Anda di halaman 1dari 6

Tugas!

1.Perhatikan variasi gambar lipatan dan tentukan cara pemberian namanya !

2.Perhatikan variasi gambar patahan dan tentukan cara pemberian namanya!

3.Siklus batuan!

Jawab:

1.Pengertian lipatan (fold) adalah suatu gelombang pada lapisan tanah yang terjadi karena adanya diatropisme.
Proses diatropisme merupakan suatu proses pembentukan pada lapisan bumi yang tidak dicampuri oleh aktivitas
vulkanisme. Lipatan dibedakan menjadi dua dan penamaannya juga berdasarkan dari pembagian tersebut.

1.Berdasarkan posisi bidang sumbunya:

a.Lipatan tegak ( symmetric fold) . Sesuai dengan namanya, posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap
bidang lipatan. Bidang sumbu juga membagi antiklin dan sinklin sama besar atau simetris.

b.Lipatan miring ( Asymmetric Fold) , Lipatan miring merupakan lipatan tegak yang mendapat tekanan terus-
menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu sisi.

c.Lipatan rebah ( overtuned fold) . Puncak lipatan rebah berbentuk landai seperti suatu benda yang merebah.
Penyebabnya adalah adanya dorongan secara melintang yang berasal dari satu arah saja.

d.Lipatan menggantung .Lipatan ini adalah kelanjutan dari lipatan miring yang terus mendapat dorongan. Sesuai
dengan namanya, lipatan ini mempunyai puncak yang menggantung.

e.Lipatan isoklinal ( Isoclinal fold) mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan yang lainnya. Lipatan ini
disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi secara berkelanjutan.

f.Lipatan sesar sungkup/kelopak (overthrust). Lipatan ini merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang terus
menerus mendapat tekanan. Nama lain lipatan sesar sungkup adalah overthrust. Jika lapisan tanah yang
mengalami lipatan sesar sungkup tidak cukup elastis, maka akan terjadi patahan

2.Berdasarkan Intensitas pelipatan:

a Lipatan terbuka merupakan lipatan yang terjadi aibat adanya proses deformasi yang lemah, sehingga tidak
mengalami penebalan atau penipisan yang terjadi pada lapisan tanah.
b.Lipatan tertutup merupakan lipatan yang terjadi akibat proses deformasi yang kuat, sehingga mengalami
penebalan atau penipisan pada lapisan tanah.

c.Drag fold merupakan lipatan yang terjadi akibat adanya pergeseran antar lapisan tanah.

d.En enchelon fold yakni merupakan sekelompok lipatan yang saling merebah satu dengan yang lainnya.

e.Culmination and depression merupakan lipatan yang mempunyai sudut runcing pada bagian arah yang
berlainan.

f.Synclinorium adalah lipatan yang sinklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang memiliki ukuran lebih
kecil.

g.Anticlinorium merupakan lipatan dimana antiklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang mempunyai
ukuran lebih kecil.

2.Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga
permukaan bumi tidak sempat melipat. Patahan terbagi menjadi 4 yaitu Patahan vertikal, Patahan Horizontal, Block
Mountain, dan Oblique.
a.Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini menyebabkan sesar bergerak
keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan
yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah. Contohnya patahan
semangko di Sumatera.

1.Horst

Horst adalah dataran yang


mengalami kenaikan akibat adanya tenaga
endogen. Kenaikan dataran ini akibat
adanya gerakan tektogenesa vertikal.
Gerakan tektogenesa adalah gerakan yang
berasal dari dalam bumi. Gerakan
tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke
atas dan menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari
dataran di kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar
yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan dataran tinggi wonosari di
yogyakarta.

2. Graben

Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen. Penurunan ini terjadi
secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah
melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan
tenaga endogen yang berbeda, menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.

Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian atasnya. Sedangkan
tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya.
Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh
graben di indonesia adalah danau toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.

3. Fault Scrap

Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari satu sisi saja.
Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang
posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang berbentuk seperti tangga. Hal ini
terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan
tempo dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki
tangga alami untuk dinaiki.

Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen yang bergerak secara
horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan
perubahan tinggi dari sesar.

b.Patahan Horizontal

Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di dalam tanah. Garis- garis
yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra
satelit. Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan
horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.

1. Dekstral

Dekstral adalah patahan horizontal yang


bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat
diketahui dengan cara berdiri di depan
potongan sesar yang besar. jika patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.

2. Sinistral

Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak kearah kanan, maka
sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan
dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan
tersebut adalah sinistral.

c.Blok Mountain

Blok Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut membentuk dataran
yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat
adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar.

Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan bentuk relief yang tidak beraturan.
Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan. Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok-
balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi atau kulit bumi bagian luar

d.Oblique
Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal. Gerakan ini juga
disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu
waktu dan di satu titik yang sama.

Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan memanjang. berbeda
dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan
tekanan yang didapat, membuat Oblique lebih curam dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya
palung di dasar laut, dan ngarai di daratan

3.SIKLUS BATUAN

1. Magma Mengkristal
dan Membeku

Proses pertama proses


terjadinya siklus batuan terjadi
saat magma mengkristal. Magma merupakan sumber utama batuan yang ada di permukaan
bumi. Setelah itu magma akan membeku dan mengkristal di gunung berapi saat mengalami
erupsi.

Magma yang keluar saat erupsi dan sampai ke permukaan bumi dikenal dengan sebutan magma ekstrusif. Magma
yang keluar akan membeku dan kemudian akan berubah menjadi batuan beku. Jenis-jenis batuan beku pun banyak
ditemui di sekitar gunung berapi.

2. Batuan Beku Mengalami Pelaupukan dan Erosi Menjadi Sedimen

Setelah kristalisasi magma, proses kedua dalam siklus batu-batuan adalah pelapukan batuan. Proses ini terjadi saat
batuan beku mengalami pelapukan karena pengaruh berbagai hal seiring berjalannya waktu. Perubahan cuaca
menjadi faktor utama pelapukan batuan beku.
Batuan beku yang berada di permukaan bumi mengalami pelapukan lebih cepat karena sering terkena hujan, angin
dan panas matahari. Sementara batuan beku yang tidak ada di permukaan bumi juga akan melapuk, meski jangka
waktunya lebih lama

Proses siklus batuan berikutnya adalah erosi. Pengertian erosi adalah proses pengikisan padatan yang merupakan
akibat dari interaksi air, udara dan hujan serta es. Pada siklus batuan, erosi terjadi setelah batuan mengalam proses
pelapukan. Proses erosi dibantu oleh air yang akan menyingkirkan material hasil pelapukan ke wilayah lain.

3. Endapan Material Menjadi Batuan Sedimen

Berikutnya akan terjadi proses pengendapan pada batuan. Material yang terangkut air hasil pelapukan dan erosi
akan berkumpul pada satu tempat secara terus menerus. Akhirnya material tersebut akan mengendap hingga
menimbulkan tumpukan material dalam satu titik.

Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras dan terus menumpuk. Lama kelamaan endapan
batuan tersebut akan membentuk batuan sedimen atau batuan endapan. Ketika ada air atau molekul lain yang
masuk, butir batuan sedimen akan semakin terikat lebih erat satu dengan yang lain.

4. Batuan Sedimen Menerima Tekanan dan Panas Bumi Menjadi Batuan Metamorf

Batuan sedimen awalnya akan berada di bawah permukaan bumi, namun lama kelamaan akan mengalami proses
pengangkatan lalu akan terkubur dan bergerak semakin dalam. Hal ini membuat batuan tersebut menerima
tekanan dan energi panas bumi yang meningkat.

Batuan sedimen kemudian akan berubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamorf karena pengaruh tekanan dan
suhu tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil
pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru.

5. Batuan Metamorf Meleleh Menjadi Magma

Proses terakhir pada siklus batuan adalah kembali ke magma. Batuan metamorf atau malihan juga mengalami
pelapukan dan kembali berubah menjadi batuan sedimen. Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamorf
akan meleleh dan kembali menjadi magma.

Magma yang membeku lalu mengalami pelapukan diikuti dengan erosi dan pengendapan hingga terbentuknya
sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini akan terus berulang, dari awalnya adalah magma hingga kemudian
kembali berubah menjadi magma lagi.

Anda mungkin juga menyukai