PENDAHULUAN
1
dapat mewadahi kegiatan dan memberi kenyamanan terhadap pengguna terminal
angkutan laut di kabupaten Lembata dengan pendekatan arsitektur tropis.
1.3 Tujuan
Tujuan dari tulisan ini yaitu :
1. Merancang pengembangan terminal penumpang pelabuhan yang mampu
mewadahi aktifitas dan memberikan kenyamanan terhadap pengguna
terminal penumpang di Kabupaten Lembata.
2. Merancang pengembangan terminal penumpang pelabuhan dengan konsep
arsitektur tropis di kabupaten Lembata.
1.4 Sasaran
Sasaran dari tulisan ini adalah:
1. Menganalisis dan membuat konsep desain pengembangan terminal
penumpang pelabuhan di kabupaten Lembata
2. Membuat rancangan pengembangan terminal penumpang pelabuhan di
kabupaten Lembata dengan pendekatan arsitektur tropis.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan melalui tulisan ini adalah:
1.5.1 Akademis
1. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pengembangan terminal
penumpang pelabuhan yang dapat mewadahi kegiatan pengguna.
2. Menambah pengetahuan tentang arsitektur tropis.
2
1.5.2 Umum
1. Menjadi masukan bagi pemerintah tentang pengembangan terminal
penumpang pelabuhan di kabupaten Lembata.
3
1.7 Kerangka Berpikir
Masalah
Bagaimana merancang pengembangan terminal penumpang pelabuhan
yang mampu mewadahi aktifitas dan memberikan kenyamanan
terhadap para pengguna terminal penumpang angkutan laut di
kabupaten Lembata dengan pendekatan arsitektur tropis?
.
Tujuan
Merancang terminal penumpang pelabuhan dengan tema
arsitektur tropis yang mampu mewadahi aktifitas dan
memberikan kenyamanan terhadap pengguna terminal
penumpang di Kabupaten Lembata.
Teori Data
Tinjauan dan studi kasus Tinjau dan studi kasus Jumlah pengguna Data existing
terminal penumpang pendekatan arsitektur terminal penumpang Data lokasi
pelabuhan tropis pelabuhan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah.
Analisis
Bangunan:
Tapak Perancangan:
- Zoning
- Orientasi Bangunan
- Pencapaian
- Aktivitas dan Fasilitas
- Orientasi
- Besaran Ruang
- Sirkulasi Tapak
- Gubahan Masa
- Parkiran pada Tapak
- Tampilan
- Klimatologi Tapak
- Struktur
- Topografi
- Sirkulasi dalam
Bangunan
- Drainase Tapak
- Utilitas
Konsep
Konsep Dasar
Konsep Rancangan
Produk Rancangan
Diagram1.1Kerangka Berpikir
Sumber: Hasil Analisis, 2019
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
terdapat gudang-gudang besar, karena yang utama dalam terminal
penumpang adalah pergerakan manusia atau penumpangnya, sehingga
membutuhkan fasilitas-fasilitas seperti ruang tunggu, ruang penerima
dan lain-lain.
6
b. Pelabuhan yang tidak diushakan merupakan tempat singgah
kapal/perahu, tanpa fasilitas bongkar muat, bea-cukai dan
sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang
disubsidi oleh pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksan
Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut ( Triatmodjo,
2008:5).
3. Ditinjau dari fungsi dalam Perdagangan Nasional dan Internasional
a. Pelabuhan laut, merupakan pelabuhan yang bebas dimasuki oleh
kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan
pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudra.
b. Pelabuhan pantai merupakan pelabuhan yang disediakan untuk
perdagangan dalam negri, oleh karena itu tidak bebas disinggahi
oleh kapal asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini
dengan meminta ijin terlebih dahulu ( Triatmodjo, 2008:5).
4. Ditinjau dari segi penggunaanya
a. Pelabuhan ikan merupakan pelabuhan yang tidak memerlukan
kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang
diggunakan untuk menangkap ikan tidak besar.
b. Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang tidak memerlukan
dermaga atau pangkala, karena bongkar muat minyak dilakukan
dengan pipa-pipa dan pompa-pompa yang menjorok ke laut (
Triatmodjo, 2008:5 )
c. Pelabuhan barang merupakan pelabuhan yang mempunyai
dermaga dengan dilengkapi fasilitas untuk bongkar muat barang,
pelabuhan ini dapat berada di pantai atau estuari dari sungai
besar.
d. Pelabuhan penumapang merupakan pelabuhan yang teradapat
terminal penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang datang dan
berpergian.
e. Pelabuhan campuran merupakan campuran antara pelabuhan
penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan
ikan biasanya terpisah.
7
f. Pelabuhan militer merupakan pelabuhan yang mempunyai daerah
perairan cukup luaus untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-
kapal perang dan letah bangunan cukup terpisah.
5. Ditinjau Menurut Letak Geografis
a. Pelabuhan alam yaitu pelabuhan yang terjadi dari kondisi
geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam ( berupa teluk )
b. Pelabuhan buatan merupakan daerha yang dibuat oleh manusia
sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam
yang berasal dari laut.
c. Pelabuhan semi alam merupakan campuran dari kedua tipe diatas.
Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan
perlindungan buatan hanya pada alur masuk ( Triatmodjo,
2008:16 ).
8
Menurut Moedjino ( 2003: 96) di dalam bangunan terminal
penumpang pelabuhan terdapat banyak pemakai bangunan dan aktivitas
yang dilakukan seperti diuraikan di bawah ini :
1. Pemakai Terminal Penumpang Kapal Laut dapat dikelompokan
menjadi:
a. Penumpang Emberkasi ( keberangkatan ), adalah penumpang
yang akan berangkat menggunakan transportasi laut. Terdiri dari
penumpang dalam negri ( penumpang antar pulau, transmigrasi,
dan wisata ) dan penumpang samudera/turis.
b. Penumpang Debarkasi ( kedatangan ), adalah penumpang yang
datang di tujuan, mulai turun dari kapal sampai keluar dari
terminal penumpang. Meliputi penumpang dalam negri dan
penumpang samudera atau turis.
c. Pengelola, adalah orang-orang yang melayani penumpang,
pengantar, dan penjemput di terminal penumpang. Meliputi
petugas administrasi dan operasional.
2. Pengunjung, adalah orang-orang yang mengantar ataupun
menjemput,tamu-tamu terminal penumpang kapal laut yang akan
bertemu pengelola.
2.1.7 Persyaratan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terminal
Pelabuhan
Secara umum sebuah pelabuhan harus memiliki beberapa
persyaratan dan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi pelayanan
yang diberikan oleh sebuah pelabuhan sesuai dengan standar teknis yang
dikeluarkan oleh DitJen Perla tahun 1990, yaitu :
1. Persyaratan diperlukan untuk dapat memberikan pelayanan dengan
baik diantaranya :
a. Adanya hubungan yang mudah dan jelas antara transportasi laut
dan transportasi darat.
b. Mempunyai daerah belakang/pendukung ( hinterland ) yang
subur dan mempunyai penduduk yang cukup padat.
9
c. Mempunyai kedalam kolam dengan variasi tinggi air pasang
surut tidak lebih dari lima meter serta mempunyai alur yang
cukup jelas.
d. Kapal-kapal dapat merapat ke dermaga dan membuang sauh,
sehingga terlindung dari gangguan alam dan dapat melakukan
berbagai aktivitas dengan aman.
10
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
perancangan banguna pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
1. Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah
mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup
dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas,
baik radiasi langsung matahari maupun dari permmukaan dalam yang
panas.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau
material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran
panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan
yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap
umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih
kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian
atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari
bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara,
misalnya rongga langit-langit,penggunaan pemantul panas reflektif
juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil
panas yang masuk antara lain yaitu :
a. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timuur
dan barat.
b. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas
dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan
panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil
sedangkan warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang
besar akan menyebabkan temperature permukaan naik. Sehingga akan
jauh lebih besar dari temperature udara luar. Hal ini menyebabkan
perbedaan temeratur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang
akan menyebabkan aliran panas yang besar.
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aluran udara atau ventilasi adalah :
11
a. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan
oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar
ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta
menghilangkan bau.
b. Untuk memenuhi kebuthan kenyamanan thermal,
mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam
bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat
perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan
perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat
dimanfatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara
yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan pada umunya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk
memenuhi kenyamanan thermal.
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langung
masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari
sekitarnya, unuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (
Sun Shading Device ).
Pancaran panas dari suatu permukan akan memberikan
ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperature udara
melebihi 40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari
langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
12
mengarahkan arus angin ke dalam bangunan serta vegetasi menjadi
media penyerap panas.
Berbagai cara untuk menunjang terjadinya ventilasi silang alami
adalah :
a. Orientasi bangunan yang memanjang mengahdap arah angis.
b. Menggunakan open- plan agar angin tidak terhambat oleh
partisi ruangan.
c. Letak bukaan menunjang sirkulasi udara.
d. Menggunakan tanaman sebagai alat untuk mengatur arah
angin.
Sedangkan menurut Karyono dalam Hendrick ( 2007: 21 ) ada
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara :
1. Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan sebgai upaya
menghalangi radiasi matahri langsung pada material keras seperti
halnya atap, dinding, dan halaman yang ditutupi oleh material keras
( beton, aspal ).
2. Meminimalkan perolehan panas ( heat gain ) dari radiasi matahari
pada bangunan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lai :
a. Menghalangi matahari langsung pada dinding-dinding
transparan yang dapat mengakibatkan efek rumah kava,
b. Mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding massif
terkena radiasi matahri langsung, dengan melakukan
penyelesaiaan rancangan tertentu misalnya:
1) Membuat dinding lapis ( berongga ) yang diberi
ventilasi pada rongganya.
2) Menempatkan ruang-ruang service pada sisi-sisi
jatuhnya radiasi matahari langsung.
3) Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-
langit agar tidak terjadi akumulasi panas pada ruang
tersebut.
c. Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan
13
Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancanga
arsitektur yang memungkinkan terjadinya aliran udara
silang secara maksimum dalam bangunan.
14
2.3 Studi Kasus Objek daan Tema Rancangan
2.3.1 Studi kasus objek Terminal Penumpang Pelabuhan di Yokohama
Pelabuhan yokohama berada pada perairan ditengah kota.
Dulunya pelabuhan ini bernama Osanbashi Pier, setelah itu karena ada
pemerintaan untuk mendesain ulan pelabuhan ini pada tahun 1994
dengan diselenggarakanya kompetisi internasional tersebut maka tim
arsitek dari London lah yang memenangkan desain tersebut yang
bernama Foreign Office Architects. Kemudian pada tahun 2002
pelabuhan internasional di Yokohama ini selesai. Dengan luas total
kawasan 48.000 meter persegi, gambar
Bentuk bangunan pelabuhan Yokohama ini sangat berbeda
dengan konsep pelabuhan yang pernah ada. Perpaduan antar ruang
terbuka hijau dengan pelabuhan memberikan icon baru terhadap
perancangan pelabuhan. Ruang terbuka hijau berada diluar ruangan
sementara area pelabuhan sendiri berada di dalam ruangan.
Penggunaan roof garden memberikan warna yang menyolok efek, dari
penggunaan rumput yang memang berada dengan material yang ada di
pelabuhan ini dari sisi eksterior karena lebih dominan menggunakan
material kayu yang warnanya lebih redup atau kusam.
Terdapat beberapa fasilitas yang ada pada terminal penumpang
pelabuhan Yokohama yaitu :
2.4
2.5
2.6 Ssss
2.7 Sssssss
2.8 sssssss
.
15
ke kampung halamnya, ia sedih karena banyaknya kekerasan dan
kejahatan yang dilakukan beberapa kelompok yang terdiri dari remaja
di daerah tersebut. Oleh karena itu dia membuat Youth Center untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Youth Center ini mempunyai ide dari pelangi yang tampak dari
bentuk yang sangat berwarna di setiap temboknya. Di dalamnya remaja
di daerah tersebut dapat belajar, membuat sesuatu dengan benar dan
tindak merusak lingkungan daerah tersebut, pembangunan ini selesai
pada tahun 2006.
Pusat Remaja ini, terletak di lingkungan di sisi selatan Grand
Cossing, Chicago, USA. Tempat ini menyediakan lingkungan yang
kontruktif bagi pemuda daerah untuk menghabiskan waktu setelah jam
sekolah mereka. Pusat remaja ini menyediakan dukungan untuk
program—program dari kelompok Tim Bor Pantai Selatan dan
Performing Arts Ensemble yang terdiri dari 300 penari yang berumur
antara 8-18 tahun yang melakukan paradae 50 kali setiap tahunya.
Terdapat beberapa fasilitas dari Garry Comer Youth Center ini,
yaitu :
1. Ruang pertunjukan.
2. Toko desain kostum.
3. Gimnasium
4. Laboratorium computer.
5. Ruang tari, studio rekaman.
6. Ruang kelas dan studi ruang.
7. Ruang kelas, Ruang pameran
16
8. Kafetaria dan kantor.
18
2.4.3 Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS)
Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS) atau dahulu
disebut sebagai Youth Center Bulungan atau GOR Bulungan atau
Gerajas merupakan salah satu fasilitas olahraga dan tempat rekreasi
yang dapat digunakan oleh warga DKI Jakarta. Lokasinya yaitu Jalan
Bulungan Blok C No. 1, Keluruhan Kramat Pela, Kecamatan
Keboyaran Baru, Jakarta Selatan. GRJS ini berada tidak jauh dari
Kantor Kejaksaan Republik Indonesia, SMUN 70 Bulungan,
kompleks sekolah PSKD, Yoshinoya & Family Mart Bulungan,
Resto Ayam Ganthari, Warung ‘WAPRES’ Apresiasi Bulungan,
pusat perbelanjaan Blok M Plaza, Gultik Bulungan, SMUN 6, Taman
Martha Tiahahu dan Terminal Bus Blok M.Gelanggang remaja ini
merupakan gelanggang remaja pertama yang didirikan atas prakarsa
Ali Sadikin yang pada masa itu menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta dan mulai difungsikan pada tahun 1970. Gelanggang remaja
didirikan sebagai pusat kegiatan ekstrakurikuler di luar jam sekolah
yang menampung kegiatan (hobi) para remaja di DKI Jakarta pada
khususnya untuk dikembangkan kearah jenjang prestasi.
19
i. Ruang Panitia
j. Kamar Mandi Pria dan Wanita
k. Ruang Ganti
l. Ruang Pembinaan Latihan Bela Diri dengan boneka
wingchun, matras serta pedang kayu untuk berlatih
m. Sekretariat PBSI Jakarta Selatan
n. Sekretariat PBVSI Jakarta Selatan
o. Sekretariat Pencinta Alam Tramp
p. Sekretariat Olahraga Selam Dive
q. Ruang Pembinaan Teater GRJS
r. Papan Informasi Tes Kebugaran Atlet
s. Fasilitas Olahraga Luar Ruang seperti Jalur Jogging Track
serta Pull Up Bar.
20
untuk kesenian. Di salah satu sisi gedung di lantai atas, terdapat
ruang kantor pengelola GRJS dan terdapat ruang untuk
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) GRJS.
21
Gambar 2.7 Kolam Renang GRJS
Sumber: www.ayorenang.com
5. Fasilitas Outdoor
Di salah satu sudut GRJS terdapat papan pajat tebing yang sering
digunakan oleh Trupala. Sedangkan area kosong di depan
panggung sering digunakan oleh Paskribra SMUN 6 untuk
berlatih upacara. Pelataran bangunan digunakan untuk berlatih
Tarung Derajat AA Boxer Kodrat Bulungan, Kempo, Capoeira,
Karate Inkai, Merpati Putih, Pencak Silat, dan Modern Dance
22
Bulungan. Di depan gedung B dan C, terdapat panggung terbuka
dimana panggung ini juga menjadi tempat sebuah komunitas
Kelompok Penyanyi Jalanan Jakarta (KPJ) berkumpul melakukan
kegiatan bermusik. Kegiatan-kegiatan terjadwal secara rapi
sehingga masing-masing kelompok mendapat giliran latihan
setiap minggu.
2. Sistem Pengelolaan
Terdapat 2 (dua) jenis sistem pengelolaan Youth Centre yang mungkin
diterapkan, yaitu:
a. Pengelolaan secara mandiri, yaitu Youth Centre dikelola oleh suatu
organisasi swasta/ yayasan dengan pengadaan fasilitas dan dana
secara mandiri dengan visi organisasi yang peduli terhadap
kehidupan remaja.
b. Pengelolaan oleh pemerintah, yaitu Youth Centre dikelola dan
didukung oleh pemerintah dengan tujuan untuk menampung
kegiatan remaja khususnya untuk dikembangkan ke arah jenjang
prestasi.
3 Lokasi
Berdasarkan studi kasus Youth Centre yang dijelaskan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa kriteria lokasi yang tepat untuk bangunan
Youth Centre yaitu:
a. Terletak di kawasan perkotaan yang strategis (dekat dengan
fasilitas pendidikan, perkantoran, dan fasilitas publik lainnya).
b. Memiliki aksesibilitas yang baik.
1. Kriteria Ruang
Kriteria ruang yang dapat disimpulkan dari studi kasus yang ada, yaitu:
a. Terbuka, artinya ruang tidak terbatas dalam ruangan namun juga di
luar ruangan.
b. Luas dan flexible artinya ruang yang mewadahi kegiatan
didominasi ruang luas yang tidak terlalu banyak pembatas masif,
sehingga dapat diubah-ubah suasananya dan memberi kesan
membebaskan/ tidak kaku.
24
c. Lebih banyak ruang-ruang sosial yang memungkinkan para remaja
untuk berinteraksi.
d. Setiap ruangan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan
terstandarisasi.
e. Pengkondisian ruang (penghawaan, pencahayaan, pengaturan
akustik) yang memenuhi syarat kenyamanan.
2. Jumlah Masa Bangunan
Bangunan Youth Centre memiliki 2 (dua) kemungkinan jumlah masa
bangunan, yaitu:
a. Bangunan tunggal, berarti semua fasilitas yang ada digabungkan ke
dalam 1 (satu) masa bangunan, seperti pada kasus Coptic Youth
Center, California.
b. Bangunan majemuk, berarti Youth Centre ini di terdiri dari
beberapa masa bangunan yang dipisahkan menurut fungsi/ jenis
kegiatannya. Bangunan majemuk ini diterapkan pada Gelanggang
Remaja Jakarta Selatan (GRJS).
Mengacu pada kajian dan studi kasus mengenai Youth Centre di atas, maka
ditetapkan bahwa Youth Centre yang akan dirancang merupakan Youth Centre
yang bersifat preventif (mencegah kenakalan remaja), yang termasuk dalam
keanggotaan yang berupa kelompok. Sedangkan fungsi yang diwadahi di
dalamnya yaitu kelompok seni (murni dan terapan), budaya, olahraga, dan
penelitian. Sistem pengelolaan yang diterapkan yaitu pengelolaan yang
dilakukan oleh swasta.
25
BAB III
METODE PERANCANGAN
26
diperoleh dari kantor pemerintah. Data primer dan data sekunder dapat
berupa data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur jumlah dan
ukurannya secara fisik. Data kualitatif yang dibutuhkan dalam
perancangan ini yaitu:
a. Karakter dan perilaku pemakai
b. Program ruang
c. Kondisi tapak
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang jumlahnya dapat dihitung dan diukur
secara fisik. Data kuantitatif yang dibutuhkan yaitiu:
a. Jumlah pemakai
b. Ukuran tapak
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan/ peninjauan langsung pada
lokasi perancangan Terminal Penumpang Pelabuhan Lewoleba ini
untuk mendapatkan data-data fisik tapak, kondisi tapak dan situasi
tapak.
2. Wawancara
Dalam perancangan ini, metode pengumpulan data wawancara
dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada
27
narasumber, yaitu remaja di kabupaten Lembata. Data yang
ditargetkan yaitu macam-macam bakat dan minat remaja. Data ini
diperlukan sebagai dasar pertimbangan pemrograman dan kebutuhan
ruang.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan data-data bangunan
sejenis untuk menjadi perbandingan dan acuan standarisasi, serta
aspek-aspek dalam sebuah perancangan arsitektur.
28
- Analisis Teknologi Bangunan, meliputi sistem struktur dan
material bangunan.
2. Konsep Perancangan
Dalam tahap analisis, telah diidentifikasi alternatif pemecahan
dan solusi permasalahan yang ada. Selanjutnya,dalam konsep
perancangan ini dipilih solusi terbaik untuk pemecahan masalah dalam
perancangan. Konsep perancangan ini merupakan hasil analisis yang
akan menjadi titik tolak perancangan.
Konsep yang dihasilkan yaitu konsep zoneplan, konsep tata
ruang luar, konsep orientasi, konsep sirkulasi, konsep tata ruang
dalam, konsep bentukan massa bangunan, konsep struktur dan
konstruksi bangunan, dan konsep utilitas bangunan.
3. Rancangan
Rancangan merupakan tahap pembuatan gambar rencana yang terukur
dengan skala berdasarkan konsep yang telah dibuat.
29