Anda di halaman 1dari 37

Diberikan Pada Mata Kuliah

BLKL

UNIFA

Syamsuddin
Mengatasi
Masalah
Tanpa
Masalah
Pengertian Pegadaian
Pengertian Gadai menurut Susilo (1999) adalah : suatu hak
yang diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai
hutang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai
hutang. Seorang yang berutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan
barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi hutang
apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Pegadaian merupakan
sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah bidang
jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum
gadai.

Sedangkan Perusahaan Umum Pegadaian adalah Badan


Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfungsi memberikan
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kredit kepada
masyarakat atas dasar hukum gadai.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PEGADAIAN

Pegadaian atau Pawn Shop merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai.
Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian
dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem
gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda
(VOC), yaitu sekitar abad ke – 19.

Bentuk usaha pagadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening pada masa VOC
yang mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan
jaminan gadai. Sejak itu bentuk usaha pegadaian telah mengalami beberapa kali
perubahan sejalan dengan perubahan peraturan-peraturan.

Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta,


kemudian pada awal abad ke-20 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda melalui
Staatblad tahun 1901 Nomor 131 tertanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai
pemerintahan (Hindia Belanda) di Sukabumi Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya
peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh Pemerintahan Hindia
Belanda sebagaimana diatur dalam Staatblad tahun 1901 Nomor 131.
Selanjutnya, dengan Staatblad 1930 NO. 266 Rumah Gadai tersebut
mendapatkan status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti
undang-undang perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia
Belanda 1927 No. 419)

Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintahan tetap diberi fasilitas


monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami
beberapa kali perubahan bentuk Badan Hukum, sehingga akhirnya pada
tahun 1990 menjadi Perusahaan Umum. Pada tahun 1960 Dinas Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, pada tahun 1969
Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)
Pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah
menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990. Kantor Pusat
Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan di bantu oleh kantor daerah,
kantor perwakilan daerah, dan Kantor Cabang
SUMBER PENDANAAN
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak
diperkenankan menghimpun dana secara langsung
dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya:
giro, deposito dan tabungan sebagaimana halnya
perbankan atau lembaga keuangan lain. Untuk
memenuhi kebutuhan dananya Pegadaian
memiliki sumber-sumber dana sbb:
1. Modal sendiri
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
1. Tugas
Tugas, Pokok
Tujuan dan Fungsi Pegadaian
Tugas pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan usaha-
usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

2. Tujuan Pokok
Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelola. Oleh karena itu, pegadaian pada
dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut :
a) Turut melaksanakan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pimjaman atas dasar hukum gadai.
b) Mencegah praktek pengadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.

3. Fungsi Pokok
Fungsi pokok penggadaian adalah sebagai berikut :
c) Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara mudah,
cepat, aman, dan cermat.
d) Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi
penggadaian maupun masyarakat.
e) Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
f) Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pengadaian.
g) Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.
PRINSIP DASAR OPERASIONAL PEGADAIAN

