Anda di halaman 1dari 1

Laboratorium Mineralogi - Petrologi

Program Studi Teknik Geologi S1 – Institut Teknologi Nasional Yogyakarta


Jl. Babarsari No. 1 Babarsari – Yogyakarta 55281 (Phone : +62274-485390)
Nomor Sampel : 001 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Silisiklastik
Kode Sampel : LP 1 LPG Nama Batuan : Quartz wacke
Plane Polarized Light (PPL) Cross Polarized Light (XPL) XPL + GIPS

Opq

Ro
Qz

Fld

Deskripsi Umum :
Pengamatan dilakukan dalam perbesaran lensa okuler 10x dan lensa objektif 4x, dengan
total perbesaran 40x. Secara umum sayatan colorless, menunjukan tekstur ukuran butir
0.125 – 0.25 mm, bentuk butir cenderung anhedral-subhedral, kemas terbuka, sortasi baik,
dengan bentuk butir menyudut hingga menyudut tanggung. Fragmen penyusun batuan
berupa feldspar (4%), pecahan batuan/litik (3%), hornblenda (1%), kuarsa (52%), mineral
opaq (1%), rongga (15%), dalam matriks (24%). Sayatan nampak dalam kondisi segar dan
layak untuk dilakukan pendeskripsian.

Deskripsi Mineralogi :
1. Feldspar (Pl)
Pada pengamatan sejajar nikol (PPL) terlihat feldspar bewarna putih. Bentuk yang teramati
berupa prismatik-subhedral hingga anhendral, tanpa belahan, dengan relief yang cenderung
sedang dan tidak nampak adanya pleokroisme. Pada pengamatan tegak lurus nikol (XPL)
menunjukan warna interferensi putih hingga putih keabu-abuan orde 1 dengan bireferinge 0.008.
Kelimpahan dalam sayatan 4%.
2. Pecahan batuan (Litik)
Pada pengamatan sejajar nikol (PPL) terlihat litik memiliki warna kecoklatan. Bentuk yang
teramati cenderung membulat, dengan relief sedang, tanpa pleokroisme. Dalam pengamatan
tegak lurus nikol (XPL) menunjukan bahwa litik merupakan aggregat dari mineral yang
menyusun massa batuan (accessory/accidental materials) kemudian masuk ke dalam batuan
yang baru. Kelimpahan sebanyak 3%.
3. Hornblenda (Hbl)
Pada pengamatan sejajar nikol (PPL) terlihat hornblende colorless. Bentuk yang teramati berupa
prismatik-subhedral dengan adanya inklusi mineral opaq yang mengakibatkan bentuk asli
mineral menjadi rusak. Belahan nampak 1 hingga 2 arah, dengan relief yang cenderung sedang
dan pleokroisme rendah. Pada pengamatan tegak lurus nikol (XPL) menunjukan warna
interferensi coklat cerah hingga jingga orde 2 dengan bireferinge 0.016, tidak menunjukan
adanya kembaran. Kelimpahan dalam sayatan sebanyak 1%.

4. Kuarsa (Qz)
Pada pengamatan sejajar nikol (PPL) terlihat mineral kuarsa bewarna putih, dengan bentuk
cenderung membulat (equant) anhedral. Tidak nampak adanya belahan ataupun pleokroisme,
kenampakan relief mineral cenderung rendah. Pada pengamatan tegak lurus nikol (XPL)
menunjukan warna interferensi putih hingga putih keabu-abuan orde 1 dengan bireferinge 0.008,
tidak dijumpai adanya kembaran. Kelimpahan mineral ini dalam sayatan sebanyak 52%.

5. Mineral Opak (Mt)


Pada pengamatan sejajar nikol (PPL) terlihat mineral opaq bewarna hitam dengan relief tinggi.
Tidak nampak adanya belahan, pleokroisme. Berdasarkan bentuk mineral opaq (equant) hingga
mengisi retakan pada batuan. Kelimpahan dalam sayatan sebanyak 1%.

6. Rongga (Ro)

Anda mungkin juga menyukai