Anda di halaman 1dari 2

delta front yang regresif berumur Miosen Tengah merupakan reservoir di sejumlah lapangan minyak dan

gas bumi di Cekungan Kutai.

Batuan tertua yang ada di Cekungan Kutai berupa batuan metamorf yang menjadi pembentuk batuan
dasar dan berumur Paleozoikum dan Mesozoikum (Satyana et al., 1999 dalam Rienno Ismail, 2008). Di
atas batuan dasar ini secara tidak selaras diendapkan Formasi Kiham Haloq berupa alluvial berumur
Paleosen yang terletak dekat dengan batas cekungan bagian barat (Moss dan Chambers, 2000 dalam
Rienno Ismail, 2008). Pada kala Eosen cekungan terus mengalami pendalaman akibat pemekaran batuan
dasar, sehingga terjadi peristiwa transgresi yang mengendapkan Formasi Mangkupa berupa serpih yang
diendapkan pada lingkungan laut terbuka hingga marginal marine (Satyana et al., 1999 dalam Rienno
Ismail, 2008).

Sedimen siliklastik kasar kemudian diendapkan di atas Formasi Mangkupa, yaitu Formasi Beriun yang
berasosiasi dengan serpih pada beberapa tempat, hal ini mengindikasikan terjadinya pengangkatan
secara lokal. Setelah pengendapan Formasi

Beriun, transgresi terjadi kembali dan diendapkan Formasi Atan berupa serpih laut dalam, serta Formasi
Kedango berupa batuan karbonat (Satyana et al., 1999 dalam Rienno Ismail, 2008).

Di atas Formasi Atan dan Kedango, diendapkan Formasi Pamaluan yang tersusun atas batulempung,
serpih dengan sisipan napal, batupasir, dan batugamping. Formasi ini terbentuk pada kala Oligosen Akhir
hingga Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan berupa laut dalam. Formasi Pamaluan adalah fase
regresif yang berkembang di Cekungan Kutai dan mengalami progradasi secara cepat ke arah timur
(Satyana et al,. 1999 dalam Rienno Ismail, 2008).

Formasi Bebulu diendapakan di atas formasi Pamaluan secara selaras , tersusun atas batugamping
dengan sisipan lanau dan napal yang merupakan endapan karbonat fasa regresif (Satyana et al,. 1999
dalam Rienno Ismail, 2008). Formasi ini berumur Miosen Awal-akhir Miosen Awal dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal (Satyana et al,. 1999 dalam Rienno Ismail, 2008).

Formasi Pulubalang diendapkan secara selaras di atas Formasi Bebulu. Formasi ini tersusun atas
perselingan graywacke dan batupasir kuarsa dengan sisipan batugamping, batulempung, batubara, dan
tuff dasit. Umur Formasi Pulubalang adalah Miosen Tengah dengann lingkungan pengendapan darat
hingga laut dangkal (Satyana et al,. 1999 dalam Rienno Ismail, 2008).

Formasi Balikpapan terbentuk dalam lingkungan peng-endapan delta atau litoral hingga laut dangkal
terbuka, dengan kisaran umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, diduga mempunyai ketebalan
formasi 1.800 m, terdapat secara tidak selaras di bawah Formasi Kampungbaru. Terdiri dari batupasir
kuarsa, batulempung dengan sisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Lapisan batupasir
kuarsa berbutir halus sampai sedang, terpilah cukup baik dengan kandungan mineral kuarsa sekitar 70 %,
bersifat kurang padat, bersisipan oksida besi setebal 30 cm, lignit setebal 50 cm-150 cm, dan serpih
setebal 30 cm, serta lensa-lensa batugamping setebal 10 cm - 50 cm yang bersifat keras, pejal dan
pasiran.
Formasi Kampung Baru diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Balikpapan. Terdiri dari lapisan
batupasir kuarsa bersisipan dengan batulempung, batulanau, konglomerat aneka bahan, lignit, gambut
dan oksida besi. Lapisan batupasir kuarsa, sedikit mengandung feldspar dan karbon, berbutir halus
sampai menengah, terpilah baik, mudah lepas ikatan antar butirannya. Lapisan batulempung tufan,
berlapis tipis, terdapat alur nodul lempung setebal 1 cm dengan inti kuarsa. Lapisan batulanau, berwarna
kehijauan, setempat berselingan dengan gambut setebal 1 cm. Konglomerat aneka bahan, bagian bawah
terdiri atas komponen basal dan kuarsa berukuran butir 0,5 cm sampai 2 cm serta setempat mencapai 5
cm, matriks batupasir kuarsa, berstruktur perlapisan silang-siur, berlapisan; bagian atas komponen makin
mengecil dan batupasir makin menyolok serta berstruktur silang-siur. Lapisan lignit dan gambu

Anda mungkin juga menyukai