Pegadaian memiliki kesamaan dengan lembaga


keuangan yang lain yaitu mempunyai fungsi
intermediasi/perantara antara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki
dana.
Jasa utama yang diproduksi oleh perusahaan
pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan
terlebih dahulu menaksir nilai barang jaminan, yang
sangat membutuhkan keahlian manusia.
Faktor produksi utama perusahaan pegadaian dalam
memproduksi jasa adalah uang (dana) dan tenaga
kerja, sehingga struktur biaya didominasi oleh biaya
bunga dan biaya pegawai.
Karena sebagian besar sumber dana merupakan
pinjaman dari lembaga keuangan khususnya perbankan,
maka tingkat sewa modal yang dibebankan kepada
konsumen lebih tinggi dari tingkat bunga, tapi masih
rendah dibandingkan dengan bunga renternir atau ijon
Struktur kegiatan intermediasi/perantara perusahaan
pegadaian lebih sederhana. Kesederhanaan ini
mempunyai sisi positf dan sisi negatif
Sisi positif, kesederhanaan tersebut memang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan yaitu melayani secara individu dan
skala kredit yang sangat kecil
Sisi negatif, jasa pegadaian tidak dapat diharapkan untuk
menopang kegiatan-kegiatan usaha yang besar dan
berorientasi jangka panjang.
RUANG LINGKUP KEGIATAN USAHA
LEMBAGA PEGADAIAN
1. KREDIT GADAI
 Adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai
dengan prosedur pelayanan mudah, aman dan cepat.
 Maksud kegiatan ini untuk melindungi masyarakat
yang tidak mempunyai akses ke dalam industri
perbankan, sehingga terhindar dari praktik pemberian
uang pinjaman yang tidak wajar.
Pegadaian tidak menerapkan sistem bunga untuk
balasa jasa atas pinjaman yang diberikannya,
melainkan sewa modal.
Bila sampai tanggal jatuh tempo nasabah tidak dapat
melunasi pinjaman dan sewa modal, nasabah dapat
memperpanjang pinjamannya dengan hanya
membayar sewa modal ditambah biaya penyimpanan
dan pemeliharaan barang jaminan.
Besar pinjaman rata2 di atas 80% dari nilai taksir
barang agunan
Kebijakan tarif sewa modal berdasarkan
pertimbangan sosial dan ekonomi. Tarif sewa modal
ditetapkan bertvariasi menurut besarnya uang
pinjaman. Biaya penyimpanan dan pemeliharan
barang jaminan besarnya sesuai golongan pinjaman.
2. JASA TAKSIRAN DAN JASA TITIPAN
 Jasa taksiran yang ditawarkan perusahaan
pegadaian kepada masyarakat dengan tujuan
melindungi masyarakat dari kemungkinan
pemalsuan para penjual barang-barang perhiasan
emas permata.
Jasa taksiran ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat yang ingin mengetahui seberapa besar
nilai yang sesungguhnya dari barang yang
dimilikinya seperti emas, berlian dll.
 Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit
box yang ditawarkan oleh pegadaian kepada
masyarakat dengan maksud untuk melindungi
surat-surat dan atau barang berharga lainnya bila
pemiliknya meninggalkan rumah
3. UNIT TOKO EMAS (UTE)
 Unit Toko Emas Pegadaian dinamakan
Galeri 24.
 Kegiatannya adalah menyediakan
perhiasan dengan kualitas yang tinggi
dan disain perhiasan yang modern.
 Maksud kegiatan ini yaitu melindungi
masyarakat dari para pedagang emas
yang menjual emas tidak sesuai dengan
kadar yang sebenarnya.
4. KEGIATAN-KEGIATAN LAINNYA
Kegiatan ini bukan inti bisnis tetapi bertujuan
memanfaatkan aset-aset yang kurang produktif.
Misalnya:
Penyewaan gedung di beberapa tempat di Indonesia.
Stuktur Organisasi Pengadaian
Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Sehingga, yang
berhak mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian anggota
Direksinya kepada Presiden adalah Menteri Keuangan.

Selain mengusulkan pengangkatan dan pemberentian dewan


Direksi, dalam melaksanakan fungsi pengawasannya Menteri
Keuangan juga dapat mengusulkan pengangkatan dan pemberentian
anggota-anggota Dewan Pengawas (Komisaris) Perum Pegadaian.
Menurut ketentuannya Dewan Komisaris minimal dapat dijabat oleh
dua orang dan maksimal lima orang yang terdiri dari ketua dan
anggota. Dewan Komisaris bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan
pengawasan kepada Menteri Keuangan. Masa jabatan Dewan komisaris
selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali.
Gambar 2.1
Stuktur Organisasi di Perum Pengadaian
Dewan
pengawas

Direktur Utama

Direktur Operasi
Direktur Keuangan Direktur Utama
dan Pengembangan

Balai Diklat Satuan


Subdit Anggaran Subdit akuntansi Pengawasan
Subdit
dan Pemodalan dan Pemasaran Intern
Pembangunan

Subdit Penelitian Subdit


Subdit Kepegawaian
Akuntansi dan
Pengembangan
Usaha Subdit Tata
Subdit Usaha dan
Perbendaharaan Rumah Tangga
Subdit
Kesekretariatan
Perusahaan Kantor Daerah

Kantor Cabang
Hak dan Kewajiban Para Pihak
Para pihak (pemberi dan penerima gadai) masing-masing mempunyai hak dan kewajiban
yang harus dipenuhi. Sedangkan hak dan kewajiban adalah sebagai berikut (Dahlan, 2000:383) :

a. Hak dan Kewajiban Gadai


1) Hak Pemegang Gadai
a) Pemegang gadai berhak untuk menjual barang yang digadaikan, yaitu apabila
pemberi gadai pada saat jatuh tempo atau pada waktu yang ditentukan tidak dapat
memenuhi kewajibannya sebagai orang yang berhutang. Sedang hasil penjualan
barang jaminan tersebut diambil sebagai untuk melunasi hutang pemberi gadai
dan sisanya dikembalikan kepadanya.
b) Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan
untuk menjaga keselamatan barang jaminan.
c) Selama hutangnya belum dilunasi, maka pemegang gadai berhak untuk manahan
barang jaminan yang diserahkan oleh pemberi gadai (hak retentie).

2) Kewajiban Pemegang Gadai


d) Pemegang gadai berkewajiban bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya
harga barang yang digadaikan jika itu semua atas kelalaiannya.
e) Pemegang gadai tidak diperbolehkan menggunakan barang-barang yang
digadaikan untuk kepentingan sendiri.
f) Pemegang gadai berkewajiban untuk memberitahu kepada pemberi gadai sebelum
diadakan pelelangan barang gadai.
b. Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai

1) Hak Pemberi Gadai


a) Pemberi gadai mempunyai hak untuk mendapatkan kembali barang
miliknya setelah pemberi gadai melunasi hutangnya.
b) Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan hilangnya
barang gadai bila hal itu disebabkan oleh kelalaian pemegang gadai.
c) Pemberi gadai berhak untuk mandapatkan sisa dari penjualan barangnya
setelah dikurangi biaya pelunasan hutang, bunga dan biaya lainya.
d) Pemberi gadai berhak meminta kembali barangnya bila pemegang gadai
telah jelas menyalahgunakan barangnya

2) Kewajiban Pemberi Gadai


e) Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi hutang yang telah diterimanya
dari pemegang gadai dalam tenggang waktu yang telah ditentukan
termasuk bunga dan biaya lain yang telah ditentukan pemegang gadai.
f) Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualan atau barang gadai
miliknya, apabila dalam jangka yang telah ditentukan pemberi gadai tidak
dapat melunasi hutangnya kepada pemegang gadai.
Berakhirnya Hak Gadai
Suatu perjanjian hutang piutang pada dasarnya tidak ada yang
bersifat langgeng, artinya perjanjian tersebut sewaktu-waktu akan
dapat berakhir atau batal, demikian pula dengan perjanjian gadai.
Namun batalnya hak gadai akan sangat berbeda dengan hak-hak
lain. Sedangkan menurut Dahlan (2000), bahwa hak gadai dikatakan
batal apabila :

a) Hutang piutang yang telah terjadi telah dibayar dan dilunasi.


b) Barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai, yaitu bukan
lagi menjadi hak milik pemberi gadai.
c) Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajiban
masing-masing.
d) Barang gadai tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai
ataupun yang kembalinya atas kemauan yang berpiutang.
Pelaksanaan Gadai di Perum
Pegadaian
I. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha Perum Pegadaian pada umumnya meliputi dua hal, yaitu Penghimpunan Dana pengunaan dana
(Susilo, 1999:1818).
A. Pengimpunan Dana.
Dana yang diperlukan di Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari :
1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.
Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk pinjaman jangka pendek dari perbankan
(sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun).
2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lain.
Pinjaman dana jangka pendek dari pihak lain biasanya diperoleh dari hutang kepada rekanan, hutang
kepada nasabah, hutang pajak, dan lain-lain.
3. Penerbitan obligasi.
Untuk memperoleh atau menghimpun dana Perum Pegadaian pernah menerbitkan obligasi sebanyak
dua kali, yaitu tahun 1993 dan pada tahun 1994 yang jangka waktunya masing-masing lima tahun.
4. Modal sendiri.
Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari :
a) Modal awal, yaitu kekayaan negeri di luar APBN.
b) Penyertaan modal pemerintah
c) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan
Perum Penggadaian berdiri.
B. Penggunaan Dana

Dana yang berhasil dihimpun akan digunakan untuk mendanai


kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan
untuk hal-hal berikut :

1) Uang kas dan dana likuid lain.


2) Pendanaan kegiatan operasional.
3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan
investaris.
4) Penyaluran dana.
5) Investasi lain.
II. Produk dan Jasa Pegadaian
Sebagai lembaga keuangan non bank yang berfungsi majemuk, maka di dalam menjalankan kegiatan usahanya Perum Pegadaian mempunyai beberapa produk dan jasa yang dapat dimanfaatkan, yaitu meliputi :
a) Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai.
b) Penaksiran nilai barang.
c) Penitipan barang.
d) Jasa lain.

III. Penggolongan Uang Pinjaman


Setiap calon nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman dari Perum Pegadaian diwajibkan untuk membawa barang sebagai jaminan atas hutang yang akan diterimanya. Mengenai besarnya jumlah pinjaman yang akan diberikan oleh Perum Pegadaian adalah disesuaikan dengan nilai taksiran dari
barang yang dijadikan sebagai jaminan tersebut. Sedangkan penggolongan uang pinjaman yang diberikan kepada nasabah berdasarkan SK. Direksi Nomor : 020/OP.1.0021/2001 tentang perubahan tarif sewa modal adalah sebagai berikut :
a) Golongan A
Jumlah pijaman antara Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 40.000,- adalah masuk dalam
kategori Surat Bukti Kredit golongan A. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat
bulan).

b) Golongan B
Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500,- sampai dengan Rp. 150.000,- adalah dalam kategori
Surat Bukti Kredit golongan B. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

c) Golongan C
Jumlah pinjaman antara Rp. 151.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- adalah dalam kategori
Surat Bukti Kredit golongan C. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

d) Golongan D
Jumlah pinjaman antara Rp. 510.000,- sampai dengan tidak terbatas adalah dalam kategori
Surat Bukti Kredit golongan D. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
IV. Bunga Gadai

Biaya sewa modal (bunga) yang harus dibayar oleh nasabah kepada perum pegadaian adalah bervariasi.
Adapun mengenai rincian besarnya bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah adalah sebagai berikut :

a) Untuk golongan A, besarnya bunga 1.25 %, dengan maksimum sebesar 10% dan sewa modal yang
diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 10%. Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal
tersebut setiap 15 hari sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan
keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo adalah 10% dan nasabah
masih harus membayar uang asuransi antara Rp. 200,- sampai dengan Rp. 400.
b) Untuk golongan B, besarnya bunga 1.5 %, dengan maksimum sebesar 12% dan sewa modal yang
diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 12%. Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal
tersebut setiap 15 hari sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan
keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo adalah 12% dan nasabah
masih harus membayar uang asuransi antara Rp. 1000,- sampai dengan Rp. 2000.
c) Untuk golongan C, besarnya bunga 1.75 %, dengan maksimum sebesar 14% dan sewa modal yang
diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 14%. Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal
tersebut setiap 15 hari sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan
keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo adalah 14% dan nasabah
masih harus membayar uang asuransi antara Rp. 5000,- sampai dengan Rp. 12.000.
d) Untuk golongan D, besarnya bunga 1.75 %, dengan maksimum sebesar 14% dan sewa modal yang
diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 14%. Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal
tersebut setiap 15 hari sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan
keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo adalah 14% dan nasabah
masih harus membayar uang asuransi antara Rp. 200,- sampai dengan Rp. 400 dan nasabah masih harus
membayar uang asuransi sebesar 0,5% x Uang Pinjaman Minimum sampai dengan Rp. 25.000,-
V. Katagori Barang gadai
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan
di Perum Pegadaian. Namun ada juga barang-barang bergerak
tertentu yang tidak dapat digadaikan. Jenis barang-barang bergerak
yang dapat diterima sebagai barang jaminan di perum pegadaian
yaitu antara lain (Marzuki, 1995:360) :
a) Barang-barang perhiasan : emas, perak, intan, mutiara, dan lain-
lain.
b) Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, video, tape, recorder,
dan lain-lain.
c) Kendaraan : sepeda, motor, mobil.
d) Barang-barang rumah tangga : barang-barang pecah belah.
e) Mesin : mesin jahit, mesin ketik, dal lain-lain.
f) Tekstil : kain batik, permadani.
g) Barang-barang lain yang dianggap bernilai.
Adapun barang-barang yang tidak dapat dijadikan jaminan
karena keterbatasan tempat penyimpanan, sumber daya manusia di
Perum Pegadaian adalah sebagai berikut :
a) Binatang ternak : kerbau, sapi, kambing, dan lain-lain.
b) Hasil bumi : padi, jagung, ketela pohon, dan lain-lain.
c) Barang dagangan dalam jumlah besar.
d) Barang-barang yang cepat rusak, busuk atau susut.
e) Barang-barang yang amat kotor.
f) Kendaraan yang sangat besar.
g) Barang-barang seni yang sulit ditaksir.
h) Barang-barang yang mudah terbakar.
i) Barang-barang jenis senjata, amunisi.
j) Barang-barang yang disewa belikan.
k) Barang-barang milik pemerintah.
l) Barang-barang illegal.
VI. Prosedur Penaksiran Barang Gadai
Adapun menurut Susilo (1999) pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut :
a) Barang Kantong
1. Emas
a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar
taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga
pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.
b) Petugas penaksir melakukan karatase dan berat.
c) Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran.

2. Permata
a) Petugas penaksiran melihat standar taksiran permata yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan pasar permata yang ada.
b) Petugas penaksiran melakukan pengujian kualitas dan berat permata.
c) Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran.
b) Barang Gudang
Barang-barang gudang yang dimaksud di sini yaitu meiputi
: mobil, motor, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain.
1. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari
barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini
selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang
terjadi.
2. Petugas penaksir menentukan nilai taksir.
VII. Prosedur pemberian kredit Gadai
Prosedur untuk mendapatkan dana pinjaman dari perum
pegadaian adalah sebagai berikut :
a) Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan
menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan dan
menunujukkan surat bukti diri seperti KTP atau surat kuasa
apabila pemilik barang tidak bisa datang.
b) Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir
dan menetapkan harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat
penaksir, ditetapkan besarnya uang pinjaman yang dapat
diterima oleh nasabah. Besarnya nilai uang pinjaman yang
diberikan lebih kecil daripada nilai pasar dari barang yang
digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja mengambil
kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian.
c) Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir
tanpa ada potongan biaya apapun kecuali potongan premi
asuransi.
Gambar 2.2
Prosedur Pemberian Kredit

Nasabah Petugas
Penaksiran
1. Pemohonan dan Penyerahan Barang
jaminan. 2. Informasi
Penetapan Jumlah Pinjaman
3. Pencairan Uang Pinjaman

Kasir
VIII. Prosedur Pelunasan Kredit Gadai
Pelunasan uang pinjaman oleh nasabah prosedurnya adalah sebagai
berikut :
a) Nasabah membayarkan uang pinjaman dan ditambah sewa modal
(bunga) langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.
b) Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang.
c) Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.

