Anda di halaman 1dari 16

Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan,

dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah
bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan
adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal
yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.

Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah
proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam
bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang
sangat luas. Ada dua Epirogenesa:Uuuuuuuuuuuuuuxop.
Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun.Contoh :
Tenggelamnya Pulau-Pulau
Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik. Contoh : Munculnya
Pulau-Pulau Baru
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah
mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar
yaitu sinklinal dan antiklinal.
Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai dengan
perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa
secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas.
Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme
dibedakan menjadi dua.
Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan
sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-
tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan
menjadi epirogenesa positif dan negatif.
Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga
garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu,
epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu
tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikanatau pengangkatan
berulang kali.

Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah
yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat tabrakan lempeng
benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra
dengan benua.
Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang lemah,
tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan
lembah lipatan disebut sinklinal.
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan dibedakan
menjadi:
Lipatan tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang
mendorong dua sisi dengan seimbang.
2. Lipatan Miring (Asymmetric Folds)
Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga pendorong di
salah satu sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan kenampakan salah satu
sisinya lebih curam.
3. Lipatan Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi
karena arah tenaga horizontal hanya dari satu arah.
4. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan
sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
5. Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)
Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan menekan
satu sisi dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
6. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.

Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata
pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika
melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan
(basin).
Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak
atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan
mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension).
Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang
mencolok.

Tipe-tipe dasar patahan:


Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan
bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
2. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall.
Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45
derajat.
3. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah
mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan
patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar
geser dekstral.
Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya
ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama
tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai
berikut:
Retakan yang disebabkan tekanan
Retakan yang disebabkan tarikan
D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan
Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian,
karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah,
serta bahan bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
2. Dampak Negetif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai,
yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman
karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik
materil maupun korban jiwa.
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia,
membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi
penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan
cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada
kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung
dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran,
dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang
mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
E. Jenis-Jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform
(transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang
berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan
dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.

Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua


lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan
(rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua
lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi
jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua
(continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut
yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang
terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga
kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan
menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini
dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang
(Japanese island arc). Batas konvergen dibagi kembali menjadi tiga, yaitu:
1. Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan
menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat,
maka lempeng samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua,
membentuk pegunungan uplift seperti Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan
(collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yangmenyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan padakulit bumi serta
pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yangmempengaruhinya,
tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa danepirogenesa. Gerak
orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkanadanya tekanan
horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilahperistiwa dislokasi, baik
dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnyaterbentuknya deretan lipatan
pegunungan muda Sirkum Pasifik
FASHION GENERAL
space. It is the most common in minimalist design. Keeping white space sounds and then use it properly most common in minimalist design. Keeping

white space sounds very simple and then use it properly

Anda mungkin juga menyukai