Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS

PERENCANAAN KOTA
SEMPADAN PATAHAN AKTIF (Active Fault) PADA KAWASAN
RAWAN BENCANA GEMPA BUMI

Disusun Oleh :
1. TANIA PUTRI UTAMI (1824046)
2. I GEDE KRISNA BORNEO P P (1824017)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Perencanaan Kota yang berjudul “Sempadan
Patahan Aktif di Kawasan Bencana Gempa Bumi”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Kota. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun
demikian, dengan segala kemampuan yang ada dan dengan rasa
tanggung jawab, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, ulur tangan, maupun
bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini tidak dapat terwujud.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.

Malang, 3 Oktober 2019


Penulis,

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan satu Negara yang rentan dengan bencana


gempa bumi. karena secara geografis indonesia terlatak pada
pertemuan empat lempeng tektonik tektonik yaitu lempeng benua
Asia, lempeng benua Australia, lempeng samudra Hindia, dan
lempeng samudra Pasifik. Gempa bumi adalah getaran atau
guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energy
dari dalam secara tiba-tiba menciptakan gelombang seismic. Gempa
bumi biasa di sebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat
diprediksi kapan akan terjadi. Fenomena ini terjadi karena berbagai
faktor penyebab. Pergeseran lempengan bumi sering disebut gempa
tektonik,letusan gunung berapi disebut sebagai gempa vulkanik dan
kejadian alam seperti tanah longsor.

Salah satu sumber pemicu gempa bumi (gempa) yang terletak di


darat adalah sesar aktif. Keberadaannya mutlak perlu diketahui guna
meminimalkan risiko akibat gempa yang timbul apabila sesar aktif ini
bergerak. Hal yang perlu diketahui meliputi lokasi, sebaran, zona sesar
aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi. Data tersebut diperlukan
untuk menganalisis bahaya goncangan gempa, baik pada batuan dasar
maupun tanah permukaan, sehingga risiko akibat gempa dan
mitigasinya dapat diperkirakan.

Sesar merupakan retakan pada batuan yang telah mengalami


pergeseran. Apabila retakan batuan belum bergerak atau bergeser
dinamakan kekar (joint). Sesar dapat berupa retakan tunggal,
membentuk lajur atau zona sesar (fault zone) yang terdiri dari
sekumpulan retakan. Berdasarkan arah pergerakannya sesar dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu sesar naik (reverse fault), sesar mendatar
(strike fault), dan sesar normal (normal fault). Sesar mendatar sering
disebut sesar geser, sedangkan sesar normal sering disebut sesar turun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan


masalah dalam laporan ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan patahan aktif (sesar) dan kekar ?


2. Apa yang dimaksud dengan sempadan patahan aktif (sesar) ?
3. Sebutkan jenis - jenis patahan aktif (sesar) ?
4. Apa saja ciri – ciri patahan aktif (sesar) ?
5. Bagaimana arahan pada zona patahan aktif menurut peraturan
perundangan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk “Mengidentifikasi
Sempadan Patahan Aktif pada Kawasan Rawan Bencana Gempa
Bumi.”

1.4 Sasaran
1. Untuk mengetahui pengertian dari patahan aktif (sesar)
dan kekar.
2. Untuk mengetahui penetapan sempadan patahan aktif
(sesar).
3. Untuk mengetahui jenis-jenis patahan aktif (sesar).
4. Untuk mengetahui ciri-ciri patahan aktif (sesar).
5. Untuk mengetahui arahan pada zona patahan aktif
menurut peraturan perundangan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 TERMINOLOGI SESAR

Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan


struktur sesar sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya
pergeseran. Beberapa definisi yang lengkap dari sebagian ahli geologi
struktur tersebut, antara lain.
 Billing (1959) :
Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh
adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok
batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa
milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai
dari yang berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer.
 Ragan (1973) :
Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami
pergeseran.
 Tjia (1977)
Struktur sesar adalah rekahan yang mengalami geser-geseran
yang jelas.
 Park (1983) :
Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong
suatu tubuh batuan dengan disertai oleh adanya pergeseran yang
sejajar dengan bidang pecahnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Patahan Aktif (Sesar) dan Kekar
Fault atau patahan merupakan kondisi dimana terjadi
pergerakan atau pergeseran batuan akibat adanya gaya geologi. Cara
paling mudah untuk melihat apakah ada patahan atau tidak di suatu
daerah adalah dengan melihat adanya offset di daerah tersebut karena
itu merupakan ciri yang paling banyak digunakan untuk menemukan
sebuah patahan di muka bumi ini. Dalam patahan, bidang yang
mengalami patahan disebut dengan sesar. Di Indonesia sendiri patahan
yang paling terkenal adalah patahan semangko yang berada di pulau
sumatera yaitu dari sumatera utara hingga lampung atau hampir
seluruh pulau sumatera. Patahan semangko ini terbentuk karena
lempeng Eurasia terdesak oleh lempeng indo Australia dan hal ini
menyebabkan terjadinya patahan serta membuat pulau sumatera
terbelah. Sesar merupakan retakan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran. Apabila retakan batuan belum bergerak atau bergeser
dinamakan kekar (joint). Sesar dapat berupa retakan tunggal,
membentuk lajur atau zona sesar (fault zone) yang terdiri dari
sekumpulan retakan.
Kekar adalah pemecahan atau pemisahan dalam formasi geologi
seperti sesar yang membelah batuan menjadi kepingan-kepingan.
Kekar kadang-kadang dapat membentuk retakan yang dalam dan lebar
disebabkan oleh ketidakmampuan batu untuk menahan tekanan yang
besar. Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral
industri tertentu, atau sebagai jalan bagi aliran air tanah. Kekar dapat
terbentuk sebagai:

1. Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan


yang timbul karena pendinginan atau pengeringan, biasanya
berbentuk poligonal yang memanjang.

2. Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan


permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya
karena hilangnya beban diatasnya.

3. Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau


gaya-gaya pergerakan permukaan bumi.
a. Berdasarkan genesanya

1. Kekar Gerus, kekar yang terbentuk oleh kompresi.


Biasanya berpasangan, pada breksi memotong
fragmen, bidang kekar lurus dan rata. Batuan akan
menjadi terkoyak atau menjadi rapuh.

2. Kekar Tarik, terbentuk oleh gaya tarik biasanya


tidak berpasangan, tidak memotong fragmen pada
breksi, bidang kekar biasanya tidak lurus dan tidak
rata, batuan menjadi terbuka

b. Kedudukan terhadap bidang lain

1. Dip joint, jurusnya relatif sejajar dengan arah


kemiringan lapisan batuan

2. Strike joint, jurusnya sejajar dengan arah


kemiringan lapisan batuan

3. Bedding joint, bidangnya sejajar dengan bidang


perlapisan batuan di sekitarnya.

4. Diagonal joint, jurusnya memotong miring bidang


pelapisan batuan sekitarnya

3.2 Sempadan Patahan Aktif (Sesar)

Sempadan patahan aktif (sesar) untuk wilayah Indonesia adalah


sebesar 100 m (masing - masing untuk kiri dan kanan), garis
sempadan ini ditarik dari robekan bidang gempa yang terjadi. Namun
garis sempadan yang dibuat memiliki kekurangan sebab tidak ada
jaminan yang pasti bahwa akan terbebas dari wilayah gempa yang
parah, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia tidak mempunyai peta
dengan kedetailan dan keakuratan yang cukup serta cukup banyak
wilayah patahan aktif yang tersebar di Indonesia.
3.3 JENIS –JENIS PATAHAN / SESAR
a. Berdasarkan arah pergerakannya, yaitu :

1. Sesar Naik

Pada jenis sesar ini biasanya tidak berdiri sendiri dan di dalam
satu kawasan bisa terjadi beberapa daerah sesar. Pada masing-masing
sesar ini juga biasanya akan memiliki pola yang sama seperti
kemiringan sesar dan struktur sesar yang sama. Sesar naik ini bisa
dibedakan berdasarkan posisi bidang sesar terhadap sumbu tektonik
transport. Sesar yang terbentuk di belakang sumbu lipatan atau
tektonik transport disebut dengan forelimb thrust sedangkan untuk
sesar yang terbentuk di depan sumbu lipatan disebut dengan back limb
thrust. Terbentuknya sesar naik ini tidak bisa terjadi secara bersamaan
namun secara berurutan. Contoh dari jenis sesar naik ini seperti di
daerah majalengka dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan timur.
Pembentukan sesa ini dimulai dari sisi yang paling dekat dengan
gunung dan diikuti oleh daerah lainnya yang jauh dari gunung api.

2. Sesar Mendatar

Bidang sesar pada sesar mendatar ini seperti bidang vertikal


biasa oleh karena itu istilah hanging fault dan foot wall tidak lazim
digunakan oleh sesar atau patahan jenis ini. sesar mendatar ini
memiliki bentuk yang mendatar dan agak berbeda dengan jenis sesar
naik yang memiliki bagian depan dan belakang. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk melakukan deteksi pada jenis sesar
mendatar ini.

