Anda di halaman 1dari 13

PEGADAIAN

A. Latar Belakang
Terdapat beberapa jenis lembaga keuangan di Indonesia, baik berbentuk bank
maupun bukan bank. Masing-masing lembaga keuangan menawarkan fungsi yang
bermacam-macam. Salah satu lembaga keuangan tersebut yaitu pegadaian. Tentunya
sudah sering dijumpai pegadaian-pegadaian bahkan di daerah atau kota kecil. Di
sekitar kita sendiri juga sudah ditemukan pegadaian baik yang umum maupun syariah.
Pegadaian ini tentunya memiliki fungsi membantu masyarakat yang sedang
membutuhkan uang dengan cara menggadaikan barang-barang yang sesuai dengan
ketentuan pegadaian.

Sebagai lembaga keuangan pegadaian tentunya memiliki karakteristik sendiri.


Hal ini tentunya sebagai pembeda fungsinya dengan lembaga keuangan lainnya.
Namun demikian, sebagian masyarakat belum mengetahui bagaimana sejarah,
kegiatan usaha, produk atau jasa, manfaat yang diperoleh dari pegadaian, serta
bagaimana kegiatan-kegiatan berdasarkan prinsip pegadaian syariah. Oleh karena itu
perlu dibahas mengenai hal-hal tersebut, agar tidak terjadi kebingungan.

B. Pengertian Pegadaian
1. Gadai
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang
yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai
utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi utang apabila pihak yang terutang tidak dapat memenuhi kewajibannya
pada saat jatuh tempo.
2. PT Pegadaian (Persero)
PT Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar
hukum gadai seperti yang dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat

1
atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga
keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari
masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami
kesulitas keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti lintah
darat dan pengijon untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang
sangat tinggi.

C. Sejarah Berdirinya Pegadaian


Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara
Italia, Inggris, dan Belanda., yaitu sekitar abad ke-19, oleh sebuah bank yang bernama
Bank Van Lening. Bank tersebut pertama kali didirikan di Batavia pada 20 Agustus
1746. Bank tersebut memberikan jasa pinjaman dana dengan syarat penyerahan
barang bergerak sehingga bank ini pada hakikatnya telah memberikan jasa pegadaian.
Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda berusaha mengambil alih usaha
pegadaian dan memonopolinya dengan cara mengeluarkan Staatsblad No. 131 Tahun
1901 tanggal 12 Maret 1901. Peraturan tersebut diikuti dengan mendirikan rumah
gadai resmi milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi Dinas Pegadaian sejak
berlakunya Staatsblad No. 266 Tahun 1960.
Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas
monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas Pegadaian mengalami beberapa
kali bentuk badan hokum sehingga akhirnya pada 2011 menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero). Pada 1960 Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN)
Pegadaian, pada 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan
Jawatan (Perjan) Pegadaian, pada 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 51 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011. Pada waktu
pegadaian masih berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian
merupakan satu-satunya acuan yang digunakan oleh manajemennya dalam mengelola
pegadaian. Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun usaha tersebut
mengalami kerugian. Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan
tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi. Di samping berusaha
memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hokum gadai
manajemen PT Pegadaian (Persero) juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sedapat
mungkin tidak mengalami kerugian. PT Pegadaian (Persero) diharapkan akan dapat

2
mengalami keuntungan atau setidaknya penerimaan yang didapat mampu menutup
seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri.
Kantor pusat PT Pegadaian (Persero) berkedudukan di Jakarta dan dibantu
oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan kantor cabang. Saat ini jaringan
usaha PT Pegadaian (Persero) telah meliputi lebih dari 5000 unit yang tersebar di
seluruh Indonesia.
D. Kegiatan Usaha Pegadaian
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pegadaian digolongkan menadi dua yaitu
penghimpunan dana dan penggunaan dana.
1. Penghimpunan Dana
a. Pinjaman jangka pendek dri perbankan. Dana jangka pendek sebagian besar
adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang
dihimpun)
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang
kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima di muka, dan lain-lain)
c. Penerbitan obligasi. Sampai dengan 2009, PT Pegadaian (Persero) sudah 13
(tiga belas) kali menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5
tahun untuk obligasi1993, 1998, 2001, dan 2009 (seri A), jangka waktu 8
tahun untuk obligasi 1999, 2000, 2002, 2003 (seri A), dan 2009 (seri B),
jangka waktu 15 tahun untuk obligasi 2003 (seri B) serta jangka waktu 10
tahun untuk obligasi 2006, 2007, dan 2009 (seri C). Sampai dengan 2009 total
obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp4.224,6 miliar.
d. Modal Sendiri, modalnya terdiri dari: modal awal (kekayaan diluar APBN,
penyertaan modal pemerintah, laba ditahan). Modal sendiri yang dimiliki oleh
PT Pegadian (Persero) terdiri atas:
1) Modal awal kekayaan negara di luar APBN senilai Rp205 miliar (sesuai
dengan Neraca Pembukaan dan Surat Menteri Keuangan RI No.
1015/KMK.013/1991 tanggal 26 September 1991.
2) Penyertaan modal pemerintah senilai Rp42.252.000.000,00 melalui SK
Menteri Keuangan RI (SKMK-RI No. 0360/KM.3-42/SKOP/0391 tanggal
30 Maret 1991 senilai Rp20.000.000.00, SKMK-RI

