Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Kerja
Praktek ini. Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan Mata
Kuliah karja Praktek pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik
Telekomunikasi yang berjudul “Perbaikan Kabel Fiber Optik Menggunakan
Metode Fusion Splicing Dengan Alat Fusion Splicer Pada Ruas STO Palembang
Centrum – STO Sungai Buah.”

Terwujudnya penulisan laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan berkat


bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan semangat, bantuan serta
bimbingan yang terus diberikan kepada saya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan Terima Kasih yang sebesar- besarnya kepada Allah SWT Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Bapak Sholihin, S.T., M.T selaku Dosen
Pembimbing Kerja Praktek yang telah membimbing serta memberi nasihat kepada
penulis selama menyusun laporan ini.

Dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini penulis mengucapkan


Terima Kaih kepada seluruh pihak yang telah meluangkan waktu untuk membantu
dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini. Baik berupa bimbingan, pengarahan,
nasihat, masukan yang secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa Terima
Kasih kepada:

1. Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


2. Bapak Dr. Ing Ahmad Taqwa, M.T Selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.

1
3. Bapak Ir. Iskandar Lutfi, M.T Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Bapak Destra Andika Pratama, S.T.. M.T Selaku Sekertaris Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Bapak Ciksadan, S.T., M. Kom Selaku Ketua Progam Studi Teknik
Telekomunikasi dan Dosen Pembimbing Kerja Praktek di Politeknik Negeri
Sriwijaya.
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Politeknik
Negeri Sriwijaya.
7. Pak Hendra maulana selaku MGR Network Area & IS Operation di PT.
Telkom Indonesia, Tbk Palembang. Sumatera Selatan yang telah memberikan
kesempatan magang dari Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya
8. Pak Rivaldi Selaku Pembimbing kami di Unit Network Area PT. Telkom
Indonesia.
9. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Palembang.
10. Untuk Para teman-teman seperjuangan saya yang tercinta M. Rizki
azriansyah, Alda Amelia Vega, Msy. Alya Salsabila dan Angel Seravim ,yang
telah memberikan dukungan.do'a dan semangatnya dalam menyelesaikan
laporan ini,

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih
banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan pada kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini
agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis sendiri khususnya

2
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak, yang tentunya akan mendorong saya untuk berkarya lebih baik lagi pada
kesempatan yang akan datang. Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Kerja Praktek
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palembang, Januari 2024

Erlangga Dwi Putra

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabel optik telah banyak digunakan untuk sistem komunikasi dan transmisi data
karena memiliki banyak keunggulan seperti bandwidth yang besar, kekebalan
terhadap interferensi elektromagnetik, dan kerugian transmisi yang rendaah. PT
Telkom Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memberikan layanan
telekomunikasi dengan menggunakan jaringan fiber optik yang mempunyai
kecepatan hingga 10 Gbps.
Network Area & IS Operation merupakan Unit yang mengurus proses operasi,
dan perawatan telekomunikasi jaringan backbone. Dalam pengoperasian perangkat
Network Area & IS Operation memiliki beberapa divisi yang mempunyai peran-
peran penting agar tidak terjadinya kendala pada perangkat yang akan menyebabkan
layanan komunikasi terganggu.
Network Area & IS Operation menggunakan kabel serat optic yang umumnya
berada di bawah tanah untuk mengantarkan traffic. Dalam salah satu sistem
transportasi data telekomunikasi menggunnakan Teknik multiplexing. Teknik
Multiplexing yang pertama kali digunakan adalah WDM (Wavelength Division
Multiplexing). Seiring perkembangan zaman dan dipengaruhi banyak nya permintaan
terhadap kebutuhan transmisi data maka Teknik Multiplexing dikembangkan lagi
menjadi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) yang dimana perangkat
ini mampu mentransmisikan lebih dari 400 panjang gelombang dalam satu serat
optik. Dalam penerapannya kabel serat optik yang dimana menghantarkan traffic
harus mempunyai redaman kabel yang baik sehingga pelanggan mendapatkan
layanan yang baik pula. Nilai redaman kabel optik dapat diketahui dari panjangnya

4
2

kabel optik, splitter, konektor, dan sambungan. Oleh karena itu divisi ini
bertugas memastikan agar nilai redaman dari sebuah jalur tetap memenuhi nilai
standar redaman kabel. Dan dikarenakan itu maintenance terhadap kabel fiber optik
penting untuk dilakukan. Alat yang digunakan untuk melakukan maintenance kabel
fiber optik beragam, diantaranya adalah OTDR yang berfungsi untuk melakukan
pengukuran Panjang kabel fiber optik, mengetahui loss kabel dan menentukan titik
gangguan. Selain OTDR, alat yang digunakan untuk maintenance fiber optik adalah
fusion splicer. Fusion splicer merupakan alat yang digunakan untuk menyambungkan
core pada kabel fiber optik. Untuk memperoleh kualitas jaringan yang baik, pastinya
penting untuk mengetahui Langkah pengoperasian dan serta mengetahui hasil ukur
dan hasil sambung dari kedua alat tersebut

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas maka didapatkan perumusan masalah mengenai
perbaikan kabel optik jaringan backbone menggunakan metode fusion splicing dengan
alat fusion splicer pada ruas STO Palembang Centrum- STO Sungai Buah.

1.3 Batasan Masalah


Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di STO (Sentral Telepon Otomatis) Telkom
Palembang Centrum dalam divisi Transport. Pekerjaan yang dilakukan adalah
perbaikan kabel optik menggunakan metode fusion splicer dengan alat fusion splicer.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menganalisa cara kerja alat splicing dan dapat melakukan
penyambungan yang benar.
3

2. Menganalisa cara penggunaan alat OTDR sehingga dapat mengatahui mana


kabel yang bagus dan yang tidak.

1.5 Manfaat
Berikut manfaat dari Perbaikan Kabel Optik Menggunakan Metode Fusion
Splicing Dengan Alat Fusion Splicer Pada Ruas STO Palembang Centrum – STO
Sungai Buah :
1. Dapat melakukan pengukuran kabel optik menggunakan OTDR dan
mengetahui kondisi kabel optik yang baik dan buruk.
2. Dapat melakukan perbaikan kabel optik yang mengalami gangguan
menggunakan metode fusion splicing dengan alat fusion splicer.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Waktu : 28 Agustus 2023 – 14 November 2023
2. Tempat : Jl. Kapten Anwar Sastro, Kec. Ilir Timur I, Kota Palembang
Sumatera Selatan

1.7 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Diskusi Dan Wawancara
Metode ini dilakukan secara langsung dengan bertanya dan berdiskusi
Bersama pembimbing dan para pegawai di PT. Telkom Indonesia.
2. Metode Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan pengamatan ditempat kerja praktek maupun ke
lapangan untuk mengetahui secara langsung peralatan-peralatan yang
4

digunakan, maupun penggunaan metode perbaikan serta faktor gangguan pada


fiber optik.
3. Metode Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku referensi dan juga mencari
referensi di internet sesuai dengan pembahasan penutup untuk menyelesaikan
laporan kerja praktek.

1.8 Sistematika Penulisan


Penulisan Laporan kerja praktek ini disusun atas beberapa BAB dengan
perincian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, metode penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bab ini membahas menganai tinjauan terkait dengan perusahaan tempat
dilakukanny kerja praktek.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai dasar teori yang berkaitan dengan penelitian yang
akan dibahas.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang hasil pembahasan pada penelitian yang dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
yang dilakukan dan saran untuk mengembangkan penelitian ini ke tahap
selanjutnya dengan metode yang lain
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT. Telkom Indonesia Tbk


PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham
mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,
sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange
(NYSE) dengan kode “TLK”.
Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company,
TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan
yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut
akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi lebih lean (ramping) dan agile
(lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang
berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience
yang berkualitas.
Kegiatan usaha TelkomGroup bertumbuh dan berubah seiring dengan
perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor
industri telekomunikasi dan informasi. Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus
berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.
Telkom mulai saat ini membagi bisnisnya menjadi 3 Digital Business Domain:

5
6

1. Digital Connectivity: Fiber to the x (FTTx), 5G, Software Defined


Networking (SDN)/ Network Function Virtualization (NFV)/ Satellit
2. Digital Platform: Data Center, Cloud, Internet of Things (IoT), Big Data/
Artificial Intelligence (AI), Cybersecurity
3. Digital Services: Enterprise, Consumer.

Sejarah PT. Telkom Indonesia bermula pada pendirian badan usaha swasta
penyedia layanan pos dan telegraf pada tahun 1882. Pada tahun 1961, status
jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos & Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi).
Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum
Telekomunikasi (PERUMTEL). Beberapa kali diubah namanya, hingga kemudian
pada tahun 1980 Indonesia mendirikan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional dan seluruh saham PT. Indonesian Satellite Coorporation Tbk.
(Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi BUMN. Pada tahun 1989,
ditetapkan UU Nomor 3 Tahun 1989 tentang telekomunikasi, yang juga mengatur
peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel
berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia
berdasarkan PP No 25 Tahun 1991. Penawaran Umum perdana saham Telkom
(Initial Public Offering) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu
saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock
Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public
Offering Without Listing) di Tokyo Stock Exchange.
Teknologi GSM dan mobile phone di tanah air mengancam keberadaan
telepon (fixed line). Maka revolusi seluler pun dilakukan. Telkom Indonesia
melakukan self disruption. Pada tahun 1995 Telkomsel didirikan dan meluncurkan
7

Kartu Halo pascabayar. Kemudian pada tahun 1997, jaringan Telkomsel telah hadir
di seluruh provinsi Indonesia.
Di Indonesia, Telkom terbagi atas beberapa divisi yang setiap divisinya
dipimpinn oleh seorang Executif Vice President (EVP). Adapun divisi tersebut yaitu:
1. Divisi Regional I, Sumatera.
2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.
3. Divisi Regional III, Jawa Barat.
4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
5. Divisi Regional V, Jawa Timur, Bali Nusa Tenggara dan sekitarnya.
6. Divisi Regional VI, Kalimantan.
7. Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku dan
Papua).

2.2 Lokasi Perusahaan


Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di Unit Area Network & IS
Operation PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel yang berlokasi di Jl. Kapten Anwar
Sastro, Sungai Pangeran, Kec. Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan,
30125.

2.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan


Purpose : Mewujudkan bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing serta
memberikan nilai tambah yang terbaik bagi para pemangku
kepentingan.

Visi : Menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat

Misi :
8

1. Mempercepat pembangunan Infrastruktur dan platform digital


cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses oleh
seluruh masyarakat.
2. Mengembangkan talenta digital unggulan yang membantu
mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital bangsa.
3. Mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman
digital pelanggan terbaik.

2.4 Core Values


Core Values yang diterapkan di PT. Telkom Indonesia sesuai dengan core
values yang diterapkan oleh Kemeterian BUMN, yaitu AKHLAK. Adapun core
values AKHLAK memiliki pengertian sebagai berikut.
1. AMANAH

Memegang teguh kepercayaan yang diberikan

2. KOMPETEN

Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

3. HARMONIS

Saling peduli dan menghargai perbedaan

4. LOYAL

Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara

5. ADAPTIF

Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi


perubahan

6. KOLABORATIF

Membangun kerja sama yang sinergis


9

2.5 Struktur Organisasi

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT Telkom Indonesia Witel Sumsel


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 FIBER OPTIK

Gambar 3.1 Kabel Fiber Optik


Kabel Fiber Optik adalah jenis kabel yang berfungsi mengubah sinyal listrik
menjadi cahaya dan menghasilkan dan mengalirkan dari satu titik ke titik lain. Bahan
utama dari kabel Fiber Optik ini adalah dari serat kaca dan plastic yang sangat halus,
bahkan lebih halus dari sehelai rambut manusia. Beda halnya dari kabel lain yang
memakai bahan dari tembaga. Kabel fiber Optik memiliki dua jenis mode transmisi
yaitu Singel Mode dan Multi Mode. Kabel fiber optik dengan jenis single mode
memanfaatkan sinar laser sebagai media transmisinya dan multimode yang
menggunakan media LED. Biasanya jenis kabel fiber optik ini lebih sering dipakai
pada suatu instalasi jaringan dengan kelas menengah hingga ke atas.
Pada dasarnya fungsi dari kabel Fiber Optik sama seperti jenis kabel yang
lain yakni menghubungkan antar komputer atau pengguna satu sama lain dan dalam
lingkup jaringan tertentu. Yang menjadi pembeda adalah kecepatan akses yang tinggi
serta kemampuan transfer data lebih cepat. Untuk kecepatan pengiriman data bisa
sampai kisaran Gigabit per detiknya. Selain itu karena tidak membawa listrik kabel
jenis ini juga tida terpengaruhi gangguan elektromagnetik sehingga stabil dalam
penggunaannya. Namun tentunya dengan banyaknya kelebihan yang diperoleh
tentunya harus dibayar lebih mahal, itulah sebabnya kabel jenis ini tidak dipakai oleh
sembarangan orang. Biasanya perusahaan skala besar serta operator telekomunikasi

11
12

yang lebih sering memilih menggunakan kabel Fiber Optik ini. Bahkan saat ini pun.
perusahaan pengembang Wi-Fi sudah mulai memakai Fiber Optik karena lebih cepat
dan stabil.

Walaupun kabel fiber optik lebih sering dipakai bukan berarti kabel ini tidak
memiliki kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari kabel fiber optik:

KELEBIHAN FIBER OPTIK


1. Jenis kabel Fiber Optik ini memiliki kemampuan mengantarkan data dengan
kapasitas besar serta jarak transmisi yang sangat jauh. Dengan kapasitas
Gigabyte per detik maka memberikan kebebasan bagi perusahaan –
perusahaan internet dan telepon memilih bandwith tinggi.
2. Meskipun memiliki kemampuan yang besar bentuk fisik dari kabel ini lebih
kecil jika dibandingkan dengan jenis lain karena bahannya dari serat kaca dan
plastik. Hal ini memungkinkan tersedianya ruang yang cukup besar.
3. Karena tidak menggunakan arus listrik kabel Fiber Optik ini bebas dari
gangguan sinyal elektromagnetik, sinyal radio, serta mempunyai ketahanan
yang cukup kuat juga sehingga banyak digunakan perusahaan – perusahaan
besar.
4. Meskipun memiliki kecepatan akses yang tinggi namun tetap kemungkinan
hilangnya data sangatlah rendah, jadi anda tidak perlu mengkhawatirkan
validitas data.
5. Karena tidak menggunakan listrik maka kemungkinan adanya konsleting juga
tidak akan terjadi, jadi dalam hal keamanan juga sangat terjamin.
13

KEKURANGAN KABEL FIBER OPTIK


1. Kekurangan terbesar dari kabel Fiber Optik adalah harganya yang cukup
tinggi, hal ini sangatlah wajar mengingat bahan – bahan yang digunakan serta
pemasangannya. Oleh sebab itu pengguna kabel jenis bukanlah sembarangan
melainkan perusahaan atau penyedia jasa komunikasi yang memang
menginginkan akses lebih cepat.
2. Selain memakan biaya besar pada saat pemasangan, untuk perawatan Fiber
Optik pun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit melihat alat – alat yang
digunakan juga tidaklah murah.
3. Kabel fiber optik juga memakan biaya yang lumayan tinggi pada saat
pemasangan dan juga rawan gangguan seperti splicing loss dan bending loss.

Sebelumnya sudah sempat dijelaskan bahwa kabel Fiber Optik tidak


menghasilkan listrik melainkan Cahaya. Listrik yang diperoleh dikonversikan
menjadi sinyal Cahaya dan dialirkan antar computer yang terhubung dalam suatu
jaringan skala besar. Hal ini menjadikan kabel Fiber Optik sangat cocok digunakan
pada wilayah dengan banyak gangguan elektromagnetik. Jika pada kabel coaxial atau
twisted Panjang kabel nya sering menjadi penghambat, namun tidak menjadi masalah
bagi kabel fiber optik. Yang dimana kabel fiber optik yang terbuat dari serat kaca
murni mampu membawa cahaya terus menerus tanpa menghiraukan Panjang kabel.
Dengan memanfaatkan cermin untuk menghasilkan total internal reflection atau
Bahasa umumnya adalah refleksi total pada bagian serat kaca.
14

3.2 Visual Fault Locator (VFL)

Gambar 3.2 Visual Fault Locator (VFL)


Visual Fault Locator (VFL) adalah perangkat penting dalam industri serat
optik yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi gangguan atau
kerusakan pada serat optik. Dengan menggunakan sumber cahaya laser, VFL
menghasilkan cahaya yang terfokus ke dalam serat optik, memungkinkan teknisi
untuk dengan cepat menentukan lokasi masalah. Ketika cahaya laser melalui serat,
perubahan intensitas cahaya dapat dengan mudah terdeteksi, memberikan petunjuk
visual tentang adanya patah, lentur, atau sambungan yang buruk. Modul ini tidak
hanya membantu dalam identifikasi kerusakan tetapi juga mempermudah proses
pemecahan masalah. Kelebihan portabilitas membuat VFL dapat digunakan di
berbagai lingkungan, baik di dalam ruangan maupun di lapangan. Penting untuk
dicatat bahwa VFL dirancang dengan keamanan mata sebagai prioritas, meskipun
tetap dianjurkan untuk menghindari paparan langsung ke cahaya laser dan
menggunakan perlindungan mata jika diperlukan. Dengan kemampuannya yang cepat
dan efektif, Visual Fault Locator menjadi alat yang sangat berharga dalam
pemeliharaan dan pemecahan masalah jaringan serat optik.
15

3.3 Optical Power Meter (OPM)

Gambar 3.3 Optical Power Meter (OPM)


Optical Power Meter adalah alat ukur yang bisa mengukur besaran-besaran listrik
secara terintegrasi dari beberapa komponen alat ukur menjadi suatu kesatuan yang
terangkai dalam suatu alat ukur. Dengan kata lain dalam suatu alat sudah dapat
digunakan untuk mengukur berbagai macam jenis besaran listrik antara lain arus,
tegangan, daya, faktor daya, frekuensi bahkan total harmonic distorsion secara real
time monitoring. Power Meter juga digunakan untuk mengukur total loss dalam suatu
link optik baik saat instalasi atau pemeliharaan dan juga untuk kelurusan core optik.
Pengukuran dengan OPM digunakan untuk menentukan suatu loss (rugi) daya cahaya
pada saluran serat optik.
16

3.4 Optical Light Source (OLS)

Gambar 3.4 Optical Light Source (OLS)


Optical Light Source (OLS) adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan
cahaya untuk diuji pada sistem optik. Alat ini umumnya digunakan dalam pengujian
kabel optik. OLS menghasilkan cahaya yang kuat dan stabil dengan Panjang
gelombang yang diketahui. Ada beberapa jenis OLS, termasuk menghasilkan cahaya
dengan Panjang gelombang tunggal (single-wavelength), atau beberapa Panjang
gelombang (multi-wavelength). Alat ini biasanya dilengkapi dengan berbagai
konektor serat optik seperti FC, SC, ST, LC, sehingga dapat digunakan dengan
berbagai jenis serat optik. OLS bekerja dengan cara memancarkan cahaya kedalam
serat optik, dan kemudian mendeteksi cahaya yang keluar dari ujung serat optik.
Pengguna dapat menggunakan OLS untuk memeriksa sambungan serat optik,
memeriksa kebocoran serat optik, dan mengukur kerugian serat optik di sistem optik.
Keuntungan dari penggunaan OLS adalah kemampuan untuk menghasilkan
sinyal cahaya yang stabil dan akurat, serta kemampuan untuk menguji sistem optik
dengan berbagai Panjang gelombang. Alat ini juga mudah digunakan dan dapat
membantu dalam mempercepat proses pengujian sistem serat optik.
17

3.5 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

Gambar 3.5 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

OTDR adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi serat optik dalam domain
waktu. Bagian yang dianalisis oleh OTDR merupakan jarak akan insertion loss,
reflection yang ada, dan loss yang muncul di setiap titik, selanjutnya OTDR akan
menampilkan informasi-informasi tersebut dibagian layar tampilan. Secara umum
OTDR digunakan untuk mengevaluasi atau melacak gangguan pada suatu jaringan
fiber optik. Sehingga, kompetensi atau kemampuan dalam mengoperasikan dan
menganalisis alat ini wajib dikuasai oleh para teknisi jaringan. Harga yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dalam penguasaan optical time domain
reflectometer cukup mahal. Oleh sebab itu, solusi untuk meningkatkan kompetensi
bisa dengan memanfaatkan perangkat lunak untuk mempelajarinya. Berbagai macam
kegunaan perangkat lunak tersebut dapat membantu Anda dalam membantu teknisi
dalam memahami prinsip ketika melakukan pengukuran. Selain itu juga fitur yang
ada dan pembelajaran melakukan analisis hasil pengukuran. Misalnya saat
menganalisis hasil ukuran harus memperhitungkan tentang panjang fiber, reflection
loss, insertion loss, dan lainnya.

Prinsip pengukuran OTDR berdasarkan radar optik yang menghantarkan denyut


sumber optik yang biasanya berupa laser ke dalam masukan serat optik yang diuji.
18

Selanjutnya, mengukur waktu yang harus diperlukan untuk dipantulkan kembali


kepada penerima. Hal penting berikutnya adalah harus mengetahui indeks bias atau
Index of Refraction (IoR) dari serat optik dan juga waktu pantulan balik yang
dibutuhkan.
OTDR menghitung jarak dari pantulan denyutan cahaya tersebut sehingga dapat
menentukan kuat pantulan dalam denyutan cahaya dan memberikan paparan hasil
dari pelemahan dalam melawan jarak fiber optik yang dilakukan pengujian. Peralatan
optoelektronik yang berupa OTDR ini digunakan untuk mengukur parameter
pelemahan atau attenuation, Panjang, penyambung dan kehilangan pencerai yang ada
dalam sistem telekomunikasi fiber optik. OTDR terdiri dari satu sumber optik dan
satu receiver dengan modul akuisisi data, media penyimpanan, CPU, dan juga layar
monitor. OTDR ini berbasis optical elektronik yang dapat mengukur karakteristik
kabel fiber optik.

3.6 Optical termination Box (OTB)

Gambar 3.6 Optical termination Box


Optical termination Box atau OTB Adalat alat khusus yang digunakan untuk
menyambung fiber optik dalam server. Alat ini juga berperan sebagai media
penghubung antara kabel fiber optik ke switch. Dalam melakukan penghubungan ke
OTB digunakan pigtail fiber optik dan patchord. OTB juga sering disebut dengan
istilah Fiber Termination Box (FTB).
19

Umumnya penggunaan FTB atau OTB diadopsi dalam pemasangan dan juga
manajemen kabel FTTX (Fiber To The X, termasuk kedalamnya FTTH, FTTB dan
lainnya). OTB juga memiliki beberapa ukuran berdasarkan jumlah kabel optik yang
terhubung, berikut adalah beberapa ukuran OTB :
1. 12 Core OTB adalah ukuran OTB yang paling umum digunakan. OTB ini
dapat menampung hingga 12 kabel optik.

2. 24 Core OTB adalah ukuran OTB yang lebih besar dari 12 Core OTB. OTB
ini dapat menampung hingga 24 kabel optik.

3. 48 Core OTB adalah ukuran OTB yang paling besar. OTB ini dapat
menampung hingga 48 kabel optik.

Kehadiran alat ini membuat pemasangan kabel menjadi lebih efisien, tempat splicing
dan juga melindungi konektor dan kabel optik dari kerusakan.

3.7 Patch cord

Gambar 3.7 Patch Cord


Patch cord merupakan kabel fiber optik yang terbuat dari bahan serat kaca. Di
bagian ujung kabel ini telah terpasang konektor. Kabel ini sering digunakan
oleh penyedia layanan data center di Indonesia untuk menghubungkan perangkat ke
20

koneksi telekomunikasi. Pasalnya, transmisi patch cord cepat, stabil, dan aman dari
konduksi listrik. Kabel yang hanya digunakan di dalam ruangan ini terdiri dari
beberapa jenis, yakni 1 core (simplex), 2 core (duplex), single mode, serta multimode.
Patch cord mempunyai banyak sekali jenis konektor, karena masing-masing
perangkat / alat yang digunakan mempunyai tipe yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan. Salah satu kegunaan yang paling umum kegunaan patch cord adalah
menghubungkan laptop, desktop atau perangkat ujung lainnya.

3.8 Fusion Splicer

Gambar 3.8 Fusion Splicer


Fusion Splicer Fiber Optik merupakan perangkat dalam sistem komunikasi yang
bermanfaat menyambungkan ujung fiber optik. Alat ini sangat penting untuk
mengoptimalkan infrastruktur kabel optik. Cara kerja dari Fusion Splicer adalah
dengan memanfaatkan energi panas yang dapat meleburkan dua ujung optik dengan
proses penyambungan yang sangat singkat waktunya. Proses penyambungan
dilakukan menggunakan sistem komputerisasi sehingga kedua ujung kabel secara
otomatis tersambung. Inti atau core dari serat-serat optik berbasis kaca akan
disambungkan dengan menggunakan daya listrik yang diubah menjadi sinar laser.
Kaca serat-serat optik tersebut akan dipanaskan dengan sinar laser sehingga proses
penyambungan dapat berlangsung. Pada proses penyambungan serat optik maka
terjadi peristiwa pengelasan dan peleburan media kaca yang menghasilkan suatu
media. Hasilnya media dengan senyawa yang sama akan menyambung secara utuh
tanpa adanya celah-celah.
21

3.9 Cable Stripper

Gambar 3.9 Cable Stripper

Wire Stripper adalah alat tangan yang dirancang untuk melepaskan penutup
pelindung, atau jaket, dari kabel listrik. Dengan melepas jaket, pengupas kabel
membantu teknisi listrik membuka kabel untuk penggunaan atau perbaikan baru.

3.10 Fiber Cleaver

Gambar 3.10 Fiber Cleaver

Cleaver Fiber Optik adalah alat pemotong yang membuat potongan permukaan
ujung fiber optik. Aplikasi untuk cleaver fiber optik termasuk jaringan dan
telekomunikasi. Mereka sering digunakan dengan kabel fiber optik, konektor fiber
optik, dan penyambungan fiber optik.

Fungsi utama cleaver fiber optik adalah alat untuk memotong fiber optik dengan
tepat. Alat ini diandalkan untuk memotong fiber optik semulus mungkin untuk
mengurangi kehilangan sinyal. Jika potongan fiber bukan potongan tegak lurus dan
22

bersih melainkan permukaan yang kasar dan kotor akan mengakibatkan besaran nilai
loss (rugi) bertambah besar.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan OTDR.


OTDR digunakan teknisi pada saat melakukan pengukuran untuk mengetahui
kerusakan pada kabel optik, redaman pada kabel optik, mendeteksi putusnya kabel optik.
Data OTDR dianalisis untuk mengetahui letak dan jenis gangguan pada jaringan.

4.1.1. Penggunaan OTDR dalam maintenance Fiber Optik

Sebelum mengukur menggunakan OTDR untuk menangani kabel optik yang


putus, kita perlu melihat data laporan yang diberikan oleh tim surveillance untuk
melihat kabel mana yang diduga putus.

Gambar 4.1 Data Laporan Kabel Optik Yang Terkena Gangguan

Pada Gambar 4.1, dapat kita lihat suatu traffic kabel fiber optik pada suatu
port yang berwarna hitam dimana artinya status dari traffic tersebut DOWN, maka
yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan alat ukur OTDR, berikut Langkah-
langkah mempersiapkan alat ukur OTDR:

36
37

1. Hidupkan perangkat OTDR dengan menekan sekali pada tombol ON,


kemudian tunggu sebentar sampai lampu indikator pada tombol ON menyala
dan perangkat menyala.
2. Untuk perangkat OTDR yang terdapat garis hijau pada tepi konektor OTDR
menunjukkan tipe patch cord yang digunakan merupakan tipe APC umumnya
ditandai dengan konektor berwarna hijau.
3. OTDR yang digunakan memiliki tipe konektor yaitu tipe SC-APC (persegi
besar berwarna hijau), maka digunakan tipe konektor dengan tipe yang sama.
4. Untuk menghubungkan patch cord / pigtail dengan adaptor OTDR pastikan
patch cord dalam keadaan bersih. Apabila konektor kotor bersihkan
menggunakan optical connector cleaner. Adapun cara penggunaan optical
connector cleaner adalah dengan menggosokkan fiber pada ujung patch cord
searah dengan tape pada cletop. Jangan menggosok secara bolak balik karena
akan merusak fiber
5. Sebelum patch cord dipasangkan pada OTDR, pastikan tidak terdapat power
dari arah berlawanan pada core yang akan diukur dengan menggunakan
OTDR. Terlebih dahulu pasangkan patch cord dengan OPM, dan apabila nilai
pada OPM menunjukkan -50 dBm, maka tidak ada power pada patch cord dan
dapat kita ukur menggunakan OTDR.
Setelah melakukan persiapan alat ukur yang kita lakukan selanjutnya
adalah melakukan pengukuran menggunakan OTDR. Berikut langkah-langkah
pengukuran :
1. Masukkan kabel patch cord ke dalam port yang akan di ukur dalam
OTB.
2. Klik tombol start untuk memulai program.
3. Konfigurasi program sebelum memulai identifikasi kabel seperti
mengkonfigurasi mode laser, pulse, dan range yang ingin digunakan.
38

4. Klik start pada tombol di samping dan tunggu hingga proses


pengidentifikasian kabel selesai. Hasil total loss dan jarak kabel akan
ditampilkan dibawah grafik.
5. Jangan lupa hasil ukur tersebut di save.

4.1.2. Mengidentifikasi kondisi Kabel Optik Berdasarkan Hasil Ukur


OTDR

a) b)
Gambar 4.2 Perbedaan Kualitas Kabel Optik
Pada gambar diatas, terdapat hasil yang berbeda dari dua slot yang beda.
Gambar a merupakan gambar dimana kondisi kabel optik masih dalam keadaan
baik sedangkan gambar b merupakan dimana kabel optik dalam keadaan yang
tidak baik. Hal ini bisa diidentifikasi terjadinya gangguan dikarenakan
memiliki nilai loss yang cukup besar atau bahkan mengurangi nilai panjang
kabel yang sebenarnya sehingga memotong kabel (optik terputus).

Setelah melakukan pengukuran kabel optik menggunakan OTDR pada OTB


maka akan didapatkan data hasil ukur seperti pada gambar berikut :
39

Gambar 4.3 Data Hasil Ukur Kabel Fiber Optik

Pada gambar 4.3 dapat kita lihat bahwa ada beberapa kabel optik yang mengalami
kerusakan dan memiliki total loss yang lumayan besar.

4.1.3. Melakukan Persiapan Untuk Penanganan Kabel Optik Yang Sedang


Gangguan

1. Melakukan persiapan alat ukur dan peralatan sambung


1. OTDR
2. Fusion Splicer
3. Optik cleaver
4. Optic Stripper
5. Dispenser Alcohol
6. Tube Stripper
7. Tissue
2. Persiapkan Peralatan kerja
1. Genset
2. Extender Power Cable
3. Lampu Sorot
4. Tripot Lampu Sorot
5. Cangkul
6. Sekop
7. Palu
40

8. Alas duduk
9. Tenda
10. Tangga
11. Linggis
3. Persiapkan Material Penyambungan
1. Kabel FO sesuai jenis kabel yang putus.
2. Closure.
3. Protection Sleeve.
4. Rubber Sealent.
5. Minyak Tanah
6. Lap
4. Persiapkan Perlengkapan Kerja
1. Safety Shoes
2. Safety Belt
3. Helm Safety
4. Sarung Tangan
5. Persiapkan Kendaraan Operasional
Kendaraan operasional digunakan untuk mengetahui titik kabel FO yang
mengalami gangguan menggunakan odometer pada kendaraan.
6. Melaksanakan Pelacakan Titik Putus
Pada dasarnya kondisi FO dalam tanah :
1. Tidak lurus (bergelombang)
2. Terdapat slack kabel (gulungan kabel)
3. Adanya main joint dan extra joint.
Kodisi tersebut membuat hasil ukur menggunakan OTDR berbeda
dengan kondisi panjang kabel yang sebenarnya.
7. Langkah Penelusuran
1. Catat informasi dari team pengukuran berupa jarak titik gangguan.
berdasarkan data hasil pengukuran.
41

Gambar 4.4 Informasi Jarak Titik Gangguan

2. Gunakan speedometer KBM, lakukan reset counter meter ke 0 Km.


3. Mulailah mengendarai KBM untuk menelusuri jalur kabel FO, saat
counter meter menunjukkan titik awal pengamatan (hasil ukur
OTDR).
4. Setelah menemukan titik gangguan, mulailah melakukan
pengamatan jalur kabel FO.
5. Setelah melakukan penelusuran perlu melakukan pemeriksaan pada
jalur kabel optik pada bawah tanah

Gambar 4.5 Kondisi Galvanis Berlubang

Pada saat melakukan terdapat adanya kerusakan pada galvanis


seperti pada gambar 4.5 sehingga menjadi penyebab terjadinya
gangguan pada kabel optik.

4.2 Penggunaan Fusion Splicer Dalam Maintenance Fiber Optik

Alat Fusion Splicer berfungsi untuk melakukan penyambungan kabel


fiber optik yang putus atau rusak. Dalam konteks maintenance fiber optik,
penggunaan fusion splicer sangat penting karena memungkinkan
42

penggabungan dua ujung serat optik yang terputus secara presisi dan kuat.
Proses penyambungan ini disebut juga sebagai fusion splicing.
Fusion splicer menggunakan teknologi pemanasan dan penyambungan
serat optik yang terputus dengan tingkat presisi yang tinggi. Alat ini dapat
mencairkan ujung serat optik yang terpotong, menyambungkan serat dari
dua ujung yang berbeda, dan menghasilkan penyambungan serat optik yang
kuat serta rendah loss.
Pada saat melakukan penyambungan, fusion splicer akan menghilangkan
sisa serat yang terpotong dan melakukan pembersihan pada ujung serat yang
akan disambung. Kemudian, alat ini akan menggabungkan kedua ujung
serat optik dengan menggunakan pemanasan yang sangat tinggi dan tekanan
yang tepat. Proses ini akan membuat kedua ujung serat menyatu menjadi
satu dengan kekuatan yang optimal.
Dalam melakukan maintenance fiber optik, penggunaan fusion splicer
merupakan salah satu aspek yang penting yang harus diperhatikan. Dengan
menggunakan alat ini, penyambungan kabel fiber optik yang putus dapat
dilakukan dengan presisi tinggi dan menghasilkan koneksi yang kuat,
sehingga memastikan keandalan dan kualitas jaringan fiber optik yang
dipelihara.
43

4.2.1 Langkah Penyambungan Menggunakan Fusion Splicer

1. Mengupas kabel fiber optik

Gambar 4.6 Pengupasan Kabel Fiber Optik


Pada gambar diatas, kabel optik dikupas menggunakan alat
khusus untuk melakukan pemotongan. Hal ini dilakukan untuk
mengeluarkan tube yang berada dalam outer jacket kabel
optik.

2. Membersihkan tube yang ada didalam kabel optik menggunakan


minyak tanah.

Gambar 4.7 Pembersihan Tube


Pada gambar diatas dilakukan pembersihan tube dengan minyak
tanah, hal ini dilakukan untuk membersihkan jelly yang ada pada
44

tube kabel optik. Dikarenakan jelly dapat menempel pada


permukaan fiber optik sehingga mengurangi kualitas penyambungan.

3. Mengupas tube menggunakan pemotong tube

Gambar 4.8 Pengupasan Tube


Pada gambar diatas dilakukan pengupasan tube untuk
mengeluarkan core yang terdapat didalam tube kabel optik
menggunakan tube stripper.

4. Membersihkan jelly pada core FO menggunakan tissue

Gambar 4.9 Pembersihan Jelly Pada core


Pada gambar diatas dilakukan pembersihan jelly pada core kabel optik
menggunakan tissue. Dikarenakan keberadaan jelly pada core dapat
45

menghambat proses splicing dengan fusio splicer. Alat penyambung tidak


akan bekerja jika ada residu cairan pengotor pada serat optik.

5. Mengupas core fiber optik dari pelindungnya.

Gambar 4.10 pengupasan core fiber optik


Pada gambar diatas dilakukan pengupasan core, menggunakan tang
stripper. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan core yang terdapat
dalam pelindung core pada saat proses penyambungan.

6. Membersihkan core

Gambar 4.11 Membersihkan Core


Pada gambar diatas dilakukan tahap membersihkan core
menggunakan alcohol. Hal ini dilakukan untuk memastikan core
dalam keadaan bersih saat penyambungan, dikarenakan jika core
dalam keadaan kotor maka alat penyambung tidak akan bekerja.
46

7. Memotong core menggunakan Fiber Cleaver

Gambar 4.12 Pemotongan Core


Pada gambar diatas dilakukan pemotongan core yang telah
dibersihkan menggunakan fiber cleaver. Dengan menggunakan fiber
cleaver agar mendapatkan hasil splicing yang optimal pada fusion
splicer.

8. Pemasangan core untuk pengecekkan core di fusion splicer.

Gambar 4.13 Pemasangan Core Pada Fusion Splicer


Pada gambar diatas dilakukan pemasangan core pada fusion splicer
guna untuk melihat core fiber optik yang telah dipotong sebelumnya
apakah dalam keadaan bersih atau kotor.
47

9. Lakukan step ini untuk core selanjutnya.


10. Pasang Protection Sleeve pada salah satu core yang akan
disambung sebelum memasukkan core kedalam fusion splicer.

Gambar 4.14 Pemasangan Protection Sleeve


Pada gambar diatas dilakukan pemasangan protection sleeve pada
salah satu core optik. hal ini dilakukan agar core yang telah
tersambung dapat diperkuat dengan adanya bantuan batang besi
yang terdapat di dalam Protection Sleeve.

11. Lakukan pengecekkan terakhir dan alat akan diotomatis


menyambungkan core.

Gambar 4.15 Pengecekkan & penyambungan Kedua Core


48

Pada gambar diatas dilakukan pengecekkan dan penyambungan


core. Hal ini dilakukan agar kedua core yang terpisah dapat
dihungkan Kembali.

12. Pasangkan Protection Sleeve yang baru menggunakan heater


yang berada di alat fusion splicer.

Gambar4.16 Pemasangan Core Pada Heater


Pada gambar diatas, protection sleeve yang telah dipasang pada core
yang telah disambung, dimasukkan kedalam heater untuk
melelehkan plastic protection sleeve tersebut.

13. Setelah protection sleeve telah dipanaskan, maka kabel fiber optik
telah tersambung.

Gambar 4.17 Hasil Pemanasan Protection Sleeve


49

Pada gambar diatas, setelah selesainya pemanasan protection sleeve


pada heater maka protection sleeve akan menempel pada core yang
telah disambung.

4.2.2 Kualitas Splicing pada Fusion Splicer

Gambar 4.18 Hasil Penyambungan Core

Pada gambar diatas merupakan hasil penyambungan yang dilakukan


menggunakan fusion splicer sebelum core dimasukkan kedalam pemanas
(heater) pada Fusion Splicer. Pada gambar diatas kabel yang sudah
disambung tidak menampakkan bekas bahwa kabel sudah terhubung
sehingga ini berhasil dan kabel dapat dipakai untuk jaringan Kembali. Tapi
jika kabel yang sudah disambung menunjukkan adanya bekas kabel sudah
terhubung maka perlu dilakukannya penyambungan ulang, dikarenakan
akan menambah besar Loss pada kabel fiber optik. Dan jika hasil
penyambungan tidak menunjukkan adanya bekas penyambungan, tetapi
hasil sambung memiliki beban loss yang melebihi dari standarisasi maka
diperlukan untuk melakukan penyambungan ulang sampai hasil sambung
memenuhi standarisasi.

4.3 Pemasangan Serat Optik pada Closure


50

Pemasangan serat optik pada closure melibatkan beberapa tahapan


penting untuk memastikan koneksi serat yang handal dan perlindungan fisik
terhadap serat optik. Berikut adalah penjelasan mengenai proses tersebut:

a) Masukkan serat yang terbungkus sleeve kedalam closure secara hati-


hati, seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.19 Pemasangan Core Optik Pada Closure

b) Pastikan penutup closure tertutup rapat untuk melindungi serat agar


terhindar dari gangguan eksternal.

c) setelah pemasangan serat pada closure telah selesai dan closure dalam
keadaan tertutup, closure di beri tanda sebelum di kubur ke dalam
tanah. Seperti gambar berikut:

Gambar 4.20 Penanaman Closure


51

4.4 Pengujian Jalur Yang Telah Selesai Diperbaiki

Setelah selesai melakukan penyambungan/perbaikan kabel yang


diduga gangguan, untuk memastikan bahwa kabel fiber optik tidak ada
kendala lagi maka tim yang melakukan penyambungan memberi kabar ke
tim surveillance bahwa perbaikan dan sudah siap untuk melakukan
pengecekan ulang.

Gambar 4.21 Status Kabel Optik


Setelah dilakukannya pengecekan ulang oleh tim surveillance dan
didapatkan bahwa kabel yang diduga memiliki gangguan telah dalam kondisi
baik seperti pada gambar 4.21 maka team surveillance menyatakan bahwa
status traffic kabel fiber optik pada suatu port sudah UP dan bisa dikatakan
bahwa perbaikan sudah selesai dan clear.
52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang telah dilakukan pada Perbaikan Kabel Optik


Menggunakan Metode Fusion Splicing Dengan Alat Fusion Splicer Pada Ruas
STO Palembang Centrum – STO Sungai Buah, Berikut kesimpulan yang
dapat diambil:
1. Metode fusion splicing terbukti sangat efektif untuk memperbaiki
putusnya serat optik akibat gangguan fisik pada kabel.
2. Penggunaan alat fusion splicer memudahkan proses penyambungan ulang
serat optik, karena dapat dilakukan dengan cepat dan menghasilkan loss
sambungan sangat rendah.
3. Pengukuran loss sambungan dengan OTDR perlu dilakukan setelah
perbaikan untuk memastikan kualitas hasil penyambungan.

5.2 Saran

Adapun saran dari laporan kerja praktek ini adalah :

1. Diperlukan perawatan berkala pada kabel optik secara fisik agar dapat
meminimalisir terjadinya gangguan.

2. Direkomendasikan untuk menggunakan kabel optik dengan proteksi fisik


yang baik di daerah rawan gangguan agar umur kabel lebih panjang.
53
DAFTAR PUSTAKA

fikriansyah, I. (2023, march 1). Kabel Fiber Optik: Fungsi, Jenis, Kelebihan, dan
Kekurangannya. Retrieved from detikbali: https://www.detik.com/bali/berita/d-
6594857/kabel-fiber-optik-fungsi-jenis-kelebihan-dan-kekurangannya, Tanggal akses
: 2 Desember 2023

Salma, Z. F. (2023, May 23). Apa itu Fiber Optik? Pengertian, Jenis, Cara Kerja,
dan Fungsinya. Retrieved from Linknet: https://www.linknet.id/article/fiber-optik,
Tanggal akses : 4 Desember 2023

Ade, S. (2018). Power Meter Dalam Sistem Serat Optic. Retrieved from karya mandiri
techindo: https://karyamandiritechindo.com/product-category/alat-ukur/electrical-
testing/power-meter/, Tanggal akses : 7 Desember 2023

Optical Light Source. (2023). Retrieved from Alat Ukur Admin: https://alat-ukur-
indonesia.com/kategori-produk/optical-light-source/#:~:text=Optical%20Light%20Source
%20(OLS)%20adalah,optik%20seperti%20splitter%20dan%20coupler. Tanggal akses : 7
Desember 2023

Ayuningtyas, E. M. (2023, April 6). OTDR : Fungsinya Dalam Pengukuran pada


Serat Optik. Retrieved from telkomuniversity: https://it.telkomuniversity.ac.id/otdr-
fungsinya-dalam-pengukuran-pada-serat-optik/ Tanggal akses : 9 Desember 2023

Rahman, D. (2023, August 8). Perangkat Pasif Dan Aktif Fiber Optic. Retrieved
from Telkomuniversity: https://bte-jkt.telkomuniversity.ac.id/perangkat-aktif-dan-
pasif-fiberoptic/#:~:text=Optical%20Termination%20Box%20(OTB)
%20adalah,Aktif%20dan%20Pasif%20Fiber%20Optic. Tanggal akses : 11 Desember
2023

37
38

Irvan. (2019, November 20). Fungsi dan Kegunaan Patch Cord atau Patch Cable.
Retrieved from Lamdaconnect: https://lamdaconnect.com/fungsi-dan-kegunaan-
patch-cord-atau-patch-cable/, Tanggal akses: 13 Desember 2023

AYUNINGTYAS , M. E. (2022, October 31). Mengenal Fusion Splicer Fiber Optik


Dalam Jaringan Komunikasi. Retrieved from Online Learning Telkom University:
https://onlinelearning.telkomuniversity.ac.id/blog/index.php?tagid=381, Tanggal
akses: 14 Desember 2023

LEE, W. (2022, April 18). How To Use Wire Strippers. Retrieved from thespruce:
https://www.thespruce.com/how-to-use-a-wire-stripper-in-electrical-work-1821534,
Tanggal akses :15 Desember 2023

TUTORFIBER. (2022, March 27). Cleaver Fiber Optic: Pengertian, Jenis,


Spesifikasi, dan Fitur. Retrieved from tutorfiber:
https://www.tutorfiber.com/2022/03/cleaver-adalah.html, Tanggal akses: 16
Desember 2023
39

Anda mungkin juga menyukai