Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ingrid Frestika Zai

NIM : 23043015
Prodi : Akuntansi NK
Matkul : Pengantar Psikologi

Studi Kasus

Tugas Analisis Kasus


Analisislah kasus dibawah ini dengan menggunakan metode analisis diagram
fishbone! https://www.kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan-gawai
ancam-anak-anak/0/sorotan_media

Masalah yang terjadi : Kecanduan Gawai Mengancam Anak-Anak

a) Machine/Alat : Gawai
Gawai meruapakan alat komunikasi dan informasi dengan berbagai fitur mengakses
media sosial, gim, dan berbagai fitur lainnya. Namun penggunaan gawai secara terus
menerus berpotensi membuat sesorang menjadi candu untuk terus menggunakan
gawai.

b) Man/Manusia : Anak-anak, Remaja, Orang tua


Memperkenalkan gawai kepada anak-anak dibawah umur menyebabkan mereka
kecanduan gawai hingga remaja. Bahkan tidak sedikit anak dan remaja yang
mengalami gangguan jiwa hingga menggunakan narkoba dan melakukan tindak
pidana.

c) Environment/Lingkungan : Keluarga, Tempat tinggal, dan Sekolah


Keluarga dan lingkungan tempat tinggal berperan penting dalam memberi edukasi
pada anak-anak dan remaja terkait dengan penggunaan gawai. Orang tua harus lebih
memperhatikan penggunaan gawai dan waspada pada dampak negatif gawai terhadap
anak-anak. Sekolah juga ikut berperan dalam mengedukasi siswa tentang bahaya
penggunaan gadget secara berlebihan.

d) Material/Bahan : Isi Gawai


Gawai memuat berbagai fitur yang dapat mempermudah kita dalam berkomunikasi
jarak jauh dan mendapat informasi secara cepat dan mudah. Selain dampak positif,
gawai juga memiliki dampak negatif dari berbagai fitur apabila digunakan dengan
tidak bijak. Seperti gim dan video pornografi yang memungkinkan anak dan remaja
dapat mengaksesnya dengan mudah yang mengakibatkan mereka kecanduan dan
terkena gangguan jiwa.

e) Methode/Metode : Pola Penggunaan Gawai


Penggunaan gawai secara tepat merupakan metode yang dapat dilakukan. Membatasi
penggunaan gawai tidak lebih dari 3 jam sehari dapat menjadi langkah awal
menghindari kecanduan gawai.

Latihan Soal

1. Pilihlah salah satu dari berikut yang merupakan aspek yang mendasari
kemampuan berpikir kritis:
a. Membiarkan emosi mengambil alih proses berpikir.
b. Menerima informasi tanpa evaluasi atau analisis.
c. Mengambil keputusan tanpa pertimbangan konsekuensi.
d. Mampu memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara kritis.

2. Apa tujuan utama dari kemampuan berpikir kritis?


a. Mengabaikan informasi yang tidak sesuai dengan pandangan pribadi.
b.Meningkatkan kemampuan untuk memahami, menganalisis,dan mengevaluasi
informasi.
c. Menilai informasi hanya berdasarkan emosi tanpa pertimbangan rasional.
d. Mengambil keputusan secara impulsif tanpa pertimbangan

3. Manakah dari berikut ini bukan merupakan karakteristik berpikir kritis?


a. Keterbukaan terhadap sudut pandang lain
b. Kemampuan menganalisis informasi secara objektif
c. Mengandalkan emosi dalam pengambilan keputusan
d. Kemampuan menyusun argumentasi yang rasional

4. Andi sedang membaca artikel berita tentang perubahan iklim. Dia


mempertanyakan metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel
tersebut, mencari referensi tambahan untuk membandingkan temuan, dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Tindakan ini merupakan
contoh dari:
a. Berpikir kritis.
b. Berbicara tanpa pertimbangan.
c. Berbicara berdasarkan emosi.
d. Menerima informasi tanpa evaluasi.

5. Contoh tindakan yang menggambarkan implementasi kemampuan berpikir


kritis adalah:
a. Mengabaikan data yang tidak sesuai dengan pandangan pribadi.
b. Mengandalkan berita dari satu sumber tanpa verifikasi.
c. Mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan.
d. Menerima klaim tanpa pertanyaan atau evaluasi.

6. Manakah dari contoh berikut ini yang mencerminkan penerapan


kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari?
a. Mengikuti tren dan pendapat mayoritas tanpa pertimbangan.
b. Menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan fisik.
c. Mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan penting.
d. Menanggapi masalah dengan emosi tanpa pertimbangan rasional

7. Suatu argumentasi dianggap baik dalam konteks berpikir kritis jika:


a. Hanya berdasarkan perasaan tanpa data atau fakta.
b. Tidak ada dukungan data atau rujukan.
c. Didukung oleh bukti yang kuat dan pemikiran rasional.
d. Hanya melibatkan pendapat pribadi tanpa analisis.

Anda mungkin juga menyukai