Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya, kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “”. Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Pembelajaran
Bahasa Arab, yang telah membantu dan memberikan bimbingan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Sehingga perlu adanya penyempurnaan
yang lebih baik dan optimal.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa/i dalam proses pembelajaran. Terlepas dari hal ini kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diperlukan demi sempurnanya makalah ini. Dan
semoga dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah
lama beroperasi di Indonesia. Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan
pinjaman-pinjaman kepada perseorangan. Sejarah lembaga ini sudah cukup
lama semenjak zaman kolonial. Ia sangat dibutuhkan oleh rakyat kecil. Dalam
kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan. Masalahnya terkadang kebutuhan yang ingin
dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya.
Kalau sudah demikian maka mau tidak mau harus mengurangi untuk
pembelian berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara
seperti meminjam dari sumber dana yang ada, sebagai contohnya di
perusahaan pegadaian.
Jasa gadai masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat
menggadaikan suatu barang karena terdesak kebutuhan dana, sementara
barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai
sendiri menurut Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu
barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu hutang, dan yang memberikan kewenangan
kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih
dahulu daripada kreditur-kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara
benda itu, biaya-biaya mana harus didahulukan.
Secara umum pengertian gadai adalah kegiatan menjaminkan
barangbarang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah
uang dan barang yang akan dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.1 Ketika seorang
membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana,
seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi
karena prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama.
Kemudian persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang
harus lengkap. Begitu pula dengan jaminan yang diberikan harus barang-
barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank,
maka jasa gadai menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan dana.
Sejarah bisnis pegadaian di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
keberadaan Perum Pegadaian yang merupakan pelopor jasa gadai. Terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 tanggal 1 April 1990 menjadi

1
Kasmir, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: Raja Grapindo Persada, hal. 262

1
tonggak awal kebangkitan Perusahaan Jawatan Pegadaian. Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 ini menegaskan misi yang harus diemban
oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga
terbitnya PP No.103 tahun 2000 tentang perusahaan jawatan pegadaian
menjadi Perusahaan Umum Pegadaian yang dijadikan landasan kegiatan
usaha Perum Pegadaian sampai sekarang.
Pada perkembangannya, jasa pegadaian tidak hanya dimonopoli oleh
Perum Pegadaian, beberapa perusahaan perbankan membuka jasa gadai
dengan sistem syariah. Apalagi mayoritas warga Indonesia adalah Muslim.
Menurut Pasal 1 angka 13 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan menjelaskan bahwa:
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana, dan/atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara
lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa kepada pihak lain
(ijarah wa iqtiqna).
Sistem ekonomi syariah atau hukum ekonomi Islam adalah sebuah
bangunan ekonomi yang berdiri di atas prinsip-prinsip yang telah ditentukan
oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetapi ia berkembang sesuai dengan dimensi
tempat dan waktu. Kesadaran hukum bagi masyarakat Islam terhadap hukum
agamaya, seharusnya melekat pada hati sanubari. Hal ini dikarenakan
tujuan Tuhan menurunkan Syariah (hukum) Islam adalah untuk dilaksanakan
sesuai apa yang dituntutNya, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan umat
manusia serta untuk mengeluarkan manusia dari wilayah hawa nafsu ke
wilayah ibadah.2
Gadai syariah atau dalam istilah Islam disebut rahn adalah menjadikan
barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara sebagai
jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang
atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. 3 Sistem gadai
syariah mulai berkembang pada tahun 2003. Sistem ini akan memberikan
ketenangan bagi masyarakat dalam memperoleh pinjaman tanpa bunga dan
halal. Gadai dalam fiqh disebut rahn yang menurut bahasa adalah nama
barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan.4

2
M. Hasbi, 2001, Pengantar Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, hal. 53
3
Abdul Ghofur Anshori, 2005, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi, dan
Institusionalisasi. Cet. Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal. 88.
4
Heri Sudarsono, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Ekonisia, hal 141

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Pegadaian?
2. Bagaimanakah sejarah Pegadaian?
3. Apa saja yang termasuk objek Pegadaian?
4. Siapa saja pihak yang terlibat dalam gadai di Pegadaian?
5. Apa saja keunggulan Pegadaian dibandingkan dengan bisnis layanan
pinjaman baru?
6. Bagaimana Pegadaian mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan
proses kerja saat ini untuk tetap bersaing dengan bisnis layanan pinjaman
baru dan menarik generasi muda?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegadaian
Pegadaian adalah sebuah perusahaan milik negara Indonesia yang
menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk gadai konvensional, gadai
emas, gadai kendaraan, gadai tabungan, dan gadai angsuran
Gadai atau yang disebut juga dengan pand, merupakan salah satu
kebendaan yang termasuk suatu lembaga jaminan yang di atur dalam buku ke
II KUH Perdata. Menurut pasal 1150 KUH Perdata. Gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berpiutang atau oleh seseorang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang
lainnya, dengan pengeculian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan.
Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali
setelah masyarakat melunasi pinjamannya.
Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh
sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu
tersebut kita sebut dengan nama usaha gadai. Dengan usaha gadai masyarakat
tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharganya dan jumlah uang
yang diinginkan dapat disesuaikan dengan nilai harga barang yang
dijaminkan. Semakin besar nilainya maka semakin besar pula pinjaman yang
dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Kepada nasabah
yang memperoleh pinjaman maka akan dikenakan sewa modal (bunga
pinjaman) per bulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah,
sedangkan besarnya sewa modal dapat di sesuaikan dengan bunga pasar.5
Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut dengan perusahaan
pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya di
lakukan oleh perum pegadaian. Secara umum pengertian usaha gadai adalah
kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
5
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika

4
kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Adapun misi utama dari perum pegadaian adalah:
1. Menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah
dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pinjam atas dasar hukum gadai.
2. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak
wajar lainnya.

Perusahaan pegadaian bertugas memberi kredit secara hukum gadai di


mana masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman diwajibkan
menyerahkan harta gerak pada kantor cabang pegadaian disertai pemberian
hak untuk melakukan penjualan lelang. Hasil lelang digunakan untuk
melunasi pokok pinjaman disertai bunga ditambah dengan biaya lelang.
Sisanya dikembalikan kepada nasabah pemilik barang semula. Ketentuan
penyelenggaraan rumah gadai merupakan monopoli atau hanya boleh
dilakukan oleh negara.

Pihak swasta dilarang untuk menyelenggarakan tujuan ketentuan ini


adalah untuk memberantas lintah darat, rentenir, atau praktik riba gelap yang
memberatkan kehidupan masyarakat kecil. Selain itu berdasarkan neraca
pembukaan perusahaan umum pegadaian dan surat menteri keuangan RI. No.
1015/KMK. 013/1991 tanggal 26 September 1991, modal awal perusahaan
umum pegadaian ditetapkan sebesar Rp205.000.000.000,00 sebagaimana
tertuang dalam neraca pembukaan. Modal awal yang disetor pemerintah
adalah kumulatif laba bersih yang diperoleh perjan (perusahaan jawatan)
pegadaian.6

Pegadaian sebagai lembaga non-bank tidak di perkenankan menghimpun


dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti: giro,
deposito, dan tabungan sebagaimana halnya dengan sumber dana
konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum
pegadaian memiliki sumber-sumber dana antara lain:

6
Djamil, Fathurrahman. 2008. Penerapan Hukum Perjanjian. Jakarta: Sinar Grafika.

5
1. Modal sendiri: modal awal pegadaian senilai Rp205 miliar dan

secara bertahap pemerintah memberikan tambahan modal sebagai penyertaan

modal pemerintah.

2. Pinjaman jangka pendek yang berasal dari perbankan.

3. Pinjaman jangka panjang dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia

(KLBI).

4. Penerbitan obligasi. Emisi obligasii sebesar Rp50 miliar pada 1993

dengan bunga 17,5% untuk tahun pertama dan mengambang untuk tahun

kedua sampai dengan tahun kelima. Pada tahun 1994 dilakukan kembali emisi

obligasi senilai Rp25 miliar dengan bunga 13% pada bulan pertama.

