Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SEMINAR FISIKA

RANCANG BANGUN KANDANG AYAM PINTAR BERBASIS IOT UNTUK


MEMONITOR PETERNAKAN AYAM

Oleh
WAHYU DEWA WIDIARTHA
NIM 18034097

Dosen Pembimbing
Yohandri, S.Si., M.Si., Ph.D.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menciptakan kandang yang mampu menyesuaikan
parameter suhu, kelembaban, gas amonia agar optimal dengan lingkungan optimal ayam. Dari
alat ini, data parameter yang sudah diukur akan dikirimkan ke gadget menggunakan database
berbasis cloud agar dapat dipantau keadaannya. Untuk sensor utama yang digunakan adalah
sensor DHT11 dan sensor MQ135. Sensor DHT11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban
pada kandang ayam dan sensor MQ135 untuk mendeteksi kadar gas amonia pada kandang
ayam. Sistem ini berbasis Internet of Things (IoT) yang dimana pada sistem ini terhubung ke
jaringan internet dengan modul ESP8266 dan mikrokontroler Arduino Mega 2560 dengan
menggunakan database Firebase Pengujian dilakukan dengan tiga tahap yaitu konektivitas,
fungsionalitas, dan delay. Uji konektivitas membuktikan bahwa ESP8266 dapat terhubung ke
Access Point dan jaringan internet. Uji fungsionalitas membuktikan bahwa sensor dapat bekerja
dengan baik. Dari penelitian diperoleh bahwa pengukuruan suhu dan kelembaban diperoleh
rata-rata persen kesalahan untuk suhu 1,60% dan kelembaban 3,48%. Sedangkan, untuk gas
amonia diketahui bahwa rata rata error berada pada 5,63 %. Adapun untuk pengukuran berat
diketahui bahwa galat tertinggi yang didapat adalah 14,10 %. Sedangkan untuk sistem
pengaturan otomatis dapat menyesuaikan suhu ideal dengan syarat suhu ideal tidak lebih rendah
dari suhu luar kandang. Semua data yang diperoleh dapat diakses secara real time menggunakan
gadget.

ii
KATA PENGANTAR
Dengan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir seminar fisika yang berjudul
“RANCANG BANGUN KANDANG AYAM PINTAR BERBASIS IOT UNTUK
MEMONITOR PETERNAKAN AYAM”.

Tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Seminar Fisika. Tentunya dalam
penulisannya saya mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sehingga, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Yohandri, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah seminar fisika
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman sekalian yang telah mensupport penulis dengan baik.
3. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan penulis dimanapun berada.

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini ada kesalahan, karena penulis hanya manusia yang
pasti memiliki kesalahan. Oleh karena itu, penulis berhara ada kritikan dan saran yang penulis
gunakan dalam tugas berikutnya.

Padang, 15 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang .............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah .......................................................................................................... 2
1.4. Tujuan penulisan .......................................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB 2. KAJIAN KEPUSTAKAAN .......................................................................................... 3
2.1 Internet of Things ......................................................................................................... 3
2.2 NodeMCU v3 ............................................................................................................... 4
2.3 Arduino Mega type 2560 ............................................................................................. 6
2.4 Arduino Nano .............................................................................................................. 9
2.5 Sensor MQ-135 ............................................................................................................ 9
2.6 Sensor DHT 11 .......................................................................................................... 10
2.7 Load Cell.................................................................................................................... 11
2.8 Relay .......................................................................................................................... 12
2.9 Motor DC ................................................................................................................... 12
2.10 Firebase ...................................................................................................................... 13
BAB 3. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 14
3.1. Metode Penelitian ...................................................................................................... 14
3.2. Hasil dan Pembahasan ............................................................................................... 16
BAB 4. PENUTUP ................................................................................................................... 20
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 20
4.2. Saran .......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 21

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Teknologi adalah kata yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia. Karena, teknologi sendiri
adalah sarana yang diciptakan manusia untuk meringankan pekerjaan manusia dalam berbagai
bidang. Teknologi sendiri selalu berevolusi dari masa ke masa. Dari teknologi awal yaitu
teknologi yang hanya memanfaatkan batu menuju teknologi uap sampai teknologi sekarang
yang mungkin paling revolusioner dinamakan “internet”. Internet sendiri bisa dikatakan adalah
teknologi manusia yang paling canggih, karena dengan adanya kita dapat menghubungkan tiap
individu, benda, sarana satu sama lain. Semakin lama juga, penggunaan internet juga makin
kompleks dan menyeluruh. Salah satu evolusi dari internet adalah Internet of Things (IoT).
Konsep dimana semua benda dihubungkan dengan internet agar memudahkan manusia dalam
memonitor dan mengoperasikan benda. Iot ini sendiri dapat diterapkan dalam berbagai bidang,
contohnya : pendidikan, rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, dan seterusnya.

Untuk bidang peternakan, di Indonesia mengalami fluktuasi dibanding tahun-tahun


sebelumnya. Walaupun mungkin dalam beberapa tahun belakangan bidang peternakan terkesan
diabaikan dibanding bidang pertanian dan perikanan. Bidang peternakan juga menyumbang
dana yang cukup besar dalam pembangunan Indonesia. Diperoleh data bahwa pada tahun 2017
peternakan 1,57% dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dengan pendapatan 148,5
triliun naik 23 triliun dibanding dengan 2013. Sedangkan pada tahun 2018 diperoleh
pendapatan sebesar 231,71 triliun. Dapat dilihat dari data diatas pendapatan di bidang
peternakan naik terus menerus di tiap tahunnya. Selain itu, di bidang peternakan menyumbang
jumlah tenaga kerja tahun 2018 sekitar 4,83 Juta orang. Jumlah ini naik 27,3% dari tahun 2015.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa bidang peternakan adalah bidang yang potensial untuk Indonesia.
Selain menyumbang pendapatan bidang ini juga menambah lapangan pekerjaan untuk
masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan pendapatan bidang ini, kualitas dan kuantitas
produk harus terus ditingkatkan pula. Memang secara real kualitas dan kuantitas sering berjalan
tidak seiringan. Akan tetapi, dengan adanya teknologi terutama IoT hal itu bukan suatu hal yang
mustahil.

Di proposal ini saya akan membahas proyek rancangan sebuah alat berbentuk sebuah kandang
ayam pintar yang mampu memonitoring dan mengontrol peternakan ayam demi meningkatkan
kualitas dan kuantitas telur yang dihasilkan. Alat ini sendiri menggunakan Mikrokontroller
NODEMCU dan Arduino dalam pembuatan alatnya.

1
1.2. Rumusan masalah

Untuk memudahkan penulis dalam pembuatan makalah, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut.

a. Bagaimana proses pembuatan alat tersebut ?


b. Bagaimana prinsip kerja dari alat tersebut ?
c. Bagaimana efektifitas alat tersebut dalam industri peternakan ayam petelur?
d. Apa kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut ?

1.3. Batasan Masalah

Dalam membuat makalah ini terdapat beberapa batasan yaitu pada rancangan/prototipe alat
yang dibuat.

1.4. Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah, yaitu :

a. Mengetahui proses pembuatan alat tersebut.


b. Mengetahui prinsip kerja dari alat tersebut.
c. Mengetahui efektifitas alat tersebut dalam industri peternakan ayam petelur.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut.

1.5. Manfaat Penulisan

Untuk penulis, sebagai dasar untuk pembuatan alat yang jauh lebih kompleks dan efisien di
masa mendatang.
Untuk pembaca, sebagai penambah wawasan dan dorongan untuk menciptakan alat berbasis Iot
di bidang lainnya.
Untuk masyarakat terutama untuk peternak ayam petelur, sebagai alat yang memudahkan
dalam perawatan ayam petelur sehingga dihasilkan telur yang baik dan unggul.

2
BAB 2. KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Internet of Things

Internet Of Things atau disingkat menjadi IoT adalah sebuah konsep dimana kita
menghubungkan semua benda satu sama lain agar mampu berkomunikasi dengan sarana
jaringan internet. Internet of Things pertama kali dikenalkan oleh Kevin Ashton pada tahun
1999 di salah satu presentasinya. Menurut Kevin Ashton IoT adalah teknologi yang akan
mampu mengubah dunia seperti saat internet muncul.

Gambar 2.1. Konsep Internet of Things


(https://digitos.id/iot/)

IoT sendiri makin sering digaungkan pada saat ini. Terutama dengan perusahaan besar yang
makin membuat ekosistem dari brandnya sendiri. Kita ambil contoh brand Samsung yang
merupakan pemain di industri smartphone, TV, dan peralatan rumah tangga. Kini banyak
produknya yang memanfaatkan konsep IoT ini sehingga kita bisa memonitoring kulkas atau
memonitoring mesin cuci hanya dengan smartphone. Saat ini IoT sendiri mungkin masih belum
terintegrasi di setiap alat dan juga hanya kalangan tertentu saja yang mampu menggunakannya.
Diharapkan, IoT sendiri akan semakin berkembang dan mampu digunakan tidak hanya di
kalangan pro consumer tapi juga sampai di tangan common consumer. (Rometdo Muzawi,
Yoyon Efendi, Wirta Agustin; 2018)

3
2.2 NodeMCU v3

NodeMCU adalah mikrokontroler yang berfungsi seabgai pengatur dan konfigurator suatu alat.
NodeMCU ini sendiri merupakan evolusi produk dari ESP 8266 dengan penggunaan firmware
berbasis e-Lua. NodeMCU pada dasarnya menggunakan bahas pemrograman Lua dalam proses
programmingnya, karena merupakan bawaan asli dari ESP 8266. Bahasa Lua ini memiliki
syntax yang mirip dengan bahasa Basic dan Pascal, akan tetapi dengan logika dan susunan
pemrograman yang sama dengan bahasa C. Untuk front panel ada tombol push berupa tombol
reset dan tombol flash. Dan pada bagian I/O yang paling menonjol adalah Micro USB port yang
berfungsi sebagai penyokong daya dan tempat programming. Akan tetapi, mungkin bagi
sebagian orang bahasa Lua asing sehingga bisa juga menggunakan bahasa lain seperti Arduino
IDE. Akan tetapi, untuk terealisasi hal tersebut perlu modifikasi board Arduino. Dan yang
paling penting sebelum menggunakan NodeMCU harus diflas dengan tool yang digunakan,
agar perangkat bekerja secara optimal.

Gambar 2.2. NodeMCU V3


(https://components101.com/development-boards/nodemcu-esp8266-pinout-features-and-
datasheet)

Adapun spesifikasi dari NodeMCU V3 adalah sebagai berikut.

• Microcontroller: Tensilica 32-bit RISC CPU Xtensa LX106


• Tegangan Operasi: 3.3V
• Tegangan Masukan: 7-12V
• Digital I/O Pins (DIO): 16
• Analog Input Pins (ADC): 1
• UARTs: 1
• SPIs: 1
• I2Cs: 1
4
• Flash Memory: 4 MB
• SRAM: 64 KB
• Clock Speed: 80 MHz
• USB-TTL berbasis pada CP2102 dengan tertanam secara onboard, mampu
mengaktifkan Plug n Play
• PCB Antenna
• Module yang kecil sehingga cocok dengan alat yang bersifat compact
Adapun untuk konfigurasi pin-out dari NodeMCU V3 dapat dilihat pada gambar dan tabel
dibawah ini.

Gambar 2.3. Pin-out NodeMCU V3


https://components101.com/development-boards/nodemcu-esp8266-pinout-features-and-
datasheet)
Kategori Pin Nama Pin Penjelasan
Power Mikro-USB, 3.3V,
Micro-USB : Pin Usb
GND, Vin
untuk programming dan
power supply
3.3V: pin khusus untuk
sumber 3.3 V
GND: Pin ground
Vin: Catu Daya
Eksternal
Pin Kontrol EN, RST Pin dan tombol reset
mikrokontroler
Pin Analog A0 Berfungsi untuk
mengukur tegangan 3,3 V

5
Pin GPIO GPIO1 hingga GPIO16 Pin yang dapat
dikombinasikan antara 16
pin
Pin SPI SD1, CMD, SD0, CLK Empat pin untuk
komunikasi SP1
Pin UART TXD0, RXD0, TXD2, Pin untuk programming
RXD2 baik upload maupun
download
Pin I2C Pin untuk dukungan 12C
Tabel 2.1. Pin-out Node MCU V3

2.3 Arduino Mega type 2560

Arduino Mega 2560 adalah mikrokontroller yang dalam penggunaanya berbasis dengan
Arduino dimana menggunakan chip ATmega2560. Board mikrokontroler ini memiliki pin
keluaran dan masukan yang cukup banyak yaitu 54 buah digital I/O pin dengan 15 pin
diantaranya adalah PWM, 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Selain itu,
spesifikasi lain dari Arduino Mega 2560 yaitu oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power jack
DC, ICSP header, dan tombol reset.

Gambar 2.4 Pin out Arduino Mega type 2560


6
Pin Number Pin Name Mapped Pin Name
1 PG5 ( OC0B ) Digital pin 4 (PWM)
2 PE0 ( RXD0/PCINT8 ) Digital pin 0 (RX0)
3 PE1 ( TXD0 ) Digital pin 1 (TX0)
4 PE2 ( XCK0/AIN0 )
5 PE3 ( OC3A/AIN1 ) Digital pin 5 (PWM)
6 PE4 ( OC3B/INT4 ) Digital pin 2 (PWM)
7 PE5 ( OC3C/INT5 ) Digital pin 3 (PWM)
8 PE6 ( T3/INT6 )
9 PE7 ( CLKO/ICP3/INT7 )
10 VCC VCC
11 GND GND
12 PH0 ( RXD2 ) Digital pin 17 (RX2)
13 PH1 ( TXD2 ) Digital pin 16 (TX2)
14 PH2 ( XCK2 )
15 PH3 ( OC4A ) Digital pin 6 (PWM)
16 PH4 ( OC4B ) Digital pin 7 (PWM)
17 PH5 ( OC4C ) Digital pin 8 (PWM)
18 PH6 ( OC2B ) Digital pin 9 (PWM)
19 PB0 ( SS/PCINT0 ) Digital pin 53 (SS)
20 PB1 ( SCK/PCINT1 ) Digital pin 52 (SCK)
21 PB2 ( MOSI/PCINT2 ) Digital pin 51 (MOSI)
22 PB3 ( MISO/PCINT3 ) Digital pin 50 (MISO)
23 PB4 ( OC2A/PCINT4 ) Digital pin 10 (PWM)
24 PB5 ( OC1A/PCINT5 ) Digital pin 11 (PWM)
25 PB6 ( OC1B/PCINT6 ) Digital pin 12 (PWM)
26 PB7 ( OC0A/OC1C/PCINT7 ) Digital pin 13 (PWM)
27 PH7 ( T4 )
28 PG3 ( TOSC2 )
29 PG4 ( TOSC1 )
30 RESET RESET
31 VCC VCC
32 GND GND
33 XTAL2 XTAL2
34 XTAL1 XTAL1
35 PL0 ( ICP4 ) Digital pin 49
36 PL1 ( ICP5 ) Digital pin 48
37 PL2 ( T5 ) Digital pin 47
38 PL3 ( OC5A ) Digital pin 46 (PWM)
39 PL4 ( OC5B ) Digital pin 45 (PWM)
40 PL5 ( OC5C ) Digital pin 44 (PWM)
41 PL6 Digital pin 43
42 PL7 Digital pin 42
43 PD0 ( SCL/INT0 ) Digital pin 21 (SCL)
44 PD1 ( SDA/INT1 ) Digital pin 20 (SDA)
45 PD2 ( RXDI/INT2 ) Digital pin 19 (RX1)
46 PD3 ( TXD1/INT3 ) Digital pin 18 (TX1)
47 PD4 ( ICP1 )
48 PD5 ( XCK1 )
49 PD6 ( T1 )
7
50 PD7 ( T0 ) Digital pin 38
51 PG0 ( WR ) Digital pin 41
52 PG1 ( RD ) Digital pin 40
53 PC0 ( A8 ) Digital pin 37
54 PC1 ( A9 ) Digital pin 36
55 PC2 ( A10 ) Digital pin 35
56 PC3 ( A11 ) Digital pin 34
57 PC4 ( A12 ) Digital pin 33
58 PC5 ( A13 ) Digital pin 32
59 PC6 ( A14 ) Digital pin 31
60 PC7 ( A15 ) Digital pin 30
61 VCC VCC
62 GND GND
63 PJ0 ( RXD3/PCINT9 ) Digital pin 15 (RX3)
64 PJ1 ( TXD3/PCINT10 ) Digital pin 14 (TX3)
65 PJ2 ( XCK3/PCINT11 )
66 PJ3 ( PCINT12 )
67 PJ4 ( PCINT13 )
68 PJ5 ( PCINT14 )
69 PJ6 ( PCINT 15 )
70 PG2 ( ALE ) Digital pin 39
71 PA7 ( AD7 ) Digital pin 29
72 PA6 ( AD6 ) Digital pin 28
73 PA5 ( AD5 ) Digital pin 27
74 PA4 ( AD4 ) Digital pin 26
75 PA3 ( AD3 ) Digital pin 25
76 PA2 ( AD2 ) Digital pin 24
77 PA1 ( AD1 ) Digital pin 23
78 PA0 ( AD0 ) Digital pin 22
79 PJ7
80 VCC VCC
81 GND GND
82 PK7 ( ADC15/PCINT23 ) Analog pin 15
83 PK6 ( ADC14/PCINT22 ) Analog pin 14
84 PK5 ( ADC13/PCINT21 ) Analog pin 13
85 PK4 ( ADC12/PCINT20 ) Analog pin 12
86 PK3 ( ADC11/PCINT19 ) Analog pin 11
87 PK2 ( ADC10/PCINT18 ) Analog pin 10
88 PK1 ( ADC9/PCINT17 ) Analog pin 9
89 PK0 ( ADC8/PCINT16 ) Analog pin 8
90 PF7 ( ADC7/TDI ) Analog pin 7
91 PF6 ( ADC6/TDO ) Analog pin 6
92 PF5 ( ADC5/TMS ) Analog pin 5
93 PF4 ( ADC4/TCK ) Analog pin 4
94 PF3 ( ADC3 ) Analog pin 3
95 PF2 ( ADC2 ) Analog pin 2
96 PF1 ( ADC1 ) Analog pin 1
97 PF0 ( ADC0 ) Analog pin 0
98 AREF Analog Reference
99 GND GND
8
100 AVCC VCC
Tabel 2.2. Pin-out Node MCU V3

2.4 Arduino Nano

Gambar 2.5. Arduino Nano


Arduino Nano merupakan board mikrokontroler yang cukup populer. Karakteristik board ini
adalah berukuran kecil, memiliki fitur cukup lengkap dan juga mendukung penggunaan
breadboard. Pada dasarnya Arduino Nano dibuat dengan basis mikrokontroler ATmega328
(untuk Arduino Nano versi 3.x) atau Atmega 16(untuk Arduino versi 2.x). Dalam
penggunaannya, Arduino Nano memiliki fungsi yang mirip dengan Arduino Duemilanove,
akan tetapi memiliki paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC
berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B.

2.5 Sensor MQ-135

Sensor MQ-135 adalah sensor yang berfungsi mengukur kualitas udara. Sensor ini memiliki
karakteristik sebagai resistor. Dimana makin terkontaminasi suatu udara maka makin rendah
tahanannya, dan makin bersih kualitas udara makin tinggi tahanan. Hal ini yang akan
mempengaruhi kualitas udara. Di makalah ini sensor ini berfungsi mengukur kualitas amonia
di dalam kandang

Gambar 2.6 Sensor MQ-135

9
2.6 Sensor DHT 11

Sensor DHT11 adalah sensor digital yang mengukur kelembaban dan suhu relatif. Sensor
DHT11 Modul sensor ini termasuk kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu
seperti contohnya yaitu NTC. Sensor DHT11 ini memiliki keunggulan dimana fitur kalibrasi
nilai pembacaan suhu dan kelembabannya cukup akurat. (Fauziah, 2018)

Untuk Modul

1 Vcc Digunakan untuk menyalakan sensor, umumnya tegangan operasi


adalah +5V.

2 Ground Digunakan untuk menghubungkan modul ke sistem ground.

3 Digital Out Anda juga dapat menggunakan sensor ini untuk mendapatkan output
digital dari pin ini, dengan menetapkan nilai ambang batas
menggunakan potensiometer.

4 Analog Pin ini menghasilkan tegangan analog 0-5 V berdasarkan intensitas gas.
Keluar

Untuk Sensor

1 H -Pin Dari dua pin H, satu pin terhubung ke pasokan dan yang lainnya ke
tanah.

2 A-Pin Pin A dan pin B dapat dipertukarkan. Pin ini akan dikaitkan dengan
tegangan pasokan.

3 B-Pin Pin A dan pin B dapat dipertukarkan. Satu pin akan bertindak sebagai
output sementara yang lain akan ditarik ke tanah.

10
Gambar 2.7. Sensor DHT 11 beserta pin-out
(https://components101.com/sensors/dht11-temperature-sensor)

Pin Penjelasan
VCC Power Supply yang dipakai di kisaran 3,5V-5V

DATA Keluaran yang didapat dari pengukuran sensor


NC Tidak ada koneksi (No Connection)
GND Terhubung ke ground
Tabel 2.3 Tabel Pin-out Sensor DHT 11
2.7 Load Cell

Load Cell adalah komponen utama yang pasti akan kita temui pada timbangan digital. Pada
dasarnya, kegunaan load cell adalah untuk menghitung massa dari suatu benda. Sensor load cell
sendiri tersusun dari beberapa konduktor, strain gauge, dan jembatan wheatstone. Sensor Load
cell yang sering dipakai biasanya memiliki kapasitas berat maksimum 8 kg, tetapi sebenarnya
masih banyak varian lainnya. (Nuryanto, 2015).

Gambar 2.8. Load Cell

11
2.8 Relay

Relay adalah komponen elektronik yang memiliki prinsip sebuah saklar elektrik. Akan tetapi
proses perubahan switch dari on ke off atau sebaliknya terjadi karena elektormagnetik dari
lempengan di dalamnya. Relay ini berfungsi untuk menggerakkan suatu benda yang
membutuhkan daya besar tanpa merusak komponen pengendalinya. Hal ini, dikarenakan dalam
pengoperasianya relay tidak butuh daya besar, sehingga ramah terdapat komponen pengontrol
suatu alat. Ada dua jenis konfigurasi sebuah relay, yaitu Single Pole Single Throw (SPST) dan
Single Pole Double Throw (SPDT). Single Pole Single Throw (SPST) merupakan konfigurasi
dimana relay hanya memiliki dua kontak. Adapun, Single Pole Double Throw (SPDT) memiliki
tiga kontak. Kontak biasanya diberi label Common (COM), Normally Open (NO),dan
Normally Close (NC). (Mochamad Fajar Wicaksono ; 2017)

Gambar 2.9. Relay beserta pin-out


(https://components101.com/switches/12v-relay)
2.9 Motor DC

Motor DC adalah komponen elektromekanik yang meiliki fungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan
searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal
tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik
maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua
terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua
terminal menentukan kecepatan motor (Frank D. Petruzella; 2001)

Gambar 2.10. Motor DC


(https://student-activity.binus.ac.id/himtek/2017/05/08/motor-dc-dan-jenis-jenisnya/)

12
2.10 Firebase

Firebase adalah sebuah database realtime yang tersimpan di cloud. Data pada firebase nantinya
akan disimpan dalam struktur JSON (Java Script Object Notation). Firebase dapat digunakan
secara multiplatform (android, IOS, dan Chrome Web). Pada firebase sinkronisasi akan
dilakukan secara otomatis terhadap aplikasi client yang terhubung dengannya. Jadi selama
aplikasi pada gadget kita terhubung dengan firebase, maka data akan tersinkronisasi secara
online dan realtime. Firebase sendiri memiliki library (pustaka) yang lengkap untuk sebagian
besar platform web dan mobile. Selain itu, firebase juga mampu dikombinasikan dengan
framework lain, seperti : java, node, dan javascript. Adapun beberapa fitur yang disediakan oleh
firebase adalah sebagai berikut :

• Analytics, fitur untuk mengamati data yang terhubung pada database.


• Develop, fitur ini berupa cloud messaging, authentication, realtime database, storage,
hosting, testlab dan crash reporting.
• Grow, fitur ini digunakan untuk mempublis sebuah produk aplikasi.

Gambar 2.11. Skema Kerja Firebase


(https://firebase.google.com/docs/cloud-messaging/fcm-architecture?hl=id)

13
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1. Metode Penelitian

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Fix Alat

14
Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Portable Alat
Berdasarkan Gambar 3.1. dapat kita lihat blok diagram dari alat. Pada dasarnya alat ini fungsi
utamanya adala sebagai fungsi monitoring dan pengontrolan jarak jauh. Dengan memanfaatkan
3 jenis masukan dari sensor DHT11, Sensor MQ-135, dan load cell yaitu berupa suhu
kelembaban, kadar amonia, dan berat. Adapun untuk memaksimalkan alat, digunakan 2 sistem
sekaligus, yaitu : sistem fix dan sistem portable.

Pada Gambar 3.2 adalah sistem fix kandang dimana sistem inilah yang terintegrasi langsung
didalam kandang. Adapun sensor DHT11 digunakan pada sistem ini untuk mengukur suhu.
Yang nantinya datanya akan mampu menggerakan kipas pendingin atau pemanas di mode
otomatis. Adapun mode untuk sistem ini ada 2, yaitu mode otomatis dan mode manual. Mode
otomatis perangkat keras akan bekerja sesuai dengan data sensor yang ada. Sedangkan untuk
mode manual kita harus menentukan set point sendiri untuk menggerakan perangkat dengan
menggunakan bantuan keypad. Adapun mikrokontroler yang digunakan di sistem ini adalah
Arduino Mega type 2560. Hal ini dengan pertimbangan board mikrokontroler ini memiliki
banyak pin-out yang bisa digunakan. Adapun karena mikrokontroler ini tidak memiliki wifi
module terintegrasi maka dibutuhkan modul wifi eksternal untuk menghubungkan ke database.

Berdasarkan Gambar 3.3 adalah sistem portable dari alat yang berfungsi agar mudah
dimobilisasi penggunaannya. Sistem ini meggunakan 2 mikrokontroler sekaligus yaitu
nodeMCU v3 dan arduino nano. Rangkaian sistem monitoring kadar gas amonia dan juga bobot
ayam. Adapun untuk monitoring gas amonia menggunakan MQ-135 sebagai sensor. Pin data
pada MQ-135 terhubung dengan pin ADC yang terdapat pada mikrokontroler. Sedangkan Pin
VCC pada MQ-135 terhubung dengan tegangan output pada mikrokontroler dan pin ground
terhubung dengan ground. Untuk rangkaian sistem penimbangan bobot ayam, menggunakan
load cell sebagai sensor. Load cell nantinya akan tersambung dengan HX711 yang berfungsi
sebagai panguat sinyal agar data mudah terbaca. Kemudian HX711 akan terhubung ke

15
mikrokontroler Arduino Nano dan menuju nodeMCU v3 untuk ditampilkan ke LCD display
atau dihubungkan ke database.

Adapun database yang dipakai adalah firebase. Dari database ini akan dihubungkan ke gadget
kita melalu aplikasi khusus yang mampu memonitoring dan mengontrol sistem kandang pintar.

3.2. Hasil dan Pembahasan


Hygrometer Sensor DHT11 Galat (%)
Menit
Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
Ke
(°C) (%) (°C) (%) (°C) (%)
1 26,6 69 26,0 67 2,25 2,89
2 26,6 69 26,0 66 2,25 4,34
3 26,6 69 26,0 66 2,25 4,34
4 26,8 70 27,0 67 0,74 4,28
5 26,9 70 27,0 67 0,37 4,28
6 27,0 69 27,0 67 0 2,89
7 27,1 69 27,0 70 3,32 1,44
8 27,1 70 28,0 70 3,32 0
9 27,3 69 28,0 70 2,56 1,44
10 27,3 69 28,0 70 1,09 1,44
11 27,4 68 27,0 71 1,45 4,41
12 27,4 71 27,0 70 1,45 1,40
13 27,5 70 27,0 72 1,81 2,85
14 27,4 69 27,0 71 1,45 2,89
15 27,5 68 27,0 70 1,81 2,94
16 27,4 68 27,0 70 1,45 2,94
17 27,4 68 27,0 70 1,45 2,94
18 27,4 68 27,0 70 1,45 2,94
19 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
20 27,4 67 27,0 71 1,45 5,97
21 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
22 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
23 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
24 27,4 67 27,0 69 1,45 2,98
25 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
26 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
27 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
28 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
29 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
30 27,4 67 27,0 70 1,45 4,47
Rata Rata Galat (%) 1,60 3,48
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Sensor DHT11 dan Hygrometer
Data Tabel 3.1 diatas adalah hasil pengukuran dari sensor DHT11 dan Hygrometer.
Hygrometer adalah alat ukur yang memang secara khusus berfungsi mengukur kelembaban.
Data hygrometer dicari sebagai pembanding dengan data sensor DHT11. Adapun untuk suhu
dan kelembaban yang optimal adalah kisaran 24°C dengan kelembaban 50% sampai 70%.

16
Adapun berdasarkan hasil yang didapat diatas diperoleh rata-rata persen kesalahan untuk suhu
1,60% dan kelembaban 3,48%. Jadi data dapat diterima dan valid.

No. Kadar Kadar Gas Rs Rasio Error (%)


Amonia Amonia (Rs/Ro)
(ml) (ppm)
1 0,25 10,27 23,99 2,399 4,04
2 0,5 19,91 18,56 1,856 4,82
3 0,75 21,36 17,80 1,780 3,78
4 1 23,45 17,21 1,721 4,38
5 1,25 35,33 14,83 1,483 10,12
6 1,5 38,21 14,47 1,447 5,63
Rata Rata Error (%) 5,63
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Kadar Gas Amonia
Data Tabel 3.2 diatas adalah data hasil pengukuran dari kadar gas amonia NH3 menggunakan
sensor MQ-135. Disini dilakukan pengukuran dari kadar 0,25ml – 1,5ml. Diketahui bahwa rata
rata error berada pada 5,63 %. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa alat yang dibuat
memiliki sensitivitas dan akurasi yang baik, sehingga data dapat diterima dan dikataka valid.

No. Beban(gram) Sensor Load Cell Galat(%)


1 50 53,77 7,01
2 100 111,24 10,10
3 150 168,71 11,09
4 200 215,58 7,22
5 250 265,15 5,71
6 300 349,26 14,10
7 500 551,20 9,28
8 600 611,75 1,92
9 700 714,48 2,02
10 1000 1129,39 11,45
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Load Cell

Data Tabel 3.3 merupakan data hasil pengukuran beban menggunakan load cell. Adapun sesuai
dengan metode yang sudah dijelaskan sebelumnya load cell ini bersifat portabel atau bisa kita
mobilisasi sesuai keinginan kita. Disini dilakukan pengukuran dari massa 500g – 1000g. Dari
pengukuran diketahui bahwa galat tertinggi yang didapat adalah 14,10 %. Memang berdasarkan
pengujian, akurasi yang diperoleh memiliki kesalahan yang cukup besar. Tapi hal ini dapat
diterima karena kesalahan masih dibawah 15 %.

17
Gambar 3.4 Tampilan Database di Firebase
Gambar diatas adalah tampilan database yang dapat diakses melalui firebase. Database ini
berfungsi mengumpulkan data yang telah diperoleh oleh sensor, kemudian setelah didapatkan
data kita bisa mengontrol output analog yang dibutukan atau sekedar menampilkan status
keadaan di kandang ayam tersebut.

Adapun untuk pengujian monitoring dengan berbasis IOT dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

SI SL SK
Hari K (%)
(°C) (°C) (°C) Delay (s) Pemanas Pendingin Buzzer
0 26 26 73 0 1 0 0
1 26 30 55 60 1 0 0
2 26 32 52 60 0 0 0
3 26 32 52 0 0 0 0
32
4 26 32 52 0 0 0 0
5 26 32 52 0 0 0 0
6 26 32 52 0 0 0 0
7 26 32 52 0 0 0 0
8 26 32 52 0 0 1 0
9 26 28 60 60 0 0 0
10 26 28 60 0 0 0 0
11 28 26 28 60 0 0 0 0
12 26 28 60 0 0 0 0
13 26 28 60 0 0 0 0
14 26 28 60 0 0 0 0
15 26 28 60 0 0 1 0
16 26 27 63 60 0 1 0
17 26 27 63 0 0 1 0
18 26 26 26 63 120 0 0 0
19 26 26 63 0 0 0 0
20 26 26 63 0 0 0 0
21 26 26 63 0 0 0 0
18
22 26 26 63 0 0 1 0
23 26 26 63 0 0 1 0
24 26 26 63 0 0 1 0
25 24 26 26 63 0 0 1 1
26 26 26 63 0 0 1 1
27 26 26 63 0 0 1 1
28 26 26 63 0 0 1 1
29 26 26 63 0 0 1 1
30 26 26 63 0 0 1 1
31 26 26 63 0 0 1 1
32 23 26 26 63 0 0 1 1
33 26 26 63 0 0 1 1
34 26 26 63 0 0 1 1
35 26 26 63 0 0 1 1
Tabel 3.4 Hasil uji sistem pengontrol otomatis
Ket. SI = Suhu Ideal Ayam
SL = Suhu Luar Kandang
SK = Suhu Kandang
K = Kelembaban
Delay = Delay Perpindahan Suhu
1 = Aktif
0 = Tidak Aktif
Dari tabel dapat diketahui bahwa dari sistem pengontrolan otomatis, disini kandang
menyesuaikan suhu secara otomatis mendekati suhu ideal, dengan cara mengaktifkan secara
otomatis output analog yang dibutuhkan. Akan tetapi untuk suhu 24°C dan 23°C tidak bisa
dicapai karena suhu diluar kandang ada pada suhu 26°C, sehingga suhu tidak bisa lebih rendah
dari suhu luar kandang.

19
BAB 4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan.

- Alat ini dibuat berbasis IOT (Internet Of Thing) dengan menggunakan database firebase,
adapun mikrokontoler yang dpakai adalah arduino dan nodeMCU, dengan 3 sensor utama
yaitu : sensor MQ135, sensor DHT11, dan load cell.
- Alat ini akan mengukur parameter suhu, kelembaban, gas amonia, dan beban ayam
menggunakan ketiga sensor utama kemudian dari sensor dilanjutkan ke mikrokontroler
untuk diolah. Dari mikrokontroler dapat langsung ditanggapi dengan output analog yang
ada yaitu pendingin, pemanas, buzzer, dan lcd display. Data dari sensor juga bisa diteruskan
ke gadget menggunakan IOT berbasis database firebase. Dari gadget kita dapat
memonitoring data dan mengontrol paramater output analog yang terpasang
- Dari penelitian diperoleh 3 parameter utama yaitu suhu dan kelembaban, gas amonia, dan
beban. Untuk suhu dan kelembaban diperoleh rata-rata persen kesalahan untuk suhu 1,60%
dan kelembaban 3,48%. Sedangkan, untuk gas amonia diketahui bahwa rata rata error
berada pada 5,63 %. Adapun untuk pengukuran berat diketahui bahwa galat tertinggi yang
didapat adalah 14,10 %. Sedangkan untuk sistem pengaturan otomatis dapat menyesuaikan
suhu ideal dengan syarat suhu ideal tidak lebih rendah dari suhu luar kandang.
- Kelebihan dari alat yang dibuat ini dapat kita kontrol kandang dari gadget android atau
dapat menggunakan sistem otomatis yang sudah terinstal. Sedangkan, untuk kekurangannya
pada bagian sistem pengaturan otomatis suhu ideal harus setidaknya sama atau lebih tinggi
dari suhu luar kandang agar bekerja maksimal.

4.2. Saran

Dari makalah yang sudah dibuat penulis berharap muncul saran membangun atau ide yang lebih
menarik mengenai bahasan ini. Selain itu, makalah ini diharapkan sebagai awal dari penelitian
yang lebih baik di masa depan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2017. HC-SR04 Ultrasonic Sensor. Dari
https://components101.com/sensors/ultrasonic-sensor-working-pinout-datasheet.
Diakses pada 12 Mei 2021.

Anonymous. 2018. DHT 22 Sensor. Dari https://components101.com/sensors/dht22-pinout-


specs-datasheet . Diakses pada 12 Mei 2021.

Anonymous. 2020. NODEMCU ESP8266. Dari https://components101.com/development-


boards/nodemcu-esp8266-pinout-features-and-datasheet. Diakses pada 12 Mei 2021.

Bakhtiyar Arasada, Bambang Suprianto. 2017. Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi Posisi
Jarak Pada Ruang Menggunakan Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro. Volume 06
Nomor 02, 137 – 145

Ilham Firman Maulana. 2020. Penerapan Firebase Realtime Database pada Aplikasi E-Tilang
Smartphone berbasis Mobile Android. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi
Informasi) Vol. 4 No. 5, 854 – 863

Lita Lidyawati, M. Aluh Ashari. 2018. IOT BERBASIS SISTEM SMART HOME
MENGGUNAKAN NODEMCU V3. Ejournal Kajian Teknik Elektro Vol. 3 No. 2

Masriwilaga, Ari Ajibekti; Tubagus Abdul Jabar; Agus Subagja; Sopian Septiana. 2019. Sistem
Monitoring Peternakan Ayam Broiler Berbasis Internet of Things. TELEKONTRAN,
Vol. 7, No. 1, 1-13

Moh. Nur Yuski, Widyono Hadi, Azmi Saleh. 2017. Rancang Bangun Jangkar Motor DC.
Jember : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember

21

Anda mungkin juga menyukai