Anda di halaman 1dari 19

Magdalena Silawati Samosir, SE., M.

Si
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Nusa Nipa
Maumere
P13 Asuransi
MATERI POKOK
I. Definisi asuransi
II. Perkembangan Asuransi

III. Jenis-jenis asuransi

IV. Keuntungan Asuransi

V. Prinsip-prinsip asuransi

VI. Jenis-jenis risiko


I. DEFENISI ASURANSI
 Menurut UU no.1 Thn 1992 tentang Usaha Asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi untuk untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggung.
I. DEFENISI ASURANSI
 Menurut Wirdjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di
Indonesia, asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang
menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima
sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin
akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa
yang belum jelas.
 D.S. Hansell dalam bukunya Elements of Insurance menayatakan
bahwa asuransi selalu berkaitan dengan resiko (Insurance is to do
with risk).
 Menurut Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunya
Principles of Insurance menyatakan bahwa suatu pengalihan resiko
(transfer of risk) disebut asuransi.
 jasmaniah para anggotanya
I. DEFENISI ASURANSI

Berdasaarkan pengertian pasal 246 KUHD dapat


disimpulkan ada tiga unsur dalam Asuransi, yaitu:
1) Pihak tertanggung, yakni yang mempunyai kewajiban
membayar uang premi kepada pihak penanggung baik
sekaligus atau berangsur-angsur
2) Pihak penanggung, mempunyai kewajiban untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak tertanggung,
sekaligus atau berangsur-angsur apabila unsur ketiga
berhasil
3) Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi
I. DEFENISI ASURANSI

Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan


penaggung mengikatkan suatu perjanjian tentang hak
dan kewajiban masing-masing.
Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi yang
harus dibayar tertanggung.
Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksir dulu
atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan
dihadapi.
Semakin besar resiko, maka semakin besar premi yang
harus dibayar dan sebaliknya.
I. DEFENISI ASURANSI
 Menurut Prof. Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, S. H.,
asuransi itu mempunyai tujuan, pertama-tama ialah:
mengalihkan segala resiko yang ditimbulkan peristiwa-
peristiwa yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain
yang mengambil resiko untuk mengganti kerugian.
Pikiran yang terselip dalam hal ini ialah, bahwa lebih
ringan dan mudah apabila yang menanggung resiko dari
kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang
daripada satu orang saja, dan akan memberikan suatu
kepastian mengenai kestabilan dari nilai harat bendanya
itu jika ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu
perusahaan, dimana dia sendiri saja tidak berani
menanggungnya.
II. PERKEMBANGAN ASURANSI
Asal mula kegiatan asuransi di Indonesia merupakan
kelanjutan dari Hindia Belanda. Sedangkan
peraturan Pemerintah Indonesia yang mengatur
tentang asuransi dikelaurkan pada tahun 1976
dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Mentri
Keuangan.
Surat Keputusan Mentri Keuangan no
1136/KMK/IV/a976 tentang penetapan besarnya
cadangan premi dan biaya oleh perusahaan
asuransi Indonesia.
Selanjutnya keluar surat keputusan Mentri
Keuangan no.1249/KMK.013/1998 : ketentuan
dan tata cara pelaksanaan bidang asuransi
II. PERKEMBANGAN ASURANSI
Disamping kedua perundang-udangan dan peraturan
tersebut dasar acuan pembinaan dan pengawasan
usaha asuransi di Indonesia juga didasarkan
kepada keputusan Mentri Keuangan
no.223/KMK.017/ 1993 tentang:
1) Perizinan perusahaan asuransi dan reasuransi
2) Kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
reasuransi
3) Penyelenggaraan usaha asuransi dan reasuransi
4) Perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha
penunjang usaha asuransi.
III. JENIS-JENIS ASURANSI

1. Dilihat dari segi fungsinya:


a) Asuransi Kerugian.
b) Asuransi Jiwa
c) Reasuransi.
III. JENIS-JENIS ASURANSI

1. Dilihat dari segi Kepemilikan:


a) Asuransi milik pemerintah.
b) Asuransi milik swasta nasional
c) Perusahaan asing
d) Asuransi campuran.
IV. KEUNTUNGAN ASURANSI
1. Keuntungan Bagi Perusahaan)yaitu:
a) Keuntungan dari premi yang diberikan
nasabah.
b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal
diperusahaan lain
c) Keuntungan dari hasil bunga dan
investasi di surat-surat berharga
IV. KEUNTUNGAN ASURANSI
2. Keuntungan Bagi Nasabah yaitu:
a) Memberikan Rasa Aman.
b) Merupakan Simpana yang pada saat jatuh
jatuh tempo dapat ditarik kembali
c) Terhindar dari resiko kerugian atau
kehilangan.
d) Memperoleh penghasilan dimasa yang
akan datang.
e) Memperoleh penggantian akibat
kerusakan atau kehilangan
V. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
1. Insurabel Interest
2. Utmost Good Faith
3. Idemnity
4. Proximate Cauese
5. Subrogation
6. Contribution
VI. JENIS-JENIS RESIKO

a) Resiko Murni
b) Resiko Spekulatif
c) Resiko Individu ada 3 macam yaitu:
a) Resiko Pribadi
b) Resiko Harta
c) Resiko Tanggung Gugat
SOAL DISKUSI
1. Jelaskan Definisi asuransi!
2. Jelaskan Perkembangan Asuransi!
3. Jelaskan Jenis-jenis asuransi!
4. Jelaskan Keuntungan Asuransi!
5. Jelaskan Prinsip-prinsip asuransi!
6. Jelaskan Jenis-jenis risiko!
DAFTAR PUSTAKA
1. Manajemen Lembaga Keuangan Dahlan Siamat, Th 1995
2. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Kasmir, Th 2003
3. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Subagyo dkk, Th
2002
4. Manajemen Perbankan Kasmir, Th 2000
5. Pengantar Ekonomi Moneter, Jilid 1 dan 2 Nopirin, Th 1990
6. Strategi Manajemen Bank Muchdarsyah Sinungan, Th 1994
7. Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan
Atas Undang-undang no 7 tahun ttg Perbankan
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai