Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………
…..
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………
…….
BAB I
PENDAHULAN………………………………………………………………………………
1. Latar
Belakang………………………………………………………………………
…………..
2. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………
……
BAB II
PEMBAHSAN………………………………………………………………………………..
1. Tektonisme……………………………………………………………………
…………………..
2. Gerak
Epirogenesa……………………………………………………………………
………..
3. Gerak
Orogenesa………………………………………………………………………
……….
4. Dampak Tektonisme Bagi
Kehidupan…………………………………………………..
5. Jenis-jenis Batas
Lempeng…………………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………….
1. Kesimpulan……………………………………………………………………
………………….
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULAN
LATAR BELAKANG
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan
patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah
bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan
adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal
yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah
proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam
bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang
sangat luas. Ada dua Epirogenesa:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai dengan
perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa
secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas.
Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh,
tektonisme dibedakan menjadi dua.
1. Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan
sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-
tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan
menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya
kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan
mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan
permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras
karena mengalami kenaikanatau pengangkatan berulang kali.
1. Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah
yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat tabrakan lempeng
benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra
dengan benua.
1. Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang lemah,
tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan
lembah lipatan disebut sinklinal.
Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga pendorong di
salah satu sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan kenampakan salah satu
sisinya lebih curam.
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi
karena arah tenaga horizontal hanya dari satu arah.
Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu
menekan sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan menekan
satu sisi dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
6. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.
2. Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata
pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika
melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
3. Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau
patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan
mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan terjadinya
patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ciri adanya
patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok.
Tipe-tipe dasar patahan:
1. Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan
bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
2. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall.
Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45
derajat.
3. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan
arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila
gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan
sesar geser dekstral.
4. Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya
ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan
nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan,
sebagai berikut:
1. Retakan yang disebabkan tekanan
2. Retakan yang disebabkan tarikan
D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan
1. Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan
pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan,
timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat
menarik.
2. Dampak Negetif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia,
membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material
bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan
dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan
deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta
lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan
terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat
menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta
benda, dan nyawa.
E. Jenis-Jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat,
maka lempeng samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua,
membentuk pegunungan uplift seperti Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan
(collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yangmenyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan padakulit bumi serta
pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yangmempengaruhinya,
tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa danepirogenesa. Gerak
orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkanadanya tekanan
horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilahperistiwa dislokasi, baik
dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnyaterbentuknya deretan lipatan
pegunungan muda Sirkum Pasifik
DAFTAR PUSTAKA
Pararas-Carayannis, G., 1997.
Some of the World’s Greatest Disasters, Bombay Press.,
India, 243 h.Sartono, S., Hardjasasmita, S., Zaim, Y., Nababan, U.P., dan Djubiantono,
T.,1978. Sedimentasi Daerah Patiayam, Jawa Tengah.
Berita Pusat Penelitian Arkeologi
, 19, h.1-21.Syarifudin, M.Z., dan Hadian, R., 1977.
Laporan lapangan pemeriksaanG. Sumbing, Jawa Tengah.
BPPTK DIY, Tidak dipublikasikan.Suwarti, T. dan Wikarno, 1992.
Peta Geologi Lembar Kudus
, skala 1:100.000.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.