Dan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.

2. Nilai jumlah pinjaman tergantung dari nilai barang yang

digadaikan.

3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah Pegadaian
Usaha pegadaian di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan belanda
(VOC) di mana pada saat itu tugas pegadaian adalah membantu masyarakat
untuk meminjamkan uang dengan jaminan gadai. Pada mulanya usaha ini
dijalankan oleh pihak swasta, namun dalam perkembangan selanjutnya usaha
pegadaian ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian
dijadikan perusahaan negara, menurut undang-undang pemerintah Hindia
Belanda pada waktu dengan status dinas pegadaian. Dalam sejarah dunia
usaha pegadaian pertama kali dilakukan di Italia. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya seperti
Inggris, Perancis, dan Belanda. Oleh orang-orang belanda lewat pihak VOC
usaha pegadaian dibawa masuk ke Hindia Belanda.
Di zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih
usaha dinas pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi perusahaan
negara (PN) pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1960.
Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan
peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1969 PN pegadaian berubah menjadi
perusahaan jawatan (perjan). Kemudian pada 10 April 1990 berdasarkan

6
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 perjan pegadaian berubah menjadi
perusahaan umum (perum) pegadaian. Sampai saat ini lembaga yang
melakukan usaha berdasarkan atas hukum gadai hanyalah perum pegadaian.
C. Objek Pegadaian
Obyek gadai adalah benda-benda apa saja yang dapat dijadikan jaminan
hutang dengan dibebani hak gadai. Benda yang dapat digadaikan adalah
semua benda bergerak yang berwujud maupun benda bergerak tidak
berwujud.
1. Benda bergerak berwujud contohnya seperti:

a. Kendaraan bermotor seperti mobil, sepeda motor.

b. Mesin-mesin seperti mesin jahit, mesin pembajak sawah, mesin

disel/pembangkit listrik, pompa air dan segala jenis mesin

lainnya.

c. Perhiasan seperti mas, berlian, mutiara, intan, perak, dan lain-lain.

d. Lukisan yang berharga.

e. Kapal laut yang berukuran di bawah 20 meter persegi.

f. Persediaan barang (stock).

g. Inventaris kantor/restoran.

Barang bergerak lainnya yang memiliki nilai ekonomi.7


2. Benda bergerak tidak berwujud contohnya surat-surat berharga
seperti:

a. Tabungan.

b. Deposito berjangka.

c. Sertifikat deposito.

d. Wesel.

e. Promes.

f. Konosemen.

g. Obligasi.

h. Saham-saham.

i. Resipis yaitu tanda bukti penyetoran uang sebagai saham.

7
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

7
j. Ceel yaitu tanda penerimaan penyimpanan barang di gudang.

k. Piutang.
Saham dapat menjadi objek gadai, karena saham termasuk ke dalam
kategori benda bergerak, sehingga dengan sendirinya juga memberikan hak
kebendaan yaitu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda
yang dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Ketentuan saham sebagai
benda bergerak dijelaskan dalam ketentuan tentang saham yang diatur dalam
Pasal 60 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang berbunyi: “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan
hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya.”
D. Pihak yang terlibat dalam Gadai di Pegadaian
Pihak-pihak yang terlibat dalam gadai di Pegadaian adalah nasabah dan
pegawai PegadaianNasabah adalah pihak yang menggadaikan barangnya,
sedangkan pegawai Pegadaian adalah pihak yang menilai nilai barang yang
digadaikan dan memberikan pinjaman kepada nasabah.
Pihak yang terlibat dalam perjanjian gadai terdiri dari pihak yang
memberikan jaminan gadai atau disebut juga dengan istilah Pemberi Gadai,
dan pihak yang menerima jaminan gadai atau yang disebut juga Pemegang
gadai. Namun adakalanya jika diperjanjikan lain benda gadai dapat dipegang
oleh pihak ketiga, selain kreditur pemegang gadai yang disebut juga pihak
ketiga pemegang gadai. Selain pihak yang diterangkan di atas, dikenal pula
adanya pihak ketiga Pemberi Gadai. Keberadaan pihak ketiga Pemberi Gadai
ini adalah dalam hal benda jaminan yang diserahkan kepada kreditur adalah
milik pihak ketiga dan diberikan oleh pihak ketiga tersebut.
Tanggung jawab pihak ketiga ini hanya sebatas sebesar benda gadai yang
dia berikan, sedangkan untuk selebihnya menjadi tanggungan debitur itu
sendiri. Dengan kata lain pihak ketiga pemberi gadai tidak mempunyai utang,
karena dia bukanlah debitur sehingga kreditur tidak mempunyai hak tagih
terhadap pihak ketiga pemberi gadai tersebut. Akan tetapi pihak ketiga
pemberi gadai ini mempunyai tanggung jawab yuridis atas benda gadainya.
Hak gadai diletakkan dengan membawa benda gadai di bawah kekuasaan
kreditur pemegang gadai atau di bawah kekuasaan pihak ketiga pemegang
gadai, asal disepakati oleh kreditur dan debitur.
Pihak ketiga ini mempunyai kedudukan hanya sebagai pemegang untuk
kepentingan kreditur, tetapi dengan kedudukan mandiri, maksudnya pihak
ketiga pemegang gadai tersebut bukanlah kuasa dari kreditur sehingga dia
tidak tunduk kepada perintah kreditur, tetapi pihak ketiga pemegang gadai
tersebut berkewajiban untuk membantu agar maksud/tujuan dari perjanjian
gadai yang telah ada dapat terlaksana sesuai dengan apa yang telah disepakati
dan baru menyerahkan benda gadai tersebut untuk di eksekusi apabila debitur
telah dinyatakan wanprestasi.8

8
Latumersia, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

8
E. Keunggulan Pegadaian dibandingkan dengan bisnis layanan
pinjaman baru
Keunggulan Pegadaian dibandingkan dengan bisnis layanan pinjaman
baru adalah sebagai berikut:
1. Keamanan: Pegadaian memiliki sistem pengamanan fisik dan lokasi
usaha yang optimal (Sispamfilu), sehingga memberikan rasa aman
bagi nasabah9
2. Bunga yang ringan: Bunga pinjaman di Pegadaian relatif ringan,
sehingga memberikan keuntungan bagi nasabah
3. Proses kredit cepat: Pegadaian memiliki proses kredit yang cepat,
dengan waktu layanan maksimal 15 menit
4. Beragam produk pinjaman: Pegadaian menyediakan berbagai jenis
produk pinjaman, seperti Gadai Emas, Non Emas, Gadai Kendaraan,
Gadai Emas Angsuran, Pinjaman Usaha, Pinjaman Serbaguna, dan
Gadai Efek
5. Jaringan pelayanan yang luas: Pegadaian memiliki jaringan
pelayanan yang luas, sehingga mudah diakses oleh masyarakat
6. Kecepatan dalam pelayanan: Pegadaian menerapkan standar waktu
layanan maksimal 15 menit, sehingga memberikan kecepatan dalam
pelayanan kepada nasabah
7. Pengalaman dan reputasi: Pegadaian telah beroperasi sejak tahun
1901 dan memiliki pengalaman yang luas dalam bisnis gadai,
sehingga memiliki reputasi yang baik di masyarakat
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, Pegadaian tetap menjadi
pilihan yang menarik bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keuangan
mereka.
F. Pegadaian mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan proses
kerja saat ini untuk tetap bersaing dengan bisnis layanan pinjaman
baru dan menarik generasi muda

Pegadaian mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan proses kerja saat


ini untuk tetap bersaing dengan bisnis layanan pinjaman baru dan menarik
generasi muda. Berikut adalah beberapa langkah yang diambil oleh
Pegadaian:

1. Peluncuran layanan berbasis teknologi: Pegadaian telah meluncurkan


sejumlah layanan berbasis teknologi sebagai upaya untuk menyesuaikan
perubahan gaya hidup masyarakat10. Hal ini termasuk pengembangan aplikasi

9
https://infopublik.solokkota.go.id/pegadaian-hadirkan-berbagai-kemudahan-layanan-dan-
keunggulan/

9
mobile dan platform online yang memudahkan nasabah dalam mengakses
layanan dan melakukan transaksi.