Gambar 2.3
Prosedur pelunasan Kredit Gadai

Nasabah Kasir
1. Pelunasan 2. Informasi
Pelunasan Pinjaman

3. pengambilan Barang yang Digadaikan

Petugas
Penyimpanan
Barang jaminan
XI. Prosedur Pelelangan Barang Gadai
Pelaksanaan lelang harus dipilih waktu yang paling baik agar
tidak mengurangi hak nasabah, karena apabila nasabah tidak
melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo dan tidak melakukan
perpanjangan, maka barang jaminannya akan dilelang dan hasil
pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk
melunasi seluruh kewajiban nasabah yang terdiri dari : pokok
pinjaman, bunga, serta biaya lelang. Sedang pelelangannya adalah
sebagai berikut :
a) Waktunya diumumkan tiga hari sebelum pelaksanaan lelang.
b) Lelang dipimpin oleh kantor cabang (Kepala Cabang).
c) Dibicarakan tata tertib melalui berita acara sebelum
pelaksanaan lelang.
d) Pengambilan keputusan lelang adalah bagi mereka yang
menawar paling tinggi.
PERBEDAAN TEKNIS ANTARA PEGADAIAN SYARIAH
DENGAN KONSENSIONAL
Pasokan permodalan Pegadaian Syariah bersumber dari Bank Mandiri
Syariah. Yang menguntungkan dari Pegadaian Syariah ini, perhitungannya
bukan berdasarkan sewa bunga, melainkan sewa tempat. Misalnya Ijarok:
upah atau sewa tempat. Proses gadainya sama. Perhitungan sewa tempat per
10 hari, tetapi yang beda yaitu akad (perjanjian) berdasarkan harga taksiran
barang, dan bukan berdasarkan uang pinjaman.

Taksiran barang itu bisa dilihat dari golongan barangnya. Penilaian


golongan barang biasanya dimulai dari Golongan A hingga Golongan H.
Landasan kredit Syariah, terang Uwan, diambil dari Albaquroh 283 dengan
Suran Anisah 29. Meski Pegadaian Syariah dilandasi Al'quran, tapi tidak ada
pengkhususan. Pegadaian Syariah diperuntukkan semua kalangan. Semua
orang dapat melakukan transaksi di Pegadaian Kredit Syariah, ujar Uwan.
Selain itu, juga akan diadakan program jual logam mulia. Logam mulia yang
dimaksud yaitu berupa emas batangan. Untuk emas batangan ini, kata
Uwan, sistem kreditnya pun dapat diangsur. Pengadaian emas batangan ini
terjalin, berkat kerjasama Pegadaian dengan PT. Antam (Aneka Tambang).
Perbedaan Teknis Antara Pegadaian Syariah dengan
Pegadaian Konvensial
No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional

Biaya aministrasi berupa prosentasi yang


1 Biaya administari berdasarkan barang didasarkan pada golongan barang.

2 1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari

3 Jasa simpanan berdasarkan simpanan Sewa modal berdasaarkan uang pinjaman

4 Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan
akan dijual kepada masyarakat dilelang kepada masyarakat

5 Uang pinjaman untuk golongan A 92%,


Uang pinjaman 90 persen dari taksiran
sedangkan untuk golongan BCD 88-86%
6 Penggolongan nasabah D-K-M-I-L Penggolongan nasabah P-N-I-D-L

7 Jasa simpanan di hitung dengan konstanta x Sewa modal dihitung dengan prosentase x
taksiran uang pinjaman

8 Maksimal jangka waktu 3 bulan Maksimal jangka waktu 4 bulan

Kelebihan uang hasil dari penjualan barang


Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil oleh
9 tidak diambil oleh nasabah, diserahkan
nasabah, tetapi menjadi milik pegadaian
kepada Lembaga ZIS
TUGAS
1. Jelaskan konsep Pegadaian
2. Apa syarat pinjam uang di Pegadaian?
3. Apa saja yang bisa digadaikan di Pegadaian?
4. Berapa pinjaman di Pegadaian?
5. Apakah bisa meminjam uang di Pegadaian?
6. Apa saja ruang lingkup pegadaian?
7. Pegadaian termasuk jenis usaha apa?
SAMPAI
JUMPA…..

DAN…

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai