PENDAHULUAN

reformasi pengelolaan Tuntutan New Public Adopsi akuntansi

keuangan negara Management (NPM) berbasis akrual
 Pihak Syarat -
Pinjaman
eksternal syarat
TUJUAN AKUNTANSI AKRUAL
• Tujuan kuncinya adalah untuk meminta
pertanggungjawaban pemerintah dari sisi keluaran
(output) dan/atau hasil (outcome) dan pada saat yang
sama melonggarkan kontrol atas masukan (input)
• untuk memberikan informasi yang lebih transparan
mengenai biaya (kos) pemerintah dan meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah
dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak
sekedar basis kas
MANFAAT AKUNTANSI AKRUAL
• Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan
pemerintah
• Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan
kewajiban pemerintah
• Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah
• Terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian
tujuan
LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN DENGAN BASIS
AKRUAL MEMUNGKINKAN PENGGUNA LAPORAN UNTUK:
• Menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas;
• Menilai kinerja, posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas; dan
• Pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada, atau melakukan
bisnis dengan suatu entitas.
PADA LEVEL YANG LEBIH DETIL, PELAPORAN
DENGAN BASIS AKRUAL:
• Menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai aktivitas-aktivitasnya dan memenuhi
kebutuhan dananya;
• Memungkinkan pengguna laporan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah saat ini
untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban-kewajian dan
komitmen-komitmennya;
• Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya.
• Memberikan kesempatan pada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan
sumber daya yang dikelolanya; dan
• Bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektifivitas
penggunaan sumber daya.
 Berhasil ?
• Tujuan • Pertanyaan-
• Manfaat • Hambatan pertanyaan

Penerapan Kritik
KEBERGUNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Informasi akuntansi dalam laporan keuangan :
bermanfaat & berkualitas

relevan dan reliabilitas

mampu memenuhi kebutuhan dari para pengguna

PENGGUNA INFORMASI LAPORAN
KEUANGAN
• MANAJEMEN DAN LEGISLATOR
• VOTERS,
• WAJIB PAJAK DAN PENGGUNA LAYANAN,
• PENGAWAS KEUANGAN,
• INVESTOR DAN KREDITUR,
• PEGAWAI PEMERINTAH,
• VENDOR DAN PEMBERI HIBAH
KETERLIBATAN IMF

tekanan awal
Lembaga bantuan
dalam
Donor dengan syarat
perubahan
 GFS

SAP

KETERLIBATAN IMF
MATERI DAN RUJUKAN KSAP
• PEMERINTAH INDONESIA,
• INTERNATIONAL FEDERATION OF
ACCOUNTANTS;
• INTERNATIONAL ACCOUNTING
STANDARDS
COMMITTEE/INTERNATIONAL
ACCOUNTING STANDARDS BOARD;
• INTERNATIONAL MONETARY FUND;
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA;
• FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
BOARD – USA;
• GOVERNMENTAL ACCOUNTING
STANDARDS BOARD – USA;
• FEDERAL ACCOUNTING STANDARDS
ADVISORY BOARD – USA;
• ORGANISASI PROFESI LAINNYA DI
BERBAGAI NEGARA YANG
MEMBIDANGI PELAPORAN
KEUANGAN, AKUNTANSI, DAN AUDIT
PEMERINTAHAN.
MENGAPA IMF TERLALU JAUH
TERLIBAT DALAM
PENYUSUNAN SAP?
KELUHAN LAPKEU BASIS AKRUAL
lebih rumit

lebih
kompleks

lebih banyak
 Kriteria Akuntansi Kas Akuntansi Akrual

Kemudahan untuk dipahami Sederhana namun tidak familiar Lebih kompleks, namun familiar untuk banyak
orang
Kemudahan untuk dimanipulasi Secara relative mudah untuk dimanipulasi Mudah dimanipulasi, tergantung standar audit
dan akuntansi yang digunakan

Komprehensif Hanya basis kas Mencakup informasi kas, yaitu ada laporan
arus kas juga
Kemudahan dalam pengelolaan likuiditas Hanya menyediakan info. Dasar Mencakup informasi kas dan informasi lain

Manajemen asset Tidak tersedia Tersedia

Dapat dibandingkan Negara yang menerapkan akuntansi basis kas, Negara menggunakan standar akuntansi
kebijakan umumnya tidak dapat dijelaskan akrual yang berbeda-beda.
dengan baik.

Tidak konsisten dengan SNA dan GFS Konsisten denga SNA dan GFS.

Pengukuran kebijakan fiskal yang Sangat terbatas Berguna, namun memerlukan informasi
berkelanjutan/ mempertimbangkan tambahan (seperti profil kependudukan)
kepentingan antar generasi
 Kriteria Akuntansi Kas Akuntansi Akrual

Kredibilitas Terbatas Lembaga pemeringkat pinjaman, peminjam dan media

lebih paham dengan akuntansi basis akrual.
Dapat mengurangi biaya pinjaman

Dasar dalam menentukan strategi fiskal Terbatas Baik, dalam hubungannya dengan informasi kas

Akuntabilitas Terbatas Menyediakan informasi akan akuntabilitas sumber

daya (seperti asset tetap)

Dasar dalam menentukan harga produk/jasa Terbatas Baik

Halangan untuk praktek kecurangan dan korupsi Terbatas Lebih baik daripada kas, namun tergantung dengan
lingkungan pengendalian internal

Penerapan Biaya dari System informasi lebih tinggi (karena Walau biaya system informasi mungkin lebih rendah,
tersedia terbatas) namun tindakan tambahan diperlukan dalam
mengidentifikasi dan menilai elemen laporan keuangan

Praktek yang telah berjalan Biaya system informasi yang berjalan akan lebih tinggi System informasi yang berjalan lebih
karena antar Negara bersifat kekhususan. berkesinambungan, karena:
System akuntansi akrual membutuhkan banyak (i) lebih mudah menahan dan menarik staf yang ahli ,
personel. (ii) catatan tambahan terintegrasi (contoh catatan
Bagaimanapun, hanya dibutuhkan sedikit akuntan utang, piutang, asset)
yang berkualitas
MANFAAT DAN KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN
BERBASIS AKRUAL TERHADAP PARA PENGGUNA
UTAMANYA TERKAIT DENGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN, HANYA BERSIFAT NORMATIF SAJA
LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL
HENDAKNYA DISAJIKAN SECARA SEDERHANA
DAN DENGAN KUANTITAS YANG TIDAK
BANYAK
INFORMASI YANG TERKANDUNG DALAM
BERBAGAI LAPORAN KEUANGAN YANG
HARUS DISAJIKAN PEMERINTAH TERSEBUT,
HANYA MENGGAMBARKAN INFORMASI
KEUANGAN DALAM BENTUK ANGKA-ANGKA
SAJA.
CALK LEBIH MENGINTERPRETASIKAN
INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN
KEUANGAN, BELUM TERINTEGRASI DENGAN
INFORMASI NON KEUANGAN YAITU KINERJA
PEMERINTAHAN YANG TERTUANG DALAM
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LAKIP)
KRITIK DARI SISI PERATURAN

1. UU NOMOR 17 TAHUN 2013

2. UU Nomor 1 TAHUN 2004
3. Keppres Nomor 42 Tahun 2002
BASIS AKRUAL
VS & perubahannya
4. Perpres 54 tahun 2010 dan
perubahannya
 BATASAN
pendapatan negara Belanja Dibayar Dimuka

pendapatan daerah
Piutang Pajak/Retribusi

belanja negara
Pendapatan Diterima di Muka
Belanja daerah

Utang Bela
penerimaan Hibah Non Tunai
PENDAPATAN
PENDAPATAN MENURUT IPSAS (BASIS AKRUAL) ADALAH ARUS MASUK BRUTO DARI
MANFAAT EKONOMI ATAU POTENSI JASA SELAMA PERIODE PELAPORAN, YANG
MENGHASILKAN KENAIKAN DALAM ASSET ATAU EKUITAS BERSIH DILUAR
KENAIKAN YANG TERKAIT DENGAN KONTRIBUSI PARA PEMILIK. HAL INI SEJALAN
DENGAN PERNYATAAN SKOUSEN, DKK YANG MENGATAKAN BAHWA PADA
AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PENDAPATAN DIAKUI KETIKA HAK ATAS
PENDAPATAN TERSEBUT TIMBUL TANPA MEMPERHATIKAN KAPAN KAS AKAN
DITERIMA (INTERMEDIATE ACCOUNTING, EDITION 15, K. FRED SKOUSEN, DKK HAL. 73).
PENDAPATAN NEGARA & DAERAH

PENGAKUAN PENDAPATAN NEGARA DENGAN MENGGUNAKAN BASIS AKRUAL

MENGANDUNG KONTROVERSI DENGAN UU NOMOR 17 TAHUN 2003 PASAL 1 AYAT 9
& PASAL 11 AYAT 3, SEDANG PENGAKUAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN BASIS
TERSEBUT TIDAK MENGANDUNG KONTROVERSI.
BELANJA
BELANJA MENURUT IPSAS (BASIS AKRUAL) ADALAH PENURUNAN KEUNTUNGAN
EKONOMIS ATAU POTENSI JASA SELAMA PERIODE PELAPORAN DALAM BENTUK
ARUS KELUAR ATAU PENGGUNAAN ASET ATAU TIMBULNYA HUTANG YANG
MENYEBABKAN PENURUNAN ASET ATAU EKUITAS BERSIH, DILUAR HAL YANG
TERKAIT DENGAN DISTRIBUSI KEPADA PIHAK PEMILIK. HAL INI SENADA DENGAN
PENDAPAT SKOUSEN, DKK., YANG MENGATAKAN BAHWA DALAM AKUNTANSI
BERBASIS AKRUAL EXPENSES (BELANJA) DIAKUI DAN DICATAT KETIKA TIMBULNYA
KEWAJIBAN TANPA MEMPERHATIKAN KAPAN KAS AKAN DIBAYAR.”
BELANJA NEGARA & DAERAH

PENGAKUAN BELANJA NEGARA DAN DAERAH

DENGAN MENGGUNAKAN BASIS AKRUAL
MENGANDUNG KONTROVERSI DENGAN KEPPRES
NOMOR 42 TAHUN 2002, PASAL 2 AYAT 1.B.
PENERIMAAN HIBAH NON TUNAI
PENGAKUAN DAN PENYAJIAN PENERIMAAN HIBAH NON TUNAI
SEBAGAI PENDAPATAN DI LRA TIDAK MENGANDUNG
KONTROVERSI DENGAN BASIS AKRUAL, TAPI MENGANDUNG
KONTROVERSI DENGAN PASAL 11 AYAT 3 UU NOMOR 17
TAHUN 2003.
BELANJA DIBAYAR DIMUKA
PENGAKUAN BELANJA DIBAYAR DIMUKA DENGAN
MENGGUNAKAN BASIS AKRUAL MENGANDUNG KONTROVERSI
DENGAN PASAL 21 (AYAT 1) UU NOMOR 1 TAHUN 2004.
PIUTANG PAJAK/RETRIBUSI

PENGAKUAN PIUTANG PAJAK/RETRIBUSI DENGAN

MENGGUNAKAN BASIS AKRUAL MENGANDUNG KONTROVERSI
DENGAN PASAL 11 (AYAT 3) UU NOMOR 17 TAHUN 2003.
PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA

PENGAKUAN PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA DENGAN

MENGGUNAKAN BASIS AKRUAL MENGANDUNG KONTROVERSI
DENGAN PASAL 11 (AYAT 3) UU NOMOR 17 TAHUN 2003.
UTANG BELANJA

PENGAKUAN UTANG BELANJA DENGAN MENGGUNAKAN

BASIS AKRUAL MENGANDUNG KONTROVERSI DENGAN UU
NOMOR 1 TAHUN 2004 PASAL 3 AYAT (3).
TERIMA KASIH