Anda di halaman 1dari 10

PROSES TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KEHIDUPAN

SMA NEGERI 11 KENDARI

KELAS X-6

KELOMPOK 2

1
A. LATAR BELAKANG

Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan
patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk
muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah
permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang
menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.

Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah
proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam
bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang
sangat luas. Ada dua Epirogenesa:

● Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit


bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun.Contoh :
Tenggelamnya Pulau-Pulau
● Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit
bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik. Contoh :
Munculnya Pulau-Pulau Baru

Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah
mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar yaitu
sinklinal dan antiklinal.

2
B. Rumusan Masalah

✔ Membahas pengertian tentang Tektonisme ?

✔ Membahas tentang gerak epirogenesa ?

✔ Membahas tentang gerak orogenesa ?

✔ Membahas tentang dampak tektonisme dalam kehidupan ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai
dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa
secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas.
Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme
dibedakan menjadi dua.
B. Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat
pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan
tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini
dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai
dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan
karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai
dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang
berteras karena mengalami kenaikan atau pengangkatan berulang kali.
C. Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi
wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunung akibat tabrakan
lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung
samudra dengan benua.

3
1. Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang
lemah, tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal
dan lembah lipatan disebut sinklinal.

Gambar 3. Lipatan di daerah pasifik

Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk lipatannya, lipatan


dibedakan menjadi:
a. Lipatan tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang
mendorong dua sisi dengan seimbang.

Gambar 4. Lipatan tegak

b. Lipatan Miring (Asymmetric Folds)


Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga
pendorong di salah satu sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan
kenampakan salah satu sisinya lebih curam.

Gambar 5. Lipatan miring

4
c. Lipatan Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini
terjadi karena arah tenaga horizontal hanya dari satu arah.

Gambar 6. Lipatan rebah

d. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)


Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu
menekan sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.

Gambar 7. Lipatan menutup

e. Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)


Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan
menekan satu sisi dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.

Gambar 8. Lipatan sesar sungkup

f. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.

5
Gambar 9. Nappe

2. Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata
pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika
melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan
(basin).

3. Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak
atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan
mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan
(tension). Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian
yang mencolok.

Tipe-tipe dasar patahan:

a. Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan
bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
b. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding
hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil
yaitu kurang dari 45 derajat.

c. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan.
Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak

6
dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah
vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan disebut sesar geser sinistral dan bila
ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
4. Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya
ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan
nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan,
sebagai berikut:
a. Retakan yang disebabkan tekanan
b. Retakan yang disebabkan tarikan

D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan

1. Dampak Positif

❖ Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan

pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.

❖ Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan,

timah, serta bahan bangunan yang lainnya.

❖ Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat

menarik.

2. Dampak Negatif
● Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
● Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
● Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung
api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa

7
manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian
material bagi penduduk setempat.
● Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan
dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan
deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta
lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan
terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini
dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil,
harta benda, dan nyawa.

E. Jenis-Jenis Batas Lempeng

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan


mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar
transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri
di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi
yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San
Andreas di California.
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika
dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika
dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.
Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan
lempeng yang terhujam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air),

8
sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan
mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik.
Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan
busur pulau Jepang (Japanese island arc). Batas konvergen dibagi kembali
menjadi tiga, yaitu:
1. Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan menghu
njam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat, maka lempeng
samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua, membentuk pegununga
n uplift seperti Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan (coll
ision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.

Selain 3 jenis batas lempeng di atas, terdapat juga plate boundary zone, dimana
interaksi antar lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya, plate boundary
zone melibatkan paling tidak 2 lempeng besar dan beberapa microplate yang
bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada daerah tersebut terdapat fitur
geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate boundary zone
adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas antara lempeng
Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi, kolisi, dan transform
fault

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi serta
pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang
mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan
epirogenesa. Gerak orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang
relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik
menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga
terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contoh
Terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik

9
10

Anda mungkin juga menyukai