Anda di halaman 1dari 50

Pengelolaan dan Penatausahaan

Piutang Negara

Bandung, 17 Juli 2019

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Neraca Pemerintah RI per 31
Des 2018 dan Per 31 Des 2017
2018 2017

`
Temuan Kepatuhan Terhadap
Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan

Pengelolaan PNBP pada 36 K/L minimal


sebesar Rp352,38 M dan USD78,07juta
serta Pengelolaan Piutang pada 18 K/L
sebesar Rp675,34M dan USD341,41ribu
belum sesuai ketentuan
ALUR PENGELOLAAN PIUTANG NEGARA
Pengelolaan Piutang oleh Diajukan oleh Penyerah/
Penyerah/Pemilik Piutang Pemilik Piutang

Pengurusan Piutang
Dasar Hukum: UU No.1/2004
oleh DJKN / PUPN  Dasar Hukum :
 Piutang Timbul • UU No.1/2004
(pencatatan, • PP 14 Thn 2005 sebagaimana
penatausahaan)  Dasar Hukum: UU No.49 Prp 1960 diubah terakhir dengan PP 35
Akuntansi, pemeliharaan dok.  Penagihan sampai dengan optimal Tahun 2017 dan peraturan
sumber, rekap, saldo pelaksanaannya
kartu piutang  Kewenangan :  Diajukan usul oleh Pimpinan K/L
 Melakukan Penyelesaian Piutang  Pemblokiran kepada Menteri Keuangan.
seluruhnya dan tepat waktu  Pencegahan  Diajukan usul oleh Pejabat
Upaya Penagihan, Somasi (Surat  Surat Paksa Pengelola Keuangan Daerah
Tagihan I, II, III)  Penyitaan, kepada Gubernur/Walikota/Bupati
 Piutang Negara pada tingkat  Lelang setelah mendapat pertimbangan
pertama pada prinsipnya dari Kanwil DJKN.
 Paksa badan
diselesaikan oleh Penyerah  Dokumen yang diperlukan.
 Pemeriksaan/asset tracing, dsb.
Piutang/ Pemilik Piutang.
 Menerapkan : Penghapusan Bersyarat berupa :
Penentuan Kualitas Piutang  Pengenaan biaya administrasi  Daftar nominatif, surat PSBDT,
Pembentukan Penyisihan pengurusan piutang negara kepada Rekomendasi penghapusan
Piutang Tidak Tertagih penanggung hutang (sebagai PNBP). bersyarat Tuntutan Ganti Rugi
 Piutang yang kualitasnya “macet”, dari BPK (khusus piutang TGR)
diserahkan pengurusannya kepada
DJKN/PUPN Penghapusan Mutlak berupa :
 Surat Penyerahan Pengurusan Piutang
 Resume
 Daftar Nominatif, SK
 Dokumen-dokumen yang menunjukkan Penghapusan Bersyarat, Surat
adanya dan besarnya piutang Keterangan aparat/pejabat yg
 Dokumen pendukung lainnya berwenang

4
Walaupun sudah diserahkan ke PUPN, Proses Pencatatan Akuntansi masih pada K/L dan Pemda
APA YANG HARUS DILAKUKAN K/L
TERHADAP PIUTANG NEGARA
 Melakukan pencatatan, penatausahaan terkait
dengan piutang
 Melakukan Penyelesaian Piutang seluruhnya dan
tepat waktu
 Menerapkan Penentuan Kualitas Piutang
 Menerapkan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih
 Melakukan penyajian dan pengungkapan dalam
laporan keuangan
 Menyerahkan pengurusan piutang yang kualitasnya
“macet” ke PUPN
 Pencatatan, Penatausahaan terkait
dengan Piutang
 PENGAKUAN
o Telah terbit surat ketetapan,
o Telah terbit surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan,
o Tertuang dalam naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban,
o Adanya SKTJM atau ketetapan.
 PENGUKURAN
o Sebesar nilai yang belum dilunasi
o Sesuai nilai wajar pada tanggal pelaporan
o Sesuai nilai bersih dalam penyajian (termasuk juga apabila ada potongan)
o Sesuai nilai jatuh tempo dalam tahun berjalan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian
yang ditetapkan.
 PENYAJIAN
Disajikan didalam Neraca (Aset Lancar/Aset Lainya)
 PENGUNGKAPAN
Semua informasi diungkapkan dalam CaLK
 Penyelesaian Piutang seluruhnya dan
tepat waktu

 Didatangi/ditagih langsung ke debitor


 Terbitnya surat-surat tagihan dan dikirim ke
debitor
 Panggilan-panggilan/rapat dengan debitor
dalam rangka penyelesaian hutang

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PENGGOLONGAN KUALITAS PIUTANG K/L

• belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang


LANCAR
ditetapkan

• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat


KURANG Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
LANCAR

• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat


DIRAGUKAN
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat


Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau
MACET • Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


BAGAN ALIR
PEMBENTUKAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Kualitas Piutang :
1.Lancar
2.Kurang Lancar
3.Diragukan
4.Macet

1. PENENTUAN PENYAJIAN PIUTANG


JUMLAH KUALITAS PIUTANG SEBESAR
PIUTANG PADA 2. PEMBENTUKAN
K/L DAN BUN NILAI REALISASI
PENYISIHAN
(BRUTO) PIUTANG TIDAK BERSIH
TERTAGIH PADA NERACA

Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih :

1. Lancar  5‰ Setelah dikurangi


2. Kurang Lancar  10% nilai agunan atau
3. Diragukan  50% barang sitaan
4. Macet  100%
AGUNAN ATAU BARANG SITAAN

Untuk jenis agunan selain yang disebutkan dalam PMK Nomor 69/PMK.06/2014,
dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam pembentukan Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan

Barang sitaan selain yang dalam PMK, tidak diperhitungkan sebagai pengurang
dalam pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


KEWAJIBAN
KEWAJIBANPENYISIHAN
PENYISIHANPIUTANG
PIUTANG
Kementerian Negara/Lembaga/PPA BUN wajib untuk:

1. Kementerian/Lembaga dan PPA BUN wajib melakukan Penyisihan


Piutang Tidak Tertagih berdasarkan prinsip kehati-hatian.
2. Dalam rangka melaksanakan prinsip kehati-hatian sebagaimana
dimaksud, Kementerian/Lembaga/PPA BUN wajib:
 menilai dan menentukan Kualitas Piutang yang dikelolanya; dan
 memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar
hasil penagihan Piutang yang telah disisihkan senantiasa dapat
direalisasikan.
3. Penilaian Kualitas Piutang tersebut dilakukan dengan mempertim-
bangkan sekurang-kurangnya :
 jatuh tempo Piutang; dan
 upaya penagihan.

Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dikenakan sanksi administratif berupa teguran


tertulis oleh Menteri Keuangan.
Pasal 3 PMK 69/PMK.06/2014
PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH

Nilai Penyisihan piutang tidak tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi


ditetapkan setiap semester dan tahunan sesuai perkembangan kualitas
piutang.
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor
82/PB/2011 Pasal 3 ayat (4)

Nilai atas piutang dengan kualitas macet yang diserahkan pengurusannya


kepada PUPN/DJKN sebesar nilai piutangnya (bukan sebesar nilai setelah
dilakukan penyisihan)

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Pengurusan Piutang Negara

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Pengertian Piutang Negara

Piutang Negara atau hutang kepada Negara ialah jumlah


uang yang wajib dibayar kepada Negara berdasarkan
suatu Peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
(Pasal 8 UU No. 49 Prp Tahun1960 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77/PUU-IX/2011)

Piutang Negara merupakan hak Pemerintah Pusat atau


Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang.
Hutang pajak merupakan Piutang Negara, tetapi
diselesaikan dengan UU Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
(Penjelasan Pasal 8 UU No. 49 Prp Tahun 1960)

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


KEWAJIBAN K/L/PEMDA
DALAM MENGELOLA PIUTANG

Salah satu tugas


Menteri/Pimpinan Lembaga
Undang-Undang sebagai Pengguna Anggaran
17/2003 adalah mengelola piutang dan
Pasal 9
tentang Keuangan utang negara yang menjadi
Negara tanggung jawab K/L yang
dipimpinnya.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


KEWAJIBAN K/L/PEMDA
MENYELESAIKAN PIUTANG

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


KEWAJIBAN K/L/PEMDA
MENYERAHKAN PIUTANG MACET

Piutang Negara K/L yang sudah diserahkan ke PUPN/DJKN bukan


berarti K/L sudah lepas tanggung jawab, tetapi K/L mempunyai
tanggung jawab mencatat pada laporan keuangan K/L
Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 49.Prp Tahun 1960 tentang Panitia


Urusan Piutang
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.06/2016 tentang
Pengurusan Piutang Negara
5. Perdirjen KN Nomor 6/KN/2017 tentang Petunjuk Teknis
Pengurusan Piutang Negara

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Pengertian/Istilah
Penanggung Hutang :
 adalah badan dan/atau orang yang berhutang menurut
peraturan, perjanjian atau sebab apapun, termasuk badan
dan/atau orang yang menjamin penyelesaian seluruh hutang
Penanggung Hutang.
 Penjamin Hutang :
 adalah badan dan/atau orang yang menjamin penyelesaian
sebagian atau seluruh hutang Penanggung Hutang. (borg)
 Dalam KUH Perdata :
 disebut juga : “borg”, merupakan pihak ketiga yang berjanji
kepada Kreditor untuk menanggung pembayaran suatu
hutang apabila Debitor tidak menepati kewajibannya.
 penjamin hutang/borg ini timbul sebagai akibat adanya suatu
perjanjian.
Tujuan Pengurusan
Piutang Negara :
 Tujuan :
melakukan penagihan piutang negara secara singkat, efektif serta
mendapatkan hasil yang optimal dengan tetap memberikan
kepastian hukum kepada Penanggung Hutang.
 Wewenang khusus : parate eksekusi
1) kewenangan untuk menerbitkan keputusan-keputusan yang
mempunyai kekuatan seperti keputusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan pasti (inkracht van
gewijsde)
2) kewenangan untuk melaksanakan sendiri putusan-putusannya
tanpa harus meminta bantuan dari lembaga peradilan.
 Putusan-putusan PUPN al : Surat Paksa (SP), Surat Perintah
Penyitaan (SPP), Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan (SPPBS),
dll.
Penyerahan Pengurusan Piutang Negara

Satu surat penyerahan


Penyerahan dilakukan untuk satu berkas
atas piutang yang ada dan kasus piutang negara Berkas penyerahan
besar piutang negara piutang negara berupa
telah pasti menurut surat penyerahan,
hukum. resume dan dokumen
piutang
Pengenaan Biaya
administrasi pengurusan PENYERAHAN
piutang negara kepada Sudah dilakukan upaya
penagihan secara
Penanggung Hutang. optimal oleh Penyerah
Piutang (SP 1, SP 2 dan
SP 3)

Penyerahan kepada PUPN Cabang c.q. KPKNL yang wilayah


kerjanya meliputi tempat kedudukan Penyerah Piutang, tempat
dibuatnya PK/tempat terjadinya piutang, domisili hukum yg ditunjuk
dalam perjanjian, domisili PH.
KEWENANGAN PUPN/DJKN
DALAM PENGURUSAN PIUTANG
NEGARA
1. Melakukan pemblokiran Barang Jaminan.
2. Melakukan penagihan dengan Surat Paksa.
3. Melakukan penyitaan Barang Jaminan.
4. Melaksanakan lelang Barang Jaminan.
5. Melakukan Paksa Badan (Gijzeling).
6. Melakukan Pemeriksaan atas Barang Jaminan dan/
atau Harta Kekayaan Lain (Debtor/Asset Tracing).
7. Melakukan pencegahan bepergian keluar wilayah
Republik Indonesia.
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
ALUR PROSES PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
T Pencegahan
Penyerahan
Pengurusan Dokumen T Paksa Badan
lengkap?
Brg Jam? (setelah Surat
Paksa)
Y Ada
PENYERAH
SP3N SP Sita Pemblokiran
PIUTANG
(PP)
Penebusan
Panggilan Y
Penagihan Lunas?
Penjualan
oleh PP
Tanpa lelang
PJPN /PB T
Lelang Keringanan

T Y
Tertagih? Lunas?
Y Penarikan
T Lunas?
Y Surat Paksa T Pemeriksaan
T Y
Lunas Brg Jam
T habis?
Lunas?
SPPNL PSBDT
Y
pengecualian
DOKUMEN YANG DILAMPIRKAN DALAM
24
PENYERAHAN PENGURUSAN PIUTANG
NEGARA (UMUM)
a. fotokopi perjanjian kredit dan perubahannya, atau dokumen lain sejenis yang
membuktikan adanya piutang;
b. fotokopi rekening koran, prima nota, mutasi piutang, dan/atau dokumen lain sejenis
yang membuktikan besarnya piutang;
c. fotokopi surat menyurat antara Penyerah Piutang dengan Penanggung Hutang
dan/atau Penjamin Hutang yang berkaitan dengan upaya-upaya penagihan;
d. fotokopi surat pemberitahuan dari Penyerah Piutang kepada Penanggung Hutang
bahwa pengurusan Piutang Negara diserahkan kepada Panitia Cabang;
e. fotokopi bukti pemilikan dan pengikatan Barang Jaminan;
f. fotokopi bukti penjaminan kredit oleh pihak ketiga atau bukti lain sejenis;
g. fotokopi akta pendirian perusahaan, pengumuman akta pendirian perusahaan
dalam Tambahan Berita Negara beserta akta perubahannya, tanda
pengenal/pendaftaran perusahaan, dan/atau identitas lainnya;
h. fotokopi izin usaha, Izin Mendirikan Bangunan, dan/atau surat-surat izin lainnya;
i. fotokopi kartu identitas diri Penanggung Hutang dan/atau Penjamin Hutang;
j. fotokopi daftar Harta Kekayaan Lain; dan
k. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyerah Piutang untuk mengajukan permohonan
roya.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PENANGGUNG HUTANG INSTANSI PEMERINTAH

 Apabila Penanggung Hutang dan/atau Penjamin Hutang


berkedudukan sebagai Instansi Pemerintah, pengurusan Piutang
Negara dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan ketentuan tidak dilakukan tindakan
penyitaan, Pencegahan dan/atau Paksa Badan.

 Dalam hal Instansi Pemerintah tersebut tidak terdapat alokasi


anggaran pada tahun anggaran yang bersangkutan, Kantor
Pelayanan atau Kantor Pelayanan melalui Kantor
Wilayah/Kantor Pusat dapat meminta Instansi Pemerintah yang
bersangkutan untuk melakukan revisi anggaran atau
mengalokasikan pada tahun anggaran berikutnya.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


HASIL PENGURUSAN PIUTANG NEGARA

1. Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL)


2. Surat Pernyataan Piutang Negara Selesai (SPPNS)
3. Surat Pengembalian Pengurusan Piutang Negara
(SPPPN)
4. Piutang Negara Sementara Belum Dapat Tertagih
(PSBDT)

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PSBDT dapat menjadi dasar untuk
usulan penghapusan piutang secara
bersyarat/mutlak

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Penghapusan Piutang Negara

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


DASAR HUKUM
PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA
1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Negara/Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PP Nomor 35 Tahun 2017;
3. PMK Nomor 82/PMK.06/2019 tentang Tata Cara Pengajuan
Usulan, Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang
Negara/Daerah;
4. PMK Nomor 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan
Piutang Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Dirjen KN Nomor Per-05/KN/2009 tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat yang digunakan dalam
Tata Cara Penelitian dan Penyampaian Penetapan
Penghapusan Piutang Negara/Daerah;

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH
Penghapusan Secara Bersyarat dan
Penghapusan Secara Mutlak, hanya dapat
dilakukan setelah Piutang Negara/Daerah
diurus secara optimal oleh PUPN sesuai
PP Nomor 14 dengan ketentuan peraturan perundang-
2005 dan undangan di bidang pengurusan Piutang
Perubahannya Negara.
Tentang
Tata Cara
Penghapusan
Piutang
Negara/Daerah Pengurusan Piutang Negara/Daerah
dinyatakan telah optimal, dalam hal telah
dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH

1. Penghapusan Secara Bersyarat adalah kegiatan untuk


menghapuskan Piutang Negara/Daerah dari pembukuan
Pemerintah Pusat/Daerah dengan tidak menghapuskan hak
tagih Negara/Daerah.

2. Penghapusan Secara Mutlak adalah kegiatan


penghapusan Piutang Negara/Daerah dengan
menghapuskan hak tagih Negara/Daerah.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


KEWENANGAN PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA
Penetapan Penghapusan Secara Bersyarat/Secara Mutlak atas
Piutang Negara dengan nilai:

sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per


Penanggung Utang ditetapkan oleh Dirjen KN atas nama
Menteri Keuangan;

sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) per


Penanggung Utang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai


dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) per
Penanggung Utang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia;
dan

lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) per


Penanggung Utang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
USULAN PENGAJUAN PENGHAPUSAN
BERSYARAT/MUTLAK PIUTANG NEGARA (1)

Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengusulkan Penghapusan Secara


Bersyarat/Secara Mutlak atas Piutang Negara dengan nilai:

sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar


rupiah) per Penanggung Utang kepada Menteri
Keuangan, melalui Direktur Jenderal;

lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)


sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) per Penanggung Utang kepada Presiden
Republik Indonesia, melalui Menteri Keuangan; dan

lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)


per Penanggung Utang kepada Presiden Republik
Indonesia dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat, melalui Menteri Keuangan.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


USULAN PENGAJUAN PENGHAPUSAN
BERSYARAT/MUTLAK PIUTANG NEGARA

Menteri/Pimpinan Lembaga (yang memiliki piutang) mengajukan


usulan kepada Menteri Keuangan melalui Dirjen Kekayaan Negara.

Dalam hal permohonan penghapusan Piutang Negara disampaikan


oleh Sekretaris Jenderal Kementerian/Lembaga, harus ada
pendelegasian wewenang dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
pejabat bersangkutan.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


USULAN PENGHAPUSAN SECARA
BERSYARAT
Disampaikan secara tertulis dan dilampiri dengan
dokumen paling sedikit:
a. daftar nominatif Penanggung Utang; dan
b. surat PSBDT dari PUPN Cabang.
Dalam hal Piutang Negara berupa Tuntutan Ganti Rugi, ditambah
surat rekomendasi Penghapusan Secara Bersyarat dari Badan
Pemeriksa Keuangan.
PSBDT tidak dapat dipenuhi
karena keadaan kahar
dokumen pengganti berupa:
a. dokumen-dokumen pengganti berupa fotokopi data
rekapitulasi yang terkait dengan dokumen piutang
yang akan dihapuskan; dan
b. surat keterangan dari Kepala Kantor Pelayanan
setempat yang menerangkan bahwa Piutang Negara
telah diterbitkan PSBDT.
USULAN PENGHAPUSAN SECARA MUTLAK
 Diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan Penghapusan
Secara Bersyarat.
 Disampaikan secara tertulis dengan dilampiri surat keterangan dari aparat/pejabat yang
berwenang menyatakan bahwa Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan sisa kewajibannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya.
 Usulan dilengkapi dokumen paling sedikit:
a. daftar nominatif Penanggung Utang; dan
b. penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk
dihapuskan secara mutlak.
 Khusus Piutang Negara berasal dari pasien rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat
pertama, surat keterangan ditetapkan oleh penyerah piutang yang menyatakan
Penanggung Utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa
kewajibannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya
 Surat keterangan diterbitkan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan
Penghapusan Secara Bersyarat.
PENGHAPUSAN SECARA BERSYARAT PIUTANG BLU
Instansi di lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta


rupiah) per Penanggung Utang ditetapkan oleh
Pemimpin BLU;

lebih dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)


sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) per Penanggung Utang ditetapkan Pemimpin
BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas ; dan
Dirut Dewas

lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta) per


Penanggung Utang sesuai dengan ketentuan di
bidang penghapusan piutang negara;

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


1. Dasar Hukum
Update peraturan terbaru, baik peraturan di Kementerian Kesehatan,
maupun di Kementerian Keuangan, meliputi:
 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
Negara/Daerah sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2017
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240/PMK.06/2016 tentang Pengurusan Piutang
Negara
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.06/2019 tentang Tata Cara Pengajuan
Usulan, Penelitian dan Penetapan Penghapusan Piutang Negara/Daerah

2. Lampiran SK Penghapusan Bersyarat (PMK-230/PMK.05/2009)

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


3. Nilai Yang Dihapuskan Secara Bersyarat
Yang dihapuskan adalah Nilai Hak PP, tidak termasuk biad PPN
10%

Contoh:
Nilai yang
dihapuskan
Rp517.525,00

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


4. Identitas Penanggung Utang
Identitas Penanggung Utang seyogyanya sama antara Daftar
Nominatif, PSBDT, SK Hapus bersyarat.
Diperlukan koordinasi dengan KPKNL apabila terdapat perbedaan
data terkait identitas Penanggung Utang
5. Data PSBDT
Beberapa RS tidak melampirkan fotocopy PSBDT (Pasal 4 ayat (4) huruf c
PMK 230/PMK.06/2016) dalam menyampaikan tembusan SK Penghapusan
Secara Bersyarat.
Hal ini diperlukan untuk kroscek data antara SK Penghapusan Secara
Bersyarat dengan Lampiran SK.
Data PSBDT dapat dikirimkan melalui email piutangnegara@gmail.com

5. Daftar Nominatif
Disesuaikan dengan Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor
82/PMK.06/2019

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


42

1. Tenggang Waktu
Pengajuan usul penghapusan secara mutlak oleh K/L diajukan ke Menteri
Keuangan up. Direktorat Jendeal Kekayaan Negara setelah lewat waktu 2 tahun
sejak tanggal SK Penghapusan Bersyarat.
2. Daftar Nominatif
Disesuaikan dengan Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor
82/PMK.06/2019
3. Surat Keterangan Aparat/Pejabat Berwenang/Pimpinan Rumah Sakit
 Seyogyanya diadministrasikan sesudah lewat waktu 2 tahun sejak tanggal
SK Penghapusan Bersyarat.
 Dibuat per Penanggung Hutang

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Prosedur Penghapusan Piutang Negara
Secara Mutlak
Menkeu melalui
Usul 1. Daftar nominatif
Dirjen KN /
Penghapusan 2. SK Penghapusan
Presiden R.I.
Secara Bersyarat melalui Menkeu
Piutang Negara
3. Surat keterangan
dari Menteri/
dari Aparat/Pejabat
Pimpinan berwenang atas
Lembaga ketidakmampuan Penelitian oleh
debitor DJKN

Penetapan
Menteri/Pimpinan Penghapusan
Lembaga yang Secara Mutlak (sesuai
kewenangannya)
mengajukan usul

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Tahun 2012 Tahun 2013
Rumah Jumlah SK Jumlah Nilai Jumlah SK Jumlah Nilai
No No Rumah Sakit
Sakit Bersyarat (Rp) Bersyarat (Rp)
1 RS Kariadi 4 267.248.420 1 RS Sanglah 1 493.898.691

2 RS Jantung 1 66.426.228 2 RS Moh 5 404.826.637


Harapan Husein
Kita Palembang
3 RS Moh 1 21.742.744 3 RS Kariadi 3 56.351.824
Husein
Palembang 4 RS 1 110.219.532
Fatmawati
4 RS JP 1 86.938.495
Lawang 5 RS Harapan 1 111.431.641
Kita
Tahun 2014 Tahun 2015
Jumlah SK Jumlah Nilai Jumlah SK Jumlah Nilai
No Rumah Sakit No Rumah Sakit
Bersyarat (Rp) Bersyarat (Rp)
1 RS Kariadi 1 16.017.221 1 RS Sitanala 3 358.665.078

2 RS Moh 9 1.764.150.815 2 RS Harapan 1 345.397.145


Husein Kita
Palembang 3 RS Moh 3 504.544.894
3 RS Dr Soeradji 33 1.058.006.696 Husein
Tirtonegoro Palembang
4 RSHS 199 609.984.180 4 RS Kariadi 6 665.149.767
Bandung
5 RS 2 261.100.650
5 RS 1 267.753.453 PErsahabatan
Persahabatan
6 RS Harapan 1 343.266.986
Kita
Tahun 2016 Tahun 2017
Jumlah SK Jumlah SK
No Rumah Sakit Jumlah Nilai (Rp) No Rumah Sakit Jumlah Nilai (Rp)
Bersyarat Bersyarat
1 RS 3 464.693.899 1 RS Kariadi 17 1.265.672.638
Persahabatan
2 RS Rotinsulu 1 267.480.092
2 RS Kanker 5 286.585.855 Bandung
Dharmais
3 RS Hasan 2 1.229.685.862
3 RS Stroke 2 13.011.750 Sadikin
Nasional
Bukittinggi 4 RS Sardjito 1 241.891.633
4 RS dr Soerojo 1 130.256.723 5 RS Fatmawati 2 1.240.605.694
Magelang
6 RS Kandau 1 64.118.074
5 RS Hasan 6 350.522.325
Manado
Sadikin
Bandung 7 RS Cipto 51 6.764.094.984
6 RS Kariadi 5 446.029.636

7 RS Fatmawati 1 121.177.311
Jumlah
No Rumah Sakit Jumlah PH Keterangan
Usulan
1 RS Ortopedi 2 14 Dalam proses DJKN
Surakarta
16 Kesalahan dalam daftar nominative
belum diperbaiki Kementerian
Kesehatan
2 RS Cipto 2 38 Dikembalikan ke Kementerian
Mangunkusumo Kesehatankarena terdapat perbedaan
data di daftar nominative, PSBDT dan
surat keterangan dari pimpinan RS
49 Dalam proses DJKN
Tahun Hapus Tahun Hapus
No Rumah Sakit Jumlah PH Nilai (Rp)
Bersyarat Mutlak
RS Cipto
1 2016 2019 15 15.010.122
Mangunkusumo
2 RS Ortopedi 2016 2018 7 38.584.349
RS Cipto
3 2015 2019 134 280.265.567
Mangunkusumo
4 RS Kanker Dharmais 2015 2018 18 150.652.866

5 RS Sardjito 2015 2019 179 541.880.154

6 RS Kanker Dharmais 2014 2018 10 71.797.767

7 RS Kariadi 2013 2018 8 15.439.433

8 RS Kariadi 2012 2016 79 170.077.595


50

TERIMA KASIH
Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain-DJKN
Gedung Syafrudi Prawiranegara Lantai 6 Utara
Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4
Jakarta Pusat
Telepon 021-3455159
Fax 3512232
Email. piutangnegara@gmail.com

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Anda mungkin juga menyukai