Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PENAGIHAN PAJAK SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 JO.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19
TAHUN 2000
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto)

Rachman Bawono Sidiq Saputra, Heru Susilo, Arik Prasetya


Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang
Email: man_putra93@yahoo.co.id

Abstract
Abstract: Implementation of Tax Collection Under Law No. 19 of 1997 JO. Law No. 19 of 2000 (A Study on the Tax
Office Primary Mojokerto). Tax collection carried out by Tax Office Pratama Mojokerto is the effort made by the
billing section in securing tax debt to taxpayers who are not cooperative. This research aims to describe the
implementation of tax collection in accordance with such provision, the barriers faced by billing section in collecting
taxes, and the solutions that have been done by the billing section in face barriers / constraints. Results This study
addressed that Tax Office Pratama Mojokerto rather billing section in carrying out tax collection has been largely in
accordance with law, but there are some lack of fit in the implementation of tax collection are among others. Tax
Office Pratama Mojokerto should perform additional employees in the billing section, make the transfer of knowledge
to the old tax bailiff to bailiff new taxes.

Keywords: Implementation, Tax Collection, Act No. 19 of 1997 Jo. Law No. 19 in 2000.

Abstrak
Abstrak: Implementasi Penagihan Pajak sesuai Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 JO. Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto). Penagihan
pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto merupakan upaya yang
dilakukan oleh seksi penagihan dalam mendapatkan utang pajak terhadap wajib pajak yang tidak
kooperatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan penagihan pajak sesuai ketentuan
tersebut, hambatan yang dihadapi oleh seksi penagihan dalam melakukan penagihan pajak, dan solusi
yang telah di lakukan oleh seksi penagihan dalam menghadapi hambatan/kendala tersebut. Hasil
Penelitian ini menujukan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto lebih tepatnya seksi
penagihan dalam melaksanakan penagihan pajak sebagian besar telah sesuai dengan Undang-Undang,
namun juga terdapat beberapa ketidak kesesuai didalam pelaksanaan penagihan pajak tersebut. Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto sebaiknya melakukan penambahan pegawai di seksi penagihan,
melakukan transfer pengetahuan kepada jurusita pajak lama kepada jurusita pajak baru.

Kata Kunci: Implementasi, Penagihan Pajak, Undang-Undang 19 tahun 1997 Jo. Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2000.

Pendahuluan DJP membentuk Kantor Wilayah (Kanwil)


Indonesia dalam mewujudkan dibeberapa provinsi di Indonesia. Kanwil dalam
pembangunan nasional menggunakan Anggaran meningkatkan kinerja penghimpunan pajak
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibantu oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang
bersumber dari dua hal yaitu sumber dana luar terletak dibeberapa Kabupaten/Kota. Hal ini
negeri dan sumber dana dalam negeri. Sumber berdasarkan analisis organisasi dan beban kerja.
dana luar negeri berupa pinjaman luar negeri Berdasarkan struktur organisasi pada KPP
atau hibah, dan sumber dana dalam negeri Pratama Mojokerto, khususnya di Seksi
diperoleh dari penjualanan minyak dan gas Penagihan KPP Mojokerto memiliki tugas
(migas), non migas serta pajak. Pajak dilihat dari melakukan urusan penatausahaan piutang pajak
pemungutannya dibedakan menjadi pajak penundaan dan angsuran tunggakan pajak,
daerah dan pajak pusat. Pajak daerah adalah penagihan aktif, usulan penghapusan piutang
pajak yang dikelolah oleh pemerintah daerah. pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
Pajak pusat dalam pemungutannya penagihan yang dilakukan dalam melaksanakan
dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Pajak tugasnya Seksi Penagihan KPP Mojokerto terdiri
(DJP) (Ilyas dan Burton, 2013:5) dari 4 (empat) orang personil yang menjabat
sebagai satu orang Kepala Seksi Penagihan, satu

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
orang Pengarsipan Dokumen-Dokumen, dan dua penagihan dalam melakukan penagihan pajak,
orang sebagai Jurusita. dan tata cara penagihan pajak yang real terjadi di
Dewasa ini wajib pajak diberikan dunia kerja.
kepercayaan dalam menghitung pajaknya sendiri
yang dikenal dengan self assessment, Saat proses Tinjauan Pustaka
pelaporan dan penagihan pajak tidak jarang Kebijakan Publik.
