Anda di halaman 1dari 437

TEKNIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Teknik Transmisi
Tenaga Listrik
Aslimeri | Ganefri | Zaidel Hamdi

untuk SMK
ISBN XXX-XXX-XXX-X
Aslimeri | Ganefri | Zaidel H.
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu- untuk Sekolah Menengah Kejuruan
nakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 41.250,00


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Aslimeri
Ganefri
Zaidel Hamdi

Teknik Transmisi
Tenaga Listrik

SMK

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

Teknik Transmisi
Tenaga Listrik
Untuk SMK

Penulis : Aslimeri
Ganefri
Zaidel Hamdi

Editor : Sudaryono

ASL ASLIMERI
Teknik Transmisi Tenaga Listrik untuk SMK/oleh Aslimeri, Ganefri,
Zaidel Hamdi, Sudaryono. ---- Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
xv. 423 hlm
Daftar Pustaka : 422

Diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh


penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,


kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
Kata Pengantar
Akhir-akhir ini sudah banyak usaha penulisan dan pengadaan buku-
buku teknik dalam Bahasa Indonesia. Namun untuk Teknik Elektro, hal ini
masih saja dirasakan keterbatasan-keterbatasan terutama dalam
mengungkapkan topik atau materi yang betul-betul sesuai dengan
kompetensi dalam bidang Transmisi Tenaga Listrik untuk Sekolah
Menengah Kejuruan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menyusun
buku ini agar dapat membantu siapa saja yang berminat untuk
memperdalam ilmu tentang Transmisi Tenaga Listrik.

Dalam buku ini dibahas tentang : pemeliharaan sistim DC, pengukuran


listrik, tranformator, gandu induk ,saluran udara tegangan tinggi, kontruksi
kabel tenaga dan pemeliharaan kabel tenaga .

Penulis menyadari masih banyak kekurangan- kekurangan baik


dalam materi maupun sistematika penulisan, untuk itu saran-saran dan kritik
yang membangun guna memperbaiki buku ini akan diterima dengan senang
hati.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak-banyak terima


kasih kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depertemen
Pendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menulis buku ini dan Drs.Sudaryono, MT yang telah bersedia menjadi
editor buku ini. Juga penulis megucapkan terima kasih kepada Maneger
PLN (persero) Udiklat Bogor yang telah banyak membatu penulis dalam
menyediakan bahan untuk penulisan buku ini .

Harapan penulis semoga buku ini ada mamfaatnya untuk


meningkatkan kecerdasan bangsa terutama dalam bidang teknik elektro .

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................... i


Daftar isi .......................... ii
Lembaran Pengesahan .............................. viii
Daftar Penyusun/penulis .............................. ix
Diagram Pencapaian Kompetensi ............................................... x
Daftar Istilah ................................. xiii
Abstrak ............... xiv
Sinopsis ................... xv

BAB. I. PEMELIHARAAN DC POWER .................................. 1


1.1. Hukum Ohm ....................... 1
1.2. Hukum Kirchoff ...... ........................ 3
1.3. Daya Dalam Rangkaian DC ............. 6
1.3.1. Prinsip Dasar Rangkaian DC ............................... 7
1.3.2. Hubungan Antara Arus Tegangan dan Tahanan ............. 8
1.4. Komponen Semikonduktor .................. 15
1.5. Sistem DC Power ...................................... 20
1.6. Charger (Rectifier) .. 25
1.6.1. Jenis Charger ....................................................... 25
1.6.2. Prinsip Kerja Charger ........................................... 26
1.6.3. Bagian-Bagian Charger ............................... 27
1.7. Automatic Voltaga Regulator ........................ 29
1.7.1. Komponen Pengantar Seting Tegangan ....................... 30
1.7.2. Komponen Pengantar Seting Floating ....................... 31
1.7.3. Komponen Pengantar Seting Equalizing ....................... 31
1.7.4. Komponen Pengantar Seting Arus ....................... 31
1.8. Rangkaian voltage Dropper ............................ 33
1.9. Rangkaian Proteksi Tegangan Surja Hubung....................... 34
1.10. Pengertian beterai ..................................................... 37
1.10.1. Prinsip kerja baterai ............................................... 37
1.10.2. Prinsip kerja baterai asam-timah ................................. 38
1.10.3. Poses pengisian baterai ....................... ............. 38
1.10.4. Prinsip kerja baterai alkali.................................................... 39
1.11. Jenis-jenis Baterai ................... ... 39
1.12. Bagian-bagian Utama Baterai ......................... 46
1.13. Instalasi Sel Baterai ...................................... 48
1.14. Pentilasi Ruang Baterai .......................... 52
1.15. Pengertian pemeliharaan DC power ................................... 54
1.15.1. Tujuan Pemeliharaan ............................................... 54
1.15.2. Jenis Pemeliharaan ............................................... 54
1.15.3. Pelaksanaan Pemeliharaan ....................... . 55
1.15.4. Kegiatan Pemeliharaan ....................... 56
1.15.5. Pemeliharaan Charger .................................. 58
1.15.6 Pengukuran Arus Output Maksimum .................................... 61
1.16 Jadwal dan Chek list Pemeliharaan Charger ........................ 63
1.16.1. Pemeliharaan Baterai ............................................... 63
1.16.2. Cara pelaksanaan pengukuran tegangan ....................... 64
1.16.3. Pengukuran Berat Jenis Elektrolit ......................... 65
1.16.4. Pengukuran Suhu Elektrolit ................................... 68
1.16.5. Jadwal pemeliharaan periodik baterai ....................... 70
1.17. Pengujian dan shooting pada DC Power................................. 73
1.17.1. Pengujian Indikator Charger ..................................... 73
1.17.2. Pengujian Kapasitas Baterai ............................................... 75
1.17.3. Pengujian kadar Potassium Carbonate ( KZC03 ) ............. 81
1.18. Trouble shooting ................................... 90
1.18.1. Kinerja Baterai .................................. 91
1.19. Keselamatan kerja .................................... 95

BAB. II. PENGKURAN LISTRIK .............. 97


2.1. Pengertian Pengukuran ........................... 97
2.2. Besaran Satuan dan dimensi .......................... 98
2.3. Karaktaristik dan Klasifikasi Alat Ukur ...................... 101
2.4. Frekuensi Meter ....................................... 109
2.5. Kwh Meter .............. .................................................... 111
2.6. Megger ............................... 111
2.7. Fase Squensi ............................................ 112
2.8. Pengukuran Besaran Listrik ................................. 114
2.9. Prinsip kerja Kumparan Putar .......................... 116
2.10. Sistem Induksi ................................................ 117
2.11. Sistem Elektro Dinamis ........................................... 118
2.12. Sistem Kawat Panas ................................................ 120
2.13. Alat Ukur Elektronik ................................................... 120
2.14. Alat Ukur dengan Menggunakan Transformator ........ 121
2.15. Macam-macam alat ukur untuk keperluan pemeliharaan........ 123
2.15.1.Meter Tahanan Isolasi ........................................................... 123
2.15.2.Meter Tahanan Pentanahan .................................... 123
2.15.3.Tester Tegangan tinggi .................................... 125
2.15.4.Tester Tegangan tembus .................................... 127

BAB. III. TRANSFORMATOR ...................... 128


3.1. Prinsip induksi ..................................... 128
3.2. Kumparan Transformator ......................... 130
3.3. Minyak Transformator ..................................... 131
3.4. Bushing ............................................................ 132
3.5. Tangki Konservator .......................................................... 132
3.6. Peralatan Bantu Pendingin Transformator ........ 133
3.7. Tap Changer .................................................... 135
3.8. Alat Pernapasan Transformator ................. .............. 135
3.9. Alat Indikator Transformator ......................... 137
3.10.Peralatan Proteksi Internal ............................................... 137
3.11.Peralatan Tambahan Untuk Pengaman Transformator ........... 142
3.12.Rele Proteksi Transformator dan Fungsinya ....................... 144
3.13.Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi ............... 150
3.13.Parameter/Pengukuran Transformator ................................... 153

BAB IV. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI ...... 159


4.1. Saluran Udara ........................................................... 160
4.2. Saluran Kabel ............................ ........................ 160
4.3. Perlengkapan SUTT/SUTETI .................................... 161
4.3.1.Tower .................................................................................... 161
4.3.2.Bagian-bagian tower ......................................................... 165
4.4. Kondukror .......................................... 170
4.5. Kawat Tanah ............................... ......................... 172
4.5.1.Bahan Kawat Tanah ................................................ 173
4.5.2.Jumlah dan Posisi Kawat Tanah ........................................ 173
4.5.3.Pentanahan Tower ............................................................ 173
4.6. Isolator ................................................... 174
4.6.1.Isolator Piring ............................................................ 174
4.6.2.Nilai Isolator ....................................................................... 178
4.6.3.Jenis Isolator ...................................................................... 178
4.6.4.Speksifikasi isolator. ........................................................... 180

BAB V. GARDU INDUK ................................................. 184


5.1. Busbar ................................................ 184
5.1.1. Jenis Isolasi Busbar .................................................. 184
5.1.2. Sistem Busbar (Rel) .................................................. 184
5.1.3. Gardu Induk dengan single busbar ..................................... 185
5.1.4. Gardu Induk dengan Doble busbar ..................................... 186
5.1.5. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar ............ 186
5.2. Arrester ............................................................ 187
5.3. Transformator Instrumen ....................................... 188
5.3.1. Transformator Tegangan ....................................... 188
5.3.2. Transformator Arus ....................................... 190
5.3.3. Transformator Bantu ....................................... 191
5.3.4 Indikator Unjuk kerja Transformator Ukur ................ 192
5.4. Pemisah (PMS) ................................................... 194
5.4.1. Pemisah Engsel .................................................. 195
5.4.2. Pemisah Putar .............................................................. 195
5.4.3. Pemisah Siku .............................................................. 195
5.4.4. Pemisah Luncur .................................................. 196
5.5. Pemutus tenaga listrik (PMT) ...................................... 199
5.5.1. Jenis Isolasi Pemutus Tenaga ............................................ 199
5.5.2, PMT dengan Media pemutus menggunakan udara . 201
5.5.3. PMT dengan Hampa Udara ................................................. 204
5.5.4. PMT dengan Media pemutus menggunakan Minyak.......... 206
5.5.5. PMT dengan Sedikit Minyak ..................................... 207
5.6. Jenis Penggerak Pemutus Tenaga .................................... 209
5.6.1. Mekanik Jenis Spering ........................................... 209
5.6.2. Mekanik Jenis Hidrolik .................................................. 212
5.6.3. Penutupan PMT .................................................................. 216
5.6.4. Pembukaan PMT ................................................................. 216
5.7. Kompesator ........................................................................ 220
5.7.1. Kompensator shunt ................................................. 221
5.7.2. Kompensator reaktor shunt .................................... 222
5.8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi................................. 223
5.8.1. Prinsip Dasar PLC ................................................ 223
5.8.2. Peralatan Kopling ................................................ 224
5.8.3. Kapasitor Kopling ................................................ 225
5.8.4. Wave trap .................................. ......................... 226
5.8.5. Prinsip Kerja Dasar Wave trap .................................... 227
5.8.6. Line Matching Unit ............................................................ 230
5.9 . Peralatan Pengaman ............................................................ 231
5.9.1. Lightning Arester ................................................. 232
5.10. Aplikasi PLC ............................................................. 233
5.10.1. Komunikasi Suara ................................................. 233
5.10.2. Penggunaan Kanal Suara ..................................... 234
5.10.3. Teleproteksi Protection Signalling ............................... 234
5.10.4. Ramute Terminal Unit (RTU) Tipe EPC 3200........................ 235
5.11. Simbul-simbul yang ada pada Gardu Induk ..................... ... 236
5.12. Rele Proteksi dan Annunsiator .................................... 238

BAB VI. SISTEM PENTANAHAN TITIK NETRAL ............ 246


6.1. Sistem Pentanahan Titik Netral ................................... 246
6.2. Tujuan Pentanahan Titik Netral .................................... 247
6.2.1. Sistem Yang tidak Ditanahkan .................................. 247
6.2.2. Metode Pentanahan titik Netral ..................................... 247
6.3. Pentanahan Titik Netral Tampa Impedansi .......................... 247
6.4. Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan ............... 248
6.5. Pentanahan Titik Netral Melalui Kumparan Peterson .............. 251
6.6. Tranformator Pentanahan ........................... 252
6.7. Penerapan Sistem Pentanahan di Indonesia .............. 253
6.8. Pentanahan Peralatan ............................................... 254
6.9. Exposur tegangan ................................................ 256
6.10. Pengaruh Busur Tegangan Terhadap Tenaga Listrik.......... 258
6.10.1.Pengaruh tahanan Pentanahan Terhadap Sistem ............... 258
6.10.2.Macam-macam Elektroda Pentanahan .............. .......... 258
6.11. Metode Cara Pentanahan ................................................. 260
6.11.1.Pentanahan dengan Driven Ground. .......................... 260
6.11.2.Pentanahan Dengan Mesh atau Jala .............. .................. 261
6.12. Tahanan Jenis Tanah ............................................................. 262
6.13. Pengkuran Tahanan Pentanahan .................................... 263
BAB VII. KONTRUKSI KABEL TENAGA ........................ 265
7.1. Kabel Minyak .......................................................................... 265
7.1.1. Bagian-bagian Kabel Minyak ................................... 265
7.1.2. Konduktor ................................................. 265
7.1.3. Isolasi Kabel ........................................................................ 266
7.1.4. Data Kimia ........................................................................ 267
7.2. Karakteristik Minyak ............................................................. 268
7.3. Macam-macam Minyak Kabel ................................................. 270
7.4. Tangki Minyak ............................................................. 272
7.5. Perhitungan Sistem Hidrolik ..................................... 278
7.6. Keselamatan Kerja .............................................. 280
7.7. Crossbonding dan Pentanahan .......................... 290
7.8. Cara Kontruksi Solid bonding ................................. 292
7.9. Tranposisi dan sambung Silang ................................ 294
7.10. Alat Pengukur Tekakan ................... .............. 299
7.11. Tekanan Pada Kabel Minyak .................................. 300
7.12. Kabel Tenaga XLPE .............................................. 303
7.13. Kontruksi Kabel Laut .............................................. 307

BAB VIII. PEMELIHARAAN KABEL TEGANGAN TINGGI ......... 310


8.1. Manajemen Pemeliharaan ................................................. 310
8.1.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan .................................. 310
8.1.2. Perencanaan ................................................ 311
8.1.3. Pengorganisasian ........................................................... 312
8.1.4. Penggerakan ........................................................................ 313
8.1.5. Pengendalian ........................................................................ 314
8.2. Pengertian dan tujuan Pemeliharan .................................... 314
8.3. Jenis-jenis Pemeliharaan ............................................... 315
8.4. Pemeliharaan Yang Dilakukan Terhadap Kabel Laut
Tegangan Tinggi ................................................................ 318
8.5. Prosedur Pemeliharaan ................................................ 321
8.6. Dekumen Prosedur Pelaksanan Pekerjaan .......................... 330
8.7. Pemilihan Instalasi Kabel Tanah Jenis Oil Fillied .............. 332
8.8. Spare Kabel ........................................................................ 335
8.9. Termination ....................................................................... 335
8.10. Tank Chanber Umum ............................................................. 337
8.11. Anti Crossbonding Coverting ..................................... 338
7.12. Cara mengukur Tekanan Minyak Dengan Manometer......... 342
8.13. Penggelaran Kabel ................................................ 348
8.14. Regangan maksimum yang diizinkan pada Kabel ............. 349
8.15. Perhitungan Daya tarik Horizontal ........................ 350
8.16. Peralatan Pergelaran kabel .................................... 353
8.17. Jadwal Pemeliharaan ................................................ 353
8.18. Kebocoran minyak Kabel Tenaga ......................... 354
8.19. Gangguan kabel pada lapisan pelindung P.E. oversheath..... 360
8.19.1.Methoda mencari lokasi gangguan pada lapisan pelindung
kabel....................................................................................... 360
8.19.2.Methoda Murray ............................................................. 360
8.20. Memperbaiki Kerusakan Kabel ......................... 366
8.20.1.Memperbaiki kerusakan lead sheath kabel .......................... 366
8.20.2.Mengganti Kabel yang rusak ...................................... 367
8.21. Auxiliary Cable. .................................................................... 370

BAB . IX. PROTEKSI SISTEM PENYALURAN ........................ 372


9.1. Perangkat Sistem Proteksi .................................... 373
9.1.1. Elemen Pengindra .............................. .............. 373
9.1.2 Elemen Pembanding ............................................... 373
9.1.3 Elemen Pengukur ............................................................ 373
9.2. Fungsi dan Peralatan Rele Proteksi ..................................... 374
9.2.1. Sensitif. .............................. ................................ 374
9.2.2. Selektif .......................................................... 374
9.2.3. Cepat .................................................................................... 374
9.2.4. Handal .................................................................................... 375
9.2.5. Ekonomis ..................................................................... ... 375
9.2.6. Sederhana ........................................................................ 375
9.3. Penyebab Terjadinya Kegagalan Proteksi ......................... 375
9.4. Gangguan pada sistem Penyaluran ..................................... 376
9.4.1. Gangguan Sistem ......................... .................... 376
9.4.2 Gangguan Non Sistem .................................... 376
9.5. Proteksi Pengantar ............................................................. 376
9.6. Sistem Proteksi SUTET ................................................. 378
9.7. Media Telekomunikasi ................................................. 379
9.8. Relai Jarak ........................................................................ 379
9.8.1. Prinsip Kerja Relai Jarak ............................. ................ 379
9.8.2. Pengukuran Impedansi Gangguan Oleh Relai Jarak ............ 381
9.8.3 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ......................... 381
9.8.4 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ......................... 381
9.8.5 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah.................. 382
9.9. Karakteristik Rele Jarak ................................................. 383
9.9.1. Karakteristik Impedansi ............................. .................. 383
9.9.2. Karakteristik Mho ............................................................ 383
9.9.3 Karakteristik Reaktance ................................................. 384
9.9.4 Karakteristik Quadrilateral .................................... 385
9.10. Pola Proteksi ........................................................... 386
9.10.1. Pola Dasar ........................................................... 386
9.10.2. Pola PUTT ........................................................... 386
9.10.3. Pola Permissive Underreach Transfer Trip ......................... 387
9.10.4. Pola Blocking ....................................................................... 387
9.11. Current Differential Relay ................................................ 390
9.12. Proteksi Transformator Tenaga ..................................... 397
9.13. Rele Arus Lebih ................................................ 400
9.14. Proteksi Penyulang 20 KV ............................................... 401
9.15. Disturbance Fault ............................................................ 402
9.16. Basic Operation ................................................ 404
9.17. Auto Recloser ............................................................ 405
BAB . X. PEMELIHARAAN SUTT/SUTETI BEBAS TEGANGAN.. 410
10.1. Tujuan Pemeliharaan ........................................................... 410
10.2. Jenis-jensi pemeliharaan ............................................. 410
10.2.1. Pemeliharaan Rutin : ........................................................... 410
10.2.2. Pemeriksaan Rutin................................................................ 410
10.2.3. Pemeriksaan Sistematis........................................................ 411
10.2.4. Pemeliharaan Korektif............................................................ 412
10.2.5. Pemeliharaan Darurat........................................................... 412
10.3. Prosedur Pemeliharaan SUTT/SUTET ......................... 413
10.3.1. Peralatan yang dipelihara .................................................... 413
10.3.2. Peralatan Kerja ........................................................... 418
10.3.3. Petunjuk Pemeliharaan Peralatan ................................. .. 420
10.3.4. Pelaporan Pekerjan Pemeliharaan ................................. .. 421

Daftar Pustaka . ....................................................................... 422


Lampiran ....................................................................... 423
TEKNIK TRANSMISI TENAGA
LISTRIK

Oleh
Drs. Aslimeri, M.T
Drs. Ganefri, M.Pd

Editor
Drs. Sudaryono, M.T

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK


MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPERTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2007
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun
waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.

TIG.CBH. Asisten
TGM.HRB Asist 5 Teknisi
3 en 8 Konstruks
2 Tekn i&
Teknisi isi TIG.CIS.0 Pemelihar
TGM.HRB Konstr P
1
3 uksi &
8
2
Pemeli TIG.CBH. TIG.CBH.0
TGM.HRB TGM.HRE TMP.HPN. 4 4
3 3 2 4 4
2 4 Tekn 4
isi TIG.CIT.0 TIG.CIT.0
TGM.CIF. TIG.CIP.0 Instal TMP.HPN. 9 9
1 1 asi 2 4 4
TIG.CIF.0 2 2 Listri
4 TIG.CIC.0
3 2 TNP.HPG.
4 TIG.CIF.0
k TMP.PN.0 1 2
3 TIG CIT 0
2 7 1
2 4 4
TIG.CIF.0 TIG.CBH. TIG CIT 0 TIG.CIP.0
1 3 TMP HPN 8 1
5 5 2 TIG CIT 0 Asisten 4 4
4 1 Teknisi
8 TIG CIF 0 Asisten
Konstruks Asist Teknisi
TIG.CIF.0 TIG.CIT.0 i&
2
1 1 en Konstruksi
8 1 Pemelihar Tekn &
4 TIG.CIT.0 isi P lih
TMC.Mmc 1 Kons
2 TGU.HW 4
2 3 t k
2 TIG CIP 0
TSU.HSC. Asiste TGC.HWC
1
3 4
1 n 3
Teknis 8 TIG.CIP.0
TIG.CIS.0 i 1
2 Konstr 4
8
TIG.CIF.0
2
Keterangan 4

: 6
TIG.CIT.0

Nomor Kompetensi dari daftar 4


keseluruhan kompetensi program keahlian = Outlet
teknik transmisi
Nomor Kode
Kompetensi
Jam Pencapaian
Kompetensi
BAB . I
PEMELIHARAAN SUMBER LISTRIK DC.

1.1.Hukum Ohm lain adalah satu joule untuk setiap


coulomb yang mengalir.
Mari kita tinjau sebuah
rangkaian listrik tertutup yang Kerja sebesar W Joule
berupa sebuah tahanan Volt (V) =
Muatan sebesar Q Coulomb
dihubungkan pada kutub-kutub
sebuah baterai. seperti gambar 1.1
R 1.1.2. Arus Listrik
Arus listrik adalah gerakan
muatan listrik di dalam suatu
penghantar pada satu arah tertentu.
Saklar Muatan listrik dapat berupa
elektron, ion atau keduanya. Di
dalam penghantar, umumnya
terdapat gerakan acak elektron
Sumber tegangan (Baterai)
bebas diantara atom-atom statis.
Gambar 1.1. Rangkaian Listrik Gerakan ini tidak menghasilkan
Tertutup arus listrik. Namun pada suatu
Perbedaaan muatan di dalam keadaan tertentu, elektron bebas
Baterai mengakibatkan mengalirnya dapat dipaksa untuk bergerak
arus listrik di dalam rangkaian yang dalam satu arah tertentu, yaitu ke
secara perjanjian ditentukan satu titik yang kekurangan elektron.
mengalir dari kutub positip baterai (perhatikan bahwa keadaan
melalui beban tahanan kemudian kekurangan elektron disebut
masuk ke kutub negatip baterai. muatan positip sedang kelebihan
Dalam peristiwa ini dikatakan elektron disebut muatan negatip).
sebuah Gaya Gerak Listrik bekerja Keadaan mengalirnya elektron
sehingga mengakibatkan mengalir- pada satu arah tertentu dinamakan
nya arus listrik dalam rangkaian . konduksi atau arus aliran elektron.

1.1.1.Perbedaan Potensial Pergerakan elektron ditentukan


(Tegangan) oleh perbedaan muatan yang
terdapat antara kedua ujung
Bila antara dua titik dalam penghantar. Jadi pergerakan
sebuah rangkaian terdapat energi elektron di dalam penghantar terjadi
listrik yang dapat diubah menjadi akibat tarikan ujung penghantar
energi lain, maka antara dua titik yang bermuatan positip maupun
tersebut, disebut terdapat dari ujung yang lebih negatip.
perbedaan potensial atau Sampai tahap ini harus sudah dapat
tegangan. Satuan dari tegangan dimengerti perbedaan arus listrik
adalah Volt. Tegangan antara dua (konvensional) dan arus elektron.
titik dikatakan satu Volt bila energi Istilah yang mengatakan arus listrik
listrik yang diubah menjadi bentuk mengalir dari kutub positip ke arah

1
kutub negatip berasal dari teori dengan besarnya arus yang
kuno, pada waktu kenyataan mengalir di sepanjang penghantar
sebenarnya mengenai arus elektron adalah sama.
belum diketahui benar. Dengan demikian untuk setiap
penghantar berlaku :
Karena itu pada pembahasan Tegangan.pada.penghantar
mengenai tabung elektron maupun = Tetap
arus.pada.penghantar
transistor gambar-gambarnya
dilengkapi dengan tanda panah
Hubungan dalam rumus di atas
arah arus elektron dan bukannya
bersifat LINIER dan bila digambar
arus listrik.
berbentuk garis lurus. Harga tetap
pada rumus di atas ternyata adalah
1.1.3. Satuan Arus Listrik
nilai tahanan dari penghantar itu
dalam satuan OHM.
Satu satuan muatan listrik
V (Volt)
adalah sebanding dengan adanya R=
6,20 x 1018 buah elektron. I (Ampere)
Satuannya adalah coulomb (simbol Jadi 1 Ohm merupakan arus
Q), jadi 1 coulomb = 6,20 x 1018 listrik sebesar satu ampere yang
buah elektron. Arus listrik dalam mengalir dalam penghantar pada
penghantar adalah pergerakan tegangan 1 volt.
terarah sejumlah elektron dari ujung
satu ke ujung lainnya. Dengan 1.1.5. Faktor-Faktor Yang
demikian arus listrik dapat Mempengaruhi Tahanan
didefinisikan sebagai coulomb per
detik. Namun satuan arus listrik Tahanan sebuah penghantar
yang umum digunakan yaitu berbanding lurus dengan
ampere, dimana satu coulomb per panjangnya dan berbanding terbalik
detik = satu ampere dengan besarnya penampang.
l
Sehingga : R (Ohm ) =
Q A
atau =I
t dimana adalah tetapan
dimana I adalah lambang dari arus (konstanta)
listrik Besarnya tetapan tergantung
pada jenis material penghantar.
1.1.4. Tahanan Konstanta atau disebut tahanan
jenis suatu material adalah tahanan
Sebuah penghantar disebut
antara dua permukaan yang
mempunyai tahanan sebesar satu
berlawanan dari material itu dalam
OHM bila pada kedua ujungnya
bentuk kubus, dinyatakan dengan
diberi perbedaan potensial sebesar
satuan Ohm-cm.
satu volt dengan arus satu amper
Suatu dari panjang penghantar
mengalir diantara kedua ujung
yang dicari besar tahanannya
tersebut. Dalam penghantar jenis
haruslah sesuai dengan satuan dari
apapun, selama suhunya tetap,
tahanan jenis yang dipakai untuk
perbandingan antara perbedaan
penghitung. Bila satuan panjang
potensial pada ujung-ujungnya
yang digunakan adalah cm, maka
2
satuan tahanan jenisnya haruslah sedangkan yang meninggalkan
menggunakan Ohm-cm. diberi tanda negatip, seperti gambar
1.2.
Contoh : Jadi berlaku I1 + I2 - I3 - I4 = 0
Sepotong kawat sepanjang 100
m dengan penampang 0,001 cm2 I1
dibuat dari bahan tembaga dengan
tahanan jenis = 1,7 ohm-cm.
Hitunglah tahanan kawat
penghantar tersebut.
I4
L = 10.000 cm A = 0,001 cm2
1,7 I2 I3
= 6 Ohm cm
10

Gambar 1. 2.arah aliran arus.


1,7
R= 2 = 17Ohm
10 x 0,001
1.2. 2. Hukum Kirchoff II
Selain nilai tahanan tergantung
Hukum Kirchoff II sering
dari panjang dan material maka
disebut dengan Hukum Kirchoff
besar nilai tahanan juga ditentukan
tentang tegangan, dinyatakan
oleh faktor naik turunnya
dengan persyaratan bahwa dalam
temperatur, sebagaimana dituliskan
suatu rangkaian tertutup jumlah
dalam rumus.
aljabar sumber tegangan, dan
tegangan jatuh pada tahanan
Rt = R0 {1 + (t2 - t1) }
adalah nol. Atau secara matematis
dimana R0= Tahanan pada ditulis dengan rumus :
temperatur t1 oC
Rt = Tahanan pada temperature V = ( I x R)
t2 oC Sebagai contoh gambar 1.3 dibatasi
= Koefisien muai panjang sebuah daerah A-B-C-D-A.
tahanan. Jadi untuk menerapkan hukum
ini, haruslah dipilih suatu rangkaian
1.2. Hukum Kirchoff yang tertutup. Arah arus harus
1.2.1. Hukum Kirchoff I ditentukan lebih dahulu, seperti
gambar 1.3. searah dengan putaran
Hukum Kirchoff I menyatakan, jarum jam dan ditentukan juga arah
bahwa aljabar arus-arus yang referensi ggl suatu baterai adalah
menuju ke suatu titik simpul adalah searah dengan arus yang
sama dengan nol. Gambar 1.2 diakibatkannya, bila baterai tersebut
menunjukkan sebuah titik simpul dibebani sebuah tahanan sendiri
dari suatu rangkaian, dengan arus- (tanpa ada baterai lain), jadi
arus I1, I2, I3, I4 yang terhubung arahnya harus diambil dari kutub
dengan titik simpul tersebut. Untuk negatip ke kutub positip.
dapat menjumlahkan secara aljabar
maka arus yang arahnya menuju
titik simpul diberi tanda positip,

3
Arah arusnya, bila belum 1. Rangkaian Seri
diketahui sebenarnya (harus dicari
Tahanan-tahanan dikatakan
dahulu) tetapi untuk keperluan
tersambung seri bila tahanan-
perhitungan dapat dipilih
tahanan tersebut dihubung kan dari
sembarang. Nanti hasil perhitungan
ujung ke ujung sebagaimana
akan menunjukkan, apakah arah
diperlihatkan dalam gambar 1.4
yang dipilih sementara itu sesuai
Dalam sambungan seri arus yang
dengan arah arus sebenarnya
mengalir pada setiap tahanan akan
atau tidak, hal ini akan ketahuan
sama besarnya.
pada hasil akhir perhitungan (+
atau - ) R1 R2 R3
I6 R1 I1 I7

B I C V1 V2 V3

I2 I (Amps)
ra R2 V Volt

Gambar1. 4. Sambungan Seri


Ea R

A I5
I3 Eb rb D I8
E0 I (AMPS)
V (VOLT)
Gambar1. 3.Arah aliran arus
tertutup Gambar1. 5. Tahanan Pengganti
(Ekivalen)
Suatu ggl dihitung positip, bila
arah referensinya sama dengan Dengan menggunakan hukum
arah arus yang telah dipilih. Ohm diperoleh :
Sebaliknya bila arah referensi V1 = Tegangan di R1 = IR1 volt
berlawanan dengan arah arus maka V2 = Tegangan di R2 = IR2 volt
besaran yang bersangkutan V3 = Tegangan di R3 = IR3 volt
dihitung negatip.
Sehingga dari gambar 1.3. Sekarang bilamana ketiga
dapat dituliskan. tahanan itu harus digantikan oleh
satu tahanan pengganti yang
I1 R1 + I2 R2 + I3 ( R3+ rb) - Eb + Ea+ nilainya tak berubah maka hal itu
I ra = 0 dapat digambarkan sebagai
tahanan ekivalen, lihat gambar 1.5.
atau Dari hukum Ohm, perbedaan
Eb - Ea = I1 R1 + I2 R2 + potensial pada V = I.R volt atau,
I3 (R3 + rb)+ I ra
V = I.R

4
Kembali kepada gambar 1.4, dari persamaan diatas diperoleh
jumlah perbedaan potensial yang V V V V
melalui tahanan R1, R2, R3 : = + +
R R1 R 2 R3
haruslah sama dengan tegangan
sumber sebesar V volt, atau :
I1 R1

R2
V = IR1 + IR2 + IR3 dan
I1
IR = IR1 + IR2 + IR3 atau
I3 R3
R = R1 + R2 + R3 I AMPS
V Volt
2. Rangkaian Paralel
Gambar1. 6. Sambungan Paralel
Tahanan-tahanan dinyatakan
tersambung paralel bila kedua R
ujung tahanan disambung
sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar 1.6. Dalam keadaan ini
semua tahanan tersambung
I AMPS
langsung kepada sumber tegangan,
sehingga perbedaan potensial yang
dialami setiap tahanan adalah sama
VVolt
dengan V volt. Tetapi arus dari
sumber kini terpecah menjadi tiga
Gambar 1.7. Tahanan Pengganti
I1, I2, I3, sehingga:
Paralel
I = I1 + I2 + I3
1 1 1 1
Sehingga = + +
V R R1 R 2 R3
dan I1 =
R1
Rumus ini digunakan untuk
V mendapatkan tahanan pengganti
I2 =
R2 dari rangkaian tahanan yang
V tersambung paralel.
I3 =
R3
Contoh :
Carilah tahanan pengganti dari 3
Tahanan ekivalen / pengganti buah tahanan 10 ohm yang
dari ketiga tahahan yang disambung paralel.
tersambung paralel digambarkan
dalam gambar 1. 7.
1 1 1 1 3
= + + =
I=V/R R 10 10 10 10

5
10 Sehingga arus yang mengalir ke
Sehingga R = = 3,333Ohm dalam rangkaian dapat dihitung
3
sebagai berikut :
3. Rangkaian Kombinasi V
I=
R
Gambar 1.8 adalah suatu 12
rangkaian yang memiliki I=
1
sambungan paralel maupun seri. 17
3
Dari harga tahanan yang diberikan
9
kita dapat menghitung besarnya I = Amper
tahanan pengganti sebagai berikut. 13
Bila Rx merupakan tahanan
pengganti yang dimaksud dan Ry 1.3. Daya Dalam Rangkaian DC.
adalah tahanan pengganti dari Bila suatu arus melewati suatu
rangkaian paralel ( 4 dan 2 Ohm ) tahanan, maka akan timbul panas.
maka, Seperti halnya dalam bidang
1 1 1 3 mekanik, disini ada dua hal yang
= + =
Ry 4 2 4 mempunyai definisi sama, yaitu
energi dan daya (power). Energi
listrik adalah kemampuan suatu
4 1 sistem listrik untuk melakukan kerja.
Ry = = 1 Ohm
3 3 Satuan energi listrik adalah joule.
Rangkaiannya kini sama seperti
pada gambar 1.4. dimana : Kerja (work) atau usaha
adalah terjadi bila suatu muatan
R1 = 10 ohm Q coloumb bergerak melalui
1 perbedaan tegangan V volt, atau
R2 = 1 ohm
3
R3 = 6 ohm W (work) = VQ joule
Dengan demikian tahanan Q = I t coloumb
pengganti seri paralel adalah :
1 sehingga W = V I t joule
Rx = 10 + 6 + 1
3
1 Daya listrik adalah ukuran
Rx = 17 ohm
3 kerja yang dilakukan. Karena
.. 4 satuan kerja adalah joule maka
10 6 daya diukur dalam joule per-detik,
atau watt.

1 watt = 1 joule/detik
2
I AMPS Energi atau kerja(joule)
12 VOLTS Jadi, Daya = --------------------------
waktu (detik )
Gambar 1.8. Rangkaian Seri
Paralel

6
VIt P = I2 x R atau
P= atau P = VI
t V .V V2
P= watt atau P = watt
R R
Dengan hukum OHM dapat kita
peroleh rumus (formula) lain yang Sebagai contoh :
akan memudahkan perhitungan. Lampu dengan sumber tegangan
220 V mengalirkan arus 1 Amper
P = V.I (watt) (Gambar 1.9), maka :

Menurut hukum Ohm V = IR P = 220 x 1 = 200 watt


sehingga P = I x IR atau

P = I2 R

V2
dan P= watt
R
Jika suatu alat pemanas
disambungkan pada suatu sumber
tegangan, maka arus akan mengalir Gambar 1.9.
pada elemen (tahanan) dari alat Rangkaian Pengukuran Daya Dari
pemanas tersebut. Proses ini Arus Listrik DC
adalah sebagai aplikasi dari
perubahan energi listrik menjadi 1.3.1.Prinsip Dasar Rangkaian DC
energi panas dengan elemen
(tahanan) dari alat pemanas Pada arus searah, sumber
tersebut. tegangan pada suatu rangkaian
Apabila alat pemanas yang mempunyai sisi positif dan sisi
digunakan pada labelnya tertulis negatif, kedua sisi ini disebut
1 kW, 2 kW dan sebagainya, ini polaritas. Sisi posiif atau kutub
menunjukkan bahwa alat pemanas positif digambarkan dengan +
2 kW menyerap daya lebih besar dan kutub negatif digambarkan
dari alat pemanas 1 kW, karena alat dengan - .
pemanas 2 kW menyerap daya 2
kali lebih besar dari alat pemanas
1 kW. Besarnya daya yang diserap _ Negative pole
ini dinotasikan denga simbol P
dalam satuan watt.
Dalam kenyataannya daya + Positive pole
(dalam watt) pada suatu rangkaian
tahanan (resistor) dapat
menggunakan perhitungan yang
mudah yaitu : Gambar 1.10. Rangkaian

P=VxI Polaritas dari sumber


dimana : V=IxR tegangan arus searah (DC) tak
pernah berubah, dimana terminal
maka :P = I x R x I kutub negatif selalu
7
mempertahankan polaritas negatif, Jumlah elektron yang mengalir
dan terminal positif setiap detik dapat mencapai jutaan
mempertahankan polaritas positif. elektron. Laju aliran elektron setiap
Oleh karena itu dalam suatu detik diukur dalam satuan Ampere
rangkaian yang menggunakan (I)
sumber rangkaian DC, arus selalu
mengalir melalui rangkaian tersebut 2. Tegangan Listrik.
dalam satu arah.
Untuk menghasilkan aliran listrik
Mari kita tinjau sebuah
harus ada beda potensial antara 2
rangkaian listrik tertutup yang
kutub. Beda potensial antara 2
berupa sebuah tahanan yang
kutub ini dinyatakan dalam satuan
dihubungkan pada kutub-kutub
Volt (V). Tegangan dapat dianggap
sebuah baterai.
Beban sebagai potensial pendorong bagi
proses perpindahan elektron
melintasi konduktor.
Saklar
Bila beda potensial antara dua
kutub konduktor naik, maka jumlah
elektron yang mengalir melintasi
Baterai konduktor menjadi bertambah
banyak, karena itu arus listrik pun
Gambar 1.11. Rangkaian Tertutup akan bertambah besar.
Perbedaan muatan didalam 3.Tahanan Listrik.
baterai mengakibatkan mengalirnya
arus listrik di dalam rangkaian yang sudah diketahui bahwa
secara perjanjian ditentukan konduktor mempunyai sejumlah
mengalir dari kutub positif baterai elektron bebas. Logam-logam
melalui beban tahanan kemudian biasanya merupakan konduktor
masuk ke kutub negatif baterai. yang baik karena mempunyai
Dalam peristiwa ini dikatakan banyak elektron bebas. Tembaga
Gaya Gerak Listrik (GGL) bekerja (Cu) dan Alumunium (AL) adalah
sehingga mengakibatkan mengalir- logam yang banyak digunakan
nya arus listrik. sebagai konduktor.

1.3.2. Hubungan Antara Arus, Sebaliknya bahan yang


Tegangan dan Tahanan. mempunyai sedikit elektron bebas
disebut isolator. Isolator bukan
1. Arus Listrik. penghantar listrik yang baik, karena
mempunyai sedikit sekali elektron
Arus listrik adalah aliran
bebasnya. Apabila diinginkan untuk
elektron bebas berpindah dari suatu
menghambat aliran listrik, maka
atom ke atom lain dalam
gunakan isolator.
penghantar. Arus Listrik (aliran
Penghambat aliran listrik
elektron) akan terjadi bila ada
biasanya disebut Tahanan (R)
perbedaan potensial diantara ke
dalam satuan ohm. Sebuah
dua ujung sebuah konduktor.
penghantar disebut mempunyai

8
tahanan sebesar satu ohm bila mengandung resistor yang
perbedaan ujungnya diberikan berfungsi mengontrol arus dan atau
perbedaan potensial sebesar satu tegangan.
volt dengan arus satu amper Didalam aplikasinya resistor sering
mengalir diantara kedua ujung digunakan untuk :
tersebut. Dalam penghantar jenis - Mengontrol tegangan dan arus
apapun, selama suhunya bias pada amplifier/penguat
tetap,perbandingan antara transistor
perbedaan potensial pada ujung- - Mengubah arus keluaran yang
ujungnya dengan besarnya arus berkaitan dengan drop
yang mengalir disepanjang tegangan keluaran, dan
penghantar adalah sama. Dengan menyediakan suatu nilai
demikian untuk setiap penghantar tertentu.
berlaku : Nilai resistansi, biasanya
Tegangan.Pada.pengantar dinyatakan dengan besaran : , k
= tetap atau m .
Arus.dalam.penghantar
Hubungan dalam rumus
b. Resistor Variable
tersebut diatas bersifat linier dan
bila digambarkan berbentuk garis Resistor variabel mempunyai
lurus. Harga tetap pada rumus bermacam-macam bentuk, tetapi
diatas ternyata adalah nilai tahanan yang paling populer adalah
dari penghantar itu dalam satuan potensiometer karbon dan gulungan
ohm. kawat. Tipe karbon lebih cocok
V (Volt ) diaplikasikan untuk daya rendah
I .( Amp) = (umumnya kurang dari 1 watt). Tipe
R (ohm )
gulungan kawat digunakan untuk
(formula ini disebut hukum Ohm)
daya maksimum 3 watt.
Tipe dan aplikasi resistor yang
c. Nilai Resistansi
sering ditemui adalah sebagai
berikut. Rangkaian elektronik yang - Tertulis pada body resistor,
sangat komplek, mungkin terdiri mempunyai toleransi 10%.
dari beberapa ratus komponen.
Misal : tertulis 100 , maka nilainya
Komponen-komponen tersebut
mempunyai bermacam-macam (90 - 110) .
katagori, antara lain ada komponen - Dekade seri, misal : seri E6
yang tidak dapat menguatkan mempunyai toleransi 20%; seri E
(misal : resistor, kapasitor, dan 12 mempunyai toleransi 10%; dan
induktor), dan ada pula kompoen seri E 24 mempunyai
yang dapat menguatkan/ amplifikasi toleransi 5%.
atau berfungsi sebagai saklar (misal Kode warna, ada dua metode,
: Transistor, IC). antara lain metode : empat pita; dan
lima pita . Tipe dan aplikasi resistor
a. Resistor yang sering ditemui adalah seperti
Hampir dapat dipastikan pada tabel 1.1 :
semua rangkaian elektronik

9
Tabel 1.1 Tipe dan aplikasi resistor

Tipe Karakteristik Aplikasi


Carbon Murah, toleransi rendah Keperluan umum yang tidak
composition koefisien temperatur kritis, penguat sinyal besar,
rendah, ada desah, dan dan catu daya.
kestabilan rendah.
Carbon film Keperluan umum : bias,
Toleransi tinggi, kestabilan
beban, dan pull-up.
tinggi
Keperluan umum dan
Metal film Koefisien suhu rendah,
rangkaian desah rendah:
kestabilan tinggi
bias dan beban rangkaian
penguat tingkat rendah
Desah sangat rendah, Keperluan umum : amplifier
Metal oxide
kestabilan dan keandalan desah rendah dan sinyal
tinggi. kecil.
Aluminium clad Disipasi sangat tinggi Catu daya dan beban daya
wirewound tinggi
Disipasi tinggi Catu daya.
Ceramic
wirewound
Disipasi tinggi
Silicon and Catu daya, penguat daya
vitreous enamel dan kendali
wirewound

Metode empat pita

Toleransi
Pengali
Angka II
Angka I

Gambar 1.12. Kode Warna Resistor Empat Pita

10
Keterangan :
Angka I, II dan III Pengali Toleransi
Hitam =0 Perak = 0.01 Merah = 2%
Coklat =1 Emas = x 0.1 Emas = 5%
Merah =2 Hitam =x1
Orange =3 Coklat = x 10 Perak = 10%
Kuning =4 Merah = x 100 Tanpa warna = 20%
Hijau =5 Orange = x 1000
Biru =6 Kuning = x 10.000
Ungu =7 Hijau = x 100.000
Abu-abu =8
Putih =9 Biru = x 1.000.000

contoh :

Kuning = 4
Ungu = 7
Emas = x 0.1
jadi, nilai resistansi = 47 x 0.1 = 4.7 10%
Perak = 10% = 4R7 10%

Gambar 1.13. Rangkaian

Metode lima pita

Toleransi

Pengali
Angka III
Angka II
Angka I

Gambar 1.14. Kode Warna Resistor Lima Pita

11
Contoh

Coklat = 1
Hitam = 0 Jadi, nilai resistance
Hitam = 0 = 100 x 100 = 10.000 5%
Merah = x 10 = 10 K 5%
Emas = 5%

Gambar 1.15. Rangkaian

Ada kode huruf yang menyatakan posisi titik desimal pengali dan
toleransi, yang digunakan untuk menentukan nilai resistansi, antara lain :
Kode Pengali Kode Toleransi
R x1 F 1%
K x 1000 G 2%
M x 1.000.000 J 5%
K 10%
M 20%

Contoh :
Kode Nilai Toleransi

R22M 0.22 20%


4R7K 4.7 10%
68RJ 68 5%
1MOF 1M 1%

d. Aplikasi Resistor
e. Termistor
- Hubungan seri R = R1 + R2
Termistor (thermally sensitive
- Hubunganparalel
resistor) adalah komponen
1 1 1 elektronika yang mempunyai
= + .
R R1 R2 sifat/karakteristik resistansinya
- Pembagi tegangan Vout = Vin bervariasi terhadap perubahan
suhu. Karena sifat inilah, maka
R1 - didalam aplikasinya sering
- Pembagi arus Iout = Iin digunakan sebagai elemen
R2 + R 2
sensor kompensasi suhu. Ada 2
tipe termistor ; PTC (Positive

12
Temperature Coefficiant), dan listrik. Aplikasi kapasitor antara
NTC (negative temperature lain sebagai kapasitor
coefficient). penyimpan pada catu daya,
kopling sinyal AC antara tingkat
f. Kapasitor penguat dan kopling DC catu
daya. Nilai kapasitansi, biasanya
Kapasitor adalah komponen
dinyatakan dengan besaran: uF,
elektronik yang sangat penting
nF atau pF. Tipe dan aplikasi
untuk memperbaiki kerja
kapasitor yang sering ditemui
rangkaian elektronik, dan dapat
adalah sebagai berikut :
berfungsi untuk menyimpan
energi dalam bentuk medan

Tabel 1.2 Tipe dan aplikasi kapasitor


Tipe Karakteristik Aplikasi
Keramik Ukuran kecill,
De-kopling frekuensi menengah
induktansi rendah
dan tinggi, timing, kompensasi
suhu,
Elektrolit Nilai kapasitansi Reservoir catu daya, de-kopling
relatif besar, frekuensi rendah
polarisasi

Metal - film Reservoir catu daya tegangan


Nilai kapasitansi
tinggi DC, koreksi faktor daya
sedang, cocok untuk
pada rangkaian AC
aplikasi tegangan
tinggi, relatif mahal
Mika Stabil, koefisien suhu Osilator frekuensi tinggi, timing,
rendah filter, pulsa

Kestabilan tinggi, Rangkaian timing dan filter


Polikarbonat
ukuran fisik kecil.

Poliyester Keperluan umum Kopling dan de-kopling

Polipropilin Hilang dielektrik Kopling dan de-kopling rangkaian


sangat rendah tegangan tinggi filter utama
Polistirin Harga murah, aplikasi Timing, filter, osilator dan
tegangan rendah . deskriminator
Tantalum
Nilai kopel relatif Kopling dan de-kopling
besar ukuran fisik
sangat kecil.

13
g. Aplikasi kapasitor (d) Low-Pass filter C-R
(e) High-pass filter C-R
- Hubungan seri 1/C = 1/C1 +1/C2
(f) Filter C-R kaskade
- Hubungan paralel C = C1 + C2
(g) Band pass filter C-R
- Kapasitor didalam rangkaian AC
(h) Low-pass dan high-pass filter
Reaktansi kapasitip dinyatakan
L-C
sebagai rasio tegangan
(I) Band-pass filter L-C seri
terhadap arus kapasitor dan
(j) Band-pass L-C paralel
diukur dalam .
V I 1 Transformator (trafo)
XC = C = = .
IC 2 .f .c .f .c
Berdasarkan fungsinya, trafo
Induktor dibagi menjadi empat kategori :
Induktor adalah komponen - Trafo utama /daya (50 Hz, atau
elektronika yang jarang 60 Hz )
digunakan seperti halnya - Trafo frekuensi audio ( 20 Hz -
resistor atau kapasitor. tetapi 20 Khz )
penting didalam aplikasinya - Trafo frekuensi tinggi
sebagai filter frekuensi tinggi ( 100 k Hz)
dan penguat frekuensi radio. - Trafo pulsa ( 1k Hz - 100 kHz)
Nilai induktansi biasanya Hubungan antara tegangan
dinyatakan dengan besaran : H, primer dan sekunder
mH, nH. VP NP
Tipe induktor yang sering =
VS NS
ditemui adalah :
Vp = Tegangan primer
RM6, RM7, dan RM10.
Vs = Tegangan sekunder
Np = Belitan primer
Aplikasi Induktor
Ns = Belitan sekunder
- Hubungan seri L = L1 + L2
- Hubungan paralel 1/L = 1/L1 + Hubungan antara arus Primer dan
1/L2 sekunder
- Induktor didalam rangkaian AC : Ip = Arus Primer
Reaktansi induktif dinyatakn Is = Arus sekunder
sebagai rasio tegangan terhadap Np = Belitan Primer
arus induktor dan diukur dalam Ns = Belitan sekunder
V IS N P
X L = L = 2. .f .L = .L. =
IL I P NS
Rangkaian R, L, dan C
Daya Trafo ( VA )
(a). Rangkaian timing C-R dan
karakteristiknya Daya trafo dapat diestimasi
(b) Integrator C-R dengan perhitungan : Total daya
(c Differensiator C-R

14
yang dikonsumsi oleh beban c. Dioda Schottky .
dikalikan 1.1.
Dioda schottky mempunyai
Daya trafo = 1.1 x Ps (VA)
karakteristik fast recovery,
(waktu mengembalikan yang
1.4. SEMIKONDUKTOR
cepat, antara konduksi ke non
Semikonduktor dapat mencakup konduksi). Oleh karena
beberapa alat/komponen karakteristiknya ini, maka banyak
elektronika, antara lain mulai dari diaplikasikan pada rangkaian daya
dioda s/d VLSI. ( Very Large modus saklar. Dioda ini dapat
Scale Integrated ) membangkitkan drop tegangan
maju kira-kira setengahnya dioda
1. Dioda silikon konvensional, dan waktu
kembali balik sangat cepat.
Dioda adalah alat elektronika
dua-terminal, yang hanya
d. Optoelektronika
mengalirkan arus listrik dalam
satu arah apabila nilai Optoelektronika adalah alat
resistansinya rendah. yang mempunyai teknologi
Bahan semikonduktor yang penggabungan antara optika dan
digunakan umumnya adalah elektronika. Contoh alat
silikon atau germanium. optoelektronika antara lain : LED
Jika dioda dalam keadaan (Light Emitting Dioda), foto dioda,
konduksi, maka terdapat tegangan foto optokopler, dan sebagainya.
drop kecil pada dioda tersebut.
Drop tegangan silikon 0,7 V; e.L E D
Germanium 0.4V. LED adalah sejenis dioda,
yang akan memancarkan cahaya
a. Aplikasi Dioda apabila mendapat arus maju
Sesuai dengan aplikasinya sekitar 5 30 mA. Pada umumnya
dioda, sering dibedakan menjadi LED terbuat dari bahan galium
dioda sinyal dan dioda penyearah. pospat dan arsenit pospit.
(a) Penyearah setengah gelom - Didalam aplikasinya, LED sering
bang digunakan sebagai alat indikasi
(b). Penyearah Gelombang Penuh status/kondisi tertentu, tampilan
Seven-segment, dan sebagainya.
b. Dioda Zener
f. Fotodioda
Dioda zener adalah dioda
silikon, yang mana didesain Foto dioda adalah jenis foto
khusus untuk menghasilkan detektor, yaitu suatu alat
karakteristik breakdown optoelektronika yang dapat
mundur,. Dioda zener sering mengubah cahaya yang datang
digunakan sebagai referensi mengenanya menjadi besaran
tegangan. listrik. Prinsip kerjanya apabila
sejumlah cahaya mengena pada
persambungan, maka dapat

15
mengendalikan arus balik di i. LDR
dalam dioda.
LDR (Light Dependent
Di dalam aplikasinya, foto dioda
Resistor) adalah komponen
sering digunakan untuk elemen
elektronika yang sering digunakan
sensor/detektor cahaya.
sebagai transduser/elemen sensor
cahaya. Prinsip kerja LDR apabila
g. Fototransistor
cahaya yang datang mengena
Fototransistor adalah jendela LDR berubah, maka nilai
komponen semikonduktor resistansinya akan berubah pula.
optoelektronika yang sejenis LDR disebut juga sel
dengan fotodioda. Perbedaannya fotokonduktip.
adalah terletak pada penguatan
arus dc. Jadi, pada fototransistor j. S C R
akan menghasilkan arus dc kali SCR (Silicon Controlled
lebih besar dari pada fotodioda. Rectifier) disebut juga thyristor,
adalah komponen elektronika tiga-
h.Optokopler terminal yang keluarannya dapat
Optokopler disebut juga dikontrol berdasarkan waktu
optoisolator adalah alat penyulutnya. Di dalam
optoelektronika yang mempunyai aplikasinya, SCR sering
teknologi penggabungan dua digunakan sebagai alat
komponen semikonduktor di Switching dan pengontrol daya
dalam satu kemasan, misalnya : AC.
LED - fotodioda, LED -
fototransistor dan sebagainya. k. TRIAC
Prinsip kerja optokopler adalah Triac adalah pengembangan
apabila cahaya dari LED mengena dari SCR, yang mana mempunyai
foto dioda atau foto transistor, karakteristik dua-arah
maka akan menyebabkan (bidirectional). Triac dapat disulut
timbulnya arus balik pada sisi oleh kedua tegangan positip dan
fotodioda atau foto transistor negatip. Aplikasinya, triac sering
tersebut. Arus balik inilah yang diguna- kan sebagai pengontrol
kana menentukan besarnya gelombang penuh
tegangan keluaran. Jadi apabila
tegangan masukan berubah,
maka cahaya LED berubah, dan
tegangan keluaran juga berubah.
Didalam aplikasinya, optokopler
sering digunakan sebagai alat
penyekat diantara dua-rangkaian
untuk keperluan pemakaian
tegangan tinggi.

