Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta e-mail: hilghartono@yahoo.co.id
ABSTRAK
Batuan gunung api yang tersingkap di dusun Pilang, Bantul, Yogyakarta
membentuk tinggian terisolir dan gawir. Litologi dan bentang alam yang membangunnya sebagai awal untuk melanjuti kemungkinan lokasi ini sebagai sisa tubuh gunung api purba. Keberadaan gunung api di lokasi ini didasarkan pada pemahaman prinsip the present is the key to the past, dan keluarnya magma hingga mencapai permukaan bumi adalah gunung api. Bentang alam bukit mirip bentuk bulan sabit yang membangun tinggian Pilang disusun oleh batuan gunung api membentuk Gumuk Pilang. Bentuk bentang alam gunung api ini termanifestasi ke dalam gumuk (monogenesis). Batuan gunung api tersebut berupa lava koheren dan breksi piroklastika. Berdasarkan analisis terpadu bentang alam, petrologi dapat diidentifikasi unsur-unsur utama dusun Pilang sebagai sisa lokasi sumber erupsi gunung api purba. Stratigrafi daerah Pilang di bawah Formasi Semilir dan atau seumur dengan Formasi Kebo Butak. Mula jadi bentang alam bulan sabit kemungkinan sebagai akibat erupsi gunung api Pilang purba dan proses pelapukan eksogenik yang sampai sekarang masih berlangsung. Batuan gunung api berkomposisi dari basal hingga andesit basal, sedangkan afinitas magmanya termasuk seri kapur alkali yang berasosiasi dengan subduksi busur kepulauan. Perkembangan tubuh gunung api Pilang diawali dengan volkanisme bawah muka air laut kemudian berkembang membentuk gumuk gunung api dan mati.
Kata kunci: gunung api purba, bentang alam gumuk, khuluk, batuan dasar, sumber erupsi, kali opak.
PENDAHULUAN berumur Tersier dinamakan Formasi
Andesit Tua. Lokasi atau lebih Di Pulau Jawa, umumnya tepatnya sumber erupsi yang produk gunung api masa kini menghasilkan batuan yang berkomposisi andesit sehingga nama dikelompokkan ke dalam Formasi satuan batuannya sering disebut Andesit Tua ini belum diketahui Formasi Andesit Muda (van secara pasti, namun secara pasti Bemmelen, 1949). Sebaliknya, batuan tersebut tersebar melimpah di kelompok batuan serupa yang sepanjang Pulau Jawa bagian selatan. Formasi yang disusun oleh batuan GEOLOGI UMUM gunung api tersebut terdiri atas perselingan antara fraksi halus (tuf), Geologi Pilang, umumnya dibangun fraksi kasar (lapili, breksi), dan lava, oleh batuan klastika gunung api dan bahkan kadang dijumpai batuan beku lava. Batuan – batuan ini berupa sill dan retas. Beberapa dikelompokkan ke dalam Formasi peneliti (misal: Sopaheluwakan, Semilir yang kaya pumis (Rahardjo, 1977; Soeroto, 1986; Bronto, et al., et al. 1977) dan menempati Zona 1994; Yuwono, 1997; Hartono, et al., Pegunungan Selatan yang langsung 2008; Hartono dan Bronto, 2009; bersentuhan dengan endapan G. Hartono, 2010) menyebutkan tentang Merapi moderen (van Bemmelen, adanya kegiatan gunung api bawah 1949). Di bagian utara dan bagian laut berumur Tersier terletak di Pulau barat berbatasan dengan aliran kali Jawa bagian selatan. Opak yang mempunyai sejarah Secara administratif daerah berkaitan dengan aktivasi kegempaan penelitian terletak di Dusun Pilang, dan sesar mendatar (Sudarno, 1997; Srimulyo, Piyungan, Bantul, DIY Husein, et al. 2008). Di pihak lain, (Gambar 1). Pilang dibangun oleh secara khusus menyatakan bahwa di bentang alam berelief rendah Pegunungan Selatan, Yogyakarta bergelombang, terisolir yang dibangun oleh sedikitnya lima pusat menempati rangkaian gawir terjal erupsi purba yaitu kaldera paling luar, dan disusun oleh batuan klastika gunung api. Tujuan Gajahmungkur dan Baturagung, penelitian ini untuk mengetahui khuluk Parangtritis, Mangunan- keberadaan gunung api monogenesis Imogiri, dan khuluk Wediombo Pilang, karakteristik tipe/ jenis (Hartono, 2000). Hartono dan Bronto batuan yang dihasilkannya. Metode (2009) menyebutkan bahwa di pendekatan yang dilakukan dengan sepanjang Kali Opak dari Berbah, menerapkan ilmu geologi gunung Prambanan, Sleman ke arah selatan api. hingga Imogiri, Bantul merupakan Bentuk bentang alam dapat lapangan gunung api tipe gunung api dirunut dengan terlebih dahulu monogenetik maupun strato. mempelajari