No.Absen : 06
Kelas : X.2
A. TEKTONISME
1. Pengertian tektonisme
Tektonisme merupakan gejala alami yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak
bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Peristiwa alami karena
tektonisme dapat berupa lipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur
permukaan bumi. Tektonisme juga termasuk proses pembentukan permukaan bumi yang
diklasifikasikan ke dalam proses alam endogen, atau tenaga dari dalam bumi.
2. Jenis tektonisme
Tektonisme merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi atau merubah letak
(dislokasi) maupun bentuk (deformasi) kulit Bumi. Sebagaimana yang telah kita ketahui
bersama bahwasannya permukaan Bumi terbentuk dari lapisan- lapisan yang kita sebut
sebagai litosfer. Kulit Bumi memiliki ketebalan yang relatif sangat tipis sehingga mudah
sekali untuk pecah menjadi potongan- potongan kulit Bumi yang beraturan yang disebut
dengan lempeng tektonik atau Tectonic Plate.
Gerakan tektonik merupakan oergerakan lempeng- lempeng tektonik dari kulit Bumi
secara horizontal meupun secara vertikal karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan
yang berada di bawahnya. Tahukah kita bahwa tektonisme ini dapat dibagi menjadi beberapa
jenis? Kita akan mengetahui apa saja jenis- jenis atau pembagian tektonisme ini. Berikut ini
merupakan pembagian dari tektonisme.
1) Gerak epirogenetik
Gerak epirogenetik merupakan gerak lapisan kerak Bumi yang relatif lambat
dan terjadi dalam waktu yang relatif lama. Gerak epirogenetik ini juga meliputi
daerah yang luas. Gerak epirogenetik ini pernah terjadi di dunia dan menimbulkan
suatu persitiwa besar, contohnya adalah tenggelamnya benua Gondwana menjadi
Sesar Hindia. Gerak epirogenetik ini dibagi menjadi dua macam, yakni epirogenetik
positif dan epirogenetik negatif. Adapun penjelasan dari macam- macam gerak
epirogenetik ini antara lain sebagai berikut:
Nama : Ayrin Isramira Mustawa
No.absen : 06
Kelas : X.2
Epirogenetik positif
Gerak epirogenetik posotif merupakan gerak turunnya daratan (baca:
ekosistem darat) sehingga kelihatannya permukaan air laut yang bergerak
naik. Sebagai contoh adalah turunnya pulau- pulai di Indonesia bagian
timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.
Epirogenetik negative
Jenis gerak epirogenetik yang selanjutnya adalah gerak epirogenetik
negatif. Yang dimaksud dengan gerak epirogeteik negatif ini adalah
gerak naiknya daratan sehingga akan kelihatannya permukaan air yang
menyusut. Gerak epirogenetik negatif ini merupakan lawan dari gerak
epirogenetik positif. Sebagai contoh terjadinya gerakan ini adalah
naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
2) Gerak orogenetik
Gerakan orogenetik ini sangat berkaitan dengan pegunungan. Adapun yang
dimaksud dengan gerak orogenetik ini adalah proses pembentukan pegunungan.
Proses gerak orogenetik ini meliputi area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu
yang singkat. Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini
berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas
area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut. Contoh dari gerakan
orogenetik ini misalnya adalah pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di
Bumi, seperti Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum
Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.
5. Lipatan Menggantung
Lipatan mengantung adalah kelanjutan dari lipatan miring
yang terus mendapat dorongan. Sesuai dengan namanya, lipatan
ini mempunyai puncak yang menggantung atau bagian
puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti
menggantung. Berikur ilustrasi gambar Lipatan Menggantung:
. Patahan ini dapat terjadi karena beberapa sebab, selain gempa Bumi,
patahan dapat terjadi karena adanya tenaga endogen yang mempunyai
arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada
bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada akhirnya patah
membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan juga bagian
yang menonjol atau horst. Bentuk gerakan inilah yang menjadikan
patahan ini terdiri atas berbagai macam. Adapun macam- macam patahan
adalah sebagai berikut:
3. Sesar mendatar
Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang
bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara
vertikal.
B. Vulkanisme
N Nama Provinsi Ibu Kota Ketinggi Aktif Tidak Gambar Gunung Ket
o Gunung an Aktif
1 Gunung Aceh Banda Aceh 4.446 M
Leaser
6 Gunung Sumatera Medan 1.982 M
Pusuk Buhit Utara
7 Gunung Sumatera Padang 2.598 M
Talang Barat
8 Gunung Sumatera Padang 2.919 M
Talakmau Barat
11 Gunung Prau Jawa Semarang 2.590 M
Tengah
1 Gunung Jawa Surabaya 2.440 M
3 Batok Timur
14 Gunung Jawa Surabaya 2,329 M
Bromo Timur
15 Gunung Salak Jawa Bandung 2.211 M
Barat
1 Gunung Djadi Riau Pekanbaru 1.091 M
6
3 Gunung Daerah Yogyakarta 2.968 M
0 Merapi Istimewa
Yogyakart
a
33 Gunung Colo Sulawesi Palu 486 M
Tengah
3 Gunung Sulawesi Kendari 2.620 M
4 Mengkongga Tenggara
C. SEISME
3. Pengertian
pengertian seisme adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Penyebab seisme
terjadi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak bumi). Getaran tersebut
terjadi adalah akibat dari pelepasan energi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan gelombang
seismik. Gempa bumi atau seisme merupakan proses endogen yaitu akibat adanya pergerakan
bumi
4. Penyebab seisme
Seperti disebutkan bahwa penyebab seisme terjadi karena adanya oleh pergerakan
lempeng bumi. Hal ini bisa terjadi karena terdapat suatu tenaga yang berasal dari bumi yang
disebut dengan tenaga geologi. Secara umum, tenaga geologi ini dibagi menjadi dua macam.
Tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen adalah dinamika di dalam litosfer (kerak bumi) sebagai akibat proses
fisika dan kimia, berupa tekanan terhadap lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer atau
aktivitas magma. Secara umum proses endogen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu,
tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa bumi).
5. Jenis-jenis seisme
Apa itu seisme atau gempa bumi ini dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis
seisme berdasarkan kategorinya:
1) Berdasarkan penyebabnya
Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake): Gempa yang terjadi akibat
runtuhnya batu-batu raksasa di sisi gunung,atau akibat runtuhnya gua-gua
besar. Radius getaran tidak begitu besar atau tidak terasa.
Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake): Gempa yang terjadi akibat
aktivitas gunung api. Dalam banyak peristiwa,gempa bumi ini
mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering terjadi secara
bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran
gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas.
Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake): Gempa yang terjadi akibat
proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan
tua terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan
meliputi daerah yang sangat luas.
1) Tanah litosol
Tanah litosol adalah jenis tanah yang baru mengalami perkembangan dan masih baru.
Jenis tanah ini terbentuk dari perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Untuk
mengembangkan tanah ini diperlukan penanaman pohon agar mendapat mineral dan unsur
hara yang cukup. Tekstur tanah litosol ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Biasanya
salah satu dari jenis-jenis tanah ini bisa ditemui pada daerah dengan tingkat kecuraman tinggi.
2) Tanah alluvial
Salah satu dari jenis-jenis tanah yang umum ditemui yaitu tanah alluvial. Jenis tanah
ini muncul akibat endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Tanah bisa ditemui di bagian
hilir karena dibawa dari hulu. Warna tanah ini biasanya cokelat hingga abu-abu. Tanah ini
sangat cocok bagi pertanian seperti padi, jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya. Hal
tersebut karena tekstur tanahnya lembut dan mudah diolah, sehingga tidak butuh kerja keras
untuk mencangkulnya. Di Indonesia sendiri, jenis tanah ini tersebar hampir dari Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua.
3) Tanah andosol
Jenis tanah andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk karena
proses vulkanisme gunung berapi. Salah satu jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk
tanaman. Warna tanah andosol cokelat cenderung abu. Jenis tanah ini sangat kaya mineral,
unsur hara, air, serta mineral. Itulah mengapa jenis tanah ini sangat baik untuk tanaman. Tapi
memang, secara persebaran, tanah ini hanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung
berapi, seperti daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
4) Tanah entisol
Jenis tanah ini adalah saudara dari tanah andosol, tapi berasal dari pelapukan material
yang dikeluarkan letusan gunung berapi, seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Karakter tanah
ini sangat subur. Namun, jenis tanah ini masih sangat muda dan bisa ditemukan tidak jauh
dari area gunung berapi. Untuk persebarannya sendiri, tanah ini bisa ditemukan di daerah
yang memiliki gunung berapi.
5) Tanah humus
Kemudian, jenis tanah humus yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan. Tanah ini
sangat banyak mengandung unsur hara dan mineral serta sangat subur. Itulah mengapa, jenis
tanah ini sangat baik digunakan cocok tanam karena kandungannya sangat subur dan baik
untuk tanaman. Tanah humus punya berbagai unsur hara dan mineral yang bersumber dari
pelapukkan tumbuhan hingga warnanya cenderung kehitaman. Tanah ini bisa dengan mudah
ditemui di daerah yang banyak hutan, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan
beberapa wilayah di Sulawesi.
6) Tanah grumusol
Tanah grumusol dibentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah ini
memiliki kandungan organik yang rendah, karena banyak unsur batuan kapur. Itulah mengapa
tanah ini tidak subur dan kurang cocok sebagai lokas tanam. Dilihat dari karakter tanahnya,
cenderung kering dan mudah pecah terutama, terutama saat musim kemarau serta punya
warna hitam. Ph tanah ini netral hingga alkalis. Kemudian, tanah ini biasanya ada di
permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan punya bentuk topografi
datar hingga bergelombang.
Tanah ini tersebar di daerah Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa
Timur (Ngawi, Madiun), serta Nusa Tenggara Timur. Dikarenakan tanah ini punya tekstur
yang kering, maka akan sangat bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
7) Tanah iceptisol
jenis tanah ini terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Jenis tanah ini bisa
menjadi dasar dalam pembentukan hutan yang asri. Karakter tanah ini yaitu adanya horizon
kambik. Horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya, dan hal tersebut yang
menjadikan sangat unik. Lokasi dengan tanah jenis ini cocok sebagai perkebunan kelapa sawit
atau karet. Jenis tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, dan juga Papua.
8) Tanah latosol
jenis tanah ini terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Jenis tanah ini bisa
menjadi dasar dalam pembentukan hutan yang asri. Karakter tanah ini yaitu adanya horizon
kambik. Horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya, dan hal tersebut yang
menjadikan sangat unik. Lokasi dengan tanah jenis ini cocok sebagai perkebunan kelapa sawit
atau karet. Jenis tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, dan juga Papua.
9) Tanah kapur
Tanah kapur memang berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Dengan
begitu, tanah kapur sudah bisa disimpulkan jika memang tidak subur dan perlu dihindari
untuk jenis tanaman yang butuh banyak air. Salah satu dari jenis-jenis tanah ini lebih cocok
ditanami pohon jati dan jenis pohon keras lainnya. Jenis tanah kapur banyak tersebar di
daerah Gunung Kidul Yogyakarta serta di daerah pegunungan kapur yang ada di Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Jenis-jenis tanah selanjutnya yaitu tanah laterit. Jenis tanah bewarna merah bata ini
mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di Indonesia, tanah ini cukup fimiliar di
berbagai daerah, terutama daerah desa dan perkampungan. Tanah laterit termasuk dalam jenis
tanah yang sudah berusia cukup tua, sehingga tidak cocok ditanami tumbuhan apapun. Selain
itu kandungan yang ada di dalam tanah ini juga tidak cocok bagi tanaman. Tanah ini mudah
ditemui di Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
11) Tanah podsol
Di dalam tanah podsol, terdapat berbagai campuran tekstur mulai dari pasir hingga
bebatuan kecil. Karakter tanah podsol antara lain tidak punya perkembangan profil, warnanya
kuning dan punya tekstur pasir hingga lempung.Kandungan organic pada jenis tanah ini
sangat rendah, sebab terbentuk dari curah hujan tinggi namun suhunya rendah. Biasanya jenis
tanah ini ada di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan juga Papua. Namun bisa juga ditemui
di daerah lain yang selalu basah sepanjang tahun.
Tanah organosol dibentuk dari pelapukan benda organik seperti tumbuhan, gambut
serta rawa. Biasanya tanah ini ada di iklim basah dan punya curah hujan tinggi. Ketebalan
tanah ini rata-rata hanya 0.5 mm dan punya diferensiasi horizon yang jelas. Selain itu,
kandungan organik di dalam tanah organosol lebih dari 30% pada tanah yang teksturnya
lempung, dan 20% pada tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara tanah ini rendah dan
punya tingkat kelembapan rendah (Ph 0,4) saja. Untuk menemui jenis tanah ini, biasanya bisa
ditemui di daerah pantai hampir di seluruh Indonesia.
13) Tanah mergel
Jenis tanah ini juga berasal dari kapur. Tapi dicampur dengan bahan lain dan
bentuknya lebih mirip pasir. Tanah mergel dibentuk dari batuan kapur, pasir, serta tanah liat.
Kemudian mengalami pembentukan dengan bantuan hujan tapi tidak merata. Jenis tanah ini
cukup subur dan bisa ditanami beberapa jenis tanaman. Selain itu ada banyak mineral dan air
di dalamnya. Biasanya tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah, seperti Solo,
Madiun, dan Kediri.
Tanah oxisol adalah jenis tanah yang kaya zat besi dan alumunium oksida. Tanah
jenis ini sering ditemui di daerah tropis dari desa hingga perkotaan. Karakter dari tanah ini
antara lain memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya kurang dari 1 meter. Warna tanah
ini cenderung merah kekuningan dan punya tekstur halus seperti tanah liat. Tanah ini juga
cocok dijadikan lahan perkebunan seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.
15) Tanah liat
Tanah ini terdiri dari campuran aluminium serta silikat yang punya diameter tidak
lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat dibentuk dari proses pelapukan batuan silika yang
dilakukan asam karbonat dan sebagian diantaranya berasal dari aktivitas panas bumi. Jenis
tanah ini tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia dan biasa digunakan untuk kerajinan.
4. Khusus materi atmosfer (Awan) (Awan Tinggi, Awan Menengah, Awan Rendah) tempel dengan
rapi di buku catatan.
Altocumulus
Altostratus
Cirrus
Cirrocumulus
Cirrostratus
Cumulus
Stratus
Nimbrostratus