Anda di halaman 1dari 12

PEGADAIAN SYARIAH

oleh kelompok 6:
1. Annasai Naufal Wafi (04)
2. Handoko Dwi Utomo (13)
3. Istighfary Dwiva Insani (14)
4. Nur Faizah Rakhmawati (24)
5. Shania Triastika Purnama S. (25)
PENGERTIAN PEGADAIAN SYARIAH
Pegadaian adalah merupakan tempat di mana masyarakat yang
membutuhkan uang tunai bisa datang meminjam uang dengan barang-
barang pribadi sebagai jaminannya.
Gadai dalam fiqih disebut rahn. Rahn merupakan perjanjian utang piutang
antara dua atau beberapa pihak mengenai persoalan benda dan menahan
sesuatu barang sebagai jaminan atau ia bisa mengambil sebagian manfaat
barangnya tersebut.
LANDASAN HUKUM
Landasan konsep pengadaian syariah juga mengacu kepada syariah islam
yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadist, adapun dasar hukum yang
dipakai adalah: (Q S Al Baqarah Ayat 283).
Artinnya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebagaian kamu mempercayai sebagaian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT dan janganlah kamu (para
saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
AL Hadits:
“Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang
Yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi.” (HR. Bukhari no. 1926,
Kitab al-Buyu, dan Muslim).
Landasan hukum berikutnya, dari Anas ra bahwasanya ia berjalan
menuju Nabi Saw dengan roti dari gandum dan sungguh Rasululloh Saw
telah menaguhkan baju besi kepada seorang Yahudi di Madinah ketika
beliau mengutangkan gandum dari seorang Yahudi.”(HR. Anas ra ).
RUKUN GADAI SYARIAH
1. Ar-rahin (yang menggadaikan)
2. Al-Murtahin (yang menerima gadai)
3. Al-Marhun / rahn (barang yang digadaikan)
4. Al-Marhun bih (utang)
5. Sighat, Ijab dan Qabul
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan:
Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya melalui penyaluran uang pembiayaan/pinjaman atas
dasar hukum gadai.
• Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
• Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek
jaring pengaman social karena masyarakat yang butuh dana
mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/pembiayaan berbasis bunga.
• Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan
syarat mudah.
Manfaat:

Bagi Nasabah

1. Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum


pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih
sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu mengingat itu jasa
yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian,
nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:
2. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang
telah berpengalaman dan dapat dipercaya.
3. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman
menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat
menitipkan suatu barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum
Pegadaian.
Bagi Perusahaan Pegadaian:
1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana.
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian
bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan
cara yang relatif sederhana.
4. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
-Dana pembangunan semesta (55%).
-Cadangan umum (5%).
-Cadangan tujuan (5%).
-Dana sosial (20%).
JASA DAN PRODUK DALAM PEGADAIAN
1. Rahn
2. Arrum
3. Program Amanah
4. Program Produk Mulia
PERBEDAAN PEGADAIAN SYARIAH DAN
KONVENSIONAL
Persamaan Perbedaan
a. Hak gadai atas pinjaman uang. a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara
b. Adanya agunan sebagai jaminan utang. suka rela atas dasar tolong menolong tanpa
c. Tidak boleh mengambil manfaat barang mencari keuntungan sedangkan gadai menurut
yang digadaikan. hukum perdata disamping berprinsip tolong
d. Biaya barang yang digadaikan ditanggung menolong juga menarik keuntungan dengan
cara menarik bunga/sewa.
oleh para pemberi gadai.
b. Dalam hokum perdata hak gadai hanya
e. Apabila batas waktu pinjaman uang habis
berlaku pada benda yang bergerak sedangkan
barang yang digadaikan boleh dijual atau
dalam hukum Islam rahn berlaku baik benda
dilelang.
bergerak maupun tidak bergerak.
c. Dalam rahn tidak dikenal istilah bunga.
d. Gadai menurut hukum perdata dilaksanakan
melalui lembaga perum pegadaian sedangkan
rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan
tanpa melalui suatu lembaga.
Mekanisme Operasionalisasi Lembaga Pegadaian
Syariah
Adapun teknis operasional pegadaian syariah adalah sebagai berikut:
a) Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk
mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang jaminan
untuk dijadikan dasar dalam memberikan pembiayaan.
b) Pegadaian syariah dan nasabah menyetujui akad gadai. Akad ini
mengenai berbagai hal, seperti kesepakatan biaya gadaian, jatuh tempo gadai
dan sebagainya.
c) Pegadaian syariah menerima biaya gadai, seperti biaya penitipan, biaya
pemeliharaan, penjagaan dan biaya penaksiran yang dibayar pada awal
transaksi oleh nasabah.
d) Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo
Teknis pelaksanaan kegiatan pegadaian syariah adalah sebagai berikut:
1) Jenis barang yang digadaikan
2) Biaya-biaya
3) Sistem cicilan atau perpanjangan
4) Proses pelelangan barang gadai

Berjalannya perjanjian gadai sangat ditentukan oleh banyak hal. Antara lain
adalah subyek dan obyek perjanjian gadai. Subyek perjanjian gadai adalah rahin
(yang menggadaikan barang) dan murtahin (yang menahan barang gadai).
Obyeknya ialah marhun (barang gadai) dan utang yang diterima rahin.

Alternatif mekanisme aktivitas perjanjian gadai dengan menggunakan tiga akad


perjanjian. Ketiga akad perjanjian ini tergantung pada tujuan atau
menggadaikan jaminan dilakukan. Ketiga akad tersebut adalah: Akad Al-Qardul
Hasan, Akad Mudharabah, dan Akad al-Bai Muqayyadah.

Anda mungkin juga menyukai