2. Transformasi digital: Pegadaian mengakui pentingnya digitalisasi dalam


meningkatkan daya saing perusahaan dalam industri keuangan. Mereka
melakukan transformasi digital di semua lini bisnis, termasuk manajemen dan
organisasi, SDM dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasi
perusahaan.

3. Pengembangan produk baru: Pegadaian terus berinovasi dan


mengembangkan produk baru yang menyesuaikan dengan dinamika
kebutuhan masyarakat Mereka tetap fokus pada produk berbasis gadai
sebagai bisnis inti, namun juga meningkatkan komposisi bisnis non-gadai.

4. Menargetkan generasi milenial: Pegadaian berusaha menarik generasi


muda dengan mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Mereka mendorong regenerasi demografi nasabah ke arah
nasabah pada segmen milenial.11

Dengan mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan proses kerja,


Pegadaian berupaya untuk tetap bersaing dengan bisnis layanan pinjaman
baru dan menarik generasi muda. Melalui transformasi digital dan
pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Pegadaian
terus berinovasi untuk mempertahankan posisinya di pasar keuangan.

10
https://bisnis.com/finansial/read/20200731/89/1273589/adaptasi-perubahan-pegadaian-
luncurkan-layanan-berbasis-teknologi-
11
https://www.pegadaian.co.id/berita/detail/276/pegadaian-ikuti-asesmen-menjadi-pelopor-
industri-keuangan-40

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pegadaian adalah perusahaan milik negara Indonesia yang menyediakan
berbagai layanan keuangan, termasuk gadai konvensional, gadai emas, gadai
kendaraan, gadai tabungan, dan gadai angsuran. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1901 sebagai sebuah perusahaan gadai. Pegadaian merupakan anak
perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia dan merupakan satu-satunya
perusahaan gadai di Indonesia. Barang-barang yang dapat digadaikan di
Pegadaian meliputi emas, perhiasan, kendaraan bermotor, sertifikat tanah, dan
barang elektronik. Pihak-pihak yang terlibat dalam gadai di Pegadaian adalah
nasabah dan pegawai Pegadaian. Nasabah adalah pihak yang menggadaikan
barangnya, sedangkan pegawai Pegadaian adalah pihak yang menilai nilai
barang yang digadaikan dan memberikan pinjaman kepada nasabah.

B. Daftar pustaka
1. Wiwin Sri Haryani, Independensi Otoritas Jasa Keuangan dalam
Perspektif Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol.9 No.3 Oktober 2012. hlm. 45-
46.
2. Zulkarnain Sitompul, Kemungkinan Penerapan Universal Banking System
di Indonesia: Kajian dari Perspektif Bank Syariah Jurnal Hukum Bisnis,
Volume 20, Agustus-September 2002, hlm. 4
3. Otoritas jasa keuangan, Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri
Jasa Keuangan, (jakarta, otoritas jasa keuangan) h.7-8
4. Otoritas jasa keuangan, Mengenal Otoritas Jasa Keuanga, (jakarta, otoritas
jasa keuangan) h.9
5. Ibid 10
6. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-
Sektor-Jasa-Keuangan-Tetap-Stabil-di-Tengah-Upaya--Pemulihan-
Ekonomi-Nasional-.aspx
7. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-
Kebijakan-OJK-Menjaga-Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Tetap-Terjaga-
Hingga-Akhir-Tahun.aspx
8. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-OJK-
Jaga-Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Dukung-Percepatan-Pemulihan-
Ekonomi-Nasional.aspx

11
9. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-OJK-
Jaga-Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Dukung-Percepatan-Pemulihan-
Ekonomi-Nasional.aspx
10. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-
Kebijakan-OJK-Menjaga-Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Tetap-Terjaga-
Hingga-Akhir-Tahun.aspx
11. https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/stabilitas-sistem-keuangan/Pages/
Peran-Bank-Indonesia.aspx
12. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-OJK-
Jaga-Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Dukung-Percepatan-Pemulihan-
Ekonomi-Nasional.aspx

12

Anda mungkin juga menyukai