terdapat kendala dan masalah seperti minimnya Kebijakan Publik Merupakan kata yang
pengetahuan masyarakat mengenai cara terdiri dari kebijakan dan publik, yang memiliki
pelaporan pajak, kurang kesadaran masyarakat arti satu kesatuan yang saling berkaitan. Secara
dalam membayar pajak, serta penunggakan umum pengertian kebijakan publik adalah hasil
pajak yang tidak dilunasi oleh wajib pajak di dari pemikiran pemerintah yang dijadikan
Wilayah Kerja KPP Pratama Mojokerto. Hal itu acuhan sebagai solusi untuk menyelesaikan
dapat dilihat pada data penagihan aktif tahun masalah yang berada di masyarakat yang
2014 yang dilakukan oleh seksi penagihan KPP memiliki program yang jelas.. Kebijakan publik
Pratama Mojokerto yang menerbitkan Surat yang terbaik adalah mendorong masyarakat
Teguran sejumlah 1.245 surat dengan total untuk tidakn semakin menjerumuskan kedalam
ketetapan pajak terhutang sebesar Rp. pola ketergantungan (Nugroho, 2006:23).
16.741.889.039 dengan realisasi total pembayaran
yang dilakukan wajib pajak sebesar Rp. Implementasi Kebijakan Publik
1.618.918.606, penerbitan Surat Paksa sejumlah Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
623 surat dengan total ketetapan pajak terhutang Implementasi kebijakan merupakan langkah
Rp. 16.386.507.882 dengan realisasi total yang sangat penting dalam proses kebijakan.
pembayaran pajak yang dilakukan wajib pajak Dikarenakan kegiatan implementasi kebijakan
Rp. 7.365.778.960, melakukan kegiatan publik merupakan penerapan atau pelaksanaan
Pemblokiran kepada rekening 21 wajib pajak dari suatu kebijakan dapat berupa peraturan
dengan total ketetapan pajak sebesar Rp. yang diterapkan untuk masyarakat yang
19.243.555.492 dengan realisasi total pembayaran bertujuan menyelesaikan masalah didalam
pajak yang dilakukan wajib pajak sebesar Rp. masyarakat. Suatu kebijakan tanpa
1.745.056.724, melakukan Pencegahan Ke Luar implementasi, hanyalah akan menjadi sebuah
Negeri yang dilakukan kepada 2 (dua) Wajib dokumen yang tidak memiliki arti didalam
Pajak total ketetapan pajak sebesar Rp. kehidupan bermasyarakat (Winarno, 2007:146)
6.209.974.477 dengan realisasi total pembayaran
pajak yang dilakukan wajib pajak sebesar Rp. Penagihan Pajak Berdasarkan Peraturan
5.392.815.1800, dan Pelelangan kepada 1 (satu) Perundang-undangan
perusahaan dikarenakan pailit dengan realisasi Pejabat dan Jurusita Penagihan Pajak
pembayaran pajak Rp. 10.318.032.679 (Seksi Pengertian pejabat ialah orang yang
Penagihan, 2015). berwenang mengangkat dan memberhentikan
Melihat dari data tersebut tentunya akan Jurusita Pajak, menerbitkan Surat Perintah
membuktikan adanya utang pajak yang tidak Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa,
terbayar sehingga terdapat indikasi Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat
ketidaksesuaian Penagihan Pajak secara real Pencabutan Sita, Pengumuman lelang, Surat
dengan SOP Penagihan Pajak. Penagihan pajak Penentuan Harga Limit, Pembatalan Lelang,
tidak akan lepas dari peraturan dan Standard Surat Perintah Penyanderaan dan surat lain yang
Operating Procedure (SOP) yang telah dibuat dan diperlukan untuk penagihan pajak (UU. No.19
dirumuskan oleh DJP. Terdapat tahapan-tahapan tahun 2000 Pasal 1)
dalam melakukan penagihan pajak dimulai dari
munculnya Surat Teguran, Surat Paksa, Penagihan Pajak dengan Surat Teguran.
Penyitaan, Lelang hingga Pencegahaan dan Penerbitan surat teguran dilakukan pada
Penyanderaan. Kegiatan tersebut sering Pelaksanaan Administrasi Penagihan Pajak,
menimbulkan konflik dengan wajib pajak dengan syarat apabila Wajib Pajak tidak
sehingga implementasi penagihan pajak hanya melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar
berhenti disebagian tahap saja atau muncul sampai dengan tanggal jatuh tempo pelunasan,
ketidaksamaan dengan SOP dari seksi penagihan maka pajak yang masih harus dibayar tersebut
yang ada. ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan
Hal tersebutlah membuat peneliti tertarik Surat Teguran/Surat Peringatan. Surat teguran
melakukan penelitian untuk mengetahui diterbitkan setelah 30 hari jatuh tempo dan telah
Implementasi Penagihan Pajak. Kendala-kendala lewat satu minggu dari 30 hari tersebut. maka
serta solusi apa saja yang dihadapi seksi

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dapat disimpulkan penerbitannya dilakukan 37 Hak-Hak dan Tindakan Hukum yang Dapat
hari setelah jatuh tempo hutang pajak wajib Dilakukan dan Diberikan kepada Wajib
pajak/penanggung pajak (Hidayat, 2014: 11). Pajak/Penanggung Pajak dan Jurusita Pajak.
Saat proses Penagihan Pajak Wajib
Penagihan Seketika dan Sekaligus Pajak/Penanggung Pajak memiliki Hak-Hak dan
Pada dasarnya apabila ketetapan yang Tindakan Hukum. Adapun hak-hak dan
menjadi dasar penagihan pajak telah melewati tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh
jatuh tempo pembayaran dan wajib pajak tidak wajib pajak sebagai berikut, 1. Gugatan
membayar, maka tindakan penagihan pajak Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan Surat
dilakukan dengan surat paksa, setelah Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
sebelumnya surat teguran. Namun terdapat atau Pengumuman Lelang hanya dapat diajukan
kondisi-kondisi yang menjadi alasan kepada badan peradilan pajak. 2. Penanggung
pengecualian di mana terhadap Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
Pajak/Penanggung Pajak yang bersangkutan pembetulan atau penggantian kepada Pejabat
akan dilakukan Penagihan Seketika dan terhadap Surat Teguran atau Surat Peringatan
Sekaligus (Keputusan Menteri Keuangan No. atau surat lain yang sejenis, Surat Perintah
561/KMK.04/2000 pasal 7) Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa,
dan surat-surat terkait penagihan yang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa mengalami kesalahan (Hidayat, 2014: 134-136)
Surat paksa secara umum merupakan
surat perintah membayar utang pajak dan biaya Metode Penelitian
penagihan pajak. Surat Paksa diterbitakan Jenis penelitian yang digunakan deskriptif
apabila setelah 21 hari setelah surat teguran dengan pendekatan kualitatif. Fokus Penelitianya
diterbitkan dan wajib pajak/penangung pajak adalah Implementasi Penagihan Pajak pada
belum melunasi utang pajaknya. Dan Surat Kantor Pelayanan Pajak Kota Pratama (KPP)
Paksa berkepala Demi Keadilan Berdasarkan Mojokerto. Fokus yang kedua faktor-faktor
Ketuhanan yang Maha ESA (Mardiasmo. 2011: kendala/hambatan yang berasal dari internal dan
121). eksternal KPP Pratama Mojokerto Dan fokus
ketiga menjabarkan Solusi yang ada dalam
Penagihan Pajak dengan Penyitaan. menghadapi kendala dari upaya penagihan di
Penyitaan merupakan tindakan Jurusita KPP Pratama Mojokerto. Lokasi dan Situs
Pajak untuk mengambil alih barang Penanggung Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan
Pajak guna dijadikan alat untuk melunasi utang Pajak Pratama Mojokerto yang beralamat di Jalan
pajaknya. Penyitaan merupakan tindak lanjut R.A Basuni Km. 5 Jampirogo, Sooko. Situs
dari pelaksanaan penagihan pajak setelah penelitian pada Seksi Penagihan. Sumber Data
diterbitkannya surat paksa. Penyitaan dilakukan berupa hasil wawancara dengan Kepala Kantor,
apabila utang pajak tidak dilunasi dalam jangka Kepala Seksi Penagihan, Jurusita Pajak, dan
waktu dua hari setelah diterbitkannya Surat Bagian Pengarsipan Surat Penagihan Pajak di
Paksa (Peraturan Menteri Kenuangan KPP Pratama Mojokerto, Dokumen, dan
No.24/PMK.03/2008 pasal 24). Fenomen Teknik pengumpulan data dengan
melakukan observasi,wawancara
Pencegahan dan Penyanderaan terstruktur,dokumentasi Instrumen Penelitian
Pencegahan berupa peneliti sendiri, pedoman wawancara,
Pengertian adalah suatu larangan yang catatan lapangan. Analisis data dalam penelitian
memiliki sifat sementara terhadap Penanggung ini menggunakan model analisis data Miles and
Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Hubberman (Sugiyono, 2013:246).
Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Hasil Penelitian
yang berlaku. Pencegahan hanya dapat Implementasi Penagihan Pajak sesuai Undang-
dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan Undang Nomor 19 Tahun 1997 Jo. Undang-
yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas Undang Nomor 19 Tahun 2000
permintaan Pejabat atau atasan Pejabat yang Pelaksanaan dan Ketentuan Pejabat dan
bersangkutan. Pencegahan adalah bagian dari Jurusita Pajak yang diterapkan KPP Pratama
kegiatan penagihan pajak (UU. No.19 tahun 1997 Mojokerto
Pasal 30). KPP Pratama Mojokerto dipimpin oleh
seorang Kepala kantor. Kepala KPP Pratama
Mojokerto dipilih oleh Menteri Keuangan,
memiliki wewenang untuk mengangkat dan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
memberhentikan jurusita pajaknya. Jurusita dilakukan setelah diterbitkan Surat Teguran, dan
Pajak di KPP Pratama Mojokerto memiliki tugas dalam jangka waktu 21 hari dari diterbitkan
pokok berupa melakukan tindakan penagihan surat teguran ternyata wajib pajak belum
pajak Sebelum menjadi jurusita pajak ada merespon atau belum ada tindak lanjut terhadap
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi hutang pajaknya maka diterbitkan surat paksa.
terlebih dahulu diantaranya sebelum diangkat Pencetakan dan penerbitan Surat Paksa
calon jurusita pajak harus mengikuti pelatihan dilakukan oleh jurusita, Setelah diterbitkan maka
khusus berupa diklat, dan disumpah jabatan. jurusita memberikan ke Kepala Seksi Penagihan
dan diparaf olehnya. Kemudian ditandatangani
Pelaksanaan dan Ketentuan yang dilakukan oleh Kepala Kantor. Kemudian kembali lagi ke
Jurusita Pajak dalam Melakukan Penagihan jurusita dan jurusita menyampaikan langsung
Menggunakan Surat Teguran yang diterapkan kepada wajib pajaknya dan di wajib pajaknya
di KPP Pratama Mojokerto nanti dibacakan isi dari Surat Paksa. Kemudian
KPP Pratama Mojokerto dalam Wajib Pajak/Penannggung Pajak
menggunakan format Surat teguran sudah sesuai menandatangani berita acara pelaksanaan surat
dengan peraturan yang berlaku. pada penerbitan paksa, dan dalam jangka waktu dua hari wajib
Surat Teguran terdapat sebagaian dilakukan pajak tidak merespon juga/tidak ada tinjak lanjut
sesuai dengan tanggal dan waktu jatuh dari surat paksa itu sendiri maka bisa dilakukan
temponya, namun ada sebagian yang diterbitkan penyitaan/sita. Isi Surat Paksa memiliki standar
memerlukan waktu 10 hari setelah jatuh tempo. dan format yang telah ditentukan oleh DJP,
Hal tersebut terjadi bila wajib pajak/penanggung dalam penerbitan surat paksa di KPP Pratama
pajak membayar melalui bank dengan waktu Mojokerto telah sesuai dengan peraturan, karena
hampir habis dan akan mengalami jatuh tempo, penyetakan Surat Paksa dengan sistem, sehingga
sehingga sistem di pajak tepatnya di SIDJP tidak bila belum waktu penyetakannya tidak akan bisa
bisa membaca transaksi dalam waktu satu hari dicetak. Sehingga sesuai dengan ketentuan yang
langsung, dalam penyampaian surat teguran di berlaku.
KPP Pratama Mojokerto mengunakan jasa pos.
sehingga dalam penerbitan surat teguran di KPP Pelaksanaan dan Ketentuan yang dilakukan
Mojokerto berjalan belum optimal dan terhambat Jurusita Pajak dalam Melakukan Penagihan
serta mengakibatkan pemunduran waktu Pajak dengan cara Penyitaan dan Pelelangan
penerbitan surat paksa bagi wajib yang diterapkan di KPP Pratama Mojokerto.
pajak/penanggung pajak yang tetap tidak Di KPP Pratama Mojokerto, Jurusita belum
melunasi hutang pajaknya. pernah melakukan tindakan penyitaan berupa
barang, dan hanya pernah mengikuti lelang yang
Pelaksanaan dan Ketentuan yang dilakukan diadakan di pengadilan Surabaya Namun
Jurusita Pajak dalam Melakukan Penagihan pelelangan tersebut yang mengadakannya
Seketika dan Sekaligus yang diterapkan di KPP adalah pihak tim kurator di mana PT yang pailit
Pratama Mojokerto tersebut menunjuk kurator, dan Seksi Penagihan
Penagihan seketika dan sekaligus hanya sebatas mendampingi sampai selesai.
merupakan tindakan penagihan pajak yang Kemudian untuk pembagian besarnya
belum pernah dilakukan oleh Jurusita Pajak di pembayaran hutang-hutang perusahaan yang
KPP Pratama Mojokerto. Hal tersebut terjadi pailit tersebut sudah ditetapkan oleh pengadilan
dikarenakan wajib pajak/penanggung pajak sehingga tidak terbayar 100 % hutang pajaknya.
masih mau membayar pajak dan tidak terdapat serta hanya melakukan kegiatan Pemblokiran
indikasi wajip pajak/penanggung pajak ingin Rekening wajib pajak atau kekayaan berupa
memindahtangankan perusahaannya atau surat-surat berharga dan harta wajib pajak pada
perusahaan lain, atau wajib pajak mau pergi bank, Namun, kegiatan penyitaan barang yang
keluar negeri dan tidak akan kembali. Sehingga tidak dilakukan oleh KPP Pratama Mojokerto
wajib pajak di Mojokerto dapat dikatakan cukup dan tidak pernah terjadi Pelelangan.
baik.
Pelaksanaan dan Ketentuan yang dilakukan
Pelaksanaan dan Ketentuan yang dilakukan Jurusita Pajak dalam Melakukan Penagihan
Jurusita Pajak dalam Melakukan Penagihan Pajak dengan cara Pencegahan dan
Pajak dengan Surat Paksa yang diterapkan di Penyanderaan yang diterapkan di KPP Pratama
KPP Pratama Mojokerto Mojokerto.
Pelaksanaan Penerbitan Surat Paksa di KPP KPP Pratama Mojokerto pernah melakukan
Pratama Mojokerto memiliki tahap-tahap secara pencegahan yang dilakukan pada tahun 2014.
terstruktural. Proses Penerbitan Surat Paksa Pencegahan tersebut dilakukan terhadap wajib

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
pajak lama yang melakukan pembubaran pengadminsitrasikan berkas-berkas wajib pajak,
usahanya tanpa memberitahuan melakukan Sistem yang tidak dapat langsung membaca
pembubaran dalam melakukan tindak pembayaran/pelunasan hutang wajib
Pencegahan, KPP Pratama Mojokerto memiliki pajak/penanggung pajak dalam waktu satu hari,
syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih Terputusnya informasi dari jurusita yang lama
dahulu yang sesuai dengan peraturan ke jurusita yang baru, Pencarian rekening wajib
perundang-undangan. Tahapan pengajuan pajak/penanggung pajak yang masih
proses pencegahan di KPP Pratama Mojokerto menggunakan sistem tebar jaring
berlangsung dengan mengirim surat pengajuan
pencegahan ke Kanwil, kemudian dari Kanwil Faktor-faktor kendala/hambatan yang berasal
akan diteruskan di DJP Pusat. Di DJP Pusat dari eksternal KPP Pratama Mojokerto
ketika semua berkas sudah lengkap dan Hambatan/kendala tidak hanya berasal dari
memenuhi syarat baru kemudian dari KPP internal atau dari dalam organisasi saja,
Pratama Mojokerto diteruskan ke Menteri melainkan juga dapat berasal dari eksternal atau
Keuangan dan kemudian akan diputuskan oleh di luar yang merupakan faktor-faktor
Menteri Keruangan. Sehingga Pelaksanaan penghambat yang berasal dari objek yang
Pencegahan tersebut sesuai dengan ketentuan menjadi tujuan pelaksanaan suatu program atau
yang berlaku, dan untuk kegiataan kegiatan tersebut. Adapun kendala/hambatan
penyanderaan KPP Pratama Mojokerto belum yang dirasakan oleh Jurusita atau seksi
pernah melakukannya. penagihan adalah, Alamat wajib
pajak/penanggung pajak yang terkadang sulit
Pelaksanaan dan Ketentuan atas Hak-Hak dan dicari, Sikap bank yang sebagian tidak kooperatif
Tindakan Penagihan Pajak yang dapat dalam tindakan pemblokiran, Pembubaran
dilakukan dan diberikan kepada Wajib perusahaan/badan sehingga tidak diketahui lagi
Pajak/Penanggung Pajak dan Jurusita Pajak keberadaannya, Sikap wajib pajak/penanggung
Jurusita KPP Pratama Mojokerto memiliki pajak yang tidak kooperatif.
hak untuk melakukan pemblokiran terhadap
kekayaan wajib pajak yang berada di bank. Solusi yang ada dalam menghadapi Kendala
Kemudian memiliki hak dalam melakukan dari Upaya Penagihan Pajak sesuai UU No. 19
kerjasama dengan Dinas Imigrasi guna Tahun 1997 Jo. UU No. 19 Tahun 2000 di KPP
melakukan pencegahan. Hal tersebut sudah Pratama Mojokerto
dibuktikan dengan dua orang penanggung pajak Di KPP Pratama Mojokerto terutama di
di KPP Pratama Mojokerto yang telah ditahan seksi penagihan. Setiap masalah yang dihadapi
pihak imigrasi sehingga wajib pajak/penanggung oleh seksi penagihan dalam melakukan tindakan
pajak tersebut membayar hutang pajaknya. penagihan pajak ada sebagian yang dapat
Selain itu, KPP Pratama Mojokerto dalam diselesaikan melalui solusi-solusi yang ada,
menghadapi gugatan dapat meminta bantuan namun terkadang hal tersebut tetap tidak
hukum kepada Kantor Wilayah (Kanwil), dan optimal. Diantaranya, Kekurangan pegawai di
polisi dalam menghadapi wajib pajak yang tidak bagian pelaksana admin/pengarsipan di seksi
kooperatif tersebut. Sedangkan untuk wajib penagihan membuat kebijakan untuk menerima
pajak/penanggung pajak memiliki hak mahasiswa yang magang untuk membantu
melakukan tindakan gugatan ke peradilan pajak meringankan pekerjaan pelaksana
bila terjadi kesalahan prosedur. hal tersebut telah admin/pengarsipan. Kemudian jurusita pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. membantu pelaksana admin/pengarsipan dalam
bidang pemberkasan. Di bidang jurusita pajak
Kendala/Hambatan dalam Melakukan memiliki pemecahan permasalahan bagi
Penagihan Pajak sesuai Undang-Undang penanggung pajak yang melakukan tindakan
Nomor 19 Tahun 1997 Jo. Undang-Undang pengancaman dan tidak kooperatif, hal ini dapat
Nomor 19 Tahun 2000 diatasi dengan tindakan lebih yaitu, melakukan
Faktor-faktor kendala/hambatan yang berasal pencegahan dan penyanderaan. kemudian
dari internal KPP Pratama Mojokerto. kegiatan pemblokiran adalah merupakan solusi
Kendala/hambatan internal merupakan yang dilakukan oleh seksi penagihan dalam
hambatan yang berasal dari dalam KPP Pratama melakukan tindakan penagihan kepada wajib
Mojokerto Adapun hambatan/kendala internal pajak/penanggung pajak. Adanya kemungkinan
yang terjadi di KPP Pratama Mojokerto adalah, pemecahan wilayah kerja di KPP Pratama
Kurangnya jurusita pajak dan luasnya wilayah Mojokerto, hal tersebut berdasarkan ada
operasional KPP Pratama Mojokerto, Kurangnya kemungkinan dibangun KPP Pratama di daerah
pegawai pelaksana admin/pengarsipan selaku Jombang.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
g. Pelaksanaan dan ketentuan atas hak-hak
Kesimpulan yang dapat dilakukan dan diberikan
1. Implementasi Penagihan Pajak sesuai kepada wajib pajak/penanggung pajak dan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Jo. jurusita pajak telah sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 ketentuan yang berlaku.
a. Pelaksanaan ketentuan pejabat dan 2. Kendala/Hambatan dalam melakukan
jurusita pajak yang diterapkan KPP Penagihan Pajak.
Pratama Mojokerto telah sesuai dengan a. Faktor-faktor kendala/hambatan yang
ketentuan yang berlaku. Sehingga berasal dari internal KPP Pratama
implementasi kebijakan tersebut berjalan Mojokerto adalah kurangnya jurusita
dengan baik tanpa terjadi hambatan. pajak dan luasnya wilayah operasional
b. Pelaksanaan dan ketentuan yang KPP Pratama Mojokerto, kurangnya
dilakukan jurusita pajak dalam melakukan pegawai pelaksana admin/pengarsipan,
penagihan menggunakan surat teguran sistem yang tidak dapat langsung
yang diterapkan di KPP Pratama membaca pembayaran/pelunasan hutang
Mojokerto memiliki perbedaan yaitu wajib pajak/penanggung pajak dalam
dalam menerbitkan sebagian surat teguran waktu satu hari, terputusnya informasi
di KPP Pratama Mojokerto memerlukan dari jurusita pajak yang lama ke jurusita
waktu 10 hari setelah jatuh tempo/40 hari. pajak yang baru, pencarian rekening
Dan seharusnya hanya memerlukan satu wajib pajak/penanggung pajak yang
minggu setelah jatuh tempo/37 hari, masih menggunakan sistem tebar jaring.
Sehingga dapat disimpulkan dalam b. Faktor-faktor kendala/hambatan yang
penerbitan surat teguran di KPP Pratama berasal dari eksternal KPP Pratama
Mojokerto berjalan belum optimal dan Mojokerto. Faktor-faktor
terhambat kendala/hambatan yang berasal dari
c. Pelaksanaan dan ketentuan yang eksternal KPP Pratama Mojokerto adalah
dilakukan jurusita pajak dalam melakukan alamat wajib pajak/penanggung pajak
penagihan seketika dan sekaligus yang yang terkadang sulit dicari, sikap Bank
diterapkan di KPP Pratama Mojokerto yang sebagian tidak kooperatif dalam
belum pernah dilakukan oleh Jurusita tindakan pemblokiran, pembubaran
Pajak. perusahaan/badan sehingga tidak
d. Pelaksanaan dan ketentuan yang diketahui lagi keberadaanya. Dan sikap
dilakukan jurusita pajak dalam melakukan wajib pajak/penanggung pajak yang
penagihan pajak dengan surat paksa yang tidak kooperatif.
diterapkan di KPP Pratama Mojokerto 3. Solusi seksi penagihan dalam mengatasi
dalam menerbitkan terkait waktu dan isi masalah-masalah Penagihan Pajak
surat paksa telah sesuai dengan ketentuan a. Solusi yang ada dalam menghadapi
yang berlaku. kendala dari upaya Penagihan Pajak di
e. Pelaksanaan dan ketentuan yang KPP Pratama Mojokerto. Kekurangan
dilakukan jurusita pajak dalam melakukan pegawai di bagian pelaksana
penagihan pajak dengan cara penyitaan admin/pengarsipan di seksi penagihan
dan pelelangan yang diterapkan di KPP membuat kebijakan untuk menerima
Pratama Mojokerto dalam melaksanakan mahasiswa yang magang untuk
penyitaan dalam bentuk pemblokiran membantu meringankan pekerjaan
rekening/surat-surat berharga wajib pajak pelaksana admin/pengarsipan, kegiatan
namun tidak pernah melakukan penyitaan pemblokiran merupakan cara yang
barang fisik sehingga tidak pernah terjadi digunakan oleh KPP Pratama Mojokerto,
pelelangan. untuk mengurangi luasnya wilayah kerja
f. Pelaksanaan dan ketentuan yang di KPP Pratama Mojokerto,
dilakukan jurusita pajak dalam melakukan kemungkinan akan dilakukan
penagihan pajak dengan cara pencegahan pembangunan KPP Pratama di daerah
dan penyanderaan. Untuk kegiatan Jombang.
pencegahan di KPP Pratama Mojokerto
telah sesuai dengan ketentuan yang Saran
berlaku dan Sampai saat ini KPP Pratama Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Mojokerto belum pernah melakukan dipaparkan, ada beberapa hal yang menjadi
tindakan penyanderaan. saran penulis.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1. Bagi KPP Pratama Mojokerto, sebaiknya Penerbitan Universitas Islam
megajukan penambahan pegawai untuk Malang Kerjasama dengan
ditempatkan di Seksi Penagihan dan Visipress.
ditempatkan secara tetap sebagai Hidayat, D.S.,2014. Pedoman Penagihan Pajak Edisi
pembantu Pelaksana Admin/Pengarsipan tahun 2014. Jakarta: Kementerian
dan juga menambah jumlah Jurusita Pajak Keuangan Republik Indonesia
untuk mengatasi luas wilayah operasional Direktorat Jenderal Pajak.
KPP Pratama Mojokerto, membuat sistem Ilyas, W.B., dan R. Burton. 2013. Hukum Pajak:
transfer pengetahuan mengenai wajib Teori, Analisis, dan Perkembangannya.
pajak dari jurusita lama kepada jurusita Edisi Keenam. Jakarta: Salemba
yang baru, agar jurusita baru dapat Empat.
beradaptasi lebih baik dan dapat Ilyas, W.B., dan R. Suhartono. 2012. Hukum Pajak
mengetahui tindakan-tindakan segera Materi 2. Jakarta: Salemba
yang dapat dia lakukan dan mengajukan Humanika.
sistem perbaikan pencarian rekening wajib Keputusan Menteri Keuangan Republik
pajak/penanggung pajak dengan cara Indonesia. 2000. Nomor
meminta bantuan langsung ke Bank 561/KMK.04/2000 Tentang Tata cara
Indonesia. Pelaksanaan Penagihan Sekerika dan
2. Bagi Seksi Penagihan, sebaiknya Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa.
melaporkan mengenai kesalahan sistem Jakarta: Menteri Keuangan Republik
pembayaran yang tidak dapat langsung Indonesia.
melihat transaksi pembayaran tersebut Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011.
kepada Kepala Kantor dan selanjutnya Yogyakarta: Andi Publisher.
diteruskan ke Kanwil dan dapat Nugroho, R. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-
ditanggapi oleh DJP Pusat, dalam mencari Negara Berkembang. Jakarta: Elex
alamat wajib pajak sebaiknya Jurusita Media Kamputindo.
Pajak berkerja sama dengan pihak Peraturan Menteri Keuangan. 2008.
Kecamatan/Kelurahan/Perangkat Desa, Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata
sehingga jurusita mendapat bantuan cara Pelaksanaan Penagihan dengan
personil di Kecamatan/ Perangkat Desa Surat Paksa dan Pelaksanaan
untuk menemukan alamat wajib pajak Penagihan Seketika dan Sekaligus.
yang dicari sehingga tingkat efisiensi dan Jakarta: Menteri Keuangan.
tenaga dalam melakukan penagihan pajak Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 19
tercapai. Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak
3. Untuk jurusita sebaiknya menggunakan dengan Surat Paksa. Sekretariat
kemampuan mengelompokkan wajib Negara. Jakarta.
pajak/penanggung pajak. Hal tersebut Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 19
berguna untuk membedakan ciri-ciri wajib Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak
pajak yang akan melakukan pembubaran dengan Surat Paksa. Sekretariat
dengan wajib pajak yang akan tetap terus Negara. Jakarta.
melakukan usahanya di wilayah KPP Seksi Penagihan. 2015. Laporan Penagihan Aktif
Pratama Mojokerto. Dan sebaiknya Seksi 2014 Mojokerto. Mojokerto:
Penagihan juga melaksanakan kegiatan Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto.
penyitaan dan pelelangan untuk Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
barang/asset sebagai upaya dalam Kualitatif, dan R&D. Bandung:
melakukan penagihan pajak Alfabeta.
Winarno, B. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan
DAFTAR PUSTAKA Proses. Yogyakarta: Mendia
Pressindo.
Abidin, S.Z. 2012. “Politik Kebijakan: Proses Politik
dalam Arena Kebijakan”, diakses pada
tanggal 8 April 2015 dari
http://www.indigo.or.id/
Fuad, A. dan K.S Nugroho. 2014. Panduan Praktis
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Hasan, M.T., dkk. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Malang: Lembaga

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai