Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERKEMBANGAN ADMINISTRASI PUBLIK

Dosen Pengampu:
Holila

Disusun Oleh: Kelompok 2


Mohammad Kharis Jamaludin (10010122013)

Salma Maulidiah Nurazizah (10010122023)

Syarif Iskandar Khusain (10010122027)

Wahyu Agung Nuril Fahmi (10040122118)

PROGAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL
SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 21 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik.............................................................2
2.2 Paradigma Administrasi Negara (Administrasi Publik).............................................7
2.3 New Public Manajemen...........................................................................................9
2.4 New Public Service (NPS)........................................................................................14
2.5 Perbedaan The Old Public Administration dan The New Public Administration....16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................20
3.1Kesimpulan..............................................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Administrasi publik adalah bidang ilmu yang mempelajari organisasi dan


manajemen pemerintahan untuk mencapai tujuan publik. Administrasi publik
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari
memberikan pelayanan publik hingga pengambilan keputusan strategis. Dalam
konteks modern, administrasi publik menjadi semakin kompleks dengan
meningkatnya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
publik. Oleh karena itu, pemahaman administrasi publik sangat penting bagi
pemerintah, administrator publik, dan publik. Untuk memahami administrasi
publik dengan baik, diperlukan pemahaman yang komprehensif dan
kontekstual tentang berbagai faktor yang mendasarinya. Dengan demikian,
pemerintah dan penyelenggara negara dapat mengembangkan kebijakan dan
pelayanan publik yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan administrasi publik ?


2. Bagaimana itu yang disebut dengan paradigma administrasi negara?
3. Apa itu new public management dan jelaskan?
4. Apa itu new public service dan jelaskan?
5. Apa dan bagaimana perbedaan the old public administration dan the
new public administration?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dan juga perkembangan public administrasi


2. Menjelaskan apa itu paradigma administrasi negara
3. Menjelaskan dan mengetahui terkait dengan new public management
4. Guna mengetahui apa yang dimaksud new public service
5. Menjelaskan perbedaan perbedaan antara the old public administration dan
the new public administration

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik

Sejarah perkembangan administrasi publik pada dasarnya bias ditelusuri


melalui berbagai literatur yang membahas tentang Administrasi Publik. Literatur
yang ditulis oleh L.D. White dalam Keban pada tahun 1948, 1951, 1954, 1958.
Pada terbitan pertama menjelaskan tentang pengalaman administrasi Amerika
Serikat, kemudian terbitan kedua tentang pengalaman Amerika Serikat, terbitan
yang ketiga membahas tentang pengalaman negara, dan terbitan terakhir
membahas pengalaman negara tersebut. Dalam tulisan White ia menjelaskan
tentang penciptaan dan kedewasaan otoritas eksekutif dan departemen lewat
pemerintahan Halmiton yang dikenal sebagai arsitek pemerintahan baru tanpa
bantuan sector swasta sebagaimana disarankan setelah tahun 1901. Dalam terbitan
kedua, White menjelaskan tentang era administrasi, Jeffersonian yang merupakan
titik awal melahirkan ide dan praktik Federalisme. Kemudian White menjelaskan
dalam terbitan ketiga tentang “Jacksonian” yang menekankan pentingnya
pemerintahan negara bagian dan lokal, dan mulai merosotnya moralitas di dalam
pemberian layanan publik, dan diversifikasi struktur birokrasi untuk disesuaikan
dengan meningkatnya besaran pemerintahan. Di terbitan keempat, White
memusatkan perhatiannya pada dua isu yaitu administrasif yang paling besar pada
saat itu yang berisi tentang isu bagaimana mempertahankan kepresidenan, dan isu
tentang reformasi pelayanan publik.

Meskipun sejarah administrasi sangat terbatas, namun hal ini bukan berarti
bahwa administrasi publik pada jaman dahulu kurang berfungsi atau tidak
diterapkan. Akal sehat kita menunjukkan, bahwa fungsi administrasi public sudah
ada sejak dahulu kala, hal ini kita bias lihat bagaimana raja-raja mempertahankan
kekuasaannya dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Banyak dan bagaiman
kompleknya fungsi-fungsi manajemen dan administrasi yang harus diterapkan
oleh pendiri candi Borobudur di Jawa Tengah. Tentu saja pekerjaan yang sangat

2
kompleks sifatnya apalagi melibatkan publik dalam suatu pembagian kerja secara
horizontal maupun vertikal dengan metode dan teknik tertentu, pasti
menggunakan sistem administrasi atau menejemen yang kompleks. Oleh karena
itu, merupakan disiplin yang sangat tua. Untuk Indonesia mulai peninggalan
sejarah dan budaya harus diakui pernah maju dalam bidang tersebut.

Secara jelas disiplin ini mulai diajarkan pada tahun 1950an pada berbagai
perguruan tinggi di Indonesia ketika modernisasi sebagai bagian doktrin
pembangunan bagi negara-negara berkembang disebarluaskan administrasi publik
yang telah berkembang pesat di Amerika Serikat diinstitusionalkan di Indonesia
dalam bentuk bantuan teknis sebagai wujud dari komitmen negara maju terhadap
negara-negara sedang berkembang.

a) Perkembangan Administrasi sebagai Seni dan Ilmu Pengetahuan


Perkembangan administrasi dibagi menjadi 3 fase utama yaitu
1. Fase Pra Sejarah
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Administrasi
telah dilaksanakan pada fase pra sejarah, meskipun masyarakat purba
pada waktu itu tidak menyadari telah melakukannya.
a. Zaman Mesopotamia
Pada zaman ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi dan
menejemen terutaman pada bidang pertanian, perdagangan,
komunikasi, dan pengangkutan. Bahkan masyarakat Mesopotamia
telah menggunakan logam untuk alat tukar menukar yang
memperlancar jalannya perdagangan.
b. Zaman Babilonia
Administrasi perdagangan, pemerintahan, pehubungan, dan
pengangkutan telah berkembang dengan baik pada zaman ini.
Peradaban Babilonia telah berhasil juga membina suatu sistem
administrasi dan menejemen dibidang teknologi, yaitu dengan
adanya taman gantung.
c. Mesir Kuno

3
Membuktikan bahwa di Mesir Kuno aspek administrasi dan
menejemen sangatlah berkembang pada bagian penataan usaha
kerja sama dibidang pemerintahan, militer perpajakan dan
pertanian. Piramida di Mesir juga membuktikan dalam
pembangunannya juga memperluka banyak orangyang
berkerjasama, dan tentunya dilandasi dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan tenaga, dan pegawasan yang
sifatnya formal.
d. Tiongkok Kuno
Telah berhasil menciptakan suatu sistem administrasi kepegawaian
yang sangat baik. Dengan demikian baiknya ciptaan itu sehingga
banyak prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern yang
telah dikenal dengan istilah “Merit System” yang dipinjam dari
prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno1.
2. Fase Sejarah
a. Gereja Katolik
Mempunyai sumbangan besar mengenai administrasi melalui
praktek administrasi terutama dalam organisasi 1000 tahun yang
lalu, memberi kontribusi dalam hal hirarki otoritas, spesialisasi
aktivitas sepanjang garis fungsional dan konsep staf.
b. Revolusi Industri
Inovasi teknologi dari revolusi industri memberi dampak dinamik
terhadap pemikiran-pemikiran administrasi dan manajemen yang
terjadi di Inggris antara tahun 1700-1785, revolusi industry di
Inggris mengubah manusia di segala bidang termasuk di bidang
administrasi dan manajemen sebagai Teknik dan praktik kerjasama
manusia. Pada fase revolusi industry, Richard Arkwright memberi
kontribusi dalam penggunaan efficient managerial principles yang
berhubungan dengan produksi yangkontinu, koordinasi mesin-
mesin, material, orang-orang, capital, factory disiplin dan tanda-
tanda pembagian kerja

4
3. Fase Modern
Fase modern ini ditandai dengan lahirnya Gerakan manajemen
ilmiah yang dipelopori F.W.Taylor sebagai seorang sarjana
pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa efisiensi dan
produktifitas buruh tidak terlalu tinggi karena disebabkan terlalu
banyak waktu dan gerak gerik kaum buruh yang tidak produktif.
Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan tentang hal-hal tersebut
yang disebut “Time And Motion Study” dan hasilnya dituliskan dalam
suatu buku yang berjudul “The Principles of Scientific Management”
dan diterbitkan pada tahun 1911.

b) Perkembangan Administrasi Publik di Indonesia


Haryono Sudriamunawar mengklasifikasikan perkembangan administrasi
publik pada tiga masa :
1. Masa Penjajahan Belanda
Selama 3,5 abad Indonesia di jajah Belanda, selama itu pula
administrasi hanya dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Pada masa ini
administrasi diartikan secara sempit yaitu sebagai pekerjaan yang
berhubungan dengan ketatausahaan dalam bahasa Belanda dikenal
istilah “Administrasi”. Karena itu, administrasi secara nyata berupa
herregistrasi yang semuanya bersifat tulis menulis yang dalam Bahasa
Inggris dikenal istilah “Clerical Work”. Masa penjajahan Belanda yang
tidak setenang abad sekarang, nampaknya cukup mempengaruhi
Bahasa Indonesia mengenai pengetahuan administrasi secara sempit.
2. Masa Penjajahan Jepang
1
Siagian, P. Sondang. 2004.Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

5
Pada masa penjajahan Jepang yang berlangsung cukup singkat
tidak begitu terlihat untuk mempengaruhi budaya bangsa atau
pemerintahan. Begitu juga dengan ilmu administrasi penerapan secara
optimal belum terpikirkan. Meskipun demikian ada beberapa hal yang
perlu dicatat pada masa itu berupa dibentuknya rukun-rukun kampung.
Rukun “Asatjo” dibagi menjadi beberapa rukun tetangga “Kumitjo”.
Hal seperti ini membekas sampai sekarang menjadi istilah RW dan RT
dalam system administrasi negara Indonesia.

Selain hal tersebut padasa penjajahan Jepang dalam system


pemerintahan dimulai dengan memperkenalkan organisasi pertahanan
sipil dalam Bahasa Jepang disebut “Sie Nen Dan”. Begitu juga kursus-
kursus ketataprajaan mulai dirintis meskipun dengan persyaratan
peserta kursus sangat ketat dan sepenuhnya untuk kepentingan
penjajahan semata-mata.

3. Masa Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945


ditandai dengan dibukanya beberapa perguruan tinggi di Jakarta dan
Yogyakarta. Pada masa itu ilmu administrasi maupun administrasi
negara yang belum mendapat tempat yang baik sebagai disiplin ilmu.
Dengan demikian ilmu administrasi dan administrasi negara masih
merupakan bagian dari mata kuliah yang dianggap pokok waktu itu
antara lain ilmu pemerintahan dan ilmu hukum.

Pada awalnya Fakultas Sosial Politik merupakan ilmu


administrasi negara merupakan bagian dari ilmu politik. Pada awal
tahun lima puluhan di Indonesia ilmu administrasi termasuk bagian
dari ilmu politikmula ditinggalkan dan pandangan mulai tertuju kepada
ilmu administrasi negara sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri. Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh perguruan tinggi
ini mulai meluas yaitu dimulai dengan berdirinya sekolah tinggi

6
Pamong Praja di Malang yang semula bernama Kursus Dinas (KDC)
yang kemudian berkembang menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP).

Perkembangan lebih lanjut, adalah didirikannya Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) pada tanggal 5
Mei 1957 dengan peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957.
Kemudian disempurnakan dengan peraturan Pemerintah Nomor 5
tahun 1971. Pelopornya yaitu Ir. Djuanda yang waktu itu sebagai
Perdana Menteri, beliaulah yang merintis berdirinya Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia dengan dukungan Mr.
Sumarman yang waktu itu Menteri dalam Negeri dan mengangkat
Direktur LAN-RI yang pertama (1958) Prajudi Atmosoedirdjo.

2.2 Paradigma Administrasi Negara (Administrasi Publik)

Paradigma adalah Bahasa Yunani yaitu paradigm yang artinya pola atau
contoh. Friedrichs (1970) memberi Batasan paradigma sebagai suatu pandangan
yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari. Disisi lain, Ritzer (1980) mendefinisikan paradigma
sebagai pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dalam salah stu cabang
disiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa paradigma
administrasi public adalah model atau pola tentang focus dan locus (kedudukan)
administrasi publik.

Beberapa tahapan paradigma administrasi public dapat dijelaskan sebagai


berikut :

1. Paradigma I : Dikotomi Politik-Administrasi Publik (1900-1926)


Pelopor dari paradigma I adalah Leonard D White. Menurut paradigma
dikotomi politik-administrasi ada dwifungsi administrasi publik, taitu
politik dan administrasi. Locus administrasi public yaitu administrasi
publik bekerja setelah politik bekerja atau merumuskan kebijakan. Focus

7
administrasi publik seolah0olah berada pada naungan politik. Administrasi
publik adalah perpanjangan tangan politik dalam menjalankan kebijakan
yang telah dirumuskan oleh politik. Statemen yang berlaku saat itu adalah
“when politic ends, public administrasion begins”. Pada paradigma ini
hubungan politik dan administrasi seperti dua sisi mata uang yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dan saling membutuhkan.
2. Paradigma II : Prinsip-prinsip Administrasi Publik (1927-1937)
Pada paradigma ini tidak mempersoalkan lagi locus administrasi publik,
akan tetapi lebih menekankan fokus administrasi seperti efisiensi,
efektivitas, produktivitas, disiplin, kerjasama, koordinasi dan sebagainya.
Pelopor dari paradigma II yaitu FW Taylor dengan 4 prinsip-prinsip dasar
administrasi public yaitu perlu mengembangkan ilmu menejemen sejati
untuk memperoleh kinerja terbaik, melakukan proses seleksi pegawai
ilmiah agar mereka bias bertanggung jawab dengan kerjanya, pendidikan
dan pengembangan pada pegawai secara ilmiah, dan kerjasama yang intim
antara pegawai dan atasan. Prinsip-prinsip administrasi negara dari FW
Taylor ini kemudian dikembangkan oleh Henry Fayol, Leonard D White
dan lain-lain.
3. Paradigma III : Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik (1950-1970)
Tokoh pada paradigma ini adalah Chester I Benard, Dwight Waldo,
Herbert Simon, dan lain-lain. Pada paradigma III administrasi publik
kembali menjadi bahagian ilmu politik. Dalam hal ini administrasi publik
sebagai eksekutif dari politik. Pelaksanaan administrasi publik tidak bisa
bebas nilai (free value) dan bisa diintervensi oleh lingkungan politik.

4. Paradigma IV : Administrasi Publik sebagai Ilmu Administrasi (1956-


1970)
Pelopor paradigma ini antara lain Herbert Simon, Keith Henderson, James
march. Menurut paradigma IV administrasi publik kembali menjadi
administrasi publik. Pada periode ini fokus administrasi publik

8
menerapkan teori-teori organisasi, dan ilmu manajemen. Pada paradigma
ini tidak ada perbedaan fokus administrasi publik dengan administrasi
bisnis. Keduanya fokus pada efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.
5. Paradigma V : Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik (1970-
sekarang)
Tokoh pada paradigma V antara lain Amitai Etziomi, Gerald Caiden, dan
lain-lan. Pada paradigma V ini, administrasi publik tetap menjadi
administrasi publik dengan menjalankan prinsip-prinsip dan fungsi-fungsi
administrasi publik. Teori organisasi dan manajemen publik, politik
ekonomi publik, analisis dan proses pembuatan kebijakan public
digunakan dalam paradigmaini.
6. Paradigma Old Public Administration (OPA)
7. Paradigma New Public Administrasion (NPA)
8. Paradigma New Public Manajemen (NPM)2.

2.3 New Public Manajemen

a. Sejarah Munculnya New Public Manajemen

Munculnya kritik keras ditujukan kepada organisasi-organisasi sektor publik


menimbulkan pergerakan untuk melakukan reformasi manajemen sektor publik.
Salah satu gerakan itu adalah munculnya konsep New Public Management. NPM
telah mempengaruhi proses perubahan organisasi sektor publik secara
kmprehensif hampir seluruh dunia. Penekanan terjadi pergerakan NPM adalah
para pelaksana dedsentralisasi, devolusi, dan modernisasi pemberian pelayanan
publik. Istilah dari New Public Management pada awalnya dikenanlkan oleh
christoper Hood di tahun 1991, ia kemudian memnyingkat dari New Public
Management menjadi NPM (lihat: Hughes, 1998). 2

2
Pasolong, Harbani. 2007.Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

9
NPM merupakan teori mamnajemen publik yang beranggapan bahwa praktik
manajemen swasta adalah lebih baik daripada dengan praktik manajemen pada
sektor publik.3

b.Pengertian New Public Management

New publik managemen (NPM) adalah paradigma baru dalam manajenem


sektor publik. Dan pertama kali dikembangkan di tahun 1980-an, terutama
inggris, amerika serikat dan selandia sebagai akibat dari munculnya kesejahteraan
krisis negara.

Perspektif dari administrasi publik (New Public Management), menggunakan


pendekatan bisnis dalam sektor publik dan sektor swasta, perspektif ini berasal
dari public policy schools”aliran kebijakan publik” dan managerialism movement.
Alur kebijakan publik dalam beberapa dekade sebelum ini memiliki akar yang
cukup kuat didalam ilmu ekonomi. Npm diciptakan untuk menanggapi model
birokrasi pertama seperti yang dijelaskan oleh Max Weber. Sistem ini
membutuhkan tanggung jawab yanng besar dan sangat hirarkis, salah satu
tanggung jawabnya adalah untuk melaksanakan keputusan politisi. (liedman,
2013).

New Publik Management menyirat “sektor publik berbeda dari sektor


swasta”.4 Manager publik sebagai praktik kewirausahaan, dalam mengejar
kepentingan mereka, membuat masyarakat banyak berperan sebagai pelaku pasar
swasta. Asumsi NPM adalah memperkenalkan insentif seperti pasar persaingan
dan manfaar sebanding dengan kinerja, dan juga menghasilkan akuntabilitas yang
lebih baik sebagai aturan birokrasi dari administrasi publik yang lama.

NPM juga sebagai filsafat publik yang baru, sebagai langkah menuju
pendekatan pemerintahan yang menempatkan penekanan pada transparasii,
manajemen kinerja dan akuntabilitas pegawai dan manajer sektor publik
(Leishman et al., 1996, hal. 26 dalam heyer 2010). Akuntabilitas, transparansi dan
supermasi hukum adalah prinsip-prinsip inti NPM (DAS,2000) Dan democratic
policing (Pino dan Wiatrowski, 2006). NPM berhasil dilaksanakan oleh kepolisian

10
di selandia baru dan inggirs, dan yang tingkatan rendah di beberapa negara Uni
Eropa. 3

Dasar NPM ada pada 5 kerangka teorotis ekonomi mikro yaitu:

 Public choice theory.


 Principal agent theory
 Transaction cost theory
 Technical rational theory
 Institutional theory (Boston, 1991; Bale dan Dale, 1998)

Menjalankan program NPM adalah kesengajaan yang diambil untuk


meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik organisasi, dan
mempunyai sebuah pandangan untuk mempromosikan pelayanan akuntabael dan
lebih baik.

c.Karakteristik New Public Management

Di dalam sistem manajemen kinerja NPM disektor publik meliputi tujuh


karakteristik:

a) Pengembangan rencana strategis yang terkait dengan proses


perencanaan organisasi tahunan.
b) Menddefinisikan dan menetapkan tujuan-tujuan organisasi dan
individu dan tujuan secara tahunan.
c) Pengembangan indikator kinerja pribadi dan organisasi
d) Pengembangan dan implemenetasi kerangka perencanaan
organisasi yang kompresensif.
e) Pengembangan dan pelakssanaan proses penilaian pribadi.
f) Menghubungkan tujuan dan strategi organisasi dengan
penyelarasan jabtan, dan
3
Mahmudi, New Public Management (NPM): Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publik, vol 6,
2003, Hal: 69-76
4
Olsen, 2003:510 dalam Lynn, 2006

11
g) Pelaksanaan dan pengembangan ulasan manajemen dan kerangka
evaluasi kinerja (diadaptassi dari Boston, 1991;, Butterfield et al,
2004 dalam Hayer, 2010).

Dalam NPM dipastikan bahwa para manager tidak hanya berfokus pada aspek
keuangan manajemen saja dan atas kepatuhan hukum, tetapi sebaliknya, malahan
berfokus kepada pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, namun Pallot
(1991) menyoroti bahwa NPM adalah kombinasi dari manajemen keuangan dan
umum dan sulit untuk memisahkan keduannya.

Kinerja dalam kerangka NPM itu mudah diterima oleh mayoritas lembaga
kepolisian dalam selandia baru, Australia dan inggris.5

d.Penerapan New Public Management di Indonesia

New public Management bekerja dengan dipandu oleh 5 hal penting :

1. Sistem desentrlisasi yang dimaksudkan untuk mendekatkan


pengambilan keputusan kepada masyarakat yang ingin
dilayani.
2. Privatisasi yang dimaksudkan untu mentransfer alokasi barang
dan jasa dari pemerintag kesektor swasta.
3. Downsizing dilakukan dengan pengurangan dan
penyederhanaan jumlah serta ruang lingkup organisasi dan
struktur pemerintahan..
4. Debirokritisasi dijalankann dengan cara restrukturasi birokrasi
pemerintahan yang akan lelbih menekankan kepada hasil
daripada proses.
5. Manajerialisme yang merupakan pengapdosian cara kinerja
swasta pada organisasi pemerintahan.

Dalam perkembangannya konsep NPM mendapatkan kritikan karena terlalu


berorientasi pada profit-talking di dalam manajemen pemerintahan.

12
Terlepas dari kekurangan pelaksanaan otonomi daerah, penerapan NPM
dalam manajemen pemerintahan daerah, telah mengantarkan kepada efisiensi dan
kinerja birokrasi yang tinggi. Kemitraaan diantara sektor publik dan privat atau
public privat partnership(ppp) keduannya saaat ini menjadi konsep yang standar
dalam lingkungan pemerintahan lokal.

e.New Public Management dan Desentralisasi

Desentralisasi mempunyai makna yang sangat luas dan berhubungan


dengan transfer kekuasaan dan kewenangan dari level pemerintah yang tinggi
terhadap yang lebih rendah dalam suatu pemerintahan. Setiap pengambilan
kebijakan tidak ada lagi campur tangan dari pemerintah pusat melainkan lebih
condong ke pemerintahan daerah karena telah dilakukan sistem pemerintahan
yang mengacu kepada otonomi daerah yang tertuang didalam uu No.33 tahun
2004 tentang perimbangan keuangan dalam rangka desentralisasi yang mana
dalam setiap pasal dan ayat-ayat yang sudah tertuang diberikan hak suatu
keputusan terhadap pemerintahan daerah ini mengacu kepada UU otonomi daerah
nomor 32 di tahun 2004.

New public Management di Indonesia dimana Npm ATAU manajemen


berbasis kinerja di indonesia sendiri sebenarnya sudah ada dan dimulai sejak
tahun 1999 dengan dikeluarkan instruksi presiden pada masa itu yaitu instruksi
presiden nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Telah dilaksanakan instansi pemerintah merupakan wujud pertanggung jawaban
instansi dari pemerintah didalam misi mencapai dan tujuan organisasi dalam

45
Ani Agus Puspawati, PUBLISIA JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK, volume 1, 2006, 48

13
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah. Didalam perkembangan pelaksanaan NEW
PUBLIC MANAGEMENT sampai sekarang, organisasi pemerintahan di negara
Indonesia menunjukan perkembangan yang positiv, yang berpengaruh kepada
peningkatan kinerja pemerintahan. Konsep NPM menghendaki adanya devolusi
(pendelegasian), desentralisasi dan pemberian kewenangan atau kekuasaan yang
lebih besar kepada bawahan (pemerintah daerah) dan bertujuan menciptakan
organisasi yang efisien.

Salah satu premis pokok NPM adalah pemanfaatan mekanisme pemasaran


untuk meningkatkan kinerja (marketizaation). Layanan transportasi sebagai
wujud dari pertanggung jawaban pemerintah terhadap masyarakat. Transportasi
publik di dalam kawasan perkotaan dihadapkan oleh kompleksitass kondisi
transportasi yang sudah ada.6
5

2.4 New Public Service (NPS)

Sebuah konsep yang mengacu pada gagasan baru tentang tugas-tugas,


peran, dan tanggung jawab pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang
lebih baik dan efektif kepada masyarakat. Konsep NPS pertama kali
diperkenalkan oleh dua ahli administrasi public yaitu Paul C. Light dan David
Osbone pada tahun 1990-an.

Pada dasarnya, NPS menekankan pentingnya pengelolaan pemerintahan


yang lebih efektif dan inovatif, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik
dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Konsep
NPS juga menekankan pada pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi
publik dalam pengambilan keputusan.

Beberapa prinsip utama dari konsep NPS meliputi:

56
Ibid3

14
- Fokus pada Kepentingan Publik

NPS memfokuskan pelayanan pada kepentingan masyarakat. Pelayanan publik


dianggap sebagai tanggung jawab sosial, sehingga layanan yang diberikan harus
memperhatikan kebutuhan masyarakat dan tidak hanya berfokus pada urusan
birokrasi.

- Orientasi pada Kolaborasi

NPS tekanan pada kolaborasi antara berbagai pihak dalam memberikan pelayanan
publik. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dianggap penting
dalam mencapai tujuan pelayanan publik.

- Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

NPS menempatkan kualitas pelayanan publik sebagai prioritas utama. Hal ini
dilakukan dengan pelayanan yang terbuka, responsif, dan memperhatikan
kebutuhan masyarakat.

- Akuntabilitas dalam Transparansi

NPS tekanan pada akuntabilitas dan transparansi dalam pelayanan publik. Hal ini
dilakukan dengan memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh
masyarakat, serta memastikan bahwa proses pelayanan publik dilakukan secara
terbuka dan tidak diskriminatif.

- Peran Aktif Masyarakat

NPS menganggap bahwa masyarakat harus memiliki peran aktif dalam pelayanan
publik. Hal ini dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan publik.

- Berorientasi pada Hasil

15
NPS Tekanan pada usaha hasil yang dapat diukur secara jelas dan terukur. Hal ini
dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pelayanan publik yang diberikan,
sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan secara terus menerus.

- Implementasi New Public Service (NPS)

Implementasi NPS dilakukan dengan mobil mengubah pola pikir birokrasi dan
masyarakat tentang pelayanan publik. Birokrasi harus memandang pelayanan
publik sebagai tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi, bukan semata mata
sebagai kegiatan administratif. Selain itu, masyarakat juga harus memiliki
ekspektasi yang realistis terhadap pelayanan publik, serta memiliki peran aktif
dalam memperbaiki kualitas pelayanan publik.

Dalam praktiknya, implementasi NPS dilakukan dengan mengembangkan sistem


pelayanan publik yang terintegrasi dan berbasis teknologi. Hal ini dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
memudahkan akses masyarakat terhadap pelayanan publik, serta memastikan
transparansi dan akuntabilitas.

2.5 Perbedaan The Old Public Administration dan The New Public
Administration

Old Public Administration (OPA) adalah pendekatan yang diterapkan pada


masa lalu dalam mengelola pemerintahan dan administrasi publik. 7 Pendekatan ini
memiliki beberapa karakteristik, seperti fokus pada hierarki, peraturan dan aturan
yang ketat, serta pengambilan keputusan secara top-down. OPA juga menekankan
pada efisiensi dan efektivitas administrasi publik, dan memandang pemerintah
sebagai sebuah organisasi besar yang membutuhkan kontrol yang ketat.
6

Pada masa lalu, kebanyakan pemerintahan di seluruh dunia menerapkan


OPA sebagai model manajemen publik. Namun, pendekatan ini terbukti kurang

67
Ferlie, E., Lynn Jr, L. E., & Pollitt, C. (2005). The Oxford handbook of public management. Oxford
University Press.

16
efektif dalam mengatasi masalah kompleks dalam pemerintahan dan administrasi
publik, terutama dalam konteks masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis.

Seiring dengan perkembangan zaman, New Public Administration (NPA)


muncul sebagai pendekatan yang lebih modern dalam mengelola pemerintahan
dan administrasi publik. NPA menawarkan pendekatan yang lebih holistik,
terbuka, partisipatif, dan mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.

Salah satu karakteristik utama dari NPA adalah pengambilan keputusan


yang didasarkan pada data dan partisipasi masyarakat. Dalam NPA, pengambilan
keputusan yang partisipatif dan bottom-up lebih dipromosikan. Selain itu, NPA
juga lebih terbuka untuk inovasi dan kreativitas, dan memandang pemerintah
sebagai pelayan masyarakat yang harus mendengarkan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.

NPA juga menekankan pada transparansi dan akuntabilitas dalam


administrasi publik.8 Dalam konteks ini, pemerintah diharapkan untuk
menjalankan tugasnya secara terbuka dan transparan, serta mampu bertanggung
jawab atas tindakan mereka. Oleh karena itu, NPA memperkuat kapasitas
pemerintah dalam memenuhi tuntutan publik, termasuk melalui peningkatan
kualitas pelayanan publik dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan.

Meskipun NPA menawarkan banyak keuntungan dan manfaat dalam


mengelola pemerintahan dan administrasi publik, namun pendekatan ini juga
memiliki tantangan tersendiri. Beberapa tantangan tersebut adalah:

Kesulitan dalam mengubah paradigma lama: Sistem dan budaya OPA yang sudah
tertanam kuat dalam organisasi pemerintahan, membuat sulitnya menerapkan
pendekatan baru seperti NPA.
7

78
Mohammad, M. S. (2017). New Public Management versus New Public Administration: An
Overview. International Journal of Business and Social Science, 8(2), 56-63.

17
Keterbatasan sumber daya: Implementasi NPA memerlukan sumber daya yang
memadai dan ketersediaan teknologi informasi yang memadai untuk mendukung
partisipasi masyarakat dan pengambilan keputusan berdasarkan data.

Kurangnya kemampuan dan keterampilan: Implementasi NPA memerlukan


keterampilan dan kemampuan khusus dari pegawai pemerintah untuk mengelola
perubahan dan menerapkan pendekatan baru.

Meningkatnya kompleksitas tugas pemerintah: Dalam konteks tugas pemerintah


yang semakin kompleks , NPA menghadapi tantangan dalam menangani tugas-
tugas pemerintah yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim, keamanan
siber, dan migrasi.

Keterbatasan dukungan politik: NPA memerlukan dukungan politik yang kuat


untuk memastikan keberhasilannya. Namun, dukungan politik seringkali
terpengaruh oleh kepentingan politik yang sempit dan korupsi.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan langkah-langkah strategis


untuk memperkuat NPA sebagai pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan
dalam mengelola pemerintahan dan administrasi publik. Beberapa langkah
strategis yang dapat dilakukan antara lain:

Meningkatkan kapasitas SDM: Pemerintah harus meningkatkan kapasitas dan


keterampilan pegawai pemerintah dalam mengelola perubahan dan menerapkan
pendekatan baru seperti NPA.

Meningkatkan partisipasi masyarakat: Pemerintah harus memperkuat partisipasi


masyarakat dalam pengambilan keputusan, termasuk melalui penggunaan
teknologi informasi dan media sosial.

Mengembangkan infrastruktur teknologi informasi: Pemerintah harus memastikan


ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai untuk mendukung
partisipasi masyarakat dan pengambilan keputusan berbasis data.

18
Memperkuat pengawasan dan akuntabilitas: Pemerintah harus memperkuat
pengawasan dan akuntabilitas dalam administrasi publik, termasuk melalui
peningkatan transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan.

Memperkuat dukungan politik: Pemerintah harus memperkuat dukungan politik


untuk NPA melalui reformasi kelembagaan dan perubahan kebijakan.

Dalam kesimpulannya, NPA dan OPA memiliki perbedaan yang


signifikan dalam pendekatan mengelola pemerintahan dan administrasi publik.
NPA menawarkan pendekatan yang lebih holistik, terbuka, partisipatif, dan
transparan, sedangkan OPA lebih menekankan pada efisiensi, efektivitas, dan
kontrol yang ketat dalam administrasi publik. Meskipun NPA memiliki banyak
manfaat dan potensi untuk mengatasi masalah kompleks dalam pemerintahan dan
administrasi publik, namun pendekatan ini juga memiliki tantangan tersendiri
yang perlu diatasi dengan langkah-langkah strategis.

19
BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Pekembangan administrasi dan manajemen menurut Siagian dapat dibagi


menjadi 3 fase utama yaitu:
1. Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi
2. Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886
3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung
hingga sekarang ini.

Sedangkan di Indonesia, Haryono Sudriamunawar mengklasifikasikannya


menjadi tiga masa:
1. Masa penjajahan Belanda
2. Masa penjajahan Jepang
3. Masa Kemerdekaan.

3.2 Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

Pasolong, Harbani. 2007.Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Siagian, P. Sondang. 2004.Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Silalahi, Ulbert. 1999. Studi Tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan
Dimensi. Bandung:Sinar Baru Algesindo.
Ferlie, E., Lynn Jr, L. E., & Pollitt, C. (Eds.). (2005). The Oxford handbook of
public management. Oxford University Press.

Klikauer, T. (2014). New public management: The transformation of ideas and


practice. Palgrave Macmillan.

Hood, C. (1991). A public management for all seasons?. Public administration,


69(1), 3-19.

21

Anda mungkin juga menyukai