Anda di halaman 1dari 3

Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya

Permukaan bumi dikenal sebagai permukaan yang kasar. Hal ini terjadi karena muka bumi
memiliki relief. Relief- relief ini memiliki bentuk berbeda dengan ukuran yang berbeda
pula. Salah satu penyebab permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda- beda adalah tenaga
endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen,
membuat permukaan bumi menjadi tidak rata (Baca:Tenaga Pembentuk Muka Bumi :
Pengertian, Jenis dan Penyebabnya). Sekain itu, tenaga endogen juga menjadi salah satu
penyebab perbedaan tinggi dan rendah permukaan bumi. Tenaga endogen terjadi di darat dan
laut, sehingga menyebabkan keanekaragaman bentuk muka bumi (Baca: Keragaman Bentuk
Muka Bumi di Daratan dan Lautan)

Salah satu dampak dari adanya tenaga ini adalah munculnya patahan. Patahan bumi adalah
perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga
permukaan bumi tidak sempat melipat (Baca:Jenis jenis Patahan beserta Penjelasannya). Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal
maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis memiliki karakter
sendiri- sendiri (Baca: Jenis jenis Patahan beserta Penjelasannya).

Di dalam patahan tersebut terdapat batas bidang. Batas bidang tahan tersebut dinamakan
sesar. Patahan biasanya terjadi pada daerah yang berbentuk batuan. Sesar membagi batuan
menjadi dua, yaitu Hanging Wall dan Foot Wall. Hanging Wall adalah batuan yang terletak di
atas sesar. Sedangkan Foot Wall adalah batuan yang berada di bawah sesar. Batuan yang
mengalami patahan, adalah batuan yang menyusun lapisan bumi (Baca: Jenis-jenis Batuan
Penyusun Lapisan Bumi Beku, Sedimen, Metamorf).

Kedalaman patahan bisa hingga mencapai dasar samudra, serta memiliki panjang hingga lintas
benua. Terjadinya patahan, juga mengakibatkan adanya gempa bumi (Baca: Akibat Gempa
Bumi dan Jenisnya). Bentuk-bentuk patahan pada bumi sendiri, terbagi menjadi 3. Patahan
vertikal, Patahan Horizontal, Block Mountain, dan Oblique.

A. Patahan Vertikal

Bentuk Patahan Vertikal

Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini menyebabkan
sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu sesar naik dan
sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar turun adalah
patahan yang bergerak ke bawah.

Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi yang berbeda-
beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan semangko. Patahan
semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra menjadi bagian barat dan timur.
Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi empat, yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan
Pegunungan Patahan.

1. Horst

Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan
dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan tektogenesa adalah gerakan
yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui
dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan
di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di
kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari
sesar yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan
dataran tinggi wonosari di yogyakarta.
2. Graben

Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen.
Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang
memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di
kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda,
menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.

Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian
atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang lebih
lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang
terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia adalah danau toba di
sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.

3. Fault Scrap

Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari
satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga
membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp juga
biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faultingadalah bentuk patahan yang berbentuk
seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan tempo
dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau
pegunungan memiliki tangga alami untuk dinaiki.

B. Patahan Horizontal

Bentuk Patahan Horizontal

Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen yang
bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan kekiri.
Sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan tinggi dari sesar.

Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di
dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan terlihat
seperti garis lurus panjang melalui citra satelit. Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan
pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu
Dekstral dan Sinistral.

1. Dekstral

Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat diketahui
dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika patahan tersebut adalah dekstral,
maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.

2. Sinistral

Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak
kearah kanan, maka sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk
mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang
besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.
C. Block Mauntain

Bentuk Block Mauntain

Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut
membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun,
maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah
yang besar.

Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan bentuk relief yang tidak
beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan.
Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi atau
kulit bumi bagian luar (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya)

D. Oblique

Bentuk Oblique

Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal.
Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua
tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik yang sama.

Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan
memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih dalam
dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat, membuat Oblique lebih curam
dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di
daratan

Anda mungkin juga menyukai