Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH GEOSAINS TENAGA ENDOGEN

MATA KULIAH : GEOSAINS

Dosen Pengampu : Budi Utami, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4
1. Mega Ayu L K4516036
2. Mugi Proyambodo K4516038
3. Nadiyah Novia A K4516040
4. Nidaul Muzayyanah K4516042
5. Nilla Husna N A K4516044

Program Studi Pendidikan IPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam.
Sebagian dari mereka tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal
di pantai yang datar atau di wilayah perbukitan. Keragaman tersebut
memengaruhi kehidupan manusia. Manusia yang tinggal di pegunungan
memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di
pantai. Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan
lembah sungai. Masing-masing menyesuaian diri atau beradaptasi dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini
disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Apa itu tenaga endogen dan tenaga eksogen? Tenaga Endogen adalah
tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi,
sedangkan Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang
berasal dari luar bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yang
bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme,
vulkanisme dan gempa bumi.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan membahas lebih lanjut
mengenai tenaga endogen. Yang meliputi pengertian tenaga endogen,
macam-macam jenis tenaga endogen, serta dampak positif dan negatifnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tenaga endogen?
2. Sebutkan macam-macam jenis tenaga endogen!
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari tenaga endogen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tenaga endogen.
2. Untuk mengetahui macam-macam jenis tenaga endogen.
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari tenaga endogen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenaga Endogen


Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya
membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata, contohnya pemadatan
magma yang akan membentuk batuan. Mungkin saja di suatu daerah dulunya
permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah
menjadi gunung, bukit, atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi
turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen
dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa.

B. Macam-Macam Tenaga Endogen


a. Tektonisme

Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti


disertai dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula.
Perubahan ini bisa secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme
berpengaruh pada wilayah yang luas. Berdasarkan kecepatan gerakan dan
luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme dibedakan menjadi dua.

1. Gerak Epirogenesa

Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat
pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas
dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan
ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif
ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai
pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu,
epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah
satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikanatau
pengangkatan berulang kali.

2. Gerak Orogenesa

Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi


wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat
tabrakan lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau
pergeseran punggung samudra dengan benua.

a. Lipatan (Fault)

Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang


lemah, tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut
antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.

Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan


dibedakan menjadi:

1) Lipatan tegak (Symmetric Folds)

Lipatan tegak adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang
mendorong dua sisi dengan seimbang.

2) Lipatan Miring (Asymmetric Folds)

Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga


pendorong di salah satu sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan
kenampakan salah satu sisinya lebih curam.

3) Lipatan Rebah (Overturned Folds)

Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini
terjadi karena arah tenaga horizontal hanya dari satu arah.

4) Lipatan Menutup (Recumbent Folds)


Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu
menekan sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.

5) Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)

Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan
menekan satu sisi dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.

6) Nappe

Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.

b. Lengkungan

Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak


merata pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan
menghasilkan perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi
melengkung. Jika melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah
menjadi cekungan (basin).

c. Patahan

Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami
retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa
batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan
(kontak) kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini
menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya
regangan (tension). Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan
ketinggian yang mencolok.

Tipe-tipe dasar patahan:

1) Normal Fault

Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan


bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
2) Reserve Fault

Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding


hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil
yaitu kurang dari 45 derajat.

3) Strike Fault

Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak
dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah
vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila
ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.

d. Retakan

Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya


regangan, sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung.
Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan
dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada
dua macam retakan, sebagai berikut:

1) Retakan yang disebabkan tekanan

2) Retakan yang disebabkan tarikan

Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan

Dampak Positif

1) Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan


pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.

2) Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan,
timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
3) Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat
menarik.

Dampak Negetif

1) Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian

2) Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah


pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.

3) Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung
api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa
manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian
material bagi penduduk setempat.

4) Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan


dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan
deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta
lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan
terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini
dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil,
harta benda, dan nyawa.

Jenis-Jenis Batas Lempeng

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas
lempeng tersebut adalah:

1) Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan


mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar
transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke
kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di
sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar
San Andreas di California.

2) Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika


dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen

3) Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika


dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.
Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan
lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung
air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur
dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas
vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika
Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). Batas konvergen dibagi
kembali menjadi tiga, yaitu:

1. Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan
menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.

2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat, maka
lempeng samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua,
membentuk pegunungan uplift seperti Andes.

3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan


(collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.

Selain 3 jenis batas lempeng di atas, terdapat juga plate boundary zone,
dimana interaksi antar lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya,
plate boundary zone melibatkan paling tidak 2 lempeng besar dan beberapa
microplate yang bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada daerah tersebut
terdapat fitur geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate
boundary zone adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas
antara lempeng Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi,
kolisi, dan transform fault.

b. Vulkanisme

Definisi Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan


aktivitas gunungapi, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfer yang
menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di
dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur
magma (batholit). Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi.
Ada dapur magma yang letaknya sangat dalam, ada pula yang dekat dengan
permukaan bumi. Perbedaan letak ini merupakan penyebab adanya perbedaan
kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma yang dalam
menimbul kan letusan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan letaknya
dangkal.
Magma dapat diartikan sebagai bahan-bahan silikat pijar yang
terdiriatas bahan padat (batuan), cairan, dan gas di dalam lapisan kulit bumi
(litosfer). Berbagai macam gas yang terkandung dalam magma, antara lain
uap air, oksida belerang (𝑆𝑂2), gas hidrokarbon atau asam klorida (HCl), dan
gas hidrosulfat atau asam sulfat (𝐻2 𝑆𝑂4). Aktivitas magma dapat disebabkan
karena tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di
dalamnya.
Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu
intrusi dan ekstrusi magma.
a. Intrusi Magma, yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer
tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Bentukan hasil intrusi magma
merupakan sumber mineral yang memiliki arti penting secara ekonomi. Di
daerah intrusi tersebut, seringkali ditemukan berbagai mineral, seperti intan,
tembaga, besi, emas, perak, mineral logam serta mineral lainnya. Intrusi
magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1) Intrusi Datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua
lapisan batuan, mendatar dan pararel denganlapisan batuan tersebut.
2) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas.
Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
3) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan
membeku di sela-sela lipatan (korok).
4) Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan
gunungapi, bentuknya seperti silinder memanjang.
5) Batholit, yaitu batuan intrusif yang terbentuk dari magma yang membeku di
dapur magma.
6) Dikes, yaitu batuan intrusif yang bentuknya memanjang dan memotong
lapisan batuan yang lain.

Gambar 2. Letak batuan intrusif


Gambar 3.10 Penampang gunungapi. Proses erupsi vulkanisme terdiri atas
intrusi dan erupsi dari gunungapi.

b. Ekstrusi Magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi dan sampai
ke permukaan bumi. Ekstrusi atau keluarnya magma dari dalam bumi sampai
ke permukaan bumi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan eksplosif.
1) Erupsi Efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan (rekahan) atau
lubang kawah suatu gunungapi
2) Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan menge luarkan bahan-
bahan padat (eflata/piroklastika) berupa bom, lapili, kerikil, dan debu
vulkanik, bersama-sama dengan gas dan fluida.
Materi hasil ekstrusi magma antara lain sebagai berikut.
1) Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke
permukaan bumi.
2) Lahar, yaitu material campuran antara lava dan materi-materi yang terdapat
di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, atau debu, dengan air sehingga
membentuk lumpur.
3) Eflata dan piroklastika, yaitu material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan
debu vulkanik.
4) Ekhalasi (gas), yaitu material berupa gas asam arang, seperti fumarol (sumber
uap air dan zat lemas), solfatar (sumber gas belerang), dan mofet (gas asam
arang).

Gambar 3.11 Lava hasil ekstrusi magma yang mengalir di permukaan bumi
merupakan material yang keluar pada erupsi gunungapi.