3
3) Laba ditahan merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian
berdiri.
2. Penggunaan Dana
a. Uang kas dan dana likuid, digunakan untuk kewajiban yang telah jatuh tempo,
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dalam hukum gadai, biaya
operasional, pembayaran pajak dll.
b. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris.
c. Pendanaan kegiatan operasional, berupa gaji karyawan, listrik, telepon dan
lain-lain.
d. Penyaluran dana, utamanya dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai.
e. Investasi lain, apabila ada kelebihan dana/iddle fund dapat di tanamkan dalam
investasi jangka pendek dan menengah.
3. Produk dan Jasa PT Pegadaian (Persero)
Produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada
masyarakat:
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti menyaratkan
peminjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman.
Konsekuensi pertamanya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan
kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh barang bergerak
yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka
pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp. 50.000 hingga
200.000.000 atau lebih dengan jaminan benda bergerak (perhiasan emas, alat
rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dll) dengan prosedur mudah dan
layanan cepat.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh PT Pegadaian (Persero) karena
perusahaan ini memiliki peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah
berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan
digadaikan. Masayarakat yang memerlukan jasa ini biasanya ingin mengetahui
nilai jual wajar atas barang berharganya yang akan dijual. Atas jasa penaksiran
PT Pegadaian (Persero) akan memeroleh penerimaan dari pemilik barang
berupa ongkos penaksiran.
c. Penitipan barang

4
Layanan penitipan barang ini ditujukan untuk nasabah yang ingin
menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian,
surat berharga ataupun kendaraan bermotor. Atas jasa penitipan yang
diberikan, PT Pegadaian (Persero) memeroleh penerimaan dari pemilik barang
berupa ongkos penitipan.
d. Jasa lain
1) Penjualan Koin Emas OHN
Koin emas OHN adalah emas yang berbentuk koin yang bisa
digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Selain
untuk haji, konsumen juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi lain,
dan tidak harus selalu untuk haji.
2) Krasida
Kredit Ansuran dengan Sitem Gadai (Krasida) adalah pemberian
pinjaman kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
rangka pengembangan usaha atas dasar gadai yang pengembalian
pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
3) Kreasi
Kredit Angsuran dengan Sistem Fidusia (Kreasi) adalah angsuran
untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih bisa
digunakan untuk usaha.
4) Krista
Kredit Usaha Rumah Tangga (Krista) adalah pemberian kredit kepada
para wanita wirausaha yang bergabung dalam kelompok untuk
pengembangan usaha dengan sistem tanggung renteng.
5) Kremada
Kredit Perumahan Swadaya (Kremda) adalah pinjaman bagi
Masyarakat Berpenghsilan Rendah (MBR), untuk kebutuhan renovasi atau
pembangunan rumah. Masyarakat yang tergolong dalam berpenghasilan
rendah adalah yang memiliki penghasilan kurang dari Rp. 2.000.000.000
per bulan dan tergabung dalam suatu kelompok usaha.
6) Kagum
Kredit Multiguna untuk Umum (Kagum) adalah pemberian pinjaman
kepada pegawai atau karyawan suatu instansi yang telah memiliki

5
penghasilan tetap dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan
pengembalian secara angsuran dengan sistem fidusia.
7) Investa
Investasi Harta Berharga Milih Anda (Investa) adalah pinjaman dengan
sistem gadai yang diberikan kepada nasabah perseorangan ataupun intitusi
dalam jangka waktu tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan
obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
8) KTIG
Kredit Tunda Jual Gabah (KTIG) adalah kredit yang diberikan kepada
petani pada saat panen raya atau dasar hukum gadai melalui agen-agen
yang ditunjuk PT Pegadaian (Persero) dengan barang jaminan berupa
gabah kering giling.
9) Kucica
Kredit Uang Cara Instan Cepat dan Aman (Kucica) adalah layanan
pengirirman dan penerimaan uang dalam dan luar negeri dengan biaya
kompetitif yang bekerja sama dengan beberapa remiten bersekala
internsional. Salah satunya adalah Western Union, perusahaan yang
mempunyai jaringan luas yang berkedudukan di Kanada.
10) G-Lab
Unit Laboratorium Gemologin (G-Lab) menyediakan berbagai layanan
profesional untuk sertifikasi keaslian dan identifikasi kualitas batu permata,
dengan dukungan gemologist dan peralatan gemologi berstandar
Internasional dari Gemolohical Intitute of Ameriva
11) Galeri 24
Galeri 24 adalah toko emas yang khusus merancang desain dan
menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase
perhiasan emas. Perhiasan yang di jual di Galeri 24 merupakan produk
yang dibuat oleh Pegadaian, jadi bukan merupakan barang nasabah yang
tidak ditembus.
12) Multipembayaran Online
Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti listrik, telepon,
PDAM, dan lain-lain secara online di outlet pegadaian di seluruh
Indonesia.
13) Persewaan Gedung