3. Sesar Normal

Sesar normal merupakan bidang yang posisinya saling sejajar satu


sama lain, bagian bidang sesar yang berada di bawah dikenal dengan
graben sedangkan untuk bidang sesar yang berada di bawah
dinamakan dengan graben. Kemudian jika hanya ada salah satu dari
dua bidang tersebut yang mengalami pergerakan tunggal maka bisa
dinamakan dengan half graben atau half horst tergantung pada situasi
yang terjadi. contoh dari jenis sesar normal ini adalah patahan
semangko yang berada di pulau sumatera. Akibat adanya sesar ini
membuat terbentuknya beberapa danau di dalamnya karena cekungan
dari sesar atau patahan ini. sesar ini juga bisa membantu menentukan
adanya cadangan minyak dan gas di daerah tersebut atau tidak melalui
celah dari sesar atau patahan yang terjadi.

4. Sesar Miring

Patahan miring atau oblique fault merupakan pergerakan blok


sebagai akibat dari slip fault dan strike slip fault.

b. Berdasarkan tingkat aktivitasnya, yaitu :

1. Sesar Aktif

Sesar aktif adalah sesar yang pernah bergerak pada kurun


waktu 10.000 tahun terakhir.

2. Sesar Berpotensi Aktif


Sesar berpotensi aktif adalah sesar yang pernah bergerak
pada kurun waktu dua juta tahun terakhir.

3. Sesar Tidak Aktif

Sesak tidak aktif adalah sesar yang belum/ tidak pernah


bergerak dalam kurun waktu lebih dari dua juta tahun terakhir.

3.4 Arahan Zona Patahan Aktif Menurut PPRI No 78 Tahun 2017

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun


2017 mengatur tentang arahan pada zona patahan aktif, mulai dari
mitigasi bencana hingga pengaturan pemanfaatan lahan pada kawasan
zona patahan aktif. Pasal-pasal tersebut yaitu :

Pasal 109 (Huruf C)

Arahan peraturan zonasi dalam upaya mitigasi bencana pada Kawasan


Lindung dan Kawasan Budi Daya meliputi :

c. Arahan peraturan zonasi dalam rangka mitigasi bencana kawasan


yang terletak di zona patahan aktif.

Pasal 110 (Muatan 3)

(3) Arahan peraturan zonasi dalam rangka mitigasi bencana kawasan


yang terletak di zona patahan aktif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 109 huruf C terdiri atas :

a. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan


pertanian, perkebunan dan pariwisata, penentuan lokasi dan
jalur evakuasi bencana, dan kegiatan pendirian bangunan untuk
kepentingan pemantauan ancaman bencana zona patahan aktif;

b. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:


1) Pendirian bangunan menggunakan bahan, jenis,
dan tipe bangunan tahan gempa; dan/atau

2) Kegiatan budi daya yang sesuai dengan kondisi


fisik kawasan dan membatasi kegiatan budi daya intensif
pada sekitar zona patahan aktif.

c. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan


budi daya intensif yang berada pada lokasi zona patahan aktif,
menghalangi dan/atau menutup jalur evakuasi, dan merusak
atau mengganggu sistem peringatan dini; dan

d. Penyediaan prasarana dan saran minimum meliputi


penentuan dan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana
patahan aktif serta pemasangan sistem peringatan dini pada
setiap zona patahan aktif.

Adapun 5 Sesar aktif yang menyebabkan terjadinya gempa besar di


Indonesia :

1. Sesar Kambing yang sebabkan gempa di situbondo dan


sekitarnya Beberapa waktu lalu, Jawa Timur dikagetkan dengan
gempa bumi yang tiba-tiba terjadi pada jam dua dini hari. Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengumumkan kalau gempa
tersebut berpusat di Kota Situbondo. Tak main-main, gempa yang
dihasilkan adalah sebesar 6,4 SR dan itu berpengaruh ke kota-kota
sekitarnya. Seperti Malang, Denpasar, Sumenep dan lain sebagainya.

2. Sesar Palu-Koro yang disebabkan tsunami di palu dan gempa


di Donggala. Sebelum di Situbondo, gempa sempat
menyambangi daerah Palu dan Donggala. Dikira aman-
aman saja, ternyata gempa disusul dengan tsunami
yang akhirnya meluluhlantahkan kota Palu. Akibatnya
Palu telah tersapu bersih dan banyak warga yang lebih
memilih untuk pergi dari sana. Bukan karena tidak
ingin membangun kota dari 0 lagi, tapi lebih kepada
kondisi tanah yang telah mengalami likuifaksi alias
sudah kehilangan kekuatan untuk menopang bangunan.

3. Sesar Sorong pergeseran paling terbesar di Indonesia Di awal


Bulan Oktober 2018 kemarin, wilayah Teluk Bintuni juga diguncang
gempa. Mungkin besaran dari gempanya hanyalah 3.8 SR dengan
skala II. Tapi, hal ini cukup mendapat perhatian dari beberapa ahli nih
Sahabat Boombastis. Ya apalagi kalau bukan karena adanya Sesar
Sorong yang dikenal paling aktif dan memiliki pergeseran segmen
dengan kecepatan terbesar se-Indonesia.

Tak heran kalau warga di sekitar Papua agak khawatir kalau


tiba-tiba terjadi gempa. Sesar yang sudah berumur 20 juta tahun lalu
ini pernah mengakibatkan gempa di tahun 2009 dan menyebabkan
guncangan hebat sebanyak dua kali di Manokwari. Yakni 7.6 dan juga
7.9 yang berselang tidak lebih dari tiga jam. Namun untungnya kedua
gempa tersebut tidak mengakibatkan tsunami, tapi membuat beberapa
ahli bertanya-tanya mengapa guncangan sebesar itu tidak berpengaruh
apapun pada laut.

4. Sesar Mentawai, beberapa bulan lalu, Sumatera Barat sempat


diguncang gempa yang terjadi lima kali dalam sehari. Diawali dengan
gempa berkekuatan 4.9 SR dan berakhir sebesar 3.3 SR. Sontak, hal
ini membuat warga panik karena di Sumatera Barat. Menurut Kepala
Stasiun Geofisika BMKG Padangpanjang, Fajar Dwi Prasetyo
menyebutkan, gempa terjadi akibat aktivitas Sesar Mentawai di jalur
subduksi lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia yang
memanjang dari pantai barat Sumatera sampai ke selatan Nusa
Tenggara.

Zona ini berupa sesar naik akibat patahnya batuan kumpulan


(accretion) dari tumbukan dua lempeng. Sesar Mentawai memanjang
dari utara hingga selatan Kepulauan Mentawai. Gempa yang
diakibatkan pergeseran patahan ini sering kali dangkal, tapi potensi
kekuatan gempanya bisa lebih dari magnitudo 5.

5. Sesar Lembang, yang membuat warga Bandung lebih waspada tak


hanya Jawa Timur yang berpotensi terjadi gempa, tapi juga Jawa Barat
nih Sahabat Boombastis. Sebab, daerah Jawa Barat khususnya
Bandung berada di kawasan Sesar Lembang. Menurut tim peneliti dari
Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di
Bandung, kalau Sesar Lembang berpotensi gempa dengan kekuatan
sampai 7 SR.
3.4 Ciri - Ciri Patahan Aktif (Sesar)
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak
dan sesar buta. Sesar yang tampak adalah sesar yang mempunyai
permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di
bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan
deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit.
Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk
adanya sesar antara lain :
a. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan
tiba – tiba)
b. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
c. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores
– garis.
d. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi
sesar, horses atau slices, milonit.
e. Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona besar
f. Perbedaan fasies sedimen
g. Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont
scarp), triangular facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian
pegunungan struktural.

Kenampakan – kenampakan tersebut tidak harus semua tampak


di lapangan sebagai syarat adanya sesar. Beberapa kenampakan di
antaranya yang tampak di lapangan sudah dapat digunakan untuk
menentukan adanya sesar di lokasi tersebut.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Salah satu sumber pemicu gempa bumi yang terletak di darat
adalah sesar aktif. Keberadaannya mutlak perlu diketahui guna
meminimalkan risiko akibat gempa yang timbul apabila sesar aktif ini
bergerak. Hal yang perlu diketahui meliputi lokasi, sebaran, zona sesar
aktif dan karakteristik sumber gempa bumi. Data tersebut diperlukan
untuk menganalisis bahaya goncangan gempa, baik pada batuan dasar
maupun tanah permukaan, sehingga risiko akibat gempa dan
mitigasinya dapat diperkirakan.
Sesar merupakan retakan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran. Apabila retakan batuan belum bergerak atau bergeser
dinamakan kekar (joint). Sesar dapat berupa retakan tunggal,
membentuk lajur atau zona sesar (fault zone) yang terdiri dari
sekumpulan retakan. Berdasarkan arah pergerakannya sesar dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu sesar naik (reverse fault), sesar mendatar
(strike fault), sesar normal (normal fault) dan sesar miring.
Sempadan patahan aktif (sesar) untuk wilayah Indonesia adalah
sebesar 100 m (masing-masing untuk kiri dan kanan), garis sempadan
ini ditarik dari robekan bidang gempa yang terjadi. Namun garis
sempadan yang dibuat memiliki kekukarangan sebab tidak ada
jaminan yang pasti bahwa akan terbebas dari wilayah gempa yang
parah, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia tidak mempunyai peta
dengan kedetailan dan keakuratan yang cukup, serta cukup banyak
wilayah patahan aktif yang tersebar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai