TEKTONISME
Anggota Kelompok :
A. Arya Satya
A. Salsabilah Rantina
Muh. Arif Pambudi J.
Alifia Marsha Sashikirani
Farel Nur Rizky
Febi Febriani
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHSAN.............................................................................................2
A. Tektonisme.....................................................................................................2
B. Gerak Epirogenesa.........................................................................................2
C. Gerak Orogenesa............................................................................................2
D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan...........................................................6
E. Jenis-jenis Batas Lempeng.............................................................................7
A. Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan
patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk
muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah
permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang
menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah
proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam
bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang
sangat luas. Ada dua Epirogenesa:
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah
mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar yaitu
sinklinal dan antiklinal.
B. Rumusan Masalah
Membahas pengertian tentang Tektonisme?
Membahas tentang gerak epirogenesa?
Membahas tentang gerak orogenesa?
Membahas tengang dampak tektonisme dalam kehidupan?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai
dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa
secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas.
Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme
dibedakan menjadi dua.
B. Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat
pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan
tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini
dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai
dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan
karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai
dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang
berteras karena mengalami kenaikanatau pengangkatan berulang kali.
C. Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi
wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat tabrakan
lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung
samudra dengan benua.
1. Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang
lemah, tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal
dan lembah lipatan disebut sinklinal.
v
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan
dibedakan menjadi:
a. Lipatan tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang
mendorong dua sisi dengan seimbang.
vi
d. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu
menekan sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
f. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.
Gambar 9. Nappe
2. Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata
pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika
vii
melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan
(basin).
3. Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak
atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan
mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan
(tension). Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian
yang mencolok.
a. Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan
bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
b. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding
hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil
yaitu kurang dari 45 derajat.
c. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan.
Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak
dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah
vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan
bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
4. Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya
ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan
viii
nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan,
sebagai berikut:
a. Retakan yang disebabkan tekanan
b. Retakan yang disebabkan tarikan
2. Dampak Negetif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung
api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa
manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian
material bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan
dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan
deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta
lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan
terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini
dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil,
harta benda, dan nyawa.
ix
E. Jenis-Jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
x
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan (coll
ision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
Selain 3 jenis batas lempeng di atas, terdapat juga plate boundary zone, dimana
interaksi antar lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya, plate
boundary zone melibatkan paling tidak 2 lempeng besar dan beberapa microplate
yang bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada daerah tersebut terdapat fitur
geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate boundary zone
adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas antara lempeng
Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi, kolisi, dan transform
fault.
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yangmenyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan padakulit bumi serta
pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yangmempengaruhinya,
tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa danepirogenesa. Gerak
orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkanadanya tekanan
horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilahperistiwa dislokasi,
baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnyaterbentuknya deretan
lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii