Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN RADIASI MATAHARI

TERHADAP DAYA OUTPUT PV MODUL DI PLTS

PRINGGABAYA 7MWp

Disusun oleh :

AHMAD FAZLIN ARDIAN

NIM : F1B018001

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNK

UNIVERSITAS MATARAM

2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN RADIASI MATAHARI

TERHADAP DAYA OUTPUT PV MODUL DI PLTS

PRINGGABAYA 7 MWp

Disusun oleh:
NAMA : AHMAD FAZLIN ARDIAN

NIM : F1B 018 001


Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim
Pembimbing :

Dosen Pembimbing, Pada tanggal, / /2021

Rosmaliati, ST., MT.


NIP. 19680717 199803 2 002

Pembimbing Lapangan, Pada tanggal, / /2021

Ismail Hadi
Mengetahui:

PT. Vena Energy Indonesia (Lombok) Jurusan Teknik


Elektro

Senior Site Engineer


Muhammad Wildan Dr. Misbahuddin, ST., MT.
NIP. 19681005 199703 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “ ANALISA PENGARUH PERUBAHAN RADIASI
MATAHARI TERHADAP DAYA OUPUT PV MODUL di PLTS PRINGGABAYA 7 MWp” .
Penulis telah menyelesaikan Praktek Kerja lapangan di PT. Vena Energy Indonesia mulai
tanggal 10 Maret 2022 s/d 10 Mei 2022.
Laporan Praktek Kerja lapangan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang
harus ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Teknik Elektro
dan sebagai bukti tertulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Vena Energy
Indonesia.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan PKL ini tidak terlepas dari do’a, bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas nikmat sehat yang sempat dilimpahkan-Nya kepada penyusun
sehingga Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan dapat terselesaikan

2. Orang Tua, yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan kepada penyusun
3. Bapak Muhamad Syamsu Iqbal,ST.,MT.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
4. Bapak Misbahudin ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Mataram.
5. Ibu Rosmaliati, S.T., MT. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Muhammad Wildan selaku Senior site Engginering di VenaEnergy.
7. Bapak Adi Negara, selaku HSE di Vena Energy.
8. Ibu Nur Fitri, selaku General Administration di Vena Energy.
9. Bapak Jumahir selaku Stakeholder Relations di Vena Energy.
10. Bapak Ismail Hadi dan Bapak Muhammad Zulkifli selaku Operationand
Maintanance(O&M) di PT Vena Energy Indonesia (ITA).
11. Dan segenap rekan-rekan kerja dari Vena Energy dan ITA yang tak bisa saya sebutkan
satu persatu.

Laporan ini sebagai bentuk hasil karya tulis yang di buat dalam penerapan
Kerja Praktek, semoga laporan ini dapat berguna untuk pembaca dari semua kalangan
dalam menambah ilmu pengetahuan.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi bahasa maupun isi yang disampaikan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar makalah ini lebih baik untuk penulisan kedepannya.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini
maupun kepada pembaca sekalian.

Pringgabaya, Mei 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi yang bersifat terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan energi mengingat sumber tersebut sangat melimpah. Hal
ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit pembangkit listrik
konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak
bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS atau lebih dikenal dengan sel
surya (photovoltaic cells) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk
berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran,
pabrik, perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropis
mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-
rata 4,5-4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya
sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Yang diangkat Pada Kegiatan PKL ini Adalah
Bagaimana Pengaruh Perubahan Radiasi Matahari Terhadap daya output pv
modul ?
1.3 Batasan Masalah
Pembahasan Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini Membahas
Tentang Lingkup Pada Point 1.2 Yang Mengarah Kepada bagaimana
pengaruh perubahan radiasi matahari terhadap daya output pv modul di PLTS
PRINGGABAYA 7MWp.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan kerja praktek lapangan yang
dilakukan di PLTS Pringgabaya, Nusa Tenggara Barat yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan pada studi S1
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b. Untuk Menambah Pengetahuan mengenai Sistem Pembangkit Listrik
berbasis Energi Surya dan komponen-komponen PLTS yang
digunakan pada umumnya.
c. Untuk menerapkan teori dan ilmu dasar yang dipelajari selama di
bangku perkuliahan.
d. Mendapatkan pengetahuan di tempat lingkungan kerja dan cara kerja
dalam suatu tempat kerja atau perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
a. Mendapatkan umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang
telah diberikan di bangku kuliah.
b. Memperoleh masukan tentang masalah-masalah yang terjadi di lapangan
pada saat kegiatan lapangan berlangsung.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Mahasiswa

a. Dalam rangka memenuhi kewajiban mata kuliah praktek kerja


lapangan
b. Sebagai sarana untuk belajar secara rill dalam menghadapi
permasalahan permasalahan dan cara troubleshooting selama
kegiatan lapangan dimana peralatan dan pengoperasiannya
membutuhkan pendampingan oleh pembimbing atau operator yang
terlatih dan berpengalaman.
1.5.2 Bagi Perusahaan
a. Sebagai bentuk kerjasama untuk membantu pelaksanaan aktivitas di
instansi tempat Praktek Kerja Lapangan.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaa praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama 2
bulan mulai dari 10 Maret 2022 sampai dengan 10 Mei 2022 yang
bertempat di PLTS Pringgabaya 7MWp di bawah naungan PT. Vena
Energy Indonesia.

1.7 Metode Penulisan

Adapaun Metode penulisan yang digunakan pada laporan Praktek


Kerja Lapangan ini sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi Literatur adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada dilapangan
yaitu dari Jurnal, Buku Manual ,e-book.
2. Wawancara
Wawancara Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada pembimbing
lapangan sehingga memperoleh informasi mengenai permasalahan
yang ada di lapangan.
3. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh informasi terkait
objek dengan cara mengamati dan menganalisa secara langsung dan
mendapat kesimpulan atas kegiatan yang ada ditempat PKL.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yaitu untuk mempermudah dan mempelajari


bagian- bagian dari sebuah kesatuan tulisan, memahami ciri-ciri masing-
masing bagian, dan hubungan antar tiap bagian sehingga dapat disusun
tulisan yang merupakan garis-garis besar yang merupakan keseluruan
tulisan.

a. BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Kerja


Praktek, Rumusan Masalah, Metode Penyusunan Laporan

b. BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

Membahas tentang Profil dan Sejarah PT. Vena Energi Indonesia


PLTS Pringgabaya 7 MWp, Struktur Organisasi, Visi dan Misi
Perusahaan.

c. BAB III DASAR TEORI

Membahas tentang penjelasan mengenai komponen peralatan


produksi yang digunakan dalam PLTS dan pengaruh perubahan
radiasi matahari terhadap tegangan dan arus

d. BAB IV PEMBAHASAN

Menjelaskan pembahasan dari pokok masalah yang dibahas, yaitu


bagaimana pengaruh perubahan radiasi matahari terhadap tegangan
dan arus pada kabel DC dan faktor-faktor losses kabel DC di PLTS
Pringgabaya 7MWp.

e. BAB V PENUTUP

Menjelaskan mengenai kesimpulan dan kritik serta saran yang dapat di


ambil dari pembahasan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Vena Energy hadir untuk memberikan energi bersih dari sisa


pembangkitan, berbiaya rendah dan bertujuan untuk pelestarian lingkungan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan sebuah visi dan misi dari
perusahaan ini. Vena Energy bergerak di bidang pengelolaaan pengembangan,
desain, pengadaan, manajemen kontruksi dan operasi (Energy Vena, 2018). Sejauh
ini Vena Energy sudah membangun beberapa pusat listrik diantaranya: Aomori,
Jepang PLTS berkapasitas 30 MW dan sampe sekarang yang sudah beroperasi
mencapai lebih dari 1000 MW. Pillia, Philipina PLTB berkapasitas 51,3 MW,
Pollo, Philipina PLTS berkapasitas 132.5 MW dan termasuk di Indonesia yaitu
PLTB Jeneponto berkapasitas 72 MW, PLTS Likupang Sulawesi Utara
berkapasitas 21 MWp dan di lombok yang sudah resmi beroperasi pada tanggal 2
Juli 2019 berada di 3 lokasi Site yaitu di Pringgabaya berkapasitas 7 MWp, Selong
berkapasitas 7 MWp dan di Sengkol berkapasitas 7 MWp. Total pembangkitan di 3
site itu sebesar 21 MWp.
Dahulu Vena Energy bernama Equis Energy tetapi Setelah diakuisisi pada
Januari 2018 oleh Global Infrastructure Partners (GIP), Equis Energy
mengumumkan akan mengganti namanya menjadi Vena Energy, berkantor pusat
di Singapura, Vena Energy adalah produsen energi independen energi terbarukan
(IPP) terbesar di kawasan Asia- Pasifik, dengan lebih dari
180 aset yang terdiri lebih dari 11 GW dalam operasi, sedang dibangun dan dalam
pengembangan di seluruh Australia, Jepang, India, Indonesia, Filipina, Taiwan dan
Thailand (Singapura, 2018)
PT Vena Energy Indonesia Lombok menjalankan masa uji coba sistem
selama 3 bulan sebelum COD (Commercial Operation Date) yang di mulai sejak
awal 2019. Selesai masa uji coba (Commisioning) dan resmi operasi pada tanggal
2 Juli 2019 dan beroperasi hingga sekarang (Nursyamsi, 2019).
Gambar 2. 1 Logo Vena Energy
2.2 Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi dari Perusahaan Vena Energy yaitu :
1. Visi perusahaan
a. Mempromosikan kondisi tanpa kerugian bagi karyawan, aset, reputasi,
dan lingkungan PT Vena Energy
b. Menerapkan inisiatif HSSE melalui pendidikan, kesadaran, pelatihan dan
langkah- langkah pengaturan sehingga mencapai pembangunan
berkelanjutan dan standar HSSE tempat bekerja yang memungkinkan
Vena Energy untuk menjadi pemimpin dan inovator dalam energy
terbarukan
2. Misi perusahaan
a. Untuk mendidik dan melatih karyawan
b. Untuk merangkul kebijakan, prosedur dan praktik HSSE
c. Diakui sebagai pemimpin dalam kinerja HSSE untuk energi terbarukan
d. Untuk mengantisipasi, mengindikasi, menilai, mengendalikan dan
meninjau resiko HSSE di seluruh portopolio aset
e. Untuk memastikan semua kegiatan kontraktor dan pemangku
kepentingan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan, standar dan
prosedur HSSE PT. Vena Energy
2.3 Struktur Perusahaan
2.4 Lokasi Kegiatan
PT. Vena Energy Indonesia wilayah site Pringgabaya atau disebut ITA
(Infarstruktur Terbarukan Adighuna) terletak di Jl. Raya Labuhan Lombok Desa
Pringgabaya Utara Kecamatan Pringgabaya. PT Vena Energy merupakan IPP terbesar
yang bergerak di bidang energi terbarukan. Untuk lombok terdiri dari 3 site yang
tersebar yaitu ITC di Sengkol, ITB di Selong dan ITA di Pringgabaya. Proyeknya di
kerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, disingkat PT PP (Persero)
Tbk. Proyek ini mulai di kerjakan pada bulan Februari 2018 dan selesainya pada
akhir tahun 2018. Setelah proyek selesai kemudian menjalakan masa uji coba sistem
atau Commissioning selama 3 bulan dan kemudain mulai beroperasi sejak 2 Juli
2019.

Gambar 2.3 Lokasi Site Pringgabaya


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTS adalah suatu pembangkit lstrik yang menggunakan sinar matahari
melalu sel surya (fotovoltaik) untuk mengkonversikan radiasi sinar foton
matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis dari
bahan semi konduktor lainnya. PLTS memanfaatkan cahaya matahri untuk
mengahsilkan listrik DC, yang dapat diubah menjadi listrik AC. Oleh karena itu,
walupum cuaca mendung, selama masih terdapat cahaya, maka PLTS tetap dapat
menghasilkan listrik.
PLTS pada dasarnya adalah pencatu daya, dan dapat dirancang untuk
mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan besar, baik secara mandiri
maupun hybrid (dikombinasikan dengan sumber energi lain), baik dengan
metode desentralisasi (satu rumah satu pembangkit) maupun dengan metode
sentralisasi (listrik didistribusikan dengan jaringan kabel). PLTS merupakan dari
sumber energi terbarukan, dimana sinar matahari sebagai sumber energi yang
tidak ada habisnya, selain itu PLTS merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan tanpa ada bagian yang berputar, tidak menimbulkan kebisingan, dan
tanpa mengeluarkan gas buangan/limbah.
Gambar 3.1 photovoltaik (GIZ, 2017)

a. PLTS On grid

Sistem PLTS on-grid atau grid-connected PV system


padadasarnya menggabungkan PLTS dengan jaringan listrik (PLN).
Komponen utama sisten ini adalah Power Conditioning Unit
(PCU)atau inverter yang berfungsi untuk mengubah daya DC yang
dihasilkan PLTS menjadi daya AC yang disesuaikan dengan
persyaratan jaringan listrik yang terhubung (utility grid). Selain itu
juga menghentikan secara otomatis suplai daya ke jaringan listrik
ketika utility grid tidak mengalirkan daya.

Gambar 3.2 PLTS ON Grid


b. PLTS Off grid
Off-grid atau disebut juga stand alone PV (photovoltaic) system
atau sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari
sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan
rangkaian panel surya untuk menghasilkan energi listrik sesuai kebutuhan.
Dengan menginstalasi sistem ini tidak perlu lagi menggunakan listrik dari
PLN ataupun backup lainnya seperti genset. Off-grid bersifat mandiri,
adapun tipe solar sistem untuk hunian yang menggunakan baterai
hanyalah sebagai media penyimpanan atau bank energi.
Pada sistem Off-grid, kapasitas baterai harus memperhitungkan
cadangan jika kondisi cuaca buruk yang berakibatkan pada produksi
energi sinar matahari kurang optimal. Untuk Indonesia, Kementrian
ESDM menyarankan masyarakat yang menggunakan sistem ini untuk
menggunakan baterai dengan kapasitas baterai dengan kapasitas cadangan
minimal 3 hari sebagai patokan (autonomous days).

Gambar 3.3 PLTS Off Grid

3.2 Radiasi Matahari (Irradiance)


Solar irradiance adalah daya per luasan area yang diterima dari matahari
dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan satuan W/m2. Solar
irradiance dapat diukur setelah penyerapan dan penghamburan oleh atsmofir,
dengan cara tegak lurus terhadap sinar yang masuk. Irradiance sendiri adalah
fungsi jarak matahari, siklus matahari, dan perubahan lintasan siklus matahari.
Beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas dari solar irradiance.
a. Siklus Matahari adalah siklus sebelas tahun sekali ketika jumlah bintik
matahari bervariasi. Pada periode teraktif, atau solar maksimum, jumlah
bintik Matahari bertambah hingga puncaknya, sementara pada periode
dengan aktivitas terendah, atau solar minimum, jumlah bintik Matahari
berkurang hingga titik terendahnya. Periode solar Maksimum terakhir
berlangsung pada tahun 2001. Siklus Matahari tidak selalu persis sebelas
tahun sekali; siklus ini dapat muncul paling cepat dalam 9 tahun, dan paling
lambat dalam 14 tahun.
b. Absorpsi dan refleksi, sebagian dari solar irradiasi yang mencapai bumi akan
diserap dan sisanya dipantulkan oleh atsmofer. Biasanya radiasi yang diserap
diubah menjadi energi panas, dan menyebabkan meningkatnya suhu
lingkungan. Tetapi PLTS atau alam, dapat mengkonversi radiasi yang
diserap ke dalam bentuk lain seperti listrik atau ikatan kimia, seperti pada
efek sel photovoltaicatau fotosintesis pada tanaman.
c. Atsmofer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi,
dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi,
atmosfer terdapat dari ketinggian 0 m di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung
bertahap. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen
(20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi
sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan
di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan
mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada
dalam 11 km dari permukaan planet.

3.3 KOMPONEN PLTS

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara umum terdiri dari beberapa
komponen berikut :
3.4.1 Sel Surya

Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah
suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan
atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan
saat mendapatkan energi cahaya.

Gambar 3.4. Sel Surya (Sumber : Royalvp.com)


3.4.2 PV Modul (Modul Surya)

Modul PV merupakan susunan sejumlah sel surya yang saling terhubung


secara seri. Susunan sel surya akan membentuk PV modul dengan daya
keluaran tegantung banyak sel surya. Dari susunan panel surya akan
membentuk modul surya yang dirangkai menjadi beberapa tabel. Dari masing-
masing tabel terdiri dari beberapa String Array yang kemudian akan
dikumpulkan di Array Box.

Gambar 3.5 Pv Modul (Sumber : Saurenergy.com)


3.4.3 Array Box

Array Box adalah tempat berkumpulnya fuse untuk masing-masing string


dari modul PV. Array box juga menjadi penghubung antara modul PV dengan
DC box. Array Box dilengkapi dengan komponen-komponen kontrol, sensor,
dan switch.
Gambar 3.6. Bagian array box (Syntek, 2019)

Adapun fungsi dari masing-masing peralatan yang ada dalam array box adalah
sebagai berikut :
1. Weather Sensor Module (ADAM)
ADAM merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui keadaan
cuaca lingkungan seperti radiasi matahari, suhu modul, kecepatan angin dan
kondisi awan (cloud). ADAM dilengkapi dengan peralatan tambahan yang
dipasang diatas permukaan mounted modul atau diatas PV modul. Pada PLTS
Sengkol pemasangan array modul dibagi dalam 3 zona yaitu zona 1a, zona 1b
dan zona 2.ADAM sendiri dipasang di masing-masing zona untuk mewakili
pembacaan data pada masing-masing array yang berfungsi untuk mengetahui
informasi terutama radiasi matahari yang terkena PV modul. ADAM 1 dipasang
di zona 1b pada array box, ADAM 2 dipasang di zona 1a di array box dan
ADAM 3 dipasang di zona 2 di array box .
2. Communication Module
Communication module merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi
untuk meneruskan informasi dari ADAM dan daya ouput yang dihasilkan PV
modul ke sistem Scada.
3. Negatif dan Positif DC Fuse
Negatif dan positif DC fuse merupakan sekumpulan fuse dari masing-
masing string yang berfungsi sebagai alat pengaman ketika terjadi oversized
daya yang dihasilkan oleh array PV.
4. DC Output dan Switch Disconnector
DC Output merupakan kumpulan daya dari total string yang terpasang.
Sedangkan switch Disconnector merupakan sebuah switch yang berfungsi
sebagai pemutus tegangan tetapi memutus tegangan dalam keadaan berbeban
sama seperti LBS.
5. Surge Arrester
Surge arrester merupakan sistem grounding yang beerfungsi untuk
melindungi peralatan jika terjadi arus bocor dan arus hubung singkat. Pada
proses pemeliharaan di kenal dengan istilah ground fault.

3.4.4 DC Box

DC Box adalah sebuah panel box yang berisi daya input-an dari
keluaran masing- masing Array Box yang berfungsi menyatukan daya input
yang kemudian disalurkan ke Inverter.

Gambar 3.4. DC Box (Sumber : thaisolarsystem.com).


3.4.5 Inverter
Inverter adalah sebuah peralatan konversi energy yang berfungsi
mengubah daya listrik DC menjadi AC. Jenis inverter yang digunakan pada
PLTS Pringgabaya adalah conext core XC series device DTM buatan dari
schneider electric dengan kapasitas daya masing-masing 680 kW dan dalam satu
tabel daya yang diterima sebesar 13 kW, dengan jumlah inverter yaitu 8 unit dan
dibagi dalam PV box 1 dan 2. Masing-masing PV box terdapat 4 unit inverter,
setiap inverter dilengkapi dengan sistem monitor display yang dapat
memonitoring input-ouput energi dan sebagai tempat proses grid dengan
jaringan listrik PLN.
Gambar 3.4 Inverter (Sumber : thaisolarsystem.com).
3.4.6 Transformator
Transformator merupakan salah satu alat penting dalam sistem
ketenagalistrikan karena untuk pengkonversian tegangan, baik menaikkan atau
nenurunkan tegangan sebelum masuk atau keluar dari jaringan untuk
menyesuaikan tegangan yang dipakai.
Dalam penggunaannya transformator dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Transformator Step-Up
Transformator Step-Up yaitu transformator yang berfungsi sebagai
penaik tegangan.Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.Juga digunakan pada
jaringan sub distribusi yang jarak konsumen sangat jauh sehingga dalam
perjalanan, listrik terjadi drop tegangan sehingga untuk mengembalikan
tegangan refrensi maka digunaakan trafo Step-Up.Transformator step-up
memiliki lilitan sekunder lebih banyak dari pada lilitan primer.
b. Transformator Step-Down
Transformator Step-Down yaitu transformator yang berfungsi sebagai
penurun tegangan.trafo jenis ini biasanya ditemukan pada adaptor AC-DC.
Untuk skala besar biasanya ditemukan pada jaringan tegangan menengah 20
KV (jaringan distribusi) untuk diturunkan menjadi tegangan 380/220 V untuk
dialirkan ke konsumen/pelanggan. Transformator step-down memiliki lilitan
sekunder lebih sedikit dari pada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan.

Gambar 3.5 Transformator

3.4.7. Ring Main Unit (RMU)


Ring Main Unit (RMU) adalah switchgear tertutup rapat yang terbuat dari
logam yang banyak digunakan dalam Urban Power Distribution Network. Ring
Main Unit mencakup kombinasi dari satu atau lebih Load Break Switch (LBS)
sekaligus Earth Switch sebagai pengumpan incomer dan outgoing dan Vacuum
Circuit Breaker dengan Disconnector dan Earth Switch yang terkait untuk
pengumpan beban.
Semua perangkat switching dan busbar terlampir di dalam selungkup SS
seumur hidup yang diisi dengan SF6 untuk membuat desainnya kompak sambil
memastikan tingkat keamanan dan keandalan yang tinggi dan juga sistem bebas
perawatan. Beberapa fitur utama dari RMU termasuk insulasi gas SF6, konstruksi
kompak dan modular, sistem perlindungan integral, opsi yang sepenuhnya dapat
diperpanjang, dan perawatan yang rendah.
Gambar 3.6. Ring Main Unit (RMU)

3.4.8. Switch gear


Secara umum pengertian Switch Gear adalah suatu unit peralatan listrik
yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik baik dalam
keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya
listrik. Di PLTS switch gear sebagai pemutus dan penghubung antara PLTS
dengan PLN dimana di dalam switch gear ini terdapat komponen aux
transformer , ingoing dan outgoing.

Gambar 3.7. Switch gear


3.4 PERHITUNGAN DAYA INPUT DAN DAYA OUTPUT
Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang dihasilkan kita harus
mengetaui daya yang diterima (Input), dimana daya tersebut adalah perkalian antara
intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas PV module dengan persamaan,
(Muchammad,2010)
Pin = Ir × A
Dimana :
Pin : Daya Input akibat irradiance matahari
Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)

A : Luasan area permukaan photovoltaic module (m2)


Sedangkan untuk besarnya daya solar cell (Pout) yaitu perkalian tegangan rangkaian
terbuka (Voc), Arus hubung singkat (Isc), dan Fill Factor (FF) yang dihasilkan oleh sel
Photovoltaic dapat dihitung dengan rumus :
Pout = Voc × Isc × FF
Dimana :
Pout : Daya yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt),
Voc : Tegangan rangkaian terbuka pada solar cell (Volt)
Isc : Arus hubung singkat pada solar cell (Ampere)
FF : Fill Factor
Nilai FF dapat diperoleh dari rumus:
Vmp x Imp
FF=
Voc x Isc
Dimana :
Vmp : Maximum Power Voltage (Volt)
Imp : Maximum Power Current ( Ampere )
Voc : Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya ( Volt )
Isc : Arus hubung singkat pada sel surya ( Ampere )
Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan perbandingan daya yang dapat
dibangkitkan oleh sel surya dengan energi input yang diperoleh dari irradiance
matahari. Efisiensi yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada pengambilan data.
(Muchammad,2010)

Sehingga efisiensi yang dihasilkan:

Dimana :
ηsesaat : Efisiensi solar cell (%)
Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
P : Daya output yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt)
A : Luas area permukaan module photovoltaic (m2)
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 PLTS Pringgabaya 7Mwp
PLTS Pringgabaya/ITA (Infrastruktur Terbarukan Adhyguna) memiliki
kapasitas sebesar 7 MWp yang terkoneksi dengan jaringan PLN. Proyek berdiri di atas
lahan seluas 11 Hektare dan memiliki 21.560 PV Module, 269 tabel, 40 Array Box, 8
inverter, 2 PV Box.

PLTS ini dapat bekerja apabila diberikan supplay dari PLN sebesar 20 KV.
Jika PLTS memproduksi listrik tetapi jaringan PLN mengalami gangguan atau
dimatikan maka inverter akan menghentikan penyaluran energi yang dihasilkan dari
panel surya ke jaringan PLN. Jika jaringan PLN sudah normal maka inverter akan
mensinkronkan kembali dan mengalirkan listrik ke jaringan PLN.

Gambar 4.1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Surya di PLTS Pringgabaya


4.2 Hasil dan Analisa Pengaruh Perubahan Radiasi Matahari dan Temperatur
Terhadap Daya Output

4.2.1 Data Dalam Permenit ( Tanggal 01 Maret 2022 )

4.2.1.1 Grafik Hubungan Irradiance, Temperature dan Daya Output

Grafik Hubungan Irradiance, Temperatur dan


Daya Output
600.00

500.00

400.00

300.00

200.00

100.00

0.00
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6:

Irradiance (W/m2) Daya Output (KW) Temperatur (0C)

Berdasarkan Grafik 4.2.1.1 diatas dapat di analisa bahwa dari pukul 6:25
sampai 6:59 setiap menitnya hubungan antara iiradiance, temperature dan daya output
berbanding lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima
oleh pv modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan. Pada grafik
diatas perubahan nilai intensitas radiasi matahari yang diterima modul surya akan
mempengaruhi nilai temperature pada permukaan modul artinya ketika cahaya
matahari mulai terik maka temperature permukaan pada modul surya juga akan
meningkat dimana untuk temperature modul beberapa penelitian menyatakan bahwa
kerja maksimum dari sel surya pada saat suhu permukaan panel berada pada 25 0C
merupakan suhu normal untuk modul surya. Kenaikan temperature atau turunnya
temperatur suhu permukaan modul akan menyebabkan berkurangnya produksi energi
yang akan dihasilkan. Sedangkan untuk pengaruh perubahan nilai intensitas radiasi
matahari terhadap daya output didapatkan bahwa semakin besar nilai radiasi matahari
maka daya output yang dihasilkan semakin besar hal ini dikarenakan daya output di
pengaruhi oleh daya input dimana energi listrik yang dihasilkan merupakan hasil
konversi dari radiasi matahari yang dilakukan oleh pv modul.
4.2.1.2 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output

Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output


4,500.00
4,000.00
3,500.00
3,000.00
2,500.00
2,000.00
1,500.00
1,000.00
500.00
0.00
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6: 6:

Daya Output (KW) Daya input (KW)

Berdasarkan grafik 4.2.1.2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai daya input dan
daya output bersesuaian artinya semakin besar daya input maka daya output juga akan
semakin besar begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga
akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk
dikonversi atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya
output yang besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna berkisaran,
bayangan yang mengenai panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di
permukaan panel surya.

Dimana untuk daya input dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah
ini:

Pin = ( irradiance ) x ( luas daerah modul)

= ( 621,88 watt/m2 ) x ( 43.200 m2 )

= 26.865,216 kw

Dimana untuk 1 site terdapat 270 tabel, dengan 1 tabel sama dengan 80 pv modul dan
untuk luas 1 pv modul sebesar 2 m2 .

Maka untuk luas daerah modul keseluruhan di site pringgabaya sebesar :

Luas = 2 m2 x 80 x 270

= 43.200 m2
4.2.2 Data Dalam Perjam (Tanggal 01 Maret 2022 )

4.2.2.1 Grafik Hubungan Irradiance, Temperature dan Daya Output

Grafik Hubungan Irradiance, Temperatur dan


Daya Output
6,000.00

5,000.00

4,000.00

3,000.00

2,000.00

1,000.00

0.00
7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00

Irradiance (W/m2) Daya Output (KW) Temperatur (0C)


Berdasarkan Grafik 4.2.2.1 diatas dapat di analisa bahwa dari pukul 7:00
sampai 11:00 nilai irradiance, temperature dan daya output didapatkan nilainya semakin
besar hal ini dikarenakan awal kemunculan sinar maahari dan cuaca yang cerah sampai
di jam 11:00 dan dimana pada jam 11:00 didapatkan nilai daya irradiance dan daya
output tertinggi. Sedangkan setelah pukul 11:00 sampai pukul 12:00 didapatkan nilai
irradiance, temperature dan daya ouput menurun drastis hal ini dikarenakan efek
bayangan awan yang terkena pv modul, dan cuaca yang mendung. Kemudian setelah
pukul 12:00 sampai pukul 13:00 didapatkan nilai irradiance, temperature dan daya
output kembali naik hal ini dikarenakan cuaca sudah mulai cerah walaupun tidak
secerah pukul 11:00. Dan setelah pukul 13:00 sampai pukul 18:00 didapatkan nilai
irradiance, temperature dan daya output menurun dimana hal ini dikarenakan matahari
sudah mulai tenggelam sehingga panel surya tidak mendapatkan suplai cahaya matahari.
Yang artinya hubungan antara iiradiance, temperature dan daya output berbanding lurus
artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima oleh pv modul
maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan begitupun sebaliknya semakin
kecil nilai irradiance dan temperature yang diterima maka semakin kecil juga daya
output yang dihasilkan.
4.2.2.2 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output

Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output


45,000.00
40,000.00
35,000.00
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00

Daya Output (KW) Daya Input (KW)

Berdasarkan grafik 4.2.1.2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai daya input dan daya
output dari pukul 7:00 sampai pukul 11:00 menanjak naik kemudian setelah pukul
11:00 sampai pukul 12:00 daya input dan output menurun. Sedangkan setelah pukul
12:00 sampai 13:00 daya input dan daya output kembali naik dan yang terakhir setelah
pukul 13:00 sampai 18:00 didapatkan daya input dan daya ouput menurun. Artinya
daya input dan daya output bersesuain dimana semakin besar daya input maka daya
output juga akan semakin besar begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka
daya output juga akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan
sinar matahari untuk dikonversi atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai
daya input dan daya output yang besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak
sempurna, bayangan yang mengenai panel surya, dan debu atau kotoran yang berada
di permukaan panel surya.
4.2.3 Data Dalam Perhari (Bulan Maret 2022 )

4.2.3.1 Grafik Hubungan Irradiance, Temperature dan Daya Output

Grafik Hubungan Irradiance, Temperatur dan


Daya Output
2,000.00
1,800.00
1,600.00
1,400.00
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Irradiance (W/m2) Daya Output (KW) Temperatur (0C)

Berdasarkan Grafik 4.2.3.1 diatas dapat di analisa bahwa dari tanggal 1 sampai
tanggal 30 nilai irradiance, temperature dan daya output didapatkan nilainya berbanding
lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima oleh pv
modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan begitupun sebaliknya
semakin kecil nilai irradiance dan temperature yang diterima maka semakin kecil juga
daya output yang dihasilkan.
4.2.3.2 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output

Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output


16,000.00
14,000.00
12,000.00
10,000.00
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Daya Output (KW) Daya Input (KW)

Berdasarkan grafik 4.1.3.2 diatas didaptkan daya input dan daya output bersesuain
dimana semakin besar daya input maka daya output juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga akan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk dikonversi
atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya output yang
besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna, bayangan yang mengenai
panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di permukaan panel surya.
4.2.4 Data Dalam Perminggu (Bulan Maret 2022 )

4.2.4.1

Grafik Hubungan Irradiance, Temperatur dan Daya


Output
1,600.00
1,400.00
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
1 2 3 4

Irradiance (W/m2) Daya Output (KW) Temperatur (0C)

Berdasarkan Grafik 4.1.3.1 diatas dapat di analisa bahwa dari minggu 1 sampai
minggu 4 nilai irradiance, temperature dan daya output didapatkan nilainya berbanding
lurus artinya semakin besar nilai irradiance dan temperature yang diterima oleh pv
modul maka semakin besar juga daya output yang dihasilkan begitupun sebaliknya
semakin kecil nilai irradiance dan temperature yang diterima maka semakin kecil juga
daya output yang dihasilkan.
4.2.3.4 Grafik Hubungan Daya Input dan Daya Output

Grafik Hubungan daya input dan daya ouput

16,000.00
14,000.00
12,000.00
10,000.00
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00
0.00
1 2 3 4

Daya Output (KW) Daya Input (KW)

Berdasarkan grafik 4.2.4.2 diatas didaptkan daya input dan daya output bersesuain
dimana semakin besar daya input maka daya output juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya semakin kecil daya input maka daya output juga akan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan panel surya memerlukan sinar matahari untuk dikonversi
atau diubah menjadi sinyal listrik. Perbedaan nilai daya input dan daya output yang
besar disebabkan efisiensi panel surya yang tidak sempurna, bayangan yang mengenai
panel surya, dan debu atau kotoran yang berada di permukaan panel surya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data permenit, perjam, perhari dan perminggu :

1. Pengaruh perubahan radiasi matahari terhadap daya output pv modul


sangat
berpengaruh, apabila terjadi peningkatan nilai radiasi matahari maka nilai
daya output yang dihasilkan akan ikut meningkat begitupun dengan
sebaliknya ketika nilai perubahan radiasi matahari semakin menurun maka
nilai daya output pv modul ikut menurun juga. Dikatakan sangat
berpengaruh karena energi listrik yang dihasilkan merupakan hasil
konversi dari radiasi matahari yang dilakukan oleh pv modul.
2. pengaruh temperature pv modul juga berpengaruh terhadap daya output
dimana menurut beberapa penelitian suhu kerja pv modul sebesar 250C
artinya ketika suhu kerja pv modul meningkat atau menurun maka daya
output akan semakin kecil.
5.2 Saran
1. Kepada PT. Infrastruktur Terbarukan Adhiguna PLTS pringgabaya
diharapkan selalu memberikan bimbingan dalam segi teknik maupun
teori secara bertahap agar Mahasiswa PKL dapat memperoleh ilmu
secara maksimal.
2. Kepada para karyawan khusunya teknisi dan engginer sebelum
melakukan aktivitas lapangana alangkah baiknya untuk mempersiapkan
alat terlebih dahulu kurang lebih 15 menit sebelum berangkat kelapangan
.Contohnya dalam melakukan degradasi Pv Modul ,Daily check ataupun
pergantian kabel pada Pv modul agar mengecek alat yang digunakan
apakah sudah lengkap atau belum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Technical Application Papers No. 10 Photovoltaic Plants”. Italy: ABB
SACE.
Energy Vena. 2018. “Web.” 2018. https://www.venaenergy.com.
Ginting Rosnani. 2020. Pengukuran Potensi Pemanfaatan Listrik Tenaga Sinar Matahari
di Kabupaten Langkat, Unoversitas Sumatera Utara. Medan.
Adam Satriyo Adi. 2017. PERFORMANCE ANALYSIS OF SOLAR POWER PLANT
THROUGH DESIGN AND METERINGWITH SOLAR IRRADIANCE AND
TEMPERATURE SENSORS. Surabaya. Institut Teknologi Sepeuluh November.

Anda mungkin juga menyukai