4. KHODIJAH ( 21010025 )
A. Sejarah Pegadaian .
Pada masa kedudukan Jepang, Pegadaian masih merupakan instansi pemerintah dengan
status jawatan dibawah pengawasan kantor besar keuangan titik gedung kantor pusat
jawatan pegadaian yang terletak di jalan Kramat Raya 162. Pimpinan jawatan pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-san dengan wakilnya orangn pribumi
yang bernama M.Saubari. Pada tanggal 5 april 1942 Pegadaian dikelola dibawah biro
keuangan administrasi militer jawa. militer Jepang menggunakan account khusus untuk
mengumpukan hasil kekayaan dari pegadaian. dana yang terkumpul disalurkan ke rekening
utama dari administrasi militer Jepang ke sebagai bagian dari kontribusi perusahaan
3. Kondisi Pegadaian Pada Zaman Kemerdekaan Era Jawatan
Pegadaian Status pekerjaan di pegadaian selanjutnya di ubah menjadi
perusahaan Umum atau Perum. Pegadaian didasarkan pada PP Nomor 10
Tahun 1990 tanggal 1 April 1990 tentang Perum Pegadaian. Perum
Pegadaian telah memiliki mitra binaan sejak tahun 1991 perusahaan pun
kemudian erkembang dengan memmberikan beasiswa dan bantuan pada
korban bencana untuk mendapatkan tambahan dana perusahaan
mengeluarkan obligasi.
Sesuai kitab undang-undang hukum perdata pasal 1150
disebutkan gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang
yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya seorang berutang atau oleh orang lain.
Berdasarkan pasal tersebut dapat dikemukakan bahwa anggota
B. Pengertian dan
masyarakat yang pada umumnya berpenghasilan rendah dapat
memperoleh pinjaman dari Pegadaian dengan jaminan barang Status Hukum
bergerak. Tugas pokok Perum Pegadaian ini adalah
menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan pemberian
uang pinjaman berdasarkan hukum gadai
Para Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai .Hal ini dimaksud
didasarkan pada kisah Nabi Muhammad yang menggadaikan baju besinya untuk
mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. para ulama juga mengambil indikasi dari
contoh tersebut ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para
sahabat yang kayak kepada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap
Nabi yang tidak mau memberatkan para sahabat. Fatwa yang dijadikan rujukan dalam
gadai Syariah, yaitu 1 fatwa dewan Syariah Nasional Nomor nomor 25/DSN
MUI/III/2002 tentang Ran, 2 fatwa dewan Syariah Nasional Nomor 26/DSN
MUI/III/2002 tentang peran emas. legalitas yangada telah memiliki dasar pijakan
yang kuat karena didukung oleh dalil-dalil yang didasarkan pada al-quran as- sunnah
ijma' ulama, dan fatwa DSN MUI.
Macam – Macam Konsep
Pegadaian
Menurut Imam Ibnu Mandur mendefinisikan bahwa Rahn yaitu Harta yang dijadikannya
pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Agar gadai tersebut dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, maka diperlukan adanya petunjuk (fatwa) dari
institusi yang berwenang. Di Indonesia, lembaga yang mempunyai kewenanagan untuk
memberikan fatwa adalah Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
C. Tujuan Usaha Pegadaian
Penggunaan Dana
Produk dan Jasa Perum Pegadaian
a. Uang Kas dan Likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan a) Pemberian pinjaman atas dasar
berbagai macam bentuk aktiva hukum gadai
tetap dan intentaris b) Penaksiran nilai barang
c. Pendanaan kegiatan operasional c) Penitipan barang
d. Penyaluran Data
e. Investasi lain
E. Barang Jaminan
Emas
1
Bahan Tembaga yang
bisa dijual kembali
Kendaraan
2
Mobil dan Motor
dengan surat lengkap
Elektronik
3
Seperti Hp, Laptop,
Tv dan lain-lain
Barang Berharga
4
Perusahaan
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal
Nasabah yang dibayarkan aleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang
dibayarkan oleh nasabah yang memperoleh jasa
tertentu dari perum pegadaian.
c. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai suatu
a. Tersedia dana dalam badan usaha milik negara yang bergerak dalam
waktu cepat bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan
b. Prosedur yang relatif kepada masyarakat yang memerlukan dana
sederhana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana
c. Penafsiran Barang
bergerak secara
G. Keuntungan Usaha Gadai