6
Auditorium dengan arsitektur Belanda yang dipadukan dengan interior
elegan nan artistik serta dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai PT
Pegadaian (Persero) ini terbuka untuk ditawarkan kepada masyarakat luas
guns keperluan kegiatan acara atau seremoni.
E. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian
Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang
terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-
masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan
tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan
direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian
juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk
mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu
masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan juga
bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar
badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan keuangan negara.
Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh
presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan
dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal.
(Triandaru & Santoso, 2006)
F. Proses Pinjaman atas Dasar Hukum Gadai
1. Barang yang Dapat Digadaikan
Hampir semua benda bergerak dapat digadaikan dengan pengecualian untuk
barang-barang tertentu. Barang-barang yang dapat digadaikan antara lain sebagai
berikut:
a. Barang perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan
batu mulia
b. Kendaraan, misalnya mobil, sepeda motor, sepeda, dan lain-lain
c. Barang elektronik, seperti kamera, refrigerator, freezer, tape recorder, video
player, televisi, dan lain-lain
d. Barang rumah tangga misalnya perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan
lain-lain
e. Mesin-mesin

7
f. Tekstil
g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh PT. Pegadaian Persero

Selain itu, berikut barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan antara
lain:

a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan


memerlukan cara pemeliharaan khusus
b. Hasil bumi karena mudah busuk atau rusak
c. Barang dagangan dalam jumlah besar karena memerlukan tempat
penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian
d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e. Barang yang amat kotor
f. Kendaraan yang sangat besar
g. Barang-barang seni yang sulit ditaksir
h. Barang yang sangat mudah terbakar
i. Senjata api, amunissi, dan mesiu
j. Barang yang disewabelikan
k. Barang milik pemerintah
l. Barang ilegal

Berikut contoh formulir yang digunakan untuk menggadaikan barang di PT. Pegadaian

8
9
2. Cara penaksiran
Megingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barnag yang
akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terklebvih dulu
harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang
yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut :
a. Barang kantong
1) Emas
a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran
logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
harga yang terjadi
b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
2) Permata
a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah
ditetapakan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan pasar permata yang ada
b) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.
b) Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan harga yang terjadi.
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
3. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas
menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang
pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan
persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan
yang besarnya berkisar antara 80-90%.
4. Pelunasan

10
Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu
tanggal jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa modalnya (bunga)
dibayarakan langsung ke kasir disertai surat gadai.Setelah adanya pelunasan atau
penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat
mengambil kembali barang yang digadaikan.
5. Pelelangan
Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh Perum
pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal berikut ini
terjadi:
a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan
b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang
batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.
Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban
nasabah berupa:
a. Pokok pinjaman
b. Sewa modal atau bunga
c. Biaya lelang.
G. Manfaat Pegadaian
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah adalah ketersediaan dana dengan
prosedur yang relatif sederhana dalam waktu yang lebih cepat terutama
dibandingkan dengan kredit perbankan. Tidak hanya jasa penggadaian, nasabah
juga dapat memeroleh manfaat antara lain sebagai berikut.

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang terlah
berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang antara
penjual dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan yang sama.
Untuk mengatasi perbedaan persepsi atas nilai suatu barang, kedua belah pihak
bisa menghubungi PT Pegadaian (Persero) sebagai pihak yang netral untuk
melakukan penaksiran atas barang tersebut.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang

11
c. bergeraknya di tempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan
suatu barang bergerak dapat menitipkan barangnya di PT Pegadaian (Persero).
2. Bagi PT Pegadaian
Manfaat yang diharapkan dari PT Pegadaian (Persero) sesuai jasa yang
diberikan kepada nasabahnya adalah sebagai berikut.
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
b. Penghasilan yang berasal dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memeroleh
jasa tertentu dari PT Pegadaian (Persero).
c. Pelaksanaan misi PT Pegadaian (Persero) sebagai suatu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan
kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang
relatif sederhana.

d. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang


diperoleh PT Pegadaian (Persero) digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%)
2) Cadangan umum (20%)
3) Cadangan tujuan (5%)
4) Dana sosial (20%)

H. Pegadaian Syariah
Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti:
1. Tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba
2. Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan
3. Melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Berikut beberapa produk pegadaian syariah:
1. Rahn. Pegadaian syariah atau biasa dikenal dengan istilah rahn, dalam
pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau
mudharabah (bagi hasil). Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim,
penggadai akan mendapatkan Surat Bukti Rahn (Gadai) berikut dengan akad
pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad sewa tempat (ijarah).

12
Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang
maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna
melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan
antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk
penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
2. Amanah. Program ini adalah program pelayanan kepada karyawan swasta atau
pegawai negeri untuk memiliki motor atau mobil idaman
3. Arrum. Arrum ini bertujuan untuk memudahkan para pengusaha kecil untuk
mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas.
4. Mulia. Pembiayaan logam mulia/emas batangan, baik secara tunai maupun
angsuran dalam jangka waktu tertentu dengan prinsip syariahh

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, T., & Nuritomo. (2013). BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN. Jakarta:
Salemba Empat.

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai