Menghindari risiko (risk avoidance)
Seseorang yang bersangkutan perlu untuk mempertimbangkan risiko
yang mungkin terjadi akibat dari aktivitas yang dilakukan. Setelah
mengidentifikasi risiko, orang tersebut dapat meneruskan kegiatannya atau
menarik diri dari kegiatan yang dilakukan.
b. Mengurangi risiko (risk reduction)
Dapat diartikan mengurangi risiko yaitu mengambil tindakan yang
bersifat meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kerugian.
c. Menahan risiko (risk retention)
Dapat diartikan disini kita tidak dapat melakukan aktivitas apa-apa
terhadap risiko tersebut. Risiko ini dapat ditahan karena secara ekonomis
biasanya melibatkan jumlah yang kecil.
d. Membagi risiko (risk sharing)
Membagi risiko dapat diartikan melibatkan orang lain untuk bersama-
sama menghadapi risiko tersebut.
e. Mentransfer risiko (risk transfering)
Arti dari mentransfer risiko adalah memindahkan risiko kerugian
kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko.

E. Prinsip Asuransi
1. Insurable Interest
Definisi dari insurable interest adalah hak berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui secara
sah oleh hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Sesuatu
yang dipertanggungkan tersebut semata-mata menyangkut kepentingan yang
menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungkan
tersebut. Terdapat beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria
insurable interest antara lain:
a) Kerugian Tidak Dapat Diperkirakan
Risiko yang diansurasikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kerugian dan kerugian tersebut tidak dapat diukur.

4
b) Kewajaran
Risiko yang dipertanggungkan adalah benda atau harta yang memiliki nilai
material baik bagi penanggung maupun tertanggung.
c) Catastropic
Agar suatu barang dapat diansurasikan maka risiko yang mungkin terjadi
tidak menimbulkan kerugian yang besar.
d) Homogen
Barang atau harta yang yang akan dipertanggungkan harus homogen agar
memenuhi syarat dapat diasurasikan. Banyaknya barang yang sejenis ini
berkaitan dengan prinsip bahwa asuransi menutup sejumlah besar risiko agar
dapat membayar beberapa kerugian yang dipertanggungkan.

2. Iktikad Baik (Utmost Good Faith)


Kedua belah pihak harus mempunyai iktikad baik apabila ingin melakukan
kontrak asuransi. Pihak penanggung perlu menjelaskan hak dan kewajibannya selama
masa asuransi selain itu juga perlu diperhatikan bagaimana perlakuan penanggung pada
saat benar-benar ada risiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung harus
konsisten terhadap hak dan kewajiban dan dicantumkan dalam kontrak (polis) serta
batasan-batasan yang ada sehingga jelas jika ada risiko yang tidak ditanggung asuransi.
Pihak tertanggung juga perlu mengungkapkan kondisi yang diansurasikan secara
terperinci agar penanggung memiliki gambaran untuk menentukan persetujuan.
Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut dengan duty of
disclosure. Dibawah ini terdapat faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of
disclosure antara lain:
a) Nondisclosure yaitu adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga
menyalahi utmosh good faith.
b) Concealment yang artinya sengaja berbohong dan tidak mengungkapkan fakta
penting.
c) Fraudulent misrepresentation yaitu melakukan tindakan yang disengaja dengan
memberikan gambaran yang tidak cocok dengan keadaan riil.
d) Innocent misrepresentation yaitu secara sengaja memberi gambaran yang salah
yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi.

5
3. Indemnity
Konsep dari indemnity yaitu mekanisme penanggung untuk mengompensasi
risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip ini tidak dapat
dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian karena pihak penanggung tidak
dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang cacat. Indemnity dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu pembayaran tunai, penggantian,
perbaikan, dan pembangunan kembali.

4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya peristiwa
secara berantai tanpa adanya intervensi dari ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari sumber baru dan independen.

5. Subrogation
Pada prinsipnya subrogation adalah hak penanggung yang telah memberikan
ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntun pihak lain yang mengakibatkan
kepentingan asuransinya mengalami kerugian.

6. Kontribusi
Kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity yaitu
penanggung berhak mengajak penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama
untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada tertanggung meskipun jumlah
tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.

F. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peran penting dalam menjaga
konsistensi pertanggungjawaban, baik pihak penanggung maupun tertanggung.dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara
hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak tertanggung memiliki
jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh
tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. polis tersebut merupakan bukti otentik
yang dapat digunakan oleh tertanggung untk mengajukan klaim apabila pihak penanggung
mengabaikan tanggung jawabnya. Polis asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran
premi kepada penanggung. Polis asuransi memuat hal-hal sebagi berikut :
6
• Nomor polis
• Nama dan alamat tertanggung
• Uraian risiko
• Jumlah pertanggungan
• Jangka waktu pertanggungan
• Besar premi, bea materai, dan lain-lain
• Bahaya-bahaya yang dijaminkan
• Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka (chasis), dan nomor mesin kendaraan.

G. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran utang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
sangat bergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko
dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadi risiko kerugian sangat
tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih
tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu,
biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh
pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat bergantung pada perjanjian
yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan,
triwulan, semesteran, atau tahunan.

H. Penggolongan Asuransi
a. Menurut Sifat Pelaksanaannya
1. Asuransi Sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-
mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko
kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misal: asuransi
kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dan sebagainya.

2. Asuransi Wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait
yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya: Asuransi tenaga kerja, asuransi
kecelakaan, dan sebagainya.
7
b. Menurut Jenis Usaha Perasuransiannya
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Usaha Asuransi
a. Asuransi Kerugian (nonlife insurance)
Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut.
• Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar
yang diakibatkan karena adanya kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari
unsur kesengajaan seperti petir, ledakan, kejatuhan pesawat.
• Asuransi pengangkutan (marine insurance) adalah asuransi
pengangkutan penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau
kerusakan pada saat pelayaran.
• Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat
digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan.
Jenisnya antara lain: asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan
diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan,
kecurangan.
b. Asuransi Jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
• Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
• Santunan bagi tertanggung yang meninggal
• Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya pejabat kunci perusahaan.
• Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun

8
c. Penundaan atau penghindaran pajak pendapatan.
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga:
a. Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu
dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran, dan tahunan).
b. Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis
atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-
masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
c. Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi
umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis
kepada agen yang disebut debit agent.
d. Reasuransi (reinsurance)
Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem
penyebaran risiko di mana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak penangung
biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung dalah
reasuradur. Untuk magatasi kegagalan menanggung kalim dari tertanggung,
perusahaan dapat membagi risiko dengan perusahaan lain. Penyebaran risiko
tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi.
Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi. Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali
pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :
• Meningkatkan kapasitas akseptasi.
Dengan melakukan reasuransi, penanggung akan dapt meningkatkan
akseptasi sehinga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar
jumlah nilai pertanggungan.
• Alat penyebaran risiko.
Dengan adanya mekanisme penyebaran risiko maka akan tertanggulangi
adanya kemungkinan kerugian dalam jumlah yang sangat besar yang
tidak mungkin ditanggung sendiri.

9
• Meningkatkan stabilitas usaha.
Jumlah kerugian yang mungkin timbul karena adanya kalim dari
tertanggung sangat sulit untuk diprediksikan secara tepat. Dengan
penyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain maka kekhawatiran akan
adanya kegagalan usaha akan semakin kecil.
• Meningkatkan kepercayaan.
Reasuransi akan menambah kepercayaan bagi tertanggung karena
kemungkinan risiko yang akan dialami mendapat jaminan dari
perusahaan asuransi
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
• Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima
jumlah yang ditawarkan.
• Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan
secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan.
Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung
oleh ceding company.
• Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di
treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang
dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan
reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima
setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.

10
2. Usaha Penunjang
a. Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi
dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
b. Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penempatan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan
bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
c. Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
d. Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
e. Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Program Asuransi Sosial


Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian yang dimaksud dengan program asuransi sosial adalah program
asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang undang
dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan
masyarakat. Di Indonesia ada lima perusahaan dengan program asuransi sosial
dan semua berstatus sebagai BUMN. Perusahaan asuransi tersebut yaitu PT
Taspen, PT Jasa Raharja, PT Jamsostek, PT Askes, dan PT Asuransi Sosial
ABRI (ASABRI).

c. Menurut The Chartered Insurance Institute, London


1. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertangguan untuk semua milik yang berupa harta benda yang
memiliki risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, tenggelam di laut.
• Asuransi kebakaran (fire insurance)
• Asuransi pengangkutan (marine insurace)
• Asuransi penerbangan
• Asuransi kecelakaa (accident insurance)

11
2. Asuransi tanggung gugat (liablity insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi bertanggung terhadap kerugian yang timbul
dan gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
3. Asuransi jiwa (life insurance)
• Asuransi kecelakaan
• Asuransi jiwa, meliputi:
a) Asuransi berjangka (term insurance). Ciri khas asuransi ini terletak
pada proteksi maksimum dengan preminya yang relatif rendah.
Oleh karena itu, jenis produk ini menarik bagi calon tertanggung
yang mempunyai kebutuhan asuransi yang besar, namun daya
belinya terbatas.
b) Asuransi seumur hidup (whole life insurance). Ciri khas asuransi ini
adalah jenis dasar asuransi jiwa permanen yang memberi proteksi
asuransi seumur hidup bagi seseorang.
c) Asuransi jiwa dwiguna (endowment insurance). Ciri khas asuransi
ini adalah proteksi yang memberikan jumlah uang pertanggungan
saat tertangung meninggal dalam periode tertentu dan sekaligus
memberikan seluruh uang pertanggungan jika ia masih hidup pada
masa akhir petanggungan. Karena memberikan dua manfaat inilah,
asuransi ini disebut dwiguna. Produk ini berguna bagi calon
pemegang polis yang ingin tertanggung terlindungi dari dampak
keuangan karena kematian dini.
• Anuitas (annuity)
• Asuransi industri (industrial insurance)
4. Asuransi kerugian (general insurance)
5. Reasuransi (reisurance)

I. Pengaturan Perasuransian di Indonesia


Peraturan perundang yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan
pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
3. Keputusan Menteri Keuangan, antara lain:

12
• Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
• Nomor 224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.
• Nomor 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Asuransi aau Reasuransi.
• Nomor 226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan
Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi.

J. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi


Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut
PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
a) Persetujuan prinsip
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian satu
perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, di mana batas waktu persetujuan
prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.
b) Izin Usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah persiapan pendirian
selesai, di mana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.
Ketentuan modal disetor perushaan perasuransian.

K. Asuransi Kredit
Asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan lebih dititikberatkan
pada asuransi jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian (general insurance)
yang meliputi:
• asuransi kebakaran (fire insurance)
• asuransi pengangkutan laut (marine insurance)
• asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance)

Oleh karena itu, asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan
terutama dalam bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa
barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

13
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kredit (bank, lembaga
keuangan) kepada nasabahnya. Sejak kredit diberikan kepada nasabah, pemberi kredit
oleh nasabah atau tidak diperolehnya kembali kredit tersebut dari nasabah sehingga
pemberi kredit menderita kerugian. Untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian
tersebut, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit yang dierikannya kepada nasabah.
Dalam asurasi kredit, tertanggung adalah pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) dan
yang dtanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha).
Asuransi kredit bertujuan:
1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit
yang diberikan kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, prngarahan, dan keamanan perkreditan, baik kredit perbankan
maupun kredit lainnya di luar perbankan.

L. Asuransi Unit Link


Dalam asuransi unit link, total premi yang dibayarkan sebagian digunakkan untuk
produk proteksi dan sebagian lagi digunakan untuk produk investasi. Jadi, nasabah selain
mendapatkan manfaat berupa proteksi kesehatan juga berkesempatan mendapatkan
perlindungan keuangan dengan mengembangkan dana simpanannya dalam bentuk
investasi. Premi yang telah dibayarkan melalui asuransi unit link ini tidak hangus karena
adanya pengalokasian untuk produk investasi. Tingginya tingkat pengembalian yang
ditawarkan dari hasil investasi tentunya juga disertai dengan adanya risiko sesuai dengan
fluktuasi pasar.
Berdasarkan pada penempatan investasinya, asuransi unit link bisa dibagi menjadi
4 jenis antara lain:
a) Unit link pasar uang (unit cash fund unit link)
Investasi ditempatkan di instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, dan surat uang dengan tenor kurang dari 1 tahun. Jenis
investasi unit link ini tepat bagi anda yang bertipe investor konservatif karena risiko
investasiya sangat rendah.
b) Unit link pendapatan tetap (fix income fund unit link)
Investasi pada unit link jenis ini sebgain besar di tanam di instrumen surat utang dan
sebagian kecil di pasar uang. Porsi investasi di surat utang minimal 80%. Investai
unit link jenis ini punya kelebihan pada tingkat keuntungan yang lebih stabil. Jadi,
jika anda tergolong orang yang ingin keuntungan yang lebih stabil unit link jenis ini
yang bisa anda pilih.
14
c) Unit link pendapatan campuran (managed fund unit link)
Investasi dilakukan beragam, seperti di obligasi, saham, atau pasar uang. Unit link
yang ini tepat bagi yang mengincar hasil investasi besar dan untuk jangka panjang.
d) Unit link saham (equity fund unti link)
Unit link ini biasanya menempatkan dananya di saham. Nasabah bisa memilih jenis
investasi ini jika tergolong “pemberani” karena tingkat risikonya yang tinggi sesuai
dengan sifat saham yang “high risk, high return”.
Berdasarkan pada cara pembayarannya, asuransi unit link terbagi menjadi dua
macam, yaitu sebagai berikut:
a) Asuransi jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal)
Ciri khas Asuransi Jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal) adalah premi yang
dibayarkan secara sekaligus atau lump sum. Biasanya premi tunggal diinginkan
oleh calon pemegang polis yang ingin berinvestasikan panjang.
b) Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala)
Ciri khas Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala) adalah juga
merupakan investasi jangka panjang di mana di dalam polis diatur cara
pembayarannya, yaitu dilakukan secara berkala atau regular. Unit dibeli begitu
premi diterima.

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemilihan asuransi unit
link, antara lain sebagai berikut:
a. Reputasi dan tingkat kesehatan dari perusahaan asuransi.
b. Manfaat apa saja yang ditawarkan dari produk asuransi tersebut,
c. Biaya-biaya yang melekat pada asuransi unit link, seperti biaya administrasi, biaya
pengelolaan investasi, dan biaya asuransi.

15

Anda mungkin juga menyukai