PRINGGABAYA 7MWp
Disusun oleh :
NIM : F1B018001
FAKULTAS TEKNK
UNIVERSITAS MATARAM
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
PRINGGABAYA 7 MWp
Disusun oleh:
NAMA : AHMAD FAZLIN ARDIAN
Ismail Hadi
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “ ANALISA PENGARUH PERUBAHAN RADIASI
MATAHARI TERHADAP DAYA OUPUT PV MODUL di PLTS PRINGGABAYA 7 MWp” .
Penulis telah menyelesaikan Praktek Kerja lapangan di PT. Vena Energy Indonesia mulai
tanggal 10 Maret 2022 s/d 10 Mei 2022.
Laporan Praktek Kerja lapangan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang
harus ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Teknik Elektro
dan sebagai bukti tertulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Vena Energy
Indonesia.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan PKL ini tidak terlepas dari do’a, bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, atas nikmat sehat yang sempat dilimpahkan-Nya kepada penyusun
sehingga Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan dapat terselesaikan
2. Orang Tua, yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan kepada penyusun
3. Bapak Muhamad Syamsu Iqbal,ST.,MT.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
4. Bapak Misbahudin ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Mataram.
5. Ibu Rosmaliati, S.T., MT. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Muhammad Wildan selaku Senior site Engginering di VenaEnergy.
7. Bapak Adi Negara, selaku HSE di Vena Energy.
8. Ibu Nur Fitri, selaku General Administration di Vena Energy.
9. Bapak Jumahir selaku Stakeholder Relations di Vena Energy.
10. Bapak Ismail Hadi dan Bapak Muhammad Zulkifli selaku Operationand
Maintanance(O&M) di PT Vena Energy Indonesia (ITA).
11. Dan segenap rekan-rekan kerja dari Vena Energy dan ITA yang tak bisa saya sebutkan
satu persatu.
Laporan ini sebagai bentuk hasil karya tulis yang di buat dalam penerapan
Kerja Praktek, semoga laporan ini dapat berguna untuk pembaca dari semua kalangan
dalam menambah ilmu pengetahuan.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi bahasa maupun isi yang disampaikan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar makalah ini lebih baik untuk penulisan kedepannya.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini
maupun kepada pembaca sekalian.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
a. BAB I PENDAHULUAN
d. BAB IV PEMBAHASAN
e. BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTS adalah suatu pembangkit lstrik yang menggunakan sinar matahari
melalu sel surya (fotovoltaik) untuk mengkonversikan radiasi sinar foton
matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis dari
bahan semi konduktor lainnya. PLTS memanfaatkan cahaya matahri untuk
mengahsilkan listrik DC, yang dapat diubah menjadi listrik AC. Oleh karena itu,
walupum cuaca mendung, selama masih terdapat cahaya, maka PLTS tetap dapat
menghasilkan listrik.
PLTS pada dasarnya adalah pencatu daya, dan dapat dirancang untuk
mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan besar, baik secara mandiri
maupun hybrid (dikombinasikan dengan sumber energi lain), baik dengan
metode desentralisasi (satu rumah satu pembangkit) maupun dengan metode
sentralisasi (listrik didistribusikan dengan jaringan kabel). PLTS merupakan dari
sumber energi terbarukan, dimana sinar matahari sebagai sumber energi yang
tidak ada habisnya, selain itu PLTS merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan tanpa ada bagian yang berputar, tidak menimbulkan kebisingan, dan
tanpa mengeluarkan gas buangan/limbah.
Gambar 3.1 photovoltaik (GIZ, 2017)
a. PLTS On grid
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara umum terdiri dari beberapa
komponen berikut :
3.4.1 Sel Surya
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah
suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan
atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan
saat mendapatkan energi cahaya.
Adapun fungsi dari masing-masing peralatan yang ada dalam array box adalah
sebagai berikut :
1. Weather Sensor Module (ADAM)
ADAM merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui keadaan
cuaca lingkungan seperti radiasi matahari, suhu modul, kecepatan angin dan
kondisi awan (cloud). ADAM dilengkapi dengan peralatan tambahan yang
dipasang diatas permukaan mounted modul atau diatas PV modul. Pada PLTS
Sengkol pemasangan array modul dibagi dalam 3 zona yaitu zona 1a, zona 1b
dan zona 2.ADAM sendiri dipasang di masing-masing zona untuk mewakili
pembacaan data pada masing-masing array yang berfungsi untuk mengetahui
informasi terutama radiasi matahari yang terkena PV modul. ADAM 1 dipasang
di zona 1b pada array box, ADAM 2 dipasang di zona 1a di array box dan
ADAM 3 dipasang di zona 2 di array box .
2. Communication Module
Communication module merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi
untuk meneruskan informasi dari ADAM dan daya ouput yang dihasilkan PV
modul ke sistem Scada.
3. Negatif dan Positif DC Fuse
Negatif dan positif DC fuse merupakan sekumpulan fuse dari masing-
masing string yang berfungsi sebagai alat pengaman ketika terjadi oversized
daya yang dihasilkan oleh array PV.
4. DC Output dan Switch Disconnector
DC Output merupakan kumpulan daya dari total string yang terpasang.
Sedangkan switch Disconnector merupakan sebuah switch yang berfungsi
sebagai pemutus tegangan tetapi memutus tegangan dalam keadaan berbeban
sama seperti LBS.
5. Surge Arrester
Surge arrester merupakan sistem grounding yang beerfungsi untuk
melindungi peralatan jika terjadi arus bocor dan arus hubung singkat. Pada
proses pemeliharaan di kenal dengan istilah ground fault.
3.4.4 DC Box
DC Box adalah sebuah panel box yang berisi daya input-an dari
keluaran masing- masing Array Box yang berfungsi menyatukan daya input
yang kemudian disalurkan ke Inverter.
Dimana :
ηsesaat : Efisiensi solar cell (%)
Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
P : Daya output yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt)
A : Luas area permukaan module photovoltaic (m2)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PLTS Pringgabaya 7Mwp
PLTS Pringgabaya/ITA (Infrastruktur Terbarukan Adhyguna) memiliki
kapasitas sebesar 7 MWp yang terkoneksi dengan jaringan PLN. Proyek berdiri di atas
lahan seluas 11 Hektare dan memiliki 21.560 PV Module, 269 tabel, 40 Array Box, 8
inverter, 2 PV Box.
PLTS ini dapat bekerja apabila diberikan supplay dari PLN sebesar 20 KV.
Jika PLTS memproduksi listrik tetapi jaringan PLN mengalami gangguan atau
dimatikan maka inverter akan menghentikan penyaluran energi yang dihasilkan dari
panel surya ke jaringan PLN. Jika jaringan PLN sudah normal maka inverter akan
mensinkronkan kembali dan mengalirkan listrik ke jaringan PLN.
500.00
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6:
Berdasarkan Grafik 4.2.1.1 diatas dapat di analisa bahwa dari pukul 6:25
sampai 6:59 setiap menitnya hubungan antara iiradiance, temperature dan daya output
berbanding lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima
oleh pv modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan. Pada grafik
diatas perubahan nilai intensitas radiasi matahari yang diterima modul surya akan
mempengaruhi nilai temperature pada permukaan modul artinya ketika cahaya
matahari mulai terik maka temperature permukaan pada modul surya juga akan
meningkat dimana untuk temperature modul beberapa penelitian menyatakan bahwa
kerja maksimum dari sel surya pada saat suhu permukaan panel berada pada 25 0C
merupakan suhu normal untuk modul surya. Kenaikan temperature atau turunnya
temperatur suhu permukaan modul akan menyebabkan berkurangnya produksi energi
yang akan dihasilkan. Sedangkan untuk pengaruh perubahan nilai intensitas radiasi
matahari terhadap daya output didapatkan bahwa semakin besar nilai radiasi matahari
maka daya output yang dihasilkan semakin besar hal ini dikarenakan daya output di
pengaruhi oleh daya input dimana energi listrik yang dihasilkan merupakan hasil
konversi dari radiasi matahari yang dilakukan oleh pv modul.
4.2.1.2 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output
Berdasarkan grafik 4.2.1.2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai daya input dan
daya output bersesuaian artinya semakin besar daya input maka daya output juga akan
semakin besar begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga
akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk
dikonversi atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya
output yang besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna berkisaran,
bayangan yang mengenai panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di
permukaan panel surya.
Dimana untuk daya input dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah
ini:
= 26.865,216 kw
Dimana untuk 1 site terdapat 270 tabel, dengan 1 tabel sama dengan 80 pv modul dan
untuk luas 1 pv modul sebesar 2 m2 .
Luas = 2 m2 x 80 x 270
= 43.200 m2
4.2.2 Data Dalam Perjam (Tanggal 01 Maret 2022 )
5,000.00
4,000.00
3,000.00
2,000.00
1,000.00
0.00
7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00
Berdasarkan grafik 4.2.1.2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai daya input dan daya
output dari pukul 7:00 sampai pukul 11:00 menanjak naik kemudian setelah pukul
11:00 sampai pukul 12:00 daya input dan output menurun. Sedangkan setelah pukul
12:00 sampai 13:00 daya input dan daya output kembali naik dan yang terakhir setelah
pukul 13:00 sampai 18:00 didapatkan daya input dan daya ouput menurun. Artinya
daya input dan daya output bersesuain dimana semakin besar daya input maka daya
output juga akan semakin besar begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka
daya output juga akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan
sinar matahari untuk dikonversi atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai
daya input dan daya output yang besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak
sempurna, bayangan yang mengenai panel surya, dan debu atau kotoran yang berada
di permukaan panel surya.
4.2.3 Data Dalam Perhari (Bulan Maret 2022 )
Berdasarkan Grafik 4.2.3.1 diatas dapat di analisa bahwa dari tanggal 1 sampai
tanggal 30 nilai irradiance, temperature dan daya output didapatkan nilainya berbanding
lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima oleh pv
modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan begitupun sebaliknya
semakin kecil nilai irradiance dan temperature yang diterima maka semakin kecil juga
daya output yang dihasilkan.
4.2.3.2 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output
Berdasarkan grafik 4.1.3.2 diatas didaptkan daya input dan daya output bersesuain
dimana semakin besar daya input maka daya output juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga akan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk dikonversi
atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya output yang
besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna, bayangan yang mengenai
panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di permukaan panel surya.
4.2.4 Data Dalam Perminggu (Bulan Maret 2022 )
4.2.4.1
Berdasarkan Grafik 4.1.3.1 diatas dapat di analisa bahwa dari minggu 1 sampai
minggu 4 nilai irradiance, temperature dan daya output didapatkan nilainya berbanding
lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima oleh pv
modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan begitupun sebaliknya
semakin kecil nilai irradiance dan temperature yang diterima maka semakin kecil juga
daya output yang dihasilkan.
4.2.3.4 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output
16,000.00
14,000.00
12,000.00
10,000.00
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00
0.00
1 2 3 4
Berdasarkan grafik 4.2.4.2 diatas didaptkan daya input dan daya output bersesuain
dimana semakin besar daya input maka daya output juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga akan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk dikonversi
atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya output yang
besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna, bayangan yang mengenai
panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di permukaan panel surya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anonim. 2010. “Technical Application Papers No. 10 Photovoltaic Plants”. Italy: ABB
SACE.
Energy Vena. 2018. “Web.” 2018. https://www.venaenergy.com.
Ginting Rosnani. 2020. Pengukuran Potensi Pemanfaatan Listrik Tenaga Sinar Matahari
di Kabupaten Langkat, Unoversitas Sumatera Utara. Medan.
Adam Satriyo Adi. 2017. PERFORMANCE ANALYSIS OF SOLAR POWER PLANT
THROUGH DESIGN AND METERINGWITH SOLAR IRRADIANCE AND
TEMPERATURE SENSORS. Surabaya. Institut Teknologi Sepeuluh November.