Anda di halaman 1dari 21

Magdalena Silawati Samosir, SE., M.

Si
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Nusa Nipa
Maumere
P7 Pegadaian
MATERI POKOK
I. Definisi Usaha gadai
II. Sejarah pegadaian
III. Keuntungan usaha gadai
IV. Kegiatan usaha pegadaian lainnya
V. Penentuan besarnya jumlah pinjaman
VI. Barang jaminan
VII. Prosedur pinjaman
I. DEFENISI USAHA GADAI

• Menurut susilo,pengadaian adalah


salah satu lembaga keuangan non bank
yang kegiatan utamanya menyediaan
pelayanan bagi kemenfaatan umun dan
memupuk keuntungan berdasar prinsip
pengelolaan.
• Menurut Sigit Traindaru pengadaian
adalah suatu satunya badan usaha di
Indonesia yang resmi memilii ijin untu
melaksanaan kegiatan lembaga
keuangan berupa pembayaran dalam
bentuk penyaluran dana.
I. DEFENISI USAHA GADAI

• Secara umum usaha gadai adalah


kegiatan menjaminkan barang- barang
berharga kepada kepada pihak tertentu,
guna memperoleh sejumlah uang dan
barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai perjanjian antara
nasabah dengan lembaga gadai.
Pegadaian terdiri dari dua macam, yaitu
pegadaian konvensional dan pegadaian
syariah. Pegadaian adalah lembaga yang
melakukan pembiayaan dengan bentuk
penyaluran kredit atas dasar hukum
kredit.
II. SEJARAH PEGADAIAN

• Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah


Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING
yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan
sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia
pada tanggal 20 Agustus 1746.

• Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari


tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik
pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan
untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi
dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun
metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi
menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti
menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan
kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang
tinggi kepada pemerintah.
II. SEJARAH PEGADAIAN

• Pada masa pemerintah Hindia Belanda


menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur
stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian,
saran yang dikemukakan adalah sebaiknya
kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan
dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl)
No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa
Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April
diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
II. SEJARAH PEGADAIAN

• Pada masa pemerintah Hindia Belanda


menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur
stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian,
saran yang dikemukakan adalah sebaiknya
kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan
dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl)
No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa
Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April
diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
II. SEJARAH PEGADAIAN

• Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor


Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan
Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan
perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa
pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan
maupun Struktur Organisasi Jawatan
Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa
Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan
Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang
yang bernama Ohno-San dengan wakilnya
orang pribumi yang bernama M. Saubari.
• .
II. SEJARAH PEGADAIAN

• Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia,


Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang
Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian
terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua
memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi
ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang
kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali
lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini
Pegadaian sudah beberapa kali berubah status,
yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969
menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya
berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui
dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
III. KEUNTUNGAN USAHA GADAI

• Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk


mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para
pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir
yang bunganya relatif tinggi.
• Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang
dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam
uang ke perum pegadaian bukan saja karena
prosedurnya yang mudah dan cepat, tetapi karena
biaya yang dibebankan lebih ringan jika dibandingkan
dengan para pelepas uang atau tukang ijon.
• Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari
perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada
masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah
tanpa masalah”.
III. KEUNTUNGAN USAHA GADAI

• Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak


pegadaian tidak mempermasalahkan
untuk apa uang tersebut digunakan dan
hal ini tentu bertolak belakang dengan
pihak perbankan yang harus dibuat serinci
mungkin tentang penggunaan uangnya.
• Begitu pula dengan sangsi yang diberikan
relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi
dalam waktu tertentu. Sangsi yang paling
berat adalah jaminan yang disimpan akan
dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diberikan
III. KEUNTUNGAN USAHA GADAI

• Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika


dibandingkan dengan lembaga keuangan
bank atau lembaga keuangan lainnya
adalah:
– Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh
uang, yaitu paada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-
belit;
–  Persyaratan yang sangat sederhana sehingga
memudahkan konsumen untuk memenuhinya;
– Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan
uang tersebut digunakan untuk apa, jadi
– sesuai dengan kehendak nasabahnya.
IV. KEGIATAN USAHA GADAI LAIINYA

A. perhimpunan dana
dana yang di perluan oleh perum
penggadaian untuk melakuan kegiatan
usahanya berasal dari :
1) pinjaman jangka pendek dari perbankan
2) dana janga pendek sebagian besar adalah
dalam bentuk ini (seitar 80% dari total dana
jangka pendek yang di himpun)
3) pinjaman janga pendek dari pihak lainya
( utang kepada rekanan ,utang kepada
nasaba)
4) penerbitan obligasi
5) modal sendiri
IV. KEGIATAN USAHA GADAI LAIINYA

B. Penggunaan dana
Dana yang telah berhasil di himpun kemudian di gunakan
untu menandai kegiatan usaha perum penggadaian .
dana tersebut antara lain di gunakan untuk hal-hal
sebagai beriut :
1) uang kas dan dana likuid lain perum penggadaian
memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan
seperti : kewajiban jatuh tempo, penyaluran dana dalam
bentu pembiaayaan atas dasar huum gadai,pembayaran
pajak,dan lain-lain
2) pembelian dan pengadaan berbagai bentuk ativa tetap
dan investaris .
3) pendanaan kegiatan operasional.
4) kegiatan operasional perum penggadaian memerlukan
dana yang tidak kecil. Dana ini antara lain digunakan
untuk: gaji pegawai,honor, peralatan perawatan,dan
lain-lain.
V. PENENTUAN BESARNYA PINJAMAN DI PEGADAIAN
• Besarnya jumlah pinjaman yang di berikan pihan penggadaian
tergatung dari beberapa berharganya barang yang di jaminkan
oleh nasabahnya.Semakin besar nilai semakin besar pinjaman
yang dapat di peroleh nasabah,demikian pula
sebaliknya.namun biasanya penggadaian hanya melayani
sampai jumlah tertentu dan biasanya menggunakan jasa
penggadaian adalah masyarakat menenggah ke bawah.
• Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan di kenakan
sewa modal(bunga pinjaman).perbulan yang besarnya
tergantung pada golongan nasabah - golongan nasabah yng di
tentukan oleh pengadaian berdasarkan jumlah pinjaman yaitu
A,B,C DAN D.
• Sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah sesuai dengan
bunga pasar.dalam menentukan besarnya jumlah
pinjaman,maka barang jaminan tersebut di taksir lebih dulu.
• Untuk menaksir nilai barang yang di jaminkan,maka pihak
penggadaian maka pihak penggadaian memiliki ahli ahli yang
berperan untuk menaksir barang yang di jamin di penggadaian. 
VI. BARANG JAMINAN DI PEGADAIAN
• Jenis barang yang dapat  diterima sebagai
barang jaminan pada prinsipnya adalah
barang bergerak, antara lain:
1) Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan
yang dibuat dari emas, perhiasan perak, platina,
baik yang berhiaskan intan, mutiara.
2)  Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas,
radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.
3)  Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.
4)  Barang-barang rumah tangga
5)   Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.
6)  Teksti
7)   Barang-barang lain yang dianggap bernilai
seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk
saham, obligasi, maupun surat-surat berharga
lainnya.
VII. PROSEDUR PINJAMAN DI PEGADAIAN
A) Prosedur pinjaman uang dipengadaian :
1) Nasabah datang langsung ke bagian informasi untuk
memperoleh penjelasan tentang penggadaian.
2) Bai calaon nasabah yang sudah jelas dan mengetahui
prosedurnya dapat langsung membawa barang jaminan ke
bagian penaksiran untuk di taksir nilai taksiran yang di
berikan.
3) Bagian penaksiran akan menaksir nilai jaminan yang di
berikan,baik kualitas barang maupun nilai barang
tersebut,kemudian baru di tetapkan nilai taksir barang
tersebut.
4) Setelah nilai taksir di tetapkan langka selanjutnya
menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal yang di
kenakan dan kemudian di nformasikan ke calon peminjam
5) Jika calon peminjam setuju,maka barang jaminan di tahan
untuk dapat di simpan dan nasabah dapat memperoleh
pinjaman berikut surat bukti gadai
VII. PROSEDUR PINJAMAN DI PEGADAIAN
B) Prosedur pengembalian pinjaman
1) Pembayaran kembali pinjama berikut sewa
modal dapat lansung di lakukan di kasir dengan
menunjukan surat bukti gadai dan melalukan
pembayan semlah uang.
2) Pihak pengadaian menyerahkan barang jaminan
apa bila pembayaran sudah lunas dan di
serahkan langsung ke nasabah utuk di periksa
kebenaranya,dan jika sudah benar dapat
langsung di bawah pulang
3) Pada prinsipnya penbayaran kembali pinjaman
dan sewa modal dapat di lakukan sebelum
jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jika
nasabah sudah punya uang dapat langsung
menebus jaminannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manajemen Lembaga Keuangan Dahlan Siamat, Th 1995
2. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Kasmir, Th 2003
3. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Subagyo dkk, Th 2002
4. Manajemen Perbankan Kasmir, Th 2000
5. Pengantar Ekonomi Moneter, Jilid 1 dan 2 Nopirin, Th 1990
6. Strategi Manajemen Bank Muchdarsyah Sinungan, Th 1994
7. Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan
Atas Undang-undang no 7 tahun ttg Perbankan
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai