Anda di halaman 1dari 17

PEGADAIAN DAN ANJAK PIUTANG

A. Pengertian Pegadaian
 Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150
Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau
oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang
berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi
utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya
pada saat jatuh tempo.
Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses meminjam
dana oleh seseorang kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan
memberikan jaminan berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda motor,
mobil, dan lain sebagainya.
 Menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah dan Organisasi Pegadaian


I. Sejarah Pegadaian
Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu
negara-negara Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di
Indonesia diawali pada masa awal masuknya kolonial Belanda, yaitu
sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah bank yang bernama Bank Van
Lening. Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia
mengambil alih usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian
menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-Undang
No 19 Prp. 1990. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 7 Tahun 1969 PN Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10
April 1990 Perjan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian.
II. Organisasi Pegadaian
Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan
direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur.
Masa jabatan dari masing-masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima)
tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat
diangkat kembali. Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan
dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai sebuah
dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi
pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu
masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan juga
bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum
Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat
memberatkan keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan
pengawas diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri
Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum
Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh Direktorat Jenderal.

C. Kegiatan Usaha Pegadaian dan Mekanisme Kerja Pegadaian


(a). Kegiatan usaha Pegadaian
Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
antara lain :
 Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk
melakukan kegiatan usahanya berasal dari :
o Pinjaman jangka pendek dari perbankan
Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini
(sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)
o Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang
kepada rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, biaya

2
yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka,
dan lain-lain)
o Penerbitan obligasi
Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25
miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah pada
tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar
o Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :
 Modal awal ; kekayaan negara di luar APBN sebesar
Rp 205 miliar
 Penyertaan modal pemerintah
 Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan
akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian ini
berdiri pada masa Hindia Belanda.
 Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk
mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :
 Uang kas dan dana likuid lain
 Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan
inventaris
 Pendanaan kegiatan operasional
 Penyaluran dana
 Investasi lain.

(b). Produk dan Jasa Perum Pegadaian


Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh
Perum Pegadaian.
1. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing
peminjam sangat dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang
akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit
jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari
Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminan benda
bergerak (perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan,
barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah dan
layanan cepat.
2. Penaksiran nilai barang
Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang

3
sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu
barang yang akan digadaikan. Atas jasa penaksiran yang
diberikan, perum pegadaian memperoleh penerimaan dari
pemilik barang berupa ongkos penaksiran.
3. Penitipan barang
4. Jasa lain
 Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk
koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana
pergi haji bagi pembelinya.
 Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang
diberikan kepada para pengusaha mikro dan kecil
(dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai
yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
 Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada
para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka
pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan
secara fidusia dan pengembalian pinjamannya
dilakukan melalui angsuran.
 Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian
pinjaman kepada pegawai / karyawan dalam rangka
kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian
secara angsuran..
 Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang
desain dan menjual perhiasan emas dengan sertifikat

(c). Mekanisme Kerja Pegadaian


I. Macam-macam Barang yang dapat digadaikan meliputi :
a. Barang perhiasan Perhiasan yang terbuat dari emas, perak,
platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
b. Kendaraan Mobil, sepeda motor, sepedda, dan lain-lain
c. Barang elektronik Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape
recorder, video player, televisi, dan lain-lain.
d. Barang rumah tangga Perlengkapan dapur, perlengkapan makan,
dan lain-lain.
e. Mesin-mesin f. Tekstil g. Barang lain yang dianggap bernilai
oleh Perum pegadaian.

4
Berikut adalah contoh formulir yang digunakan untuk
menggadaikan barang di Perum Pegadaian.

II. Cara Penaksiran


Megingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada
nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima
dari calon peminjam terklebih dulu harus ditaksir nilainya oleh
petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang

5
sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam
melakukan penaksiran barang-barang yang akan digadaikan.
Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis
barangnya adalah sebagai berikut :
a. Barang kantong Emas
i) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan
standar taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu
disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi
ii) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat
iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
b.Permata
i) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah
ditetapakan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan pasarpermata yang ada
ii) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat
permata
iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
c.Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil,
dan lain-lain)
i) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari
barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu
disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
ii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

III. Pemberian Pinjaman


Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama
dengan besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai
taksiran ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang
pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang
pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai
taksiran, dan persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum
Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara
80-90%.

IV. Pelunasan
Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus
menunggu tanggal jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta

6
sewa modalnya (bunga) dibayarakan langsung ke kasir disertai
surat gadai.Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang
disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah
dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

V. Pelelangan
Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan
oleh Perum pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka
apabila hal-hal berikut ini terjadi :
 Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah
tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan
membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan.
 Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo,
nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjamannya
karena berbagai alasan. Hasil pelelangan barang akan
digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabh
berupa :
a. Pokok pinjaman
b. Sewa modal atau bunga
c. Biaya lelang.

D. Manfaat Pegadaian
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga
keuangan lainnya adalah :
 Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari
itu juga. Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;
 Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan
konsumen untuk memenuhinya;
 Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan
untuk apa aja, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :

 Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang
telah berpengalaman dan dapat dipercaya;
 Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.

7
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang
diberikan kepada nasabahnya adalah :

 Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh


peminjam dana;
 Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
pemeroleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
 Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian
bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur
dan cara yang relatif sederhana.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh Perum Pegadaian digunakan untuk : a. Dana pembangunan
semesta (55%) b. Cadangan umum (20%) c. Cadangan tujuan (5%) d.
Dana sosial (20%).

E. Pengertian Anjak Piutang


 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.448/KMK.017/2000
Adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan
serta pengurusan piutang jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri”.
 Menurut pejabat Departemen Keuangan
Kata Anjak Piutang dipilih oleh lembaga ahli Bahasa Indonesia tanpa
mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Departemen Keuangan. Dengan
demikian perkataan Anjak Piutang merupakan istilah baru dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia.
 Menurut Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan
Anjak piutang merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian
dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
dari suatu perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam
dan luar negeri.
Dari definisi di atas dapat disebutkan bahwa anjak piutang adalah
suatu teknik pendanaan jangka pendek dengan memanfaatkaan piutang yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang bersangkutan menjual atau
menyerahkan hak atas piutangnya kepada perusahaan kepada perusahaan
anjak piutang. Kemudian perusahaan anjak piutang menyerahkan uang

8
kepada perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu dari jumlah nilai
piutang. Sebagai imbalan, perusahaan anjak piutang membebankan biaya
administrasi dan bunga pada perusahaan tersebut.

F. Sejarah Anjak Piutang


Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak
2000 tahun yang lalu dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi
pada saat itu kegiatan kegiatan anjak piutang dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu pihak factor biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga
sekaligus berperan sebagai pemberi perlindungan kredit. Selanjutnya, kegiatan
anjak piutang diteruskan di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor
industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang
kegiatan usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih
merupakan industri yang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an.
Perusahaan Anjak Piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha Anjak
Piutang di Amerika.
Pada akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak piutang
meninggalkan profesi sebagai agen dan mengkonsenterasikan kegiatannya
pada pengelolaan kredit bagi klien yang meliputi menjamin kredit, menagih
dan menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi embrio bisnis Anjak
Piutang modern.
Kegiatan Anjak Piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang
relatif baru di Indonesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak
ditetapkan Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau PAKDES 20, 1988
yang diatur dengan KEPPRES No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri
Keuangan NO.172/KMK.06/2002. Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan
untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar sektor perbankan.
Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara independen (berdiri
sendiri) atau dapat dilakukan oleh Multi Finance Company yaitu lembaga
pembiayaan yang dapat melakukan kegiatan usaha secara sekaligus di bidang
Anjak Piutang (factoring), sewa guna usaha (leasing), Modal Ventura (joint
venture), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen.

G. Struktur Organisasi

9
Struktur organisasinya disesuaikan dengan jenis jasa yang ditawarkan, yaitu
terutama hanya jasa pembayaran
 Perusahaan Anjak Piutang Kecil
o Departemen Kredit
o Departemen Faktur
o Departemen Penyesuaiaan
o Departemen Penagihan
o Departemen Rekening klien
o Depaetemen Legal
 Perusahaan Anjak Piutang Besar
Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing bagian
cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah menjadi lebih
banyak. bagian atau departemen yang menjadi sangat banyak biasanya
dikelompokan menjadi 3 sampai 5 devisi saja.
H. Jenis dan Mekanisme serta Manfaat Anjak Piutang
 Jenis – jenis Anjak Piutang
Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang
dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik
jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan
jasa lain seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan
penagihan.
c. Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh
pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas
tagihan.
d. Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur
pada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh
faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit).
Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang

10
dan penagihannya, termsuk menanggung risiko tidak tertagihnya
piutang tersebut.

2. Berdasarkan Penanggungan Resiko


a. With Recourse Factoring
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang
merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien
akan menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan
kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan
anjak piutang akan mengemblikan tanggung jawab (recourse)
pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih
dari customer. uang muka proporsi tertentu kepada klien atas
piutang atau faktur yang diserahkan.
b. Without Recourse Factoring
Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya
piutang yang telah dialihkan leh klien. Namun, dalam perjanjian
anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya
tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien
ternayat mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan
perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian customer berhak
untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan
terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus
demikin, perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan
tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada saat
piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak
tagih pada debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal
tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa
piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada
perusahaan anjak piutang.

11
b. Undisclosed Factoring

Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan


anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur
kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien,
atau secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan
menghadapi risiko.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan

a. Domestic Factoring

Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan


anjak piutang, klien dan debitur yang semuanya berdomisili di
dalam negeri.

b. International Factoring

Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang


melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara
sebagai expor factor dan import factor.

 Mekanisme Anjak Piutang


Sebelum membahas bagaimana mekanisme dari usaha anjak piutang atau
Factoring, harus diketahui terlebih dahulu pihak – pihak yang terlibat dalam
usaha tersebut. Adapun pihak yang terlibat yaitu :
 Factor ( perusahaan anjak piutang ) yaitu pihak yang memberikan jasa
anjak piutang kepada klien.
 Klien ( supplier ) yaitu pihak yang menerima jasa anjak piutang dan
menjual barang atau jasa secara kredit kepada customer
 Customer ( nasabah ) yaitu pihak yang membeli barang atau jasa dari
klien dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek kepada
customer

12
Undisclosed Factoring

Disclosed Factoring

 Manfaat Anjak Piutang

1. Bagi Klien
a. Jasa Pembiayaan

 Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan


klien melakukan penjualan dengan cara kredit namun sulit untuk

13
dilakukan apabila klien mengalami kesulitan modal. Dengan
adanya jasa anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit.
 Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien
untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo
menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih cepat.
 Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan
skema without recourse memungkinkan adanya pengalihan
sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan
resiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian
usaha bagi pihak klien.

b. Jasa Non-pembiayaan

 Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang


diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara
langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah, sehingga
waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan lain yang lebih produktif.
 Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan efisien
karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang lebih
berpengalaman.
 Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
memugkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang menjadi
lebih tinggi.
 Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi
kredit / piutang memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan
waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.

2. Bagi Factor

14
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam
bentuk fee dari pihak klien. Fee tersebut terdiri dari:
1). Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien
karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang
yang diberikan oleh factor.
2). Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien
karena factor memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya
ditentukan sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban
kerja yang akan dilakukan oleh factor.

3. Bagi Nasabah

Nasabah memperoleh manfaat berupa:

1). Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit. Kehadiran


jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan
secara kredit.
2). Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan
tepat.

I. DISKUSI: Pegadaian Syariah


Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti :
 Tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba
 Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan
 Melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi
hasil.
Pegadaian syariah atau biasa dikenal dengan istilah rahn, dalam
pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau
mudharabah (bagi hasil). Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim,
penggadai akan mendapatkan Surat Bukti Rahn (Gadai) berikut dengan akad
pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad sewa tempat
(ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak
diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual
oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat (ijarah)

15
merupakan kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk
menyewa tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan
jasa simpan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi
2. Jakarta: Salemba Empat.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf
(Diakses Pada Tanggal 11 April 2019)

17

Anda mungkin juga menyukai