No. Urut :I
No. Peraga : 70 MR 14
Perbesaran okuler : 10x
Perbesaran objektif : 4x Fa
Pecahan :-
Bentuk : Euhedral
Inklusi
Warna :- X-Nikol
Bentuk :-
Ukuran :-
Ukuran mineral : 0,625 mm
Warna interferensi : Abu kecokelatan
Bias rangkap : 0,025
Sudut pemadaman : 37°
Jenis pemadaman : Miring
Kembaran : Albit
Sistem kristal : Triklin
T.R.O : Adisi T.R.O
No. Urut : II
No. Peraga : ST 16 LB
Pembessaran okuler : 10x
Pembesaran objektif: 4x
Pembesaran total : 40x
Bilangan skala : 0,025 mm
Kedudukan : (X ; Y) = (13 ; 10,1)
Warna absorbsi : Colorless
//-Nikol
Relief : Rendah
Intensitas : Sedang
Indeks bias : Nmin < Ncb
Pleokroisme :-
Belahan : Dua arah
La
Pecahan :-
Bentuk : Euhedral
Inklusi
Warna :-
Bentuk :- X-Nikol
Ukuran :-
Ukuran mineral : 17,5 mm
Warna interferensi : Abu-abu
Bias Rangkap : 0,007
Sudut pemadaman : 20°
Jenis pemadaman : Miring
Kembaran : Carlsbad
Sistem kristal : Monoklin
T.R.O : Adisi T.R.O
Komposisi kimia : (K,Na)AlSi3O8
Pengamatan Konoskopik
Perbesaran Okuler : 10x
Perbesaran Objektif : 10x
Perbesaran Total : 100x5
Sumbu Optik : Biaxial
Tanda Optik : (-)
Gambar Interferensi
Isogir : Lancip
Gelang Warna : Jingga, Orde II
Sudut 2V : 45° Konoskop
Bentuk : Subhedral
Inklusi
Warna :-
X-Nikol
Bentuk :-
Ukuran :-
Ukuran mineral : 0,025 mm
Warna interferensi : Jingga Kecoklatan
Bias rangkap : 0,14
Sudut pemadaman : -
Qrtz
Jenis pemadaman : Bergelombang
Kembaran : Albit
Sistem kristal : Heksagonal
T.R.O : Adisi T.R.O
No. Urut : IV
No. Peraga : BSS
Pembessaran okuler : 10x
Pembesaran objektif: 4x Qrtz
Pecahan : Uneven
Bentuk : Subhedral
Inklusi
Warna :-
Bentuk :- X-Nikol
Ukuran :-
Ukuran mineral : 1,3 mm
Warna interferensi : Abu-abu
Bias Rangkap : 0,004
Sudut pemadaman : - Qrtz
Jenis pemadaman : Bergelombang
Kembaran : Albit
Sistem kristal : Hexagonal
T.R.O : Adisi
Komposisi kimia : (SiO2) T.R.O
Nama mineral : Kuarsa
Keterangan : Kuarsa sering membuat kekeliruan dengan cordierite,
tetapi cordierite biaxial. Kuarsa adalah mineral ubiquitous,
terdapat dalam berbagai tipe batuan sebagai mineral utama,
asesoris atau sekunder dan mineral detrital yang umumnya
sebagai α-quartz terbentuk pada < 573°C, β- quartz pada >
573°C.