geomorfologi gunung api aktif masa kini dan gunung api HASIL DAN PEMBAHASAN yang sudah mati tetapi masih tererosi pada tingkat muda, dewasa dan tua Analisis bentang alam daerah Pilang, (Bronto, 2003). Komponen batuan Bantul dan sekitar yang dicurigai penyusun dan struktur geologi sebagai sisa tubuh gunung api purba gunung api juga ditelaah berdasarkan monogenik, khususnya pada tinggian pembagian fasies gunung api aktif masa kini, pola struktur perlapisan Pilang didasarkan pada pengamatan batuan, serta pola rekahan dan sesar langsung di lapangan maupun studi (Bronto, 2006). Data diperoleh citra SRTM dengan resolusi ± 30 melalui kompilasi data sekunder, meter (Gambar 2A) dan peta analisis inderaja dan pengamatan topografi skala 1:25.000 (Gambar langsung di lapangan. 2B). Bentang alam daerah Pilang terletak di bagian dalam atau gawir paling utara dari bentang alam tinggian breksi andesit basal otoklastika dan yang terletak di bagian selatannya. breksi tuf. Ke dua bentang alam yang Bentang alam Pilang tidak seperti melingkupinya tersebut (gawir bentang alam di sebelah selatannya, Sentong dan gawir Kebon) hal ini berkaitan dengan batuan yang membangun gawir terjal hingga menyusunnya yaitu lebih basa yang sangat terjal, dan kemungkinan berkaitan dengan produk tipe lelehan proses kejadiannya saling berkaitan. dan letusan strombolian, dan mudah Bentang alam bukit terisolir Pilang lapuk dan tererosi secara intensif, membangun gawir Pilang agak terjal sedangkan bentang alam di berbentuk bulan sabit membuka ke selatannya berkomposisi lebih asam arah utara. Pada bagian selatannya yang mencirikan produk letusan berkembang gawir Sentong yang plinian, lebih resisten terhadap cukup terjal berbentuk semi pelapukan karena kehadiran mineral melingkar atau mirip bentuk bulan kuarsa. sabit membuka ke arah utara, Stratigrafi permukaan di daerah sedangkan gawir Kebon membentuk Pilang dan sekitarnya menunjukkan tinggian lebih dari 500 m d.p.l dan susunan perlapisan batuan gunung membentuk gawir lurus sangat terjal api klastika berupa breksi tuf, breksi berarah timurlaut – baratdaya. otoklastika, lava, dan tuf halus – Bentang alam terisolir Pilang kasar, sedangkan batuan yang dicirikan oleh bentuk bentang tercantum dalam peta geologi alamnya yang cukup tinggi, regional (Rahardjo, et al., 1977) kelerengan terjal dari 25 hingga 80o, o disebutkan sebagai Formasi Semilir ketinggian lebih dari 200 m di atas yang terdiri dari batuan piroklastika permukaan laut (dpl.) dan berbentuk kaya pumis. setengah melingkar menyerupai Perlapisan batuan gunung api Pilang bulan sabit membuka ke arah barat terdiri dari aliran lava basal – andesit atau membentuk mirip tapal kaki basal, berwarna gelap, tekstur kuda (horseshoes-shape) dan berelief afanitik – porfiritik halus, struktur kasar (Gambar 3). Bentang alam vesikuler, panjang mencapai 1 m; yang berbentuk melengkung breksi piroklastika, breksi lapili tuf, setengah lingkaran ini melingkupi berwarna kemerahan – kecoklatan, batuan beku yang telah mengalami terdiri dari pecahan menyudut batuan pelapukan lanjut dan beberapa beku andesit, porfiritik – afanitik, dijumpai urat-urat berwarna putih ukuran mencapai 10 cm; batulapili, (kuarsa dan kalsit) tipis memanjang berwarna coklat kemerahan, mencapai 1 m, mineral sekunder teroksidasi, di dalamnya dijumpai yang sering memperlihatkan warna fragmen batuan beku basal, skoria, kehijauan (klorit?). Hal ini pecahan lava basal; di bagian atas kemungkinan berhubungan dengan dijumpai breksi gunung api dengan volkanisme purba yang pernah ada di fragmen batuan beku basal, andesit daerah ini. Bentang alam bukit basal, masif – vesikuler, porfiritik terisolir ini umumnya disusun oleh halus – afanitik. Masing – masing litologi batuan gunung api yaitu batuan tersebut mempunyai breksi andesit basal piroklastika, ketebalan bervariasi mulai dari 1 m – 20 m (Gambar 4). Kondisi batuan proksimal. Berdasarkan sebaran yang tersingkap umumnya dalam batuan dan volumenya kemungkinan kondisi lapuk lanjut. gunung api Pilang berumur pendek. Stratigrafi Pilang menunjukkan adanya kaitannya dengan proses UCAPAN TERIMA KASIH yang terjadi di gunung api yaitu produk lelehan dan letusan, Ucapan terima kasih disampaikan lingkungan pengendapan, dan kepada Kopertis Wil. V atas dana struktur geologi yang membangun penelitian; Panitia PIT ke 41 atas bentang alam setengah melingkar, diterima dan dimuatnya naskah, dan kemiringan batuan menyebar kepada STTNAS dan Jurusan Teknik menjahui daerah pusat, volume Geologi atas ijin untuk mengikuti sebaran batuan. Proses lelehan seminar ilmiah geologi ini. ditunjukkan oleh adanya aliran lava berkomposisi basal, yang kadang DAFTAR PUSTAKA berselingan dengan produk letusan kecil (tipe strombolian; VIE < 2) Bronto, S., 2003, Gunung api Tersier berupa breksi basal – andesit basal, Jawa Barat: Identifikasi dan dan tuf – lapili andesit. Selain itu, Implikasinya, Majalah Geologi sebaran yang tidak luas dan volume Indonesia, vol. 18, no. 2, 111- yang sedikit mengindikasikan bahwa 135. gunung api tersebut berumur pendek Bronto, S., 2006, Fasies gunung api dan berdimensi kecil (gumuk). dan aplikasinya, Jurnal Geologi Batuan gunung api tersebut Indonesia, v.2, n. 1, 59-71. diendapkan di fasies dekat kawah Bronto, S., Misdiyanta, P., Hartono, atau proksimal. G. dan Sayudi, S., 1994, Struktur geologi gunung api yang Penyelidikan Awal Lava Bantal dapat diidentifikasi berupa Watuadeg, Bayat dan kemiringan asli perlapisan batuan Karangsambung, Jawa Tengah, yang menyebar mengikuti bentuk Jur. Tek. Geologi, F. Teknik, sisa punggungan tubuh gunung api UGM, Yogyakarta, h. 123-130. yang setengah melingkar (Gambar Hartono, G., 2000, Studi Gunung api 5). Struktur bukaan yang membuka Tersier: Sebaran Pusat erupsi ke arah barat tersebut kemungkinan dan Petrologi di Pegunungan berkaitan dengan proses letusan, Selatan Yogyakarta. Tesis S2, erosi, dan dampak sesar Kali Opak ITB, 168 p, tidak diterbitkan. yang terletak miring di bagian Hartono, G., 2010, Peran baratnya. Paleovolkanisme Dalam Tataan Produk Batuan Gunung KESIMPULAN Api Tersier Di Daerah Gunung Gajahmungkur, Wonogiri, Daerah Pilang sebagai gunung api Jawa Tengah. Tesis S3, monogenik yang disusun oleh batuan UNPAD, 338h., tidak gunung api dan membangun bentang diterbitkan. alam sisa gunung api. Stratigrafinya Hartono, G., dan Bronto, S. 2009, menempati fasies pusat dan Lapangan Gunung Api Tersier Daerah Berbah Sleman – Van Bemmelen, RW., 1949, The Imogiri Bantul, Yogyakarta, Geology of Indonesia, Vol IA, Prosiding International Government Printing Office, Conference on Earth Science & 732 h. Technology, UGM, Yuwono, Y.S., 1997, The Yogyakarta, hal. 113-120. Occurrence of Submarine Arc- Hartono, G., Sudradjat, A., dan Volcanism in the Accretionary Syafri, I. 2008. Gumuk Gunung Complex of The Luk Ulo Area, Api Purba Bawah Laut di Central Java, Buletin Geologi, Tawangsari - Jomboran, Vol. 27, No. 1/3, ITB, Sukoharjo - Wonogiri, Jawa Bandung, h.15-25. Tengah, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 1, Badan Geologi, Bandung, hal. 37-48. Husein, S., Aswin M., Ignatius S., dan Budianto, T., 2008, Tegalrejo Thrust Fault as an Indication of Compressive Tectonics in Baturagung Range, Bayat, Central Java, Prosiding PIT IAGI ke 37, Bandung. hal. 258-268. Rahardjo, W., Sukandarrumidi dan Rosidi, H.M.D., 1977, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, skala 1:100.000, Puslitbang Geologi, Bandung. Soeroto, R.B., 1986, Identifikasi Fosil Gunung Api Strato Bawah Muka Laut, Wimaya, No.1,2 dan 3, UPN”Veteran” Yogyakarta. Sopaheluwakan, J., 1977, Ringkasan Peristiwa-Peristiwa Tektonik Pada Batuan Andesit Tua di Selatan Jawa, Majalah Ilmiah Riset, Lembaga Geologi & Pertambangan Nasional, Vol. 1, No. 1, h. 34-41. Sudarno, Ign., 1997, Petunjuk Adanya Reaktifasi Sesar di Sekitar Aliran Sungai Opak, Perbukitan Jiwo dan Sisi Utara Kaki Pegunungan Selatan, Media Teknik No.1 Tahun XIX Ed. Feb., p.13-19. Gambar 1. Lokasi daerah penelitian. Gambar 2. Analisis bentang alam daerah Pilang dan sekitarnya. A. Citra SRTM; B. RBI. Ket. gambar: 1. Gawir Pilang; 2. Gawir Sentong, dan 3. Gawir Kebon.
Gambar 3. Kenampakan bentang
alam bukit terisolir batuan gunung api yang membentuk gawir Pilang.