Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN DAN TUJUAN

Istilah JAGA menurut kamus : melihat dengan cermat atau waspada atau satu masa
waktu untuk berjaga.
Istilah tugas jaga berarti penjagaan dengan :
 CERMAT, menyatakan memberikan perhatian penuh
dan mengawasi dengan waspada atau
menjaga kapal dengan seksama.
 AWAS, penjagaan dengan terus menerus dan sangat hati ²
karena suatu alasan atau tujuan yang pasti terutama
untuk melihat dan menghindari bahaya tubrukan.
 WASPADA, menekankan pada suatu keadaan sangat siaga
dan siap untuk bertindak mengatasi apapun yang
akan terjadi.
Perwira Jaga / crew / pekerja sebuah kapal adalah : Wakil Nakhoda, dan tanggung
jawabnya setiap waktu adalah melaksanakan tugas jaga kapal dengan
seksama.
Perwira jaga harus mengenal sifat-sifat dari kapalnya dan harus mematuhi semua
peraturan untuk pencegahan tubrukan di laut. Sebagai tambahan, perwira jaga
harus memastikan bahwa pengawasan yang efisien selalu terpelihara
Tujuan Dari Tugas Jaga
Tujuan dari tugas jaga dan check list dari tugas jaga seorang perwira, dapat dibagi menjadi
:
1. Masalah-masalah yang terjadi di lautan
terbuka/laut lepas (Open Seas).
2. Masalah-masalah yang dapat diterapkan
hanya diperairan-perairan terbatas
(RestrictedWaters).
Pemahaman Tugas Jaga
Pelaksanaan tugas jaga di atas kapal baik di dek maupun di kamar mesin diatur
berdasarkan STCW 1978 Amandemen STCW 1995 Bab VIII yang mengatur hal-hal yang
diperlukan oleh awak kapal selama melaksanakan tugasnya baik di pelabuhan maupun di
laut. Ketentuan ini harus dipahami dan diterapkan oleh setiap awak kapal selama
melaksanakan tugasnya. Selain kompetensi yang harus dimiliki sesuai tugas dan tanggung
jawabnya diatas kapal sebagaimana ketentuan Bab VIII STCW tersebut.
Ketentuan Bab VIII tersebut bersifat operasional dan berakibat langsung terhadap
kelancaran dan pengoperasian sebuah kapal yang lebih ditentukan oleh awak kapal dalam
hal :
1.Pengetahuan dan Ketrampilan sesuai tanggung jawab
2.Kesiapan fisik dan mental.
Hal-hal tersebut secara langsung diterapkan selama tugas jaga di atas kapal karenanya
pemahaman dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas jaga harus ditegakkan
dengan baik sebelum berlayar sebagai awak kapal.
B. STANDAR TUGAS JAGA SESUAI BAB VIII SECTION A- STCW 1995
FITNES (KEBUGARAN) UNTUK MENJALANKAN TUGAS
1. Semua orang yang harus ditunjuk untuk menjalankan tugas sebagai perwira
yang melaksanakan suatu tugas jaga atau sebagai bawahan yang mengambil
bagian dalam suatu tugas jaga, harus diberi waktu istirahat paling sedikit 10 jam
setiap periode 24
jam.
2. Jam jaga istirahat ini hanya boleh dibagi paling banyak menjadi 2 periode
istirahat, yang salah satunya paling tidak kurang dari 6 jam.
3. Persyaratan untuk periode istirahat yang diuraikan pada paragraph 1 dan
paragraph 2 diatas, tidak harus diikuti jika berada dalam situasi darurat atau situasi
latihan atau terjadi kondisi-kondisi operasional yang mendesak.
4. Meskipun adanya ketentuan didalam paragraph 1 dan paragraph 2 diatas, tetapi
metode minimum 10 jam tersebut dapat dikurangi menjadi paling sedikit 6 jam berturut-
turut, asalkan pengurangan semacam ini tidak lebih dari 2 hari, dan paling sedikit
harus ada 70 jam istirahat selama periode 7 hari.
5. Pemerintahan yang bersangkutan harus menetapkan agar jadwal jaga ditempatkan
pada tempat-tempat yang mudah dilihat.
C. PERSYARATAN MINIMUM WAJIB UNTUK MEMPEROLEH SERTIFIKAT
Peraturan III/I
Persyaratan minimum wajib untuk memperoleh sertifikat sebagai perwira yang
bertanggung jawab dalam tugas jaga dikamar mesin yang dijaga, atau untuk pemberian
sertifikat sebagai perwira mesin yang ditunjuk untuk tugas dikamar mesin yang dijaga
secara berkala.
1. Setiap perwira yang bertanggung jawab dalam tugas dikamar mesin yang dijaga, atau
setiap perwira mesin yang ditunjuk untuk bertugas dikamar mesin yang dijaga
secara berkala disebuah kapal yang digerakkan oleh mesin pendorong utama berkapasitas
750 kw atau lebih, harus memiliki sertifikat yang sesuai.
2. Setiap calon untuk memperoleh sertifikat harus
a. Berusia tidak kurang dari 18 tahun.
b. Dalam menyelesaikan tidak kurang dari 6 bulan pengalaman berlayar dibagian mesin
sesuai dengan section A-III/I Kode STCW.
c. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan yang telah disetujui paling sedikit 30
bulan, termasuk pelatihan diatas kapal yang dicatat kedalam buku catatan
pelatihan (Record Book) dan memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
section A-III/I Kode STCW.
Peraturan III/2
Persyaratan minimum wajib untuk memperoleh sertifikat sebagai Kepala Kamar Mesin dan
Masinis Dua (Second Engineer Officer) dikapal-kapal yang digerakkan dengan mesin
pendorong utama kapasitas 3000 kw atau lebih
1. Setiap Kepala Kamar Mesin dan Masinis Dua disebuah kapal yang digerakkan oleh
mesin pendorong utama berkapasitas 3000 kw atau lebih harus memiliki sertifikat yang
sesuai.
2. Setiap calon harus :
a.Memenuhi persyaratan-persyaratan untuk memperoleh sertifikat sebagai seorang
perwira yang bertanggung jawab atas tugas jaga mesin dan:
1.Untuk memperoleh sertifikat sebagai Masinis Dua harus memiliki pengalaman berlayar
tidak kurang dari 12 bulan sebagai asisten perwira mesin atau sebagai perwira mesin.
2 Untuk memperoleh sertifikat sebagai Kepala Kamar Mesin harus memiliki
pengalaman berlayar yang diakui selama tidak kurang dari 36 bulan, dimana tidak kurang
dari 12 bulan pengalaman berlayar tersebut, sebagai sorang perwira mesin menduduki
jabatan dengan tanggung jawab sebagai Masins Dua.
b. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan yang telah disetujui, dan memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam section A- III/2 Kode STCW.
Peraturan III/3
Persyaratan minimum wajib untuk memperoleh sertifikat sebagai Kepala Kamar Mesin dan
Masinis Dua (Second Engineer Officer) dikapal yang digerakkan dengan mesin pendorong
utama berkapasitas antara 750 kw sampai 3000 kw.
1. Setiap Kepala Kamar Mesin dan Masinis Dua disebuah kapal yang digerakkan oleh
mesin pendorong utama berkapasitas antara 750 kw sampai 3000 kw harus memiliki
sertifikat yang sesuai.
2. Setiap calon untuk memperoleh sertifikat ini harus :
a. Memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat sebagai seorang perwira yang
bertanggung jawab pada suatu tugas jaga mesin dan :
1) Untuk memperoleh sertifikat sebagai Masinis Dua harus memiliki pengalaman berlayar
tidak kurang dari 12 bulan sebagai asisten perwira mesin atau perwira mesin.
2) Untuk memperoleh sertifikat sebagai Kepala Kamar Mesin harus memiliki tidak kurang dari
24 bulan pengalaman berlayar dimana tidak kurang dari 12 bulan harus bertugas sebagai
Masinis Dua.
b. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan yang telah disetujui, dan memenuhi
standar kompetensi yang tercantum dalam section A-III/3 Kode STCW.
c. Setiap perwira mesin memenuhi syarat untuk bertugas sebagai Masinis Dua dikapal-
kapal yang mesin pendorong utamanya berkapasitas 3000 kw atau lebih, dapat bertugas
sebagai Kepala Kamar Mesin dikapal-kapal dengan mesin pendorong utama kurang dari
3000 kw, asalkan tidak kurang dari 12 bulan pengalaman tugas berlayar telah dijalani
sebagai seorang perwira mesin yang mempunyai tanggung jawab dan sertifikatnya
telah dikukuhkan.
Peraturan III/4
Persyaratan minimum wajib untuk memperoleh sertifikat sebagai bawahan yang diambil
bagian dalam tugas jaga dikamar mesin yang dijaga, atau yang ditunjuk untuk
melaksanakan tugas-tugas dikamar mesin yang dijaga secara berkala
1.Setiap bawahan yang ambil bagian dalam suatu tugas jaga kamar mesin, atau yang
ditunjuk untuk melaksanakan tugas-tugas dikamar mesin yang dijaga secara berkala,
disebuah kapal dengan mesin penggerak utama 750 kw atau lebih, tetapi bukan bawahan
yang sedang menjalani pelatihan atau bawahan yang tugas-tugasnya bersifat non
ahli,harus mempunyai sertifikat untuk melaksanakan tugas-tugas semacam tersebut ini.
2. Setiap calon untuk memperoleh sertifikat ini harus :
a. Berusia tidak kurang dari 16 tahun.
b. Telah menyelesaikan :
1 Tugas berlayar yang disetujui, termasuk pelatihan dan pengalaman enam
bulan, atau
2 Pelatihan khusus,menjelang berlayar atauketika diatas kapal, termasuk suatu
periode praktek berlayar yang tidak boleh kurang dari dua bulan.
c. Memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam section A-III/4 Kode
STCW
3. Praktek berlayar, latihan dan pengalaman yang diharuskan oleh sub paragrap 2.2.1 dan
2.2.2 diatas harus berkaitan dengan fungsi-fungsi jaga kamar mesin. Dan harus
termasuk pelaksanaan tugas-tugas yang dilakukan dibawah pengawasan langsung seorang
perwira mesin yang memenuhi syarat atau seorang bawahan yang memenuhi syarat.
4. Oleh pihak yang bersangkutan, para pelaut dapat dipertimbangkan sebagai telah
memenuhi persyaratan-persyaratan peraturan ini jika pelaut yang bersangkutan telah
bertugas dalam suatu jabatan yang relevan dibagian mesin selama tidak kurang dari satu
tahun dalam lima tahun terakhir berlakunya konvensi pada pihak yang bersangkutan.
D.PERSONIL DINAS JAGA.
Perwira mesin kapal dinas jaga berkewajiban untuk memberikan instruksi dan penjelasan
yang tepat sehingga dapat menjamin pelaksanaan dinas jaga yang baik.
Keperluan kerja normal untuk keperluan kesiapsiagaan dari pelaksanaan mesin yang
dilaksanakan sebagai tugas tambahan dan bagian dari pelaksanaan tugas jaga
yang baik harus dimasukan sebagai rutinitas tetap dalam sistem dinas
jaga untuk perawatan yang meliputi perbaikan peralatan listrik, mekanis, hidrolik,
pneumatik, atau penetrapan elektronik untuk seluruh kapal harus dilaksanakan dengan
kerja sama antara perwira mesin kapal dinas jaga dan kepala kamar mesin, dan
dari perbaikan tersebut harus diberi catatan.
E.PENGATURAN DAN PROSEDUR
a.Pengaturan Tugas Jaga
1. Komposisi tugas jaga mesin harus selalu memadai untuk menjamin pengoperasian
secara aman seluruh permesinan yang mempengaruhi pengoperasian kapal pada
kemudi automatis atau kemudi tangan, dan harus sesuai yang ada.
2. Jika memutuskan komposisi tugas jaga mesin,termasuk bawahan-bawahan yang harus
memenuhi syarat, kriteria dibawah ini harus menjadi pertimbangan :
a. Jenis kapal dan kondisi permesinan
b. Pengawasan mesin-mesin, yang mempengaruhi keamanan
pengoperasian kapal secara terus- menerus.
c. Setiap cara pengoperasian khusus yang dipengaruhi kondisi-kondisi seperti cuaca, air
yang tercemar, air dangkal, penanggulangan kerusakan atau pencegahan
pencemaran.
d. Kualifikasi dan pengalaman petugas jaga mesin.
e. Keselamatan jiwa, kapal, muatan dan pelabuhan dan perlindungan lingkungan.
f. Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan internasional, nasional dan setempat.
g. Menjaga pengoperasian kapal secara normal

PEMBAGIAN TUGAS JAGA


Tugas jaga di atas kapal dibagi 3 kelompok.
a. Menurut pembagian tugas
1.Bagian Deck.
2.Bagian Mesin
b. Menurut pengoperasian kapal
1.Jaga Laut
2.Jaga Pelabuhan
c. Menurut sifatnya
1.Jaga Rutin
2.JagaDarurat
3.Jaga Khusus
Pengelompokan menurut pembagian tugas adalah membagi tugas jaga awak kapal sesuai
bagiannya, yaitu :
a. Bagian Deck (tugas jaga yang dilakukan oleh awak kapal yang melakukan pekerjaan
bagian deck).
b. Bagian Mesin (tugas jaga yang dilakukan oleh awak kapal yang melakukan pekerjaan
bagian mesin).
Pengelompokan menurut pengoperasian kapal adalah membagi tugas jaga kapal sesuai
keadaan operasional kapal, yaitu :
1. Jaga laut yaitu tugas jaga yang dilakukan pada saat kapal sedang berlayar.
2. Jaga pelabuhan yaitu tugas jaga yang dilakukan pada saat kapal berada dipelabuhan
baik sandar (a long side) atau labuh jangkar (kegiatan bongkar muat, perbaikan dok).
Pengelompokan menurut sifatnya adalah membagi tugas jaga awak kapal sesuai sifat
kegiatannya, yaitu :
1.Jaga rutin : tugas jaga oleh awak kapal secara rutin baik dilaut maupun pelabuhan sesuai
pembagian tugas & jadwal yang ditetapkan dalam pengoperasia kapal.
2.Jaga darurat : tugas jaga oleh awak kapal pada saat dalam keadaan darurat dan
dilakukan tindakan penyelamatan (badai, cuaca buruk dan terbakar).
3.Jaga khusus, tugas jaga oleh awak kapal yang sifatnya khusus yang didalam
pelaksanaannya tidak mengacu pada pembagian tugas dan jadwal tetapi mengacu pada
kegiatan yang sedang dilakukan.
Syarat-syarat Pengganti Tugas Jaga (Serah terima tugas jaga)
1. Perwira tugas jaga mesin tidak boleh menyerahkan tugas jaganya kepada perwira
pengganti jika ada alasan kuat bahwa perwira pengganti jelas tidak mampu melaksanakan
tugas jaga secara efektif, yang jika demikian, maka Kepala Kamar Mesin harus
diberitahu.
2. Perwira pengganti tugas jaga mesin harus memastikan bahwa anggota-
anggota pengganti tugas jaga mesin sepenuhnya mampu melaksanakan tugas jaga
masing- masing secara efektif.Sebelum mengambil alih tugas, perwira pengganti
harus memperoleh kepastian paling tidak dalam hal-hal sebagai berikut:
a. perintah-perintah harian dan petunjuk-petunjuk khusus dari KKM, yg berkaitan dgn
pengoperasian mesin dan sistem-sistem yang ada di kapal
b. Sifat pekerjaan yang sedang dilakukan pada mesin dan sistem-sistem di dalam kapal,
personil yang terlibat dan kemungkinan adanya bahaya
c. Ketinggian dan kondisi air atau kotoran di dalam got, tangki ballast, tangki luapan (slop
tank), tangki cadangan, tangki air tawar, tangki air buangan dan setiap persyaratan khusus
untuk penggunaan atau pembuangan isinya.
d. Ketinggian dan kondisi bahan bakar pada tangki cadangan, tangki endapan, tangki harian
dan fisilitas-fasilitas lain untuk penyimpanan bahan bakar.
e. Persyaratan-persyaratan khusus yang berkaitan dengan sistem-sistem sanitair
f. Kondisi dan cara pengoperasian berbagai sistem utama dan sistem pembantu, termasuk
sistem distribusi tenaga listrik
g. Jika dapat dilaksanakan, kondisi peralatan pemantau dan papan tombol kendali, dan
peralatan yang sedang dioperasikan secara manual
h. Jika mungkin, kondisi dan cara pengoperasian alat kontrol ketel uap otomatis seperti
sistem pengendalian api, sistem pengendalian batas-batas pengoperasian, sistem
pengendalian pembakaran, sistem pengendalian suplai bahan bakar dan peralatan lain
yang berkaitan dengan pengoperasian ketel uap
i. Setiap kondisi yang dapat berakibat buruk, yang terjadi karena cuaca buruk, air laut beku,
air tercemar atau air dangkal
j. setiap cara pengoperasian khusus yang disebabkan oleh tidak berfungsinya peralatan
atau oleh kondisi kapal yang buruk
k. laporan para bawahan yang bertugas di kamar mesin, yang berkaitan dengan tugas
masing-masing
l. tersedianya peralatan pemadam kebakaran
m. mengisi buku harian kamar mesin
3. Semua anggota tugas jaga mesin harus mengenal tugas masing-masing. Selain itu,
setiap tugas jaga mesin juga harus memiliki pengetahuan tentang :
a. Pengaruh sistem komunikasi internal.
b. Rute meloloskan diri dari kamar mesin.
c. Sistem tanda bahaya kamar mesin, dan harus mampu membedakan antara berbagai
sistem tanda bahaya yang ada, dengan referensi khusus tanda bahaya kebakaran.
d. Jumlah, letak dan jenis-jenis alat pemadaman kebakaran dan alat pengendalian
kerusakan dikamar mesin, bersama dengan penggunaannya, dan berbagai kecermatan
untuk keselamatan yang harus diperhatikan.
4. Setiap mesin yang tidak berfungsi dengan baik, yang diperkirakan akan tidak berfungsi
atau memerlukanperbai kan khusus, harus dicatat bersama dengan setiap tindakan yang
telah diambil. Rencana-rencana harus dibuat untuk tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
5. Jika kamar mesin dalam kondisi dijaga,perwira tugas jaga harus selalu siap
untuk mengoperasikan peralatan dikamar mesin untuk dapat segera melaksanakan
perubahan haluan dan kecepatan.
6. Jika kamar mesin dalam keadaan dijaga secara berkala, maka perwira yang ditunjuk
untuk melakukan tugas jaga secepatnya ada dan siap untuk menangani kamar mesin.
7. Setiap perintah yang datang dari anjungan harus segera dilaksanakan. Perubahan
kecepatan penggerak utama harus dicatat, kecuali jika suatu perintah telah
menentukan bahwa ukuran atau sifat suatu kapal tertentu mengakibatkan pencatatan
semacam tersebut tidak dapat dilakukan. Perwira tugas jaga mesin harus memastikan
bahwa alat-alat pengendali mesin penggerak utama, jika sedang dioperasikan
secara manual, terus-menerus dijaga dalam kondisi siap atau dalam kondisi olah
gerak.
8. Perhatian yang sungguh-sungguh harus diberikan pada pemeliharaan seluruh
permesinan yang ada, termasuk sistem-sistem mekanik, sistem elektrik, elektronik,
hidraulik, dan sistem pneumatic, peralatan pengendali dan pengamannya, semua
peralatan untuk sistem pelayanan tempat penampungan, dan pencatatan tentang
penyimpanan dan penggunaan suku cadang.
9.Kepala Kamar Mesin harus menjamin bahwa perwira tugas jaga mesin telah diberitahu
tentang seluruh tugas pemeliharaan untuk mencegah kerusakan, pemeriksaan kerusakan
atau operasi-operasi perbaikan yang harus dilakukan selama tugas
10.jaga. Perwira tugas jaga mesin harus. bertanggung jawab dalam memisahkan,
memeriksa, dan menyetel seluruh permesinan dibawah tugas jaga mesin, yang harus
dilakukan dan dicatat.
10. Jika kamar mesin dalam keadaan siap olah gerak, perwira tugas jaga mesin harus
menjamin bahwa seluruh mesin dan peralatan yang mungkin digunakan selama
olah gerak, telah benar-benar dalam keadaan siap untuk digunakan setiap saat, dan
bahwa cadangan tenaga yang cukup telah disiapkan untuk mesin kemudi dan kebutuhan-
kebutuhan lain.
11.Perwira tugas jaga mesin tidak boleh merangkap atau menjalankan tugas lain yang akan
menganggu tugas- tugas pengawasan yang berkaitan dengan sistem tenaga
penggerak dan peralatan pendukung lain. Perwira- perwira tugas jaga mesin harus
selalu mengawasi ruang sistem penggerak utama dan sistem-sistem pendukung lain.
Perwira-perwira tugas jaga mesin harus selalu mengawasi ruang sistem penggerak utama
dan sistem-sistem pendukungnya sampai waktu diganti oleh perwira pengganti tugas jaga,
dan harus selalu memeriksa secara berkala semua mesin yang ada dibawah tanggung
jawabnya. Perwira-perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa giliran
pemeriksaan pada kamar-kamar mesin dan ruangan mesin kemudi telah dilakukan untuk
mengamati dan melaporkan kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan yang ada,
melaksanakan atau memimpin penyetelan-penyetelan rutin, pemeliharaan dan
tugas- tugas lain yang perlu.
12. Perwira-perwira tugas jaga mesin harus memimpin setiap anggota tugas jaga mesin
yang ada untuk memberitahukan kondisi-kondisi yang mungkin dapat mendatangkan
bahaya yang dapat mempengaruhi permesinan atau membahayakan keselamatan kapal
dan jiwa manusia.
13. Perwira-perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa pelaksanaan tugas jaga
mesin terus diawasi, dan harus mengatur personil pengganti jika ada personil tugas jaga
mesin yang mengalami halangan.
14. Perwira tugas jaga mesin harus mengambil semua tindakan yang perlu untuk
menanggulangi kerusakan yang terjadi karena tidak berfungsinya peralatan, karena
kebakaran, banjir, terlepasnya pengencang-pengencang, tubrukan, kandas atau penyebab
lain.
15. Sebelum meninggalkan tugas, perwira tugas jaga mesin harus
memastikanbahwa seluruh kejadian yang berkaitan dengan mesin induk dan motor bantu
selama tugas jaga telah dicatat dengan baik.
16. Perwira tugas jaga mesin harus bekerjasama dengan setiap ahli mesin yang
melaksanakan tugas pemeliharaan, selama langkah-langkah pencegahan yang ada,
selama pengendalian kerusakan atau perbaikan. Pelaksanaan tugas-tugas ini termasuk
:
a. Mengisolasi mesin-mesin yang harus dipelihara atau diperbaiki.
b. Menyetel sistem penggerak yang lain agar berfungsi secara baik dan aman selama
periode pemeliharaan atau perbaikan.
c. Mencatat didalam buku harian mesin atau dokumen lain, tentang peralatan yang
diperbaiki dan personil yang melakukannya, langkah-langkah pengaman apa yang telah
dilakukan dan oleh siapa, untuk kepentingan perwira pengganti nantinya dan untuk
kepentingan administrasi.
d. Jika perlu, menguji dan memfungsikan mesin atau peralatan yang telah diperbaiki.
17. Perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa bawahan-bawahan yang ambil
bagian dalam tugas jaga kamar mesin dan melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan
selalu siap untuk membantu pengoperasian mesin secara manual, jika peralatan otomatis
tidak berfungsi.
18. Perwira tugas jaga mesin harus selalu ingat bahwa perubahan-perubahan kecepatan
sebagai akibat dari tidak berfungsinya mesin atau kurang berfungsinya sistem kemudi, akan
dapat membahayakan keselamatan kapal dan penumpangnya. Bagian anjungan harus
secepatnya diberitahu jika terjadi kebakaran atau jika akan dilakukan tindakan
tertentu pada kamar mesin yang dapat mengurangi kecepatan kapal, tidak berfungsinya
sistem kemudi, terhentinya sistem tenaga penggerak atau setiap perubahan pembangkit
tenaga listrik atau kejadian-kejadian sejenis yang mempengaruhi keselamatan.Jika
mungkin, pemberitahuan-pemberitahuan tersebut harus diberitahukan sebelum dilakukan
setiap perubahan, dengan tujuan agar dapat memberi waktu yang cukup kepada bagian
anjungan untuk mengambil langkah-langkah yang perlu guna mencegah setiap bahaya
yang dapat terjadi.
19. Perwira tugas jaga mesin harus segera memberitahu Kepala Kamar Mesin :
a. Jika terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya mesin yan dapat membahayakan
keselamatan pengoperasian kapal.
b.Jika terjadi tidak berfungsinya sesuatu yang dapat menyebabkan kerusakan
sistem penggerak, motor Bantu atau sistem pemantau dan sistem pengatur.
c.Jika terjadi situasi darurat atau jika ada keraguan tentang keputusan atau langkah-
langkah apa yang harus diambil.
20. Meskipun ada keharusan untuk memberitahu kepada kamar mesin dalam
situasi-situasi tersebut diatas, tetapi perwira tugas jaga mesin tidak boleh ragu untuk
mengambil langkah pengamanan yang perlu.
21. Perwira tugas jaga mesin harus member petunjuk dan informasi yang perlu kepada
personil tugas jaga, yang akan menjamin suatu pelaksanaan tugas jaga yang aman.
Pemeliharaan permesinan secara rutin yang dilaksanakan sebagai tugas-tugas
mendadak untuk keselamatan tugas jaga yang bersangkutan, harus ditetapkan
sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dari rutinitas tugas yang ada. Pemeliharaan
secara rinci, termasuk perbaikan peralatan elektrik, elektronik, mekanik, hidraulik atau
pneumatic diseluruh bagian kapal harus dilaksanakan dengan sepengetahuan perwira
tugas jaga mesin dan Kepala Kamar Mesin. Perbaikan perbaikan ini harus dicatat.
TUGAS JAGA MESIN DI DALAM KONDISI DAN DAERAH-DAERAH YANG BERBEDA
A. Jarak Tampak Terbatas
Perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa tekanan udara permanen atau tekanan
uap selalu tersedia untuk keperluan semboyan bunyi, dan bahwa perintah-perintah yang
datang dari anjungan yang berkaitan dengan perubahan kecepatan mesin selalu
dilaksanakan secepatnya. Selain itu juga, motor bantu yang digunakan untuk olah gerak
selalu siap.
B. Perairan Dekat Pantai Atau Perairan Yang Padat Lalu Lintas
Perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa seluruh permesinan yang terlibat dalam
pelaksanaan olah gerak dapat secepatnya dipindahkan ke pengoperasian manual jika
diberitahu bahwa kapal berada diperairan padat lalu lintas. Perwira tugas jaga mesin juga
harus menjamin bahwa cadangan tenaga yang cukup telah siap untuk keperluan olah gerak
atau keperluan kemudi. Kemudi darurat dan peralatan bantu lain harus siap untuk
pengoperasian mendadak.
C. Kapal Berlabuh Jangkar
Ditempat berlabuh terbuka, Kepala Kamar Mesin harus bermusyawarah dengan Nakhoda
tentang pelaksanaan tugas jaga mesin, sama seperti ketika sedang berlayar.
Jika kapal sedang berlabuh jangkar diperairan terbuka, perwira jaga mesin harus menjamin
bahwa :
a. Suatu tugas jaga mesin yang efisien selalu dilaksanakan.
b. Pemeriksaan secara berkala selalu dilaksanakan terhadap seluruh mesin penggerak
dan mesin cadangan.
c. Mesin induk dan motor bantu dijaga tetap siap siaga sesuai dengan perintah dari
anjungan.
d. Langkah-langkah untuk mencegah pencemaran laut oleh kapal terus dilakukan, dan
bahwa peraturan pencegahan pencemaran selalu dipatuhi.
e..Semua sistem pengendalian kebakaran dan pemadaman selalu siap.
TUGAS JAGA PELABUHAN
TUGAS-TUGAS YANG HARUS DIPERHATIKAN DAN DILAKSANAKAN PADA WAKTU
MELAKSANAKAN TUGAS JAGA PELABUHAN.
Pada setiap kapal yang sandar dengan aman sesuai dengan situasi normal di pelabuhan.
Nakhoda harus mengatur bahwa tugas jaga yang memadai dan efektif tetap dijalankan
untuk tujuan keselamatan. Persyaratan-persyaratan mungkin diperlukan untuk jenis-jenis
khusus sistem penggerak kapal atau peralatan bantu, untuk kapal-kapal yang membawa
muatan yang berbahaya, berlaku atau mudah terbakar, atau jenis-jenis khusus muatan lain.
Untuk itu tugas jaga pelabuhan harus dilaksanakan dengan jumlah dan kemampuan awak
kapal yang memadai untuk selama 24 jam jaga tersebut dan masing-masing bagian
dipimpin oleh seorang perwira yang mampu mengambil keputusan yang memadai pada
saat terjadi keadaan darurat.
Selama tugas jaga pelabuhan tersebut harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Apa kegiatan yang sedang dilaksanakan (bongkar muat, perbaikan,
bunker bahan bakar, isi air/permakanan, dan lain-lain.
b. Siapa pemimpin bagian masing-masing
c. Untuk kegiatan butir (a) tersebut permesinan, alat apa yang bernavigasi bila
tanpa kegiatan, permesinan apa yang masih beroperasi dan atau yang diperbaiki,
serta bagaimana kondisinya.
d. Mengerti pengoperasian permesinan yang diperlukan pada saat tugas jaga
tersebut, termasuk keadaan darurat
e. Letak sarana penghubung ke darat (tangga,gangway,ramdoor bila sandar)
dan kelaut tangga monyet bila labuh jangkar.
f. Pengamatan periodik tetap dilaksanakan dan dilaporkan dalam jurnal jaga.
g. Pintu-pintu dari akses menuju tempat terbatas (anjungan, kamar
mesin, kamar radio) dan sarana peringatan bahaya harus ditutup/dilindungi dari
penyalahgunaan kepentingan.
h. Segera matikan dan amankan permesinan yang tidak digunakan lagi, dan
dalam keadaan tanpa kegiatan/istirahat umum yang beroperasi adalah generator
listrik, AC, lampu-lampu,provision, pompa pendingin dan saniter.
PERSIAPAN OLAH GERAK
a. PERSIAPAN YANG DILAKSANAKAN BERKAITAN DENGAN MESIN PENGGERAK
UTAMA DAN PESAWAT BANTU PADA SAAT AKAN OLAH GERAK.
1. Menjalankan generator cadangan untuk menambah power pemakaian olah gerak dan
memparalelkan dengan generator
2. Pemberian power ke panel winch mooring dan wind last untuk pelepasan tali tross.
3. Start main engine FO pump check tekanan sesuai ketentuan pada manometer.
4. Start main engine turning motor + 20 – 30 menit.
5. Matikan motor turning dan lepaskan gigi pemutar turning dari flywheel.
6. Cerat udara start pada botol angin dari air dan minyak.
7. Isi botol angin sampai pada tekanan maksimal (30 kg/cm²)
8. Buka kran air horn (angin suling) ke anjungan.
9. Beri pelumasan pada manouvering gear valve.
10. Lakukan test telegraph dan pencocokan jam anjungan dengan jam kamar mesin.
11. Buka kran udara start ke main engine.
12. Pastikan kran indicator main engine dalam keadaan terbuk dan lakukan blow up 2 – 3
kali kemudian tutup rapat kran indicator kembali.
13. Start FW cooling main engine pump.
14. Adakan test engine (maju-stop-mundur).
15. Catat flow meter bahan bakar pada buku manouver dan pastikan pembakaran bahan
bakar MDO pada saat olah gerak.
16. Untuk persiapan pada pesawat ketel : Start pompa circulating pada saat main engine
stand by 4 jam sebelum OHN (One Hour Notice) boiler sudah dihidupkan

b. TINDAKAN YANG DILAKUKAN SETELAH SELESAI OLAH GERAK


1. Biarkan pompa pendingin (air laut/tawar) pompa oil standby berjalan selama + 5 menit
untuk mendinginkan/menurunkan suhu mesin tersebut.
2. Membuka kran indicator untuk memblow up gas-gas sisa gas pembakaran dari ruang
pembakaran pada motor induk.
3. Biarkan pompa sirkulasi untuk L.O jalan + 15 menit lalu matikan
4. Turning fly wheel (roda gila) untuk memblow juga
5. Matikan pompa bahan bakar
6. Matikan salah satu motor bantu (generator) bila tidak langsung bongkar muat, setelah
mesin-mesin dek selesai bekerja semu
7. Bersihkan sisa-sisa minyak dimesin dan sekitarnya.
8. Matikan blower jika tidak diperlukan lagi.
TUGAS JAGA LAUT
TUGAS JAGA YANG HARUS DIPERHATIKAN DAN DILAKSANAKAN PADA WAKTU
MELAKSANAKAN TUGAS JAGA LAUT
Tugas jaga laut dilaksanakan agar pengoperasian selama berlayar dapat dilaksanakan
dengan lancar dan aman, tugas jaga tersebut diatur bergantian. Untuk selama 4 jam jaga
yaitu kondisi terbaik untuk tugas jaga fisik dan dapat diulang setelah beristirahat selama 8
jam. Dengan demikian tugas jaga laut dapat dilakukan oleh 3 regu jaga dengan pengaturan
sebagai berikut :
i. Pagi hari 08.00 – 12.00 Regu A
ii. Siang hari 12.00 – 16.00 Regu B
iii. Sore hari 16.00 – 20.00 Regu C
iv. Malam hari 20.00 – 24.00 Regu A
v. Larut Malam 00.00 – 04.00 Regu B
vi. Dini hari 04.00 – 08.00 Regu C
Selama berlayar pengoperasian permesinan secara manual dikamar mesin umumnya
meliputi :
a. mesin induk/penggerak kapal,
b.generator listrik,
c.pompa-pompa pendingin permesinan ketel uap(bila ada),
d.pembersih bahan bakar, minyak lumas, mesin kemudi,
e. penyejuk udara,
f.pendingin permakanan,
g.pembersih minyak lumas, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Dengan demikian pengamatan tugas jaga harus dilakukan pada permesinan
tersebut dan pendukungnya, serta mencatatnya didalam laporan tugas jaga, yaitu :
a. Suhu : gas buang, minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, ruang mesin, ruang
pendingin makanan.
b. Tekanan : minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, udara bilas, udara pneumatic,
udara penjalan, uap ketel.
c. Putaran : poros engkol/propeller, alternator
Hal-hal lain yang diperlukan, dicantum dalam laporan tugas jaga.
1. Sering mengontrol semua pesawat yang bekerja mengenai suhu normal, kelainan-
kelainan suara dan lain-lain.
2. Melumasi pada bagian-bagian pesawat yang sedang bekerja saling bergesekan atau
memang bagian-bagian yang perlu dilumasi.
3. Mengatur suhu bahan bakar yang akan masuk ke motor induk.
4. Transfer bahan bakar dari tangki double bottom ke tangki harian settling tank.
5. Memperhatikan air ketel bantu dan menjaga tekanan uap jangan sampai kurang dan
jangan sampai melebihi batas kerja (7 kg/cm2).
6. Tekanan botol angin selalu diusahakan dalam keadaan penuh dan apabila sudah
kurang sesekali perlu diisi hingga tekanan 25 kg/cm2.
7. Setelah penjagaan mendapat tiga jam (3), maka dilmulai menjurnal tekanan dan
temperatur dari motor induk maupun generator ke dalam log book.
8. Apabila penjagaan kurang dari ¼ jam, dari 4 jam penjagaan, maka kita mengambil
counter dari mesin untuk menghitung RPM ( Revolution Per Minute) rata- rata. Selesai
mendapatkan rpm, segera lapor ke anjungan disertai melaporkan suhu air laut.
10. Pada jam tepat penjagaan selesai maka saat itu kita ambil counter mesin dan flow
meter bahan bakar untuk mengkalkulasi pemakaian bahan bakar selama satu kali
penjagaan dan ditulis dalam jurnal tersebut. Dan apabila semua sudah beres, maka
mengadakan serah terima dengan masinis selanjutnya. Dengan ini tugas jaga telah selesai
dengan baik.
Pencatatan keadaan permesinan tersebut dilakukan menjelang akhir tugas jaga
masing-masing, termasuk aktivitas yang dilakukan selama tugas jaga misalnya :
a. Perbaikan mesin,
b. Penambahan bahan bakar,
c. Minyak lumas,
d.Catatan kelainan dan Peringatan bahaya.
Dalam tugas jaga tersebut hal-hal yang mengganggu dan membahayakan
pengoperasian permesinan dan keselamatan jiwa harus dihindari misalnya,
a. Tumpahan minyak,
b. Kebocoran-kebocoran,
c. Penempatan peralatan/permesinan yang tidak benar, termasuk memanipulir peringatan
bahaya.
Selanjutnya bila selama tugas jaga harus diamankan sewajarnya, jadi bila tidak dilanjutkan
oleh regu jaga lain, peralatan tersebut tidak menggangu pengoperasian kapal.
Regu tugas jaga, baik jaga laut maupun jaga pelabuhan dilarang meninggalkan tugas jaga
sebelum pengganti jaga hadir, menggantikan jaga, dan diyakini bahwa pengganti jaga
tersebut memahami tugasnya dan laporan yang disampaikan regu jaga sebelumnya. Dalam
hal-hal yang bersifat darurat atau kelainan pengoperasiannya, regu jaga harus mengambil
tindakan pengamanan yang memadai atau sesuai kemampuan dan segera melaporkan
kepada atasan secara hierarkis.
Dalam hal khusus dan bersifat manual yaitu memasuki atau keluar pelabuhan dan melewati
alat berbahaya, sesuai perintah anjungan untuk melayani pengoperasian permesinan
dalam hal tersebut. Pengaturan dan tanggung jawab tugas jaga ditetapkan tersendiri oleh
pimpinan bagian masing-masing namun laporan tugas jaga menjadi tanggung jawab regu
jaga tetap saat itu.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGAMBIL ALIH TUGAS
JAGA
Sebelum serah terima tugas jaga, agar jaga lama harus melepaskan tugasnya
kepada pengganti jaga dan meyakini laporan tersebut telah mengerti dan mampu
melaksanakan tugas jaganya. Untuk itu laporan tugas jaga (Journal Jaga) telah diisi
lengkap dan ditanda tangani sebagai pertanggung jawaban tugas jaga.
Hal-hal yang dilaporkan dalam serah terima tugas jaga tersebut meliputi :
a. Permesinan yang sedang beroperasi.
b. Permesinan/peralatan yang sedang diperbaiki atau tidak berfungsi.
c. Perubahan jenis pengoperasian (otomatis menjadi manual atau sebaliknya)
d. Kelainan yang teramati
e. Jumlah bahan bakar dan minyak lumas yang terpakai dan sisanya
f. Kondisi buangan air got, limbah lain yang perlu ditangani
g. Pemindahan bakar agak luas, diballast
h. Perintah anjungan yang akan dilaksanakan pada jam jaga berikut/
pengganti
i. Percobaan-percobaan yang dilakukan
Sebelum mengambil alih tugas jaga mesin, perwira pengganti harus diberitahu oleh
perwira yang diganti, tentang :
a. Perwira-perwira harian, setiap perwira khusus yang berkaitan dengan pengoperasian
kapal, fungsi pemeliharaan, perbaikan mesin kapal atau peralatan kendali.
b. Sifat semua pekerjaan yang sedang dilakukan pada mesin dan sistem yang ada diatas
kapal, personil yang terlibat dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terkait.
c. Jika mungkin ketinggian atau kondisi air atau residu- residu yang didalam got, tangki
ballast, tangki endap, tangki kotoran, tangki cadangan, dan persyaratan khusus untuk
penggunaan atau pembuangan isi tangki- tangki tersebut.
d. Setiap persyaratan yang berkaitan dengan sistem kebersihan.
e. Kondisi kesiapan alat pemadam kebakaran jinjing dan alat pemadam kebakaran
permanen sertasistem pendeteksian kebakaran.
f. Personil yang telah diberikan kewenangan untuk melakukan perbaikan diatas kapal
dalam hal permesinan, lokasi kerjanya dan fungsi perbaikan serta dan orang-orang lain
telah mendapat kewenangan, dan awak kapal yang diperlukan.
g. Setiap peraturan pelabuhan yang berkaitan dengan pembuangan kotoran oleh kapal,
persyaratan tentang pemadam kebakaran dan kesiapan kapal, khususnya selama
cuaca buruk.
h. Jalur komunikasi antara kapal dengan petugas pantai jika terjadi keadaan darurat atau
jika memerlukan bantuan.
i. Setiap situasi yang penting untuk keselamatan kapal, awak kapal muatan dan
pencegahan pencemaran.
Regu pengganti jaga harus telah berada ditempat tugasnya (dikamar mesin)
sedikitnya ¼ jam sebelum serah terima jaga untuk melakukan pengamatan bersama regu
jaga yang digantikan, agar bila terjadi hal-hal yang bersifat mendesak atau berbahaya
pengganti jaga telah siap menggantikannya.
Dalam serah terima tugas jaga tersebut, parameter dan nilai yang diamati dan dilaporkan
journal jaga, haruslah sama dengan laporan tugas jaga sebelumnya. Perubahan parameter
dan nilai yang mencolok dari satu tugas jaga ke tugas jaga lain harus diwaspadai sebagai
kelainan dan harus dilaporkan kepada penanggung jawab bagian mesin (KKM). Setelah
pengganti jaga menganti dan menerima tugas jaga yang akan dilanjutkannya, barulah regu
jaga lama dapat meninggalkan kamar mesin

TUGAS JAGA KHUSUS


Tugas jaga mesin didalam kondisi jarak tampak terbatas, perairan dekat pantai / perairan
sempit atau perairan yang padat lalu lintas. Tugas jaga mesin didalam kondisi jarak tampak
terbatas, perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa tekanan udara permanen atau
tekanan uap harus selalu tersedia untuk keperluan semboyan bunyi. Dan bahwa perintah
yang datang dari anjungan yang berkaitan dengan perubahan kecepatan mesin selalu
dilaksanakan secepatnya. Dan selain itu juga motor yang digunakan untuk olah gerak
selalu siap.
Tugas jaga mesin didalam kondisi perairan dekat pantai atau perairan yang padat lalu
lintas, Perwira mesin kapal dinas jaga berkewajiban bahwa semua peralatan mesin yang
berkaitan dengan olah gerak dapat dipindahkan secara langsung kepelayaran secara
manual, sewaktu menerima berita bahwa kapal berada pada jalur pelayaran ramai. Perwira
mesin kapal dinas jaga berkewajiban pula akan tersedianya daya yang cukup untuk
keperluan lainnya. Penataan kemudi darurat dan peralatan bantu lainnya harus dapat
disiapkan untuk penggunaan dengan segera.
PERSIAPAN YANG DILAKSANAKAN BERKAITAN DENGAN MESIN PENGGERAK
UTAMA DAN PESAWAT BANTU SAAT AKAN OLAH GERAK TIBA DIPELABUHAN
1. Menyiapkan eletrik power untuk manouver yaitu menjalankan generator untuk
menambah power jika diperlukan.
2. Menjalankan pompa oil standby (saat manouver).
3. Mengisi botol angin sampai pada tekanan maksimum dengan menjalankan
kompressor untuk kebutuhan olah gerak.
4. Persiapan buku manouver.
5. Membuka kran udara start ke mesin induk.
6. Mengadakan test telegraph dengan anjungan.
7. Mensinkronkan jam kamar mesin dengan anjungan.
8. Membuka kran air horn (angin suling) ke anjungan.
9. Menutup steam pemanas bahan bakar FO main engine dan set regulatornya sesuai
kebutuhan.
10. Mengganti bahan bakar FO dengan DO untuk main engine.
11. Mencatat Flowmeter pada saat penggantian bahan bakar.
12. Menyetel regulator lubricator oil sesuai kebutuhan main engine.
13. Memberi power pada panel winch mooring dan windlast.
KEADAAN DARURAT
Keadaan darurat jaga dimaksud adalah keadaan dimana prinsip keselematan jiwa, barang
dan lingkungan menmjadi lebih utama daripada kelancaran atau efisiensi, pengoperasian
kapal. Dengan demikian pengaturan jaga, fungsi/tanggung jawab operasional rutin dapat
dikesampingkan dari yang berlaku adalah pengaturan darurat (emergency roll) yang
bersifat terpadu antar bagian.
Keadaan tersebut meliputi kegiatan :
1. Kapal diserang badai
2. Kapal terbakar
3. Kapal kandas dan muatan tumpah kelaut (Tanker)
4. Kapal bocor dan stabilitas terganggu
5. Kapal tanpa tenaga penggerak
Apapun keadaannya, awak kapal yang wajib bertindak mengupayakan
penyelamatan kapal secara umum tanpa mengabaikan keselamatan jiwanya sendiri,
utuk setiap awak kapal harus memiliki keterampilan khusus yang diperlukan awak kapal
yang bersifat mandiri tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat keadaan darurat tersebut adalah :
1. Bersikap tenang, tidak panik dan waspada
2. Peduli terhadap peringatan atau perubahan keadaan yang membahayakan
3. Sesuai kemampuan usahakan dapat menguasai keadaan atau keselamatan diri
4. Laporkan kejadian kepada atasan atau orang terdekat untuk mencegah kerusakan
atau korban bertambah
5. Dalam meninggalkan kapal (abandon ship) sesuai perintah pemimpin kapal,
penggunaan alat penyelamat diri secara maksimal dan hemat energi tubuh.
6. Selamatkan dokumen kamar mesin
Sesuai prosedur dan kemampuan serta tanggung jawab, dalam keadaan darurat
dapat dilakukan pengamanan terhadap permesinan dan mencegah meluasnya
marabahaya dengan :
a. Mematikan pengoperasian mesin penggerak utama, generator listrik dan bahan bakar,
separator limbah, ketel uap dan lain-lain yang diperlukan.
b. Menutup pintu kedap dan pintu kamar mesin
c. Membunyikan tanda bahaya
Untuk hal-hal tersebut diatas setiap awak kapal wajib mengetahui :
1. Lokasi/lintasan penyelamatan
2. Tempat dan jenis pemadaman kebakaran
3. Tempat peralatan penyelamatan diri pribadi (life jacket) dan massal (sekoci)
4. Penggunaan pintu kedap
5. Membedakan/mengerti jenis aba-aba peringatan/alarm
HAL-HAL YANG HARUS MENJADI PERHATIAN UNTUK KESELAMATAN KAPAL DAN
LINGKUNGAN
1. Tumpahan minyak.
2. Kebocoran-kebocoran pada pipa
3. Penumpukan alat-alat yang tidak diperlukan
4. Pembuangan sampah plastik ke laut.

Anda mungkin juga menyukai