Anda di halaman 1dari 84

GEOMORFOLOGI

Masyarakat Geologi Teknik Indonesia (MGTI) - Indonesian Society of Engineering Geology (Ina-
SEG)
0
Tectonic Movement in Indonesia

Pacific Plate

Eurasian Plate

Indo Australian Plate


4
PETA NEGARA KESATUAN RI TAHUN 2015
Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk
Pemutakhiran Database Daerah
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari
tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk dan
logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.
Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti
ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi
secara keseluruhan.
Definisi :
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung
terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai se-
karang.
PROSES-PROSES GEOLOGI DAN PERUBAHAN BENTANG ALAM

PROSES -
PROSES
GEOLOGI

PROSES GAYA EKSOGEN :


PROSES GAYA ENDOGEN :
▪ PELAPUKAN
▪ AKTIVITAS TEKTONIK
▪ EROSI / MASS WASTING
▪ AKTIVITAS MAGMATIS
▪ SEDIMENTASI
▪ AKTIVITAS VULKANISME

PERUBAHAN
BENTANG ALAM
PROSES GAYA ENDOGEN

▪ AKTIVITAS TEKTONIK : Pembentukan pegunungan (orogenesa),


perlipatan dan pensesaran

▪ AKTIVITAS MAGMATIS : Intrusi magma ke permukaan atau dekat


permukaanbumi

▪ AKTIVITAS VULKANISME : Pembentukan gunung api,


Erupsi / letusan gunung api :
aliran lava maupun semburan material
piroklastik.
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentuk bentang alam konstruksional (constructional land-forms).

1.Bentang Alam Struktural


Bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh gaya
tektonik
a. Bukit Antiklin (anticlinal ridges)
b. Lembah Antiklin (anticlinal valleys)
c. Bukit Sinklin (synclinal ridges)
d. Lembah Sinkiln (synclinal valleys)
e. Bukit Monoklin (onoclinal ridges)
f. Bukit Patahan (faulting ridges)
g. Gawir (scarps)
h. Amblesan (graben)
i. Tonjolan (horst)
Blok diiagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentangalam yang terjadi di
daerah patahan, khusunya di wilayah yang terkena sesar mendatar (strike slip
fault), antara lain Gawir, Bukir Tertekan (pressure ridge), Sag Basin, Shutter
Ridge, dan Offset River
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi Escarpment
(Gawir Sesar) yang berupa
bukit dengan lereng sebagai
bidang sesar dan dicirikan
oleh perbedaan relief yang
cukup ektrim antara dataran
dan perbukitan.

Morfologi Presure Ridges


(Bukit Tertekan) yang
berupa bukit hasil dari
pengangkatan yang
diakibatkan oleh gaya
yang bekerja disepanjang
patahan.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Sag Basin”


yang dicirikan oleh
bentangalam yang
berbentuk cekungan dan
merupakan bagian dari
suatu pasangan sesar
mendatar.

Morfologi “Shutter
Ridges” (Bukit
Terpotong) yang
memperlihatkan
bagian batuan yang
terangkat kearah
atas membentuk
morfologi bukit.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Sungai
Sigsag” ditandai oleh
bentuk sungai yang
arah alirannya berbelok
secara tiba-tiba
mengikuti arah patahan
yang disebabkan
adanya pergeseran
bukit kearah yang
berlawanan.
Morfologi “Folding Mountain” ( Morfologi Berbukitan Lipatan)

Morfologi Berbukitan Lipatan dicirikan oleh bukit dan lembah yang memanjang
dan sejajar. Satuan morfologi perbukitan lipatan dapat diklasifikasikan menjadi
sub-sub satuan morfologi: Bukit Antiklin (A dan C); Lembah Sinklin (B dan D);
Lembah Antiklin (E); dan Bukit Sinklin (F).
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi Bukit Antiklin yang


dicirikan oleh bentangalam
yang berbentuk bukit yang
tersusun oleh batuan
sedimen berstruktur antiklin.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Lembah Antiklin”


yang dicirikan oleh
bentangalam yang berbentuk
lembah yang diapit oleh dua
lereng bukit yang arah
kemiringan lapisannya
berlawanan arah membentuk
struktur antiklin.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi Bukit Sinklin yang


dicirikan oleh bentangalam
yang berbentuk bukit yang
tersusun oleh batuan
sedimen berstruktur sinklin.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Lembah Sinklin” yang


dicirikan oleh bentangalam yang
berbentuk lembah yang diapit
oleh dua lereng bukit yang arah
kemiringan lapisannya mengarah
kearah sama membentuk
struktur sinklin.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Plateau”
yang dicirikan oleh
bentangalam yang
berbentuk seperti meja
dengan bidang atasnya
relative mendatar
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Hogbag”
yang dicirikan oleh
bentangalam yang
berbentuk bukit
dengan kemiringan
lapisan batuannya
diatas 45°.
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi Mesa (kiri)

Morfologi “Monoclinal
Ridges” (kanan)
PROSES GAYA ENDOGEN

Morfologi “Block Faulting”


yang dicirikan oleh
bentangalam yang berbentuk
bukit bukit yang dibatasi oleh
bidang-bidang sesar (kiri)

Morfologi “Horst” dan


“Graben” (kanan) dicirikan
oleh bentangalam menonjol
dan ambles, dibatasi oleh
bidang patahan.
▪ BENTANG ALAM
. Bentang Alam ENDOGEN
Gunung api

2. Bentang Alam Gunung api


Bentang alam yang kejadiannya akibat aktivitas gunung api
a. Kerucut Gunung api (volcanic cones)
b. Kaki Gunung api (volcanic footslopes)
c. Kaldera (calderas)
d. Kawah (craters)
e. Jenjang Gunung api (volcanic-necks)
f. Gunung api Parasit (parasitic Cones)

3. Bentang Alam Intrusi (Intrusive Landforms)


Bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh aktifitas
magma
a. Bukit intrusi Bentuk bukit dengan material penyusunnya adalah
intrusi batuan beku
b. Plateau Basalt bentang alam berbentuk dataran dengan material
penyusunnya batuan beku basalt
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Gunung api

Morfologi
Gunungapi Strato /
Strato Volcano (kiri)

Morfologi Gunungapi
Perisai /Shield
Volcano (kanan)
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Gunung api

Morfologi Kaki Gunungapi


(kiri)

morfologi Kawah Gunungapi


(kanan)
BENTANG ALAM ENDOGEN
Bentang Alam Gunung api

Morfologi Kaldera /
Caldera Landforms (kiri)

Morfologi Jenjang Gunungapi /


Volcanic Neck (kiri).
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Gunung api

Morfologi Kerucut Gunungapi /


Parasite Cone (kiri)

Morfologi Sumbat Lava /


Lava Plug (kanan)
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Gunung api

Morfologi “Maar” (kiri)

Morfologi Sisa Gunungapi /


Remnant Volcanic Landforms
(kanan)
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Intrusi ( Intrusive Landforms )

Bentangalam / morfologi “Instrusive Landforms” yang dicirikan oleh


bentangalam yang berbentuk bukit dengan material penyusunnya
adalah batuan beku.
BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentang Alam Intrusi ( Intrusive Landforms )

Bentangalam / morfologi “Instrusive Landforms” yang


dicirikan oleh bentangalam hasil dari erosi dan
pelapukan
PROSES GAYA EKSOGEN :
PELAPUKAN :
desintegrasi atau dekomposisi dari material penyusun kulit bumi yang
berupa batuan dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan
komposisi kimia dari mineral-mineral penyusun batuan. Jenis
pelapukan adalah pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan
pelapukan biologis.
▪ EROSI / MASS WASTING :
proses pengikisan yang terjadi pada batuan maupun hasil pelapukan
batuan (tanah) oleh media air, angin, maupun es/gletser. Berdasarkan
bentuk dan ukurannya, erosi dapat dibagi menjadi 5 (lima) yaitu :
Erosi alur (riil erosion), Erosi lembar (sheet erosion), Erosi drainase
(ravine erosion), Erosi saluran (gully erosion), Erosi lembah (valley
erosion).
SEDIMENTASI:
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
ditransport oleh media air, angin es / gletser di suatu cekungan
PROSES GAYA EKSOGEN
PELAPUKAN

Pelapukan Mekanis Pelapukan Kimiawi

Pelapukan Organis Pengelupasan (Exfoliation)