Gunung berapi adalah lubang atau celah pada lapisan kerak bumi yang
mengeluarkan batu-batuan lebur, abu serta gas. Gunung berapi sering
terbentuk dari titik-titik rapuh di kerak bumi, terutama sepanjang perbatasan
lempeng bumi. Gunung berapi meletus ketika batuan lebur yang disebut
magma menembus lapisan mantel bumi. Magma mencapai permukaan
melalui suatu celah lapisan kerak bumi, magma yang menembus ke
permukaan disebut lava. Berdasarkan bentuknya, gunungapi dapat dibedakan,
antara lain sebagai berikut.
a. Gunungapi tipe Perisai (shield volcanoes), yaitu sebuah gunungapi yang
beralas luas dan berlereng landai dan merupakan hasil erupsi efusif magma
yang cair. Di Indonesia tidak ada gunung api tipe perisai. Contoh bentuk
gunung api perisai adalah Gunung Mauna Kea dan Mauna Loa di Kepulauan
Hawaii.
b. Gunungapi tipe Maar, merupakan hasil eksplosif yang tidak terlalu kuat dan
terjadi hanya sekali meninggalkan lubang yang sangat besar seperti corong.
Bentuk gunung api Maar puncaknya berbentuk corong sehingga gunung api
ini sering disebut gunung corong. Contoh gunung api bentuk maar adalah
Gunung Pinacate (Meksiko), Gunung Monte Nouvo (Italia), Gunung
Lamongan (Jatim, Indonesia), Gunung Merdada (Dieng, Indonesia)
c. Gunungapi tipe Strato (Kerucut), merupakan akibat dari letusan gunung api
yang berulang-ulang secara bergantian antara erupsi eposif (lelehan magma)
dan erupsi eksplosif (ledakan) yang berupa lelehan lava dan material padat
lainnya. Gunungapi ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis.
Misalnya, Gunung Kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur, dan Gunung
Fujiyama di Jepang.

Gambar 3.12 Tipe-tipe gunungapi berdasarkan bentuknya yang terjadi di


alam.

Berdasarkan aktifitas gunung api dapat dibagi manjadi:


a. Gunung api aktif yaitu gunung api yang masih bekerja dan kawahnya selalu
mengeluarkan asap.
b. Gunung api mati yaitu gunung api yang sudah lama sekali sudah tidak
meletus.
c. Gunung api istirahat yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan
kemudian istirahat kembali.
Faktor yang mempengaruhi kuat dan lemahnya gunung api adalah:
a. Sifat magma
Sifat magma yang cair akan mengakibatkan ledakan yang lemah , namun
magma yang bersifat kental atau padat akan menyebabkan kuatnya ledakan.
b. Luas sumber atau dapur magma
Semakin luas dapur magma maka semakin kuat ledakan gunung api dan
sebaliknya.
c. Kedalaman dapur magma
Semakin dalam posisi dapur magma maka akan semakin kuat ledakan karena
tekanan yang terjadi akan semakin kuat.
d. Tekanan gas
e. Semakin besar tekanan gas saat terjadi ledakan akan semaki kuat pula
ledakannya dan sebaliknya.

Ciri-ciri gunungapi yang akan meletus, antara lain sebagi berikut.


a. Suhu di sekitar gunung naik.
b. Mata air menjadi kering.
c. Sering mengeluarkan suara gemuruh.
d. Terkadang disertai getaran (gempa).
e. Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan binatang di sekitar gunung mengalami
migrasi.

Gejala pascavulkanik, yaitu suatu fase (masa) di mana sebuah gunung api
tidak memperlihatkan gejala-gejala keaktifan nya. Tanda-tandagejala
pascavulkanik antara lain sebagai berikut.
a. Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandung mineral, terutama
belerang, seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat, sertaBatu Raden Jawa
Tengah.
b. Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari
celah-celah batuan, seperti di Cisolok Sukabumi, Jawa Barat, dan The Old
Faithfull Geyser di Taman Nasional Yellow Stone (USA).
c. Terdapatnya ekshalasi (sumber gas) berupa fumarol, solfatar, dan mofet.

Gambar 3.13 Geyser yang menyerupai suatu menara menyemburkan uap,


terdapat di Islandia.

Keberadaan gunungapi di suatu daerah selain dapat menimbulkan dampak


negatif berupa bencana, seperti letusan, gas beracun, dan tanah longsor yang
selalu mengancam penduduk sekitarnya, ternyata dapat pula membawa
dampak positif berupa manfaat yang sangat besar bagi kehidupan, antara lain
sebagai berikut.
a. Sebagai sumber energi karena sumber panas dari gunungapi dapat
difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), seperti
yang terdapat di Gunung Kamojang Jawa Barat dan Gunung Dieng di Jawa
Tengah.
b. Sebagai sumber mineral dan bahan galian, seperti intan, timah, tembaga,
belerang, dan batu apung.
c. Sebagai objek wisata dan olahraga, misalnya hiking, climbing, layang
gantung, dan bersepeda gunung.
d. Sebagai daerah pertanian yang subur, hal ini disebabkan material yang
dikeluarkan gunungapi banyak mengandung unsur dan mineral yang dapat
menjadikan tanah di sekitarnya menjadi subur dan mengalami peremajaan.
e. Daerah gunungapi merupa kan tempat yang berfungsi hidrologis bagi daerah
sekitarnya (pengatur tata air tanah).
f. Sebagai sumber plasma nutfah karena variasi ketinggian secara vertikal dari
gunungapi dapat mengakibatkan plasma nutfah yang hidup menjadi sangat
bervariasi.
g. Sebagai sanatorium bagi penderita penyakit tertentu karena gunung ataupun
pegunungan memiliki udara yang sejuk dan segar.

c. Gempa Bumi
Bumi atau Seisme adalah getaran atau gunbcangan yang terjadi
dipermukaan bumi akibat pelepasan energi dariu dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Biasanya gempa bumi disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Gempa Bumi yaitu getaran atau guncangan di permukaan bumi
yang disebabkan oleh gelombang seismik dari pusat gempa. Gempa sering
terjadi akibat tumpukan antar lempeng tektonik yang disebabkan aktivitas
magma dalam bumi. Getaran tersebut bersumber dari dalam bumi, merambat
ke permukaan bumi dan menembus bumi sehingga makhluk hidup yang ada
dipermukaan bumi dapat merasakan getaran. Gerak getaran gempa bumi
sangat cepat sehingga sulit untuk diprediksi. Alat yang digunakan untuk
mengukur kekuatan gempa disebut Seismograf atau Seismometer.
Macam-macam Gempa Bumi :
a. Berdasarkan Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi 5 yakni:
- Gempa Bumi Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan karena adanya aktivitas
tektonik yaitu pergeseran lempengan bumi secara mendadak yang memiliki
kekuatan mulai dari sangat kecil hingga sangat besar. Gempa bumi ini
menyebabkan kerusakan atau bencana alam, contohnya seperti tsunami.
- Gempa Bumi Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh adanya aktivitas magma
yang biasanya terjadi sebelum meletusnya gunung berapi. Jika keaktifan
gunung berapi semakin tinggi maka akan menimbulkan ledakan dan juga
gempa bumi.
- Gempa Bumi Tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah gempa bumi yang terjadi akibat adnya
tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi. Jenis gempa bumi ini
jarang terjadi.
- Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi tumbukan adalah gempa bumi yang terjadi pada daerah
kapur atau daerah pertambangan. Gempa bumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.
- Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

b. Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Gempa Bumi Dalam
gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang memiliki hiposentrum berada
lebih dari 300 km di permukaan bumi atau berada dalam kerak bumi.
Gempa bumi ini umumnya tidak terlalu berbahaya.
- Gempa Bumi Menengah
gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang memiliki hiposentrum
berada sekitar 60 km hingga 300 km di permukaan bumi. Gempa bumi ini
umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
- Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang memiliki hiposentrum
berada kurang dari 60km dari permukaan bumi. Umumnya gempa ini
menimbulkan kerusakan yang besar.

Faktor Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Faktor penyebab terjadinya gempa bumi yaitu adanya retakan dan
pelepasan sistem di suatu tempat yang kemudian bergerak dan berubah
dengan cept sebagai desakan dari tenaga endogen (dari dalam bumi)
ataupun tenaga eksogen (dari luar bumi).

Dampak Akibat Gempa Bumi


Dampak akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi tidak hanya
terjadi di lingkungan fisik namun juga pada kehidupan sosial masyarakat.
Berikut ini diantaranya dampak akibat dari gempa bumi:
- Terjadinya bencana alam seperti tsunami, banjir, tanah longsor.
- Jalan terputus dan jembatan ambruk
- Retak-retak
- Bangunan roboh
- Kebakaran
- Banyak korban baik luka ringan, berat atau meninggal dunia
- Dan lain sebagainya

C. Dampak Positif dan Negatif Tenaga Endogen


a. Dampak positif tenaga endogen

Tenaga tektonisme yang bersifat membangun telah memberi


bentuk pada muka bumi berupa dataran-dataran tinggi dan pegunungan.
Seandainya tidak ada tektonisme, tidak akan kita temukan dataran tinggi
dan pegunungan. Dataran tinggi sebenarnya adalah bagian dari
pegunungan, akan tetapi bentuknya relatif lebih datar dibandingkan
pegunungan yang bergelombang.
Bentang alam berupa dataran tinggi dan pegunungan memiliki
banyak manfaat dan merupakan temat yang baik untuk :

1. Pertanian, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan, teh, kopi, kina,


dan lain-lain.
2. Kawasan tangkapan air hujan yang menjadi sumber air bagi sungai-
sungai.
3. Pusat pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
4. Tempat habitat hewan-hewan, khususnya hewan liar karena daerah
pegunungan umumnya tertutup oleh hutan.
5. Menyediakan hasil-hasil hutan karena pegunungan sangat cocok untuk
tempat hidupnya pohon-pohon yang membentuk hutan.
6. Menyediakan hasill tambang, terutama jenis logam seperti bijih besi,
emas, nikel tembaga, dan lain-lain.
7. Tanah di daerah pegunungan umumnya subur karena pada daerah
pegunungan ini juga merupakan daerah terdapatnya gunung-gunung
api.
8. Tempat pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan karena
udaranya sejuk.

b. Dampak negatif tenaga endogen


Berikut ini adalah beberapa dampak negatif tenaga endogen yang perlu
kita ketahui :
1. Lereng-lereng pegunungan yang terbentuk oleh tenaga endogen ada
yang curam dan ada pula yang labih landai. Lereng-lereng yang curam
mengalami erosi yang lebih tinggi sehingga tidak baik untuk dijadikan
lahan pertanian.
2. Daerah-daerah pegunungan sering terjadi longsor yang banyak
menimbulkan kerugian baik materi maupun korban jiwa, terutama
pada musim hujan.
3. Membuat jalan di daerah pegunungan memerlukan biaya besar karena
jalan harus dibuat berkelok-kelok. Dengan demikian, panjang jalan
harus bertambah bila dibandingkan dengan jalan yang harus dibuat di
daerah rata.
4. Gempa bumi dan letusan gunung api seringkali menimbulkan banyak
korban jiwa dan harta.

c. Upaya penanggulangan dampak negatif tenaga endogen


a. Lereng-lereng yang curam tidak dijadikan lahan pertanian dan
pemukiman, dan hutan yang ada di tempat tersebut tetap
dipertahankan.
b. Daerah yang lebih sering terjadi longsor karena keadaan tanahnya
yang labil dan mudah bergerak, tidak dijadikan sebagai lokasi
pemukiman, dan jika ada pemukiman di tempat itu, maka sebaiknya
dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
c. Bila bermukim di daerah yang rawan gempa atau dekat dengan gunung
berapi hendaknya mengikuti informasi yang diberikan oleh pemerintah
mengenai kegunungapian. Dengan demikian, akibat-akibat dari
bencana tersebut dapat dikurangi.
d. Di daerah yang rawan gempa, kontruksi bangunan harus dibuat tahan
gempa agar bangunan-banguan tidak mudah runtuh akibat gempa
bumi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Macam-macam tenaga endgen
antara lain : tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi. Dampak positif
adalah pertanian, PLTA, tempat habitat hewan, Menyediakan hasil hutan,
menyediakan hasil tambang, tanah subur dan tempat pariwisata. Dampak
negatif tenaga endogen adalah lereng pegunungan curam, sering terjadi
longsor, membuat jalan membutuhkan biaya besar dan apabila terjadi
gempa bumi dan gunung meletus menimbulkan banyak korban jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumpulanmakalahdotblog.wordpress.com/2018/01/17/makalah-proses-
tektonisme-dan-pengaruhnya-terhadap-kehidupan/amp/

http://www.pelajaran.co.id/2017/21/pengertian-gempa-bumi-macam-penyebab-
dan-dampak-akibat-gempa-bumi.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tenaga_endogen

http://ekonomi-sosiologi-geografi.blogspot.com/2015/11/dampak-positif-dan-
negatif-tenaga_28.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai