BIROKRASI
DAFTAR ISI
ii
2. Direktorat Pengawasan Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Reformasi Birokrasi .................................................................................................................................. 25
3. Pelaksana Teknis/Lapangan ...................................................................................................... 25
4. Penentuan objek evaluasi Penerapan Kebijakan Reformasi Birokrasi ................................ 26
5. Penentuan sampel instansi daerah ........................................................................................... 26
6. Penentuan responden pada tiap Pemerintah Daerah ............................................................ 27
7. Pembagian Kuesioner dengan basis persepsi ........................................................................ 28
8. Surat Tugas dan Laporan ........................................................................................................... 29
9. Risiko Penugasan ........................................................................................................................ 30
10. Tentative Evaluation Objective (Evaluasi Penerapan Reformasi Birokrasi pada tahun
2015 s.d 2019) .......................................................................................................................................... 31
B. Program Kerja Evaluasi atas Penerapan Kebijakan Reformasi Birokrasi ................. 31
iii
Daftar Gambar
Gambar 1: Keterkaitan RPJMN dengan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ......... 5
Daftar Tabel
Tabel 1: Predikat Reformasi Birokrasi pada Kementerian/Lembaga Tahun 2014 s.d. 2019 .. 13
Tabel 2: Predikat Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Provinsi Tahun 2015 s.d. 2019....... 14
Tabel 3: Predikat Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2016 s.d.
2019.......................................................................................................................................... 14
Tabel 4: capaian indikator Road Map RB 2014 - 2019 yang belum tercapai .......................... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Reformasi birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan
nepotisme, mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh
nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara. Reformasi
birokrasi secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai upaya pemerintah
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Upaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik tersebut dapat diterjemahkan melalui
peningkatan profesionalisme pegawai dan komitmen untuk mewujudkan tata
kelola yang baik (good governance). Reformasi birokrasi merupakan sebuah
usaha untuk melakukan perubahan yang lebih baik terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan meliputi aspek mental aparatur, pengawasan,
akuntabilitas, kelembagaan, tata laksana, sumber daya manusia aparatur,
peraturan perundang-undangan, dan pelayanan publik. Pelaksanaan reformasi
birokrasi pemerintah harus mampu mendorong perbaikan dan peningkatan
kinerja birokrasi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kinerja akan meningkat
apabila ada motivasi yang kuat secara keseluruhan, baik di pusat maupun di
daerah. Motivasi akan muncul jika setiap program/kegiatan yang dilaksanakan
menghasilkan keluaran (output), nilai tambah (value added), hasil (outcome), dan
manfaat (benefit) yang lebih baik dari tahun ke tahun, disertai dengan sistem
reward and punishment yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan
Hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak
berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaiki. Reformasi birokrasi
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah
strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan
1
nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis
menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan
dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-
langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan
yang bersifat radikal dan revolusioner.
Pelaksanaan reformasi birokrasi didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Setiap unit
kerja baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah diharapkan dapat
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik untuk mencapai sasaran reformasi birokrasi, yaitu:
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;
2. Birokrasi yang efektif dan efisien; dan
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Birokrasi pemerintah harus dikelola berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik dan profesional. Birokrasi harus sepenuhnya mengabdi pada
kepentingan rakyat dan bekerja untuk memberikan pelayanan prima, transparan,
akuntabel, dan bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Semangat
inilah yang mendasari pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah di Indonesia.
2
diperlukan sesuai kondisi khusus di masing-masing kementerian dan pemerintah
daerah guna tercapainya hasil evaluasi yang berkualitas, efisien, dan efektif.
3
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 52 Tahun 2020 tentang Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional
Tahun 2020-2024;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2020 tentang Tim Penjamin Kualitas Reformasi Birokrasi
Nasional Periode 2020-2024;
4. SISTEMATIKA PEDOMAN
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN REFORMASI
BIROKRASI
5
a. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan
Kementerian/Lembaga yang disebut dalam Road Map Reformasi Birokrasi
2015-2019, untuk menetapkan dan menjalankan program Makro dan Meso;
dan
b. Seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk menyusun
Road Map Reformasi Birokrasi di masing-masing instansi serta menjalankan
program Mikro.
Dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, ditetapkan tujuan akhir pada
tahun 2019 diharapkan melalui reformasi birokrasi pemerintah sudah beranjak ke
tahapan pemerintahan yang berbasis kinerja, sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan berorientasi pada
prinsip efektif, efisien, dan ekonomis;
b. Kinerja pemerintah difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes
(hasil);
c. Seluruh instansi pemerintah menerapkan manajemen kinerja yang didukung
dengan penerapan sistem berbasis elektronik untuk memudahkan
pengelolaan data kinerja;
d. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja unit
kerja terkecil, satuan unit kerja di atasnya, hingga pada organisasi secara
keseluruhan. Setiap instansi pemerintah, sesuai dengan tugas dan fungsinya,
secara terukur juga memiliki kontribusi terhadap kinerja pemerintah secara
keseluruhan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dirumuskan sasaran reformasi birokrasi,
sebagai berikut:
a. Birokrasi yang bersih dan akuntabel
b. Birokrasi yang efektif dan efisien
c. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
6
1. Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN)
Ketua
Wakil
Presiden
Sekretaris
Menteri
PANRB
Wakil Presiden Republik Indonesia sebagai Ketua KPRBN melalui Surat yang
ditujukan kepada Kepala BPKP, Nomor B-02/Wapres/02/2020 tanggal 24
Februari 2020 Hal Pencapaian Target Tugas Wakil Presiden meminta agar
BPKP selain fungsinya melaksanakan pengawasan pembangunan nasional
juga dapat melakukan pengawalan yang lebih intensif atas pencapaian target
tugas-tugas Wakil Presiden, antara lain Kegiatan Prioritas Bidang RB yang
7
mendasarkan pada Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain
RB, dengan ruang lingkup pengawalan tugas sebagai berikut:
Ketua
Menteri
PANRB
8
c. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menegakkan
kepatuhan atas standar-standar bagi pelaksanaan program reformasi
birokrasi;
d. Melaksanakan komunikasi secara berkala dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders);
e. Memberikan persetujuan dan penetapan besaran tunjangan kinerja
untuk Kementerian/Lembaga setelah mendapat masukan dari Unit
Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional;
f. Memberikan pertimbangan terhadap standardisasi perhitungan besaran
tunjangan kinerja Pemerintah Daerah;
g. Melaporkan kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional kepada
Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional.
Dalam menjalankan tugasnya, TRBN dibantu oleh Unit Pengelola Reformasi
Birokrasi Nasional (UPRBN) serta didukung oleh Tim Independen Reformasi
Birokrasi Nasional dan Tim Penjamin Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional.
9
pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh Kementerian
PANRB;
f. Melaporkan secara berkala kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi
nasional kepada TRBN.
10
a. Memberikan saran pemecahan masalah dalam pelaksanaan program
reformasi birokrasi nasional kepada TRBN;
b. Memberikan saran strategis dan bersifat terobosan serta menyampaikan
usulan quick wins nasional dalam pelaksanaan reformasi birokrasi kepada
TRBN;
c. Menyampaikan laporan secara berkala atau sewaktu-waktu kepada TRBN
dan KPRBN;
d. Menindaklanjuti keputusan KPRBN.
Dari Struktur Kelembagaan tersebut di atas, Tim RB dan UPRB Nasional
bertindak selaku perencana dan pengendali Reformasi Birokrasi secara nasional,
sedangkan implementasi Reformasi Birokrasi bersifat otonom/mandiri pada
masing-masing K/L/D.
11
Secara umum, proses bisnis reformasi birokrasi nasional dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 5: Gambaran umum proses bisnis Reformasi Birokrasi
Dalam rangka mencapai tiga sasaran reformasi birokrasi tersebut di atas, setiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah melaksanakan proses internal yang
terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi, sebagai bentuk perencanaan
penerapan reformasi birokrasi pada masing-masing institusi;
2. Proses Reformasi Birokrasi, yang merupakan pelaksanaan penerapan
reformasi birokrasi, yang terbagi dalam delapan area perubahan, yaitu:
Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-undangan,
Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tata Laksana, Penataan
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, Penguatan Akuntabilitas,
Penguatan Pengawasan, dan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik;
3. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), sebagai bentuk
pelaksanaan monitoring dan evaluasi internal, yang merupakan instrumen
penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan secara
mandiri (self assessement) oleh Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah;
Setelah hasil PMPRB diperoleh, instansi pemerintah menyerahkan hasil
PMPRB kepada Kementerian PANRB untuk dilakukan evaluasi eksternal.
4. Perolehan Nilai Indeks Reformasi Birokrasi dan Penyusunan Rencana Aksi
Tindak Lanjut (RATL) sebagai bentuk pelaporan pelaksanaan proses internal
12
reformasi birokrasi pada masing-masing Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah.
Kementerian PANRB melaksanakan evaluasi eksternal. dalam bentuk
validasi/verifikasi terhadap informasi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi
yang diselenggarakan instansi pemerintah. Hasil kompilasi nasional atas evaluasi
yang dilaksanakan Kementerian PANRB dilaporkan kepada Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN).
Tabel 1: Predikat Reformasi Birokrasi pada Kementerian/Lembaga Tahun 2014 s.d. 2019
Jumlah Kementerian/Lembaga
Predikat Reformasi Birokrasi
2014 2015 2016 2017 2018 2019
□ AA (>90-100) 0 0 0 0 0 0
□ A (>80-90) 0 2 2 4 6 7
□ BB (>70-80) 3 12 43 50 54 57
□ B (>60-70) 16 48 31 22 19 15
□ CC (>50-60) 32 8 3 1 3 3
□ C (>30-50) 26 0 3 0 1 0
□ D (0-30) 0 0 0 0 0 0
Telah memiliki predikat RB 77 70 82 77 83 82
Belum memiliki predikat RB 14 21 9 14 8 9
% Penerapan 84,62% 76,92% 90,11% 84,62% 91,21% 90,11%
13
Tenggara Barat yang tidak melaksanakan evaluasi reformasi birokrasi karena
terkena dampak bencana alam.
Tabel 2: Predikat Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Provinsi Tahun 2015 s.d. 2019
Jumlah Provinsi
Predikat Reformasi Birokrasi
2015 2016 2017 2018 2019
□ AA (>90-100) 0 0 0 0 0
□ A (>80-90) 0 0 0 0 0
□ BB (>70-80) 0 2 5 5 5
□ B (>60-70) 3 11 13 16 20
□ CC (>50-60) 7 14 16 12 9
□ C (>30-50) 19 7 0 0 0
□ D (0-30) 3 0 0 0 0
Telah memiliki predikat RB 32 34 34 33 34
Belum memiliki predikat RB 2 0 0 1 0
% Penerapan 94,12% 100,00% 100,00% 97,06% 100,00%
Tabel 3: Predikat Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2016 s.d. 2019
Jumlah Kabupaten/Kota
Predikat Reformasi Birokrasi
2016 2017 2018 2019
□ AA (>90-100) 0 0 0 0
□ A (>80-90) 0 0 0 0
□ BB (>70-80) 0 6 7 8
□ B (>60-70) 22 25 57 121
□ CC (>50-60) 22 49 104 91
□ C (>30-50) 14 12 14 82
□ D (0-30) 0 0 0 0
Telah memiliki predikat RB 58 92 182 302
Belum memiliki predikat RB 456 422 332 212
% Penerapan 11,28% 17,90% 35,41% 58,75%
Total Kabupaten/Kota 514 514 514 514
14
3. Hasil Focus Group Discussion dan Hasil Evaluasi TIRBN
15
reformasi birokrasi telah memperoleh capaian indikator yang diharapkan,
namun masih terdapat beberapa indikator yang belum tercapai, yaitu:
Tabel 4: capaian indikator Road Map RB 2014 - 2019 yang belum tercapai
16
BAB III
A. BENTUK PENGAWASAN
17
Evaluasi atas Penerapan Kebijakan Reformasi Birokrasi berfokus pada tiga
dimensi, yaitu; kebijakan, kelembagaan, dan implementasi.
18
Jika dikaitkan dengan kebijakan reformasi birokrasi, maka dampak yang
diharapkan dari penerapan kebijakan ini adalah mengacu pada sasaran
reformasi birokrasi dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
19
Gambar 7: Evaluasi atas dimensi implementasi
20
e. Fungsi pelayanan, yang dilaksanakan oleh unit kerja teknis/OPD
pelayanan yang melaksanakan pelayanan publik dan bersentuhan
langsung dengan masyarakat sebagai stakeholder utama.
Selain hal tersebut di atas, evaluasi atas implementasi juga akan dilakukan
pada K/L/Pemda yang hingga saat ini belum melaksanakan PMPRB sehingga
tidak memiliki predikat RB untuk mengidentifikasi permasalahan atau kendala
tidak terlaksananya PMPRB.
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman evaluasi ini adalah penerapan Reformasi Birokrasi pada
Instansi Pemerintah Pusat maupun Daerah Tahun 2015 s.d 2019 yang meliputi:
1. Dimensi kelembagaan dan kebijakan yang ada pada Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Unit
Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN), Tim Quality Assurance
(TQA) sekaligus membantu Menteri PANRB selaku Sekretaris Komite
Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN), Ketua Tim Reformasi
Birokrasi Nasional (TRBN). untuk memperkuat analisis mengenai efektifitas
kebijakan dan kelembagaan.
2. Dimensi implementasi, meliputi penerapan RB pada Kementerian/Lembaga,
Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota yang dijadikan sampling.
Sedangkan untuk tahun 2020, pelaksanaan evaluasi akan terlebih dahulu
berfokus pada penerapan reformasi birokrasi di tingkat daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota
E. METODOLOGI
22
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Nomor: Kep-005/AAIPI/DPN/2014 Tanggal
24 April 2014. Tim Pengawasan melakukan analisis dan pengolahan secara
memadai atas data dan informasi yang relevan mengenai isu dan permasalahan
strategis berkaitan penyelenggaraan reformasi birokrasi sehingga dapat
diperoleh pola permasalahan dan penyebab hakiki sebagai dasar penyusunan
simpulan dan saran perbaikan yang stratejik.
Pelaksanaan evaluasi mempertimbangkan Surat Edaran Menteri PANRB nomor
67 tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri PANRB nomor 58
tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan
Normal Baru. Sehingga penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
akan dioptimalkan. Jika memang harus melaksanakan tatap muka, maka harus
tetap menerapkan protokol Kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19.
Adapun metode evaluasi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Entry meeting dilakukan secara daring atau tatap muka (jika diperlukan) untuk
berkomunikasi secara langsung dengan personil kunci/mitra kerja;
b. Pengumpulan dokumen dapat dilakukan dengan online;
c. Questioner soft atau hard;
d. Wawancara;
e. Observasi;
Tahun 2020
No Kegiatan Feb-
Juni Jul Ags Sep Okt Nop Des
Mei
1. Survey Pendahuluan
2. FGD Penerapan Kebijakan RB
3. Penyusunan Draft Pedoman
4. Permintaan Masukan Pedoman
5. Finalisasi Pedoman
6. Diseminasi Pedoman
7. Pelaksanaan Pengawasan
8. Validasi dan Konsolidasi Hasil
Pengawasan
9. Finalisasi Laporan Pengawasan
23
2. Anggaran Pengawasan
Anggaran biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan penerapan
kebijakan reformasi birokrasi dibebankan pada DIPA BPKP Tahun 2020.
G. OUTPUT KEGIATAN
24
BAB IV
A. MANAJEMEN PENGAWASAN
25
tercapainya tujuan pengawasan atas Penerapan Kebijakan Reformasi
Birokrasi.
a. Dimensi kelembagaan
Mitra kerja yang menjadi sasaran evaluasi dalam dimensi kebijakan dan
kelembagaan adalah Kementerian PANRB, dalam hal ini Deputi
Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas, dan Pengawasan pada Sekretariat
Deputi RB Kunwas (level pejabat dan pelaksana), khususnya pejabat
atau orang yang pernah terlibat dalam Tim QA Reformasi Birokrasi antara
tahun 2015 – 2019.
b. Dimensi kebijakan dan implementasi
Terkait evaluasi dalam dimensi kebijakan dan implementasi, objek
evaluasi adalah Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah baik yang
telah ataupun belum memiliki predikat Reformasi Birokrasi.
Pelaksanaan Tahun 2020 akan berfokus pada Reformasi Birokrasi pada
Kabupaten/Kota dimana masih banyak yang belum melaksanakan PMPRB
26
6. Penentuan responden pada tiap Pemerintah Daerah
27
Untuk tiap unit kerja yang dijadikan sampel, responden merupakan
Kepala OPD, pejabat eselon III ke atas dari Bagian Kesekretariatan
(misalnya: Sekretaris Dinas) beserta tiga orang pejabat eselon IV atau
staf fungsional di bawahnya yang dianggap kompeten dan reliable untuk
mengisi kuesioner dan bisa menggambarkan kondisi umum pelaksanaan
administrasi di unitnya. Khusus untuk OPD Pelayanan, responden juga
berasal dari penerima layanan terpilih yang telah mendapatkan pelayanan
maksimal 2 bulan terakhir sebanyak 10 orang.
Gambar 8: Responden pada OPD tingkat Pemerintah Daerah
28
8. Surat Tugas dan Laporan
a. Surat Tugas
Dokumen Surat Tugas sekurang-kurangnya terdiri atas satu surat tugas
yang memuat susunan tim evaluasi serta surat pengantar yang ditujukan
kepada Gubernur/Bupati/Walikota atau Sekretaris Daerah dengan
tembusan kepada:
• Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Polhukam PMK;
• Bagian/Biro Organisasi dan Pemerintahan, Sekretariat Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota;
• Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota;
• OPD Keuangan (misalnya BPKAD);
• OPD Pelayanan yang dijadikan sampel atau Kantor Pelayanan
Terpadu;
• Badan Kepegawaian Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Jumlah surat pengantar dapat disesuaikan dengan kebutuhan teknis di
lapangan.
Untuk Surat tugas yang diterbitkan oleh Tim Pelaksana Teknis/Lapangan di
Kantor Pusat ditujukan kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama
dengan ditembuskan kepada:
• Inspektur Jenderal/Inspektur Utama/Inspektur
• Dirjen/Deputi
• Kepala Biro SDM
• Direktur/Kepala Pusat/Kepala Unit Pelayanan di
Kementerian/Lembaga
Untuk Surat tugas yang diterbitkan oleh Rendal ditujukan kepada
Sekretaris Utama Kementerian PANRB ditembuskan kepada:
• Inspektur Kementerian PANRB
• Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas, dan Pengawasan
Kementerian PANRB
b. Laporan
Laporan Individu dalam bentuk surat disusun pada tingkat Perwakilan
BPKP untuk seluruh Pemerintah Daerah yang menjadi sampel dan
29
ditujukan kepada Rendal. Format laporan individu terlampir pada Lampiran
4.
Laporan Kompilasi disusun dalam bentuk bab disusun oleh Direktorat
Pengawasan Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Reformasi Birokrasi, Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam PMK.
9. Risiko Penugasan
30
10. Tentative Evaluation Objective (Evaluasi Penerapan Reformasi Birokrasi pada
tahun 2015 s.d 2019)
a. Dimensi Kebijakan
b. Dimensi kelembagaan
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
A PROGRAM PERSIAPAN
Tujuan Menyiapkan kebutuhan pelaksanaan dan pelaporan
1
pengawasan
Prosedur 1. Pelajari Pedoman Pengawasan beserta Kementerian
referensinya (peraturan/dokumen terkait) PANRB
2. Tetapkan Tujuan, Ruang Lingkup serta metodologi Tim BPKP dan
pengawasan Pusat Pemerintah
3. Tetapkan jumlah dan kompetensi sumber daya Daerah
manusia yang dibutuhkan
31
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
32
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
33
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
3. Implementasi
3.1 Tujuan Meyakinkan kesesuaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan oleh
K/L/Pemda dan evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian
PANRB dengan PemenPANRB nomor 14 Tahun 2014 untuk mencapai sasaran
reformasi birokrasi sesuai Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
3.1.1 Penggalian Persepsi Secara Mendalam
. Prosedur 1. Dapatkan Data Umum K/L/Pemda dan isi form data Tim BPKP Tim RB, Tim
umum dan Dapatkan SK Tim RB Pusat, Tim PMPRB, dan
(form data umum bisa dilihat pada lampiran I Form Perwakilan pejabat yang
Data Umum) BPKP ditunjuk pada
2. Dapatkan SK Tim PMPRB yang melakukan self K/L/Pemda
assessment dan Tim Assesor
3. Dapatkan laporan hasil Evaluasi RB dari
Kementerian PANRB dan kertas kerja PMPRB oleh
Tim Assesor PMRB
4. Dapatkan struktur organisasi dan daftar
pegawai/pejabat K/L. Sedangkan untuk Pemda,
dapatkan struktur organisasi dan nama pegawai
untuk OPD-OPD sebagai berikut:
• Sekretariat Daerah yang menjadi leading sector
tim satgas Reformasi Birokrasi;
• Inspektorat Daerah;
• OPD Keuangan (BPKAD);
• Badan Kepegawaian Daerah;
• OPD Pelayanan terpilih.
5. Tentukan sampel responden dengan ketentuan
sebagai berikut.
• Untuk Kementerian/Lembaga, kuesioner
diberikan kepada sample eselon II/III berikut tiga
orang eselon IV atau pejabat fungsional di
bawahnya, khususnya pada unit yang
melaksanakan fungsi pengorganisasian,
34
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
35
Dilaksanak Obyek
No. Tujuan dan Prosedur Pengawasan
an oleh Pengawasan
36