PROSES GAYA EKSOGEN
EROSI / MASS WASTING

Erosi alur (Rill Erosion) Erosi lembar

Erosi alur (Rill Erosion) Erosi lembar


PROSES GAYA EKSOGEN
EROSI / MASS WASTING

Erosi drainase (ravine erosion) Erosi drainase (ravine erosion)

Erosi saluran (gully erosion) Erosi saluran (gully erosion)


PROSES GAYA EKSOGEN
Mass Wasting

Mass wasting tipe slumping

Mass wasting t ipe jatuhan


PROSES GAYA EKSOGEN

EROSI

Erosi lembah (valley erosion)

Erosi lembah (valley erosion)


PROSES GAYA EKSOGEN

SEDIMENTASI

Hasil sedimentasi pada


aliran sungai

Hasil sedimentasi yang


terjadi di pantai
BENTANG ALAM EKSOGEN :
Proses pembentukannya atau genesanya dikontrol oleh oleh gaya eksogen dan
dikenal
sebagai Bentang alam dekstruksional (destructional landforms)
a. Bentuk Bentang alam Fluvial (Landforms of Fluvial Processes)
b. Bentuk Bentang alam Pantai (Landforms of Coastal Processes)
c. Bentuk Bentang alam Eolian (Landforms of Eolian Processes) dan Bentang
alam Ariditas
d. Bentuk Bentang alam Karts
Bentuk Bentang alam Fluvial (Landforms of Fluvial Processes)
Semua bentuk lahan yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang
terkosentrasi yang berupa aliran sungai (aktivitas sungai) maupun yang tidak
terkosentrasi yang berupa limpasan permukaan.

Air, muatan dasar Proses :


sungai, jenis dan Erosi, Bentuk lahan
kekasaran dasar Transportasi, asal fluvial
saluran, geometri deposisi
saluran
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Pola Pengaliran Sungai

Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari


jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur
sungai utama dengan cabang-cabangnya disatu wilayah dengan
wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran
sungai disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh
perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya.

Demikian pula dengan Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang


sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan
bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada
proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten
cenderung akan lebih mudah di-erosi membentuk alur-alur sungai.
Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang
tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat
(tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten
akan membentuk tekstur kasar dengan pola jaringan yang jarang
(spatial) atau renggang.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)
Pola Pengaliran Sungai (3D)

Pada umumnya pola aliran


sungai dendritik dikontrol
oleh litologi batuan yang Pola aliran radial juga dijumpai pada
homogen bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith. Pada bentangalam
ini pola aliran sungainya kemungkinan
akan merupakan kombinasi dari pola
radial dan annular.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Pola Pengaliran Sungai (3D)

Pola aliran trellis adalah pola aliran


Pola rectangular umumnya sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
berkembang pada batuan yang dikontrol oleh struktur geologi berupa
resistensi terhadap erosinya perlipatan sinklin dan antilin. Sungai
mendekati seragam, namun trellis dicirikan oleh saluran-saluran air
dikontrol oleh kekar yang yang berpola sejajar, mengalir searah
mempunyai dua arah dengan kemiringan lereng dan tegak lurus dengan
sudut saling tegak lurus. saluran utamanya. Saluran utama berarah
se arah dengan sumbu lipatan.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)
Pola Pengaliran Sungai (2D)
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Genetika Sungai

a. Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai


yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam
perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke arah
bagian bawah hingga sampai memotong bidang struktur
dibawahnya agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang
lebih rendah. Dengan kata lain sungai superposed adalah
sungai yang berkembang belakangan dibandingkan dengan
pembentukan struktur batuannya.

b. Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada


dibandingkan dengan keberadaan struktur batuannya dan
dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian
struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi
karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah
lateral.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)
Genetika Sungai

c. Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan


mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai
konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli
dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama
tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari
pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas
lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan
batuannya.

d. Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang


disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai
ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus
perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti
lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika
sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam
penafsiran geomorfologi.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Genetika Sungai

e. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai


resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan
arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai
konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen
berkembang belakangan.

f. Sungai Obsekuen. Lobeck juga mendefinisikan sungai


obsekuen sebagai sungai yang mengalir berlawanan arah
terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap
sungai konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa
sungai konsekuen mengalir searah dengan arah lapisan
batuan.

g. Sungai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu


aliran dimana lereng tifdak dikontrol oleh faktor kemiringan
asli, struktur atau jenis batuan.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Sistem Fluviatil adalah sekumpulan alur-alur sungai yang membentuk


jaringan yang komplek dan luas dimana air yang berasal dari
permukaan daratan mengalir. Batas geografis dimana seluruh air yang
ada di suatu wilayah disebut sebagai watershed atau drainage basin.
Dalam satu watershed terdapat beberapa alur sungai kecil-kecil yang
disebut sebagai cabang-cabang sungai (tributaries) yang mengalirkan
air ke alur sungai yang lebih besar (principal stream). Sistem
pengaliran sungai dalam suatu watershed dapat dipisah-pisahkan
berdasarkan ukuran alur sungainya dan dikenal sebagai stream
ordering. Order pertama dari pengaliran sungai adalah alur sungai
yang ukurannya paling kecil, sedangkan order kedua adalah alur
sungai yang hanya memiliki cabang-cabang sungai dari order pertama
sebagai cabang sungainya. Order ke tiga adalah alur sungai yang
hanya memiliki cabang-cabang sungai dari alur sungai order pertama
dan atau order kedua. Secara umum, sungai yang mempunyai order
yang lebih tinggi akan mempunyai batas pemisah air (watershed) yang
lebih luas dan sudah barang tentu akan membawa air permukaan yang
lebih banyak.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Bentangalam eksogen adalah


bentuk-bentuk bentangalam yang
proses pembentukannya/
genetikanya dikontrol oleh gaya
eksogen. Bentangalam eksogen
dikenal juga sebagai
bentangalam destruksional
(destructional landforms).
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear menjadi bentuk
meander. Proses perubahan sungai dari linear ke meander disebabkan oleh
perubahan sifat erosi dari erosi vertikal ke erosi lateral.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Proses perkembangan sungai oleh aktivitas gerusan arus


sungai yang membentuk pola aliran meander dan oxbow lake.
Bentuk Bentang alam Fluvial / Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Proses perkembangan sungai oleh aktivitas gerusan arus


sungai yang membentuk pola aliran meander dan oxbow lake.
Tahapan Perkembangan Sungai

Stadia Awal Stadia Muda


Tahapan Perkembangan Sungai

Stadia Muda

Stadia Dewasa
Tahapan Perkembangan Sungai

Stadia Tua

Stadia Rejuvination
Bentuk Morfologi Sungai.

Air Terjun (Water Falls)

Air Terjun (Water Falls)


Bentuk Morfologi Sungai.

Gosongpasir (Bar River)

Gosongpasir (Bar River)


Bentuk Morfologi Sungai.

Kipas Aluvial (Alluvial Fan)

Kipas Aluvial (Alluvial Fan)


Bentuk Morfologi Sungai.

Sungai Bersirat (Braided Stream)

Sungai Bersirat (Braided Stream)


Bentuk Morfologi Sungai.

Dataran Banjir (Floodplain)

Dataran Banjir (Floodplain)


Bentuk Morfologi Sungai.

Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)


Bentuk Morfologi Sungai.

Tekuk Sungai (Point Bar)

Tekuk Sungai (Point Bar)


Bentuk Morfologi Sungai.

Delta

Delta
Bentuk Morfologi Sungai.

Meandering

Meandering
Bentuk Morfologi Sungai.

Crevasse

Crevasse
Bentuk Morfologi Sungai.

Tanggul Alam (Levee)

Tanggul Alam (Levee)


Bentuk Morfologi Sungai.

Undak Sungai (Terrace River)

Undak Sungai (Terrace River)


Bentangalam Hasil Aktivitas Angin (Landforms Eolian Processes)

Morfologi Sand dunes (kiri)

Inselberg (kanan)
Bentangalam Hasil Aktivitas Angin (Landforms Eolian Processes)

Morfologi Scree (kiri)

Pediment (kanan)
Bentangalam Hasil Aktivitas Angin (Landforms Eolian Processes)

Morfologi Arroyos (kiri)

Loes (kanan)
Bentuk Bentang alam Pantai (Landforms of Coastal
Processes)

Delta
Tanjung
Wilayah Teluk
antara Proses Stack & Arches
daratan dan erosi, abrasi, sedimentasi, Wave-cut
lautan, penurunan(subemergence), platform
Airlaut, dan pengangkatan Barrier
angin, muara (emergence) Lagoon
sungai Pantai
subemergent
Pantai emergent
Unsur-unsur dan sifat-sifat gelombang

Bentuk lingkaran-2 gelombang yang


secara berangsur akan mengecil ke
arah bawah (dalam).

Sifat rambat gelombang air laut ketika


mulai mendekati pantai, dan saat dasar
lautan mulai disentuh maka
kecepatannya mulai berkurang, dan
terlihat lingkaran-2 mulai memipih dan
gelombang memuncak.

Sifat gelombang yang menuju arah


garis pantai yang tidak teratur (tanjung
dan teluk) maka pengendapan akan
terjadi di bagian dimana gelombang
agak tenang (bagian teluk), dan energi
akan tercurah pada bagian
semenanjung.
Bentuk Bentang alam Pantai (Landforms of Coastal
Processes)
Bentangalam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Arah gelombang membentuk sudut


dengan garis pantai
Bentuk pantai yang diakibatkan
oleh arah gelombang yang
menyudut terhadap garis pantai
Bentangalam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Arah gelombang yang sejajar Bentuk pantai ”Spit” oleh arah


dengan garis pantai gelombang yang sejajar dengan
garis pantai
Bentangalam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Arah gelombang membentuk Tertutupnya muara sungai yang


sudut dan mengarah disebabkan oleh arah gelombang
ke arah muara sungai yang menyudut terhadap garis
pantai
Bentangalam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Lagoon

Spit
Bentangalam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Wave Cut Platform

Stack dan Arches


Bentuk Bentang alam Karts

Stalagmit, stalagtit dan pilar

Sinkhole (Dolina)
Bentuk Bentang alam Karts

Topografi Karst

Topografi Karst
Bentuk Bentang alam Karts

Polje

Ovala di perbukitan karst


Bentuk Bentang alam Karts

Bentangalam Karst

Pepino hills
Ringkasan
Gaya endogen adalah semua gaya yang berasal dari dalam bumi, seperti
aktivitas tektonik berupa pergerakan antar lempeng dan pembentukan
pegunungan (orogenesa), aktivitas magmatis yang berupa intrusi magma
ke permukaan atau dekat permukaan bumi, dan aktivitas volkanisme
berupa pembentukan gunungapi, erupsi/letusan gunungapi: aliran lava
maupun semburan material piroklastik.
Gaya eksogen adalah gaya yang dipengaruhi oleh energi matahari dan
gaya tarikbumi (gravitasi). Adapun yang temasuk dalam gaya eksogen
adalah pelapukan, erosi, mass wasting dan sedimentasi.
Bentangalam endogen adalah bentangalam yang proses
pembentukannya dikontrol oleh gaya-gaya endogen, seperti aktivitas
gunungapi, aktivitas magma dan aktivitas tektonik (perlipatan dan
patahan). Bentuk bentangalam endogen dalam geomorfologi dikenal
sebagai bentuk bentangalam konstruksional.
Bentangalam eksogen adalah bentuk-bentuk bentangalam yang proses
pembentukannya dikontrol oleh gaya eksogen. Bentangalam eksogen
dikenal juga sebagai bentangalam destruksional.
Ringkasan

Jentera Geomorfik adalah suatu tahapan dari bentuk-bentuk bentangalam /


morfologi sebagai akibat dari proses-proses geomorofologi yang bekerja
terhadap bentangalam tersebut. Jentera geomorfik dapat dibagi menjadi
tahapan muda, dewasa, tua, dan tahapan pendataran kembali
(penepleinisasi).

Pelapukan adalah proses desintegrasi atau dekomposisi dari material


penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi
oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-mineral
penyusun batuan.

Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi pada batuan maupun hasil
pelapukan batuan (tanah) oleh media air, angin, maupun es/gletser.

Mass wasting pada dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah
kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity).

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh


media air, angin, es/gletser di suatu cekungan.

Anda mungkin juga menyukai