16
Tabel 1. 3. Macam-macam Tipe Triac

Type BC109 BC184L BC212L TIP31A TIP3055

Material Construction Silicon Silicon Silicon Silicon Silicon

Case style n-p-n n-p-n n-p-n n-p-n n-p-n

Maximum collector TO18 TO92 TO92 TO220 TAB


power
Dissipaition (Pc) 360 mW 300 mW 300 mW 40 W 90 W

Maximum collector 100 mA 200 mA -200 mA 3A 15A


Current (Ic)
Maximum Collector 20 V 30 V -50 V 60 V 60V
Emitter voltage (Vceo)
Maximum collector 30 V 45 V -60 V 60V 100V
base voltage (Vcbo)

Current gain (hfe) 200-800 250 60-300 10-60 5-30

Transition frequency 250 MHz 150 MHz 200 MHz 8 MHz 8MHz

l. DIAC Transistor dapat digunakan


bermacam-macam aplikasi namun
Diac adalah saklar
dapat dikategorikan sebagai
semikonduktor dua-terminal yang
berikut :
sering digunakan berpasangan
- Transistor linear, didesain untuk
dengan TRIAC sebagai alat
aplikasi linear (penguatan
penyulut (trigger).
tegangan tingkat rendah)
- Transistor daya, didesain untuk
2. Transistor (Transfer Resistor)
beroperasi tingkat daya tertentu
Transistor adalah salah satu (daya frekuensi audio dan
komponen semikonduktor yang sebagainya)
dapat digunakan untuk - Transistor frekuensi radio,
memperkuat sinyal listrik, sebagai didesain khusus untuk aplikasi
sakelar dan sebagainya. Pada frekuensi tinggi
dasarnya transistor terbuat dari - Transistor tegangan tinggi,
bahan silikon atau germanium. didesain khusus untuk
Jenis transistor adalah PNP dan menangani keperluan tegangan
NPN simbol kedua jenis transistor tinggi
adalah sebagai berikut :

17
Kerja transistor dapat dijelaskan fungsi transistor, tetapi prinsip
dengan bantuan grafik garis dasar kerjanya berbeda. Ada dua
beban DC dan rangkaian dasar jenis FET, antara lain : JFET
bias-basis sebagai berikut : (junction field effect transistor),
dan MOSFET (Metal-Oxide Semi
Perpotongan dari garis beban Conductor Field Effect Transistor).
DC dengan kurva arus basis Seluruh jenis FET dapat dibagi
disebut titik kerja (titik Q) atau titik menjadi dua versi, yaitu : kanal P,
stasioner. dan kanal N. Simbol JFET dan
Contoh karakteristik beberapa tipe karakteristiknya adalah seperti
transistor berikut ini :
Contoh karakteristik FET dapat
a. F E T disusun sesuai konfigurasinya,
adalah sebagai berikut :
FET (Field effect transistor)
adalah komponen semikonduktor
yang dapat melakukan berbagai

Tabel 1.4. Mode of operation

Parameter Common source Common drain Common gate


Voltage Medium Unity High
gain (40) (1) (250)
Current Very high Very high Unity
gain (200.000) (200.000) (1)
Power gain Very high Very high High
(8.000.000) (200.000) (250)

Input Very high Very high Low

resistance (1 M) (1 M) (500 )

Output (Medium/high Low High

resistance (50 k) (200 ) (150 k)


Phase shift 180 0 0

b. JFET
JFET sangat luas digunakan pada 3. IC (Integrated Circuit)
rangkaian penguat linier,
IC adalah bentuk rangkaian
sedangkan MOSFET sering
integrasi yang terdiri dari
dipakai pada rangkaian digital.
beberapa komponen elektronik,

18
misalnya : transistor, dioda, dan OPAMP (Operational Amplifier)
resistor. Ukuran relatif alat dan IC digital misalnya IC-TTL
semikonduktor chip ditentukan (Transistor - Transistor Logic).
oleh apa yang disebut dengan
skala-integrasi (SI). Terdapat 4. OP-AMP
beberapa skala integrasi ukuran
IC, antara lain SSI, MSI, LSI, OP-AMP adalah rangkaian
VLSI, dan SLSI. IC dapat dibagi penguat operasional yang
menjadi dua kelas umum, antara berbentuk IC (chip). Simbol Op-
lain ; IC linier (analog), dan IC Amp adalah seperti gambar 1.16.
digital. Contoh IC analog adalah sebagai berikut :

V2

A Vo

V1

Gambar 1.16. Simbol OP-AMP

Contoh karakteristik beberapa tipe Op-Amp adalah seperti tabel 1- 5. :


Tabel 1- 5 karakteristik beberapa tipe Op-Amp
Type 741 355 081 3140 7611
Technology Bipolar JFET BIFET MOSFET CMO
Open loop voltage 106 106 106 100 102
gain(dB)
Input resistance 2 M 1012 1012 1012 1012
Full-power bandwidth 10 60 150 110 50*
(kHz)
Slew rate (V/us) 0,5 5 13 9 0.16*
Input offset voltage 1 3 5 5 15
(mV)
Common mode
rejection ratio (dB) 90 100 76 90 91*

Di dalam aplikasinya OP-AMP, dan paket empat (tipe quad).


ada yang berbentuk paket Sebenarnya ada tiga konfigurasi
tunggal, berpasangan (tipe dual) 1 dasar Op-Amp, yaitu inverting,

19
non-inverting, dan differential baik dari sumber 3 phase maupun
amplifier. Namun dapat 1 phase yang dihubungkan
dikembangkan menjadi dengan baterai dengan kapasitas
konfigurasi penguat yang lainnya. tertentu sesuai kebutuhan dan
Beberapa konfigurasi Op-Amp tingkat kepentingannya.
dan rumus persamaannya adalah Kapasitas baterai biasanya
sebagai berikut : disesuaikan dengan kebutuhan
(a) Inverting (e) Summer yang ada pada unit pembangkit itu
(b) Non-Inverting (f) Differensiator sendiri baik sebagai back up
(c) Differential (g) Integrator power ataupun start up unit. 2.
(d) Voltage Follower
(h) Instrumentation Amplifier 1.Penggunaan Sistem DC
Power
1.5. Sistem DC Power
Sistem DC Power pada unit
DC Power adalah alat bantu pembangkit digunakan untuk
utama yang sangat diperlukan mensuplai tenaga listrik
sebagai suplai arus searah (direct keperalatan-peralatan yang
current) yang digunakan untuk menggunakan arus searah,
peralatan-peralatan kontrol, seperti :
peralatan proteksi dan peralatan Motor-motor arus searah
lainnya yang menggunakan (Motor DC), seperti untuk EOP
sumber arus DC, baik untuk unit Sistem Kontrol dan
pembangkit dalam keadaan Instrumentasi, seperti kontrol
normal maupun dalam keadaan turbin, kontrol boiler,
darurat (emergency). switchgear.
Relay Proteksi
Pada beberapa unit Lampu Penerangan
pembangkit kecil, khususnya (Emergency Lamp).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Inverter (UPS)
(PLTG) maupun Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 2. Instalasi Sistem DC Power
dengan kapasitas daya terpasang
kecil, sumber DC Power Instalasi sistem DC power
digunakan sebagai start-up unit. suatu pembangkit berfungsi untuk
menyalurkan suplai DC yang
Dalam instalasi sumber dipasok oleh rectifier atau charger
tegangan/ arus searah (direct tiga fasa maupun satu fasa yang
current, DC) meliputi panel-panel dihubungkan dengan satu atau
kontrol, instalasi / pengawatan dua set baterai.
listrik, meter-meter, indikator dan
perlengkapan lainnya seperti : Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi
charger, baterai dan inverter. atau suplai DC power yang
digunakan di unit pembangkit,
Sumber Instalasi DC Power antara lain:
dipasok oleh rectifier atau charger

20
Instalasi Sistem DC Power digunakan untuk Telekomunikasi
220 / 250 Volt, (Telepon/Facsimile) dan Telepro-
teksi (khusus di Gardu Induk).
Instalasi Sistem DC Power
110 / 125 Volt, Sedangkan instalasi DC power
dengan sumber tegangan 24 volt
Instalasi Sistem DC Power DC biasa digunakan pada
24 / 48 Volt Emergency Diesel Generator
1.5.1. Instalasi Sistem DC Power untuk Starting Aplications
220/250 Volt,
Instalasi DC power dengan 220 Vac
EDG Charger
sumber tegangan 220/250 Volt ini
dipasok dari charger yang
dihubungkan dengan baterai pada
panel DC. Dari panel DC ini
digunakan untuk mensuplai : 24 Vdc
DC Station Board, antara lain
untuk Motor-motor, Indikator,
Load Recharger
Lampu Penerangan dll
Gambar 1. 17
Inverter yang digunakan untuk
Instalasi Sistem DC Power
mensuplai Kontrol dan
Instrumentasi pada turbin,
Pola Instalasi DC Power
boiler, switchgear dll.
Instalasi pada sistem DC
1.5.3.Instalasi Sistem DC Power
power terdiri dari beberapa pola
110 / 125 Volt,
atau model berdasarkan kondisi
Instalasi DC power dengan peralatan yang terpasang. Hal ini
sumber tegangan 110/125 Volt ini juga dipengaruhi oleh tingkat
dipasok dari charger yang keandalan yang dibutuhkan dan
dihubungkan dengan baterai pada kemampuan dari sumber DC itu
panel DC. Dari panel DC ini sendiri.
digunakan untuk mensuplai 125
Volt DC Station Board, untuk Pola 1
mensuplai :
Pola 1 ini terdiri dari : 1 trafo PS,
Kontrol & Instrumentasi seperti
1 charger, 1 baterai dan 1 bus DC.
pada Turbin, Boiler, Ash &
Dash Handling dll. Dalam hal ini pengaman utama
Relay Proteksi dan pengaman cadangan
Motor-motor DC 110/125 Volt menggunakan MCB yang berbeda
seperti terlihat pada gambar 1.18
1.5.3. Instalasi Sistem DC Power
48 Volt,
Instalasi DC power dengan
sumber tegangan 48 volt biasanya

21
Gambar 1.18. Pola 1 Instalasi Sistem DC Power
Sistem 1 : PS 1, Charger 1
Pola 2 dan Baterai 1, beroperasi
Pola 2 ini terdiri dari : 2 trafo memikul beban
PS, 2 charger, 2 baterai dan 1 bus Sistem 2 : PS 2, Charger 2
DC. dan Baterai 2, beroperasi
tanpa beban
Dalam hal ini pengaman utama
dan pengaman cadangan Sistem 1 dan sistem 2 beroperasi
menggunakan MCB yang berbeda secara bergantian yang dilakukan
seperti terlihat pada gambar oleh Interlock System DC Utama
dibawah ini.
Pola operasinya adalah :

22
Gambar 1.19. Pola 2 Instalasi Sistem DC Power

Pola 3
Pada posisi normal sistem 1
Pola 3 ini terdiri dari : 2 trafo dan sistem 2 operasi secara
PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus terpisah, posisi MCB keluar (MCB
DC. Pengaman utama dan kopel interlock dengan MCB
cadangan menggunakan MCB sistem 1 dan sistem 2).
yang berbeda.
Pada saat pemeliharaan
Pola operasinya adalah : sistem 1, MCB sistem 1 dilepas
Sistem 1 : PS 1, Charger 1 maka MCB kopel akan masuk
dan Baterai 1, beroperasi secara otomatis. Demikian juga
memikul beban sebaliknya. Lihat diagram
Sistem 2 : PS 2, Charger 2 dibawahini
dan Baterai 2, beroperasi
tanpa beban

23
Gambar 1.20. Pola 3 Instalasi Sistem DC Power
Pola instalasi diatas adalah hanya contoh dari sekian banyak pola instalasi
yang berkembang saat ini khususnya di unit pembangkit yang memerlukan
keandalan yang tinggi dengan pola pengoperasian yang tinggi juga.

24
1.6. Charger = ( 0,2 x 200A ) + 10A
= 40A + 10A
Charger sering juga disebut
= 50 Ampere
Converter adalah suatu rangkaian
peralatan listrik yang digunakan Jadi kapasitas rectifier minimum
untuk mengubah arus listrik bolak yang harus disiapkan adalah
balik (Alternating Current, disingkat sebesar 50 Ampere.
AC) menjadi arus listrik searah
(Direct Current, disingkat DC), yang Sumber tegangan AC untuk
berfungsi untuk pasokan DC power rectifier tidak boleh padam atau
baik ke peralatan-peralatan yang mati. Untuk itu pengecekan
menggunakan sumber DC maupun tegangan harus secara rutin dan
untuk mengisi baterai agar periodik dilakukan baik tegangan
kapasitasnya tetap terjaga penuh inputnya (AC) maupun tegangan
sehingga keandalan unit outputnya (DC).
pembangkit tetap terjamin. Dalam
hal ini baterai harus selalu 1.6.1. Jenis Charger atau
tersambung ke rectifier. Rectifier

Jenis charger atau rectifier ada


A ~ D 2(dua) macam sesuai sumber
tegangannya yaitu rectifier 1 phasa
C
= C
dan rectifier 3 phasa

Gambar 1.21. Prinsip Converter 1.Rectifier 1 ( Satu ) Fasa


atau Charger atau Rectifier
Yang dimaksud dengan rectifier
Kapasitas rectifier harus 1 fasa adalah rectifier yang
disesuaikan dengan kapasitas rangkaian inputnya menggunakan
baterai yang terpasang, setidaknya AC suplai 1 fasa. Melalui MCB
kapasitas arusnya harus mencukupi sumber AC suplai 1 fasa 220 V
untuk pengisian baterai sesuai masuk ke dalam sisi primer trafo
jenisnya yaitu untuk baterai alkali utama 1 fasa kemudian dari sisi
adalah 0,2 C (0,2 x kapasitas) sekunder trafo tersebut keluar
sedangkan untuk baterai asam tegangan AC 110V, kemudian
adalah 0,1C (0,1 x kapasitas) melalui rangkaian penyearah
ditambah beban statis (tetap) pada dengan diode bridge atau thyristor
unit pembangkit. bridge. Tegangan AC tersebut
diubah menjadi tegangan DC 110V.
Sebagai contoh jika suatu unit Keluaran ini masih mengandung
pembangkit dengan baterai jenis ripple cukup tinggi sehingga masih
alkali kapasitas terpasangnya diperlukan rangkaian filter untuk
adalah 200 Ah dan arus statisnya memperkecil ripple tegangan
adalah 10 Ampere, maka minimum output.
kapasitas arus rectifier adalah :

25
2. Rectifier 3 ( Tiga ) Fasa. memperkecil ripple tegangan
input.
Yang dimaksud dengan
rectifier 3 ( tiga ) fasa adalah 1.6.2.Prinsip Kerja Charger
rectifier yang rangkaian inputnya
menggunakan AC suplai 3 fasa. Sumber tegangan AC baik yang
Melalui MCB sumber AC suplai 3 1 fasa maupun 3 fasa yang masuk
fasa 380 V masuk ke dalam sisi melalui terminal input trafo step-
primer trafo utama 3 fasa down dari tegangan 380V/220V
kemudian dari sisi sekunder trafo menjadi tegangan 110V kemudian
tersebut keluar tegangan AC oleh diode penyearah / thyristor arus
110V per fasa kemudian melalui bolak balik ( AC ) tersebut dirubah
rangkaian penyearah dengan menjadi arus searah dengan ripple
diode bridge atau thyristor bridge, atau gelombang DC tertentu.
arus AC tersebut dirubah menjadi Kemudian untuk memperbaiki
arus DC 110V yang masih ripple atau gelombang DC yang
mengandung ripple lebih rendah terjadi diperlukan suatu rangkaian
dibanding dengan ripple rectifier 1 penyaring ( filter) yang dipasang
fasa akan tetapi masih diperlukan sebelum terminal output.
juga rangkaian filter untuk lebih

Gambar 1.22 Contoh Rangkaian Rectifier

26
1.6.3. Bagian-bagian Charger 3. Thyristor
Charger yang digunakan pada
Suatu bahan semikonduktor
pembangkit tenaga listrik terdiri dari
seperti diode yang dilengkapi
beberapa peralatan antara lain
dengan satu terminal kontrol,
adalah :
Thyristor berfungsi untuk merubah
1. Trafo utama arus bolak-balik menjadi arus
searah.
Trafo utama yang terpasang
di rectifier merupakan trafo Step- Thyristor mempunyai 3 (tiga)
Down (penurun tegangan) dari terminal yaitu :
tegangan AC 220/380 Volt menjadi Terminal positif ( anode )
AC 110V. Besarnya kapasitas trafo Terminal negatif ( katode)
tergantung dari kapasitas baterai Terminal kontrol ( gate ).
dan beban yang terpasang di unit
pembangkit yaitu paling tidak Terminal gate ini terletak
kapasitas arus output trafo harus diantara katode dan anode yang
lebih besar 20 % dari arus bilamana diberi trigger signal positif
pengisian baterai. Trafo yang maka konduksi mulai terjadi antara
digunakan ada yang 1 fasa ada katode dan anode melalui gate
juga yang trafo 3 fasa. tersebut ( = 30o ) sehingga arus
mengalir sebanding dengan
2. Penyearah / Diode besarnya tegangan trigger positif
Diode merupakan suatu bahan yang masuk pada terminal Gate
semi konduktor yang berfungsi tersebut.
merubah arus bolak-balik menjadi
arus searah. Mempunyai 2 (dua)
terminal yaitu terminal positif
(Anode) dan terminal negatif
(Katode)
Konfigurasi Penyerah ada beberapa macam antara lain:
1. Penyearah Diode Gelombang ( Half Wave ) 1 fase

DIODE + ( Positif )

Trafo
1 Fasa

- ( Negatif )

Gambar 1.23. Penyearah Diode Gelombang ( Half Wave ) 1 fase

27
2. Penyearah Diode Gelombang Penuh dengan Center Tap ( Full Wave ) 1 fase

Gambar 1.24. Penyearah Diode Gelombang Penuh dengan Center Tap

3. Penyearah Diode Gelombang Penuh ( Full Wave Bridge ) 1 fase

Gambar 1.25. Penyearah Diode Gelombang Penuh

4. Penyearah Diode Gelombang Penuh 3 fase

28
Gambar 1.26 Penyearah Diode Gelombang Penuh 3 fase
.
5. Penyearah Dengan thyristor
Penyearah dengan thyristor
inilah yang banyak dipakai untuk
rectifier-rectifier yang bisa dikontrol
besar tegangan dan arus
outputnya

Gambar 1.27. Thyristor


Penyearah Thyristor Gelombang
Penuh 3 fase Gambar 1.29. Penyearah Thyristor
Gelombang Penuh 3 fase
1.7. Automatic Voltage Regulator
(AVR)

Automatic Voltage Regulator


yang terpasang pada rectifier atau
charger adalah merupakan suatu
rangkaian yang terdiri dari
Gambar 1.28. Penyearah Thyristor komponen elektronik yang
3 Fasa berfungsi untuk memberikan trigger

29
positif pada gate thyristor sehingga
pengaturan arus maupun tegangan
output suatu rectifier bisa dilakukan
sedemikian rupa sehingga
pengendalian arus pengisian ke
baterai bisa disesuaikan dengan
arus kapasitas baterai yang
terpasang.
Rangkaian elektronik AVR ini
sendiri sangat peka terhadap
kenaikan tegangan yang terjadi
pada rangkaian input misalnya
terjadinya tegangan, Surja Hubung
pada setiap kegiatan switching
pada PMT 20 kV Incoming Trafo Gambar 1.31. Rangkaian kontrol
yang langsung mensuplai trafo PS Tegangan (AVR)
/ Sumber AC 3 380V.
1.7.1. Komponen Pengaturan /
Sehingga diperlukan suatu alat Setting Tegangan
proteksi terhadap Tegangan Surja Floating.
Hubung (Switching Surge), yaitu
berupa rangkaian timer dan Untuk memenuhi standar
kontaktor yang berfungsi untuk pengisian baterai secara floating
menunda masuknya tegangan input maka pengaturan seting
rectifier sehingga tegangan surja tegangannya perlu dilakukan pada
hubung tidak lagi masuk ke input rectifier, hal ini dapat dilakukan
atau ke rangkaian elektronik dengan mengatur Variabel Resistor
(Tegangan Surja Hubung sudah pada PCB rangkaian elektronik
hilang). AVR, dengan cara memutar ke kiri
atau ke kanan sesuai dengan
spesifikasi baterai yang terpasang.
Biasanya VR tersebut diberi indikasi
/ tulisan " Floating

Gambar 1.30 Rangkaian elektronik


AVR

30
Boost maka pengaturan seting
tegangannya perlu dilakukan pada
rectifier.
` Hal ini dapat dilakukan dengan
mengatur Variabel Resistor pada
PCB rangkaian elektronik AVR
dengan cara memutar ke kiri atau
ke kanan sesuai dengan spesifikasi
baterai yang terpasang. Biasanya
VR tersebut diberi indikasi / tulisan
Gambar 1.32. Variable Resistor "Boost
Floating

1.7.2. Komponen Pengaturan


/ Setting Tegangan
Equalizing

Untuk memenuhi standar


pengisian baterai secara
Equalizing maka pengaturan
seting tegangannya perlu
dilakukan pada rectifier, hal ini
dapat dilakukan dengan Gambar 1.34. Variable Resistor
mengatur Variabel Resistor pada Boost
PCB rangkaian elektronik AVR
dengan cara memutar kekiri atau 1.7.4. Komponen Pengaturan /
kekanan sesuai dengan Setting Arus (Current
spesifikasi, baterai yang Limiter )
terpasang. Biasanya VR tersebut
diberi indikasi / tulisan Komponen pengaturan atau
"Equalizing seting arus biasanya dilakukan
untuk membatasi arus maksimum
output rectifier agar tidak terjadi
over load atau over charge pada
baterai, hal ini dapat dilakukan juga
dengan mengatur-Variabel Resistor
(VR) pada PCB rangkaian
elektronik AVR, dengan cara
memutar ke kiri atau ke kanan
sesuai dengan spesifikasi baterai
Gambar 1.33. Variable Resistor yang terpasang. Biasanya VR
Equalizing tersebut diberi indikasi / tulisan
1.7.3. Komponen Pangaturan/ "Current Limiter".
Setting Tegangan Boost.
Untuk memenuhi syarat/
standard pengisian baterai secara

31
Filter ( Penyaring )
Tegangan DC yang keluar dari
rangkaian penyearah masih
mempunyai ripple / frequensi
gelombang yang cukup tinggi, maka
suatu rangkaian filter (penyaring)
berfungsi untuk memperbaiki ripple
tersebut agar menjadi lebih kecil
sesuai dengan yang Gambar 1.36. Bentuk
direkomendasikan 2% ( Standar gelombang ripple
SE.032 ).
Tegangan Ripple yang terlalu
Tegangan Ripple merupakan besar akan mengakibatkan
perbandingan antara unsur lamanya proses pengisian
tegangan output AC terhadap unsur baterai, sedangkan pada beban
tegangan output DC. dapat menyebabkan kerusakan.
Pengukuran tegangan ripple
Dibawah ini diperlihatkan rumus dilakukan pada titik output
untuk mencari ripple, adalah : charger (sesudah rangkaian
Filter LC) dan titik input beban
Komponen AC (Output Voltage Dropper).
r = x 100%
KomponenDC
Rangkaian filter ini bisa
Sedangkan bentuk gelombang terdiri dari rangkaian Induktif,
ripple adalah seperti dibawah ini. kapasitif atau kombinasi dari
keduanya.

Gambar 1.35. Bentuk


gelombang ripple Gambar 1.37. Rangkaian Filter
untuk memperbaiki Ripple
Komponen AC adalah harga
RMS dari tegangan output AC. Untuk rangkaian diatas
Komponen DC adalah harga rata- besarnya ripple dan faktor reduksi
rata tegangan output filternya adalah sebagai berikut :

32
Tegangan Ripple =
118
%
Faktor Reduksi F
(L x C)-1 Dimana,
1,76 L = Induktansi dalam Henry
Faktor Reduksi Filter =
(L x C)-1 C = Kapasitansi dalam mikro farad
Jadi, (F )
118 dan 1,76 adalah konstanta
Riple = Tegangan Ripple x

Rangkaian Fiter L & C Rangkaian Fiter C

Gambar 1.38. Rangkaian Filter LC dan Filter C

1.8. Rangkaian Voltage Dropper


Pada saat rectifier dioperasikan
secara Boost atau Equalizing untuk
mengisi baterai unit pembangkit,
maka tegangan output rectifier
tersebut jauh lebih tinggi dari
tegangan yang ke beban ( bisa
mencapai 1.7 Volt per sel baterai
atau 135 Volt ). Agar tegangan Gambar 1.39. Rangkaian
output yang menuju beban Voltage Drop
tersebut tetap stabil dan sesuai
dengan yang direkomendasikan, Rangkaian dropper ini terdiri
yaitu sebesar 110 V 10%, maka dari beberapa diode Silicone atau
diperlukan suatu rangkaian Germanium yang dirangkai secara
dropper secara seri sebelum ke seri sebanyak beberapa buah
terminal beban. sesuai dengan berapa Volt DC
yang akan di drop. Sebagai
contoh bila kenaikan tegangan
Equalizing mencapai 135 V
sedangkan tegangan beban harus
122 V, maka tegangan yang
didrop sebesar 135 V - 122 V =
13V dc, maka diperlukan diode
sebanyak 13 : 0.8V = 16,25 atau

33
dibulatkan 17 buah. Biasanya perbaikannya memerlukan waktu
setiap diode mampu menurunkan yang cukup lama dan biaya yang
( drop ) tegangan sebesar antara relatif mahal, karena kerusakannya
0.8 - 0.9 vd diikuti rusaknya Thyristor.
Untuk mencegah adanya
1.9. Rangkaian Proteksi kerusakan serupa, maka rectifier
Tegangan Surja Hubung harus dipasang alat yang disebut "
Alat Proteksi Tegangan Surja
Setiap kegiatan Switching Hubung ". Alat ini merupakan
pada instalasi tegangan tinggi rangkaian kontrol yang terdiri dari se
selalu terjadi kenaikan tegangan buah timer AC 220V dan 2 buah
secara signifikan dalam waktu yang kontaktor, tirner sebagai sensor dan
relatif singkat, kenaikan tegangan sekaligus sebagai penunda waktu
tersebut kita sebut "Tegangan Surja masuknya sumber AC 3 fasa 380 V
Hubung" ( Switching Surge ), ke input rectifier hingga beberapa
tegangan inilah yang sering detik sampai Tegangan surja hubung
merusak rangkaian elektronik hilang atau unit normal kembali,
sebagai rangkaian kontrol pada melalui 2 buah kontaktor sumber AC
rectifier sehingga tidak dapat 3 fasa masuk ke rangkaian Input
operasi kembaliSedangkan rectifier tersebut

34
THYRYSTOR
BRIDGE
RANGKAIAN KONTROL
ELEKTRONIK

FUSE
TERMINAL
OUT

TRAFO TRAFO
INDUKTOR UTAMA
( / Filter L )

Gambar 1.40. Panel untuk Proteksi

35
.
Gambar 1.41. Rangkaian Alat Proteksi Tegangan Surja Hubung

36
1.10. Pengertian Baterai negatif yang dicelupkan dalam suatu
larutan kimia.
Baterai atau akumulator adalah
sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia Menurut pemakaian baterai
yang reversibel (dapat berbalikan) dapat digolongkan ke dalam 2 jenis :
dengan efisiensinya yang tinggi. Stationary ( tetap )
Yang dimaksud dengan proses Portable (dapat dipindah-pindah)
elektrokimia reversibel, adalah
didalam baterai dapat berlangsung 1.10.1.Prinsip Kerja Baterai
proses pengubahan kimia menjadi
tenaga listrik (proses pengosongan), a. Proses discharge pada sel
dan sebaliknya dari tenaga listrik berlangsung menurut skema
menjadi tenaga kimia, pengisian Gambar 1.42. Bila sel
kembali dengan cara regenerasi dari dihubungkan dengan beban
elektroda-elektroda yang dipakai, maka, elektron mengalir dari
yaitu dengan melewatkan arus listrik anoda melalui beban ke katoda,
dalam arah ( polaritas ) yang kemudian ion-ion negatif
berlawanan didalam sel. mengalir ke anoda dan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
Jenis sel baterai ini disebut juga
Storage Battery, adalah suatu b. Pada proses pengisian menurut
baterai yang dapat digunakan skema Gambar 1.43. dibawah ini
berulang kali pada keadaan sumber adalah bila sel dihubungkan
listrik arus bolak balik (AC) dengan power supply maka
terganggu. elektroda positif menjadi anoda
dan elektroda negatif menjadi
Tiap sel baterai ini terdiri dari dua katoda dan proses kimia yang
macam elektroda yang berlainan, terjadi adalah sebagai berikut:
yaitu elektroda positif dan elektroda

DC
Load Power supply
Aliran Aliran
Ion Neg Ion Neg
K K A
A A
N A N
T Aliran
O Aliran T O
O Ion Pos
D Ion Pos O D
Elektrolit D D Elektrolit A
A A
A

Gambar 1.42. Proses Pengosongan Gambar 1.43. Proses Pengisian


( Discharge ) ( Charge )

37
1). Aliran elektron menjadi terbalik, timbulnya beda potensial listrik
mengalir dari anoda melalui antara kutub-kutub sel baterai.
power suplai ke katoda.
Proses tersebut terjadi secara
2). Ion-ion negatif rnengalir dari
simultan dengan reaksinya dapat
katoda ke anoda
dinyatakan.
3). Ion-ion positif mengalir dari
anoda ke katoda Pb O2 + Pb + 2 H2SO4

Jadi reaksi kimia pada saat Sebelum Proses


pengisian (charging) adalah Pb SO4 + Pb SO4 + 2 H2O
kebalikan dari saat pengosongan Setelah Proses
(discharging)
dimana :
1.10.2. Prinsip Kerja Baterai Pb O2 = Timah peroxida (katub
Asam - Timah. positif / anoda)
Pb = Timah murni (kutub
Bila sel baterai tidak dibebani, negatif/katoda)
maka setiap molekul cairan 2H2SO4= Asam sulfat (elektrolit)
elektrolit Asam sulfat (H2SO4) Pb SO4 = Timah sulfat (kutub
dalam sel tersebut pecah menjadi positif dan negatif setelah
dua yaitu ion hydrogen yang proses pengosongan)
bermuatan positif (2H+) dan ion H2O= Air yang terjadi setelah
sulfat yang bermuatan negatif pengosongan
(SO4 -)
H2SO4 2H + + SO4
-- Jadi pada proses pengosongan
baterai akan terbentuk timah sulfat
(PbSO4) pada kutub positif dan
Proses pengosongan negatif, sehingga mengurangi
Bila baterai dibebani, maka tiap reaktifitas dari cairan elektrolit
ion negatif sulfat. (SO4-) akan karena asamnya menjadi timah,
bereaksi dengan plat timah murni sehingga tegangan baterai antara
(Pb) sebagai katoda menjadi timah kutub-kutubnya menjadi lemah.
sulfat (Pb SO4) sambil melepaskan
dua elektron. Sedangkan sepasang 1.10.3. Proses Pengisian
ion hidrogen (2H+ ) akan beraksi
Proses ini adalah kebalikan dari
dengan plat timah peroksida (Pb
proses pengosongan dimana arus
O2) sebagai anoda menjadi timah
listrik dialirkan yang arahnya
sulfat (Pb SO4) sambil mengambil
berlawanan, dengan arus yang
dua elektron dan bersenyawa
terjadi pada saat pengosongan.
dengan satu atom oksigen untuk
Pada proses ini setiap molekul air
membentuk air (H2O). Pengambilan
terurai dan tiap pasang ion hidrogen
dan pemberian elektron dalam
(2H+) yang dekat plat negatif
proses kimia ini akan menyebabkan

38
bersatu dengan ion negatif Sulfat Untuk baterai Nickel-Cadmium
(SO4--) pada plat negatif untuk
Pengosongan
membentuk Asam sulfat.
Sedangkan ion oksigen yang bebas 2 Ni OOH + Cd + 2H2O
bersatu dengan tiap atom Pb pada 2Ni (OH)2 + Cd (OH)2
plat positif membentuk timah Pengisian
peroxida (Pb O2).
dimana :2NiOOH = Incomplate
Proses reaksi kima yang terjadi nickelic - hydroxide (Plat
adalah sebagai berikut : positif atau anoda)
Cd = Cadmium (Plat negatif atau
Pb SO4 + Pb SO4 + 2H2O katoda)
Setelah pengosongan 2Ni (OH)2 = Nickelous hydroxide
(Plat positif)
PbO2 + Pb + 2H2SO4 Cd (OH)2 = Cadmium hydroxide
Setelah pengisian (Plat negatif)

1.10.4.Prinsip Kerja Baterai Alkali Untuk Baterai nickle - Iron


Baterai Alkali menggunakan Pengosongan
potasium Hydroxide sebagai 2 Ni OOH + Fe + 2H2O
elektrolit, selama proses 2Ni (OH)2 + Fe (OH)2
pengosongan (Discharging) dan . Pengisian
pengisian (Charging) dari sel
baterai alkali secara praktis tidak dimana : 2NiOOH = Incomplate
ada perubahan berat jenis cairan nickelic - hydroxide
elektrolit. (Plat positif)
Fe = Iron (Plat negatif)
Fungsi utama cairan elektrolit 2Ni (OH)2 = Nickelous hydroxide
pada baterai alkali adalah bertindak (Plat positif)
sebagai konduktor untuk Fe (OH)2 = Ferrous hydroxide (Plat
memindahkan ion-ion hydroxida negatif)
dari satu elektroda keelektroda
lainnya tergantung pada prosesnya, 1.11. Jenis-jenis Baterai.
pengosongan atau pengisian,
sedangkan selama proses Bahan elektrolit yang banyak
pengisian dan pengosongan dipergunakan pada baterai adalah
komposisi kimia material aktif pelat- jenis asam (lead acid) dan basa
pelat baterai akan berobah. Proses (alkali). Untuk itu dibawah ini akan
reaksi kimia saat pengosongan dan dibahas kedua jenis bahan elektrolit
pengisian pada elektroda-elektroda tersebut.
sel baterai alkali sebagai berikut.

39
1. Baterai Asam ( Lead Acid Pengisian awal (Initial Charge) :
Storage Battery) 2,7 Volt
Baterai asam bahan elektrolitnya Pengisian secara Floating :
adalah larutan asam belerang 2,18 Volt
(Sulfuric Acid = HzS04). Didalam
Pengisian secara Equalizing :
baterai asam, elektroda-
2,25 Volt
elektrodanya terdiri dari plat-plat
timah peroksida Pb02 (Lead Pengisian secara Boosting :
Peroxide) sebagai anoda (kutub 2,37 Volt
positif) clan timah murni Pb (Lead
Tegangan pengosongan per sel
Sponge) sebagai katoda (kutub
(Discharge ) : 2,0 1,8 Volt
negatif). Ciri-ciri umum (tergantung
pabrik pembuat) sebagai berikut :
2. Baterai Alkali ( Alkaline
Tegangan nominal per sel 2 Volt Storage Battery )
Ukuran baterai per sel lebih
besar bila dibandingkan dengan Baterai alkali bahan elektrolitnya
baterai alkali. adalah larutan alkali (Potassium
Hydroxide) yang terdiri dari :
Nilai berat jenis elektrolit
sebanding dengan kapasitas Nickel-Iron Alkaline Battery ( Ni-
baterai Fe battery )
Nickel-Cadmium Alkaline Battery
Suhu elektrolit sangat ( Ni-Cd battery )
mempengaruhi terhadap nilai
berat jenis elektrolit, semakin Pada umumnya yang banyak
tinggi suhu elektrolit semakin dipergunakan di instalasi unit
rendafi berat jenisnya dan pembangkit adalah baterai alkali-
sebaliknya. cadmium ( Ni-Cd ). Ciri-ciri umum
Nilai standar berat jenis elektrolit (tergantung pabrik pembuat)
tergantung dari pabrik sebagai berikut :
pembuatnya. Tegangan nominal per sel 1,2 Volt
Umur baterai tergantung pada Nilai berat jenis elektrolit tidak
operasi dan pemeliharaan, sebanding dengan kapasitas
biasanya dapat mencapai 10 - baterai
15 tahun, dengan syarat suhu
baterai tidak lebih dari 20o C. Umur baterai tergantung pada
operasi dan pemeliharaan,
Tegangan pengisian per sel biasanya dapat mencapai 15 -
harus sesuai dengan petunjuk 20 tahun, dengan syarat suhu
operasi dan pemeliharaan dari baterai tidak lebih dari 20o C.
pabrik pembuat. Sebagai contoh
adalah : Tegangan pengisian per sel
harus sesuai dengan petunjuk

40
operasi dan pemeliharaan dari 3. Konstruksi Pocket Plate
pabrik pembuat. Sebagai contoh
Baterai dengan konstruksi pocket
adalah :
plate merupakan jenis baterai yang
o Pengisian awal (Initial banyak digunakan di PLN (sekitar
Charge) = 1,6 1,9 Volt 90%). Baterai NiCd pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1899 clan
o Pengisian secara Floating
baru diproduksi secara masal tahun
= 1,40 1,42 Volt
1910. Konstruksi material aktif yang
o Pengisian secara Equalizing pertama dibuat adalah konstruksi
= 1,45 Volt pocket plate.
o Pengisian secara Boosting Konstruksi ini dibuat dari plat baja
= 1,50 1,65 Volt tipis berlubang-lubang yang disusun
sedemikian rupa sehingga
Tegangan pengosongan per sel membentuk rongga-rongga atau
(Discharge ) : 1 Volt (reff. kantong yang kemudian diisi dengan
Hoppeke & Nife) material aktif seperti terlihat pada
gambar 1.44 dibawah ini.
Menurut Konstruksinya baterai bisa
dikelompokkan atas:

Gambar 1. 44. Baterai dengan kuntruksi Pocket Plate

41
Gambar 1.45. Konstruksi Elektrode Tipe Pocket Plate dalam 1 rangkaian

Dari disain diatas dapat dilihat secara perlahan bereaksi dengan


bahwa material aktif yang akan larutan elektrolit (KOH) kemudian
bereaksi hanya material yang membentuk senyawa baru yaitu
bersinggungan langsung dengan Potassium Carbonate (K2C03)
plat baja saja, padahal material Sesuai dengan persamaan :
aktif tersebut mempunyai daya
konduktifitas yang sangat rendah. 2KOH+C02 K2C03+H20
Senyawa ini justru menghambat
Untuk menambah konduktifitas- daya konduktifitas antar plat
nya, maka ditambahkan bahan (Tahanan dalam baterai makin
graphite di dalam material aktif besar). Reaksi tersebut otomatis
tersebut. Penambahan ini juga mengurangi banyaknya graphite
membawa masalah baru yaitu sehingga daya konduktifitas material
bahwa material graphite ternyata aktif didalam kantong berkurang.

42
Kejadian tersebut berakibat karena udara luar perlu menjadi
langsung pada performance sel pertimbangan serius dalam masalah
baterai atau dengan kata lain penyimpanan baterai yang tidak
menurunkan kapasitas ( Ah ) sel beroperasi.
baterai.
Dalam kasus ini, penggantian 4. Konstruksi Sintered Plate
elektrolit baterai ( rekondisi baterai)
Sintered Plate ini merupakan
hanya bertujuan memperbaiki atau
pengembangan konstruksi dari
menurunkan kembali tahanan
baterai NiCd tipe pocket plate,
dalam ( Rd ) baterai namun tidak
Bateraii Sintered Plate ini pertama
dapat memperbaiki atau mengganti
kali diproduksi tahun 1938.
bahan graphite yang hilang.
Konstruksi baterai jenis ini sangat
Pembentukan Potassium
berbeda dengan tipe pocket plate.
Carbonate ( K2C03 ) juga dapat
Konstruksi sintered plate dibuat dari
terjadi antara larutan elektrolit (
plat baja.tipis berlubang yang dilapisi
KOH ) dengan udara terbuka,
dengan serpihan nickel (Nickel
namun proses pembentukannya
Flakes). Kemudian pada lubang -
tidak secepat proses diatas dan
lubang plat tersebut diisi dengan
dalam jumlah yang relatif kecil.
material aktif seperti pada Gambar
Perhatian terhadap pembentukan
1. 46
Potassium Carbonate ( K2C03 )

Gambar 1.46. Sintered Plate Electrode


Konstruksi ini menghasilkan Karena lapisan Nickel Flake
konduktifitas yang baik antara plat pada plat baja sangat getas maka
baja dengan material aktif. Namun sangat mudah pecah pada saat
karena plat baja yang digunakan plat baja berubah atau memuai.
sangat tipis ( sekitar 1.0 mm s/d Hal ini terjadi pada saat baterai
1.5 mm ), maka diperlukan plat mengalami proses charging atau
yang sangat luas untuk discharging. Akibatnya baterai
menghasilkan kapasitas sel baterai jenis ini tidak tahan lama
yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan baterai jenis
(dibandingkan dengan tipe pocket pocket plate.
plate ).

43
2. Plat elektrode yang elastis
5. Konstruksi Fibre Structure sehingga tidak mudah patah /
pecah
Fibre structure pertama kali
3. Tidak memerlukan bahan
diperkenalkan pada tahun 1975
tambahan (seperti graphite
clan baru diproduksi secara masal
pada baterai jenis Pocket
tahun 1983. Baterai jenis ini
Plate)
merupakan perbaikan dari tipe-tipe
4. Dimensi elektrode yang relatif
baterai yang terdahulu. Konstruksi
lebih kecil dibandingkan dengan
baterai ini dibuat dari campuran
tipe Pocket Rate untuk
plastik dan nickel yang
kapasitas baterai yang sama
memberikan keuntungan :
5. Pembentukan K2C03 hanya
1. Konduktifitas antar plat yang terjadi karena kontaminasi
tinggi dengan tahanan dalam dengan udara (sargat kecil)
yang rendah. Konstruksi baterai tipe Fibre
Structure digambarkan pada
gambar dibawah ini.

Gambar 1.47. Fibre Nickel Cadmium Electrode

6. Menurut Karakteristik tinggi yaitu diatas 7 CnA (kapasitas


Pembebanan. nominal arus) dengan waktu yang
singkat 2 menit. Tegangan akhir
Yang dimaksud tipe baterai per sel 0,8 Volt. Tipe ini belum
menurut karakteristik pembebanan pernah digunakan di PLN.
adalah sebagai berikut :
Tipe H : High Loading
Tipe X : Very High Loading.
Tipe ini adalah untuk jenis
Tipe ini adalah untuk jenis pembebanan dengan arus yang
pembebanan dengan arus yang tinggi yaitu antara 3,5 - 7 CnA

44
dengan waktu yang singkat, lama induk. Tegangan akhir per sel adalah
waktu pembebanan 4 menit. Tipe 0,9 Volt.
ini biasanya digunakan di
pembangkit-pembangkit untuk start Tipe L : Low Loading
up mesin pembangkit. Tegangan
akhir per sel adalah 0,8 Volt. Tipe ini adalah untuk jenis
Tipe M : Medium Loading pembebanan dengan arus kecil
yaitu sebesar 0,5 CnA, lama
Tipe ini adalah untuk jenis waktu pembebanan 5 jam,
pembebanan dengan arus yang biasanya digunakan di gardu-
tinggi yaitu antara 0,5 - 3,5 CnA gardu induk. Tegangan akhir 1
dengan waktu yang singkat, lama Volt per sel.
waktu pembebanan 40 menit,
biasanya digunakan di gardu-gardu

45
1.12. Bagian-bagian Utama Baterai

Gambar 1.48. Bagian-bagian Baterai

46
1. Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua)
macam elektroda, yaitu elektroda
positif (+ ) dan elektroda negatif (- )
yang direndam dalam suatu larutan
kimia ( gambar 1.49 ).
Elektroda-elektroda positif dan
negatif terdiri dari :
Grid, adalah suatu rangka besi
atau fiber sebagai tempat
material aktif. Gambar1. 49. Bentuk Sederhana
Material Aktif, adalah suatu Sel Baterai
material yang bereaksi secara
kimia untuk menghasilkan energi 3. Sel Baterai
listrik pada waktu pengosongan Sesuai dengan jenis bahan
(discharge) bejana ( container ) yang digunakan
terdiri cari 2 (dua) macam :
2. Elektrolit a. Steel Container
Elektrolit adalah Cairan atau b. Plastic Container
larutan senyawa yang dapat
menghantarkan arus listrik, karena 4. Steel Container
larutan tersebut dapat menghasilkan Sel baterai dengan bejana
muatan listrik positif dan negatif. (container) terbuat dari steel
Bagian yang bermuatan positif ditempatkan dalam rak kayu, hal ini
disebut ion positif dan bagian yang untuk menghindari terjadi hubung
bermuatan negatif disebut ion singkat antar sel baterai atau hubung
negatif. Makin banyak ion-ion yang tanah antara sel baterai dengan rak
dihasilkan suatu elektrolit maka baterai
makin besar daya hantar listriknya. .
Jenis cairan elektrolit baterai 5. Plastic container
terdiri dari 2 ( dua ) macam, yaitu:
1. Larutan Asam Belerang ( H2S04 ), Sel baterai dengan bejana
digunakan pada baterai asam. (container) terbuat dari plastik
2. Larutan Alkali ( KOH ), digunakan ditempatkan dalam rak besi yang
pada baterai alkali. diisolasi, hal ini untuk menghindar
terjadi hubung singkat antar sel
baterai atau hubung tanah antara sel
baterai de !gan rak baterai apabila
terjadi kerusakan atau kebocoran
elektrolit baterai.

47
1.13. Instalasi Sel Baterai. ditempatkan pada stairs rack
sehingga memudahkan dalam
Sel baterai dibagi dalam
melaksanakan pemeliharaan,
beberapa unit atau group yang terdiri
pengukuran dan pemeriksaan level
dari 2 sampai 10 sel per unit dan
elektrolit.
tergantung dari ukuran sel baterai
Agar ventilasi cukup dan
tersebut. Baterai tidak boleh
memudahkan pemeliharaan maka
ditempatkan langsung di lantai
harus ada ruang bebas pada
sehingga memudahkan dalam
rangkaian baterai sekurang-
melakukan pemeliharaan dan tidak
kurangnya 25 cm antara unit atau
terdapat kotoran dan debu diantara
grup baterai lainnya serta grup atau
sel baterai. Baterai jangan
unit baterai paling atas. Instalasi
ditempatkan pada lokasi yang mudah
baterai dan charger ditempatkan
terjadi proses karat dan banyak
pada ruangan tertutup dan
mengandung gas, asap, polusi serta
dipisahkan, hal dimaksudkan untuk
nyala api.
memudahkan pemeliharaan dan
Instalasi baterai sesuai
perbaikan.
penempatannya dibagi dalam 2 (dua)
macam juga, sama dengan bahan
1.13.2. Terminal dan Penghubung
bejana yaitu :
Baterai.
1. Steel Container
2. Plastic Container
Sel baterai disusun sedemikian
rupa sehingga dapat memudahkan
1.13.1. Steel Container
dalam menghubungkan kutub-kutub
baterai yang satu dengan yang
Sel baterai dengan bejana
lainnya. Setiap sel baterai
(container) terbuat dari baja (steel)
dihubungkan menggunakan nickel
ditempatkan dalam rak dengan jarak
plated steel atau copper. Sedangkan
isolasi secukupnya. Setiap sel baterai
penghubung antara unit atau grup
disusun pada rak secara paralel
baterai dapat berbentuk nickel plated
sehingga memudahkan untuk
steel atau berupa kabel yang
melakukan pemeriksaan batas (level)
terisolasi (insulated flexible cable).
tinggi permukaan elektrolit serta
Khusus untuk kabel
pemeliharaan baterai lainnya.
penghubung berisolasi, drop voltage
maksimal harus sebesar 200 mVolt
Plastic Container
(Standar dari Alber Corp ) seperti
terlihat pada Gambar 1.50
Sel baterai dengan bejana
(container) terbuat dari plastik
biasanya dihubungkan secara seri
dalam unit atau grup dengan suatu
"plastic button plate". Sel baterai
disusun memanjang satu baris atau
lebih tergantung jumlah sel baterai
dan kondisi ruangan. Sel baterai

48
I= Arus dalam ampere

1.13.5. Rangkaian Baterai


Dikarenakan tegangan baterai
per sel terbatas, maka perlu untuk
mendapatkan solusi agar tegangan
baterai dapat memenuhi atau
sesuai dengan tegangan kerja
peralatan yang maupun untuk
Gambar 1.50. Susunan Sel pada menaikkan kapasitas dan juga
Baterai kehandalan pemakaian dengan
Demikian pula kekerasan atau merangkai (meng-koneksi)
pengencangan baut penghubung beberapa baterai dengan cara :
harus sesuai dengan spesifikasi 1. Hubungan seri
pabrik pembuat baterai. Hal ini untuk 2. Hubungan paralel
menghindari loss contact antara 3. Hubungan Kombinasi
kutub baterai yang dapat a. Seri Paralel
menyebabkan terganggunya sistem b. Paralel Seri
pengisian baterai serta dapat
menyebabkan terganggunya 1. Hubungan Seri
performance baterai. Oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan Koneksi baterai dengan
kekencangan baut secara periodik hubungan seri ini dimaksudkan
untuk dapat menaikkan tegangan
1.13.4. Ukuran Kabel baterai sesuai dengan tegangan
kerja yang dibutuhkan atau sesuai
Bagian yang terpenting dalam tegangan peralatan yang ada.
pemasangan instalasi baterai Sebagai contoh jika kebutuhan
adalah diperolehnya sambungan tegangan baterai pada suatu unit
kabel yang sependek mungkin pembangkit adalah 220 Volt maka
untuk mendapatkan rugi tegangan akan dibutuhkan baterai dengan
(voltage drop) sekecil mungkin. kapasitas 2,2 Volt sebanyak 104
Ukuran kabel disesuaikan dengan buah dengan dihubungkan secara
besarnya arus yang mengalir. seri.
Dengan demikian rumus yang Kekurangan dari hubungan seri
digunakan adalah : ini adalah jika terjadi gangguan atau
kerusakan pada salah satu sel
0,018 x I baterai maka suplai sumber DC ke
U =
A beban akan terputus.
Dimana :
U = rugi tegangan (single
conductor) dalam volt / meter

49
Gambar 1.51. Hubungan Baterai Secara Seri

2. Hubungan Paralel paralel mengalami gangguan atau


kerusakan maka sel baterai yang
Koneksi baterai dengan
lain tetap akan dapat mensuplai
hubungan paralel ini dimaksudkan
tegangan DC ke beban, jadi tidak
untuk dapat menaikkan kapasitas
akan mempengaruhi suplai secara
baterai atau Ampere hour (Ah)
keseluruhan sistem, hanya
baterai, selain itu juga dapat
kapasitas daya sedikit berkurang
memberikan keandalan beban DC
sedangkan tegangan tidak
pada sistem. Mengapa bisa
terpengaruh
demikian?
.
Hal ini disebabkan jika salah
satu sel baterai yang dihubungkan

Gambar 1.52. Hubungan Baterai Secara Paralel

50
3. Hubungan Kombinasi 4. Hubungan Seri Paralel
Pada hubungan kombinasi ini Pada hubungan Seri Paralel
terbagi menjadi 2 macam yaitu seri seperti gambar 1.53, jika tiap
paralel dan paralel seri. Hubungan baterai tegangannya 2,2 Volt dan
ini digunakan untuk memenuhi Arusnya 20 Ampere maka akan
kebutuhan ganda baik dari sisi didapat : Tegangan dibaterai adalah
kebutuhan akan tegangan dan arus = 2,2 + 2,2 + 2,2 = 6,6 Volt,
yang sesuai maupun keandalan sedangkan arusnya adalah = 20 +
sistem yang lebih baik. Hal ini 20 = 40 Ampere, sehingga
disebabkan karena hubungan seri kapasitas baterai secara
akan meningkatkan tegangan keseluruhan adalah 6,6 Volt dan 40
sedangkan hubungan paralel akan Ampere.
meningkatkan arus dan keandalan Dari perhitungan tersebut
sistemnya. maka yang mengalami kenaikan
signifikan adalah tegangannya.

Gambar 1.53. Hubungan Baterai Secara Seri Paralel

51
5. Paralel Seri adalah = 20 + 20 + 20 = 60
Ampere, sehingga kapasitas baterai
Pada hubungan Paralel Seri
secara keseluruhan adalah 4,4 Volt
seperti gambar dibawah ini, jika tiap
dan 60 Ampere.
baterai tegangannya 2,2 Volt dan
Dari perhitungan tersebut maka
Arusnya 20 Ampere maka akan
yang mengalami kenaikan
didapat :
signifikan adalah tegangannya
Tegangan dibaterai adalah = 2,2 +
2,2 = 4,4 Volt, sedangkan arusnya
.

Gambar 1.54. Hubungan Baterai Secara Seri Paralel

1.14. Ventilasi Ruang Baterai ingin menjaga kondisi temperatur


dan kelembaban yang lebih baik
Pada pemasangan baterai di
maka perlu dipasang pendingin
ruangan tertutup, maka perlu
ruangan atau Air Conditioning (AC)
adanya sirkulasi udara yang cukup
dengan suhu yang sesuai standar
di ruangan baterai tersebut. Untuk
yang berlaku.
harus dilengkapi dengan ventilasi
Sesuai dengan Standar DIN
atau lubang angin atau exchaust
0510 maka suhu ruangan baterai
fan. Dalam hal ini keadaan ventilasi
untuk jenis baterai asam tidak boleh
harus baik untuk membuang gas
lebih dari 38 oC dan untuk baterai
yang berupa campuran hydrogen
alkaline tidak boleh lebih dari 45 oC.
dan oxygen (eksplosif) yang timbul
akibat proses operasi baterai. Jika

52
Sedangkan untuk ventilasi atau Dimana :
volume udara yang mengalir Q = Volume Udara ( liter/jam )
dirancang sebagai berikut : n = Jumlah Sel Baterai
Untuk Instalasi di Darat ( Land l = Arus pengisian pada akhir
Instalation ) : pengisian atau dalam kondisi
pengisian Floating.
Q = 55 x n x l Bilamana baterai sedang
dilakukan pemeriksaan atau
pengujian, maka semua pintu dan
Untuk Instalasi di Laut (Marine jendela ruangan baterai harus
Instalation ) : terbuka.

Q = 110 x n x l

53
1.15. Pemeliharaan DC Power Pemeriksaan atau monitoring
dalam hal ini adalah melihat,
Pemeliharaan adalah serang- mencatat, meraba (jika
kaian tindakan atau proses kegiatan memungkinkan) dan
untuk mempertahankan kondisi mendengarkan. Kegiatan ini
atau meyakinkan bahwa suatu dilakukan pada saat unit sedang
peralatan dapat berfungsi dengan dalam keadaan beroperasi.
baik sebagai mana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya Kemudian untuk pemeliharaan
gangguan yang dapat menimbulkan meliputi kalibrasi, pengujian,
kerusakan yang lebih fatal. koreksi, resetting, perbaikan dan
membersihkan peralatan. Kegiatan
1.15.1.Tujuan Pemeliharaan ini dilakukan pada saat unit sedang
tidak beroperasi atau waktu
Tujuan Pemeliharaan adalah untuk inspection atau overhoul.
menjamin keberlangsungan atau
kontinyuitas dan keandalan 1.15.2. Jenis-jenis Pemeliharaan
penyaluran tenaga listrik pada unit
pembangkit, yang meliputi Jenis-jenis pemeliharaan yang ada
beberapa aspek yaitu : adalah :
1. Predictive Maintenance
Untuk meningkatkan reliability,
(Conditon Base Maintenance)
availibility dan efisiency
2. Preventive Maintenance (Time
Untuk memperpanjang umur
Base Maintenance)
peralatan
3. Corrective Maintenance (Curative
Mengurangi resiko terjadinya
Maintenance)
kegagalan pengoperasian atau
4. Breakdown Maintenance
kerusakan peralatan
Meningkatkan keamanan atau
1. Predictive Maintenance
safety peralatan
Mengurangi lama waktu padam
Predictive Maintenance adalah
akibat sering terjadi gangguan
pemeliharaan yang dilakukan
dengan cara memprediksi kondisi
Faktor terpenting atau paling suatu peralatan, kemungkinan-
dominan dalam pemeliharaan kemungkinan apakah dan kapan
instalasi atau peralatan listrik peralatan tersebut menuju
adalah pada sistem isolasi. kerusakan atau kegagalan operasi.
Dalam pemeliharaan ini dibedakan Dengan memprediksi kondisi
menjadi 2 aktifitas atau kegiatan tersebut maka dapat diketahui
yaitu : gejala kerusakan secara dini.
Pemeriksaan atau monitoring, Metode yang biasa digunakan
dan adalah dengan memonitor kondisi
Pemeliharaan peralatan secara online baik saat

54
peralatan beroperasi maupun tidak 3. Corrective Maintenance
beroperasi.
Corrective Maintenance adalah
Untuk itu diperlukan peralatan pemeliharaan yang dilakukan
dan personil yang ditugaskan dengan berencana pada waktu-
khusus untuk memonitor dan waktu tertentu ketika peralatan
menganalisa peralatan tersebut mengalami kelainan atau unjuk
atau ditugaskan pada bagian kerja rendah saat menjalankan
tertentu yang berkaitan dengan fungsinya.
peralatan tersebut. Pemeliharaan Hal ini dimaksudkan untuk
ini disebut juga pemeliharaan mengembalikan peralatan pada
berdasarkan kondisi peralatan kondisi semula (sebelum rusak)
atau Condition Base dengan perbaikan-perbaikan,
Maintenance. pengujian dan penyem-purnaan
peralatan. Pemeliharaan ini bisa
2. Preventive Maintenance dilakukan dengan cara trouble
shooting atau penggantian
Preventive Maintenance adalah komponen atau part atau bagian
pemeliharaan yang dilakukan untuk yang rusak atau kurang berfungsi
mencegah terjadinya kerusakan yang dilakukan dengan terencana.
peralatan secara tiba-tiba dan untuk Pemeliharaan ini disebut juga
mempertahankan unjuk kerja pemeliha- raan berdasarkan kondisi
peralatan yang optimal sesuai umur peralatan atau Currative
teknis yang telah ditentukan oleh Maintenance.
pabrikan.
4. Breakdown Maintenance
Kegiatan pemeliharaan ini Breakdown Maintenance adalah
dilakukan secara berkala dengan pemeliharaan yang dilakukan jika
berpedoman pada Instruction terjadi kerusakan mendadak yang
Manual dari pabrik pembuat waktunya tidak dapat diprediksi
peralatan tersebut. Disamping itu atau tidak tertentu dan sifatnya
juga menggunakan standar yang darurat atau emergency.
ditetapkan oleh badan standar
Nasional maupun Internasional 1.15.3. Pelaksanaan
(seperti SNI, IEEC dan lain-lain) Pemeliharaan
dan data-data yang diambil dari
pengalaman operasi di lapangan. Pelaksanaan pemeliharaan
peralatan ini dibagi 2 (dua) macam
Pemeliharaan ini disebut juga yaitu :
pemeliharaan berdasarkan waktu
operasi peralatan atau Time Base 1. Pemeliharaan berupa
Maintenance monitoring yang dilakukan oleh
petugas operator setiap hari

55
atau setiap minggu oleh dilakukan pembersihan jika ada
petugas patroli unit pembangkit. kotoran dan penggantian-
Kegiatan pemeliharaan ini penggantian pada lampu atau
merupakan pengamatan secara meter indikator.
visual terhadap kelainan,
kebersihan, indikasi yang muncul, 1. Pemeliharaan Instalasi DC.
arus beban, tegangan pada
Ada beberapa langkah dalam
panel, level air pada baterai dan
pemeliharaan Instalasi DC anatar
lain-lain yang terjadi pada
lain :
peralatan dicatat pada daftar
cekllist harian atau mingguan
yang kemudian dilaporkan 2. Pengukuran Tegangan dan
kepada atasan. Arus Beban

2. Pemeliharaan yang berupa Dengan dilakukannya


pembersihan dan pengukuran pengukuran tegangan dan arus
yang dilakukan setiap bulan beban diharapkan dapat diperoleh
atau pengujian yang dilakukan data-data aktual mengenai besaran
setiap tahun oleh petugas tegangan dan arus beban,
pemeliharaan. sehingga dapat mengantisipasi
perubahan besaran tegangan dan
1.15.4. Kegiatan Pemeliharaan arus beban.

Kegiatan Pemeliharaan pada Cara Pelaksanaan Pengukuran


sistem DC Power ini meliputi
pemeliharaan dari mulai sumber 1. Mempersiapkan Pengukuran
listrik untuk input charger (panel Mempersiapkan Material dan
listrik ac 380V), charger, instalasi Peralatan Kerja yang
listriknya, baterai dan ruangan diperlukan.
baterai, panel listrik DC, inverter Mempersiapkan Dokumen dan
(jika ada) dan instalasi listrik yang Peralatan K3.
ke beban-beban DC. Dari hasil
survey dan wawancara di 2.Melakukan pengukuran
lapangan yang sering mengalami Ukur dan catat tegangan tiap
gangguan adalah di sisi instalasi MCB beban.
listrik yaitu DC ground, baterai dan Ukur dan catat arus beban
charger. setiap MCB jika memungkinkan
Membersikan Panel Pembagi
Untuk pemeliharaan instalasi Periksa suhu tiap MCB dengan
listrik dan perangkat Thermovisi
pendukungnya seperti panel- Periksa dan kencangkan baut-
panel, meter indikator, lampu baut pada terminal MCB
indikator dan sebagainya cukup Ukur dan catat arus DC ground
dilakukan secara visual dan

56
3. Standar Pengukuran sebelumnya atau laporan hasil
komisioning.
Bandingkan hasil pengukuran
dengan laporan/catatan
sebelumnya atau laporan hasil 7. Pengukuran Keseimbangan
komisioning. Tegangan

4. Pemeriksaan Fuse atau MCB Tujuan Pengukuran


Keseimbangan Tegangan
Dengan dilakukannya
pemeriksaan fuse dan MCB Dengan dilakukannya penguku-
diharapkan dapat diperoleh data- ran keseimbangan tegangan
data aktual mengenai kondisi diharapkan dapat diperoleh data-
secara fisik peralatan tersebut data aktual apakah terjadi
sehingga dapat dihindari terjadinya penyimpangan keseimbangan
Mal-Function peralatan lain akibat tegangan. Apabila terjadi
terputus pasokan tegangan dan penyimpangan tegangan 5 % dan
arus. + 5 %, itu berarti menunjukkan
adanya DC ground.
5.Cara Pelaksanaan Pemeriksaan
Fuse atau MCB Cara Pelaksanaan Pengukuran
Keseimbangan Tegangan
1. Mempersiapkan Pemeriksaan
Material dan peralatan kerja 1. Mempersiapkan Pengukuran
dipersiapkan Mempersiapkan Material
Dokumen dan peralatan K3 dan Peralatan Kerja yang
dipersiapkan diperlukan.
Mempersiapkan Dokumen
2. Melakukan pemeriksaan dan Peralatan K3.
Membersihkan panel Fuse dan
pengaman baterai. 2. Melakukan Pengukuran
Periksa suhu tiap MCB dengan Membersihkan Rangkaian
Thermovisi Output Rectifier/Charger.
Periksa dan kencangkan baut- Membersihkan Panel Fuse
baut pada terminal MCB dan Pengaman Baterai
Ukur dan catat arus DC ground Ukur dan catat besaran
Periksa label atau marker masing- tegangan antara :
masing panel fuse baterai dan Kutub Positif terhadap
kabel baterai Negatif,
Kutub Positif terhadap
6. Standar Pemeriksaan Fuse Ground,
atau MCB Kutub Negatif terhadap
Bandingkan hasil pengukuran Gound
dengan laporan/catatan

57
1.15.5. Pemeliharaan Charger - Rangkaian rectifier (thyristor)
bekerja tidak seimbang, mungkin
Seperti halnya peralatan pada
salah satu Tyristor bekerja tidak
umumnya charger juga harus
stabil / tidak normal.
dipelihara. Hal ini harus dilakukan
- Rangkaian Filter LC yang kurang
agar charger dapat beroperasi
baik (Kapasitor atau Induktor
secara andal dan optimal. Dalam
bocor ).
pemeliharaan charger ini ada
beberapa hal yang harus
dilakukan sepeti dijelaskan pada 2. Cara Pengukuran
uraian berikut ini. Pengukuran tegangan ripple
dilakukan pada titik output charger
1. Pengukuran Ripple atau sesudah rangkaian filter LC
(lihat gambar dibawah ini yaitu pada
Tujuan pengukuran Tegangan
titik ukur 1) dan pada titik input
Ripple pada charger untuk
beban atau output voltage dropperl
mengetahui mutu tegangan DC
(titik ukur 2). Pengukuran tegangan
yang dihasilkan. Tegangan ripple
ripple menggunakan alat ukur
yang tinggi, kemungkinan
Ripple Voltage Meter atau
disebabkan oleh beberapa hal
Oscilloscope.
antara lain :

Gambar 1.55. Skema Pengukuran Tegangan Ripple


Dari contoh pembacaan hasil 3. Standard Tegangan Ripple
pengukuran diatas nilainya adalah
Standard tegangan ripple yang
0,386 volt, kalau tegangan DC-nya
diizinkan untuk semua merk atau
adalah 110V maka prosentase
type charger adalah 2 % (Sesuai
ripplenya adalah :
SE. 032).
0,386
Tegangan Ripple = x 100 %
110%
= 0,351 %

58
4. Pengukuran Tegangan dan charger dilengkapi dengan
Arus Input rangkaian sensor arus dan
tegangan yang akan mendeteksi
Pengukuran tegangan dan arus arus pengisian dan tegangan
input dilakukan pada titik input output. Tujuan pengukuran
charger bertujuan untuk tegangan dan arus output
mengetahui besarnya tegangan dan charger adalah :
arus masing-masing fasa. Mengetahui besaran tegangan
dan arus output pada setiap
Cara Pengukuran mode operasi.
Pelaksanaan pengukuran Pembanding hasil pengukuran
dilakukan pada rangkaian input meter terpasang.
charger. Cara pelaksanaan
pengukuran tegangan Cara Pengukuran pengukuran
menggunakan Voltmeter AC tegangan dan arus output dilakukan
standar. pada saat floating, equalizing dan
Standar Tegangan input boosting. Pengukuran dilakukan
adalah380 volt AC 10% pada titik-titik terminal baterai dan
Frekuensi tegangan input 50 hz terminal beban atau output dropper
6% (lihat gambar1.55 ).
5. Pengukuran Tegangan dan Pelaksanaan pengukuran dilakukan
Arus Output dengan cara :
Tegangan output dari
charger digunakan untuk
mensuplai beban DC dan juga
digunakan untuk pengisian
baterai. Pada rangkaian control

Gambar 1.55. Pengukuran Tegangan dan Arus Output

59
boosting pada pemeliharaan
1. Pengisian floating
tahunan dilakukan saat rectifier tidak
- Posisikan selector switch "mode
berbeban dan untuk pemeliharaan
operasi" pada posisi floating,
bulanan pengukuran dan reseting
- Catat hasil pengukuran pada
floating dan equalizing dilakukan
logsheet,
pada saat berbeban .
- Bandingkan hasil pengukuran
dengan setting floating,
- Lakukan reseting apabila tidak Apabila tegangan output
sesuai pengisian terlalu rendah,
2 . Pengisian equalizing kemungkinan penyebabnya antara
- Posisikan selector switch "mode lain :
operasi" pada posisi equalizing, - Terjadi gangguan pada rangkaian
- Catat hasil pengukuran pada tenaga DC.
logsheet, - Pada untai jembatan Thyristor, ada
- Bandingkan hasil pengukuran salah satu thyristor yang
dengan setting equalizing, penyulutannya tidak normal.
- Lakukan reseting apabila tidak - Rangkaian Pulse Generator tidak
sesuai bekerja dengan baik.
- Kerusakan pada rangkaian Control
3. Pengisian boosting Charger.

- Posisikan selector switch "mode Pengukuran tegangan output


operasi" pada posisi boosting, sangat tergantung pada merk dan
- Catat hasil pengukuran pada type baterai yang dilayani, dalam
logsheet, pelaksanaan menggunakan standar
- Bandingkan hasil pengukuran IEC 623 atau sesuai dengan buku
dengan setting boosting, manual seperti pada tabel Tegangan
- Lakukan reseting apabila tidak per Sel pada bahasan baterai,
sesuai setting boosting sebagai contoh kita lihat tabel
dibawah ini standar untuk baterai
alkali merk saft.
Pelaksanaan pengukuran dan
reseting floating, equalizing dan

Tabel . 1. 6. Pengisian boosting

Jenis / Tegangan Baterai ( Volt )


Merk Initial Akhir
Baterai Nominal Float Equal Boost
Baterai Dischrage
ALKALI
Saft 1,2 1,40 - 1,50 - 1,65 - 1,65 - 1
1,42 1,55 1,70 1,70

60
Arus keluaran charger tergantung 1.15.6. Pengukuran Arus Output
pada beban atau dibatasi oleh arus Maksimum
maksimum charger
Tujuan pengukuran adalah
untuk mengetahui apakah charger
Keseimbangan Tegangan
masih dapat bekerja optimal
Tujuan pengukuran keseimbangan dengan arus output sesuai dengan
tegangan adalah untuk mengetahui yang dibutuhkan (kapasitas
keseimbangan antara tegangan positif baterai). Pengukuran arus
ke ground dengan negatif ke ground. maksimum juga dilakukan saat
Hal ini dapat terjadi akibat ketidak komisioning untuk mengetahui
seimbangan tegangan output charger apakah arus maksimum charger
atau ketidak seimbangan tegangan sudah sesuai spesifikasi.
pada beban karena adanya hubung
singkat antara positif ke ground atau Apabila hasil pengukuran
negatif ke ground. terjadi perbedaan antara besaran
Cara Pengukuran untuk arus, output dengan arus yang
melaksanakan pengukuran ini dibutuhkan, maka perlu dilakukan
dilakukan pada titik output charger ke pengaturan ulang (resetting) pada
beban, caranya yaitu dengan charger.
mengukur tegangan antara positif Cara pengukuran arus output
dengan ground, kemudian ukur maksimum atau sesuai kebutuhan
tegangan negatif dengan ground. baterai dilakukan dengan cara :
Dari hasil pengukuran ini, 1. Lepaskan charger dari baterai
perhatikan apakah sudah sama clan beban
(toleransi dari pabrik) antara besaran 2.Kosongkan energi baterai
tegangan positif ke ground dengan dengan dummy load.
besaran tegangan negatif ke ground. 3..Pasang amperemeter secara
Apabila hasil pengukuran diketahui seri pada titik output charger.
sama, berarti, tegangan output charger 4..Posisikan charger pada mode
sudah seimbang clan tidak terjadi Boost
hubung singkat pada beban.Apabila 5.Hubungkan charger dengan
terjadi ketidakseimbangan maka perlu baterai yang telah dikosongkan
dilakukan pengecekan lebih lanjut atau menggunakan dummy load.
(lihat pokok bahasan troubleshooting ) 6..Amati besaran arus pada
amperemeter.
7..Apabila terdapat perbedaan
Standard hasil pengukuran
antara hasil pengukuran dengan
keseimbangan tegangan masing-
besarnya arus output yang
masing antara positif dan negatif ke
dibutuhkan (sesuai kapasitas
ground adalah 50 persen dari
baterai), maka lakukan
tegangan output charger. (toleransi
penyetelan arus output charger
12,5%)
sesuai kebutuhan.

61
Untuk charger type BCT, rangkaian ke beban (tegangan
penyetelan dilakukan pada rangkaian pada rangkaian ke beban harus
kontrol charger, yaitu dengan tetap).
mengatur trimpot VR1 dan VR2
4. Posisikan selector switch pada
(besar arus maksimum yang
Equalizing, amati tegangan
diizinkan 110 % dari arus nominal).
pada rangkaian 'ke beban
(tegangan pada rangkaian ke
Untuk charger type ABB 626 170, beban harus tetap).
penyetelan dilakukan pada circuit
card A1, yaitu pengaturan 5. Posisikan selector switch pada
potensiomefer R5. Boosting, amati tegangan pada
rangkaian ke beban (tegangan
Standard masing-masing type I pada rangaian ke beban harus
merk charger telah mempunyai) tetap)
standar kapasitas arus maksimum
yang diizinkan. Sebagai contoh, Apabila hasil pengukuran
charger type ABB 162 170 standar tegangan pada rangkaian ke beban
kapasitas arus maksimum adalah saat posisi floating, equalizing clan
105 % dari arus keluaran ( 105% x boosting tetap ( 10 %) maka
100 A = 105 A ) dan charger dari PT rangkaian dropper bekerja normal.
Catu daya Data Prakasa, Pada saat ini pengukuran
mempunyai standar arus maksimum rangkaian tegangan dropper
110 % dari arus keluaran charger ( mengacu pada pengalaman
110% x 80 A = 88 A ). lapangan clan buku manual
masing-masing merk, seperti :
Pengukuran Rangkaian Dropper - Charger type ABB 162 1 70
Untuk mengetahui apakah besarnya tegangan dropper
rangkaian Dropper dapat bekerja adalah 80 % dari tegangan
normal. Cara pengukuran tegangan keluaran, yaitu sE kitar 10 VDC.
dropper dilakukan dengan - Charger dari PT Catudaya Data
pengecekan tegangan rangkaian ke Prakasa, menggunakan dropper
beban untuk masing-masing posisi diode. 3 step, dengan range
selector switch, seperti sebagai berikut tegangan 24 VDC pada arus 80
: A.
- Charger BCT menggunakan 2
1. Tentukan besaran tegangan yang buah dropper diode, masing-
diperlukan pada rangkaian ke masing besarnya adalah 24 VDC.
beban (misalnya 110 volt).
2. Hubungkan voltmeter pada output Pengecekan Meter-meter
charger (sebelum rangkaian Tujuan pengecekan meter
dropper) dan rangkaian ke beban adalah untuk mengetahui akurasi
(setelah rangkaian dropper). dari meter-meter terpasang (arus
3. Posisikan selector switch pada baterai, arus beban dan tegangan
Floating, amati tegangan pada beban) Pada charger baterai

62
umumnya memiliki tiga buah alat ukur cairan pembersih. Khusus untuk
terdiri dari meter untuk pengukuran peralatan elektronika,
arus baterai, arus beban, clan gunakanlah kompressor udara
tegangan beban. dengan tekanan maksimum 3
bar.
Pengecekan dilakukan dengan cara
sebagai berikut : 5. Periksa kondisi baut-baut jika
perlu dikencangkan.
Ukur besaran tegangan dan arus di
Gunakanlah alat yang sesuai
terminal meter menggunakan alat ukur
dengan peruntukkannya.
standar.
Standard pemeriksaan fisik pada
1. Bandingkan hasil pengukuran
peralatan adalah secara visual
antara alat ukur standar dengan
ataupun bisa juga dengan diraba
hasil penunjukkan meter
yaitu peralatan dalam kondisi baik
terpasang.
dan bersih.
2. Apabila perbedaan hasil
pengukuran antara alat ukur 1.16.Jadwal dan Chek list
standar dengan meter terpasang Pemeliharaan Charger
di atas 5% (+5%) atau dibawah
5% (-5%) sesuai dengan klas Agar periode dan objek
meternya, maka meter tersebut pemeliharaan charger sama, maka
harus dikalibrasi. perlu membuat jadwal dan cheklist
Standar akurasi meter sesuai dengan pemeliharaan charger.
klas meter yang dipakai, misal : 0,5% -
5% Pembuatan jadwal dan
cheklist pemeliharaan charger,
Pemeriksaan Fisik disesuaikan dengan buku petunjuk
peralatan yang dikeluarkan oleh
Pemeriksaan secara fisik bertujuan pabrik pembuat peralatan atau
untu.k mengetahui kondisi cubicle instrument tersebut.
charcer dan fuse box apakah dalam
keadaan baik dan bersih. Cara 1.16.1. Pemeliharaan Baterai
pelaksanaan pemeriksaaan fisik Pengukuran tegangan pada sel
adalah sebagai berikut : baterai bertujuan untuk mengetahui
1. Buka pintu panel charger sebagai berikut :
2. Perhatikan kondisi kebersihan Kondisi tegangan sel baterai,
peralatan elektronik, meter-meter apakah kondisi operasi normal
dan fuse. Tegangan pengisian ke baterai
3. Bersihkan apabila jika terdapat (Tegangan output charger)
kotoran baik debu atau sarang Kondisi open sirkit pada
laba-laba. rangkaian baterai.
4. Pembersihan dilakukan dengan Keseimbangan tegangan
menggunakan alat pembersih dan baterai terhadap tanah.

63
1.16.2. Cara Pelaksanaan b) Pengukuran tegangan
Pengukuran Tegangan. seluruh sel :
Pengukuran tegangan baterai per Rangkaian Baterai ke Rectifier di-
sel dan keseluruhan sel dilakukan off-kan.
dengan langkah-langkah sebagai
berikut : Siapkan AVO meter ( diajurkan
menggunakan AVO meter digital
).
Pengukuran Tegangan per Sel
Ubah posisi selektor switch pada
Rangkaian Baterai ke Rectifier di-off-
AVO meter pada skala yang
kan
sesuai.
Siapkan AVO meter ( diajurkan
Ukur tegangan sel baterai sesuai
menggunakan AVO meter digital )
polaritasnya, warna merah pada
Sesuaikan selektor switch pada kutub positif pada sel no.1 dan
AVO meter pada skala yang kecil, warna hitam pada kutub negatif
misalnya pada skala 10 volt. pada sel terakhir.
Ukur tegangan sel baterai sesuai Catat hasilnya pada lembar
polaritasnya ( positif warna merah kerja pengukuran tegangan.
dan negatif warna hitam ) mulai dari
Koreksi besaran hasil ukur
sel no. 1 sampai dengan sel terakhir.
tegangan tersebut dan
Catat hasil pengukuran pada bandingkan dengan standard
lembar kerja pengukuran tegangan. tegangan.

Tabel 1.7. Tegangan per Sel.


Jenis / Tegangan Baterai ( Volt )
Merk
Baterai Nominal Initial Akhir
Floating Equalizing Boost
Alkali Baterai Dischrage
Saft 1,2 1,40 - 1,42 1,50 - 1,55 1,65 - 1,65 - 1
1,70 1,70
Nife 1,2 1,40 - 1,42 1,55 1,70 1,65 1
Hoppecke 1,2 1,40 - 1,45 1,50 - 1,65 1,70 1,70 1
/ FNC
Friwo / TS 1,2 1,40 - 1,42 - 1,70 1,70 1,15
Alcad 1,2 1,45 - 1,47 1,50 - 1,60 1,70 1,70 1
Furukawa 1,2 1,40 - 1,42 - - - 1
Emisa / 1,2 1,40 - 1,45 1,50 - 1,60 1,70 1,70 1
LP, MP

64
Jenis / Tegangan Baterai ( Volt )
Merk
Baterai Initial Akhir
Nominal Floating Equalizing Boost
Asam Baterai Dischrage

Rocket 2 2,3 2,4 - 2,3 1,8


SAFT NIFE
2 2,27 - - 2,3 1,8
/ Lead Line

Fiam / SMG 2 2,23 - - 2,35 1,8


Furukawa 2 - - - - -
Yuasa 2 - - - - -
Gould 2 - - - - -
Fulmen / 2 2,27 - - 2,40 1,8
EHP
DRYFIT /
2 2,3 - - - 1,8
A600 OpzV

DRYFIT / 2 2,3 - - - 1,8


PzS
HOPPEKE /
2 2,23 - 2,24 - - 1,8
OPzS
2,24
Cloride
2 2,25 - 2,4 - 2,3 - 1,8
Powersafe
2,27 2,4

1.16.3.Pengukuran Berat Jenis Oleh karena itu agar proses kimia


Elektrolit didalam sel baterai bekerja baik,
maka perlu dilakukan pemeriksaan
Tujuan melakukan pengukuran
atau pengukuran berat jenis
adalah untuk mengetahui kondisi
elektrolit. Alat ukur yang digunakan
elektrotit. Hal ini sangat penting
adalah Hydrometer, seperti gambar
karena elektrolit pada baterai
1-57
berfungsi sebagai konduktor atau
sebagai media pemindah elektron.

65
Pompa Karet

Silinder

Aerometer

Cairan Elektrolit

Gambar 1. 57. Hydromete

Aerometer yang biasa dipakai atau Bd ( hs )= Pembacaan berat jenis


yang beredar dipasaran terdiri dari pada hydrometer ( gr/cm3 )
3 (tiga) macam, yaitu :
1. Aerometer yang bertuliskan ts = Temperatur larutan asam
angka-angka berwarna putih, belerang ( 0 C )
biasanya pada baterai merk
Hoppecke (buatan Jerman).. b. Pada baterai alkali
2. Aerometer yang dilengkapi
dengan warna : Merah, Hijau, ( t a - 15 )
Bd ( a ) = Bd ( ha ) + x 0,001
Kuning (buatan RRC). Arti dari 2
warna-warna tersebut adalah : Diman
Merah : Dead Batery, adalah
a:
muatan baterai tidak ada atau
mati Bd ( a ) = Harga berat jenis
Hijau : Half Charge, Sebenarnya
kapasitas baterai sudah 50% Bd ( ha ) = Pembacaan berat jenis
larutan alkali pada hydrometer
a) Pada Baterai Asam : (gr/cm3 )
Ta = Temperatur larutan asam
belerang Kuning : Full Charge,
( t s - 15 )
Bd (s) = Bd ( hs ) + x 0,001 kapasitas baterai sudah 90
1,5
100%
Dimana :
3. Aerometer yang dilengkapi
Bd ( s ) = Harga berat jenis warna : Merah, Putih, Hijau (buatan
sebenarnya

66
Taiwan), arti warna-warna tersebut - Pompakan cairan elektrolit secara
adalah : maksimal / sampai penuh seperti
Merah : Recharge gambar 1-58.
Putih : Fair - Baca skala pada areometer sesuai
Hijau : Good permukaan cairan elektrolit.
- Siapkan alat ukur berat jenis - Catat hasil pengukuran.
(hydrometer).
- Pembacaan berat jenis (Bd)
- Gunakan alat / hydrometer sesuai dipengaruhi oleh perubahan
jenis baterai yang akan diukur temperatur maka diperlukan koreksi
(jangan tertukar dengan hydrometer pembacaan berat jenis dengan
untuk baterai jenis yang lain.) ketentuan sebagai berikut:
- Pada saat pengukuran posisi ( 0C )
hydrometer harus tegak lurus.

Gambar 1.58. Cara Pelaksanaan Pengukuran Berat Jenis

Tabel 1-8. Standar Berat Jenis Elektrolit

Kondisi Elektrolit Berat Jenis


Jenis Baterai
( temp. 20o C ) ( gr / cm3 )

ALKALI Elektrolit baru 1,20


Kondisi terisi penuh 1,18
Berat jenis minimum 1,16

67
ASAM Elektrolit baru 1,190
Kondisi terisi penuh 1,215
Berat jenis minimum 1,16

1.16.4. Pengukuran Suhu - Suhu maksimum pada normal


Elektrolit operasi : 25 - 35 C ( suhu
ruangan )
Tujuan pengukuran suhu
- Suhu maksimum yang diijinkan
elektrolit adalah untuk mengetahui
pada saat pengisian /
kondisi elektrolit baterai ketika
pengosongan : 45 C.
baterai sedang diisi ( charge )
maupun ketika sedang terjadi Tujuan pengukuran arus
kondisi tidak normal, mengingat pengisian pada baterai adalah :
pengaruhnya sangat besar terhadap
- Untuk mengetahui besarnya
operasional baterai maka perlu
arus pengisian dari rectifier ke
dilakukan pemeriksaan atau
baterai, pada saat baterai
pengukuran suhu pada sel baterai.
floating. Arus pengisian ini
mendekati nol.
Cara Pelaksanaan pelaksanaan
pengukuran suhu elektrolit dilakukan - Untuk mengetahui besarnya
dengan langkah-langkah sebagai arus pengisian dari rectifier ke
berikut : baterai, pada saat baterai
Siapkan alat ukur suhu elektrolit equalizing.
yang bersih dan dianjurkan - Untuk mengetahui besarnya
menggunakan thermometer jenis arus pengisian dari rectifier& ke
alkohol. baterai, pada saat baterai
Yakinkan bahwa termometer boosting. Apabila Rectifier tidak
berfungsi dengan baik. dilengkapi dengan Dropper
Masukan alat ukur ke dalam sel
baterai sampai terendam cairan Untuk melakukan pengukuran
elektrolit. arus pengisian pada baterai dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Tunggu beberapa saat dan
amati sampai ada perubahan - Siapkan Tang Ampere DC
suhu.
- Posisikan saklar atau selector
Catat hasil ukur ke dalam lembar
switch untuk pengukuran arus
kerja yang telah disediakan.
searah (DC)
Standar suhu elektrolit pada
- Sesuaikan posisi range arus
baterai alkali maupun asam adalah
pada tang ampere
sebagai berikut :
- Lakukan pengukuran pada :
- Kabel dari rectifier ke baterai

68
- Kabel konektor antar rak baterai arus pada ampere meter yang
terpasang pada rectifier.
- Yakinkan penunjukan arus harus
konstan Contoh pengukuran arus pada
baterai dapat dilihat pada gambar
- Catat hasil pengukuran
1.59.
- Cocokkan hasil pengukuran
tersebut dengan penunjukkan

Gambar 1.59. Pengukuran arus pada Rangkaian Sel Baterai

69
Gambar 1.60. Diagram Titik Ukur Arus Pengisian Pada Baterai
Surat Edaran dari PLN Pusat No.
Besarnya arus pengisian adalah
032/PST/1984, tentang uraian
sebagai berikut :
Kegiatan Pemeliharaan Peralatan
- Baterai Alkali : 0,2 x C ( 0,2
Listrik.
x kapasitas baterai)
- Baterai Asam : 0,1 x C ( 0,1 Periodik Pemeliharaan Baterai
x kapasitas baterai) adalah sebagai berikut :
- Pada operasi floating arus Mingguan
yang mengalir ke baterai relatif Bulanan
kecil Tahunan
Namun demikian pemeriksaan
1.16.5. Jadwal Pemeliharaan
baterai secara rutin tiap hari tetap
Periodik Baterai
dilakukan oleh patroli operator
namun hanya bersifat fisik atau
Pedoman yang diterapkan secara visual, tidak menggunakan
untuk melakukan pemeliharaan
meter-meter yang rumit.
pada peralatan Instalasi adalah
bardasarkan pada SUPLEMEN,

70
Tabel 1-9. Pemeliharaan Mingguan (dalam keadaan operasi )

Peralatan /
Peralatan
No Kegiatan Material yang
Yang
. digunakan
Dipelihara
1 Sel Baterai Periksa kebersihan sel baterai. Bila - Check List
kotor bersihkan sel dan klemnya.
- Kuas Cat
Ukur Tegangan dan Berat jenis pada
- Sikat
sel yang dipilih atau ambil contoh /
sampel dari beberapa sel - Lap Kaos
Periksa arus pengisian dan ukur -Vaseline
tegangan total baterai. Netral
- Multi meter
2 Ruang Baterai Periksa kipas ventilasi, apakah normal,
jika tidak normal segera di perbaiki -Pengukur
tinggi
3 Elektrolit Periksa level dan suhu cairan elektrolit, Elektrolit
apakah normal? Jika tidak normal -Thermometer
sesuaikan dengan standar yang telah
ditentukan

4 Sekring / NFB Periksa apakah ada yang putus atau


trip

Tabel 1- 10. Pemeliharaan Bulanan (dalam keadaan operasi )


Peralatan /
Peralatan
No. Kegiatan Material
Yang
yang
Dipelihara
digunakan
1 Sel Baterai Ukur Tegangan dan Berat jenis di - Check List
seluruh sel pada kondisi charger Off
- Kuas Cat
(tidak operasi).
- Sikat
Ukur tegangan total.
- Lap Kaos
Periksa kebersihan sel baterai, bila kotor
bersihkan dan lapisi dengan vaseline -Vaseline
netral. Netral
Lakukan pengisian dengan mode - Multi meter
Equalizing.

71
2 Rangkaian Charger di Off-kan, ukur tegangan total
Baterai baterai untuk menguji open circuit (sirkuit
terbuka)

Tabel 1- 11. Pemeliharaan Tahunan (dalam keadaan tidak operasi )


Peralatan /
Peralatan
No. Kegiatan Material yang
Yang
digunakan
Dipelihara
- Check List
1 Sel Baterai Lakukan Pengujian Kapasitas : - Kuas Cat
Pengisian kembali dengan mode - Lap Kaos
Boosting -Vaseline Netral
- Multi meter
Rekondisi elektrolit baterai bila -Tang amper
hasil test kapasitas tidak baik DC
(bila diperlukan) - Alat Uji
Pengujian kadar potassium Kapasitas
karbonat, khusus pada baterai - Alat Uji kadar
yang telah berusia lebih dari 5 Potassium
tahun. Karbonate

72
1.17. Pengujian dan shooting pada melalui rangkaian control charger
DC Power sampai indikasi muncul.

Sistem DC Power pada unit Over Voltage Bateray. Untuk


pembangkit yang sering mengalami pengujian ini dilakukan dengan cara
permasalahan adalah pada baterai. menaikkan tegangan keluaran melaui
Terutama bateraiai jenis asam karena rangkaian control charger sampai
didalamnya terdapat larutan kimia indikasi muncul.
(elektrolit) yang tentu jika dipengaruhi AC Power Failure Untuk
kondisi lingkungan yang berubah- pengujian ini dilakukan dengan cara
ubah akan mempengaruhi berbagai melepas (meng-off-kan) MCB input
unsur baik level air, berat jenis, AC ke charger
temperatur elektrolitnya dan
sebagainya. Untuk peralatan lain Charger Failure 'Untuk
seperti sistem instalasi, panel-panel, pengujian ini dilakukan dengan cara
meter indikator, lampu indikator, melepas (meng-off-kan) MCB output
charger dan inverter biasanya jarang DC ke baterai.DC Fuse
terjadi masalah.
Failure, 'Untuk pengujian
1.17.1. Pengujian Indikator Charger dilakukan dengan cara melepas
(meng-off-kan) fuse output DC ke
Pengujian pada charger meliputi
baterai.
beberapa hal antara lain : Low
Baterai Indicator, AC Power Failure, Earth Fault Untuk pengujian ini
Over Voltage Bateray, Charger dilakukan dengan cara
Failure, DC Fuse Failure, Earth memindahkan posisi switch penguji
Fault, dan lain-lain. Pengujian DC Ground pada charger.
indikator bertujuan untuk mengetahui
apakah indikator tersebut bekerja Dalam pelaksanaan di lapangan,
sesuai dengan fungsinya ataukah alarm indikasi charger dapat
tidak sesuai. Beberapa pengujian dikatakan sesuai dengan standar
yang dapat dilakukan pada indikator apabila pada saat dilakukan
charger antara lain : pengujian (simulasi gangguan) pada
salah satu bagian charger tersebut,
Low Bateray Indicator . Untuk alarm dapat muncul dengan baik.
pengujian ini dilakukan dengan cara
menurunkan tegangan keluaran

73
Tabel 1 . 12 Trouble Shooting pada Charger

ALARM PENYEBAB CARA MENGATASI


AC Power Input circuit On-kan kembali saklar. MCCB mungkin trip
Failure breaker (MCCB) karena adanya arus Lebih (lonjakan arus
trip sesaat). Pada kasus ini: On-kan charger
dengan kontrol manual dan arus di set ke nol
(sesuai buku petunjuk pengoperasian)

Under Charger trip On-kan charger.


Voltage Periksa semua phasa dan perbaiki sistem
Bateray suplay AC

Suplay AC lepas Periksa semua phasa dan perbaiki sistem


suplay AC.

AC MCCB trip On-kan MCCB. Jalankan charger dengan


control manual, dan seting arus pada level nol.

Mini Fuse putus Ganti fuse, bila fuse putus , perbaiki hubungan
antar PCB

Under Tegangan output Bandingkan tegangan output charger dengan


Voltage tidak sesuai nilai yang ditunjukkan data sheet. Bila tidak
Bateray sesuai, setting ulang nilai tegangannya.

Pemakaian Hitung ulang pemakaian beban DC. Putuskan


Beban DC terlalu pemakaian beban DC. Ganti charger dengan
tinggi kapasitas arus output DC yang lebih tinggi.

Baterai habis Isi baterai, periksa level elektrolit baterai


Periksa baterai untuk gangguan short circuit
internal

Over Tidak berfungsi - Periksa seting charger.


Voltage nya charger, Putuskan rangkaian beban dari sumber
Bateray karena suplay tegangan.
tegangan yang
terlalu besar dari
rangkaian beban
ke baterai

Charger Charger mati On-kan charger


Failure

74
Suplay utama Periksa semua phasa dan perbaiki sistem
putus / hilang suplay AC

MCCB suplay On-kan kembali MCCB. On-kan charger


AC trip dengan kontrol manual dan arus diset ke nol
(sesuai buku petunjuk pengoperasian)

DC Fuse Mini Fuse putus Ganti fuse. Bila fuse putus lagi, periksa
Failure hubungan antar PCB. Bila rusak, maka
perbaiki. Periksa semua fuse dan cari fuse
yang putus dan cari penyebabnya

DC Fuse putus Ganti Fuse-nya

1.17.2. Pengujian Kapasitas baterai Waktu pengujian kapasitas


baterai ini biasanya dilakukan pada :
Kapasitas suatu baterai adalah
menyatakan besarnya arus listrik o Saat komisioning baterai ( Initial
(Ampere) baterai yang dapat disuplai Charge )
atau dialirkan ke suatu rangkaian luar
o Setelah 5 ( lima ) tahun beroperasi.
atau beban dalam jangka waktu
(jam) tertentu, unt uk memberikan o Berikutnya dilakukan setiap 1 tahun
tegangan tertentu. Kapasitas baterai sekali.
( Ah ) dinyatakan sebagai berikut :
C = Ix t Pada baterai alkali nickel-
cadmium (NiCd) umumnya kapasitas
Dimana :
baterai dinyatakan dalam C5 dan
C = Kapasitas baterai ( Ah )
untuk baterai Asam adalah C10.,
I = Besar arus yang mengalir
tujuan pengujian ini adalah untuk
(Ampere )
mengetahui kapasitas baterai yang
t = Waktu pemakaian ( Jam ).
sesungguhnya.
Pengujian kapasitas baterai Pelaksanaan pengujian
menggunakan kode atau istilah kapasitas baterai yang pada unit
dengan C.. Kode yang biasa pembangkit yang terpasang 1
digunakan adalah C3 , CS dan C,o. Hal (satu) unit baterai adalah sebagai
ini menyatakan besarnya kapasitas berikut :
baterai dalam Ah yang tersedia, yaitu 1. Mencatat data-data baterai
yang akan diuji.
o untuk C3 , waktunya selama 3 jam
2. Menyiapkan peralatan kerja
o untuk C5 , waktunya selama 5 jam dan alat uji.
3. Menyiapkan baterai cadangan
o untuk C,o, waktunya selama 10 jam
dan yakinkan siap operasi.
4. Siapkan Rectifier uji.
75
5. Melakukan manuver peminda- kan charger dan tunggu selama
han pasokan sumber DC 2 jam.
(Gambar 1.61) dengan uraian 15. Mengukur besarnya arus
manuver sebagai berikut pengisian ke baterai atau
Masukan NFB baterai menyetel besarnya arus/
cadangan (paralel). tegangan output charger.
Buka Fuse baterai yang 16. Mencatat tegangan seluruh sel
akan diuji. baterai selama pengisian
Baterai siap diuji. ber.langsung.
6. Melepas kabel pada terminal 17. Memeriksa/ mengukur
Positif clan Negatif baterai. temperatur sel baterai selama
7. Pertahankan level elektrolit berlangsung pengisian
baterai. (charging). Pengisian dihentikan
8. Kencangkan mur/baut yang apabila temperatur sel baterai
kendor pada seluruh sel telah mencapai 45C, tunggu
baterai. sampai suhu baterai menurun
9. Sambungkan alat uji ke baterai dan lanjutkan pengisian.
( lihat gambar 1.62 clan 1.63 ). 18. Pelaksanaan Pengujian
10. Pelaksanaan Pengujian (discharge ) tahap 2.
(Discharge ) menggunakan alat 19. Selanjutnya lakukan seperti
BCT2000 atau BTS100. urutan pekerjaan nomor 11 s/d
11. Ukur suhu pada sampel sel 13
baterai secara random. 20. Bila hasil uji Ecapasitas baterai
12. Khusus bila menggunakan alat < 50 % maka lakukan
uji Merk ISA, BTS 100 catat pengecekan potasium karbonat
penurunan tegangar per sel 21. Bila kandungan potasium
pada seluruh sel baterai. karbonat < 75 gram/liter lakukan
13. Bila tegangan per sel < 1 volt rekondisi, jika > 75 gram/liter
(mendekati nol), maka sel baterai harus diganti. (Lihat
baterai diindikasikan rusak. Tabel Standar Batas maksimum
14. Bila hasil uji kapasitas baterai < kadar K2C03)
50% maka lakukan pengisian 22. Bila hasil uji kapasitas baterai >
kembali sebesar 140 % x 50 % maka baterai dapat
kapasitas, setelah penuh off- dioperasikan kembali / masuk
ke sistem.

76
Gambar 1.61. Pengujian pada baterai yang terpasang 1 unit

Pelaksanaan pengujian gambar 1.62 ) dengan uraian


kapasitas baterai yang pada unit manuver sebagai berikut :
pembangkit yang terpasang 2 Manuver Pembebasan Baterai
( dua ) unit baterai adalah sebagai Unit 1 yang akan di uji
berikut : kapasitasnya yaitu:
1. Mencatat data-data baterai Masukan NFB Rel DC
yang akan diuji. (Rectifier Unit 1 dan 2 paralel
2. Menyiapkan peralatan kerja sesaat )
dan alat uji. Keluarkan NFB out going Unit 1
3. Melakukan manuver pemindah- Keluarkan NFB incoming Unit 1
an pasokan sumber DC dengan Off-kan Rectifier Unit 1
cara bergantian. Bila Unit 1 di
uji, maka unit 2 memasok ( Baterai Unit 1 bebas tegangan dan
sumber DC ke beban ( lihat siap dilakukan.test kapasitas ).

77
Gambar 1.62. Pengujian pada Baterai yang terpasang 2 Unit.

4. Membuka fuse baterai. penurunan tegangan per sel


pada seluruh sel baterai.
5. Melepas kabel pada terminal
Positif dan Negatif baterai. 12. Bila tegangan per sel < 1 volt
(mendekati nol), maka sel baterai
6. Memeriksa level cairan elektrolit
diindikasikan rusak.
seluruh sel baterai
13. Bila hasil uji kapasitas baterai <
7. Memeriksa kekecangan mur
50 % maka takukan pengisian
baut peda seluruh sel baterai.
kembali sebesar 140% x
8. Penyambungan alat uji ke kapasitas, setelah penuh off-kan
baterai charger dan tunggu selama 2
9. Pelaksanaan Pengujian jam.
(Discharge) menggunakan alat 14. Mengukur besarnya arus
BCT2000 atau BTS100 pengisian ke baterai atau
10. Ukur suhu pada sampel sel menyetel besarnya arus /
baterai secara random. tegangan output charger.

11. Khusus bila menggunakan alat


uji Merk ISA, BTS 100 catat

78
15. Mencatat tegangan seluruh sel Standar yang digunakan dalam
baterai selama pengisian melaksanakan pengujian kapasitas
berlangsung. baterai mengacu pada karakteristik
baterai yang akan diuji antara lain
16. Memeriksa / mengukur
sebagai berikut :
temperatur sel baterai selama
berlangsung pengisian ( charging
). a) Parameter Test

17. Pengisian dihentikan apabila Besarnya arus pengosongan


temperatur sel baterai telah / discharge, contoh untuk
mencapai 45C, tunggu sampai baterai alkali : 0,2 x kapasitas
suhu baterai menurun dan baterai dan baterai asam :
lanjutkan pengisian. 0,1 x kapasitas baterai.

18. Pelaksanaan Pengujian Setting waktu pengosongan,


(Discharge ) tahap 2. contoh untuk baterai alkali : 5
jam dan untuk baterai asam :
19. Selanjutnya lakukan seperti 10 jam.
urutan pekerjaan nomor 9 sld 11
Tegangan akhir
20. Bila hasil uji kapasitas baterai < pengosongan per-sel,
50 % maka lakukan pengecekan contoh untuk baterai alkali : 1
potasium karbonat volt dan untuk baterai asam :
21. Bila kandungan potasium 1,8 volt
karbonat < 75 gram/liter lakukan Baterai alkali sebesar 1 volt
rekondisi, jika > 75 gram / liter clan untuk baterai asam
baterai harus diganti. sebesar 1,8 Volt.
22. Bila hasil uji kapasitas baterai >
50 % maka baterai dapat Standar Kapasitas
dioperasikan kembali / masuk ke
Baterai baik : 80 %
sistem.
Baterai kurang baik : < 80%

79
Gambar 1.63. Penyambungan alat uji ke baterai menggunakan alat uji
Merk Albert - type BCT-128

Gambar 1.64. Penyambungan alat uji ke baterai menggunakan alat uji


Merk ISA - type BTS-100 Plus

80
1.17.3. Pengujian kadar Potassium Peralatan yang digunakan
Carbonate ( KZC03 ) dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut :
Dalam melaksanakan - 1 bh Pipet ukuran 5 ml clan pipet
pemeliharaan tahunan pada baterai filler
diantaranya adalah pengujian
kapasitas, dari hasil test tersebut - 1 bh pipet kecil
belum menjadi jaminan bahwa - 1 bh gelas Berker ukuran 250 ml
kondisi baterai tidak baik, sehingga
perlu ada usaha usaha lain yang - 1 bh gelas Erlenmeyer ukuran
perlu diakukan yaitu dengan cara 500 ml
melakukan pengisian kembali dan - 1 bh corong diameter 5 cm
menguji ulang baterai tersebut.
Apabila masih tetap kondisi tidak - 1 bh washing bottle uk. 1000 ml
baik idealnya baterai tersebut - 1 bh sarung tangan karet
diganti, tetapi hal ini dianggap tidak
efisien. Salah satu upaya yang - 1 bh gelas Burette kapasitas 25m1
dilakukan sebelum beterai diganti - 1 tube obat tetes mata (untuk P3K)
adalah dengan melaksanakan
rekondisi pada baterai atau
mengganti cairan elektrolitnya. 1. Bahan Kimia yang Digunakan
Bahan kimia yang digunakan
Dalam melaksanakan rekondisi dalam pengujian ini adalah :
seringkali juga masih didapatkan
- 1 botol ukuran @ 250 ml
hasil yang tidak memuaskan
phenolphtalein (Reagent A)
sehingga tidak berdaya guna dalam
meningkatkan kondisinya, oleh - 1 botol ukuran @ 250 ml methyl
karena itu dari hasil pengujian orange (Reagent B)
kandungan potassium karbonat
- 1 botol ukuran @ 1000 ml Hydro
(KZC03) pada cairan elektrolit
Chloric Acid (HCl)
baterai dapat ditentukan apakah
baterai bila direkondisi dapat - 1 liter air distillate (H2O)
meningkat kondisinya atau tidak,
sebelum mengganti baterai dengan 2. Pelaksanaan Pengukuran
yang baru.
Untuk satu unit baterai, sampel
diambil dengan cara mengambil
Adapun Tujuan pengujian beberapa tetes larutan elektrolit tiap
kandungan potassium carbonate sel baterai hingga terkumpul sekitar
(K2C03) adalah untuk memperoleh 200 ml elektrolit.
infomasi apakah elektrolit baterai
masih efektif. untuk direkondisi atau Pembuatan 50 ml larutan HCL 10 %
sudah tidak efektif lagi untuk - Dengan memakai gelas ukur
direkondisi. 250 ml, masukkan 50 ml air
murni ke gelas Prlenmeyer

81
Kemudian dengan memakai pipet permukaanr,ya dengan tanda "
5 ml, masukkan 5 ml HCL pekat p"
ke gelas erlenmeyer lalu aduk g. Tambahkan sedikit bubuk methyl
secukupnya orange ke dalam larutan bening
Larutan tersebut cukup untuk satu pada gelas Erlenmeyer hingga
kali pengujian berubah warna menjadi kuning
Untuk pembuatan larutan yang jernih
lebih banyak dapat dilakukan
dengan ketentuan setiap 10 h. Sambil mengocok perlahan
bagian H20 ditambah dengan 1 gelas Erlenmeyer, perlahan
bagian HCL. teteskan HCL 10 % dari gelas
burette sampai larutan dalam
3. Pengukuran gelas Erlenmeyer berubah
warna menjadi ' orange
Prosedur pengukuran i. Bacalah jumlah HCL 10 % yang
dilaksanakan sebagai berikut : teiah dipakai pada gelas burette
dan catatlah batas
a. Isilah gelas burette dengan HCL
permukaannya dengan tanda "
10 % sampai penuh (larutan
m"
sampai pada batas titik nol)
j. Dari langkah - langkah tersebut
b. Dengan menggunakan pipet,
kandungan KZC03 dari sampel
teteskan 5 ml larutan sampel
dapat diketahui dengan rumus :
(Potassium hydroxide) ke gelas
erlenmayer
69,1
c. Masukkan 50 ml (Dengan ( m- p ) x 2 x ( gr/liter)
5
mengguna- kan pipet) air murni
(H20) ke dalam gelas
Untuk memudahkan dan
Erlenmeyer
mempercepat penghitungan pada
d. Tambahkan beberapa tetes langkah 10 ini, disediakan Tabel
phenolphtalein ke dalam larutan Standar Kandungan K2C03
tersebut hingga berubah warna sehingga hanya perlu diketahui
menjadi ungu. nilai titik "m" dan "p" saja.
e. Sambil mengocok perlahan
gelas Erlenmeyer, perlahan Langkah-langkah pengujian
teteskan HCL 10 % dari gelas kadar K2C03 sebagai berikut :
burette sampai larutan dalam
gelas Erlenmeyer berubah a. Isilah gelas burette dengan
warna menjadi bening (tanpa HCl 10% sampai penuh
warna) (larutan sampai pada batas
titik nol)
f. Bacalah jumlah HCL 10 % yang b. Masukkan 50 ml air murni
telah dipakai pada gelas burette (H2O) pada gelas berker,
dan catatlah batas kemudian teteskan 5 ml

82
larutan sampel yang diambil gelas Erlenmeyer berubah
dari sel baterai dengan warna menjadi orange.
menggunakan pipet filter. k. Hitung dan catat kembali
Setelah diaduk secukupnya banyaknya HCl 10% yang
tuangkan ke gelas terbuang dan tandai dengan
Erlenmeyer. titik dan ketik m
c. Tambahkan beberapa tetes l. Masukkan angka yang didapat
phenolphtelein kedalam kedalam rumus yang sudah
larutan tersebut hingga tersedia dan hitung
berubah warna menjadi ungu. kandungan pottasium
d. Sambil mengocok perlahan carbonate (K2C03).
gelas Erlenmeyer, teteskan
HCl 10% dari gelas burette Dari hasil pengukuran
perlahan-lahan sampai larutan kandungan pottasium carbonate
dalam gelas Erlenmeyer (K2C03), dapat memberikan
berubah warna menjadi informasi dan pertimbangan
bening (tak berwarna lagi). bahwa jika hasil ukur kadar
e. Segera tutup kran gelas pottasium carbonate (K2C03)
burette setelah larutan pada 100 gr/liter, maka rekondisi
gelas Erlenmeyer berubah elektrolit baterai adalah langkah
menjadi bening. yang tepat. Namun jika hasil uji
f. Hitung dan catat banyaknya kadar pottasium carbonate
HCl 10% yang terbuang dan (K2C03) 100 gr/liter, maka
tandai dengan titik dan ketik langkah yang tepat adalah usulan
p. penggantian baterai dengan
g. Bubuhkan sedikit Methyl baterai yang baru.
Orange kedalam gelas
Erlenmeyer sehingga larutan
berubah warna menjadi kuning 4. Hasil Pengukuran
bening. Untuk menentukan kadar
h. Kocok perlahan agar larutan Pottasium Carbonate (K2C03) dari
yang baru berubah warna hasil nilai (m - p) dapat dilihat pada
menjadi lebih homogen. tabel dihalaman berikut ini.
i. Teteskan kembali larutan HCl
10% dari gelas burette
kedalam gelas Erlenmeyer
hingga larutan berubah warna
menjadi orange.
j. Segera tutup kran pada gelas
burette setelah larutan pada

83
Tabel 1. 13. Kandungan Pottasium Carbonate (K2C03) pada elektrolit baterai.

Nilai Kandungan K2C03 Nilai Kandungan K2C03


(m p) ( gr / liter ) (mp) ( gr / liter )

0,1 2,764 2,6 71,864


0,2 5,528 2,7 74,628
0,3 8,292 2,8 77,392
0,4 11,056 2,9 80,156
0,5 13,82 3 82,920
0,6 16,584 3,1 85,684
0,7 19,348 3,2 88,448
0,8 22,112 3,3 91,212
0,9 24,876 3,4 93,976
1 27,64 3,5 96,740
1,1 30,404 3,6 99,504
1,2 33,168 3,7 102,268
1,3 35,932 3,8 105,032
1,4 38,696 3,9 107,796
1,5 41,46 4 110,560
1,6 44,224 4,1 113,324
1,7 46,988 4,2 116,088
1,8 49,752 4,3 118,852
1,9 52,516 4,4 121,616
2 55,28 4,5 124,380
2,1 58,044 4,6 127,144
2,2 60,88 4,7 129,908
2,3 63,572 4,8 132,672
2,4 66,336 4,9 135,436
2,5 69,1 5 138,2

84
Setiap produsen pembuat baterai menentukan standar maksimum yang
diijinkan terhadap kadar Pottasium Carbonate (K2C03) seperti pada tabel 1.14
berikut :

Tabel 1.14. Standar maksimum yang diijinkan terhadap kadar Pottasium


Carbonate (K2C03)

Produsen Standar Kadar Maksimum

Furukawa Battery 75 gram / liter

Friwo Battery 75 gram / liter

Saft 100 gram / liter

Nife 100 gram / liter

Sab Nife 100 gram / liter

5. Rekondisi Baterai lama ( selama 20 menit ) atau


langsung akan diganti elektrolit,
Tujuan rekondisi baterai adalah
maka tidak perlu pengosongan
suatu usaha untuk meningkatkan
energi. ( Referensi dari : Nife
kembali kapasitas baterai atau
Nickel Cadmium Battery )
memperbaiki dan mengembalikan
proses kimia didalam sel baterai d. Pembongkaran sel baterai.
dengan cara melakukan penggantian e. Membersihkan kontainer,
elektrolit. Dari hasil overhaul tersebut konektor antar sel atau rak dan
diharapkan dapat mengembalikan ke membersihkan rak baterai.
karakteristik semula atau dapat
memperpanjang masa pakai atau f. Pembuangan dan penggantian
usia baterai. cairan elektrolit satu persatu.
g. Merangkai kembali baterai pada
6. Cara Pelaksanaan. raknya.
Tahapan Pelaksanaan R'ekondisi h. Pengisian kembali ( 140% x
Baterai adalah sebagai berikut : kapasitas )

a. Mempersiapkan cairan elektrolit i. Test kapasitas ( Discharge ).


j. Pengisian kembali ( 140% x
b. Pengosongan energi sampai kapasitas )
tegangan akhir per sel.
k. Pengoperasian ke sistem.
c. Apabila, setelah cairan elektrolit
dibuang tidak akan disimpan

85
Gambar 1.60. Pembuangan cairan elektrolit baterai

Gambar 1.61. Penggantian Elektrolit, Membersihkan Kontainer Baterai dan


Pengeringan

86
Gambar 1. 62. Pembersihan Terminal Sel Baterai, Klem, Baut dan
Pengecatan Rak

Charging (Pengisian)

Discharge (Test Kapasitas)

Gambar 1.63 Pengisian (Charging) dan Test Kapasitas setelah Rekondis

87
7. Standar Rekondisi Baterai kerusakan pada sel tersebut dapat
mempengaruhi keamanan dan
Pelaksanaan rekondisi baterai
keandalan operasional baterai.
didasarkan pada beberapa kriteria
Umumnya kerusakan pada sel
pemeriksaan, sehingga dapat
baterai antara lain :
dijadikan standar atau acuan
sebelum dilakukan rekondisi pada a) Retak pada bagian atas sel
baterai antara lain sebagai berikut :
b) Cairan elektrolit Bocor
a. Hasil Test Kapasitas dinyatakan
c) Korosif pada terminal atau
baik ( Standard > 80% )
sambungan kabel Drat pada
b. Charger Discharge minimal 2 terminal baterai rusak
kali, hal ini bertujuan untuk
meyakinkan apakah baterai Cara Pelaksanaan
kondisi tidak baik atau under
Pelaksanaan pemeriksaan fisik
charge.
pada beterai dilakukan secara visual
c. Pengukuran berat jenis elektrolit pada kontainer atau pada komponen
sel baterai yaitu :
d. Pemeriksaan fisik.
a. Kontainer
e. Pemeriksaan kondisi elektrolit
dengan cara pengujian kadar b. Mur baut terminal baterai
potasium karbonat. (terminasi)
(Rekomendasi dari baterai merk
c. Kabel sambungan antar rak
Friwo : Bila tiap 1 liter cairan
baterai.
elektrolit sudah mengandung
karbon seberat 75 gram, maka
elektrotit harus diganti.
f. Kondisi Plat-plat aktif sel baterai.
g. Hasil pengukuran temperatur
elektrolit pada saat charging.
h. Usia baterai dll.

Pemeriksaan fisik baterai


Tujuan melakukan pemeriksaan
fisik pada baterai adalah untuk
mengetahui keadaan sel baterai
berikut sambungan antar sel dimana

88
Contoh baut terminal yang korosif

Terminal sel baterai menonjol akibat Kontainer Sel Baterai Retak


desakan dari dalam sel

Gambar 1.64. Beberapa Contoh Temuan pada Sel Baterai yang Abnormal
Kontainer Sel Baterai Pecah

89
1.18. Trouble Shooting
Untuk melacak kerusakan baterai dapat dilakukan dengan urutan seperti
tabel 1 .15. berikut.

Tabel 1.15 Trouble Shooting


Kemungkinan
Masalah Cara Penanggulangan
Penyebab

Penurunan Kandungan Karbon Lakukan pengosongan baterai dan


Kapasitas dalam elektrolit ganti elektrolit rendah & lakukan
rekondisi
Float charging dalam
waktu lama Lakukan pelatihan, bila kapasitas < 80
% lakukan rekondisi
Permukaan elektrolit
terlalu rendah Tambahkan aquades hingga level
antara Min Max, lakukan pelatihan
atau rekondisi

Penurunan Satu atau beberaoa sel Ganti dengan sel yang baru
kapasitas atau open sirkuit
Bersihkan permukaan kontak
gagal total
Konektor antar sel,
Kencangkan konektor antar sel
konektor antar rak atau
dengan 16Nm. Kencangkan konektor
terminal sel berkarat
antar rak dengan 20 Nm atau ganti
atau putus
konektor dengan yang baru.
Kerusakan pengaman
Perbaiki dan ganti dengan yang baru.
lebur / pemisah

Penguapan Vent-plug bocor, sel Kencangkan Vent-plug, ganti dengan


terlalu bocor sel yang baru
berlebihan
Tegangan Charging Turunkan tegangan floating hingga 1,4
Penguapan sel terlalu tinggi. -1,45 Volt per Sel
terlalu
Tegangan sel tidak Batasi boost charging tidak lebih dari 7
berlebihan
merata jam. Lakukan rekondisi
atau mendidih
Float charging dalam
Tegangan sel Lakukan boost charging, bila
waktu lama
tidak merata diperlukan lakukan pelatihan atau
Level elektrolit terlalu
rekondisi.
Elektolit tinggi pada saat
berhamburan charging awal. Batasi level Min - Max tetelah charging
keluar awal selesai.

90
Berbusa Densitas elektrolit Lakukan pengosongan baterai
selama rendah akibat sesuaikan BJ elektrolit, kemudian
charging penambahan aquades lakukan rekondisi, bila tetap berbusa,
yang berlebihan. ganti dengan sel yang baru
Tampak benda
asing didalam Aquades tidak bersih Lakukan pengosongan pada baterai
elektrolit atau atau bahkan tercemar dan ganti elektrolit atau lakukan
perubahan asam. rekondisi.
warna
elektrolit
Tampak Densitas elektrolit Lakukan pengosongan pada
rontokan terlaiu pekat karena baterai dan ganti elektrolit clan
material aktif penam bahan lakukakn rekondisi.
didalam sel elektrolit dengan
KOH
Meledak atau Suhu elektrolit terlalu Sesuaikan kapasitas charger
terjadi tinggi pada saat dengan kapasitas baterai.
deformasi pengisian( charging ) Perhatikan batasan arus charging
& suhu maksimum yang diijinkan
oleh pembuat baterai
Elektrolit kosong, Periksa dan perbaiki charger dan
charger gagal ganti dengan sel yang baru.
sehingga terjadi
tegangan lebih.
Vent-plug tersumbat
terminal kendor dan
terjadi arching

Terjadi Terdapat sel yang Keringkan Rak baterai dan ganti


hubung tanah bocor. sel yang bocor.
DC
kerusakan pada auxelery dan alat-
1.18.1. Kinerja Baterai alat bantu elektrik serta kerusakan
pada sisi TT/TM.
Kerusakan Peralatan pada
instalasi Gardu Induk dan
Transmisi setiap saat bisa terjadi Kerusakan peralatan instalasi
baik yang disebabkan oleh sumber yang sifatnya controllable tersebut
qangguan dari luar (uncontrollable) dipicu oleh suatu kondisi
atau sumber gangguan pada pengoperasian yang kurang
peralatan itu sendiri (controllable), sempurna atau manajemen
atau bila dilihat dari jenis pemeliharaan yang tidak
penyebabnya dapat terjadi karena terlaksana dengan terpadu antara
perencanaan dan pelaksana (lihat
91
diagram manajement pemelihara- Permukaan terminal korosif/
an). terlepas.
Bagian atas sel retak/
Bila ditinjau dari akibat
berlubang
kerusakan pada peralatan instalasi
Gardu Induk clan Transmisi maka Sel baterai bocor
kerusakan yang terjadi dapat
Ring isolasi antara elektroda
dikelompokan menjadi kerusakan
dengan body
besar/parah (major) clan
kerusakan kecil/ringan (minor). Mur baud pada terminal
berkarat atau drat rusak
1. Kerusakan Major
Permukaan pada terminal
tidak rata/rusak akibat
Adalah kerusakan internal loncatan bunga api.
baterai yang mengakibatkan
penurunan kapasitas baterai
Dengan data-data tersebut,
sampai 50% dari kapasitas awal
maka untuk periode pemantauan
berdasarkan hasil pengujian,
yang ditentukan dapat dihitung :
dengan kondisi tersebut
menyebabkan baterai tidak dapat Jumlah peralatan yang
optimal melayani beban. terpasang per merk [ Satuan ]
Jumlah total kerusakan yang
Misalnya : Kerusakan pada sel
pernah terjadi untuk setiap
baterai, kandungan potasium
merk sampai dengan periode
dalam elektrolit tidak sesuai,
pemantauan [Kali]
elektroda rontok.
3. Historical Alat / Sejarah
2. Kerusakan Minor
Alat
Adalah kerusakan Kecil yang
menyebabkan kapasitas baterai Sejarah alat adalah fiie yang
turun sampai dengan 80% atau sangat diperlukan untuk mengetahui
terjadi kerusakan fisik pada sel unjuk kerja atau tingkat keberhasilan
baterai tetapi tidak mengganggu produksi alat dan pemeliharaan pada
operasi. Misalnya : alat tersebut (dalam hal ini baterai)
atau secara umum adalah sistem DC
Keretakan casing
Power.
Kerusakan terminal
Terjadi benjolan pada dinding Manajemen aset dan manajemen
sel gangguan yang terpadu dan selalu
online sang diperlukan untuk
Elektroda menonjol mengumpulkan data yang diperlukan
karena sejarah alat adalah
Sel baterai pecah / meledak
kumpulan data marcatat baterai

92
mulai dari mulai factory test di Tindakan pencegahan
pabrik sampai dengan saat kerusakan baterai
dioperasikan terakhir kalinya,
sehingga dari data tersebut dapat Tindakan kebijakan pola
dilakukan evaluasi analisa dan pemeliharaan
pengkajian dan tindakan untuk Merekomendasikan
menghindari atau mencegah pengadaan baterai baru
terjadinya kerusakan mayor atau
minor pada baterai tersebut. Strategi effisiensi biaya

Sejarah alat atau baterai 4. Komisioning Baterai Baru
mencatat hal-hal sebagai berikut :
Untuk menjaga mutu terhadap
1. Data faktory test baterai di baterai yang diterima oleh PLN,
pabrik I vendor maka harus dilakukan pengujian
2. Data pengiriman clan kapasitas, hal tersebut dimaksudkan
pembongkaran di side untuk mengantisipasi apabila terjadi
kelainan pada baterai sebelum
3. Data proses comisioning diterima, selain itu juga untuk
4. Data TBM atau pemeliharaan mengetahui kebenaran
rutin karakteristiknya.

5. Data pemeriksaan rutin 5. Lingkup Pekerjaan


6. Data Pelaksanaan komisioning pada
troubleshooting/kerusakan baterai baru meliputi kegiatan
minor/ mayor termasuk sebagai berikut :
recondisioning.
Pemeriksaan fisik sel baterai
7. Data biaya pemeliharaan Merangkai baterai
Pengisian muatan (Charging )
Bila data sejarah tersebut
dapat dilihat secara on line maka Pengosongan muatan
manajement pemeliharaan dapat (Discharge / Test Kapasitas )
melakukan evaluasi dan kajian Pengisian Muatan kembali.
thd kinerja baterai tersebut clan Pembongkaran
menyimpulkan halal sebagai
berikut : Pengepakan.

Tingkat kerusakan 6. Karakteristik Test


baterai setiap merk
Parameter Test yang
Jenis kerusakan baterai dilaksanakan dalam pengujian
setiap merk baterai baru berbeda dengan
Penurunan kenerja pengujian seperti pada baterai yang
baterai setiap merk sudah beroperasi yaitu harus
mengacu pada : persyaratan teknis

93
yang ditentukan sesuai yang tertuang
dalam surat perjanjian / kontrak
antara lain :
- Besarnya arus pengosongan
(discharge )
- Waktu / lama pengujian
- Tegangan Akhir penyujian
per-sel.

7.Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan komisioning pada
baterai baru meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a. Pengangkutan baterai dari
gudang kelokasi test
b. Pembongkaran dari peti kemas
c. Merangkai baterai
d. Charging (Pengisian)
e. Discharge (Test Kapasitas)
f. Pengepakan (Kemas)

Standar
Standar Quality Control pada
baterai baru adalah sebagai
berikut :
a. Hasil Test kapasitas : 80%
b. Karakteristik pembebanan
sesuai type / jenis baterai.
c. Fisik sel baterai baik / tidak
ada tanda-tanda kerusakan.
d. Temperatur sel baterai pada
saat charge discharge normal
( sesuai brosur ). Apabila hasil
pemeriksaan tidak memenuhi
standar, maka sebelum
diterima oleh PLN sel tersebut
harus diganti.

94
1.19 KESELAMATAN KERJA oleh bahaya yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Untuk itu keselamatan dan
Peralatan pengaman (safety )
kesehatan kerja pada bab ini
yang harus disiapkan untuk
secara khusus membahas hal-hal
keselamatan kerja ini antara lain:
yang berkaitan dengan
Sepatu Pengaman ( Safety
keselamatan dan kesehatan kerja
Shoes)
pada Pemeliharaan DC Power,
yang meliputi peralatan-peralatan Topi Pengaman ( Helmet )
pengaman yang diperlukan pada Kacamata Pengaman
pekerjaan-pekerjaan untuk instalasi Masker
listrik dan panel listrik DC, charger Sarung Tangan Karet
dan baterai. Disamping itu Sedangkan aturan keselamatan
disampaikan juga aturan-aturan kerja yang harus dipatuhi dan
yang berlaku secara umum. Namun ditaati oleh setiap personil didalam
untuk mengingatkan kembali akan pelaksanaan pekerjaan yang
kami berikan beberapa tentang sifatnya rutin maupun non rutin
keselamatan dan kesehatan kerja. adalah :
a. Siapkan peralatan sesuai
1.Dasar-dasar Keselamatan Kerja dengan kebutuhan dan
Dasar-dasar Keselamatan dan penggunaannya.
Kesehatan Kerja (K3) di PT PLN b. Siapkan Dokumen yang
(Persero) adalah berdasarkan : diperlukan guna kepentingan
Undang-Undang K3 No.1 keselamatan kerja.
Tahun 1970
Pengumuman Direksi PLN No. c. Pastikan langkah-langkah yang
023/PST/75 akan dilakukan sudah siap dan
sesuai dengan prosedur yang
Surat Edaran (SE) Direksi PLN
ditetapkan.
No. 005/PST/82
Instruksi Direksi No. 002/84. d. Gunakan perlengkapan
keselamatan kerja seperti
2. Definisi Keselamatan Kerja disebutkan diatas, baik sepatu,
helm, kacamata, masker dan
Keselamatan kerja adalah
sarung tangan karet.
suatu kegiatan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja di e. Gunakan peralatan kerja yang
lingkungan kerja dan dalam ada isolasinya dan dijamin
keadaan bekerja. keselamatanya.
f. Jangan pernah bekerja seorang
3. Definisi Kecelakaan kerja diri, setidaknya berdua
Kecelakaan kerja adalah suatu g. Pastikan rangkaian listrik tidak
kecelakaan yang terjadi pada bertegangan (power off) jika
seseorang karena hubungan kerja bekerja pada area yang harus
dan memungkinkan disebabkan aman dari arus listrik.

95
h. Sebagai tindakan pencegahan, peralatan harus dicuci dengan
lakukan grounding peralatan air biasa / air hangat
ataupun discharge circuit
c. Pastikan ruangan pengujian
sebelum memulai pekerjaan.
mempunyai ventilasi yang
i. Lakukan pengamatan, baik
pemeriksaan dan analisa
d. Gunakan selalu peralatan
sebelum melakukan suatu
keselamatan kerja karena
pekerjaan atau tindakan.
bahan - dahan kimia yang
j. Harus mengetahui efek dari digunakan sangat
pekerjaan yang akan kita berbahaya dan beracun
lakukan. bagi makhluk hidup
k. Mengetahui tempat e. Jangan membuang limbah
penyimpanan kelengkapan fire hasil pengukuran
fighting dan bisa disembarang tempat karena
menggunakannya saat limbah tersebut tetap
diperlukan. beracun bagi makhluk hidup
l. Sudah familiar dengan f. Sesudah pengujian simpan
peralatan kerja yang akan bahan - bahan kimia
digunakan, baik secara tersebut ditempat yang
prosedur maupun cara kering, terlindung dari sinar
pemakaiannya. matahari langsung, dan
tertutup rapat.
m. Bersihkan alat kerja dan tempat
kerja setelah selesai melakukan
pemeliharaan atau pemeriksaan
n. Letakkan peralatan kerja sesuai
dengan tempatnya masing-
masing setelah selesai
melakukan pekerjaan.
o. Patuhi dan taati aturan dan
prosedur yang berlaku demi
keselematan dan kesehatan
kerja kita.

4. Prosedur Keselamatan Kerja

a. Seluruh peralatan, bahan kimia


dan prosedur pengukuran ini
hanya untuk Batere NiCd saja,
tidak untuk Batere asam
b. Sebelum dan sesudah
pengujian dilakukan semua
96
96
BAB II
PENGUKURAN LISTRIK

2.1. Pengertian Pengukuran dengan baik pula. Setiap alat harus


diketahui dan diyakini cara
Pengukuran adalah suatu
kerjanya. Dan harus diketahui pula
pembandingan antara suatu
apakah alat-alat yang akan
besaran dengan besaran lain yang
digunakan dalam keadaan baik dan
sejenis secara eksperimen dan
mempunyai klas ketelitian sesuai
salah satu besaran dianggap
dengan keperluannya.
sebagai standart. Dalam
pengukuran listrik terjadi juga
Jadi jelas pada pengukuran
pembandingan, dalam pembanding-
listrik ada tiga unsur penting yang
an ini digunakan suatu alat Bantu
perlu diperhatikan yaitu :
(alat ukur). Alat ukur ini sudah
- cara pengukuran
dikalibrasi, sehingga dalam
- orang yang melakukan
pengukuran listrikpun telah terjadi
pengukuran
pembandingan. Sebagai contoh
- alat yang digunakan
pengukuran tegangan pada
jaringan tenaga listrik dalam hal ini
Sehubungan dengan ketiga hal
tegangan yang akan diukur
yang penting ini sering juga harus
diperbandingkan dengan
diperhatikan kondisi dimana
penunjukkan dari Volt meter.
dilakukan pengukuran, seperti
suhu, kelembaban, medan magnet,
Pada pengukuran listrik dapat
dll. Mengenai alat ukur itu sendiri
dibedakan dua hal :
penting diperhatikan mulai dari
a. Pengukuran besaran listrik,
pembuatannya sampai
seperti arus (ampere), tegangan
penyimpanannya. Karena sejak
(Volt), daya listrik (Watt), dll
pembuatannya, alat itu ditentukan
b. Pengukuran besaran non listrik,
ketelitiannya sesuai dengan yang
seperti suhu, luat cahaya,
dikehendaki. Setelah itu dalam
tekanan , dll.
pemakaian, pemeliharaan dan
penyimpanan memerlukan
Dalam melakukan pengukuran ,
perhatian kita agar ketelitiannya
pertama harus ditentukan cara
tetap terpelihara.
pengukurannya. Cara dan
pelaksanaan pengukuran itu dipilih
Hal-hal yang penting
sedemikian rupa sehingga alat ukur
diperhatikan pada pengukuran
yang ada dapat digunakan dan
listrik
diperoleh hasil dengan ketelitian
seperti yang dikehendaki. Juga cara
itu harus semudah mungkin, Cara pengukuran harus
benar
sehingga diperoleh efisiensi
Pada pengukuran listrik
setinggi-tingginya. Jika cara
pengukuran dan alatnya sudah terdapat beberapa cara Pilih
ditentukan, penggunaannya harus cara yang ekonomis

97
- Alat ukur, harus dalam keadaan - Besaran turunan: besaran yang
baik : diturun- kan dari besaran-besaran
- Secara periodik harus dicek dasar. Jadi merupakan kombinasi
(kalibrasi) dari besaran dasar.
- Penyimpanan, transportasi alat - Besaran pelengkap : besaran
harus diperhatikan yang diperlukan untuk
- Operator (Orang) Harus teliti membentuk besaran turunan.
- Keadaan dimana dilakukan
pengukuran harus diperhatikan Satuan
- Jika diperlukan laporan ,
Satuan adalah ukuran dari
maka pencatatan hasil
pada suatu besaran. Sistem satuan
pengukuran perlu
dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
mendapat perhatian
- Untuk catatan digunakan buku
Sistem satuan metrik (universal),
tersendiri
yaitu :
- Gunakan FORMULIR tertentu
2.2. Besaran ,satuan dan Satuan Panjang dalam meter
dimensi (m). Satu meter (1 m) didefinisikan
sepersepuluh juta bagian dari jarak
Alat ukur adalah alat yang dapat antara kutub dan katulistiwa
digunakan untuk mendapatkan / sepanjang meredian yang melewati
mengetahui hasil perbandingan Paris.
antara suatu besaran / ukuran Pada tahun 1960 satuan
yang ingin diketahui dengan panjang meter didefinisikan
standar yang dipakai. Fungsi kembali lebih teliti dan dinyatakan
penting dari alat ukur baik alat ukur dalam standard optik yang disebut
listrik maupun mekanik adalah radiasi merah jingga dari sebuah
untuk mengetahui nilai yang telah atom Krypton. Sehingga Satu (1)
ditentukan sebagai batasan laik meter sama dengan 1.650.763,73
atau tidaknya peralatan / jaringan panjang gelombang radiasi merah
akan dioperasikan. jingga dari atom Krypton-86 dalam
ruang hampa.
Dalam pengukuran kita Satuan Massa dalam gram (g).
membandingkan suatu besaran Satu gram (1 gram) didefinisikan
dengan besaran standard. massa 1 cm kubik air yang telah
Sehingga dalam pengukuran perlu disuling dengan suhu 4 derajat
mengetahui besaran, satuan dan Celcius (C) dan pada tekanan
dimensi. udara normal (760 mm air raksa
Besaran atau Hg).
Besaran adalah sesuatu yang Satuan Waktu dalam sekon (s).
dapat diukur. Besaran terdiri dari : Satu sekon (1sekon) didefinisikan
- Besaran dasar : besaran yang sebagai 1/ 86400 hari matahari
tidak tergantung pada besaran rata-rata.
lain

98
Satuan lainnya dijabarkan dari tersebut sebesar 2/
ketiga satuan dasar diatas yaitu 10.000.000 Newton per satuan
panjang, massa dan waktu. Semua panjang.
pengalian dari satuan dasar diatas
adalah dalam sistem desimal (lihat Satuan Temperatur
Tabel 2.1.) Sistem absolut CGS
Derajat Kelvin (K) telah
atau sistem centi gram sekon ini
ditetapkan dengan mendefinisikan
dikembangkan dari sisem metrik
temperatur termodinamik dari titik
MKS atau meter kilogram sekon.
tripel air pada temperatur tetap
sebesar 273,160 0 K.
Sistem Internasional
Ttitik tripel air ialah suhu
Dalam sistem internasional (SI) keseimbangan antara es dan uap
digunakan enam sistem satuan air. Skala praktis internasional
dasar. Keenam besaran dasar SI untuk temperatur adalah derajat
dan satuan-satuan pengukuran Celcius (0 C) dengan simbol t.
beserta simbolnya diberikan pada Skala Celcius mempunyai dua
Tabel 2.2. skala dasar yang tetap yaitu :
- Titik triple air yang sebenarnya
Satuan Arus 0,01 derajat C
- Titik didih air yang besarnya
Nilai ampere Internasional 100 derajat C, keduanya pada
didasarkan pada endapan elektrolit tekanan 1 atmosfer .
perak dari larutan perak nitrat. 1 T (0 C) = T (0 K) - To
Ampere Internasional didefinisikan Dimana To = 273,16 derajat
sebagai arus yang mengendapkan
perak dengan laju kecepatan Intensitas Penerangan
sebesar 1,118 miligram per sekon
Intensitas penerangan disebut
darei statu larutan perak nitrat
lilin (candela). 1 lilin didefinisikan
Standard.
sebagai 1/60 intensitas penerangan
Nilai Ampere absolut dilakukan
setiap centimeter kuadrat radiator
dengan menggunakan keseimbang-
sempurna.
an arus yakni dengan mengukur
Radiator sempurna adalah
gaya-gaya antara dua konduktor
benda radiator benda hitam atau
yang sejajar. 1 Amper didefinisi-
Planck Standard Primer untuk
kan sebagai arus searah konstan,
intensitas penerangan adalah
yang jika dipertahankan dalam
sebuah radiator sempurna pada
konduktor lurus yang sejajar dan
temperatur pembekuan platina
konduktor tersebut ditempatkan
(kira-kira 2024 0C)
pada jarak satu meter di dalam
ruang hampa akan menghasilkan
gaya antara kedua konduktor

99
Tabel 2.1. Perkalian faktor 10 (Satuan SI)
Faktor Perkalian Sebutan
dari Satuan Nama Simbol
1012 tera T
109 giga G
106 mega M
3
10 kilo k
102 hecto h
10 deca d
10-1 deci d
10-2 centi c
10-3 milli mm
10-6 micro
10-9 nano n
10-12 pico p
10-15 fento f
10-18 atto a

Dimensi
Dimensi adalah cara penulisan Contoh :
dari besaran-besaran dengan Dimensi Gaya (F)
menggunakan simbol-simbol 2
F = m.a = M .L.T
(lambang-lambang) besaran dasar.
Dimensi Kecepatan (v)
Kegunaan dimensi adalah : panjang meter
v= = = .L.T 1
- Untuk menurunkan satuan waktu det ik
dari suatu besaran.
- Untuk meneliti kebenaran
suatu rumus atau
persamaan.
Tabel 2.2. Besaran Dasar dan Satua SI

No. Besaran Simbol Satuan Simbol


Dimensi
1. Panjang L meter m
2. Massa M kilogram kg
3. Waktu T sekon s (det)
4. Kuat Arus I Ampere A
5. Temperatur derajat K
6. Intensitas Cahaya J Kelvin
Besaran Pelengkap lilin
a. Sudut dasar (plane - (Kandela) Cd
b. angle) - Rad
Sudut ruang (solid Radian
angle) Steradian Sr

100
Kita mengenal berbagai besaran-besaran listrik antara lain :
Tabel 2.3. Besaran Dasar dan Satua SI

BESARAN LISTRIK SATUAN ALAT UKUR

Tegangan volt Voltmeter


Tahanan ohm Ohmmeter
Arus ampere Amperemeter
Daya watt Wattmeter
Energi wattjam (kWh) kWhmeter
Frekuensi hertz Frekuensimeter
Induktansi henry Induktasimeter
Kapasitansi dll farad Kapasitasmeter

2.3. Karakteristik dan klasifikasi E=IT atau dalam


alat ukur. Karakteristik. I T
% E= x100 %
Karakteristik dari suatu alat ukur
T
adalah : Dimana :
Ketelitian E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
Kepekaan
T = Nilai sebenarnya
Resolusi (deskriminasi)
Repeatibility Kesalahan (Error)
Efisiensi
Koreksi ialah selisih antara nilai
Ketelitian sebenarnya dari besaran yang
Ketelitian ini didefinisikan diukur dan nilai pembacaan pada
sebagai persesuaian antara alat ukur.
pembacaan alat ukur dengan nilai
sebenarnya dari besaran yang C=T-I
diukur. Ketelitian alat ukur diukur atau dalam %
dalam derajat kesalahannya. T I
C= x100 %
T
Kesalahan (Error)
Dimana :
Kesalahan ialah selisih antara C = Koreksi
nilai pembacaan pada alat ukur dan Dari kedua rumus diatas yaitu
nilai sebenarnya . kesalahan dan koreksi dapat dilihat
Dalam rumusan dapat ditulis : bahwa :
C= - E

101
Kesalahan pada alat ukur kerja yang mempunyai kesalahan
umumnya dinyatakan dalam klas ukur 1 2 % juga dibuat dalam
ketelitian yang dinyatakan dengan bentuk transportable dan dipakai
klas 0.1; 0.5 ; 1,0 dst. Julat ukur dibengkel-bengkel, pabrik-pabrik
dinyatakan mempunyai ketelitian dan lain-lain. Untuk alat kerja
klas 0,1 bila kesalahan maksimum dengan kesalahan ukur 2 -3 %
ialah 1 % dari skala penuh efektif. dipakai untuk pengukuran pada
Tergantung dari besar kecilnya papan penghubung baik dipusat-
ketelitian tersebut alat-alat ukur pusat tenaga listrik, pabrik-pabrik
dibagi menjadi : dan lain-lain.
Alat cermat atau alat presisi,
alat ukur dengan ketelitian tinggi Alat Ukur Kasar :
(< 0,5%).
Alat ukur yang mempunyai
Alat kerja, alat ukur dengan
kesalahan ukur > 3% termasuk
ketelitian menengah ( 1 2
golongan alat kasar dan hanya
%).
digunakan sebgai petunjuk
Alat ukur kasar, alat ukur
umpama arah aliran untuk melihat
dengan ketelitian rendah ( 3
apakah accumulator dari sebuah
%).
mobil yang sedang diisi atau
dikosongkan.
Alat cermat / alat persisi :
Pada beberapa alat ukur yang
Alat ukur yang mempunyai akan ditempatkan pada panel-panel
salah ukur dibawah 0,5% termasuk maka untuk mengurangi kesalahan
golongan alat cermat / alat persisi. membaca karena paralaks, jarum
Alat ukur ini sangat mahal harganya petunjuk dan skala pembacaan
dan hanya dipakai untuk pekerjaan ditempatkan pada bidang-bidang
yang memerlukan kecermatan yang yang sama seperti yang
tinggi, umpamanya dilaboraturium. diperlihatkan dalam gambar 2.1.
Alat ukur cermat / alat persisi dibuat
dalam bentuk transfortable dan
untuk menjaga terhadap perlakuan-
perlakuan yang kasar, maka alat
tesebut dimasukan dalam peti/kotak
dan dibuat dalam bentuk dan rupa
yang bagus sekali, yang tujuannya
untuk memperingatkan sipemakai
bahwa alat yang tersimpan dalam
kotak yang bagus tersebut adalah
alat berharga dan harus
diperlakukan secara hati-hati.

Alat kerja :
Alat ukur dengan kesalahan
ukur diatas 0,5% termasuk
golongan alat kerja. Untuk alat ukur

102
- Ketelitian alat ukur dapat
berkurang disebabkan antara lain,
umur alat ukur yang memang
sudah melebihi yang
direncanakan sehingga
mengalami kerusakan atau
sumber listrik yang harusnya
terpasang dengan kondisi
tertentu, sudah tidak memenuhi
seperti yang dipersyaratkan.
- Operator atau pengguna alat ukur
tidak memahami cara yang benar,
sehingga terjadi kesalahan
pemakaian atau cara membaca
skala salah padahal alat ukur
pada kondisi yang baik.
- Alat ukur yang dimaksud disini
selain merupakan alat yang
menghasilkan nilai dengan satuan
listrik maupun mekanik, ada alat
yang hanya menunjukkan indikasi
Gambar 2.1 Skala dan Plat skala benar atau tidaknya suatu
pada alat ukur rangkaian / sirkit. Alat seperti ini
disebut dengan indikator.
Ketelitian hasil ukur ditentukan
oleh 2 (dua ) hal, yaitu :
- Kondisi alat ukur, yaitu ketelitian-
nya harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pengukuran
pada pemeliharaan kubikel.

Tabel 2.4. Klas ketelitian alat ukur dan penggunaannya.

Klas Kesalahan yang Penggunaan Keterangan


diijinkan (%)
0,1 0,1 Laboratorium Presisi
0,2 0,2 Laboratorium Presisi
0,5 0,5 Laboratorium Menengah
1,0 1,0 Industri Menengah
1,5 1,5 Industri Menengah
2,0 2,0 Industri Menengah
2,5 2,5 Industri Menengah
3,0 3,0 Hanya untuk cek Rendah
5,0 5,0 Hanya untuk cek Rendah

103
Kepekaan Sehingga dalam pengukuran
Kepekaan ialah perbandingan sebaiknya perlu diperhatikan
antara besaran akibat (respone) kondisi alat ukur dengan
dan besaran yang diukur. memperhatikan syarat-syarat dari
Kepekaan ini mempunyai satuan, alat ukur, yaitu :
misalnya mm / A. Sering
kepekaan ini dinyatakan sebgai - Alat ukur tidak boleh membebani /
sebaliknya. Jadi besarannya / mempengaruhi yang diukur atau
satuannya menjadi A / mm atau disebut mempunyai impedansi
disebut faktor penyimpangan masuk yang besar
(kebalikan dari kepekaan). - Mempunyai keseksamaan yang
tinggi, yaitu alat harus
Resolusi ( Deskriminasi) mempunyai ketepatan dan
Resolusi dari suatu alat ukur ketelitian yang tinggi (mempunyai
adalah pertambahan yang terkecil accuracy error dan precision
dari besaran yang diukur yang error yang tinggi)
dapat dideteksi alat ukur dengan - Mempunyai kepekaan
pasti. Misalnya suatu Volt meter (sensitifitas) yang tinggi, yaitu
mempunyai skala seragam yang batas input signal yang sekecil-
terbagi atas 100 bagian dan kecilnya sehingga mampu
berskala penuh sama dengan 200 membedakan gejala-gejala yang
V. Satu perseratus jelas, maka kecil
deskriminasi alat ukur sama dengan - Mempunyai stabilitas yang
1/100 atau 2 V. tinggi sehingga menolong dalam
pembacaan dan tidak terganggu
Repeatibility karena keadaan yang tidak
dikehendaki
Banyak alat ukur mempunyai
sifat bahwa nilai penunjukkannya
- Kemampuan baca (readibilitas)
bertendensi bergeser, yaitu dengan
yang baik, hal ini banyak
satu nilai masukan yang sama, nilai
tergantung dari skala dan alat
pembacaan berubah dengan waktu.
penunjuknya serta piranti untuk
Hal tersebut disebabkan antara lain
menghindari kesalahan paralak.
oleh :
- Kemantapan (realibilitas) alat
a. Fluktuasi medan listrik
yang tinggi, yaitu alat yang dapat
disekitarnya. Untuk mencegah
dipercaya kebenarannya untuk
hal ini harus dipasang
jangka waktu yang lama.
pelindung.
b. Getaran makanis. Untuk
Efisiensi Alat Ukur
menghindari hal ini dipasang
peredam getaran. Efisiensi dari alat ukur
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini didefinisikan sebagai perbandingan
ruangan diusahakan suhunya antara nilai pembacaan dari alat
tetap dengan cara pemasangan ukur dan daya yang digunakan alat
alat pendingin (AC). ukur pada saat bekerja untuk
pengukuran tersebut. Biasanya

104
diambil dalam keadaan pengukuran - Arus bolak balik
pada skala penuh. Adapun - Arus searah dan arus bolak
satuannya adalah besaran yang balik
diukur per Watt. Efisiensi suatu alat
ukur harus sebesar mungkin. Pada Menurut tipe / jenis
Voltmeter efisiensi dinyatakan - Tipe Jarum Petunjuk
dalam Ohm per Volt.
Harga / nilai hasil ukur yang
dibaca adalah yang ditunjuk oleh
V fs I fs .Rm Rm jarum petunjuk, harga tersebut
Evm = = =
Pfs I fs .V fs V fs adalah harga sesaat pada waktu
meter tersebut dialiri arus listrik

Dimana : E vm = Efisiensi Volt - Tipe Recorder


meter
Harga / nilai hasil ukur yang
V fs = Penunjukkan Volt dibaca adalah harga yang ditulis /
meter pada skala penuh dicatat pada kertas, pencatat ini
Pfs
= Daya yang dilakukan secara otomatis dan
terus menerus selama meter
diperlukan pada penunjukkan Volt tersebut dialiri arus listrik.
meter pada skala penuh.
I fs
= Arus yang - Tipe Integrator
mengalir pada penunjukkan volt Harga / nilai hasil ukur yang
meter pada skala penuh. dibaca adalah harga dari hasil
Rm = Tahanan dalam penjumlahan yang dicatat pada
selang waktu tertentu selama alat
dari volt meter. tersebut digunakan
Efisiensi biasanya tidak - Digital
dinyatakan pada spesifikasi suatu
alat ukur, tetapi dapat dihitung, jika Harga / nilai hasil ukur yang
impedansi dari alat ukur dan arus dibaca adalah harga sesaat
yang mengalir pada skala penuh
diketahui atau tegangan yang Menurut prinsip kerja :
dipasang diketahui.
Volt meter dengan efisiensi Besi putar, tanda ( S )
yang tinggi misalnya disyaratkan Prinsip kerja : gaya
pada pengukuran rangkaian elektromagnetik pada
elektronik, dimana arus dan daya suatu inti besi dalam suatu
biasanya terbatas. medan magnet.
(kumparan tetap, besi
Macam-macam alat Ulat ukur dan yang berputar)
pengukurannya. penggunaan pada
rangkaian AC/DC.
Menurut macam arus :
- Arus searah

105
Kumparan putar, tanda (M) menggunakan
Prinsip kerja : sistem ini A/V/.
gaya
elektromagnetik Menurut sumber tegangan :
antar medan
magnet suatu tetap Pengukuran
dan arus untuk
(kumparan = kebesaran- DC
berputar magnit kebesaran arus
tetap), pengunaan searah
pada rangkaian Pengukur untuk
DC,alat ukur yang kebesaran arus AC
menggunakan bolak-balik
sistem ini VA/. = Pengukur untuk
kebesaran arus
DC/AC
Elektrodinamik, tanda (D) searah dan
Prinsip kerja: gaya elektromagnetik bolak-balik
antar arus-arus. 3 Pengukur
(kumparan tetap & AC 3
phasa tiga
kumparan berputar),
pemakaian pada
rangkaian AC/DC, Menurut tegangan pengujiannya
alat yang :
menggunakan
sistem ini V/A / W /F. Tegangan uji 2 kv
2
Induksi, tanda (I)
Prinsip kerja : gaya
elektromagnetik yang
ditimbulkan oleh
medan magnit bolak- Tegangan uji 3 kV
3
balik dan arus yang 2 kv
terimbas oleh medan
magnet, (arus induksi
dalam hantaran).

Kawat panas Tegangan uji 4 kv


4
Prinsip kerja :
gerakan jarum
diakibatkan oleh
pemuaian panas dan
tarikan pegas,
(pemakaian pada
rangkaian AC/DC,
alat yang

106
Menurut Posisi Pengoperasian Menurut sifat penggunaannya
Portable
Dipasang untuk posisi mendatar .
Alat ini mudah dipergunakan dan
dibawa pergi kemana-mana
sesuai kehendak hati kita dalam
pengukuran.
Di pasang dengan posisi tegak.
Papan hubung/panel

Alat ini dipasang pada panel


o secara permanent atau tempat-
Di pasang dengan posisi miring 60
tempat tertentu, sehingga tidak
dapat dibawa pergi untuk
60o mengukur ditempat lain.

Menurut besaran yang diukur

Nama Alat Besaran Tanda Rangkaian


Keterangan
Ukur yang diukur Satuan Penggunaan

Amper Meter Arus A AC & DC V/R


Volt Meter Tegangan V AC & DC I.R
Watt Meter Daya W AC & DC V.I
Ohm Meter Tahanan Ohm DC V/I
kWh Meter Energi kWh AC & DC V.I.t cos
kVArh Meter Energi kVArh AC & DC V.I.t sin
Frekwensi Getaran/detik Hz AC -
-
Cos Phi Meter Faktor Kerja Cos phi AC

Menurut pengawatannya - Arus listrik yang diproduksi


Ampere-meter . mesin pembangkit
- Arus listrik yang didistribusikan
Alat ukur ini digunakan untuk ke jaringan distribusi
mengetahui besarnya arus/aliran Cara penyambungan dari
listrik baik berupa : ampere meter adalah dengan

107
menghubungkan seri dengan Tegangan antara P dan Q tetap
sumber daya lisitrik (power source). 1000 volt
Req = 100 + 10 = 110

1000
I= = 9.09 Amper
110

3. Amperemeter 3 ( A3 )
RA = 0,1
Tegangan antara P dan Q
Gambar 2.2 Pemasanan tetap 1000 volt
Amperemeter Req = 100 + 0,1 = 100,1
Amperemeter harus 1000
I= = 9,99 Amper
dihubungkan seri dengan rangkaian 100,1
yang akan diukur karena
mempunyai tahanan dalam ( RA ) Tahanan amperemeter harus
yang kecil sehingga apabila kecil, agar pengaruh terhadap
amperemeter dihubungkan paralel rangkaian kecil . Juga harus kecil
akan terjadi dua aliran ( I1 dan I2 ) , agar daya yang hilang menjadi kecil
karenanya pengukuran tidak benar
(salah) akan tetapi merusak 2
Plosses = I RA
amperemeter karena dihubung
singkat dengan baterai/tegangan
sumber alat ukur tersebut.
A

P
sumber beban
~ daya
Gambar 2.3 Amperemeter dan
tahanan

1. Amperemeter 1 ( A1 )
Gambar 2.4 Amperemeter dan
RA = 100
Beban
Tegangan antara P dan Q tetap
1000 volt
Volt-meter Meter .
Req = 100 + 100 = 200
Alat ukur ini digunakan untuk
mengetahui besarnya tegangan
Cara penyambungan dari Volt-
1000 meter adalah dengan
I= = 5Amper
200 menghubungkan parallel dengan
sumber daya lisitrik (power source )
2. Amperemeter 2 ( A2 ) Voltmeter harus dihubungkan
RA = 10 paralel dengan rangkaian yang

108
akan diukur karena mempunyai
tahanan dalam ( RA ) yang besar.

Gambar 2.5 Volt-meter

Tahanan voltmeter harus besar ,


agar tidak mempengaruhi sistem
pada saat digunakan, juga agar
daya yang hilang pada voltmeter itu Gambar 2.7 Cosphi meter
kecil.
Cos phi meter banyak digunakan
E2 dan terpasang pada :
PLosses =
RV Panel pengukuran mesin
pembangkit
Cosphi meter (Cos ). Panel gardu hubung gardu
Alat ini digunakan untuk induk
mengetahui, besarnya factor kerja Alat pengujian, alat
(power factor) yang merupakan penerangan, dan lain-lain.
beda fase antara tegangan dan
arus. Cara penyambungan adalah 2.4. Frekwensi Meter
tidak berbeda dengan watt meter Frekwensi meter digunakan
sebagaiman gambar dibawah ini : untuk mengetahui frekwensi
(berulang) gelombang sinusoidal
arus bolak-balik yang merupakan
jumlah siklus sinusoidal tersebut
perdetiknya (cycle / second).

Cara penyambungannya adalah


sebagai berikut :

109
Gambar 2.8 Pemasangan
Frekwensi meter Gambar 2.9 Pemasangan Watt
meter
Frekwensi meter mempunyai Jenis lain dari watt meter
peranan cukup penting khususnya berdasarkan besarannya adalah :
dalam mensinkronisasikan kW meter (kilo watt meter)
(memparalelkan) 2 unit mesin MW meter (mega watt
pembangkit dan stabilnya frekwensi meter)
merupakan petunjuk kestabilan
mesin pembangkit. Alat untuk mengukur daya pada
beban atau pada rangkaian daya itu
Watt Meter adalah nilai-nilai rata-rata dari
Alat ukur ini untuk mengetahui perkalian e. i , yaitu nilai sesaat
besarnya daya nyata (daya aktif). dari tegangan dan arus pada beban
Pada watt meter terdapat atau rangkaian tersebut
spoel/belitan arus dan spoel/ belitan
tegangan, sehingga cara
penyambungan watt pada
umumnya merupakan kombinasi
cara penyambungan volt meter dan
ampere meter sebagaimana pada
gambar dibawah ini :

Gambar 2.10 Rangkaian wattmeter

110
Rangkaian potensial wattmeter Nilai rata-rata dalam 1 (satu )
dibuat bersifat resistip, sehingga Siklus ( Cycle ) :
arus dan
tegangan pada rangkaian 1 T dM e.i
tersebut satu fasa iV satu fasa d rata rata =
K. . .dt
T 0 d Rv
dengan e karena
Zv = Rv 2.5. KWH Meter
Wattmeter yang didasarkan
atas instruments elektrodinamik . Kwh meter digunakan untuk
mengukur energi arus bolak balik,
Torsi pada alat ini adalah merupakan alat ukur yang sangat
penting, untuk Kwh yang
dM
d = K. .i1 .i2 diproduksi, disalurkan ataupun kWh
d yang dipakai konsumen-konsumen
listrik. Alat ukur ini sangat popular
Maka dikalangan masyarakat umum,
dM karena banyak terpasang pada
d = K. .iv .i rumah-rumah penduduk (konsumen
d
listrik) dan menentukan besar
e e kecilnya rekening listrik si pemakai.
dimana iv = = Mengingat sangat pentingnya
Z v Rv
arti kWh meter ini baik bagi PLN
i d = K . dM . e ataupun sipemakai, maka agar
d Rv diperhatikan benar cara
penyambungan alat ukur ini.

Gambar penyambungan adalah sebagai berikut

P : Spoel Arus
~ sumber beban
daya : Spoel Tegangan

Gambar 2.12 KWH Meter

2.6 Megger umumnya adalah tegangan tinggi


arus searah, yang diputar oleh
Megger dipergunakan untuk
tangan.
mengukur tahanan isolasi dari alat-
Besar tegangan tersebut pada
alat listrik maupun instalasi-
umumnya adalah : 500, 1000, 2000
instalasi, output dari alat ukur ini

111
atau 5000 volt dan batas
pengukuran dapat bervariasi antara
0,02 sampai 20 meter ohm dan 5
sampai 5000 meter ohm dan lain-
lain sesuai dengan sumber
tegangan dari megger tersebut.
Dengan demikian, maka
sumber tegangan megger yang
dipilih tidak hanya tergantung dari
batas pengukur, akan tetapi juga
terhadap tegangan kerja (sistem
tegangan) dari peralatan ataupun
instansi yang akan diuji isolasinya.
Gambar 2.13 Rangkaian dasar
Dewasa ini telah banyak pula megger
megger yang mengeluarkan
tegangan tinggi, yang 2.7. Phasa Squence
didapatkannya dari baterai sebesar Alat ukur ini digunakan untuk
8 12 volt (megger dengan sistem mengetahui benar/tidaknya urutan
elektronis). Megger dengan bateri phasa sistem tegangan listrik tiga -
umumnya membangkitkan phasa. Alat ini sangat penting arti
tegangan tinggi yang jauh lebih khususnya dalam melaksanakan
stabil dibanding megger dengan penyambungan gardu-gardu
generator yang diputar dengan ataupun konsumen listrik, karena
tangan. Gambar rangkaian dasar kesalahan urutan phasa dapat
megger adalah seperti gambar 2.13 menimbulkan :
Megger ini banyak digunakan
Kerusakan pada peralatan/
petugas dalam mengukur tahanan
mesin antara lain putaran motor
isolasi anata lain untuk
listrik terbalik
Kabel instalasi pada rumah-
Putaran piringan kWh meter
rumah / bangunan
menjadi lambat ataupun terhenti
Kabel tegangan rendah sama sekali, dll
Kabel tegangan tinggi
Transformator, OCB dan Cara penyambungannya phasa
peralatan listrik lainnya. squence
Adalah sebagaimana terlihat pada
gambar 2.14 .berikut ini

112
Phasa
Sq ence
R
RST S Sumber Daya/
T tegangan

Gambar 2.14. Cara penyambungan phasa squence

Sesuai dengan keterangan dan pengertian simbol-simbol


diatas alat ukur ini sangat maupun kode non teknis yang
diperlukan petugas dalam terdapat pada alat ukur.
melaksanakan penyambungan
listrik pada : Posisi pembacaan
Pusat-pusat pembangkit, gardu
Pembacaan harga pada alat
hubung, Gardu induk, gardu
ukur secara cermat harus dilakukan
distribusi, konsumen listrik
dengan melihat tepat diatas jarum
lainnya.
penunjuk. Dengan demikian dibaca
harga pada garis skala yang tertulis
Cara pengukuran
tepat dibawah runcing jarum. Bila
tidak melihat tepat diatas penunjuk
Untuk mengetahui dan
akan terbaca harga sebelah kiri
bagaimana memilih alat ukur yang
atau disebelah kanan dari garis
akan dipergunakan sesuai dengan
sebenarnya, kesalahan ini disebut
kebutuhan dilapangan, berikut
paralaks.
dijelaskan tentang cara pembacaan

Gambar 2.15 Posisi pembacan meter

Untuk menghindari paralaks runcing jarum skala. Dalam posisi


tersebut runcing jarum dari alat baca yang benar, maka jarum
cermat dibuat berupa sayap tipis runcing dan bayangannya pada
dan dipasang cermin kecil dibawah cermin harus tepat satu garis tipis.

113
Contoh cara membaca skala pada Perubahan batas ukur arus
alat ukur : dilakukan dengan cara memasang
secara paralel Resistor, sehingga
arus yang terukur dibagi dengan
perbandingan tertentu antara yang
melewati resistor dan yang
melewati komponen utama alat
ukur. Semakin kecil nilai resistor,
maka batas ukur menjadi lebih
besar.
Sedangkan untuk merubah batas
Gambar 2.15 pembacan meter ukur tegangan dilakukan dengan
cara memasang secara seri
2.8. pengukuran besaran resistor, sehingga nilai tegangan
listrik sebelum masuk ke dalam alat ukur
dapat lebih besar . Semakin besar
Setiap alat ukur mempunyai nilai resistor, maka batas ukur
batas ukur tertentu, yang artinya menjadi semakin besar
alat ukur tersebut hanya mampu
mengukur sampai harga maksimal
tertentu dimana jarum petunjuk
akan menyimpang penuh sampai
pada batas maksimal dari skala.
Alat-alat ukur yang terpasang
tetap pada panel pada umumnya
mempunyai satu macam batas ukur
saja dikarenakan besaran yang
akan diukur nilainya tidak akan
berubah dari nilai yang ada pada
batas ukur meter tersebut, Gambar.2. 16 batas ukur meter
sedangkan alat ukur kerja Petunjuk jarum petunjuk pada
menyediakan beberapa pilihan angka 7. skala maksimum 10.
batas ukur, karena besaran yang seandainya kita tentukan batas ukur
akan diukur belum diketahui pada angka 5 maka harga
sebelumnya. sebenarnya yang ditunjuk oleh
Cara merubah batas ukur angka 7 adalah sebagai berikut
dilakukan dengan menambah atau
mengurangi tahanan dari resistor P
sebelum besaran listrik masuk ke Hs = xBU
SM
komponen utama alat ukur dengan
7
perbandingan nilai tertentu Jadi Hs = x 5V = 3,5V
terhadap nilai tahanan alat ukur, 10
sehingga besaran sebenarnya yang Dimana : Hs = harga sebenarnya
masuk pada komponen utama alat . BU = batas ukur.
ukur tetap pada batas semula. P = penunjuk jarum.
SM = skala maksimum

114
Prinsip kerja alat ukur tetap dan besi yang berputar. Bila
sebuah kumparan dan didalamnya
Prinsip kerja yang paling
terdapat besi, maka besi tersebut
banyak dari alat alat ukur tersebut
akan menjadi magnet. Jika di dalam
adalah :
kumparan tersebut diletakkan dua
kWh dan kVArh meter :
batang besi maka kedua-duanya
sistem induksi
akan menjadi magnet sehingga
kW /kVA maksimum meter
kedua batang besi tersebut akan
: sistem elektro dinamis
saling tolak menolak, karena ujung-
Volt meter : sistem elektro
ujung kedua batang besi tersebut
magnit, kumparan putar, besi
mempunyai kutup yang senama.
putar
Prinsip kerja tersebut diterapkan
Amper meter : sistem
pada sistem elektro magnit dengan
elektro magnit, kumparan putar
mengganti besi tersebut dengan 2
buah plat besi yang satu dipasang
Prinsip kerja besi putar
tetap (diam) sedang yang lain
Alat ukur dengan prinsip kerja bergerak dan dihubungkan dengan
besi putar atau disebut juga sistem jarum petunjuk.
elektro magnet adalah sesuatu alat
ukur yang mempunyai kumparan

+ +

Arah arus Arah arus

Dua batang
besi yang
berdampinga

kumparan

Gambar 2-18 Prinsip kerja besi putar

Arus yang diukur melalui sangat besar, sebagai alat


kumparan yang tetap dan pengukur untuk arus dan tegangan
menyebabkan terjadinya medan pada frekwensi-frekwensi yang
magnet. Potongan besi ditempatkan dipakai pada jaring-jaring distribusi
dimedan magnet, magnet tersebut yang didapat dikota-kota.
dan menerima gaya
elektromagnetis. Alat ukur dengan Suatu keuntungan lain bahwa
tipe besi putar ini adalah sederhana alat pengukur ini dapat pula dibuat
dan kuat dalam konstruksi, murah sebagai alat pengukur yang
dan dengan demikian mendapatkan mempunyai sudut yang sangat
penggunaan-penggunaan yang besar.

115
2.9. Prinsip kerja kumparan kutub-kutubnya dilengkapi dengan
putar lapis-lapis kutub, dan di dalam
lapang magnetis antara lapisan
Alat ukur sistem kumparan putar ini kutub tersebut dipasangkan sebuah
adalah alat ukur yang mempunyai kumparan yang dapat berkeliling
kutub magnet permanent dan poros Arus yang dialirkan melalui
kumparan yang berputar. Besi kumparan akan menyebabkan
magnet adalah permanent kumparan tersebut berputar
berbentuk kaki kuda yang pada
Gulungan
: +

S U
S U Magnit S U
S
U Tetap

+

a b
Gambar 2-19 Prinsip kerja kumparan putar
Alat ukur kumparan putar dicelah udara antara kutub-kutub
adalah alat ukur penting yang magnet dan silinder inti besi akan
dipakai untuk kumparan bermacam berbentuk medan magnet yang
arus, tidak hanya untuk arus rata, yang masuk melalui kutub-
searah, akan tetapi dengan alat kutub tersebut. Kedalam silinder,
pertolongan lainnya, dapat pula secara radial sesuai dengan arah-
dipakai untuk arus bolak-balik. arah panah. Dalam selah udara ini
Pemakaian dari alat ukur ditempatkan kumparan putar (4),
kumparan putar adalah sangat luas, yang dapat berputar melalui sumbu
mulai dari alat-alat ukur yang ada (8).
dilaboraturium sampai pada alat
ukur didalam pusat-pusat Bila arus searah yang tidak
pembangkit listrik. diketahui besarnya mengalir melalui
Pada gambar 2.20 berikut ini kumparan tersebut, suatu gaya
diperlihatkan adanya magnet yang elektromagnetis f yang mempunyai
permanen (1), yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada
kutub-kutub (2), dan diantara kutub- kumparan putar sebgai hasil
kutub tersebut ditempatkan suatu interaksi antar arus dan medan
silinder inti besi (3). magnit. Arah dari gaya f dapat
Penempatan silinder inti besi ditentukan menurut ketentuan
(3), tersebut diatas ini, diantara tangan dari fleming (lihat gambar
kedua kutub magnet, utara dan berikutnya)
selatan, akan menyebabkan bahwa,

116
Gambar 2. 20 Bahagian meter
Gambar 23 Bentuk Lain Konstruksi
Kumparan Putar

Gambar 2.21. Prinsip kerja alat


ukur jenis kumparan putar

1. Magnet tetap 5. Pegas spiral


Gambar 2.24. Konstruksi
2. Kutub sepatu 6. Jarum
Kumparan Putar
3. Inti besi lunak penunjuk
4. Kumparan putar
2. 10. Sistem induksi
7. Rangka kumparan putar
8. Tiang poros Alat ukur dengan sistem
induksi atau dikenal dengan system
Ferraris ini mempunyai prinsip kerja
sebagai berikut :
Bila pada piringan yang terbuat
dari bahan penghantar tetapi non
feromagnetik misalnya alumunium
atau tembaga ditempatkan dalam
medan magnet arus bolak balik,
maka akan dibangkitkan arus pusar
pada piringan tersebut.
Gambar 2.22. Prinsip kerja meter Arus pusar dan medan magnet
dari arus bolak balik yang
menyebabkannya akan
menimbulkan interaksi yang
menghasilkan torsi gerak pada

117
piringan, dan prinsip ini akan
mendasari kerja dari pada alat ukur Menurut hukum LENZ aliran
induksi. Atau dengan kata lain bila induksi dengan arah sedemikian
didalam medan magnet dengan rupa sehingga selalu melawan
garis gaya magnet dengan arah penyebabnya, karena induksi itu
yang berputar, dipasang sebuah dibangkitkan oleh pemotong garis-
tromol yang berbentuk silinder, garis gaya yang berputar, maka
tromol tersebut akan turut berputar tromol aluminium akan berputar
menurut arah putaran garis-garis dengan arah yang sama dengan
gaya magnet tadi, medan magnet arah putaran garis-garis gaya
ini dinamakan alat ukur medan tersebut.
putar atau alat ukur induksi, bisa Pada alat ukur jarum putaran
juga disebut alat ukur Ferraris tromol ditahan oleh pegas spiral,
Alat ukur ini dapat sehingga putarannya pada jarak
diklasifikasikan pada medan yang tertentu sesuai dengan garis
bergerak. Prinsip ini digunakan skalanya. Oleh karena sistem
pada alat ukur energi (kWh meter) induksi ini bekerja dengan medan
arus bolak balik. Gambar tengah putar yang dibangkitkan oleh arus
menunjukan arah 1dan 2 dalam bolak-balik, maka jika tanpa alat
ruangan A, B, C, D, kedua medan Bantu atau alat tambahan lainnya
itu dilukiskan sebagai vektoris maka alat ukur ini hanya
1dan 2 pada suatu periode dipergunakan pada sumber arus
penuh. Dari gambar tersebut bolak-balik saja.
tampak jelas bahwa medan magnet
total mempunyai arah yang 2.11 Sistem elektro dinamis
berputar pada poros (a) dengan
Alat ukur elektro dinamis adalah
kecepatan sama dengan arus bolak
alat ukur yang mempunyai
balik dinding tromol aluminium
kumparan tetap dan kumparan
terpotong. Oleh garis gaya dari
putar.
medan putar sehingga dalam tromol
Sistem kerjanya sama dengan
terbangkit tegangan dan arus
sistem kumparan berputar tetapi
induksi atau arus pusar.
magnet tetap diganti dengan
magnet listrik.
Berdasarkan kaidah tangan
kanan pada gambar 2.26 a jarum
akan menyimpang kekanan, bila
arus dibalik arahnya pada gambar
2.26 b maka jarum akan tetap
menyimpang kekanan. Baik arah
arus berganti-ganti arah jarum tetap
menyimpang ke satu arah
Gambar 2.25 Azas Alat Ferraris
atau Alat Induksi

118
Gambar 2.26.a Gambar 2.26.b

Alat ukur tipe elektrodinamis ini,


dapat dipergunakan untuk arus
bolak-balik, atau arus searah, dan
dapat dibuat dengan persisi yang
baik, dan telah pula banyak
dipergunakan dimasamasa yang
lalu. Akan tetapi pemakaian daya
sendirinya tinggi, sedangkan alat
ukur prinsip yang lain telah dapat
pula dibuat dengan persisi tinggi,
maka pada saat ini alat ukur Gambar 2.28 kumparan meter
elektrodinamis kurang sekali
dipergunakan sebagai alat ukut F = Arah dari gaya
ampere maupun volt, akan tetapi I = Arah dari arus
penggunaannya masih sangat luas H = Arah dari Fluksi magnet
sebgai alat pengukur daya atau
lazim disebut pengukur watt. Gambar Prinsip suatu alat ukur
elektrodinamis

Seperti diperlihatkan dalam


gambar diatas suatu kumparan
putar M ditempatkan diantara
kumparan-kumparan putar F1 dan
F2. bila arus I1 melalui kumparan
yang tetap dan arus I2 melalui
kumparan yang berputar, maka
Gambar 2.27 Jarum Penunjuk kepada kumparan yang berputar
akan dikenakan gaya
elektromagnetis, yang berbanding
lurus dengan hasil kali dari i1 dan i2.
Misalkan sekarang, bahwa
kumparan yang berputar terdapat

119
dalam medan magnet hampir-
hampir rata yang dihasilkan oleh
kumparan-kumparan tetap.

2.12. Prinsip kawat panas


Jika sepotong kawat logam
dialiri arus listrik yang cukup besar,
kawat tersebut akan menjadi panas,
oleh sebab itu akan memuai
(menjadi lebih panjang). Pemuaian
tersebut digunakan untuk
mengerakkan jarum petunjuk. Pada
gambar berikut terlihat sepotong Gambar -2.29 kawat panas
kawat logam campuran dari logam Keterangan :A & B = baut terminal
platina dan iridium yang m = kawat penarik
direntangkan pada A-B, pada waktu C = tempat pengikat
tiada arus ( I = 0 ) jarum petunjuk n = tali penarik
tepat ditengah-tengah (angka 0). x = kawat panas
Jika kita alirkan arus searah dari A D = ikatan tali
ke B sehingga kawat A B menjadi P = pegas
memuai dan lebih panjang, ternyata A = poros penggulung
jarum tidak menunjuk 0, tetapi
menyimpang kearah kanan. Hal ini 2.13. Alat ukur sistem elektronik
disebabkan karena kawat A B
menjadi lebih panjang dan ditarik Sesuai dengan perkembangan
oleh pegas sehingga memutar dan kemajuan teknologi khususnya
poros jarum. dalam bidang elektronik tak
Baik arus searah tersebut tertinggal pula kesertaan dari pada
mengalir dari A B maupun dari B alat-alat ukur elektronik, pada
ke A jarum tetap menyimpang laboraturium dan industri-industri
kearah kanan ( lihat gambar banyak menggunakan alat ukur tipe
bawah). ini, karena memerlukan kecermatan
dalam petunjukan, untuk harga
Kesimpulan : relative mahal dibandingkan
Prinsip ini dapat dipakai untuk dengan alat ukur yang bukan
searah dan bolak-balik. elektronik, pada umumnya alat ukur
elektronik adalah digital, karena
penunjukannya berupa nilai angka,
maka penggunaan dalam
pembacaan sangat sederhana,
mudah dicerna.
Keuntungan alat ukur elektronik :
- Portable
- Kecermatan tinggi mencapai
factor kesalahan 0,1 0,5 %

120
- Kedudukan atau posisi alat ukur pembacaannya menjadi tidak
tidak mempengaruhi langsung, karena harus dikalikan
penunjukan. dengan perbandingan penurunan
Kelemahannya. besaran listrik yang diakibatkan
- Dapat dipengaruhi oleh oleh trafo-ukur tersebut.
temperature ruangan yang tinggi Ada 2 ( dua ) macam trafo ukur
- Tidak boleh ditempatkan pada yang digunakan untuk pengukuran,
ruangan yang lembab / basah yaitu trafo arus dan trafo tegangan .
- Harga relative mahal - Trafo arus digunakan untuk
menurunkan arus dengan
perbandingan transformasi
tertentu dan sekaligus
mengisolasi peralatan ukur dari
tegangan sistem yang diukur
- Trafo tegangan digunakan untuk
menurunkan tegangan sistem
dengan perbandingan
transformasi tertentu.

K L
IS = Max
S2
A
S1

Gambar 2.30 Alat Ukur tang


BEBAN
Ampere Digital

2.14. Alat ukur dengan


menggunakan trafo ukur . Gambar.2.31.Sisitim Pengukuran
arus Pakai trafo arus.
Untuk mengukur satuan listrik
dengan besaran yang lebih besar, Ns I p
=
maka alat ukur mempunyai a. N p Is
keterbatasan. Karena semakin Ns .Is = N p .I p
tinggi besaran yang diukur secara b.
langsung diperlukan peralatan Ns
dengan ukuran fisik yang lebih c. N p adalah perbandingan teoritis,
besar. Hal ini tentu tidak dimana :
dimungkinkan, maka penggunaan
alat bantu berupa trafo-ukur sangat
diperlukan. Dengan demikian cara
121
Ip
d. Is adalah perbandingan
C
praktis,
dimana : a = 80 (lihat gambar)
karena NP = I Jadi a = 80 K L
IS = Max
maka IP = NS . IS
sama juga S2
Ns N I A
= s = Ns = P = Ns = 80
Np I IS S1

IP = 80 . 5 = 400 A (terbukti)
Beban

NS IP
a= = IS
NP Gambar 2.32 Sisitim Pengukuran
arus Pakai trafo arus
a = 1 : 20
atau NP . IP = NS . IS Pelaksanaan pengukuran
karena NP = 1 tegangan pada jaringan tegangan
maka = IP = NS . IS tinggi tidak cukup hanya
a = Ratio perbandingan mempergunakan tahanan-tahanan
depan yang nilainya besar , tetapi
dilaksanakan dengan transformator
tegangan ( PT ) dengan tujuan
bahwa memakai pesawat ukur
dengan batas normal dapat diukur
batas normal dan ukuran yang lebih
tinggi, sehingga diperoleh
rangkaian pengukuran yang lebih
aman

122
Primer E pimer : E sekunder = N primer : N sekunder

PT
Gunanya dihubungkan ketanah
yaitu untuk menghilangkan arus
Sekunder bocor dari kumparan primer

Gambar 2.33 Pelaksanaan pengukuran arus bola-balik untuk tegangan tinggi

Beban

I pimer : I sekunder = I primer : I sekunder


Primer

Karena arus I sekunder cukup besar , maka hubungan


PT belitan sekunder dengan beban (amperemeter)
tidak boleh diputus / dilepas , kalau putus maka
Sekunder transformator akan rusak maka kita gunakan
transformator arus (CT)

Gambar 2.3 Pelaksanaan pengukuran arus bola-balik untuk arus yang besar

2.15. Macam- macam alat ukur 2.15.1. Meter Tahanan Isolasi


untuk keperluan
Biasa disebut Meger, untuk
pemeliharaan
mengukur tahanan isolasi instalasi
tegangan menengah maupun
Berdasarkan fungsinya pada
tegangan rendah.Untuk instalasi
kegiatan pemeliharaan alat ukur
tegangan menengah digunakan
yang digunakan antara lain :

123
Meger dengan batas ukur Mega tegangan alat ukur antara 500
sampai Giga Ohm dan tegangan sampai 1.000 Volt arus searah.
alat ukur antara 5.000 Volt sampai Ketelitian hasil ukur dari meger
dengan 10.000 Volt arus searah. juga ditentukan oleh cukup
Untuk instalasi tegangan rendah tegangan baterai yang dipasang
digunakan Meger dengan batas pada alat ukur tersebut.
ukur sampai Mega Ohm dan

Gambar 2.34 Meter Tahanan Isolasi

2.15.2. Meter Tahanan 1 (satu ) dihubungkan dengan


Pentanahan elektroda yang akan diukur nilai
tahanan pentanahannya dan 2
Biasa disebut dengan Meger (dua) dihubungkan dengan
Tanah atau Earth Tester, digunakan elektroda bantu yang merupakan
untuk mengukur tahanan bagian dari alat ukurnya. Ketelitian
pentanahan kerangka kubikel dan hasil tergantung dari cukupnya
pentanahan kabel. Terminal alat energi yang ada pada baterai.
ukur terdiri dari 3 ( tiga ) buah,

Gambar.2.35 Meter Tahanan Pentanahan

124
Meter Tahanan Kontak masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah
Biasa disebut dengan Micro
dengan nilai minimal 200
Ohm meter dan digunakan untuk
Amper. Sebenarnya yang
mengukur tahanan antara terminal
terukur pada alat ukurnya
masuk dan terminal keluar pada
adalah jatuh tegangan antara
alat hubung utama kubikel. Nilai
2 ( dua ) terminal yang
yang dihasilkan adalah dalam
terhubung dengan alat ukur,
besaran micro atau sepersatu juta
tetapi kemudian nilainya
ohm.
dikalibrasikan menjadi satuan
Dua terminal alat ukur yang
micro ohm.
dihubungkan ke terminal

Gambar 2.36 Micro Ohm meter.

2.15,3. Tester Tegangan Tinggi Arus Searah ( HVDC Test )


Test terhadap bagian yang bertegangan terhadap kerangka / body kubikel
dengan tegangan listrik arus searah 40 kV selama 1 menit. Kubikel dinyatakan
laik operasi bila arus yang mengalir tidak lebih dari 1 mili amper.

125
Gambar 2. 37 Tester Tegangan Tinggi Arus SearahTester 20 kV
Untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk / keluar kubikel

Gambar 2. 38 Tester Tegangan Tingi

Test Keserempakan Kontak Alat Hubung


Alatnya disebut Breaker Analizer , yaitu untuk mengukur waktu
pembukaan atau penutupan Kontak ketiga fasa Alat Hubung.

Gambar 2. 39 Breaker Analizer

126
2.15.4. Test Tegangan Tembus ( Dielectricum Test )
Untuk menguji tegangan tembus minyak isolasi bagi PMT atau LBS yang
menggunakan media peredam berupa minyak. Kemampuan Alat Test minimal
sampai 60 kV arus searah dengan arus minimal 1 mA

Gambar 2. 40 Test Tegangan Tembus

Alat ukur mekanik .


1. Manometer
Untuk mengukur tekanan Gas SF 6 yang berada didalam tabung Alat
Hubung LBS atau PMT. Dapat dilakukan bila disediakan Klep / pentil dan
indikator penunjuk tekanan tidak ada.

Gambar 2. 41 Manometer

127
1
BAB III.
TRANSFORMATOR TENAGA
Transformator adalah alat yang
digenakan untuk memindahkan
energi listrik arus bolak balik dari
satu rangkaian ke rangkaian yang
lain dengan prinsip kopel magnetik.
Tegangan yang dihasilkan dapat
lebih besar atau lebih kecil dengan
frekuensi yang sama .

3.1. Prinsip Induksi.


Hukum utama dalam
transformator adalah hukum induksi Gambar 3.2. Arus magnitisasi
faraday. Menurut hukum ini suatu secara grafis dengan
gaya listrik melalui garis lengkung memperhitungkan rugi-rugi besi.
yang tertutup, adalah berbanding
lurus dengan perubahan persatuan Selain hukum Faraday,
waktu dari pada arus induksi atau transformator menggunakan hukum
flux yang dilingkari oleh garis Lorenz seperti terlihat pada gambar
lengkung itu (Lihat gambar 3.1. dan 3.3. berikut ini :
3.2).

Gambar 3.3. Hukum Lorenz

Dasar dari teori transformator


Gambar 3.1. Arus magnitisasi adalah sebagai berikut :
secara grafis tanpa Apabila ada arus listrik bolak-
memperhitungkan rugi-rugi besi. balik yang mengalir mengelilingi
suatu inti besi maka inti besi itu
akan berubah menjadi magnit
(seperti gambar 3.4.) dan apabila
magnit tersebut dikelilingi oleh
suatu belitan maka pada kedua
ujung belitan tersebut akan terjadi
beda tegangan mengelilingi magnit,

128
maka akan timbul gaya gerak listrik
(GGL). Dari prinsip tersebut di atas karena f 1 = f2
dibuat suatu transformator seperti
gambar 3.6. di bawah ini maka

E1 : E2 = N1: N2

E1 N2 = E2 N1

E2 = (N2 / N1) x E1
Dimana ;
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
Gambar 3.4. Suatu arus listrik N1 = belitan primer
mengelilingi inti besi N2 = belitan sekunder
maka besi itu menjadi
magnit VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1 I 2 E
= maka I1 = I2 2
E 2 I1 E1

Dimana ;
I1 = Arus primer
I2 = Arus sekunder
E1 = tegangan primer
Gambar 3.5. Suatu lilitan E2 = tegangan sekunder
Rumus umum menjadi :
E1 N1 I 2
a= = =
E 2 N 2 I1

Bagian-bagian Transformator
Transformator terdiri dari :

Bagian Utama.
Inti besi berfungsi untuk
mempermudah jalan fluksi, yang
Gambar 3.6. Prinsip Dasar dari ditimbulkan oleh arus listrik yang
Transformator. melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis
Rumus tegangan adalah: yang berisolasi, untuk mengurangi
E1 =4,44 N1 f 1. max10 8 panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
Maka untuk transformator rumus ditimbulkan oleh Eddy Current
tersebut sebagai berikut: (gambar 3.7).
E1 =4,44 N1 f 1. max10 8
E2 = 4,44 N2 f2 max 10 - 8

129
Gambar 3.7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass

3.2. Kumparan Transformator terhadap inti besi maupun terhadap


antar kumparan dengan isolasi
Kumparan transformator adalah padat seperti karton, pertinak dan
beberapa lilitan kawat berisolasi lain-lain. Kumparan tersebut
yang membentuk suatu kumparan. sebagai alat transformasi tegangan
Kumparan tersebut terdiri dari dan arus.
kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi baik

Gambar 3.8. Kumparan Phasa RST

130
3.3. Minyak Transformator mengetahui apakah suatu minyak
transformator memiliki ketahanan
Minyak transformator merupa- listrik yang memahami persyaratan
kan salah satu bahan isolasi cair yang berlaku .
yang dipergunakan sebagai isolasi Secara analisa kimia
dan pendingin pada transformator. ketahanan listrik suatu minyak
Sebahagian bahan isolasi minyak transformator dapat menurun akibat
harus memiliki kemampuan untuk adanya pengaruh asam dan
menahan tegangan tembus, pengaruh tercampurnya minyak
sedangkan sebagai pendingin dengan air. Untuk menetralisir
minyak transformator harus mampu keasaman suatu minyak
meredam panas yang ditimbulkan, transformator dapat mengunakan
sehingga dengan kedua potas hidroksida(KOH). Sedangkan
kemampuan ini maka minyak untuk menghilangkan kandungan
diharapkan akan mampu air yang terdapat dalam minyak
melindungi transformator dari tersebut yaitu dengan cara
gangguan. memberikan suatu bahan
Minyak transformator mempu- higroskopis yaitu selikagel.
nyai unsur atau senyawa Dalam menyalurkan perannya
hidrokarbon yang terkandung sebagai pendingin, kekentalan
dalam minyak transformator ini minyak transformator ini tidak
adalah senyawa hidrokarbon boleh terlalu tinggi agar mudah
parafinik, senyawa hidrokarbon bersikulasi, dengan demikian
naftenik dan senyawa hidrokarbon proses pendinginan dapat
aromatik. Selain ketiga senyawa berlangsung dengan baik.
diatas minyak transformator masih Kekentalan relatif minyak
mengandung senyawa yang disebut transformator tidak boleh lebih dari
zat aditif meskpun kandungan nya 4,2 pada suhu 200 C dan 1,8 dan
sangat kecil . 1,85 dan maksimum 2 pada suhu
50 0 C . Hal ini sesuai dengan sifat
Minyak transformator adalah minyak transformator yakni
cairan yang dihasilkan dari proses semakin lama dan berat operasi
pemurnian minyak mentah. Selain suatu minyak transformator, maka
itu minyak ini juga berasal dari minyak akan akan semakin kental .
bahan bahan organik, misalnya Bila kekentalan minyak tinggi
minyak piranol dan silikon, berapa maka sulit untuk bersikulasi
jenis minyak transformator yang sehingga akan menyulitkan proses
sering dijumpai dilapangan adalah pendinginan transformator.
minyak transformator jenis Diala A, Sebagai bahan isolasi minyak
diala B dan Mectrans. transformator memiliki beberapa
Kenaikan suhu pada kekentalan, hal ini sebagai mana
transformator akan menyebabkan dijelaskna dalam SPLN(49-1:1980)
terjadinya proses hidrokarbon pada Adapun persyaratan yang harus
minyak, nilai tegangan tembus dan dipenuhi oleh minyak transformator
kerapatan arus konduksi adalah sebagai berikut:
merupakan beberapa indikator
atau variable yang digunakan untuk

131
1. Kejernihan 9. Kandungan air .
Kejernihan minyak isolasi tidak Adanya air dalam dalam isolasi
boleh mengandung suspensi menyebabkan menurunnya
atau endapan (sedimen) tegangan tembus dan tahanan
2. Massa jenis. jenis minyak isolasi akan
Massa jenis dibatasi agar air mempercepat kerusakan kertas
dapat terpisah dari minyak pengisolasi.
isolasi dan tidak melayang
3. Viskositas Kinematika 3.4. Bushing.
Viskositas memegang peranan
penting dalam pendinginan, Hubungan antara kumparan
yakni untuk menentukan kelas transformator dan ke jaringan luar
minyak. melalui sebuah bussing yaitu
4. Titik Nyala . sebuah konduktor yang diselubungi
Titik nyala yang rendah oleh isolator yang kontrutruksinya
menunjukkan adanya dapat dilihat pada gambar 3.9.
konstaminasi zat gabar yang Bushing sekaligus berfungsi
mudah terbakar sebagai penyekat antara konduktor
5. Titik Tuang. tersebut dengan tangki
Titik tuang dipakai untuk transformator.
mengidentifikasi dan menentu-
kan jenis peralatan yang akan
menggunakan minyak isolasi .
6. Angka kenetralan .
Angka kenetralan merupakan
angka yang menunjukkan
penyusutan asam minyak dan
dapat mendeteksi kontaminasi
minyak, menunjukkan
kecendrungan perobahan kimia
atau indikasi perobahan kimia
dalam bahan tambahan .

7. Korosi belerang
Korosi belerang kemungkinan
dihasilkan dari adanya belerang
bebas atau senyawa belerang
yang tidak stabil dalam minyak Gambar 3. 9 Bushing
isolasi .
8. Tegangan tembus Pada bushing dilengkapi fasilitas
Tegangan tembus yang terlalu untuk pengujian kondisi bushing
rendah menunjukkan adanya yang sering disebut center tap.
kontaminasi seperti air, kotoran
atau partikel konduktif dalm 3.5. Tangki Konservator
minyak
Tangki Konservator berfungsi
untuk menampung minyak

132
cadangan dan uap/udara akibat saluran pelepasan dan masukanya
pemanasan trafo karena arus udara kedalam konservator perlu
beban. Diantara tangki dan trafo dilengkapi media penyerap uap air
dipasangkan relai bucholz yang pada udara sering disebut denga
akan meyerap gas produksi akibat silicagel dan dia tidak keluar
kerusakan minyak . mencemari udara disekitarnya.
Untuk menjaga agar minyak Seperti gambar 3.10.
tidak terkontaminasi dengan air,
ujang masuk saluran udara melalui

Gambar 3. 10. konservator minyak trafo

3.6. Peralatan Bantu Pendinginan Pada cara alamiah, pengaliran


Transformator media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk
Pada inti besi dan kumparan mempercepat pendinginan dari
kumpaan akan timbul panas akibat media-media (minyak-udara/gas)
rugi-rugi tembaga. Maka panas dengan cara melengkapi
tersebut mengakibatkan kenaikan transformator dengan sirip-sirip
suhu yang berlebihan, ini akan (radiator). Bila diinginkan
merusak isolasi, maka untuk penyaluran panas yang lebih cepat
mengurangi kenaikan suhu yang lagi, cara manual dapat dilengkapi
berlebihan tersebut transformator dengan peralatan untuk
perlu dilengkapi dengan alat atau mempercepat sirkulasi media
sistem pendingin untuk pendingin dengan pompa pompa
menyalurkan panas keluar sirkulasi minyak, udara dan air,
transformator media yang dipakai cara ini disebut pendingin paksa
pada sistem pendingin dapat (Forsed). Macam macam sistim
berupa: Udara/gas, Minyak dan pendingin transformator dapat
Air. dilihat pada tabel 3.1.

133
Tabel 3.1. Macam-macam sistem pendingin

No Macam MEDIA
sistem Didalam transformator Diluar transformator
pendingin Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
alami Paksa alami Paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7

Contoh sistim pendinginan transformator dapat dilihat pada gambar 3. 11


dibawah ini ;

Gambar 3. 11 pendingin trafo type ONAF

134
3.7. Tap Changer (On Load Tap perubahan tegangan pada salah
Changer) satu sisi input berubah tetapi sisi
outputnya tetap. Alat ini disebut
Kualitas operasi tenaga listrik sebagai sadapan pengatur
jika tegangannya nominal sesuai tegangan tanpa terjadi pemutusan
ketentuan, tapi pada saat operasi beban maka disebut On Load Tap
terjadi penurunan tegangan Cahnger (OLTC). Pada umumnya
sehingga kualitasnya menurun OLTC tersambung pada sisi primer
untuk itu perlu alat pengatur dan jumlahnya tergantung pada
tegangan agar tegangan selau perancang dan perubahan sistem
pada kondisi terbaik, konstan dan tegangan pada jaringan, yang
kontinyu. Untuk itu trafo dirancang kontruksinya dapat dilihat pada
sedemikian rupa sehingga gambar 3.12 .

Saklar pengubah
(driverter switch)

Tap pemilih
(selector switch)

Gambar 3.12 : On Load Tap Changer (OLTC)

3.8. Alat pernapasan ditampung pada tangki yang sering


(Dehydrating Breather) disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak
Sebagai tempat penampungan diusahakan tidak boleh
pemuaian minyak isolasi akibat bersinggungan dengan udara
panas yang timbul maka minyak karena kelembaban udara yang

135
mengandung uap air akan baik panasnya kumparan primer
mengkontaminasi minyak walaupun dan sekunder juga minyak.
prosesnya berlangsung cukup Thermometer ini bekerja atas dasar
lama. air raksa (mercuri/Hg) yang
Untuk mengatasi hal tersebut tersambung dengan tabung
udara yang masuk kedalam tangki pemuaian dan tersambung dengan
konservator pada saat minyak jarum indikator derajat panas.
menjadi dingin diperlukan suatu Beberapa thermometer
media penghisap kelembaban yang dikombinasikan dengan panas dari
digunakan biasanya adalah resistor khusus yang tersambung
silicagel. Kebalikan jika trafo panas dengan tansformator arus, yang
maka pada saat menyusut maka terpasang pada salah satu fasa
akan menghisap udara dari luar (fasa tengah) dengan demikian
masuk kedalam tangki dan untuk penunjukan yang diperoleh adalah
menghindari terkontaminasi oleh relatif terhadap kebenaran dari
kelembaban udara maka diperlukan panas yang terjadi. Gambar
suatu media penghisap kelemba- kontruksi Thermometer dapat dilihat
ban yang digunakan biasanya pada gambar 3.14.
adalah silicagel yang secara khusus
direncang untuk maksud tersebut
diatas. Kontruksi alat pernapasan
transformator dapat dilihat pada
gambar 3.13

Gambar 3. 14 Thermometer

2. Permukaan minyak

Alat ini berfungsi untuk


penunjukan tinggi permukaan
minyak yang ada pada konservator.
Gambar 3.13 Kontruksi alat Ada beberapa jenis penunjukan
pernapasan transformator seperti penunjukan lansung yaitu
dengan cara memasang gelas
3. 9. Indikator-indikator : penduga pada salah satu sisi
konservator sehingga akan mudah
1. Thermometer, mengetahui level minyak.
Sedangkan jenis lain jika
Alat ini berfungsi untuk konservator dirancang sedemikian
mengukur tingkat panas dari trafo rupa dengan melengkapi semacam

136
balon dari bahan elastis dan diisi udara yang masuk kedalam balon
dengan udara biasa dan dilengkapi dalam kondisi kering dan aman.
dengan alat pelindung seperti pada Gambar kontruksi nya dapat dilhat
sistem pernapasan sehingga pada gambar 3.15
pemuan dan penyusutan minyak

Gambar 3.15. Alat ukur penunjukan tinggi permukaan minyak

3.10. Peralatan Proteksi Internal. terhadap ketidaknormalan aliran


minyak yang tinggi yang timbul
1. Relai Bucholz pada waktu transformator terjadi
gangguan serius. Peralatan ini
Penggunaan relai deteksi gas akan menggerakkan kontak trip
(Bucholtz) pada Transformator yang pada umumnya terhubung
terendam minyak yaitu untuk dengan rangkaian trip Pemutus
mengamankan transformator yang Arus dari instalasi transformator
didasarkan pada gangguan tersebut. Ada beberapa jenis relai
Transformator seperti : arcing, buchholtz yang terpasang pada
partial discharge, over heating transformator,
yang umumnya menghasilkan gas. Relai sejenis tapi digunakan
Gas-gas tersebut dikumpulkan untuk mengamankan ruang On
pada ruangan relai dan akan Load Tap Cahnger (OLTC) dengan
mengerjakan kontak-kontak alarm. prinsip kerja yang sama sering
Relai deteksi gas juga terdiri disebut dengan Relai Jansen.
dari suatu peralatan yang tanggap Terdapat beberapa jenis antara lain

137
sema seperti relai buhcoltz tetapi Relai ini bekerja karena
tidak ada kontrol gas, jenis tekanan tekanan lebih akibat gangguan
ada yang menggunakan didalam transformator, karena
membran/selaput timah yang lentur tekanan melebihi kemampuan
sehingga bila terjadi perubahan membran yang terpasang, maka
tekanan kerena gangguan akan mamran akan pecah dan minyak
berkerja, disini tidak ada alarm akan akan keluar dari dalam
tetapi langsung trip dan dengan transformator yang disebabkan oleh
prinsip yang sama hanya tekanan minyak
menggunakan pengaman tekanan
atau saklar tekanan. Gambar 3. Relai tekanan lebih (Sudden
kontruksi Relai Bucholz seperti Pressure Relay)
gambar 3.16.
Suatu flash over atau hubung
singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak,
umumnya akan berkaitan dengan
suatu tekanan lebih didalam tangki,
karena gas yang dibentuk oleh
decomposisi dan evaporasi minyak.
Dengan melengkapi sebuah
pelepasan tekanan pada trafo maka
tekanan lebih yang membahayakan
tangki trafo dapat dibatasi
besarnya. Apabila tekanan lebih ini
Gambar 3.16. Relai Bucholz tidak dapat dieliminasi dalam waktu
beberapa millidetik, tangki trafo
2. Jansen membran akan meledak dan terjadi panas
lebih pada cairan, konsekuensinya
Alat ini berfungsi untuk
pada dasarnya harus memberikan
Pengaman tekanan lebih (Explosive
suatu peralatan pengaman.
Membrane) / Bursting Plate yang
Peralatan pengaman harus cepat
kontruksinya seperti gambar 3.17.
bekerja mengevakuasi tekanan
tersebut. Gambar kontruksi relai
tekanan lebih dapat dilihat pada
gambar 3.18.

4. Relai pengaman tangki


Relai bekerja sebagai
pengaman jika terjadi arus mengalir
tangki akibat gangguan fasa ke
tangki atau dari instalasi bantu
seperti motor kipas, srkulasi dan
motor-motor bantu yang lain,
pemanas dll. Arus ini sebagai
pengganti relai diferensial sebab
Gambar 3.17. Jansen membran sistim relai pengaman tangki
138
biasanya dipasang pada trafo yang primer dan biasanya pada trafo
tidak dilengkapi trafo arus disisi dengan kapasitas kecil.

Pipa penghubung

Konservator

Tutup tangki

Tangki

Gambar3.18. Relai tekanan lebih

Trafo dipasang diatas isolator


sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan
kabel pentanahan yang dilewatkan
melali trafo arus dengan tingkat
isolasi dan ratio yang kecil
kemudian tersambung pada relai
tangki tanah dengan ratio Trafo
arus antara 300 s/d 500 dengan sisi
sekunder hanya 1 Amp.

Gambar 3.19 : Rureele Sudden


pressure

5. Neutral Grounding Resistance

Neutral Grounding Resistance


Adalah tahanan yang dipasang
antara titik neutral trafo dengan
pentanahan dimana berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan yang
terjadi sehingga diperlukan proteksi
yang praktis dan tidak terlalu mahal
karena karakteristik relai
dipengaruhi oleh sistem
pentanahan titik netral.

139
Gambar 3.20. Neutral Grounding Resistance (NGR)

Neutral Grounding Resistance Untuk memperoleh nilai Resistance


atau Resistance Pentanahan Trafo, yang diinginkan ditambahkan
yaitu resistance yang dipasang garam KOH .
pada titik neutral trafo yang Resistance Logam, yaitu bahannya
dihubungkan Y ( bintang ). NGR terbuat dari logam nekelin dan
biasanya dipasang pada titik netral dibuat dalam panel dengan nilai
trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan resistance yang sudah ditentukan.
pada titik neutral trafo 150 kV dan Cara pengkuran resistansi
500 kV digrounding langsung (solid) pentanahan transformator dapat
dilihat pada gambar 3.21.
NILAI NGR Sedangkan gambar Perlengkapan
Tegangan 70 kV 40 Ohm Transformator dapat dilihat pada
Tegangan 20 kV 12 Ohm,40 Ohm, gambar 3 22 .
200 Ohm dan 500 Ohm

Jenis Neutral Grounding


Resistance

Resistance Liquit ( Air ), yaitu


bahan resistance adalah air murni .

140
Gambar 3.21. Pengukuran Neutral Grounding Resistance

141
KONSERVATOR

KLEM

BUCHOLTZ RELAI
BUSHING
JANSEN RELAI

RADIATOR
TERMOMETER

SILICAGEL OLTC
MEKANIK OLTC
KIPAS PENDINGIN

KONTROL BOX SILICAGEL

Gambar 3.22 Perlengkapan Transformator

3.11. Peralatan Tambahan untuk sumber DC yang tidak ada serta


Pengaman Transformator. kerusakan sistim pengawatan ..
Sistem pemadam kebakaran
1. Pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem
(transformator - transformator mengurangi minyak secara
besar ) otomatis sehingga terdapat ruang
yang mana secara paksa gas
Sistem pemadam kebakaran pemisah oksigen diudara
yang modern pada transformator dimasukan kedalam ruang yang
saat sekarang sudah sangat sudah tidak ada minyaknya
diperlukan. Fungsi yang penting sehingga tidak ada pembakaran
untuk mencegah terbakarnya trafo. minyak, sehingga kerusakan yang
Penyebab trafo terbakar adalah lebih parah dapat dihindarkan,
karena gangguan hubung singkat walaupun kondisi trafo menjadi
pada sisi sekunder sehingga pada rusak. Gambar aliran minyak
trafo akan mengalir arus pendingin trafo dapat dilihat pada
maksimumnya. Jika prose tersebut gambar 3.23.
berlangsung cukup lama karena Proses pembuangan minyak
relai tidak beroperasi dan tidak secara grafitasi atau dengan
beroperasinya relai juga sebagai menggunakan motor pompa DC
akibat salah menyetel waktu adalah suatu kondisi yang sangat
pembukaan PMT, relai rusak, dan berisiko sebab hanya
142
menggunakan katup otomatis yang
dikendalikan oleh pemicu dari
saklar akibat panasnya api dan
menutupnya katup otomatis pada
katup pipa minyak penghubung
tanki (konservator) ke dalam trafo
(sebelum relai bucholz) serta
adanya gas pemisah oksigen ( gas
nitrogen yang bertekanan tinggi)
diisikan melaui pipa yang
disambung pada bagian bawah
trafo kemudian akan menuju
keruang yang tidak terisi minyak.
Dengan demikian mencegah
terbakarnya minyak didalam trafo
dapat dihindarkan. Gambar Gambar 3 24 alat pemadam
kontruksi alat pemadam kebakaran kebakaran tranformator
dapat dilihat pada gambar 3.24.
2. Thermometer pengukur
langsung.

Thermometer pengukur langsung


banyak digunakan pada instalasi
tegangan tinggi/Gardu Induk ,
seperti pada ruang kontrol, ruang
relai, ruang PLC dll. Suhu ruangan
dicatat secara periodik pada
formulir yang telah disiapkan
(contoh formulir terlampir) dan
dievaluasi sebagai bahan laporan.

3. Thermometer pengukur tidak


langsung
Termometer pengukur tidak
Gambar 3.23 Aliran minyak langsung banyak digunakan pada
pendingin trafo instalasi tegangan tinggi/
transformator yang berfungsi untuk
mengetahui perubahan suhu
minyak maupun belitran
transformator. Suhu minyak dan
belitan trafo dicatat secara periodik
pada formulir yang telah disiapkan
(contoh formulir terlampir) dan
dievaluasi sebagai laporan. Skema
peralatan ukur dimaksud dapat
dilihat pada gambar 3.25 dibawah
ini.
143
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5. Thermometer oil

gambar 3.25 Skema peralatan pengukuran tidak langsung

3.12. Relai Proteksi trafo dan terhadap gangguan hubung singkat


fungsinya . antar fasa didalam maupun diluar
daerah pengaman transformator
Jenis relai proteksi pada trafo Juga diharapkan relai ini
tenaga adalah sebagai berikut : mempunyai sifat komplementer
dengan relai beban lebih. relai ini
1. Relai arus lebih (over current berfungsi pula sebagai pengaman
relay) cadangan bagi bagian instalasi
lainnya.bentuk relai ini dapat dilhat
Relai ini berfungsi untuk pada gambar 3.26.dan gambar 3.27
mengamankan transformator

indikator

reset

Gambar 3.26: Relai arus lebih dan hubung tanah


(OCR/GFR)

144
+
CT

OCR
Tripping coil

PMT IND AU
beban X

Gambar 3.27: sistem pengawatan OCR.

2. Relai Difrensial yang terjadi didalam daerah


Relai ini berfungsi untuk pengaman transformator dapat
mengamankan transformator dilhat pada gambar 3.28 a.dan
terhadap gangguan hubung singkat gambar 3.28.b
.

Gambar 3,28 a: Diagram relai Gambar 2.28.b: Relai differensial,


differensial REF dan SBEF

3. Relai gangguan tanah terbatas pengaman transformator khususnya


(Restricted Earth fault Relay ) untuk gangguan didekat titik netral
yang tidak dapat dirasakan oleh
Relai ini berfungsi untuk relai differensial dapat dilhat pada
mengamankan transformator gambar 3.29
terhadap tanah didalam daerah

145
x
87N
87N

Gambar 3.29: single line diagram relai differensial dan REF

Gambar 3.30. Restristant earth foult detector

146
4. Relai arus lebih berarah Relai ini terpasang pada jaringan
Directional over current Relai tegangan tinggi, tegangan
atau yang lebih dikenal dengan menengah juga pada pengaman
Relai arus lebih yang mempunyai transformator tenaga dan berfungsi
arah tertentu merupakan Relai untuk mengamankan peralatan
Pengaman yang bekerja karena listrik akibat adanya gangguan
adanya besaran arus dan tegangan phasa-phasa maupun Phasa
yang dapat membedakan arah arus ketanah.
gangguan.
Bus 20 KV

Trippin PT
g

-
ZC +
67 G

Gambar 3.31: Diagram Situasi Pemasangan Relai 67 G

Relai ini mempunyai 2 buah


parameter ukur yaitu tegangan dan Untuk membedakan arah
arus yang masuk ke dalam relai tersebut maka salah satu phasa
untuk membedakan arah arus ke dari arus harus dibandingakan
depan atau arah arus ke belakang. dengan Tegangan pada phasa
Pada pentanahan titik netral trafo yang lain.
dengan menggunakan tahanan,
relai ini dipasang pada penyulang 5. Relai connections
20 KV. Bekerjanya relai ini
berdasarkan adanya sumber arus Adalah sudut perbedaan antara
dari ZCT (Zero Current arus dengan tegangan masukan
Transformer) dan sumber tegangan relai pada power faktor satu.
dari PT (Potential Transformers). Relai maximum torque angle
Sumber tegangan PT umumnya Adalah perbedaan sudut antara
menggunakan rangkaian Open- arus dengan tegangan pada relai
Delta, tetapi tidak menutup yang menghasilkan torsi
kemungkinan ada yang maksimum.
menggunakan koneksi langsung 3
Phasa.

147
Gambar 3. 32. Relai arus lebih berarah.

melalui rangkaian trafo arus


6. Relai gangguan tanah . penghantar (Iop = 3Io) sedangkan
Relai ini berfungsi untuk polarising signal diperoleh dari
mengamankan transformator tegangan residual.
gangguan hubung tanah, didalam Tegangan residual dapat
dan diluar daerah pengaman diperoleh dari rangkaian sekunder
transformator. Relai arah hubung open delta trafo tegangan seperti
tanah memerlukan operating signal pada Gambar 3.32
dan polarising signal. Operating
signal diperoleh dari arus residual

148
B

........
.......

VRES

Gambar 3.33: Rangkaian open delta trafo tegangan

Gambar 3.33. Relai gangguan tanah

6. Relai tangki tanah tangki atau dari instalasi bantu


seperti motor kipas, sirkulasi dan
Relai ini berfungsi untuk motor-motor bantu, pemanas dll.
mengamankan transformator Pengaman arus ini sebagai
terhadap hubung singkat antara pengganti relai diferensial sebab
kumparan fasa dengan tangki sistim relai pengaman tangki
transformator dan transformator biasanya dipasang pada trafo yang
yang titk netralnya ditanahkan. tidak dilengkapi trafo arus disisi
Relai bekerja sebagai primer dan biasanya pada trafo
pengaman jika terjadi arus mengalir dengan kapasitas kecil. Trafo
dari tangki akibat gangguan fasa ke dipasang diatas isolator sehingga

149
tidak terhubung ke tanah kemudian kemudian tersambung pada relai
dengan menggunakan kabel tangki tanah dengan ratio Trafo
pentanahan yang dilewatkan Arus(CT) antara 300 s/d 500
melalui trafo arus dengan tingkat dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
isolasi dan ratio yang kecil

Gambar 3.34 : relai hubung tanah pada trafo

3.13, Announciator Sistem Kumpulan indikator-indikator


Instalasi Tegangan Tinggi. tersebut biasanya disebut sebagai
announciator.
Annunciator adalah indikator
kejadian pada saat terjadi ketidak Announciator yang terlengkap
normalan pada sistem instalasi pada saat sekarang adalah pada
tegangan tinggi, baik secara instalasi gardu induk SF6, sebab
individu maupun secara bersama. pada system GIS banyak sekali
Annunciator terjadi bersamaan kondisi yang perlu di pantau seperti
dengan relai yang bekerja akibat tekanan gas, kelembaban gas SF6
sesuatu yang terjadi ketidak disetiap kompartemen, posisi
normalan pada peralatan tersebut. kontak PMT, PMS baik PMS line,
Annunciator biasanya berbentuk PMS Rel maupun PMS tanah dll.
petunjuk tulisan yang pada kondisi Untuk itu pembahasan tentang
normal tidak ada penunjukan, bila annunciator akan diambil dari
terjadi ketidaknormalan maka sistem annunciatornya gardu induk
lampu didalam indikator tersebut SF6. seperti. Annunciator pada bay
menyala sesuai dengan kondisi penghantar (SUTT maupun SKTT),
sistem pada saat tersebut. Transformator dan Koppel.

150
Pemasangan lampu indikator pada transformator dapat dilihat pada gambar
3.20 .

33L

43L

31L 32L 41L 42L


Q21
31T 32T
41T 42T

T
51L 52L

63L 51T 52T


61L 62L
61T 62T
Q5 21L 23L 24L 25L
22L 26L 27L
83L
T

71T 72T
72L
71L Q3
81L 82L
Q2
81T 82T

92L 91T 92T

91L Q3

28L

29L 21C 21T

Gambar 3.35. Pemasangan lampu indikator pada transformator

151
Indikator berupa lampu dapat dilihat pada table 3.2
Tabel 3.2 Indikator berupa lampu
Kode
21LA Pasokan Pemanas gagal/trip.
22LA Pasokan Motor PMT gagal/trip.
23LA Pasokan Motor PMS dan PMS Tanah gagal/trip.
24LA Pasokan rangkaian trip 1 gagal/trip
25LA Pasokan rangkaian trip 2 gagal/trip
26LA Pasokan saklar control PMS dan PMS tanah
gagal/trip
27LA Pasokan untuk signaling gagal/trip.
28LA Posisi control remote.
29LA Posisi control Lokal.
31LA Posisi PMS Q21 Membuka/Open.
32LA Posisi PMS Q21 menutup /Close
33LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G1 gangguan.

Kode Indikator
41LA Posisi PMS Q22 terbuka/open
42LA Posisi PMS Q22 menutup/close..
43LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G2 gangguan.
51LA Posisi PMS TANAH Q35 terbuka/open
52LA Posisi PMS TANAH Q35 menutup/close..
61LA Posisi PMT Q50 terbuka/open
62LA Posisi PMT Q50 menutup/close..
63LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G0 gangguan
71LA Posisi PMS TANAH Q30 terbuka/open
72LA Posisi PMS TANAH Q30 menutup/close..
73LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G5 gangguan
(ada PT)
81LA Posisi PMS LINE Q28 terbuka/open
82LA Posisi PMS LINE Q28 menutup/close..
83LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G9 gangguan
91LA Posisi PMS TANAH Q38 terbuka/open
92LA Posisi PMS TANAH Q38 menutup/close..

Bentuk dan kode saklar dan saklar tekan (push button)


Kode Indikator
21CV Kunci selektor switch untuk kontrol lokal dan remote.
21TO Saklar tekan (on/off) untuk mengecek lampu pada
panel kontrol
31TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q21.
32TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q21.
41TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q22.

152
42TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q22.
51TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q35.
52TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q35.
61TO Saklar tekan untuk menutup PMT Q50.
62TO Saklar tekan untuk membuka PMT Q50.
71TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q30.
72TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q30.
81TO Saklar tekan untuk menutup PMS LINE Q28.
82TO Saklar tekan untuk membuka PMS LINE Q28.
91TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q38.
92TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q38.

3.14. Parameter/pengukuran transformator.


Parameter/pengukuran transformator dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Parameter/pengukuran transformator


Indikasi keterangan
Oil level transformer Indikasi ini menunjukan bahwa minyak
low alarm transformator yang ada di dalam tangki trafo
berkurang, sehingga alat ukur permukaan
minyak (level ) mengerjakan kontak dan
mengirim alarm ke panel kontral ,dan di
panel kontrol muncul sinyal oil level
transformer low alarm serta membunyikan
bel(kontak penggerak untuk memberikan
sinyal dan alarm bekerja ).
Oil level OLTC low alarm Indikasi ini menunjukan bahwa minyak yang
ada di dalam tangki tap changer berkurang,
sehingga alat ukur permukaan minyak (level)
mengerjakan kontak dan mengirim alarem ke
panel kontral ,dan di panel kontrol muncul
sinyal oil level OLTC low alarm serta
membunyikan bel ( kontak penggerak untuk
memberikan sinyal dan alarm bekerja ).
Bucholtz Alarm Indikasi ini menunjukan bahwa kontak relai
Bucholtz untuk Alarm bekerja (kontak relai
bucholtz ada dua ,satu alarm dan yang
satunya trip). Bekerjanya disebabkan
beberapa kejadian yaitu : Jika didalam trafo
ada gas yang disebabkan oleh adanya panas
lebih sehingga terjadi gelembung-gelembung
gas yang terakumulasi sampai nilai tertentu
(300 -350 Cm3 ).Gas tersebut menekan
pelampung untuk kontak alarm, dan mengirim
sinyal ke panel kontrol dan dipanel timbul
sinyal Bucholtz alarm dan bel berbunyi .

153
Jika didalam trafo terjadi partial discharge
pada isolasi, maka akan terjadi gelembung
gas (seperti diatas ) maka timbul Bucholtz
alarm dan bel berbunyi.
Jika minyak didalam trafo bocor sehingga
sampai tingkat permukaan relai bucholtz,
maka apabila pelampung atas sudah tidak
terendam minyak, maka kontak bucholtz
alarm akan tertutup dan memberikan sinyal
bucholtz alarm dan bel berbunyi.
Winding temperature Winding primer
alarm Indikasi ini menunjukan bahwa suhu
(temperature ) kumparan primer panas
melebihi setting alarm termometer (misalnya
85 C) dan sushu trafo mencapai 85 C,
maka kontgak alarm pada termometer
(termostat) akan tertutup dan mengirim sinyal
alarem ke panel kontrol winding primer alarm
serta bel berbunyi.
Winding sekunder
Indikasi ini menunjukan bahwa suhu
(temperature) kumparan primer panas
melebihi setting alarm termometer (misalnya
85 C) dan sushu trafo mencapai 85 C
,maka kontgak alarm pada termometer
(termostat) akan tertutup dan mengirim sinyal
alarm ke panel kontrol winding sekunder
alarm serta bel berbunyi.
Winding temperature Winding primer
alarm Indikasi ini menunjukan bahwa suhu
(temperature ) kumparan primer panas
melebihi setting alarm termometer (misalnya
85C) dan suhu trafo mencapai 85 C ,maka
kontak alarm pada termometer ( termostat)
akan tertutup dan mengirim sinyal alarm ke
panel kontrol winding primer alarm serta bel
berbunyi.
Winding sekunder
Indikasi ini menunjukan bahwa suhu
(temperature) kumparan primer panas
melebihi setting alarm termometer (misalnya
85C) dan sushu trafo mencapai 85 C, maka
kontak alarm pada termometer (termostat)
akan tertutup dan mengirim sinyal alarem ke
panel kontrol winding sekunder alarm serta
bel berbunyi.

154
OLTC voltage regulator Pengaturan setting tegangan pada peralatan
alarm regulator tidak sesuai dengan tegangan yang
diminta ,maka relai regulator tegangan aklan
memberikan sinyal ke panel kontrol dan
memberi sinyal OLTC voltage regulator alarm
serta bel berbunyi.

Transformer cooling Indikasi ini menunjukan bahwa sistem


fault alarem pendingin (kipas atau pompa minyak sirkulasi
ada gangguan) yaitu :
saklar termis untuk pasokan motor kipas
pendingin trip (lepas) sehingga motor tidak
berputar dan saklar termis tersebut kontak
bantunya tertutup dan memberikan sinyal ke
panel kontrol Transformer cooling fault
alarem dan bel berbunyi.
Pompa sirkulasi minyak tidak berputar/bekerja
saklar termis untuk pasokan motor pompa
minyak pendingin trip (lepas) sehingga motor
tidak berputar dan saklar termis tersebut
kontak bantunya menutup dan memberikan
sinyal ke panel kontrol Transformer cooling
fault alarm dan bel berbunyi.
Marshalling kios fault Indikasi tersebut menunjukan terjadi gangguan
alarem sumber arus bolak-balik 220/380 V, yaitu
saklar sumber tegangan AC 220/380 V trip,
sehingga bay tersebut tidak ada pasokan AC,
dan saklar tersebut kontak bantunya menutup
dan mengirim sinyal gangguan ke panel
kontrol sehingga timbul sinyal Marshalling
kios fault alarem dan bel berbunyi.
Fire protection out of Indikasi ini menunjukan bahwa sistem
service alarem pemadam api transformator tidak siap bekerja
(out of service), yaitu akibat saklar DC 110 V
sumber pasokan untuk sistem instalasi
pemadam api trip (tidak masuk), sehingga
kontak bantunya menutup dan megirim sinyal
ke panel kontrol dengan indikasi Fire
protection out of service alarem dan bel
berbunyi.
Bucholtz trip a. Indikasi ini menunjukan bahwa relai
bucholtz bekerja menjatuhkan PMT (trip)
yang disebabkan oleh :gangguan yang
serius atau hubung singkat lilitan
trafo/kumparan trafo sehingga terjadi
penguraian minyak dan bahan isolasi lain
serta menimbulkan gas dan aliran minyak

155
dari trafo ke relai bucholtz, sehingga
kontak relai bekerja mengirim sinyal trip ke
PMT primer dan sekunder, memberi- kan
sinyal alarm bucholtz trip dan membunyi-
kan bel.
b. Gangguan minyak trafo bocor sehingga
terjadi penurunan permukaan minyak
sampai level yang minimum (sebelumnya
terjadi alarm bucholtz) ,sehingga kontak
relai bekerja mengirim sinyal trip ke PMT
primer dan sekunder,memberikan sinyal
alarm bucholtz trip dan bel berbunyi.
c. Terjadi gangguan alam ,misalnya gempa
bumi yang besar ,sehingga terjadi
goncangan minyak didalam terfo maupun
relai bucholtz,dan kontak relai menutup
memberikan sinyal trip PMT primer dan
sekunder dan sinyal bucholtz trip bel atau
klakson bunyi.
Oil temperature trip Indikasi ini menunjukan bahwa minyak trafo
panas yang melebihi setting pengaman
temperatur, sehingga kontak termometer
untuk trip menutup memberikan sinyal untuk
menjatuhkan PMT primer dan sekunder dan
mengirim sinyal ke panel kontrol bucholtz trip
dan bel bunyi
winding temperature trip Indikasi ini menunjukan bahwa winding atau
kumparan trafo panas yang melebihi setting
pengaman temperatur, sehingga kontak
termometer untuk trip menutup memberikan
sinyal guna menjatuhkan PMT primer dan
sekunder dan mengirim sinyal ke panel
kontrol bucholtz trip dan bel bunyi.
Protection device OLTC Indikasi ini menunjukan relai Jansen dan atau
trip pengaman OLTC bekerja , akibat terjadi
breakdown isolasi pada wadah tap changer
atau ketidaknormalan operasi tap changer
atau terjadi tahanan pengalih putus , maka
akan memberikan sinyal trip PMT primer dan
sekunder dan sinyal ke panel protection
device OLTC trip dan bel/klakson bunyi.
Pressure relief device Indikasi ini menunjukan terjadi gangguan
transformer trip didalam trafo ,misalnya hubung singkat lilitan
/kumparan sehingga terjadi tekanan hidraulik
di dalam trafo. Tekanan ini didistribusikan ke
semua arah didalam trafo yang akan
mendorong dinding trafo, jika tekanan yang

156
terjadi melebihi kemampuan gaya dorong
relai sudden pressure ( misalnya 10 psi)
maka katup piringan akan terdorong dan
mengerjakan limit switch relai, memberikan
sinyal trip ke PMT primer dan sekunder ,
serta sinyal ke panel kontrol pressure relief
device dan bel/klakson bunyi
Fire protection operated Indikasi menunjukan ada gangguan fire
trip protection trafo bekerja, yaitu indikasi ada
kebakaran trafo,dan PMT trafo trip, bucholtz
bekerja, fire detector bekerja ,maka
pemadam api memberikan sinyal untuk
mengerjakan sistem pemadam api bekerja
yaitu membuang sebagian permukaan
minyak, kurang lebih 15 cm dari deksel atas,
menutup shutter,memasukan nitrogen
bertekanan dan mengaduk minyak didalam
tangki trafo, yang akhirnya api yang berkobar
dapat padam.dan mengirim sinyal ke panel
kontrol pemadam atau panel kontrol fire
protection operated bel bunyi.
Circuit breaker 20 kV Indikasi ini menunjukan bahwa pada kubikel
open 20 kV ada yang trip, PMT yang trip tersebut
memberikan sinyal ke panel kontrol circuit
breaker 20 kV open bel bunyi.
DC supply failure Indikasi menunjukan ada saklar DC 110 V
panel kontrol atau proteksi pada panel trafo
trip , dan kontak bantu saklar DC tersebut
memberikan sinyal DC supply failure dan bel
berbunyi
Main protection Indikasi ini menunjukan relai utama
operated pengaman trafo (diferensial ) bekerja,
sehingga kontak relai diferensial menutup
dan mengirim sinyal untuk mentripkan PMT
primer dan sekunder serta mengirim sinyal ke
panel kontrol Main protection operated bel
/klakson berbunyi.
Back up protection Indikasi ini menunjukan relai cadangan (back
operated up ) pengaman trafo (OCR,REF,SBEF )
bekerja ,sehingga kontak relai (OCR,REF,
SBEF) menutup dan mengirim sinyal untuk
mentripkan PMT primer dan sekunder serta
mengirim sinyal ke panel kontrol Back up
protection operated bel / klakson berbunyi.
Breaker failure operated Indikasi menunjukan relai breaker failure
bekerja,kontak relai breaker menutup
memberi sinyal trip pada PMT dan PMT yang

157
lain yang satu rel(bus) dan mengirim sinyal
ke panel kontrol Breaker failure operated dan
b el/klakson berbunyi.
Healty trip 1-2 alarem Indikasi menunjukan ada gangguan sistem
pemantau rangkaian trip PMT melihat ada
ketidaknormalan ( coil trip putus,) dan
mengirim alarm ke panel kontrol Healty trip
1-2 alarm dan bel berbunyi
Transformer fault alarem Indikasi menunjukan ada gangguan pada
stage pengaman trafo ( bucholtz,suhu tinggi,
permukaan minyak) dan kontak relai tersebut
mengirim sinyal alarem ke panel kontrol
Transformer fault alarem stage dan bel
berbunyi.
Transformer fault tripping Indikasi menunjukan ada gangguan pada
stage pengaman trafo ( bucholtz, suhu tinggi,
permukaan minyak, jansen, sudden pressure
) dan kontak relai tersebut mengirim sinyal
trip ke PMT primer dan sekunder dan sinyal
ke panel kontrol Transformer fault tripping
stage dan bel berbunyi.
Auto reclose in progress Indikasi menunjukan relai recloser bekerja
pada waktu ada gangguan , kontak relai
memberikan indikasi ke panel kontrol Auto
reclose in progress dan bel/klakson berbunyi.

158
BAB IV
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

Pembangunan Pusat Pembangkit - Gardu Induk


dengan kapasitas produksi energi - Saluran Distribusi
listrik yang besar: PLTA, PLTU, Apabila salah satu bagian sistem
PLTGU, PLTG, PLTP memerlukan transmisi mengalami gangguan
banyak persyaratan, terutama maka akan berdampak terhadap
masalah lokasi yang tidak selalu bagian transmisi yang lainnya,
bisa dekat dengan pusat beban sehingga Saluran transmisi, Gardu
seperti kota, kawasan industri dan induk dan Saluran distribusi
lainnya. Akibatnya tenaga listrik merupakan satu kesatuan yang
tersebut harus disalurkan melalui harus dikelola dengan baik seperti
sistem transmisi yaitu : gambar 4.1
- Saluran Transmisi

INDUSTRI
BESAR
PUSAT
PEMBANGKIT SALURAN
TENAGA LISTRIK TRANSMISI TT GARDU INDUK
PLTA,PLTU,PLTG

JARINGAN TEGANGAN TRAFO


INDUS- MENENGAH 20 KV
TRI DISTRIBUSI
SEDANG
PJU

INDUSTRI KECIL
JARINGAN
TEGANGAN
MALL RUMAH TANGGA RENDAH 220 V

Gambar 4.1. Sistem Penyaluran Daya Listrik

Saluran Udara Tegangan menyalurkan tenaga listrik berskala


Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara besar dari Pembangkit ke pusat-
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) pusat beban dengan menggunakan
adalah sarana di udara untuk

159
tegangan tinggi maupun tegangan
ekstra tinggi.

4.1. Saluran Udara


SUTT/SUTETI merupakan jenis
Saluran Transmisi Tenaga Listrik
yang banyak digunakan di PLN
daerah Jawa dan Bali karena
harganya yang lebih murah
dibanding jenis lainnya serta
pemeliharaannya mudah.
Pembangunan SUTT/SUTETI
sudah melalui proses rancang
bangun yang aman bagi lingkungan
serta sesuai dengan standar
keamanan internasional, diantara
nya:
- Ketinggian kawat penghantar
Gambar 4.3. SUTETI 500 kV
- Penampang kawat penghantar
Suralaya - Cilegon
- Daya isolasi
- Medan listrik dan Medan
4.2. Saluran Kabel
magnet
- Desis corona Pada daerah tertentu
Macam Saluran Udara yang ada di (umumnya perkotaan) yang
Sistem Ketenagalistrikan PLN P3B mempertimbangkan masalah
Jawa Bali seperti gambar4.2 dan estetika, lingkungan yang sulit
gambar 4.3 mendapatkan ruang bebas,
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi keandalan yang tinggi, serta
(SUTT) 70 kV jaringan antar pulau, dipasang
b. Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Kabel.
(SUTT) 150 kV a. Saluran Kabel Tegangan Tinggi
c. Saluran Udara Tegangan Ekstra (SKTT) 70 kV
Tinggi (SUTETI) 500 kV b. Saluran Kabel Tegangan Tinggi
(SKTT) 150 kV
c. Saluran Kabel Laut Tegangan
Tinggi (SKLTT) 150 kV
Mengingat bahwa Saluran kabel
biaya pembangunannya mahal
dan pemeliharaannya sulit,
maka jarang digunakan,
Kontruksi Kabel dapat dilihat
pada gambar 4.4

Gambar 4.2. SUTT 150 kV Sukolilo


Kenjeran

160
menggunakan kawat telanjang
sehingga mengandalkan udara
sebagai media isolasi antara kawat
penghantar tersebut dengan benda
sekelilingnya.
Tower adalah konstruksi
bangunan yang kokoh, berfungsi
untuk menyangga/merentang kawat
penghantar dengan ketinggian dan
jarak yang cukup agar aman bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya.
Antara tower dan kawat penghantar
disekat oleh isolator.

Gambar 4. 4.Kabel bawah laut Jenis-jenis tower


Menurut bentuk konstruksinya
2. Saluran Isolasi Gas
jenis-jenis tower dibagi atas macam
Saluran Isolasi Gas (Gas 4 yaitu;
Insulated Line/GIL) adalah Saluran - Lattice tower
yang diisolasi dengan gas, - Tubular steel pole
misalnya: gas SF6, seperti gambar - Concrete pole
4.5. Karena mahal dan resiko - Wooden pole
terhadap lingkungan sangat tinggi Kuntruksi tower dapat dilihat
maka saluran ini jarang digunakan pada gambar 4.6 dan 4.7.

Gambar 4.5. Saluran Isolasi Gas

4. 3. Perlengkapan SUTT/SUTETI
dan Fungsinya.
4.3.1.Tower:
Tenaga listrik yang disalurkan
Gambar 4. 6. Lattice Tower
lewat sistem transmisi umumnya

161
sepenuhnya menanggung gaya
tarik
- Section tower yaitu tiang
penyekat antara sejumlah tower
penyangga dengan sejumlah
tower penyangga lainnya karena
alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan kawat),
umumnya mempunyai sudut
belokan yang kecil.
- Suspension tower yaitu tower
penyangga, tower ini hampir
sepenuhnya menanggung gaya
berat, umumnya tidak mempunyai
sudut belokan
- Tension tower yaitu tower
penegang, tower ini menanggung
gaya tarik yang lebih besar
daripada gaya berat, umumnya
mempunyai sudut belokan
Gambar 4.7 Steel Pole - Transposision tower yaitu tower
Konstruksi tower merupakan tension yang digunakan sebagai
jenis konstruksi SUTT / SUTETI tempat melakukan perubahan
yang paling banyak digunakan di posisi kawat fasa guna
jaringan PLN karena mudah dirakit memperbaiki impendansi
terutama untuk pemasangan di transmisi.
daerah pegunungan dan jauh dari - Gantry tower yaitu tower
jalan raya. Namun demikian perlu berbentuk portal digunakan pada
pengawasan yang intensif karena persilangan antara dua Saluran
besi-besinya rawan terhadap transmisi. Tiang ini dibangun di
pencurian. bawah Saluran transmisi existing.
Tower harus kuat terhadap - Combined tower yaitu tower yang
beban yang bekerja padanya yaitu: digunakan oleh dua buah saluran
- Gaya berat tower dan kawat transmisi yang berbeda tegangan
penghantar (gaya tekan) operasinya
- Gaya tarik akibat rentangan kawat Menurut susunan/konfigurasi
- Gaya angin akibat terpaan angin kawat fasa tower dikelompokkan
pada kawat maupun badan tower. atas.
- Jenis delta digunakan pada
Menurut fungsinya tower dibagi konfigurasi horisontal/mendatar
atas 7 macam yaitu. - Jenis piramida digunakan pada
- Dead end tower yaitu tiang akhir konfigurasi vertikal/tegak.
yang berlokasi di dekat Gardu - Jenis Zig-zag yaitu kawat fasa
induk, tower ini hampir tidak berada pada satu sisi lengan
tower.

162
Type tower terdiri dari :

Dilihat dari type tower dibagi atas beberapa tipe seperti tabel 4.1 dan tabel 4.2

Tabel 4.1 Tower 150 kV


TYPE TOWER FUNGSI SUDUT
Aa Suspension 0 3
Bb Tension / section 3 20
Cc Tension 20 60
Dd Tension 60 90
Ee Tension > 90
Ff Tension > 90
Gg Transposisi

Kontruksi towernya dapat dilihat pada gambar 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11.

Gambar 4.8 Tower 4 sirkit tipe suspensi Gambar 4.9 Tower 4 sirkit
tipe tension

163
Tabel 4.2 Tower 500 kV
TIPE TOWER
SIRKIT FUNGSI SUDUT
SIRKIT GANDA
TUNGGAL
A AA Suspension 0 2
AR AA R Suspension 0 5
B BB Tension 0 10
C CC Tension 10 30
D DD Tension 30 60
E EE Tension 60 90
F FF Dead end 0 45
G GG Transposisi

Gambar 4.10 Tower 2 sirkit tipe Gambar 4.11 Tower 2 sirkit tipe
suspensi tension

164
4. 3.2. Bagian-bagian tower: ditanggung oleh tower. Pondasi
tower yang menanggung beban
Pondasi:
tarik dirancang lebih kuat/besar
Pondasi adalah konstruksi daripada tower tipe suspension.
beton bertulang untuk mengikat Jenis pondasi:
kaki tower (stub) dengan bumi. - Normal dipilih untuk daerah
Jenis pondasi tower beragam yang dinilai cukup keras
menurut kondisi tanah tempat tapak tanahnya, seperti gambar 4.12
tower berada dan beban yang akan
chimney
Stub tower
Pad

Tanah
Tanah
Tanah
Urug
Urug
pad

Gambar 4.12 pondasi tower untuk tanah keras

- Spesial: Pancang ( fabrication dan cassing) dipilh untuk daerah yang


lembek/tidak keras sehingga harus diupayakan mencapai tanah keras
yang lebih dalam seperti gambar 4.13
-
Stub tower
Chimney

Tanah
li Tanah
Urug Tanah
Urug Pad

Tiang Pancang

Gambar 4.13 Pondasi tower untuk daerah yang lembek

165
- Raft dipilih untuk daerah berawa / berair
- Auger dipilh karena mudah pengerjaannya dengan mengebor dan
mengisinya dengan semen
- Rock: drilled dipilih untuk daerah berbatuan

Gambar 4.14 pemasangan pondasi untuk tower lattice dan tower pole

Gambar 4.15 Pondasi tower (lattice) SUTET Gambar 4. 16 Pondasi steel pole 500 kV
500 kV Gresik - Krian dead end Suralaya

Stub: Bagian atas stub muncul


Stub adalah bagian paling dipermukaan tanah sekitar 0,5
bawah dari kaki tower, dipasang sampai 1 meter dan dilindungi
bersamaan dengan pemasangan semen serta dicat agar tidak mudah
pondasi dan diikat menyatu dengan berkarat.
pondasi.

166
Pemasangan stub paling
menentukan mutu pemasangan Leg.
tower, karena harus memenuhi
syarat: Leg adalah kaki tower yang
- Jarak antar stub harus benar terhubung antara stub dengan body
- Sudut kemiringan stub harus tower. Pada tanah yang tidak rata
sesuai dengan kemiringan perlu dilakukan penambahan atau
kaki tower pengurangan tinggi leg. Sedangkan
- Level titik hubung stub body harus tetap sama tinggi
dengan kaki tower tidak boleh permukaannya.
beda 2 mm (milimeter) Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3
Apabila pemasangan stub sudah Penambahan leg ditandai: +1; +2;
benar dan pondasi sudah kering +3
maka kaki-kaki tower disambung ke
lubang-lubang yang ada di stub.

Stub
(normal)

Stub
(extension)

Kaki B

Kaki A

Gambar 4.17 Leg Extension kaki


tower

167
Common Body. Bridge
Common body adalah badan Bridge adalah penghubung
tower bagian bawah yang antara cross arm kiri dan cross arm
terhubung antara leg dengan badan tengah. Pada tengah-tengah bridge
tower bagian atas (super structure). terdapat kawat penghantar fasa
Kebutuhan tinggi tower dapat tengah. Bridge tidak dikenal di
dilakukan dengan pengaturan tinggi tower jenis pyramida
common body dengan cara
penambahan atau pengurangan. Rambu tanda bahaya.
Pengurangan common body
Rambu tanda bahaya
ditandai: -3
berfungsi untuk memberi peringatan
Penambahan common body
bahwa instalasi SUTT/SUTETI
ditandai: +3; +6; +9; +12; +15
mempunyai resiko bahaya. Rambu
ini bergambar petir dan tulisan
Super structure
AWAS BERBAHAYA TEGANGAN
Super structure adalah badan TINGGI. Rambu ini dipasang di kaki
tower bagian atas yang terhubung tower lebih kurang 5 meter diatas
dengan common body dan cross tanah sebanyak dua buah disisi
arm kawat fasa maupun kawat yang mengahadap tower nomor
petir. Pada tower jenis delta tidak kecil dan sisi yang menghadap
dikenal istilah super structure nomor besar.
namun digantikan dengan K frame
dan bridge. Rambu identifikasi tower dan
penghantar/jalur
6). Cross arm
Rambu identifikasi tower dan
Cross arm adalah bagian
penghantar/jalur berfungsi untuk
tower yang berfungsi untuk tempat
memberitahukan identitas tower:
menggantungkan atau mengaitkan
- Nomor tower
isolator kawat fasa serta clamp
- Urutan fasa
kawat petir. Pada umumnya cross
- Penghantar/Jalur
arm berbentuk segitiga kecuali
- Nilai tahanan pentanahan
tower jenis tension yang
kaki tower
mempunyai sudut belokan besar
Rambu ini dipasang di kaki
berbentuk segi empat.
tower lebih kurang 5 meter diatas
tanah sebanyak dua buah disisi
K frame
yang mengahadap tower nomor
K frame adalah bagian tower kecil dan sisi yang menghadap
yang terhubung antara common nomor besar dan bersebelahan
body dengan bridge maupun cross dengan Rambu tanda bahaya.
arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan
kanan yang simetri.
K frame tidak dikenal di tower
jenis pyramid

168
Pada daerah super stucture juga penghantar/jalur yang boleh
dipasang rambu penghantar/jalur dikerjakan.
agar petugas bisa mengenali

Gambar 4.18.a Rambu tanda bahaya Gambar 4.18.b Rambu identitas


tower dan jalur

Anti Climbing Device (ACD) Step bolt


ACD disebut juga penghalang Step bolt adalah baut yang
panjat berfungsi untuk menghalangi dipasang dari atas ACD ke
orang yang tidak berkepentingan sepanjang badan tower hingga
untuk naik tower. ACD dibuat super structure dan arm kawat petir.
runcing, berjarak 10 cm dengan Berfungsi untuk pijakan petugas
yang lainnya dan dipasang di setiap sewaktu naik maupun turun dari
kaki tower dibawah Rambu tanda tower.
bahaya.

Gambar 4.19 Baut Panjat (step bolt) Gambar 4.20 Penghalang Panjat

169
Halaman tower

Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari
proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar
stub tergantung pada jenis tower .

Patok As Tapak
batas tower kaki
tanah
menara

Gambar 4.21 Halaman tower

4.4. Konduktor 1). konduktivitas tinggi.


2) kekuatan tarik mekanikal tinggi
Konduktor adalah media
3) titik berat
untuk tempat mengalirkan arus
4) biaya rendah
listrik dari Pembangkit ke Gardu
5) tidak mudah patah
induk atau dari GI ke GI lainnya,
yang terentang lewat tower-tower.
Konduktor jenis Tembaga
Konduktor pada tower tension
(BC : Bare copper) merupakan
dipegang oleh tension clamp,
penghantar yang baik karena
sedangkan pada tower suspension
memiliki konduktivitas tinggi dan
dipegang oleh suspension clamp.
kekuatan mekanikalnya cukup baik.
Dibelakang clamp tersebut
Namun karena harganya mahal
dipasang rencengan isolator yang
maka konduktor jenis tembaga
terhubung ke tower.
rawan pencurian.
Aluminium harganya lebih
a. Bahan konduktor
rendah dan lebih ringan namun
Bahan konduktor yang konduktivitas dan kekuatan
dipergunakan untuk saluran energi mekanikalnya lebih rendah
listrik perlu memiliki sifat sifat dibanding tembaga.
sebagai berikut :

170
Pada umumnya SUTT dari bumi maupun konfigurasi yang
maupun SUTETI menggunakan tidak selalu vertikal. Guna
ACSR (Almunium Conductor Steel keseimbangan impendansi
Reinforced). penyaluran maka setiap 100 km
Bagian dalam kawat berupa dilakukan transposisi letak kawat
steel yang mempunyai kuat fasa.
mekanik tinggi, sedangkan bagian
luarnya mempunyai konduktifitas c. Penampang dan jumlah
tinggi. Karena sifat electron lebih konduktor.
menyukai bagian luar kawat
daripada bagian sebelah dalam Penampang dan jumlah
kawat maka ACSR cocok dipakai konduktor disesuaikan dengan
pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah kapasitas daya yang akan
yang udaranya mengandung kadar disalurkan, sedangkan jarak antar
belerang tinggi dipakai jenis kawat fasa maupun kawat berkas
ACSR/AS, yaitu kawat steelnya disesuaikan dengan tegangan
dilapisi dengan almunium. operasinya.
Pada saluran transmisi yang Jika kawat terlalu kecil maka
perlu dinaikkan kapasitas kawat akan panas dan rugi
penyalurannya namun SUTT transmisi akan besar. Pada
tersebut berada didaerah yang tegangan yang tinggi (SUTETI)
rawan longsor, maka dipasang penampang kawat , jumlah kawat
konduktor jenis TACSR (Thermal maupun jarak antara kawat berkas
Almunium Conductor Steel mempengaruhi besarnya corona
Reinforced) yang mempunyai yang ditengarai dengan bunyi desis
kapasitas besar tetapi berat kawat atau berisik.
tidak mengalami perubahan yang
banyak. d. Jarak antar kawat fasa:
Konduktor pada SUTT/SUTET
Jarak kawat antar fasa SUTT
merupakan kawat berkas (stranded)
70kV idealnya adalah 3 meter,
atau serabut yang dipilin, agar
SUTT= 6 meter dan SUTETI=12
mempunyai kapasitas yang lebih
meter. Hal ini karena menghindari
besar dibanding kawat pejal.
terjadinya efek ayunan yang dapat
menimbulkan flash over antar fasa.
b. Urutan fasa
Pada sistem arus putar,
e. Perlengkapan kawat
keluaran dari generator berupa tiga
penghantar
fasa, setiap fasa mempunyai sudut
pergerseran fasa 120. Pada SUTT
Perlengkapan atau fitting kawat
dikenal fasa R; S dan T yang urutan
penghantar adalah: Spacer,
fasanya selalu R diatas, S ditengah
vibration damper.
dan T dibawah. Namun pada
Untuk keperluan perbaikan
SUTETI urutan fasa tidak selalu
dipasang repair sleeve maupun
berurutan karena selain panjang,
karakter SUTETI banyak
dipengaruhi oleh faktor kapasitansi

171
armor rod. Sambungan kawat Arching Horn
disebut mid span joint.
Arcing horn adalah peralatan
yang dipasang pada sisi Cold
Repair Sleeve
(tower) dari rencengan isolator.
Repair sleeve adalah Fungsi arcing horn:
selongsong almunium yang - Media pelepasan busur api dari
terbelah menjadi dua bagian dan tegangan lebih antara sisi Cold
dapat ditangkapkan pada kawat dan Hot (kawat penghantar)
penghantar, berfungsi untuk - Pada jarak yang diinginkan
memperbaiki konduktifitas kawat berguna untuk memotong
yang rantas, tegangan lebih bila terjadi:
Cara pemasangannya dipress sambaran petir; switching;
dengan hydraulic tekanan tinggi gangguan, sehingga dapat
mengamankan peralatan yang
Bola Pengaman lebih mahal di Gardu Induk
(Trafo)
Bola pengaman adalah rambu
Media semacam arcing horn
peringatan terhadap lalu lintas
yang terpasang pada sisi Hot
udara, berfungsi untuk memberi
(kawat penghantar) adalah:
tanda kepada pilot pesawat terbang
- Guarding ring : berbentuk oval,
bahwa terdapat kawat transmisi.
mempunyai peran ganda yaitu
Bola pengaman dipasang pada
sebagai arcing horn maupun
ground wire pada setiap jarak 50m
pendistribusi tegangan pada
hingga 75 meter sekitar
beberapa isolator sisi hot.
lapangan/bandar udara.
Umumnya dipasang di setiap
tower tension maupun
Lampu Aviasi
suspension sepanjang
transmisi.
Lampu aviasi adalah rambu
peringatan berupa lampu terhadap
Arcing ring :
lalu lintas udara, berfungsi untuk
memberi tanda kepada pilot berbentuk lingkaran, mempunyai
pesawat terbang bahwa terdapat peran ganda yaitu sebagai arcing
kawat transmisi. Jenis lampu aviasi horn maupun pendistribusi
adalah sebagai berikut. tegangan pada beberapa isolator
- Lampu aviasi yang terpasang sisi hot. Umumnya hanya terpasang
pada tower dengan supply dari di tower dead end dan gantry GI
Jaringan tegangan rendah
- Lampu aviasi yang terpasang 4. 5. Kawat Tanah
pada kawat penghantar dengan
Kawat Tanah atau Earth wire
sistem induksi dari kawat
(kawat petir / kawat tanah) adalah
penghantar
media untuk melindungi kawat fasa
dari sambaran petir. Kawat ini
dipasang di atas kawat fasa dengan
sudut perlindungan yang sekecil

172
mungkin, karena dianggap petir menjadi besar sehingga kawat fasa
menyambar dari atas kawat. mudah tersambar petir.
Namun jika petir menyambar dari Jarak antara ground wire
samping maka dapat mengakibat- dengan kawat fasa di tower adalah
kan kawat fasa tersambar dan sebesar jarak antar kawat fasa,
dapat mengakibatkan terjadinya namun pada daerah tengah
gangguan. gawangan dapat mencapai 120%
Kawat pada tower tension dari jarak tersebut.
dipegang oleh tension clamp,
sedangkan pada tower suspension 4.5.3. Pentanahan Tower
dipegang oleh suspension clamp.
Pentanahan Tower adalah
Pada tension clamp dipasang kawat
perlengkapan pembumian sistem
jumper yang menghubungkannya
transmisi, berfungsi untuk
pada tower agar arus petir dapat
meneruskan arus listrik dari badan
dibuang ke tanah lewat tower.
tower kebumi.
Untuk keperluan perbaikan mutu
pentanahan maka dari kawat
1. Nilai pentanahan tower
jumper ini ditambahkan kawat lagi
menuju ketanah yang kemudian Nilai pentanahan tower harus
dihubungkan dengan kawat dibuat sekecil mungkin agar tidak
pentanahan. menimbulkan tegangan tower yang
tinggi yang pada akhirnya dapat
4.5.1. Bahan Kawat Tanah mengganggu sistem penyaluran:
Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm
Bahan ground wire terbuat
Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
dari steel yang sudah digalvanis,
Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
maupun sudah dilapisi dengan
almunium. Pada SUTETI yang
2. Jenis pentanahan
dibangun mulai tahun 1990an,
didalam ground wire difungsikan - Electroda bar: suatu rel logam
fibre optic untuk keperluan yang ditanam di dalam tanah.
telemetri, tele proteksi maupun Pentanahan ini paling
telekomunikasi yang dikenal sederhana dan efektif,dimana
dengan OPGW (Optic Ground nilai tahanan tanah adalah
Wire), sehingga mempunyai rendah
beberapa fungsi. Electroda plat : plat logam
yang ditanam di dalam tanah
4.5.2. Jumlah dan posisi Kawat secara horisontal atau vertikal.
Tanah Pentanahan ini umumnya untuk
Jumlah Kawat Tanah paling pengamanan terhadap petir.
tidak ada satu buah diatas kawat Counter poise electroda:
fasa, namun umumnya di setiap suatu konduktor yang digelar
tower dipasang dua buah. secara horisontal di dalam tanah.
Pemasangan yang hanya satu buah Pentanahan ini dibuat pada daerah
untuk dua penghantar akan yang nilai tahanan tanahnya tinggi.
membuat sudut perlindungan Atau untuk memperbaiki nilai

173
tahanan pentanahan. Mesh - Klem pentanahan atau
electroda: yaitu sejumlah konduktor sepatu kabel: bahan
yang digelar secara horisontal di tembaga yang tebal
tanah yang umumnya cocok untuk - Batang pentanahan: terbuat
daerah kemiringan. dari pipa tembaga atau besi
galvanis
3. Jenis sambungan pada tower - Klem sambungan kawat
pentanahan terbuat dari
- Penyambungan langsung pada
tembaga.
stub bagian bawah
- Penyambungan dibagian atas
4. 6. Isolator
stub
Isolator adalah media penyekat
antara bagian yang bertegangan
dengan bagian yang tidak
bertegangan. Fungsi isolator pada
SUTT/SUTETI adalah untuk
mengisolir kawat fasa dengan
tower. Pada umumnya isolator
terbuat dari porselen atau kaca dan
berfungsi sebagai isolasi tegangan
listrik antara kawat penghantar
Gambar 4. 22 Penyambungan pada dengan tiang.
bagian bawah stub Macam-macam isolator yang
dipergunakan pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) adalah
sebagai berikut :

4.6.1. Isolator Piring


Dipergunakan untuk isolator
penegang dan isolator gantung,
dimana jumlah piringan isolator
disesuaikan dengan tegangan
sistem pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) tersebut
(lihat gambar 4.24 dan 4.25).
Isolator tonggak saluran vertikal
Gambar 4.23 Penyambungan pada
(lihat gambar 4.26). Isolator
bagian atas stub
tonggak saluran horisontal (lihat
gambar 4.27)
4. Komponen pentanahan tower
Pada isolator gantung pada
- Kawat pentanahan: terbuat umumnya diperlengkapi dengan :
dari bahan yang Tanduk busur berfungsi untuk
konduktifitasnya besar: melindungi isolator dari tegangan
tembaga. Surja. bagian E pada gambar 4.28.

174
Cincin perisai (grading ring) medan listrik dan distribusi
Fungsi dari cincin perisai yaitu tegangan yang terjadi pada isolator,
untuk meratakan (mendistribusikan) bagian F gambar 4.24

Gambar 4.24 : Susunan Isolator Piring.

175
Gambar 4.25 : Isolator Tonggak Saluran Horisontal

176
Gambar 4.26 : Isolator Tonggak Saluran Vertikal

177
4.6.2. Nilai isolasi sarana penghubung yang
terbuat dari logam. Sirip-sirip
Besarnya isolasi pada
isolator berada di antara kedua
umumnya 3 hingga 3,3 kali
ujung tersebut. Isolator jenis ini
tegangan sistem, dimaksudkan
dipakai sebagai isolator
akan tahan terhadap muka
gantung.
tegangan petir pada waktu 1,2
- Pin isolator tidak digunakan di
mikro detik. Apabila nilai isolasi
SUTT/SUTETI.
menurun akibat dari polutan
- Post isolator adalah isolator
maupun kerusakan pada isolasinya,
berbentuk batang panjang, di
maka akan terjadi kegagalan isolasi
kedua ujungnya dipasang
yang akhirnya dapat menimbulkan
sarana penghubung yang
gangguan.
terbuat dari logam. Isolator ini
dipakai sebagai isolator yang
4.6.3. Jenis isolator
didudukkan.
Isolator terbagi atas beberapa
jenis yaitu: Menurut bahannya
Bahan isolator terbuat dari:
Menurut bentuknya:
- Keramik: mempunyai keunggulan
- Piringan yaitu isolator yang tidak mudah pecah, tahan
berbentuk piring, salah satu sisi terhadap cuaca, harganya relatif
dipasang semacam mangkuk mahal. Pada umumnya isolator
logam dan sisi lainnya dipasang menggunakan bahan ini.
pasak. Antara pasak dengan - Gelas/kaca: Mempunyai
mangkuk diisolasi dengan kelemahan mudah pecah namun
semen khusus. harganya murah. Digunakan
Ada dua macam model hanya untuk isolator jenis piring.
sambungannya: Ball & socket; Sambungan isolator yaitu
clevis &eye. Pemasangan isolator batang pasak dan mangkuknya
jenis piring ini digandeng- terbuat dari logam digalvanis. Pada
gandengkan dengan piringan daerah yang banyak mengandung
lainnya. Jumlahnya disesuaikan uap garam maupun zat kimia
dengan kebutuhan isolasi terhadap tertentu dapat membuat batang
tegangan yang bekerja di transmisi pasak karatan dan putus. Akhir-
tersebut. Jenis ini mempunyai akhir ini dikembangkan teknik untuk
fleksibelitas yang tinggi, karena bisa melapisi batang pasak tersebut
dipakai sebagai isolator gantung dengan zink.
maupun isolator tarik.
- Long rod adalah isolator yang Menurut bentuk pasangannya
berbentuk batang panjang, di
- I string
kedua ujungnya dipasang
- V string

178
- Horisontal string
- Single string
- Double string
- Quadruple
Pada daerah yang rawan
lingkungan maupun kemampuan
mekanik yang belum mencukupi
harus dilakukan penguatan
rencengan isolator, sebagai
contoh:dibuat double string.

Gambar 4.29 Konfigurasi Isolator


tower Suspensi SUTET 500 kV

Gambar 4.27
Isolator renceng untuk tower
suspension (I type)

Gambar 4.30 Isolator renceng


untuk tower tension (Horizontal type

Gambar 4. 28
Isolator renceng untuk tower
tension SUTETI (V type)

179
1. Karakteristik listrik Isolator
Bahan Isolator yang diapit
oleh oleh logam merupakan
kapasitor. Kapasitansinya
diperbesar oleh polutan maupun
kelembaban udara
dipermukaannya. Bagian ujung
saluran mengalami tegangan
permukaan yang paling tinggi,
sehingga dibutuhkan arcing horn
untuk membagi tegangan tersebut
lebih merata ke beberapa piring
isolator lainnya.

2. Karakteristik mekanik
Isolator harus memiliki kuat
mekanik guna menanggung beban
tarik kawat maupun beban berat
isolator dan kawat penghantar.
Gambar 4.31 Umumnya mempunyai Safety
Isolator yang terpasang pada faktor .
tension tower type DD
3. Perlengkapan/fitting isolator
4.6.4. Speksifikasi isolator
Berfungsi untuk menghubungkan
Setiap isolator harus mempunyai rencengan isolator dengan arm
speksifikasi dari fabrikan yang tower maupun kawat penghantar,
mencantumkan: diantaranya: U bolt; shackle; ball
- Standar mutu, misalnya dari eye; ball clevis; socket eye; socket
IEC clevis; link; extension link; double
- Type clevis, dan lain sebagainya, Bahan
- Model sambungan terbuat dari baja digalvanis dan
- Panjang creepage atau alur mempunyai kuat mekanik sesuai
(mm) beban yang ditanggungnya.
- Kuat mekanik (kN)
- Panjang antar sambungan (mm) 4. Tension clamp
- Berat satuan (kg)
Tension clamp adalah alat
- Diameter (mm)
untuk memegang ujung kawat
- Tegangan lompatan api
penghantar, berfungsi untuk
frekwensi rendah kondisi basah
menahan tarikan kawat di tower
(kV)
tension. Pemasangan tension
- Tegangan lompatan impuls
clamp harus benar-benar sempurna
kondisi kering (kV)
agar kawat penghantar tidak
- Tegangan tembus (kV)
terlepas. Sisi lain dari tension clamp

180
dihubungkan dengan perlengkapan memegang kawat penghantar pada
isolator. agar tidak terjadi tower suspension. Kawat
pemanasan yang akhirnya dapat penghantar sebelum dipasang
memutuskan hubungan kawat suspension clamp pada harus
jumper . dilapisi armor rod agar mengurangi
Pada tower tension dibutuhkan kelelahan bahan pada kawat akibat
kawat penghubung antara kedua dari adanya vibrasi atau getaran
ujung kawat penghantar di kedua pada kawat penghantar.
sisi cross arm, kawat ini disebut Pada kondisi tertentu yaitu
jumper. Bagian bawah tension letak tower yang terlalu rendah
clamp terdapat plat berbentuk lidah dibanding tower-tower sebelahnya
untuk menghubungkan kawat maka dipasang pemberat atau
jumper tersebut. Sambungan ini counter weight agar rencengan
harus kuat dan kencang isolator tidak tertarik ke atas.

6. Compression joint
Karena masalah transportasi,
panjang konduktor dan GSW dalam
satu gulungan (haspel) mengalami
keterbatasan. Oleh karenanya
konduktor dan GSW tersebut harus
disambung, sambungan (joint)
harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain :
Gambar 4.32 Tension clamp
- konduktivitas listrik yang
baik
- kekuatan mekanis dan
ketahanan yang tangguh
Compression joint adalah
material untuk menyambung
kawat penghantar yang cara
penyambungannya dengan
alat press tekanan tinggi.
Compression joint kawat
penghantar terdiri dari dua
komponen yang berbeda
yaitu:
- Selongsong steel berfungsi
Gambar 4.33 . Tension clamp
untuk menyambung steel
atau bagian dalam kawat
5. Suspension clamp
penghantar ACSR
Suspension clamp adalah alat - Selongsong almunium
yang dipasangkan pada kawat berfungsi untuk
penghantar ke perlengkapan menyambung almunium
isolator gantung, berfungsi untuk

181
atau bagian luar kawat
penghantar ACSR
Penyambungan kawat didahului
dengan penyambungan kawat
steel, dilanjutkan dengan
penyambungan kawat almunium.
.Penempatan compression joint
harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Diusahakan agar berada di
tengah-tengah gawangan Gambar 4.34 Spacer untuk
atau bagian terrendah konduktor berkas 4 kawat
daripada andongan kawat. (quadruple)
- Tidak boleh berada di dekat
tower tension (sisi kawat 8. Damper
yang melengkung ke bawah
Damper atau vibration damper
terhadap tengah gawang).
adalah alat yang dipasang pada
- Tidak boleh di atas jalan
kawat penghantar dekat tower,
raya, rel KA, SUTT lainnya
berfungsi untuk meredam getaran
agar kawat tidak mengalami
7. Spacer
kelelahan bahan.
Spacer adalah alat perentang Bentuk damper menyerupai
kawat penghantar terbuat dari dua buah bandul yang dapat
bahan logam dan berengsel yang membuang getaran kawat.
dilapisi karet. Pada SUTETI spacer
ini merangkap sebagai vibration
damper.
Fungsi spacer adalah:
- Memisahkan kawat berkas
agar tidak beradu
- Pada jarak yang diinginkan
dapat mengurangi bunyi
desis / berisik corona Gambar 4.35 Damper
Penempatan yang dipandu dari
fabrikan dapat mengurangi getaran 9. Armor Rod
kawat
Armor rod adalah alat berupa
sejumlah urat kawat yang dipilin,
berfungsi untuk melindungi kawat
dari kelelahan bahan maupun
akibat adanya kerusakan. Bahan
armor rod adalah almunium keras,
sehingga dapat menjepit kawat
denga erat.
Gambar 4.33 Spacer untuk konduktor berkas
2 kawat (twin conductors)

182
Arching
horn

Armour
rod

Damper

kondukt
or

Gambar 4.36. Pemasangan pelindung kawat tranmisi

183
BAB V
GARDU INDUK

Gardu induk adalah merupakan dapat dilihat pada gambar 5.I,


alat penghubung listrik dari bahan bahan yang ada pada gardu
jaringan tranmisi ke jaringan induk meliputi.
distribusi perimer yang kuntruksinya

Gambar 5.1 Gardu induk

5.1. BUSBAR 5.1.2. Sistem Busbar (Rel)


Busbar atau rel adalah titik
Busbar atau rel adalah titik
pertemuan/hubungan trafo-trafo
pertemuan/hubungan trafo-trafo
tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan
tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan
listrik lainnya untuk menerima dan
listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik/daya
menyalurkan tenaga listrik/daya
listrik. Berdasarkan jenis isolasi
listrik. Berdasarkan busbar gardu
busbar gardu induk dibagi menjadi :
induk dibagi menjadi :
Gardu Induk dengan system
5.1.1 .Jenis Isolasi Busbar
ring busbar adalah gardu induk
Gardu induk seperti ini sangat yang busbar berbentuk ring yaitu
hemat tempat sebab menggunakan semua rel/busbar yang ada
gas SF 6 sebagai isolasi antara tersambung satu sama lain dan
bagian yang bertegangan dan membentuk seperti ring/cicin,
ditempatkan didalam suatu seperti gambar 5.2
selubung besi. Sering disebut
Gardu Induk SF 6 atau disingkat
GIS.

184
Gambar 5.2 sistem rel busbar

5.1.3. Gardu Induk dengan single pada umumnya gardu dengan


busbar. sistem ini adalah gardu induk
diujung atau akhir dari suatu
Adalah gardu induk yang transmisi, seperti gambar 5.3
mempunyai satu / single busbar .

PMS
SEKSI Rel B
Rel A

PMS Rel A PMS Rel B

CT
PT

LA
TRAFO

Gambar 5.3. gardu induk single busbar

185
5.1.4.Gardu Induk dengan double sistem ini karena sangat efektif
busbar. untuk mengurangi pemadaman
Adalah gardu induk yang beban pada saat melakukan
mempunyai dua / double busbar . perubahan sistem (maneuver
Sistem ini sangat umum, hampir system).seperti gambar 5.4
semua gardu induk menggunakan

Rel I

Rel II

PMS Rel

PMT KOPPEL
PMT PHT
CT
CT CT
PT PT PT
LA

PMS Line
LA
LA

Gambar 5.4. gardu induk double busbar

5.1.5. Gardu Induk dengan satu sangat efektif dalam segi


setengah / one half busbar operasional dan dapat mengurangi
pemadaman beban pada saat
Adalah gardu induk yang melakukan perubahan sistem
mempunyai dua / double busbar . (maneuver system). Sistem ini
Gardu induk Pembangkitan dan menggunakan 3 buah PMT didalam
gardu induk yang sangat besar satu diagonal yang terpasang
menggunakan sistem ini karena secara seri, seperti gambar 5.5

186
REL A

PMT A1 PMT A2

CT

LA

PT

PMT AB1 PMT AB2

PMT B1 PMT B2

REL B

Gambar 5.5. gardu induk satu setengah CB

5.2. Arrester impulse dan merambat sepanjang


penghantar.
Sambaran petir pada
Jika tegangan lebih akibat surja
koynduktor hantaran udara
petir atau surja pemutusan tiba
merupakan suntikan muatan listrik.
digardu induk, maka tegangan lebih
Suntikan muatan ini menimbulkan
tersebut akan merusak isolasi
kenaikan tegangan pada jaringan,
peralatan gardu induk. Oleh sebab
sehingga pada jaringan timbul
itu perlu suatu alat yang melindungi
kenaikan tegangan atau tegangan
peralatan sebab tegangan lebih
lebih yang berbentuk gelombang

187
akibat sambaran petir dan atau tegangan tinggi menjadi tegangan
surja pemutusan akan merusak rendah yang dapat diukur dengan
isolasi peralatan. Pelindung ini Voltmeter yang berguna untuk
dalam keadaan normal bersifat indikator, relai dan alat sinkronisasi.
isolasi dan jika terjadi tegangan Ada dua macam trafo tegangan
lebih akan berubah menjadi yaitu :
penghantar dan mengalirkan
muatan surja tsb ke tanah. Sistem a. Tranformator tegangan
pentanahan harus dipisahkan dari magnetik.
pentanahan untuk pentanahan dari
pengaman petir atau swtching. Tranformator ini pada umumnya
Ligthning Arrester / LA yang berkapasitas kecil yaitu antara 10
biasa di sebut Arrester, di Gardu 150 VA.
Induk berfungsi sebagai pengaman Faktor ratio dan sudut fasa
instalasi (peralatan listrik pada trafo tegangan sisi primer dan
instalasi) dari gangguan tegangan tegangan sekunder dirancang
lebih akibat sambaran petir sedemian rupa supaya faktor
(ligthning Surge) maupun oleh kesalahan menjadi kecil. Salah satu
surja hubung ( Switching Surge ). ujung kumparan tegangan tinggi
selalu diketanahkan.
5.3. Tranformator instrumen . Trafo tegangan kutub tunggal
yang dipasang pada jaringan tiga
Untuk proses pengukuran digardu
fasa disamping belitan pengukuran,
induk diperlukan tranformator
biasanya dilengkapi lagi dengan
instrumen. Tranformator instrumen
belitan tambahan yang digunakan
ini dibagi atas dua kelompok yaitu .
untuk mendeteksi arus gangguan
tanah. Belitan tambahan dari ketiga
5.3.1. Tranformator Tegangan
trafo tegangan dihubungkan secara
Transformator tegangan adalah serie seperti pada gambar :5.6
trafo satu fasa yang menurunkan

Vab

188
Gambar 5.6 Tranformator tegangan
Pada kondisi normal tidak Pembagi tegangan kapasitif dapat
muncul tegangan pada terminal digambarkan seperti gambar
Vab, tetapi jika terjadi gangguan dibawah ini.
tanah pada salah satu fasanya, Oleh pembagi kapasitor,
maka tegangan yang tidak tegangan pada C2 atau tegangan
terganggu naik sebesar 3 dari primer trafo penengah V1 diperoleh
tegangan semula sehingga pada dalam orde puluhan kV, umumnya
terminal Vab akan dibangkitkan 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh
tegangan sebesar 3 Vn. Tegangan trafo magnetik tegangan primer
ini akan memberi penguatan pada diturunkan menjadi tegangan
relai gangguan fasa ke tanah. sekunder standar 100 atau 1003
Tegangan pengenal belitan Volt. Jika terjadi tegangan lebih
gangguan tanah baisanya dipilih pada jaringan transmisi, tegangan
sedemikian rupa sehingga saat pada kapasitor C2 akan naik dan
gangguan tanah Vab mencapai dapat menimbulkan kerusakan
harga yang sama dengan tegangan pada kapasitor tersebut. Untuk
sekunder fasa-fasa. mencegah kerusakan tersebut
dipasang sela pelindung (SP). Sela
b. Trafo Tegangan Kapasitip pelindung ini dihubung serie
Karena alasan ekonomis maka dengan resistor R untuk
tarfo tegangan menggunakan membatasai arus saat sela
pembagi tegangan dengan pelindung bekerja untuk mencecah
memnggunakan kapasitor sebagai efek feroresonansi
pengganti trafo tegangan induktif.

Vu

C1

C1 V2

V1 SP HF
S
Z

Gambar 5. 7 Pemasangan Tranformator tegangan

189
Rancangan trafo tegangan 5.3.2. Tranformator arus.
kapasitor adalah gulungan kertas
Trafo arus digunakan untuk
yang dibatasi oleh lembaran
pengukuran arus yang besarnya
aluminium yang merupakan bentuk
ratusan amper lebih yang mengalir
kapasitor (dua plat paralel)
pada jaringan tegangan tinggi. Jika
sehingga bentuknya ramping dan
arus hendak diukur mengalir pada
dapat dimasukan kedalam tabung
tegangan rendah dan besarnya
poselin. Belitan resonansi dan
dibawah 5 amper, maka
belitan trafo magnetik intermediasi
pengukuran dapat dilakukan secara
ditempatkan didalam bejana logam.
langsung sedangkan arus yang
Terminal K dapat dikebumikan
besar tadi harus dilakukan secara
langsung atau dihubungkan dengan
tidak langsung dengan
alat komunikasi yang signyalnya
menggunakan trafo arus sebutan
menumpang pada jaringan sistem.
trafo pengukuran arus yang besar.
Agar efektif sebagai kopling
kapasitor, maka besarnya
Disamping untuk pengukuran
kapasitansi C1 dan C2 secara
arus, trafo arus juga dibutuhkan
perhitungan harus memiliki nilai
untuk pengukuran daya dan energi,
minimum 4400 pF.
pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi. Kumparan primer trafo
Keburukan trafo tegangan
arus dihubungkan secara serie
kapasitor adalah terutama karena
dengan jaringan atau peralatan
adanya induktansi pada trafo
yang akan diukur arusnya,
magnetik yang non linier,
sedangkan kumparan sekunder
mengakibatkan osilasi resonansi-
dihubungkan dengan peralatan
nya yang timbul menyebabkan
meter dan rele proteksi.
tegangan tinggi yang cukup besar
Trafo arus bekerja sebagai trafo
dan menghasilkan panas yang tidak
yang terhubung singkat. Kawasan
diingikan pada inti magnetik dan
kerja trafo arus yang digunakan
belitan sehingga menimbulkan
untuk pengukuran biasanya 0,05
panas yang akan mempengaruhi
sampai 1,2 kali arus yang akan
hasil penunjukan tegangan.
diukur. Trafo arus untuk tujuan
Diperlukan elemen peredam yang
proteksi baisanya harus mampu
akan mengahsilkan tidak ada efek
bekerja lebih dari 10 kali arus
terhadap hasil pengukuran
pengenalnya.
walaupun kejadian tersebut hanya
sesaat.

190
I2 : 1 5 A.
inti
I1>>

Kumparan
Primer. Alat Ukur
Atau relai

Kumparan
Sekunder.

Gambar 5.8 Tranformator Arus

Prinsip kerja tansformator ini dihubungkan dengan beban atau


sama dengan trafo daya satu fasa. dihubung singkat jika bebannya
Jika pada kumparan primer belum dihubungkan.
mengalir arus I1, maka pada
kumparan primer akan timbul gaya 5.3.3. TRANSFORMATOR BANTU
gerak magnet sebesar N1 I1. gaya (AUXILLIARY)
gerak magnet ini memproduksi fluks
pada inti. Fluks ini membangkitkan Transformator bantu adalah
gaya gerak listrik pada kumparan trafo yang digunakan untuk
sekunder. Jika kumparan sekunder membantu beroperasinya secara
tertutup, maka pada kumparan keseluruhan gardu induk tersebut.
sekunder mengalir arus I2. arus ini Jadi merupakan pasokan utama
menimbulkan gaya gerak magnet untuk alat-alat bantu seperti motor-
N2I2 pada kumparan sekunder. motor 3 fasa yang digunakan
sebagai motor pompa sirkulasi
Perbedaan utama trafo arus minyak trafo beserta motor-motor
dengan trafo daya adalah: jumlah kipas pendingin. Yang paling
belitan primer sangat sedikit, tidak penting adalah sebagai pasokan
lebih dari 5 belitan. Arus primer sumber tenaga cadangan seperti
tidak mempengaruhi beban yang sumber DC yang merupakan
terhubung pada kumparan sumber utama jika terjadi gangguan
sekundernya, karena arus primer dan sebagai pasokan tenaga untuk
ditentukan oleh arus pada jaringan proteksi sehingga proteksi tetap
yang diukur. semua beban pada bekerja walaupun tidak ada
kumparan sekunder dihubungkan pasokan arus AC.
serie. terminal sekunder trafo tidak
boleh terbuka, oleh karena itu Transformator bantu sering
terminal kumparan sekunder harus disebut sebagai trafo pemakaian

191
sendiri sebab selain fungsi utama pembagian sumber tenaga dari
sebagai pemasuk alat-alat bantu transformator bantu adalah
dan sumber/penyimpan arus DC pembagian beban yang masing-
(baterai) juga digunakan untuk masing mempunyai proteksi sesuai
penerangan, sumber untuk sistim dengan kapasitasnya masing-
sirkulasi pada ruang baterai, masing. Juga diperlukan pembagi
sumber pengggerak mesin sumber DC untuk kesetiap fungsi
pendingin (Air Conditioner) karena dan bay yang menggunakan
beberapa proteksi yang sumber DC sebagai penggerak
menggunakan elektronika/digital utamanya. Untuk itu disetiap gardu
diperlukan temperatur ruangan induk tersedia panel distribusi AC
dengan temperatur antara 20C - dan DC.
28C. Untuk mengopimalkan

5.3.4. Indikasi Unjuk kerja transformator ukur


Untuk mengetahui Indikasi Unjuk kerja transformator ukur dapat dilihat
pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Indikasi Unjuk kerja transformator ukur
Indikasi keterangan
VTBO (Voltage Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangan
transformer breaker dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyal
open) ke panel kontrol VTBO (Voltage transformer
breaker open) dan bel berbunyi
MCB PT failure, Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangan
dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyal
ke panel kontrol MCB VT failure,dan bel berbunyi
Keteraturan stranded Rusaknya uliran stranded konduktor akan
konduktor/ kawat menyebabkan korona & ketidakteraturan
terpasang. distribusi arus listrik yang mengalir pada lokasi
tersebut. Efek korona akan menyebabkan
timbulnya ionisasi udara sekitar yang
menghasilkan gas yang bersifat elektrolis.
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
kondisi keteraturan stranded konduktornya
adalah dengan pemeriksaan visual secara
langsung dengan mata telanjang atau dengan
teropong.
Ketahanan tegangan Pada kondisi tertentu, polutan tersebut akan
string set/post menyebabkan flash over dipermukaan insulator
insulator pemegang dari sisi konduktor phasa ke ground. Polutan ada
konduktor yang bersifat isolator & konduktor/semi
konduktor. Pada polutan yang bersifat isolator,
terkadang secara fisik terlihat nyata/kotor (misal
polutan semen) akan tetapi pada polutan jenis ini
pengaruhnya terhadap ketahanan tegangan

192
insulator hanya signifikan pada kondisi
basah/hujan dan permukaan polutan membentuk
alur air/embun yang tidak terputus.
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bas-bar terhadap
pengaruh polutan yang menempel pada
permukaan insulatornya adalah dengan
pengamatan visual & pendengaran. Pada kondisi
malam/dini hari jika sudah terjadi bunyi hizing
yang keras akibat korona dan sesekali sudah
terjadi partial discharge/loncatan bunga api
secara bergantian merata di seluruh permukaan
keping/sirip insulator terpasang, maka bus-bar
secara teknis tidak laik lagi untuk dioperasikan
dan harus sesegera mungkin dilaksanakan
pembersihan permukaan insulatornya.
Kesiapan peralatan Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
yang tersambung kesiapan peralatan yang tersambung langsung
langsung dengan bus- denganya adalah sesuai dengan deteksi unjuk
bar. kerja masing-masing peralatan terpasang (PMS
bus bay Pht/trf, PMS/PMT/CT Bay Couple daan
CVT/PT).
Kekuatan sistem Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
isolasi bus-bar GIS. kondisi sistem isolasinya pada GIS adalah
dengan pembacaan tekanan Gas SF6 pada
density monitor yang terpasang pada masing
masing kompartemen (dibandingkan dengan
acuan standart manual operasinya).
Kekuatan mekanik & pemuaian clamp & konduktor atau clamp dengan
elektrik Clamp-clamp terminal peralatan akibat pembebanan lebih
konduktor & peralatan sesaat/arus gangguan sesaat pada kondisi
tertentu akan menurunkan/ menghilangkan
kekuatan elektriknya yang selanjutnya akan
menyebabkan kegagalan kekuatan mekaniknya
(PG Clamp/T Clamp sambungan bus-bar ke PMS
melorot/lepas dll)
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
kondisi kekuatan elektrik clamp-camp konduktor
& peralatan adalah dengan pemeriksaan visual
secara langsung pada malam hari (lampu
penerangan switch yard dipadamkan) atau
berdasarkan hasil deteksi dengan peralatan
thermovision. Sedangkaan kondisi kekuatan
mekanik clamp-clamp dapat diperiksa secara
visual pada siang hari dengan memakai teropong
atau mata telanjang.

193
Kekuatan mekanik & Hilangnya kekuatan elektrik & mekanik clamp
elektrik clamp grounding serandang bus-bar (akibat korosi,
grounding serandang kawat terlepas dari sepatunya dll) akan sangat
bus-bar. berbahaya terhadap keselamatan personil.
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
kondisi kekuatan elektrik & mekanik clamp
grounding serandang bus-bar adalah dengan
pemeriksaan visual secara langsung.
Kekuatan kawat tanah Menurunnya kekuatan kawat tanah & clampnya
& clamp pengikatnya. biasanya disebabkan oleh korosi. Kondisi
tersebut sangat rawan putus baik akibat terpaan
angin atau pada saat kawat tersebut teraliri
rambatan gelombang/arus petir.
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap
kondisi kekuatan kawat tanah & clamp
pengikatnya adalah dengan pemeriksaan visual
secara langsung dengan mata telanjang atau
dengan teropong.
Area Bus-bar terbebas Area bus-bar harus terbebas dari benda-benda
dari benda-benda asing baik yang bersifat konduktor (layang-
asing layang dengan benang terbuat kawat tembaga
dll) atau yang bersifat isolator (layang-layang
dengan benang nylon/plastik/katun, terpal plastik
dll). Pada kondisi normal kemungkinan benda
asing yang bersifat konduktor tidak
membahayakan (hanya menempel di ujung
serandang post),
Deteksi unjuk kerja kesiapan Bas-bar terhadap
terbebasnya dari benda benda asing adalah
dengan pengamatan visual secara langsung
dengan mata telanjang.

5.4. Pemisah
- Pemisah Peralatan ;
Pemisah adalah suatu alat
Berfungsi untuk mengisolasikan
untuk memisahkan tegangan pada
peralatan listrik dari peralatan lain
peralatan instalasi tegangan tinggi.
atau instalasi lain yang
Ada dua macam fungsi PMS, yaitu :
bertegangan. Pms ini boleh
dibuka atau ditutup hanya pada
- Pemisah Tanah (Pisau
rangkaian yang tidak berbeban.
Pentanahan ) ;
Berfungsi untuk menghilangkan/
mentanahkan tegangan induksi .

194
berlipat kali arus nominalnya, dalam
waktu singkat ( detik ) PMS harus
mampu menahan dalam batas yang
diijinkan.
Besaran parameter tersebut
dapat dibaca pada name plat yang
terpasang pada PMS.
Disamping itu parameter yang
berkaitan dengan mekanik
penggerak adalah :
- Tekanan udara kompresor (bila
menggunakan tenaga penggerak
pneumatik )
- Tekanan minyak hydrolik (bila
Gambar 5. 9 Pemisah. menggunakan tenaga penggerak
Parameter PMS yang harus hydrolik ).
diperhatikan adalah :
- Kemampuan mengalirkan arus Menurut gerakan lengannya,
(Arus Nominal = Ampere ) pemisah dapat dibedakan menjadi :
- Kemampuan mengalirkan arus
ditentukan oleh besarnya 5.4.1. Pemisah Engsel
penampang dua batang
kontaktor, dengan demikian Dimana pemisah tersebut
permukaan sentuh dari keduanya gerakannya seperti engsel
sangat menentukan. Apabila PMS ini biasa dipakai untuk
sebagian permukaan kontak tegangan menengah (20 kV, 6 kV )
terdapat kotoran (berkarat) akan
sangat mempengaruhi luasnya 5.4.2. Pemisah Putar
penampang dan dalam batas Dimana terdapat 2(dua) buah
tertentu kontaktor akan menjadi kontak diam dan 2(dua) buah
panas. kontak gerak yang dapat berputar
- Kemampuan tegangan ( Rating pada sumbunya.
Tegangan = kV )
- Tegangan operasi PMS dapat 5.4.3. Pemisah Siku.
dilihat dari kekuatan isolasinya.
Semakin tinggi tegangan akan Pemisah ini tidak mempunyai
semakin panjang/tinggi isolator kontak diam, hanya terdapat 2(dua)
penyangga yang dipergunakan. kontak gerak yang gerakannya
- Kemampuan menahan Arus mempunyai sudut 90.
Hubung Singkat ( kA : Kilo
Ampere )
Apabila terjadi hubung singkat,
dimana arus hubung-singkat

195
Dua kontak gerak

Mekanik penggerak

Tenaga penggerak PMS PMS ini dapat


dari motor maupun pneumatik (tekanan udara )
dan dapat dioperasikan dari panel kontrol.

Gambar 5. 10 Pemisah Siku

5.4.4. Pemisah Luncur.


PMS ini gerakan kontaknya keatas-kebawah ( vertikal) atau kesamping
(mendatar) Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV. Pada PMT 20 kV type
draw-out setelah posisi Off dan dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau
kontaktor penghubung dengan Busbar adalah berfungsi sebagai PMS.

Kontaktor berfungsi sebagai PMS

Tabung PMT

Untuk keperluan pemeliharaan,


PMT ini dapat dikeluarkan dari
kubikel/sel 20 kV dengan
cara menarik keluar secara manual
(draw-out).

Selesai pemeliharaan, PMT dapat


dimasukkan kem-bali ( draw-in )
dan pada posisi tertentu kontaktor
(berfungsi PMS) akan
berhubungan langsung dengan
Gambar 5. 11 Pemisah Luncur Busbar 20 kV. Namun harus
dipastikan terlebih dulu sebelumnya
bahwa PMT dalam posisi Off.

196
PMT 20 kV draw-out
Pemisah Pantograph.
PMS ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yang
terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak dioperasikan pada
sistem tegangan 500 kV.
PMS 500 kV posisi masuk (On) PMS 500 kV posisi lepas (Off)

Lengan
pantograph

Gambar 5. 12 Pemutus
Tenaga penggerak PMS.
Jenis tenaga penggerak PMS dapat dibedakan :

Secara Manual
Pengoperasian PMS ini (mengeluarkan / memasukkan) secara manual dengan
memutar/menggerakkan lengan yang sudah terpasang permanen.

PMS 150 kV posisi masuk

Tenaga penggerak dengan motor


Motor penggerak ini terpasang pada box mekanik dimana box harus
dalam keadaan bersih. Secara periodik dilakukan pemeliharaan kebersihan
pada terminal kabel wiring, kontaktor-kontaktor dan dilakukan pelumasan pada
poros/roda gigi. Pintu box harus tertutup rapat agar semut atau binatang kecil
lainnya tidak bisa masuk kedalamnya.

197
Motor penggerak mekanik

Gambar 5. 13. Mekanik PMS dengan penggerak motor


Tenaga penggerak pneumatik (tekanan udara)
Tekan udara dapat diperoleh dari kompresor udara sentral yang terpasang
dalam rumah kompresor.

Silinder udara penggerak


mekanik

Gambar 5. 14. Mekanik PMS tekanan udara


Indikasi Unjuk Kerja. melekat dengan normal. Untuk itu
diperlukan pemeriksaan secara
Dalam pengoperasian PMS
visual (pandangan mata) yang
terutama pada saat memasukkan,
menyatakan kepastian bahwa
yang harus diperhatikan adalah
kedua kontaktor sudah melekat
posisi melekatnya kontak gerak
sempurna.
dengan kontak diam. Ada kalanya
terjadi bahwa bila PMS tersebut
Untuk mempertahankan unjuk
dioperasikan secara remote dari
kerjanya yang optimal, PMS secara
panel kontrol, lampu indikator
periodik tahunan dilakukan
sudah menyatakan masuk (lampu
pemeliharaan bersamaan dengan
menyala merah) namon kondisi
pemeliharaan peralatan yang
diluar kedua kontaktor belum
terpasang dalam satu bay.

198
Dalam pemeliharaan atau dengan hampa udara
dilaksanakan pembersihan pada (Vacum).
kontaktor dari kotoran-kotoran
(karat) dan setelah itu diberikan PMT dengan media pemutus
pelumasan (greese). Pelumasan dengan Gas. Media gas yang
juga diberikan pada peralatan digunakan pada tipe PMT ini adalah
mekanik PMS yang terdapat roda- Gas SF6 (Sulphur Hexafluoride).
gigi, tuas dsb. Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak
berwarna, tidak berbau, tidak
5.5. Pemutus Tenaga. beracun dan tidak mudah terbakar.
Pemutus tenaga adalah alat
Pada temperatur diatas 150 o C
yang terpasang di Gardu Induk
gas SF6 mempunyai sifat tidak
yang berfungsi untuk
merusak metal, plastik dan
menghubungkan dan memutus
bermacam-macam bahan yang
arus beban atau arus gangguan.
umumnya digunakan dalam
Pada waktu menghubungkan
pemutus tenaga tegangan tinggi.
atau memutus beban akan terjadi
Sebagai isolasi listrik, gas SF6
tegangan recovery yaitu suatu
mempunyai kekuatan dielektrik
fenomena tegangan lebih dan busur
yang tinggi ( 2,35 kali udara ) dan
api.
kekuatan dielektrik ini bertambah
dengan pertambahan tekanan.
Jenis media pemadam busur
Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu
api pada pemutus tenaga yaitu :
mengembalikan kekuatan dielektrik
Gas, vaccum,minyak dan udara.
dengan .
- PMT jenis gas ,menggunakan gas
Pada masa lalu PMT dengan
SF6 (hexafluoride)
media pemutus menggunakan SF6
- Sifat-sifat gas SF 6: tidak berbau,
ada 2 tipe, yaitu :
tidak berwarna,tidak beracun
- Tipe tekanan ganda ( Double
- Sifat gas SF 6 sebagai bahan
Pressure Type ), dimana pada
pemadam busur : cepat kembali
saat ini sudah tidak diproduksi
sebagai dielektrik,Tidak terjadi
lagi.
karbon selama terjadi busur,tidak
- Pada tipe tekanan ganda, gas
mudah terbakar thermal
dari sistem tekanan tinggi
conductivitnya yang baik, tidak
dialirkan melalui nozzle ke gas
menimbulkan bunyi berisik.
sistem tekanan rendah selama
pemutusan busur api.
5.5.1. Jenis Isolasi Pemutus
- Pada sistem gas tekanan tinggi
Tenaga
tekanan gas 12 kg/cm2 dan
Pemadaman busur api listrik
pada sistem gas tekanan rendah,
saat pemutusan atau
penghubungan arus beban atau tekanan gas 2 kg/cm2.
arus gangguan dapat dilakukan - Gas pada sistem tekanan rendah
oleh beberapa macam bahan, yaitu kemudian dipompakan kembali ke
diantaranya : Gas, Udara, Minyak sistem tekanan tinggi. cepat,
setelah arus bunga api listrik
melalui titik nol.

199
GAMBAR 5.15 PMT Dengan Gas SF6 Bertangki Ganda

Satu Katup PMT Dengan Gas SF6 Bertangki Ganda Dalam Tanki Tertutup
Keterangan :
Sambungan terminal-terminal (Connection Terminals).
Isolator-isolator atas (Upper Insulators).
Jalan masuknya gas SF6 : 14 kg/cm2 ( SF6 inlet 14 kg/cm2 ).
Jalan keluarnya gas SF6 : 2 kg/cm2 ( SF6 outlet 2 kg/cm2 ).

Tipe tekanan tunggal ( single pressure type ).


Pada PMT tipe tekanan tunggal, PMT diisi dengan gas SF 6 dengan
tekanan kira-kira 5 kg/ cm2. Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6
ditekan kedalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak
bergerak. Pada waktu pemutusan gas SF6 ditekan melalui nozzle dan
tiupan ini yang mematikan busur api.

200
GAMBAR 5.16 PMT Satu Katup 245 kV dengan Gas SF6
PMT Satu Katup 245 kV dengan Gas SF6
Keterangan :
1. Mekanisme penggerak ( operating mechanism ).
2. Pemutus ( Interupter )
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator
porcelen ).
4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre Glass Insulating Operating
Rod ).
5. Penyambung diantara no. 4 dan no. 12 ( Linkages Between 4 and 12 ).
6. Terminal - terminal.
7. Saringan ( filters ).
8. Silinder bergerak ( movable cylinder ).
9. Torak tetap ( fixed piston ).
10. Kontak tetap ( Fixed contact ).
5.5.2. PMT dengan Media tinggi dihembuskan ke busur api
pemutus menggunakan melalui nozzle pada kontak
udara; pemisah ionisasi media antara
kontak dipadamkan oleh hembusan
PMT ini menggunakan udara udara. Setelah pemadaman busur
sebagai pemutus busur api dengan api dengan udara tekanan tinggi,
menghembuskan udara ke ruang udara ini juga berfungsi mencegah
pemutus. PMT ini disebut PMT restriking voltage (tegangan pukul ).
Udara Hembus ( Air Blast Circuit Kontak PMT ditempatkan didalam
Breaker ) Pada PMT udara isolator, dan juga katup hembusan
hembus ( juga disebut compressed udara.
air circuit breaker), udara tekanan

201
Gambar 5.17 : PMT Udara Hembus

Gambar 5.18 : Ruangan Pemadam Busur Api Ganda Pada


Pmt Udara Hembus

202
Keterangan Gambar 5.17. dan 5.18
1. Tangki persediaan udara dari plat 12. Tanduk busur api dari tembaga
baja. 13. Unit tahanan
2. Isolator berongga dari steatite/ 14. Penutup dari porslain
porselin. 15. Saluran
3. Ruangan pemadam busur api
ganda Pada PMT kapasitas kecil
4. Mekanis penggerak pneumatik. isolator ini merupakan satu kesatuan
5. Batang penggerak dari baja. dengan PMTnya tetapi untuk
6. Katup pneumatik kapasitas besar tidak demikian
7. Kontak tetap dari tembaga halnya.
8. Kontakbergerak dari tembaga Bagian Bagian Utama dari
9. Terminal dari tembaga atau perak PMT Udara Hembus ( Air Blast
10. Pegas penekan dari campuran Circuit Breaker ) untuk kapasitas
baja besar seperti gambar 5-19.
11. Pelepas udara keluar adalah:

Gambar 5.19 : Ruangan Pemadam Busur Api Ganda Pada Pmt Udara Hembus
Bagian Bagian PMT Udara Hembus
Keterangan :
1. Ruangan pemutus tenaga (circuit breaker compartment).
2. Kontak Kontak (contact).
3. Pengatur Busur Api (arc control device).
4. Bagian penyangga( supporting compartment.
5. Katub hembus dan katub pembuangan (blast valve and exhaust valve).
6. Tangki (tank).
7. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
8. Sistem udara tekan (comppressed air system).

203
5.5.3. PMT dengan Hampa Udara Jarak (gap) antara kedua
(Vacuum Circuit Breaker ) katoda adalah 1 cm untuk 15 kV
dan bertambah 0,2 cm setiap
Kontak-kontak pemutus dari kenaikan tegangan 3 kV. Untuk
PMT ini terdiri dari kontak tetap dan pemutus vacuum tegangan tinggi,
kontak bergerak yang ditempatkan digunakan PMT jenis ini dengan
dalam ruang hampa udara. Ruang dihubungkan secara serie.
hampa udara ini mempunyai Ruang kontak utama (breaking
kekuatan dielektrik (dielektrik chambers) dibuat dari bahan antara
strength) yang tinggi dan sebagai lain porcelain, kaca atau plat baja
media pemadam busur api yang yang kedap udara. Ruang kontak
baik. utamanya tidak dapat dipelihara
PMT jenis vacuum kebanyakan dan umur kontak utama sekitar 20
digunakan untuk tegangan tahun. Karena kemampuan
menengah dan hingga saat ini ketegangan dielektrikum yang tinggi
masih dalam pengembangan maka bentuk pisik PMT jenis ini
sampai tegangan 36 kV. relatip kecil.

Gambar 5.20 PMT dengan Hampa Udara

204
Gambar 5.21 Pemutus dan PMT hampa udara

Pemutus dan PMT hampa udara


Keterangan gambar 5.21 :
1. Plat-plat penahan bukan bahan magnet
2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi
3. Pelindung dari embun uap
4. Kontak bergerak
5. Kontak tetap
6. Penghembus dari bahan logam
7. Tutup alat penghembus
8. Ujung kontak

Kurva uji tegangan untuk mengetahui arus bocor pada breaking chamber
PMT Vacuum.

kV

30

0
t.[=sec ]
1 3
Arus bocor yang diijinkan ( HITACHI ) adalah = 1 mili Ampere.
Gambar 5.22 Kurva uji tegangan

205
Gambar 5.23. Sketsa ruang kontak utama (breaking chambers) PMT jenis
vaccum.

5.5.4. PMT dengan Media tegangan ekstra tinggi 425 kV


pemutus menggunakan dengan arus nominal 400 A sampai
Minyak. 1250 A dengan arus pemutusan
simetris 12 kA sampai 50 kA.
Pemutus tenaga (circuit Pada PMT ini minyak
breaker) jenis minyak adalah suatu berfungsi sebagai perendam
pemutus tenaga atau pemutus arus loncatan bunga api listrik selama
menggunakan minyak sebagai pemutusan kontak-kontak dan
pemadam busur api listrik yang bahan isolasi antara bagian-bagian
timbul pada waktu memutus arus yang bertegangan dengan badan.
listrik. Jenis pemutus minyak dapat
dibedakan menurut banyak dan PMT dengan media pemutus
sedikit minyak yang digunakan menggunakan banyak minyak (bulk
pada ruang pemutusan yaitu : oil). PMT tipe ini ada yang
pemutus menggunakan banyak mempunyai alat pembatas busur
minyak (bulk oil) dan menggunakan api listrik dan ada pula yang yang
sedikit minyak (small oil). Pemutus tidak memakai seperti terlihat pada
minyak digunakan mulai dari gambar 5.24 dan 5.25.
tegangan menengah 20 kV sampai

206
gambar 5.24 gambar 5.25
PMT dengan Banyak PMT Banyak Menggunakan
Menggunakan Minyak (Plain Minyak Dengan Pengatur Busur
Break Bulk Oil Circuit Breaker) Api (Bulk Oil Circuit Breaker With
Arc Control Device)

Keterangan gambar 5.24 dan 5.25 :

1. Tangki
2. Minyak dielektrik
3. Kontak yang bergerak
4. Gas yang terbentuk oleh dekomposisi minyak dielektrik ( hydrogen 70 % )
5. Alat pembatas busur api listrik
6. Kontak tetap
7. Batang penegang ( dari fiberglass )
8. Konduktor dari tembaga
9. Bushing terisi minyak atau tipe kapasitor
10.Konduktor ( tembaga berlapis perak )
11.Inti busur api listrik
12.Gas hasil ionisasi
13.Gelembung-gelembung gas

5.5. 5. PMT dengan Sedikit bertegangan digunakan porselen


Minyak (Low Oil Content atau material isolasi dari jenis
Circuit Breaker) organik.

PMT dengan sedikit minyak ini, Pemutusan arus dilakukan


minyak hanya dipergunakan dibagian dalam dari pemutus.
sebagai perendam loncatan bunga Pemutus ini dimasukkan dalam
api, sedangkan sebagai bahan tabung yang terbuat dari bahan
isolasi dari bagian-bagian yang isolasi. Diantara bagian pemutus

207
dan tabung diisi minyak yang Gambar potongan PMT tipe ini
berfungsi untuk memadamkan dapat dilihat pada gambar 4.26
busur api waktu pemutusan. dibawah ini.

Keterangan :
1. Kontak tetap
2. Kontak bergerak
3. Ruangan pemutus aliran
4. Ruangan penyangga
5. Ruangan atas ( puncak )
6. Alat pemadam busur api
7. Kontak tetap
8. Penutup dari kertas bakelit
9. Batang penggerak
10.Katup pelalu
11.Terminal
12.Katup pembantu
13.Lobang gas

Gambar 5.26 PMT Sedikit Menggunakan Minyak

Pada jaringan PLN (persero) dibangkitkan oleh gas ,dipengaruhi


P3B dijumpai beberapa merk dan oleh desain pengendali busur api
tipe pemutus minyak yaitu: Alsthom, (Arc control device), kecepatan
Asea, Magrini, Galileo, Merlin Gerin kontak bergerak dan energi oleh
dan Westinghouse. Pada prinsipnya busur api tersebut. Gas yang
pemutus minyak tersebut sama mengalir pada daerah kontak akan
namun pada bahasan ini didinginkan dan dipecah. Kontak
dikemukakan pemutus minyak merk akan diisi minyak yang dingin pada
ASEA tipe HLR yang sekarang waktu arus melalui titik nol.
masih banyak dioperasikan
diwilayah kerja PLN P3B. Pengendali busur api
didasarkan pada prinsip axial flow /
1. Fungsi Minyak Isolasi cross flow. Axial flow untuk arus
sampai 15 kA dan cross flow > 25
Ketika kontak yang
kA.
menyalurkan arus terpisah
Panas dari busur api
didalam kompartemen yang berisi
menyebabkan penguraian minyak
minyak, panas menyebabkan
dan hasil dari penguraian adalah
penguraian minyak. Gas-gas yang
gas hidrogen dan gas lain misalnya
terbentuk karena penguraian
Acytilene. Gas yang dihasilkan
(decomposition), menyebabkan
didalam ruang control menaikan
tahanan bertambah. Tekanan yang
tahanan. Gas yang dihasilkan pada

208
ruang penahanan busur adalah dengan cara manual dengan
fungsi dari panas busur api, waktu menggunakan engkol (6).
busur sebagai fungsi dari langkah
kontak. Proses penutupan PMT(Closing
Pada waktu gelombang arus of Breaker). Dengan diberinya arus
menuju nol, diameter busur api penguat pada kumparan penutup
adalah kecil, dan gas yang mengalir (16)_ atau dengan menekan push
akan dapat memadamkan busur, button, maka hubungan antara
pemutusan busur api berhenti, lengan interlock (1) dan pawl (2)
membangkitkan gas dan aliran akan terlepas, sehingga batang
minyak. pegas (13) juga akan terlepas dan
pegas penutup (3) menjadi
5.6. Jenis Penggerak Pemutus mengendor.
Tenaga Penghubung (12) pada batang
pegas (13) menggerakkan pawl
5.6.1. Mekanik Jenis Spering. (11) sehingga berputar sepanjang
sektor penunjang (14) dengan
Mekanis penggerak PMT sudut 120o dan menutup PMT
dengan menggunakan pegas melalui batang pemutus tenaga
(spring) terdiri dari 2 macam : (15). Dan bersamaan dengan itu
Pegas pilin ( helical spring ) pegas pen-trip (4) akan terisi,
Pegas gulung ( scroll spring ) kemudian secara otomatis motor (7)
akan menggerakkan roda pengisi
Proses pengisian pegas (5) kembali untuk tenaga
(Spring charger ) pemasukkan selanjutnya.
Biasanya untuk penggerak
pengisian pegas PMT dilengkapi Proses pembukaan PMT
motor penggerak (7) Motor akan (Tripping of Breaker). Dengan
menggerakkan roda pengisi (5) diberinya arus penguatan pada
pada batang pegas melalui (13) kumparan tripping (8) atau dengan
roda perantara yang dihubungkan push botton akan melepas
dengan dua buah rantai. hubungan antara tuas pengunci (9)
Berputarnya roda pengisi (5), dan sektor penunjang (14) dan
mengakibatkan pegas penutup (3) akhirnya masuk ke dalam alur stop
menjadi terisi (meregang). Pada groove (10). Pawl (11) didorong
saat pegas penutup (3) terisi oleh sektor penunjang (14) dan
(meregang) pada batas menyebabkan terlepasnya pegas
maximumnya, maka motor (7) akan pen-trip (4), menggerakkan batang
berhenti. PMT (15) sehingga PMT trip dan
Untuk meregangkan pegas sektor penunjang (14) kembali pada
penutup ini juga dapat dilakukan posisi semula.

209
Gambar : 5.27 Mekanik PMT dengan sistem pegas pilin
Keterangan Gambar : 5.27
1. Lengan interlock (interlocking arm) 9. Lengan interlock Interlocking arm)
2. Pawl 10. Alur pemberhentian (Stop groove)
3. Pegas penutup (closing spring) 11. Pawl
4. Pegas pembuka (tripping spring) 12. Penghubung (cam)
5. Roda pengisi (charging whell) 13. Batang pegas (spring shaft)
6. Engkol (crank) 14. Sektor penunjang (guiding sector)
7. Motor (electric motor) 15. Batang PMT (circuit breaker shaft)
8. Kumparan pembuka (triping coil) 16. Kumparan penutup (closing coil)

Jika rumah pegas penutup (2) pegas penutup (1) telah berputar
berputar 360o , maka pegas penuh.
penutup (1) akan terputar penuh,
dan selanjutnya sakelar pembatas Penunjuk posisi pegas
putaran motor (30) secara otomatis penutupan (27) akan
akan memutuskan aliran listrik ke memungkinkan kita untuk
motor. Sakelar pembatas putaran mengetahui apakah penutup (1)
motor (30) ini dikerjakan oleh tuas terputar atau tidak, dimana
pemindah (21) dan sistem digerakkan oleh batang (20) yang
gabungan dari bingkai penggulung dihubungkan ke tuas pemindah
pemindah (22) yang terpasang (21).
pada rumah pegas penutup (2).
Proses penutupan PMT
Pegas penutup (1) dapat juga (Closing of Breaker). Bila kumparan
digerakkan secara manual dengan penutup (16) mendapat impulse
menggunakankan engkol (25) listrik, maka bagian penahan (4)
searah jarum jam. Penghubung akan terlepas atau dapat juga
interlock (19) mencegah putaran dilepaskan dengan menggunakan
lebih lanjut dari engkol (25) jika tuas pembuka penutupan (24).

210
Batang pegas penutup (3) akan melalui kopling pergeseran (5)
berputar searah jarum jam melalui meredam torsi dan energi yang
sudut 360o karena gaya terlepasnya berlebihan. Sekarang penunjuk
pegas penutupan (1) dan akan posisi PMT (28) menunjukkan ON
bertumpu lagi dengan gigi jentera (closed) dan pegas penutup tidak
penutup (7). berputar.

Penghubung (8) yang Proses pembukaan PMT


disambungkan ke bagian penahan (Tripping of Breaker) Dengan
(4) menumbuk bingkai penggulung diberikannya arus penguatan pada
(10) pada tuas bingkai penggulung kumparan pen-trip (14) maka tuas
(11) dan menyebabkan berputarnya bingkai penggulung (11) akan
batang penggerak (12) melalui melepas atau digerakkan oleh tuas
sudut 60o ke posisi ON (I), artinya pembuka pen-trip (23) melalui
sampai tuas penggulung (11) grendel pen-trip (15), sehingga
berputar melalui grendel pen-trip batang penggerak (12) akan
(15) yang menjaga tuas bingkai berputar (karena gaya pegas pen-
penggulung (11) tersebut jangan trip yang dipasang pada base) kira-
sampai kembali lagi. kira 60o dan akan kembali ke posisi
OFF (0)
Roda berat (6) yang
tersambung ke bagian penahan (4)

Gambar: 5.28 Mekanik PMT dengan sistem pegas gulung

211
Keterangan Gambar:
1. Pegas penutup (closing coil)
2. Rumah pegas penutup (closing spring housing)
3. Batang pegas penutup (closing spring shaft)
4. Bagian penahan (drag-piece)
5. Kopling pergeseran (fraction clutch)
6. Roda berat (flywheel)
7. Gigi jentera penutup (closing sprocket)
8. Penghubung (cam)
9. Bagian interlock (interlocking segment)
10. Bingkai penggulung (roller)
11. Tuas bingkai penggulung (roller lever)
12. Batang penggerak (operating shaft)
13. Roda gigi reduksi (reduction gear)
14. Kumparan pen-trip (trip magnet/tripping coil)
15. Grandel pen-trip (trip latch)
16. Kumparan penutup (closing magnet/closing coil)
17. Roda gigi reduksi (reduction gear)
19. Motor penggulung pegas (spring winding motor)
21. Penghubung interlock (interlocking cam)
22. Batang (shaft)
23. Tuas pemindah (change-over lever)
24. Bingkai penggulung pemindah (change-over roller)
25. Tuas pembuka pen-trip (trip release lever)
26. Tuas pembuka penutup (closing release lever)
27. Engkol (crank)
28. Roda gigi reduksi (reduction gear)
29. Penunjuk posisi pegas penutup (closing spring position indicator dial)
30. Penunjuk posisi (breaker position indicator dial)
31. Penghubung (link)
32. Sakelar pembatas putaran (motor run limit switch)
33. Sakelar pembantu (auxiliary switch)
34. Penghubung ke sakelar pembantu (linkage for auxiliary switch)

5.6.2. Mekanik Jenis Hidrolik 1. Penggerak mekanik hydraulic

Penggerak mekanik PMT Prinsip kerja penggerak


hydraulic adalah rangkaian mekanik hydraulic PMT FX 12 dan
gabungan dari beberapa komponen FX 22 buatan GEC ALSTHOM
mekanik,elektrik dan hydraulic oil adalah sebagai berikut : Energi
yang dirangkai sedemikian rupa yang dihasilkan dengan bantuan
sehingga dapat berfungsi sebagai media minyak hydraulic bertekanan
penggerak untuk membuka dan dan berstabilitas tinggi.
menutup PMT. Sebagai gambaran
dasar dapat dilihat pada gambar A Sebuah pompa akan memompa
dan gambar B. minyal hydraulic dan dimasukan

212
kedalam akumulator (1) , dimana di 2. Penggerak Mekanik PMT
dalam tabung akumulator terdapat Hidraulic
gas N2 yang berfungsi sebagai
stabilisasi. Pilot valve solenoid a. Bagian utama ( power part )
meneruskan minyak menuju valve Peralatan/komponen terpa-
utama dan dari sini akan menuju sang pada bagian ini adalah RAM,
tabung actuator ( hydraulic RAM Akumulator, Valve utama dan lain
(3) ) dan mendorong piston (2) lain, yang terpasang dibagian
kearah atas , maka moving kontak bawah iterupting chamber pada
(5) akan masuk. masing masing fasa, seperti
gambar 5.29
Diagram fungsi hydraulic tipe
FX 12 / FX 22. Peralatan seperti b. Bagian pemicu (pilot part )
tersebut diatas dapat berfungsi Peralatan / komponen
baik, jika dilakukan pemeliharaan terpasang pada bagian ini adalah
secara rutin sesuai prosedur yang closing elektrovalve , triping
telah ditentukan oleh pabrik elektrovalva , intermediate valve
pembuatnya. dan lain lain , yang terpasang
Penyimpangan fungsi peralatan dibagian bawah iterupting chamber
terhadap standard yang dikeluarkan tiap fasa pada PMT single pole dan
pabrik pembuat PMT, dapat PMT Three pole terpasang pada
dimonitor dengan cara melakukan fasa tengah ( S ). seperti gambar
pengujian / pengukuran pada tiap 5.30
fungsi dari peralatan system
hydraulic.
.

Gambar 5.29 Bagian utama penggerak PMT


Keterangan :
1. : RAM 12 Expansion Receiver
17: Main valve 18 Storage accumulator

213
Keterangan :
10 : Closing eletrovalve
13 : Intermediate valve
19 : Triping electro valve
E : Closing electro magnet
D : Triping electromagnet

Gambar 4.30 Bagian pemicu ( pilot part )


c. Bagian pendukung ( aux part )
Peralatan / komponen terpasang pada bagian ini adalah pompa ,
indicator RAM . pressure switch , main oil reccive ( tangki utama ) dan lain lain
, yang terpasang pada box control tiap tiap fasa untuk PMT single pole dan
untuk Three pole terpasang pada fasa tengah ( S).

Gambar 5.31 pendukung PMT


Keterangan : 27 : Distribution Blok
17 : Storage accumulator 28 : Plug
18 : Indicator RAM 29 : Presure Switch
20 : Motor pompa
21 : Emergency Hand lever Ketiga bagian seperti tersebut
22 : Oil receiver pada butir 1 s/d 3 diatas , saling
25 : Non return valve berkaitan satu sama lainya dan
26 : Safety valve saling mendukung. Jika salah satu

214
komponen/bagian tertentu 3. Skematik Diagram Hydraulic
mengalami kerusakan, maka sistem Dan Electrical
hydraulic secara keseluruhan tidak Skematik diagram sistem
dapat berfungsi baik. hydraulic dan elektrik berikut,
merupakan schematic sederhana
untuk memudahkan pemahaman
cara kerja system hydraulic dan
keterkaitannya dengan system
elektrik.

Gambar .5. 32 Skematik diagram hydraulic

215
Cara Kerja : hidrolik tekanan tinggi pada pipa
Pada kondisi PMT membuka/ (1),(2) dan (7) mempertahankan
keluar, sistem hidrolik tekanan posisi piston (3) dan piston (8).
tinggi tetap pada posisi seperti pada Selama PMT dalam kondisi
gambar piping diagram, dimana masuk , posisi auc kontak (I) , pada
minyak hidrolik tekanan rendah posisi sebaliknya , Sehingga closing
(warna biru ) bertekanan sama Elektromegnet (E) tidak kerja dan
dengan tekanan Atmosfir.dan sementara opening electromagnet
(warna merah) bertekanan tinggi (D) siap kerja.
hingga 360 bar.
5.6.4. Pembukaan PMT
Berikut ini akan di jelaskan Pada saat diberikan perintah
langkah langkah kerja sistem open (pembukaan) , Elektromagnet
hidrolik PMT di maksud. (D) kerja dan opening pilot valve
(19) membuka, lalu minyak hidrolik
5.6.3. Penutupan PMT yang berada pada pipa saluran (1) ,
Pada saat diberikan perintah (2) dan (7) mengalir menuju tangki
close/penutupan, Elektromagnet (E) (12) ,akibatnya piston (3) kembali
bekerja dan closing pilot valve (10) pada posisi awal, sehingga minyak
membuka. Hal tersebut pada pipa saluran (4) mengalir
mengakibatkan minyak hidrolik minyak menuju tangki (12).
bertekanan tinggi masuk dan Valve (13) menutup dan piston
mengalir melalui pipa saluran (1),(2) (15) kembali pada posisi awal ,
dan (7) mengakibatkan Valve utama (16)
Minyak hidrolik pada pipa menutup dan minyak hirolik tekanan
saluran (1) mendorong piston (3) tinggi mengalir menuju tangki (15)
dan menutup saluran minyak pada melalui pipa saluran (14).
pipa (11) menuju tangki (12). Disisi Minyak hidrolik pada ruang (F1)
lain membuka valve (13). Kemudian berubah menjadi bertekanan
minyak hidrolik tekanan tinggi rendah, piston (8) bergerak
masuk ke pipa saluran (4). kebawah dan PMT membuka.
Minyak hidrolik pada pipa Setelah PMT membuka ,
saluran (4) mendorong piston (5) Triping pilot valve (19) menutup
dan menutup saluran minyak pada .Valve (13) dan (16) tetap pada
pipa (14) menuju tangki (15). Disisi posisi menutup. Selama PMT
lain , membuka valve (16) dan dalam kondisi keluar , posisi aux
mengakibatkan minyak hidrolik kontak (I) berada pada posisi
tekanan tingggi mengalir dari tangki seperti pada gambar sehingga
akumulator (17) melalui pipa (6) opening elektomagnet (D) tidak
dan mendorong piston (8),akibatnya kerja dan sementara closing
stang piston bergerak ke atas dan elektomagnet (E) siap kerja.
PMT masuk.
Setelah PMT masuk sempurna , 1.Mekanik jenis pneumatik.
closing valve (10) menutup. Valve
Pada umumnya tujuan
(13) dan (16) tetap berada pada
pemeliharaan peralatan adalah
posisi membuka sehingga minyak

216
untuk mempertahankan kondisi harus dilakukan percobaan Open-
optimal dari peralatan tersebut, Close Open (O-C-O) dengan
sehingga pada gilirannya dapat energi yang tersimpan (storage
mempertahankan keandalan dan energy) dalam sistem pnuematic
nilai ekonomis dari peralatan PMT tersebut, sehingga PMT
tersebut. tersebut mampu melaksanakan
Bila membicarakan system fungsi auto reclose.
pnuematic pada PMT, maka harus
juga dibahas mulai dari kompressor Bila melakukan pembukaan
unitnya sampai kepada bagian yang atau pengerasan posisi mur baut
menggerakkan rod untuk fixed dan agar memperhatikan tingkat
moving contactnya. kekerasan moment (lihat
Dalam pelaksanaan pengujian rekomendasi pabrikan) tidak
konsumsi udara pada PMT dengan disarankan menggunakan kunci
media penggerak mekanis yang tidak dilengkapi dengan
(operating mechanism) pnuematic pengukur moment.

Gambar 5.32 proses drainase air yang terkondensasi dari dalam tangki udara

2. Mekanik jenis air blast. dengan sistem tekanan 180 bar,


150 bar dan 30 bar , fungsi dari
PMT dengan sistem udara
udara tekan tersebut adalah
hembus atau disebut juga dengan
sebagai media pemadam busur api
Air Blast Circuit Breaker, dalam
pada saat pemutusan arus dan juga
operasinya PMT jenis ini
memerlukan udara tekanan tinggi

217
sebagai penyedia energi untuk masing PMT, dan pada MK tersebut
mekanik penggerak PMT. udara tekan 180 bar diturunkan
menjadi 150 bar melalui reducing
a. Sistem Udara Tekan valve, PMT udara hembus bekerja
dengan system tekanan 150 bar
Udara tekan dihasilkan oleh dan 30 bar, Untuk operasi PMT
sistem kompresor sentral tekanan pada masing-masing pole PMT
tinggi dengan output tekanan 180 disediakan botol reservoir untuk
bar yang ditampung dengan tekanan 150 bar, udara tekanan 30
reservoir berbentuk bola dan botol, bar didapat dari reducing valve dari
jumlah kompresor dan reservoir 150 bar menjadi 30 bar yang
adalah tergantung dari jumlah PMT ditempatkan pada control block
yang dilayani, Udara tekan 180 bar PMT yang ditempatkan pada pole
dari reservoir didistribusikan ke tengah.
semua Marshalink Kiosk di masing-

RESERVO IR

K OM PR ES O R

SIST EM 180 BAR

MK MK MK MK

SIST EM 150 B AR

Gambar 5.33 Proses drainase air yang terkondensasi dari dalam tangki udara

Untuk mengetahui Indikasi gas SF 6 dapat dilihat pada tabel 5.2


Tabel 5.2 Indikasi gas SF 6
keterangan
Indikasi
SF 6 low presure alarm Indikasi ini menunjukan tekanan gas SF6 pada
PMT berkurang ,sehingga kontak desity meter
akan menutup dan mengirim sinyal ke panel
kontrol SF 6 low presure alarm dan bel
berbunyi

219
SF 6 low presure triping Indikasi ini menunjukan tekanan gas SF6 pada
PMT berkurang ,sehingga kontak desity meter
akan menutup dan mengirim sinyal trip PMT
primer atau sekunder dan mengirim sinyal ke
panel kontrol SF 6 low presure triping dan bel
berbunyi .
Circuit breaker poles Indikasi menujukan bahwa ada
discrepancy ketidakserempakan fasa fasa menutup,
sehingga rele discrepancy bekerja mengirim
sinyal trip ke PMT dan mengirim sinyal ke panel
kontrol . Circuit breaker poles discrepancy dan
bel berbunyi.
Breaker failure operated Indikasi menunjukan rele breaker failure
bekerja,kontak rele breaker menutup memberi
sinyal trip pada PMT dan PMT yang lain yang
satu rel(bus) dan mengirim sinyal ke panel
kontrol Breaker failure operated dan bel/ klakson
berbunyi.
Healty trip 1-2 alarem Indikasi menunjukan ada gangguan sistem
pemantau rangkaian trip PMT melihat ada
ketidaknormalan ( coil trip putus,) dan mengirim
alarm ke panel kontrol Healty trip 1-2 alarem
dan bel berbunyi
SF6 low pressure Indikasi ini menujukan bahwa tekanan atau
alarem kerapatan gas didalam tabung PMT
berkurang,karena bocor atau suhunya turun
drastis ,maka kontak menometer atau density
menutup dan mengirim sinyal ke panel kontrol
SF6 low pressure alarm bel berbunyi
Auto reclose in progress Indikasi menunjukan rele recloser bekerja ,kontak
rele mengirim sinyal ke panel kontrol dengan
indikasi Auto reclose in progress bel berbunyi
CB hydraulik pump Indikasi menunjukan motor pompa hidraulik
failure untuk pengisi tekanan hidraulik tidak bekerja,
kontak rele /aux .rele mengirim sinyal ke panel
kontrol mengiri CB hydraulik pump failure dan
bel berbunyi.
CB pressure SF6 failure Indikasi ini menujukan bahwa tekanan atau
step 1 kerapatan gas didalam tabung PMT
berkurang,karena bocor atau suhunya turun
drastis ,maka kontak menometer atau density
menutup dan mengirim sinyal ke panel kontrol
CB pressure SF6 failure step 1 bel berbunyi
CB pressure SF6 failure Indikasi ini menujukan bahwa tekanan atau
step 2 kerapatan gas didalam tabung PMT

219
berkurang,karena bocor atau suhunya turun
drastis ,maka kontak menometer atau density
menutup dan mengirim sinyal blok ke PMT dan
mengirim sinyal ke panel kontrol CB pressure
SF6 failure step 2 bel berbunyi.
CB trip Indikasi menunjukan PMT trip ,dan kontak bantu
PMT mengirim sinyal ke panel kontrol CB trip dan
bel berbunyi

5.7. Kompensator shunt, yang berputar baik yang


dipakai fasa terdahulu ( Leading )
Kompensator didalam sisitim atau terbelakang (logging) dapat
Penyaluran tenaga Listrik disebut diatur secara kintinyu, tetapi alat ini
pula alat pengubah fasa yang sangat mahal dan pemeliharaannya
dipakai untuk mengatur jatuh rumit sedangkan di PLN belum
tegangan pada saluran transmisi terpasang sehingga dalam tulisan
atau transformator dengan ini tidak dibahas lebih lanjut, alat
mengatur daya reaktif atau dapat yang stationer sekarang banyak
pula dipakai untuk menurunkan rugi dipakai , tegangannya mudah diatur
daya dengan memperbaiki faktor dengan penyetelan daya reaktif
daya, alat tersebut ada yang secara bertingkat mengikuti
berputar dan ada yang stationer perluasan sistem tenaga listrik. Alat
yang berputar adalah kondensator yang stationer adalah kapasitor
sinkron dan kondensator asinkron shunt dan reaktor shunt.
sedang yang stationer adalah
kondensator statis dan reaktor

V2
Xc
Gambar 5.34. Kompensator

Kapasitor Terdapat beberapa pengaturan arus medan magnit


kompensator yang dihubungkan maupun dari sisi pemakai yaitu
secara serie antara capasitor dengan pengaturan daya reaktif.
dengan transmisi, hal ini bertujuan Pengaturan arus medan magnit
untuk melawan arah dari effek sangat dibatasi oleh kapasittas
hubungan serie dari raktansi nominal pembangkit itu sendiri , jika
induktif dari pada transmisi beban mempunyai komponen
Peningkatan kualitas tegangan induktif yang relatif lebih besar
atau faktor daya disisi pemakai dibandingkan dengan komponen
tenaga listrik dapat dilakukan baik kapasitif maka untuk memperbaiki
dari sisi pembangkit dengan faktor kerja dibutuhkan daya reaktif

220
kapasitif , sedangkan untuk beban 3 phasa, sedangkan pada sistem
komponen kapasitif reaktif lebih tegangan tinggi dan kapasitasnya
besar dipakai kapasitor 1 phasa
besar dibandingkan dengan yang dihubungkan secara bintang.
komponen induktif maka untuk Gambar 5.35 menunjukkan suatu
memperbaiki faktor kerja diperlukan susunan kapasitor yang terdiri dari
daya reaktif induktif untuk kapasitor itu sendiri , reaktor seri
menkompensir daya reaktif yang berfungsi untuk menjaga agar
kapasitif. susunan kapasitor tetap induktif.
Dan komponen pelepas yang
berfungsi menghilangkan muatan
5.7.1. Kapasitor Shunt listrik pada susunan kapasitor saat
kapasitor dilepas untuk maksut
Sebagai unit, ada kapasitor 1
pemeliharaan.
phasa dan kapasitor 3 phasa. Pada
saluran distribusi dipakai kapasitor

Gambar 5.35 Pemasangan Kapasitor Shunt

Gambar 5.36 : Kapasitor Shunt.

222
DC SC DC
CB

SR
CB : Pemutus tenaga.
DC : Kumparan pelepas.
SC : Reaktor seri.

Gambar 5.37 Pemasangan Kapasitor pada sistem

1. Parameter unjuk kerja kapasitor.


Untuk mengetahui Parameter unjuk kerja kapasitor dapat dilihat pada
tabel 5.3
Tabel 5.3 Parameter unjuk kerja kapasitor

MVAR Meter berfungsi untuk mengukur daya reaktif.


KV Meter berfungsi untuk mengukur tegangan kapasitor.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur arus kapasitor
Indikator Unbalance indikasi ini akan muncul apabila unbalance rele
rele bekerja yang disebabkan terjadinya kerusakan
salah satu unit kapasitor.

5.7.2. Reaktor kepadatan flux inti besinya dibuat


rendah , dengan tidak mengabaikan
Ada dua macam reactor,
segi ekonomisnya. Selain itu
Reaktor shunt dipasang untuk
dipakai tangki tahan suara yang
kompensator transmisi dan Reaktor
berdinding rangkap, Untuk
netral untuk kompensator
pendinginan pada umumnya
transformator, dibandingkan
dipakai dengan minyak yang
dengan tarnsformator getaran dan
dipaksa dan udara yang ditiup.
suara dengungnya lebih besar oleh
karena itu pada umumnya

Untuk mengetahui Indikasi relai dapat dilihat pada tabel 5.4


Tabel 5.4 Indikasi gas SF 6

MVAR Meter berfungsi untuk mengukur daya reaktif.


Buchholz relai. Berfungsi untuk mengamankan reactor timbulnya
gas didalam minyak isolasi, sebagai pengaman
reaktor relai ini dilengkapi dua tingkat monitor yaitu

222
tingkat pertama warning dan tingkat kedua
mentripkan PMT.
Magnetik Oil Level. Berfungsi untuk memonitor ketinggian minyak,
pada minimum atau maksimum oil level akan
muncul tanda peringatan (warning ).
Presure Relief Berfungsi mengamankan tangki reactor apabila
Device. terjadi tekanan lebih didalam tangki, alat ini akan
mentripkan pemutus tenaga pada tekanan 0.7 bar
Oil temperature untuk mengukur suhu minyak rector , pada suhu 95
indicator C warning dan pada suhu 130 C mentripkan
pemutus tenaga
Winding untuk mengukur suhu lilitan , pada suhi 115 C
temperature warning dan pada suhu 130 C mentripkan
indicator pemutus tenaga
Gas collecting untuk mengetahui apabila terjadi produksi gas
divice didalam minyak isolasi
Silicagel breather apabila silicagel sudah berubah berwarna merah
for conservator muda maka sudah berubah berwarna merah muda
maka sudah tidak dapat lagi menyerap
kelembaban dan silicagel harus diganti

5.8. Peralatan Scada dan dikembangkan penggunaannya


Telekomunikasi. untuk pengoperasian relai-relai
proteksi dan tahun 1980-an mulai
Sejarah Sistem Power Line digunakan untuk transmisi data
Carrier (PLC). Sistem Power Line yang dihubungkan perangkat
Carrier (PLC) mulai ditetapkan di komputer.
Amerika Serikat sejak tahun 1920-
an dan pada tahun 1919 pertama 5.8.1. Prinsip Dasar PLC
kali didemonstrasikan penggunaan-
Sistem PLC yang digunakan
nya oleh General Electric Co.
oleh suatu perusahaan listrik
Pertama kali PLC digunakan hanya
menggunakan Saluran Udara
untuk komunikasi suara saja dan
Tegangan Tinggi (SUTT) dan
baru pada tahun 1930 digunakan
Saluran Udara Ekstra Tinggi
pula untuk mengatur relai-relai
(SUTET) sebagai media
proteksi. Setelah empat puluh lima
transmisinya. Dalam PLC, sinyal
tahun masa pengoperasiannya,
yang dikirimkan atau disalurkan
PLC dapat digunakan untuk
adalah komunikasi suara dan
penyediaan kanal-kanal transmisi
komunikasi data serta tele proteksi.
data.
Sistem PLC menggunakan
Di Indonesia sistim PLC mulai
frekuensi 50 KHz sampai dengan
dioperasikan di Jawa Timur,
500 KHz.
selanjutnya di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sumatera Barat dan
Pada dasarnya sistim PLC
Sumatera Utara. Sejak tahun 1975
adalah jaringan radio yang
sistem PLC di Indonesia mulai
223
dihubungkan oleh jaringan listrik tersebut tidak terputus. Dengan
yang bertindak sebagai antenanya. demikian diperlukan peralatan yang
Yang diperlukan dalam PLC adalah berfungsi memasukkan dan
hantarannya dan bukan tegangan mengeluarkan sinyal informasi dan
yang terdapat pada penghantar energi listrik di ujung-ujung
tersebut. penghantar. Gambar blok diagram
Oleh sebab itu bila penghantar PLC seperti terlihat pada gambar
tak bertegangan maka PLC akan 4.38.
tetap berfungsi asalkan penghantar

Gambar 5.38. Blok Diagram PLC

5.8.2. Peralatan Kopling mengusahakan rugi-rugi redaman


sinyal serendah mungkin.
Untuk memungkinkan Melindungi peralatan
konduktor saluran tegangan tinggi komunikasi dari tegangan yang
digunakan sebagai media yang berlebihan. Memberikan
perambatan sinyal informasi, maka impedansi tinggi terhadap frekuensi
dibutuhkan suatu peralatan kopling pembawa yang berfrekuensi tinggi
yang berfungsi: Melalukan suatu agar tidak dipengaruhi oleh
bidang frekuensi pembawa dari peralatan yang terdapat pada gardu
terminal PLC kesaluran tegangan induk
tinggi dan sebaliknya, dengan

224
Gambar 5.39. Coupling Device

5.8.3. Kapasitor Kopling mengakibatkan terjadinya


hubungan singkat.
Kapasitor kopling tegangan
tinggi adalah sebagai alat Penampang dari kapasitor
penghubung antara peralatan sinyal kopling yang mendekati bentuk
pembawa yang berfrekuensi tinggi fisiknya dengan susunan kapasitor
dengan konduktor kawat fasa yang didalamnya dihubungkan dengan
bertegangan tinggi, serta untuk peralatan potensial transformer.
keperluan pengukuran yang Kapasitor jenis ini dikenal dengan
bertegangan rendah. sebutan Capasitor Voltage
Transformer (CVT) yang digunakan
Secara fisik alat ini terdiri atas untuk keperluan pengukuran
susunan beberapa elemen tegangan yang dihubungkan
kapasitor mika/kertas yang dengan voltmeter di panel kontrol.
dihubungkan secara seri serta
dicelupkan/direndam kedalam Besarnya tegangan output yang
minyak. Sebagai tempat kedudukan dihasilkan dari lilitan sekunder trafo
elemen dan minyak tadi, dibuat dari adalah 220 V yang merupakan
bahan dielektrik porcelin yang konversi dari besaran tegangan
berbentuk silinder dan bagian tingginya. Untuk keperluan PLC
porcelin tadi dibuat semacam hanya kondensatornya saja yang
sayap-sayap yang tersusun untuk diperlukan sedangkan peralatan
mencegah mengalirnya secara potensial transformer untuk
langsung curah hujan dari sisi keperluan tenaga listrik.
tegangan tinggi kesisi tegangan
rendah atau ke tanah yang bias Suatu kapasitor memiliki sifat
berimpedansi rendah untuk

225
frekuensi tinggi dan berimpedansi wave trap harus dapat melewatkan
tinggi untuk frekuensi rendah. Atas frekuensi rendah 50-60 Hz yang
dasar itulah maka kapasitor kopling membawa arus listrik dan harus
disini berfungsi meneruskan mempunyai sifat berimpedansi
frekuensi tinggi yang dihasilkan dari tinggi terhadap frekuensi tinggi
terminal PLC dan bemblok yang membawa sinyal informasi.
frekuensi jala-jala 50 Hz yang
membawa energi listrik. Jika masih Karena wave trap dipasang seri
ada frekuensi 50 Hz yang melalui dengan kawat saluran udara
kapasitor kopling akan dibuang tegangan tinggi, maka harus
ketanah melalui peralatan mampu dialiri arus listrik yang
pengaman. Besar kapasitas dari sesuai dengan kemampuan arus
kapasitor tersebut tergantung dari dari kawat tersebut. Selain itu juga
kelas tegangan saluran transmisi harus tahan terhadap tekanan-
tenaga listrik yang digunakan. tekanan baik berupa panas maupun
mekanis yang timbul karena
5.8.4. Wave Trap mengalirnya arus kerja yang besar
atau karena adanya arus hubung
Tugas utama dari alat ini adalah
singkat yang mungkin terjadi.
kebalikan dari kapasitor kopling
yaitu untuk meredam sedemikian
Berdasar kelas arusnya wave
rupa sehingga frekuensi tinggi yang
trap ini mempunyai kapasitas arus
membawa informasi tidak
yang bermacam-macam diantara-
disalurkan atau mengalir ke
nya : 200 A, 400 A, 600 A, 800 A,
peralatan gardu induk.
1250 A, 2000 A, dan 3500 A.
Untuk dapat melaksanakan
tugas tersebut maka impedansi

Gambar 5.40. Wave Trap 150 kV

226
Gambar 5.41. Wave Trap 500 kV

5.8.5. Prinsip Kerja Dasar Wave Trap


Prinsip kerja dasar yang digunakan adalah suatu rangkaian LC paralel,
yang terdiri dari tiga macam komponen seperti terlihat pada gambar berikut:

Kumparan Utama

Arrester

Kapasitor Penala

Gambar 4.42 Diagram Rangkaian Wave Trap

227
Dari rangkaian di atas akan yang akan diredam. Nilai induktansi
dapat suatu bentuk kurva yang banyak dipakai adalah 0,2
impedansi terhadap fungsi mH, 0,3 mH, 0,4 mH, 0,5 mH, dan 1
frekuensi. Untuk menentukan mH. Tegangan tembus dari
frekuensi resonansi agar dapat kapasitor penala biasanya cukup
meredam frekuensi dari terminal tinggi yaitu antara 7.000 V dan
PLC yang sudah tertentu, maka 20.000 V, sedangkan kapasitor
dapat menggunakan rumus sebagai penala terdiri dari elemen yang
berikut: berbeda-beda nilainya : 1,2 nF, 3,5
nF, 7 nF, 10 nF, 16 nF dan 24
1 nF. Dari keenam nilai elemen ini
F0 = dapat membuat bermacam-macam
2. .L.C.
kapasitas sesuai yang dikehendaki
dimana: F0 = Frekuensi kerja dengan cara merangkainya secara
PLC seri atau paralel.
L = Induktansi (Henry) Sebagai pengaman kapasitor
C = kapasitansi (Farad) penala dan kumparan dari
Untuk membentuk frekuensi pengaruh adanya petir dan
resonansi tersebut, maka suatu nilai gangguan hubung singkat ke tanah
dari kapasitor penala dapat pada saluran, maka dipasang
diketahui berdasarkan rumus di arrester yang dihubungkan secara
atas. Jadi dalam hal ini yang paralel. Fakto-faktor lain yang harus
dilakukan penyetelan hanya diperhitungkan adalah nilai
kapasitornya saja, sedangkan impedansi dan resistansi wave trap
kumparannya mempunyai harga harus lebih besar dari impedansi
tetap. saluran yaitu antara 300 sampai
dengan 600 ohm agar tidak terjadi
Nilai induktansi tergantung dari rugirugi sinyal pada saluran
kebutuhan lebar bidang frekuensi

228
Gambar 5.43. Wave Trap

Gambar 5. 44. Wave trap

229
1. Main coil 6. Bird barries
2. Tuning device 7. Terminal
3. Protective device 8. Lifting eye
4. Corona caps 9. Pedestal
5. Corona rings

5.8.6. Line Matching Unit (LMU) alat pemancar sinyal pembawa


tersebut.
Pada dasarnya penggunaan
c Untuk dapat melaksanakan
line matching unit adalah untuk
fungsi di atas, peralatan line
menghubungkan kapasitor kopling
matching unit dilengkapi
yang berimpedansi 300-600 Ohm
dengan komponen sebagai
dengan terminal PLC yang
berikut:
berimpedansi 75 Ohm.
- Transformator penyeimbang.
Fungsi line matching unit yaitu:
- Kumparan.
a Menyesuaikan karateristik
- Peralatan pengaman.
impedansi saluran dengan
- Kondensator.
impedansi coaxial yang menuju
- Hybrid.
terminal PLC.
Sebagai salah satu contoh,
b Mengatur agar reaktansi
berikut ini gambar yang
kapasitif dari kapasitor kopling
memperlihatkan type LMU
memberikan beban resistif bagi

Gambar 5.45. LMU Untuk 1 Macam Frekuensi

230
Transformator T berfungsi sehingga reaktansi induktif dari L
sebagai transformator penyeimbang (XL) akan saling meniadakan
impedansi saluran tegangan tinggi dengan reaktansi kapasitif yang
(Zo) dan kabel coaxial. Kumparan diberikan oleh kapasitor kopling
induktansi L dan kapasitor frekuensi (Xc). Kapasitor Cs berfungsi pula
tinggi Cs adalah untuk memberikan meredam frekuensi 50 Hz dari
beban resistif terhadap gelombang kopling agar tidak mengalir melalui
pembawa. Besarnya induktansi L kumparan L.
dapat diatur sedemikian rupa

Gambar 5.46. Line Matching Unit

5.9 . Peralatan Pengaman dibuang ke tanah oleh drain coil


(Protection Device) ini maka, alat ini harus
mempunyai karateristik sebagai
Protection device terdiri dari berikut:
komponen sebagai berikut: Resistansi untuk arus DC harus
lebih kecil dari 6 .
a. Drain Coil Resistansi 50 Hz harus lebih
Berfungsi untuk menyalurkan ke kecil dari 15 .
tanah atau membuang ke tanah Resistansi pada frekuensi 40 s/d
arus 50 Hz yang masih 500 kHz harus lebih besar dari
terdapat di bagian bawah atau 5 k.
tegangan rendah dari kapasitor Mampu dialiri arus permanen
b. Kopling. 1 A dan arus hubung singkat
Karena Frekuensi tinggi dari sebesar 50 A selama 0,2 detik.
terminal PLC tidak boleh

231
Gambar 5.47 Kurva Impedansi Drain Coil

5.8.1. Lightning Arester diperlukan pengubah tegangan


searah dari 48 V ke 24 V dan 12 V,
Untuk pengamanan terhadap sedangkan tegangan 48 V
gangguan petir, tegangan lebih digunakan untuk rangkaian
yang tiba-tiba, maka dipasang penguat.
arrester dengan batas kerja 350V. Daya pancar PLC umumnya
terdiri dari 10 W, 20 W, dan 40 W.
a. Pemisah Tanah Dalam hal khusus untuk saluran
Untuk pengaman bila petugas yang panjang sekali sehingga
akan melakukan pemeliharaan. redaman cukup besar, maka
dipasang terminal PLC dengan
b. Peralatan Power Line Carrier daya pancar 160 W.
Indoor (Terminal PLC) Sistem modulasi yang digunakan
adalah single side band dengan
Disebut peralatan PLC indoor dua kali modulasi yaitu frekuensi
karena perangkat ini terpasang perantara sebesar 16 kHz, 17 kHz,
didalam ruangan khusus atau 20 kHz dan modulasi kedua
telekomunikasi pada gardu yaitu frekuensi pembawanya sesuai
induk/pembangkit. dengan frekuensi kerja PLC antara
Pada prinsipnya terminal PLC 50-500 kHz.
merupakan perangkat radio yang Lebar bidang frekuensi yang
terdiri dari rangkaian pemancar dan diperlukan untuk satu kanal PLC
penerima serta rangkaian penguat. adalah 8 kHz, dimana 4 kHz untuk
Sistem catu daya yang digunakan pemancar dan sisanya untuk
pada umumnya 48 VDC dengan penerima. Bidang 4 KHz adalah
kutub positif diketanahkan. Sesuai bidang frekuensi standard untuk
dengan kebutuhan komponen mengirimkan informasi suara
elektroniknya yang bertegangan manusia.
kerja berbeda-beda, maka

232
5.10. Aplikasi PLC

Penerapan sistim PLC digunakan sebagai media dari:


Komunikasi suara (telepon).
Teleproteksi.
Tele informasi data.

Gambar 5.48. Pengiriman Sinyal Suara

5.10.1. Komunikasi Suara pengaturannya diatur oleh PABX


(Private Automatic Branch
a. Sistem Pengiriman Sinyal Exchange) Keluar dari PABX
Apabila handset pesawat diteruskan ke SSB PLC yang
telepon diangkat, maka akan berfungsi sebagai medianya yang
terdengar tone sebagai tanda selanjutnya ke terminal lawan
bahwa pemakai telepon siapuntuk setelah melalui LMU dan SUTT
melaksanakan penekanan nomor .
ke gardu induk yang dituju, dimana

233
Sistem Penerimaan Sinyal

Gambar 4.49 Penarimaan Sinyal Suara

Sinyal akan diterima oleh SSB pembatas amplitudo yang biasa


PLC yang sebelumnya melalui disebut limitter.
jaringan SUTT dan LMU. Oleh SSB
PLC diteruskan ke PABX, yang 5.10.3. Teleproteksi Protection
berfungsi mengevaluasi ke pesawat Signalling
telepon yang dituju dari gardu induk Peralatan teleproteksi PLC
lawan. adalah merupakan alat bantu untuk
dapat memberikan percepatan
5.10.2. Penggunaan Kanal Suara (transfer time) secara selektif pada
peralatan proteksi rele jarak. Pada
Dengan lebar bidang pada kanal dasarnya prinsip kerja teleproteksi
suara sebesar 1.700 Hz yaitu PLC ini adalah memberikan kontak
diantara 300 Hz sampai 1.200 Hz, yang diterima dari rele jarak suatu
masih cukup baik untuk gardu induk untuk diteruskan ke
menstransmisikan informasi suara rele jarak gardu induk lawannya
manusia sehingga tidak akan dengan melalui jaringan PLC.
merubah nada si pembicara. Percepatan yang diperoleh pada
Karena suara manusia tidak perangkat ini adalah maximum 20
tetap, maka sinyal amplitude akan milidetik dengan pengertian bahwa
berubah-ubah pula. Agar amplitude diharapkan terjadi tripping dikedua
tidak tidak melewati batas pada lokasi secara bersamaan.
bagian pemancarnya, maka pada
kanal suara dilengkapi dengan Kontak-kontak dari peralatan
teleproteksi PLC ini dapat

234
digunakan tergantung pada 5.10.4.Remute terminal unit (RTU)
kebutuhan sistim proteksi, apakah Tipe EPC 3200.
untuk sistim intertripping atau
blocking scheme. Kontak-kontak Pada keadaan hidup / ON tipe
tersebut dapat dibuat sebagai RTU ini diindikasikan dengan bunyi
normaly open (kontak kerja), suara berdercik ( seperti suara
normaly closed (kontak lepas) atau Jangkkrik ). Pada keadaan
change over (kontak tukar). berkomunikasi dengan Master
Station di RCC / JCC ( Regional
Media transmisi mengambil Control Center / Java Control
tempat didalam frekuensi telepon Center ) pada Modem MD 50, LED
(suara). PLC adalah media Indikator TX dan RX menyala
transmisi spesifik yang cocok untuk secara bergantian. Pada keadaan
tele proteksi, dimana: PLC TIDAK berkomunikasi dengan
menggunakan SUTT sebagai media Master Station di RCC / JCC
transmisinya, pembagian (Regional Control Center / Java
menggunakan bandwidth 4 KHz Control Center ) Modem MD 50,
nya digunakan untuk perangkat LED Indikator TIDAK menyala
telepon dan sinyal. Suatu sinyal secara bergantian. ( biasanya
dengan daya cukup besar hanya LED RX saja yang menyala.
memungkinkan dapat dipancarkan Bila RTU tidak menerima sinyal
PLC (SSB) selama instruksi RX dari media komunikasi ( PLC /
berlangsung. Secara objektifitas, FO ) maka pada modem MD 50,
instruksi yang ditransmisikan dalam LED Indikator warna merah akan
suatu alokasi band dengan tingkat menyala. ( LED warna kuning
keandalan dan keamanan yang mengindikasikan bahwa MD 50
tinggi, kriteria-kriterianya adalah pada kondisi normal )
sebagai berikut:
Bila pada RTU tidak ada satu
Bebas dari pengaruh instruksi indicator pun yang menyala, maka
palsu yang disebabkan noise level dapat dipastikan pasokan daya dari
dan berubahnya tingkat atenuasi DCDB atau dari MCB pada kubikel
pada link, presentase yang rendah RTU, jatuh / putus.
terhadap instruksi yang tidak
sempurna pada saat noise link, a. Tipe S-900.
kecepatan pendeteksian penerima Pada keadaan berkomunikasi
terhadap gangguan. Hal ini dengan Master Station di RCC /
dimaksudkan agar tercapainya JCC ( Regional Control Center /
keadaan terbaik antara keperluan Java Control Center ) pada Modem
bandwidth dan transfer time disatu MD 50, LED Indikator TX dan RX
pihak, keamanan dan keandalan menyala secara bergantian. (
dilain pihak. Modem pada tipe S900 terletak
pada bagian paling atas RTU ).
Pada keadaan TIDAK
berkomunikasi dengan Master
Station di RCC / JCC (Regional

235
Control Center / Java Control ini masing-masing terdapat 2
Center ) pada Modem MD 50, LED (dua) LED indicator yang dalam
Indikator TIDAK menyala secara keadaan normal keduanya akan
bergantian. ( biasanya hanya LED menyala.
RX saja yang menyala. - Reset RTU secara manual
Bila RTU tidak menerima sinyal dengan cara : melakukan switch
RX dari media komunikasi ( PLC / off atau mematikan dan
FO ) maka pada modem MD 50, menghidupkan kembali melalui
LED Indikator warna merak akan MCB yang terdapat di kubikel
menyala. RTU atau pada MCB pada DCDB
yang memasok RTU.
Langkah-langkah yang
diperlukan sesuai perintah dan 5.11. Simbul-simbul yang ada
dapat dilakukan oleh operator GI pada Gardu Induk.
/Gitet adalah : Bagan kutub tunggal di
gambarkan dengan simbol-simbol
- Check Power Supply 48 Vdc yang mewakilkan bentuk dan fungsi
pada terminal DC. setiap peralat yang tersedia seperti
- Check tahanan isolasi dijelaskan sbb:
- Reset RTU secara program
dengan cara : Pada Card tipe MP Single line diagram gardu induk
49 ( terletak pada paling kiri atas adalah bagan kutub tunggal yang
), posisi micro switch berwarna menjelaskan sistem kelistrikan pada
BIRU dikeataskan dan gardu induk secara sederhana
dikebawahkan kembali. sehingga memudahkan mengetahui
- Check tegangan Output pada kondisi dan fungsi dari setiap
Card AI 01 dan Card AI 02 yang bagian peralatan instalasi yang
terletak pada sebelah kanan terpasang, untuk operasi maupun
setiap rak RTU. Pada Card-card pemeliharaan

236
Simbul-simbul yang ada pada Gardu induk
Untuk mengetahui Simbul-simbul yang ada pada Gardu induk dapat
dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Simbul-simbul yang ada pada Gardu induk

No simbol keterangan
1
Pemutus Tenaga (PMT) berfungsi
sebagai alat untuk memutus dan
menyambung arus beban baik pada
kondisi normal maupun gangguan.

2
Pemisah (PMS) berfungsi sebagai alat
untuk memisahkan peralatan dari
tegangan. Terdiri dari pemisah
tegangan (PMS REL & PMS Line) dan
pemisah pentanahan.
3
Transformator Tenaga adalah
Transformator yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya.

4
Transformator Arus (CT) adalah trafo
instrument yang berfungsi untuk
merubah arus besar menjadi arus kecil
sehingga dapat diukur dengan Amper
meter.

5 Transformator Tegangan/Potensial
(PT) adalah trafo instrument yang
berfungsi untuk merubah tegangan
tinggi menjadi tegangan rendah
sehingga dapat diukur dengan Volt
meter.

237
6
NGR Netral Grounding Resistor (NGR)
adalah alat bantu untuk pengaman
peralatan Trafo tenaga, bila terjadi
hubung singkat pada sistem sekunder.

7 Vektor group adalah hubungan


kumparan tiga fasa sisi primer,
sekunder dan tertier yang dijelaskan
dengan angka pada jam.
5.11. Rele Proteksi dan Menghindari atau mengurangi
Annunsiator terjadinya kerusakan peralatan
akibat gangguan.
Rele proteksi yaitu alat yang Membatasi daerah yang terganggu
bekerja secara otomatis untuk sekecil mungkin.
mengamankan suatu peralatan Memberikan pelayanan
listrik dari akibat gangguan, atau penyaluran tenaga listrik dengan
dengan kata lain yaitu untuk: mutu dan keandalan yang tinggi.

Simbul dan kode rele Proteksi


Untuk mengetahui Simbul dan kode rele Proteksi dapat dilihat pada
tabel 5.2

Tabel 5.2 Simbul dan kode rele Proteksi

NO NAMA RELE SIMBOL KODE


.
1. RELE jarak ( Distance relai ) Z< 21
2. RELE tegangan kurang
U< 27
( Under voltage relai )
3. RELE suhu ( Thermis relai ) 49
4. Over current RELE instantaneous I> 50
5. RELE arus lebih dengan waktu tunda I> 51
( Time over current relai )
6. RELE tegangan lebih U> 59
( Over voltage relai )
7. RELE waktu tunda 62
( Time auxillirary relai )
8. RELE tekanan gas P 63
( Gas pressure relai )
9. RELE hubung tanah 64
( Ground fault relai )
10. RELE arus lebih berarah - 67
( Directional over current relai )

238
11. RELE penutup balik 79
( Reclosing relai )
12. RELE frekwensi f 81
( freqwency relai )
13. RELE differensial ( Diffrential relai ) I 87
14. RELE bucholtz ( Bucholtz relai ) 96

239
Proteksi Penyaluran Tenaga Listrik
Peralatan listrik yang perlu diamanakan ( diproteksi ) antara lain sebagai berikut
: Trafo tenaga.

P51N

NP51G

96T
26 87T
63

S51-1 S51-2

PU

64V

Gambar 5.50 : single line diagram trafo lengkap dengan system proteksi
Bay Penghantar dan koppel.

240
44S 51

Gambar 5.51 : single line diagram bay pengahantar dan bay Koppel lengkap
dengan system proteksi
Peralatan Kontrol dan Proteksi.
Panel Kontrol.
Bay Koppel dengan manual/synchrochek.

241
Nama panel bay
Ampermeter P111-P112-P113
Volt meter busbar P101
A A A V V Volt meter busbar P101

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 :


mematikan suara alarm AAC/PB (white).
pengakuan. AC/PB (black).
rangkaian pereset R/PB (Red).
Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

1. saklar tekan membuka PMT S1350


2. saklar pemilih remote dan supervise S2501
3. saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
4. saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
5. saklat tekan mematikan klakson/buzzer S19
1 2 3 4 5

saklar control dan ketidaksesuaian, S2242-


S2243-S2221-S2222.
signalling ketidaksesuaian, S2235-S2234
saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.

annunciator penormalan H121-H122.


kunci saklar sinkronisasi S2550

saklar ketidaksesuaian 20 kV
S2251-S2252-S2253

C V V

Gambar 5.52. Peralatan Kontrol dan Proteksi

242
Nama panel bay
Ampermeter P111-P112-

A A A V Volt meter
busbar P10
W Indikator
W V V
ar
Alarm annunciator H10 dan saklar
tekans H100 :
mematikan suara alarm AAC/PB
(white).
pengakuan. AC/PB (black).

1. saklar tekan membuka PMT S1350


2. saklar pemilih remote dan
supervise S2501
1 2 3 4 3. saklar tekan reset rele pembuka

saklar control dan ketidaksesuaian,


S2221-S2222.

signalling ketidaksesuaian, S2234


saklar control dan ketidaksesuaian,
S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian,
S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238

annunciator penormalan H121-


H122.
kunci saklar sinkronisasi S2550

C V
Gambar 5.53. Peralatan Kontrol dan Proteksi

243
Nama panel bay
Ampermeter P111-P112-P113

A A A V Volt meter busbar P10

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 :


mematikan suara alarm AAC/PB (white).
pengakuan. AC/PB (black).
rangkaian pereset R/PB (Red).
Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

1. saklar tekan membuka PMT S1350


2. saklar pemilih remote dan supervise S2501
3. saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
4. saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
1 2 3 4

saklar control dan ketidaksesuaian, S2221-


S2222.

signalling ketidaksesuaian, S2234


saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian, S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238

annunciator penormalan H121-H122.

Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan


Tegangan ( V )
C V

Gambar 5.54. Peralatan Kontrol dan Proteksi

244
Nama panel bay
Ampermeter P111-P112-P113

A A A V Volt meter busbar


P10
W Indikator
W V V
ar
Alarm annunciator H10 dan saklar
tekans H100 :
mematikan suara alarm AAC/PB
(white).
pengakuan. AC/PB (black).

6. saklar tekan membuka PMT S1350


7. saklar pemilih remote dan supervise
1 2 3 S2501
8. saklar tekan reset rele pembuka PMT

saklar control dan ketidaksesuaian,


S2221-S2222.
signalling ketidaksesuaian, S2234
saklar control dan ketidaksesuaian,
S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian,
S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238
annunciator penormalan H121-H122.

saklar kontrol PMT 20 kv dan ketidak


sesuaian, S2251.
annunciator posisi PMS 20 kV H221-
H222.
C V
Gambar 5.55. Peralatan Kontrol dan Proteksi

245
BAB VI
SISTIM PENTANAHAN TITIK NETRAL

6. 1. Sistem pentanahan titik Timbulnya gejala-gejala busur


netral listrik ke tanah (arching ground)
sangat berbahaya karena
Pada saat sistem tenaga listrik menimbulkan tegangan lebih
masih dalam skala kecil, gangguan transient yang dapat merusak
hubung singkat ke tanah pada peralatan.
instalasi tenaga listrik tidak
merupakan suatu masalah yang Apabila hal diatas dibiarkan,
besar. Hal ini dikarenakan bila maka kontinuitas penyaluran
terjadi gangguan hubung singkat tenaga listrik akan terhenti, yang
fasa ke tanah arus gangguan masih berarti dapat menimbulkan kerugian
relatif kecil (lebih kecil dari 5 yang cukup besar. Oleh karena itu
Amper), sehingga busur listrik yang sistem-sistem tenaga listrik tidak
timbul pada kontak-kontak antara lagi dibuat terapung (floating) yang
fasa yang terganggu dan tanah lajim disebut sistem delta, tetapi titik
masih dapat padam sendiri. Tetapi netralnya ditanahkan melalui
dengan semakin berkembangnya tahanan, reaktor dan ditanahkan
sistem tenaga listrik baik dalam langsung (solid grounding).
ukuran jarak (panjang) maupun Pentanahan itu umumnya dilakukan
tegangan, maka bila terjadi dengan menghubungkan netral
gangguan fasa ke tanah arus transformator daya ke tanah,
gangguan yang timbul akan besar seperti dicontohkan pada gambar
dan busur listrik tidak dapat lagi 6.1. berikut.
padam dengan sendirinya.

Sistem tegangan primer Trafo


Sistem tegangan sekunder Trafo

TRAFO
TENAGA
RESISTOR

Gambar 6.1. Contoh Pentanahan Titik Netral Sistem.

246
6.2. Tujuan Pentanahan Titik disebabkan oleh penyalaan
Netral Sistem bunga api yang berulang-ulang
(restrike ground fault).
Adapun tujuan pentanahan titik 5. Memudahkan dalam menentu-
netral sistem adalah sebagai kan sistem proteksi serta
berikut : memudahkan dalam menentu-
kan lokasi gangguan.
1. Menghilangkan gejala-gejala
busur api pada suatu sistem. 6.2.1.Sistem Yang Tidak Ditanah-
2. Membatasi tegangan-tegangan kan (Floating Grounding)
pada fasa yang tidak terganggu
(pada fasa yang sehat). Suatu sistem dikatakan tidak
3. Meningkatkan keandalan diketanahkan (floating grounding)
(realibility) pelayanan dalam atau sistem delta. Jika tidak ada
penyaluran tenaga listrik. hubungan galvanis antara sistem itu
4. Mengurangi/membatasi dengan tanah, untuk jelasnya dapat
tegangan lebih transient yang dilihat pada gambar 6. 2 berikut :

Sistem tegangan primer


Sistem tegangan sekunder

Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan


TRAFO
TENAGA

Tanah Tanah

Gambar 6. 2 Contoh Sistem yang Tidak ditanahkan

6.2.2. Metoda Pentanahan Titik Pentanahan langsung (effective


Netral grounding)
Pentanahan melalui reaktor
Metoda-metoda pentanahan titik yang impedansinya dapat
netral sistem tenaga listrik adalah berubah-ubah (resonant
sebagai berikut grounding) atau pentanahan
dengan kumparan Petersen
Pentanahan melalui tahanan
(Petersen Coil).
(resistance grounding)
Pentanahan melalui reaktor
(reactor grounding)

247
6.3. Pentanahan Titik Netral dihubungkan langsung dengan
Tanpa Impedansi tanah, tanpa memasukkan harga
(Pentanahan Langsung/Solid suatu impedansi (perhatikan
Grounding) gambar 6.3

Sistem pentanahan langsung


adalah dimana titik netrral sistem
R
N
S

T
Zs
ZR ZT

Gambar 6.3 Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral Tanpa Impedansi


(Pentanahan Langsung/Solid Grounding)

Pada sistem ini bila terjadi - setiap gangguan phasa ke


gangguan phasa ke tanah akan tanah selalu mengakibatkan
selalu mengakibatkan terganggu- terputusnya daya
nya saluran (line outage), yaitu - arus gangguan ke tanah besar,
gangguan harus di isolir dengan sehingga akan dapat
membuka pemutus daya. Salah membahayakan makhluk hidup
satu tujuan pentanahan titik netral didekatnya dan kerusakan
secara langsung adalah untuk peralatan listrik yang dilaluinya
membatasi tegangan dari fasa-fasa
yang tidak terganggu bila terjadi 6.4 Pentanahan Titik Netral
gangguan fasa ke tanah. Melalui Tahanan (resistance
grounding)
Keuntungan :
- Tegangan lebih pada phasa- Pentanahan titik netral melalui
phasa yang tidak terganggu tahanan (resistance grounding)
relatif kecil dimaksud adalah suatu sistem yang
- Kerja pemutus daya untuk mempunyai titik netral dihubungkan
melokalisir lokasi gangguan dengan tanah melalui tahanan
dapat dipermudah, sehingga (resistor), sebagai contoh terlihat
letak gangguan cepat diketahui pada gambar 6.3 dan rangkaian
- Sederhana dan murah dari segi pengganti ditunjukkan pada
pemasangan gambar6.4
Kerugian :

248
R

Grounding T
Resistor

Gambar 6.4 Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral melalui


Tahanan (Resistor)

Pada umumnya nilai tahanan menentukan besarnya arus


pentanahan lebih tinggi dari pada gangguan tanah.
reaktansi sistem pada tempat Besarnya tahanan pentanahan
dimana tahanan itu dipasang. pada sistem tenaga listrik
Sebagai akibatnya besar arus (contohnya di PLN P3B Jawa Bali
gangguan fasa ke tanah pertama- Region Jabar), adalah sebagai
tama dibatasi oleh tahanan itu berikut :
sendiri. Dengan demikian pada - Sistem 70 kV sebesar 62 Ohm
tahanan itu akan timbul rugi daya - Sistem 20 kV sebesar 12 Ohm
selama terjadi gangguan fasa ke atau 42 Ohm.
tanah. Jenis pentanahan (Resistor)
yang dipakai adalah jenis logam
Secara umum harga tahanan
(metalic resistor) atau jenis cairan
yang ditetapkan pada hubung netral
(liquid resistor), perhatikan gambar
adalah :
6. 5, 6.6, 6.7 dan 6. 8

Vf
R = Ohm
I

dimana :
R = Tahanan ( Ohm )
Vf = Tegangan fasa ke netral
I = Arus beban penuh dalam
Ampere dari transformator.
Dengan memilih harga tahanan
yang tepat, arus gangguan ketanah
dapat dibatasi sehingga harganya
hampir sama bila gangguan terjadi
disegala tempat didalam sistem bila
tidak terdapat titik pentanahan
lainnya. Dalam menentukan nilai Gambar 6.5. Pentanahan
tahanan pentanahan akan

249
Gambar 5.6 Resistor Jenis Logam
(metalic resistor)
Gambar 5.8. Resistor Jenis Cairan
(liquid resistor)
Pentanahan titik netral melalui
tahanan (resistance grounding)
mempunyai keuntungan dan
kerugian yaitu :
- Keuntungan :
Besar arus gangguan tanah
dapat diperkecil
Bahaya gradient voltage lebih
kecil karena arus gangguan
tanah kecil.
Mengurangi kerusakan
peralatan listrik akibat arus
gangguan yang melaluinya.

- Kerugian :
Gambar 5.7 Resistor Jenis Timbulnya rugi-rugi daya pada
tahanan pentanahan selama
terjadinya gangguan fasa ke
tanah.
Karena arus gangguan ke tanah
relatif kecil, kepekaan rele
pengaman menjadi berkurang
dan lokasi gangguan tidak cepat
diketahui.

250
6.5.Pentanahan Titik Netral dengan menggunakan tap gambar
Melalui Kumparan Petersen 6.9. memperlihatkan petersen coil
yang terpasang di PT PLN
Sistem pentanahan dengan (Persero) P3B Region Jawa Barat,
kumparan Petersen adalah dimana yaitu pada sistem 30 kV Plengan-
titik netral dihubungkan ke tanah Lamajan. Rangkaian pengganti
melalui kumparan Petersen sistem pentanahan dengan
(Petersen Coil). Kumparan kumparan Petersen ditunjukkan
Petersen ini mempunyai harga pada gambar 6.10.
reaktansi (XL) yang dapat diatur
Sistem tegangan 70 kV
Sistem tegangan 30 kV Plengan-Lamajan

TRAFO Kumparan
RESISTOR TENAGA Petersen

Gambar 6. 9. Contoh Pemasangan Pentanahan Titik Netral dengan Kumparan


Petersen.

Kumparan T
Petersen

Gambar 6 10 .Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral dengan


Kumparan Petersen
Pada hakekatnya tujuan dari singkat fasa ke tanah yang
pentanahan dengan kumparan sementara sifatnya (temporary
Petersen adalah untuk melindungi fault), yaitu dengan membuat arus
sistem dari gangguan hubung gangguan yang sekecil-kecilnya
251
dan pemadaman busur api dapat Kerusakan peralatan sistem
terjadi dengan sendirinya. dimana arus gangguan mengalir
Kumparan Petersen berfungsi untuk dapat dihindari.
memberi arus induksi (IL) yang Sistem dapat terus beroperasi
mengkonpensir arus gangguan, meskipun terjadi gangguan fasa
sehingga arus gangguan itu kecil ke tanah.
sekali dan tidak membahayakan Gejala busur api dapat
peralatan listrik yang dilaluinya. dihilangkan.
Arus gangguan ke tanah yang
mengalir pada sistem sedemikian - Kerugian :
kecilnya sehingga tidak langsung
Relai gangguan tanah (ground
mengerjakan relai gangguan tanah
fault relai) sukar dilaksanakan
untuk membuka pemutusnya (PMT)
karena arus gangguan tanah
dari bagian yang terganggu.
relatif kecil.
Dengan demikian kontinuitas
Tidak dapat menghilangkan
penyaluran tenaga listrik tetap
gangguan fasa ke tanah yang
berlangsung untuk beberapa waktu
menetap (permanen) pada
lamanya walaupun sistem dalam
sistem.
keadaan gangguan hubung singkat
Operasi kumparan Petersen
satu fasa ke tanah, yang berarti
harus selalu diawasi karena bila
pula dapat memperpanjang umur
ada perubahan pada sistem,
dari pemutus tenaga (PMT).
kumparan Petersen harus
Sebaliknya sistem pentanahan disetel (tuning) kembali.
dengan kumparan Petersen ini
mempunyai kelemahan, yaitu sulit 6.6. Transformator Pentanahan
melokalisir gangguan satu fasa ke
Bila pada suatu sistem tenaga
tanah yang bersifat permanen dan
listrik tidak terdapat titik netral,
biasanya memakan waktu yang
sedangkan sistem itu harus
lama. Gangguan hubung singkat
diketanahkan, maka sistem itu
yang permanen itu dapat
dapat ditanahkan dengan
mengganggu bagian sistem yang
menambahkan Transformator
lainnnya. Oleh karena itu hubung
Pentanahan (grounding
singkat tersebut tetap harus
transformer), contoh gambar
dilokalisir dengan menggunakan
pemasangan Trafo Pentanahan
relai hubung singkat ke tanah
seperti ditunjukkan pada gambar
(Ground fault relai).
6.11. berikut :
Pentanahan titik netral melalui
kumparan Petersen mempunyai
keuntungan dan kerugian yaitu :
- Keuntungan :
Arus gangguan dapat dibuat
kecil sehingga tidak berbahaya
bagi mahluk hidup.

252
Sistem tegangan 70 kV

TRAFO TRAFO
RESISTOR

Gambar 6.11 Contoh Pemasangan Trafo Pentanahan


Transformator pentanahan itu 1. Pentanahan netral untuk sistem
dapat terdiri dari transformator Zig- ini adalah pentanahan dengan
zag atau transformator bintang- tahanan
segitiga (Y-). Trafo pentanahan 2. Pengamanan sistem
yang paling umum digunakan dilaksanakan dengan pemutus
adalah transformator zig-zag tanpa cepat dan penutup cepat
belitan sekunder.
Sistem 20 KV
6.7. Penetapan Sistem
Pentanahan di Indonesia
Pentanahan netral sistem 20 KV
Sistem 150 KV
beserta pengamannya ditetapkan
sebagai berikut :
Pentanahan netral sistem 150 KV
beserta pengamannya ditetapkan
1. Pentanahan netral untuk sistem
sebagai berikut:
ini adalah pentanahan dengan
1. Pentanahan netral untuk sistem tahanan Pengaman Sistem
ini adalah pentanahan efektif. Dilaksanakan Sebagai Berikut :
Penambahan reaktansi pada
netral sistem ini dimungkinkan a. Bagi saluran udara maupun
selama persyaratan pentanahan saluran dalam tanah dipakai
efektif dipenuhi (X0/X1 3) pemutus dengan rele arus
2. Pengaman sistem dilaksanakan lebih untuk gangguan
dengan pemutus cepat dan hubung singkat fasa ke fasa
penutup cepat dan rele tanah untuk
gangguan hubung singkat
Sistem 66 KV fasa ke tanah. Pada gardu
distribusi dipasang penunjuk
Pentanahan netral sistem ini gangguan.
beserta pengamannya ditetapkan b. Bagi saluran udara dipakai
sebagai berikut : pula penutup cepat atau
lambat, sedang bagi saluran

253
dalam tanah tidak dipakai dilakukan dengan sistem
penutup kembali. pentanahan Solid Grounding (tanpa
c. Selanjutnya berdasarkan impedansi).
SPLN 26:1980 telah
ditetapkan besar tahanan 6.8.PENTANAHAN/PEMBUMIAN
pentanahan sebagai berikut PERALATAN

1). Tahanan rendah 12 ohm dan 1. Pengertian Pentanahan


arus gangguan tanah Peralatan
maksimum 1000 ampere Pentanahan peralatan adalah
dipakai pada jaringan kabel pentanahan bagian dari peralatan
tanah. yang pada kerja normal tidak dilalui
2). Tahanan rendah 40 ohm dan arus. Bila terjadi hubung singkat
arus gangguan maksimum 300 suatu penghantar dengan suatu
ampere dipakai pada jaringan peralatan, maka akan terjadi beda
saluran udara dan campuran potensial (tegangan), yang
saluran udara dengan kabel dimaksud peralatan disini adalah
tanah bagian-bagian yang bersifat
3). Tahanan tinggi 500 ohm dan konduktif yang pada keadaan
arus gangguan maksimum 25 normal tidak bertegangan seperti
ampere dipakai pada saluran bodi trafo, bodi PMT, bodi PMS,
udara bodi motor listrik, dudukan Baterai
dan sebagainya. Bila seseorang
Khusus untuk sistem fasa tiga, berdiri ditanah dan memegang
empat kawat, pengetanahan peralatan yang bertegangan, maka
dilakukan tanpa impedansi dan akan ada arus yang mengalir
banyak titik (multiple grounding). melalui tubuh orang tersebut yang
dapat membahayakan. Untuk
Sistem 275 kV PT Inalum dan menghindari hal ini maka peralatan
Sistem 500 kV tersebut perlu ditanahkan.
Walaupun belum diatur dalam Pentanahan yang demikian disebut
SPLN, tetapi pentanahan Sistem Pentanahan peralatan, sebagai
275 kV PT Inalum di Asahan dan contoh pemasangan ditunjukkan
Sistem 500 kV di Pulau Jawa sudah seperti pada gambar 6.12 berikut :

Pentanahan TRAFO
Peralatan DAYA

Gambar 6.12 Contoh Pemasangan Pentanahan Peralatan

254
Pentanahan peralatan merupakan distribusi. Beberapa peralatan/
hal yang sangat penting dan perlu standar yang telah disepakati
diperhatikan, baik pada adalah bahwa saluran transmisi,
pembangunan Gardu Induk, Pusat- substation harus direncanakan
pusat listrik, Industri-industri bahkan sedemikian rupa, sehingga tahanan
rumah tinggal juga perlu dilengkapi pentanahan tidak melebihi harga
dengan sistem pentanahan ini. satu ohm, Dalam Gardu-gardu
Induk distribusi, harga tahanan
Tujuan pentanahan peralatan
maksimum yang diperbolehkan
dapat dipormulasikan sebagai
adalah 5 ohm. Demikian juga
berikut :
halnya pada menara transmisi,
a. Untuk mencegah terjadinya untuk menghindarkan lompatan
tegangan kejut listrik yang karena naiknya tegangan/potensial
berbahaya bagi manusia dalam pada waktu terjadi sambaran petir
daerah itu. maka tahanan kaki menara perlu
dibuat sekecil mungkin (di Amerika
b Untuk memungkinkan timbulnya kurang dari 10 Ohm). Untuk
arus tertentu baik besarnya memahami mengapa tahanan
maupun lamanya dalam pentanahan harus rendah, dapat
keadaan gangguan tanah tanpa digunakan hukum Ohm yaitu :
menimbulkan kebakaran atau
V =IxR volt
ledakan pada bangunan atau
isinya. Dimana :
c. Untuk memperbaiki penampilan
V = tegangan (volt)
(performance) dari sistem.
I = Arus (ampere)
2. Tahanan Pentanahan R = Tahanan (ohm)
Adalah besarnya tahanan Sebagai contoh terdapat
pada kontak/hubung antara masa tegangan sumber 415 volt (240volt
(body) dengan tanah. terhadap tanah) dengan tahanan 4
ohm. Ada masalah/trouble atau
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan, sehingga kabel dari
besarnya pentanahan :
sumber yang mencatu motor listrik
a. Tahanan jenis tanah menyentuh badan motor. Hal ini
b. Panjang jenis elektroda berarti kabel tersebut
pentanahan menghubungkan ke sistem
c. Luas penampang elektroda pentanahan yang mempunyai
pentanahan tahanan 20 ohm ke tanah
(perhatikan gambar 6.13). Menurut
Harga pentanahan makin kecil hukum Ohm akan ada arus
makin baik. Untuk perlindungan mengalir sebesar 10 amper
personil dan peralatan perlu melewati badan motor.
diusahakan tahanan pentanahan
Apabila seseorang menyentuh
lebih kecil dari 1 Ohm. Hal ini tidak
badan motor, maka dia akan
praktis untuk dilaksanakan dalam
menerima tegangan sebesar 200
suatu sistem distribusi, saluran
volt (20ohm x 10amper). Hal ini
transmisi, ataupun dalam substation
255
dapat berakibat fatal, tergantung bervariasi dengan tegangan yang
pada tahanan orang tersebut yang disentuhnya.
Gangguan

Badan motor
Motor
Listrik
Sumber 415 volt, 240
volt terhadap tanah

Bangunan
logam
sistem
pentanahan
20

Tahanan ke tanah
yang sebenarnya

Gambar 6.13. Ilustrasi Gangguan yang Tinggi pada Tahanan Tanah


6.9. Exposur Tegangan Commission (IEC) mengusulkan
(Voltage Exposure) besar tegangan sentuh yang
sebagai fungsi dari lama gangguan
Jika ada kontak yang tidak seperti pada tabel 6.1 dibawah ini.
disengaja antara bagian-bagian Tabel ini biasanya digunakan untuk
yang dilalui arus dengan kerangka sistem tegangan konsumen. Jadi
metal dari kerangka peralatan, misalnya untuk sistem pentanahan
kerangka metal itu menjadi pengaman (PUIL Fasal 324). Jika
bertegangan yang sama dengan terjadi kegagalan isolasi pada
tegangan peralatan. Untuk peralatan, maka besar arus
mencegah terjadinya tegangan gangguan If dari titik gangguan ke
kejut yang berbahaya kerangka badan peralatan tersebut, dan dari
peralatan metal peralatan tersebut badan peralatan ke tanah melalui
harus dihubungkan ke tanah tahanan pentanahan RE2, maka
melalui impedansi yang rendah. timbulah tegangan sentuh pada
Impedansi pentanahan itu harus badan peralatan sebesar :
sedemikian kecilnya sehinggga
tegangan I.Z yang timbul pada VS = If . RE2
kerangka peralatan harus cukup
kecil dan tidak berbahaya.
International Electrotechnical

256
Tabel 6.1 Besar dan lama tegangan sentuh maksimum.

Tegangan sentuh volt (rms) Waktu pemutusan maksimum (detik)

< 50
50 5,0
75 1,0
90 1,5
110 0,2
150 0,1
;
220 0,05
280 0,03

Agar persyaratan dalam tabel = 2,5 .. 5, Untuk pengaman


tersebut dapat dipenuhi. maka lebur atau sikering
tahanan diberikan oleh: = 1,25 . 3,5, Untuk pengaman
50 lainnya.
RE2 < ohm Biasanya Impedansi Trafo kecil
k . ln
terhadap RE1 atau RE2, maka arus
dimana :
hubung tanah
RE2 = Tahanan pentanahan
In = Arus nominal dari alat Vph
Ir =
pengaman lebur atau alat R
RE 1 + RE 2 + saluran
pengaman arus lebih (amper) 3
k = Bilangan yang besarnya
tergantung dari karakteristik alat
pengaman
B

A
N
RE1

If
E3 RE2
Gambar 5.12. Hubung tanah pada peralatan dalam suatu sistem yang
netralnya diketanahkan.

257
Contoh : harus dipasang (jumlah
Suatu peralatan listrik isolator makin panjang
diperoteksi/diamankan dengan d. Tahanan tanah
sikering 6A. mempengaruhi penampilan
50 saluran (line Performance).
RE2 < ohm = 2,78 ohm
3 6
(k diambil = 3) 6.10.1. Pengaruh Tahanan
Misalnya diambil : Pentanahan Yang Kecil
R E2 = 2,5 ohm Pada Sistem
R E1 = 2,0 ohm
R sal = kecil dan diabaikan. 1. Mengurangi tegangan pada
V ph = 220 Volt puncak tiang
Maka, 2. Mengurangi tegangan pada
220 kawat penghantar
Ir = = 48,9 Amper 3. Mengurangi tegangan pada
2,5 + 2,0 isolator
Tegangan sentuh ; 4. Mengurangi gangguan sampai
V S = 48,9 x 2,5 = 122,25 Volt. beberapa gawang
5. Mengurangi waktu
Jadi tegangan sentuh yang berlangsungnya tegangan
timbul 122,25 volt (lebih tinggi merusak (Break Down
dari 50 volt). Tetapi jika sekring voltage).
yang dipakai memenuhi
persyaratan standar, maka 6.10.2. Macam-Macam
dengan arus 48,9 amper (8 xln) Elektroda Pentanahan
sikering tersebut akan putus
dalam waktu 0,1 detik, jadi Pada dasarnya terdapat tiga
memenuhi persyaratan dalam macam elektroda pentanahan
tabel6.2 Sebagai aturan umum yaitu :
disebutkan bahwa seseorang
tidak boleh menyentuh walau 1. Elektroda Pita, berupa pita
sekejap pun peralatan dengan atau kawat berpenampang
tegangan diatas 100 Volt. bulat yang ditanam di dalam
tanah umumnya penanaman-
6.10. Pengaruh Besar Tahanan nya tidak terlalu dalam.
Terhadap Sistem Tenaga (0,5 - 1 meter) dan caranya
Listrik ada bermacam-macam,
perhatikan gambar 6.13
a. Makin besar tahanan tanah,
tegangan sentuh makin
besar
b. Makin besar tahanan tanah
pada tiang transmisi, makin
besar tegangan puncak tiang
c. Makin besar tahanan tanah
pada tiang tranmisi, makin
banyak jumlah Isolator yang

258
Bentuk Radial Bentuk Grid Bentuk Lingkaran

Gambar. 6.13. Macam-macam cara penanaman eletroda pita

2. Elektroda Batang, berupa batang yang ditanam tegak lurus dalam tanah,
lihat gambar 6.14

Gambar 6.14 Cara penanaman Elektroda batang. Untuk membuat agar


tahanan pentanahan cukup kecil elektroda batang tersebut ditanam lebih
dalam atau menggunakan beberapa batang elektroda.

3. Elektroda pelat, berupa pelat yang ditanam tegak lurus dalam tanah seperti
pada gambar 6.15

Gambar 6.15. Cara Penanaman elektroda pelat

259
6.11.Metode/Cara Pentanahan

6.11.1. Pentanahan dengan Driven Ground.

Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara menancapkan batang


elektroda ke tanah. Perhatikan gambar 6.16. dan 6.17.

Gambar 6.16. Pentanahan dengan Driven Ground

Satu Batang Elektroda Dua Batang Elektroda


Gambar 6.17 Pentanahan Dengan Counter Poise

Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara menanam kawat elektroda


sejajar atau radial, beberapa cm di bawah tanah (30 cm - 90 cm). Perhatikan
Gambar 6.18

260
Pentanahan menara dengan counterpoise

Radial paralel

Gambar 6.18. Pentanahan menara dengan counterpoise

Pentanahan dengan counter elektroda membujur dan melintang


poise biasanya digunakan apabila di bawah tanah, yang satu sama
tahanan tanah terlalu tinggi dan lain dihubungkan di setiap tempat
tidak dapat di kurangi dengan cara sehingga membentuk jala (Mesh).
pentanahan driven ground, Perhatikan gambar 6.19
biasanya karena tahanan jenis
tanah terlalu tinggi. Sistem pentanahan Mesh
biasanya dipasang di gardu induk
dengan tujuan untuk mendapatkan
6.11.2. Pentanahan Dengan Mesh harga tahanan tanah yang sangat
atau Jala kecil (kurang dari 1 ohm).
Adalah cara pentanahan
dengan jalan memasang kawat

261
.

...

Gambar 6.19 Pentanahan dengan Mesh (jala)


6.12. Tahanan Jenis Tanah Harga tahanan jenis selalu
bervariasi sesuai dengan keadaan
Harga tahanan jenis tanah pada
pada saat pengukuran. Makin tinggi
daerah kedalaman yang terbatas
suhu makin tinggi tahanan jenisnya.
tergantung dari beberapa faktor,
Sebaliknya makin lembab tanah itu
yaitu :
makin rendah tahanan jenisnya.
Jenis tanah = tanah liat, berpasir,
Secara umum harga-harga tahanan
berbatu, dll
jenis ini diperlihatkan pada tabel
- Lapisan tanah = berlapis-lapis
berikut ini :
dengan tahanan jenis berlainan
atau uniform.
- Kelembaban tanah
- Temperatur.

262
Tabel 6.3. Tahanan Jenis Tanah

Jenis tanah Tahanan jenis tanah (ohm m)

Tanah Rawa 30

Tanah Liat Dan Tanah Ladang 100

Pasir Basah 200

Kerikil Basah 500

Pasir Dan Kerikil Kering 1,000

Tanah Berbatu 3,000


Sering dicoba untuk merubah tahanan antara besi atau plat
komposisi kimia tanah dengan tembaga yang ditanam dalam tanah
memberikan garam pada tanah yang digunakan untuk melindungi
dekat elektroda pentanahan peralatan listrik terhadap gangguan
dengan maksud untuk petir dan hubung singkat. Dengan
mendapatkan tahanan jenis tanah demikian pelat tersebut harus
yang rendah. Cara ini hanya baik ditanam hingga mendapatkan
untuk sementara sebab proses tahanan terhadap tanah sekitar
penggaraman harus dilakukan yang sekecil-kecilnya. Untuk
secara priodik, sedikitnya enam mengukur tahanan pentanahan
bulan sekali. Dengan memberi air digunakan alat ukur tahanan
atau membasahi tanah juga dapat pentanahan (Earth Resistance
mengubah tahanan jenis tanah. Tester), seperti diperlihatkan pada
gambar 6.20. Cara penggunaan
6.13. Pengukuran Tahanan "Earth Resistance Tester" akan
Pentanahan dijelaskan lebih lanjut pada materi
yang lain.
Pengukuran tahanan pentana-
han bertujuan untuk menetukan

263
Gambar 18.2.13.

1. OK Lamp
2. Function Switch Buttons
3. Ohm Range Switch Buttons
4. Terminals
5. Scale Plate
6. Panel

Gambar 6.20 Alat ukur tahanan pentanahan .

264
BAB VII
KONSTRUKSI KABEL TENAGA

Dalam penyaluran tenaga listrik Electrostatic Screen


dari pusat-pusat pembangkit ke Penguat dan Selubung logam
konsumen biasanya dilakukan Pengaman karat.
melalui Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT), seiring dengan 7.1.2. Konduktor
perkembangan daerah, maka
didaerah perkotaan SUTT sulit Konduktor yang digunakan yaitu
dipergunakan karena kesulitan tembaga atau aluminium, logam
lahan untuk tower maka digunakan tersebut dipilih dengan
Saluran Kabel Tegangan Tinggi pertimbangan beberapa hal yaitu
(SKTT). Selain itu kabel juga arus beban dan keekonomisan.
digunakan untuk penyaluran tenaga Konduktor Hollow dibuat dengan
listrik antar pulau dengan segmental Strip yaitu untuk
menggunakan Saluran Kabel Laut kekukuhan atau kekuatan yang
Tegangan Tinggi. (SKLT). lebih tinggi dan telah digunakan
Kabel yang digunakan untuk sampai dengan penampang 2000
SKTT maupun SKLT biasanya mm2. Untuk mentransfer beban
kabel berisolasi kertas yang diberi listrik yang besar (very Heavy load)
minyak dan disebut kabel minyak biasanya digunakan konduktor
atau kabel yang berisolasi Cross- Milliken. Konduktor tersebut
linked polyethylene (XLPE) yang umumnya dibuat Six Stranded
disebut kabel XLPE. Segmen dan terisolisasi antara
segmen satu dengan yang lain,
7.1. Kabel Minyak tersusun disekeliling kanal yang
berisi spiral penyangga dan diikat
Kabel ini menggunakan isolasi bersama dengan pita Bronze.
yang terbuat dari jenis isolasi padat Masing masing segmen dibentuk
terdiri dari kertas yang diresapi oleh sejumlah konduktor bulat dan
dengan Viskos Compon dan terpasang kompak pada bentuk
dilakukan treatment dengan segmen yang dibutuhkan.
minyak untuk membuang Konstruksi harus dibuat equal,
kelembaban serta udara, karena itu untuk mengurangi rugi-rugi akibat
dinamakan kabel minyak.. efek kulit, Skin efek juga
dipengaruhi oleh ukuran kanal
7.1.1. Bagian bagian kabel (Duct), misalnya untuk konduktor
minyak 1600 mm2, jenis Conci pada 50
Hz dan suhu 85C akan
Bagian-bagian dari kabel minyak mempunyai Skin efek 24,5% jika
ini terdiri dari: kanal 12 mm dan 60% jika 40 m.
Konduktor. Dengan konduktor Milliken,
Kanal minyak karena masing-masing sektor
Insulation secara automatik ditransposed,
Minyak impregnasi maka pembesaran diameter kanal
265
mengurangi pengaruh skin efek dan dilakukan treatment untuk
cukup banyak. Nilai rugi-rugi akibat membuang kelembaban serta
Skin efek untuk konduktor cooper udara.
Milliken cukup rendah yaitu untuk Isolasi kabel terdiri dari
diameter 2500 mm2 pada 85 C Cellulose Paper yang dilapiskan
dan 25 mm kanal adalah 14%. Nilai pada konduktor yang membentuk
rugi-rugi akibat Skin efek yang suatu dinding isolasi yang uniform
rendah yaitu 2 s.d 4% dapat dicapai dan kompak dan tidak mengkerut
dengan konduktor yang disusun atau terjadi kerusakan selama
elemen terisolasi satu dengan yang proses pembuatan atau ketika
lainnya menggunakan enamel. penanganan kabel dilapangan saat
penggelaran. seperti pembeng-
7.1.3.Kanal Minyak kokan serta perlu diawasi baik
terhadap tarikan maupun
Pada kabel inti tunggal, kelembabannya.
konduktor dilengkapi dengan kanal Ketebalan kertas bervariasi,
minyak yang terbuat dari Steel Strip
kertas yang tipis yang mempunyai
Spiral bulat terbuka yang
dielektrik strenght tinggi tetapi
menggunakan kawat konduktor
kekuatan mekaniknya rendah dan
stranded. Untuk jenis Segmental digunakan pada tempat yang paling
Self Supporting Conductor tidak dekat dengan konduktor.
perlu menggunakan Steel Spiral.
Kertas yang digunakan
Diameter kanal minyak
mempunyai kemurnian dan
disesuaikan dengan persyaratan
keseragaman tinggi, dicuci
sistem hidrolik, dan umumnya
menggunakan Deionize water
dengan batas 12 s.d 25 mm. selama pembuatannya.
Pada sistem instalasi kabel, Sifat kerapatan dari kertas dipilih
dilengkapi dengan tangki-tangki
secara hati-hati untuk mendapatkan
ekspansi baik ujung yang satu
dielektrik strenght yang paling tinggi
maupun ujung yang lainnya,
dan juga kompatibel dengan
bergantung pada sirkitnya, atau metode impregnasi yang lain.
juga dapat dipasang tangki Isolasi tersebut mempunyai
ditengah-tengah instalasi kabel.
ketebalan bervariasi dari 3 mm
Instalasi kabel dirancang dengan
untuk 30 kV dan 35 mm yang
prinsip bahwa pada kondisi
digabung dengan minyak
pelayanan yang tidak normal,
bertekanan tinggi khususnya untuk
tekanan minyak kabel akan lebih tegangan 750 s.d 1000 kV.
tinggi dari tekanan atmosfir Untuk kabel-kabel yang besar
sepanjang kabel dari sistem
dan apabila kabel menggunakan
instalasi tersebut.
selubung aluminium, isolasi
diamankan dari kerusakan mekanik
1.Insulation menggunakan lapisan pita Glass
Isolasi kabel ini terbuat dari jenis Fibre Coopen Threated Woven
isolasi padat terdiri dari kertas yang
dilapiskan pada konduktor yang
diresapi dengan Viskos Compon
266
2. Minyak peresap ( impregnasi) struktur minyak mineral tersebut.
Analisa molekul adalah cukup
Pada kabel yang menggunakan
banyak dipengaruhi oleh teknik
selubung logam dari timah atau
pengukuran. Analisa yang
aluminium untuk mengamankan
dilakukan oleh NDM, adalah salah
konduktor yang terisolasi terutama
satu yang tekniknya sudah dikenal
untuk tegangan >50 kV, karena
dan memberikan indikasi dari
formasi pada saat pelayanan yang
distribusi aromatik naphtenic dan
disebabkan oleh Void akibat Heat
paraffinic. Menggunakan teknik
Cycling dan pada waktu ada
ini,minyak T-3570 berisi kira-kira 10
tekanan tegangan yang lebih besar.
% molekul aromatic yang (utama)
Void-void ini membentuk ionisasi
predominantly single dan struktur
yang terus bertambah yang
dua ring.The balance of the oil
akhirnya dapat menyebabkan
comprices a micture of naphtenic
kerusakan. Untuk membuang atau
and paraffinic grouping
menyingkirkan Void-void ini, kabel
predominant.Tidak ada tambahan
diberi minyak, dengan impregnasi
bahan kimia berkaitan pada T-3570.
penuh memakai bahan yang
karakteristik yang lain yang dapat
viskositasnya rendah, dimana
membantu bahwa minyak &-3570
pada waktu ada pemanasan kabel
merupakan viscositas sangat
minyak akan mengalir keluar
rendah menjamin bahwa dalam hal
menuju reservoir dan akan kembali
ada kebocoran kabel, minyak akan
lagi pada waktu kabel
segera muncul pada permukaan air
bertemperatur rendah. Kabel yang
dalam bentuk film yang sangat
berdiri sendiri (Self-Contained Oil
tipis.Tambahan lagi, penguapan
Filled ) umumnya digunakan
yang tinggi dari minyak ini, akan
dengan jenis tekanan rendah, yaitu
memberi vasilitas mengurangi rugi
dirancang untuk untuk tekanan
akibat penguapan.
minimum namun masih diatas
tekanan udara luar. Nilai aktual
7.1.4. Data kimia
tekanan itu dapat lebih tinggi pada
suatu lokasi dan akan bervariasi Acid value (inorganic) : nil
sepanjang panjangnya instalasi Acid value (organic) : 0,01mg KOH/
bergantung pada profil instalasinya. g max
Nilai tekanan yang lebih tinggi lagi, Sulphur content : non corrosive
umumnya > 10 atm digunakan Physical data :
untuk instalasi kabel dengan Coefisien of expansion: 0,00089/
tegangan tinggi supaya menaikkan C Viscops
Dielektrik Strenght Isolasi. Viscosity at 60 C : 2 cSt
Viscocity 20 C : 5 cst
Informasi tentang minyak yang Viscosity pada 0C : 10 cst
rendah viskositasnya dari minyak Flash point (open) : 115 C min
kabel T-3570. Minyak T-3570 murni Pour point : -27 C
100 % jenis hidrokarbon. Tidak Cloud point : -25 C
memungkinkan untuk memberikan General information
informasi secara lengkap dari Extra low viscocity

267
7.2. Karakteristik Minyak sama dengan minyak mineral diatas
dan bahkan lebih rendah titik
Minyak kabel merupakan
tuangnya. Selanjutnya, mempunyai
komponen instalasi kabel yang
titik nyala yang tinggi dan
sangat penting, dan hanya minyak
kemampuan menyerap gas pada
bagian dari sistem isolasi kabel
waktu terjadi tekanan listrik. Bahkan
yang dapat diperiksa setelah kabel
lebih rendah Viskositas Dodecyl
dipasang, yang harus diperhatikan
Benzene (DDB). yang pada
pada karakteristik minyak yaitu:
penggunaan normal cocok untuk
Viskositas
pemasok tekanan kabel laut yang
Koefisien muai termal sangat panjang.
Tegangan tembus Contoh pengunan minyak ini
Tangen delta yaitu untuk instalasi Angke
Penyerapan terhadap gas Ketapang dan petukangan dan
petukangan kearah Senayan yang
1. Viskositas mempunyai viscositas 5cSt pada
Dapat dilihat pada perhitungan 20C.
sistem hidrolik, viskositas minyak
adalah sangat penting. Minyak 2. Koefisien Ekspansi Panas
harus dipertimbangkan dengan Koefisien ekspansi panas adalah
desain dari kanal minyak kabel sangat penting .hal ini memberikan
panjang seksi pemasok minyak dan ukuran dari aliran minyak,dan juga
jenis tangki ekspansion. Viskositaas menentukan ukuran ruangan untuk
diukur dalam senti stokes atau ekspansi. Koefisien panas ini juga
centipoise (centipoise adalah akan mempengaruhi pada tekanan
centistoke dikalikan dengan spesifik dinamik,dan dengan demikian juga
grafiity minyak). diameter kanal minyak (oil duct),
Viskositi harus serendah panjang seksi pemasok minyak dan
mungkin kompatibel dengan titik jenis vesel pemuai yang dipilih. Dua
nyala dan titik mengembun. jenis karaktersitik ini merupakan
Viskositas yang rendah mengijinkan parameter hidrolik yang sangat
operasi dengan suhu yang sangat penting.Tetapi agar cairan isolasi
rendah dan membantu desain mempunyai isolasi yang terbaik,
sistem yang ekonomis dengan minyak juga harus mempunyai
mengurangi banyaknya titik karakteristik listrik yang baik.
pasokan minyak.
Minyak mineral Viskositas 3. Tegangan tembus
rendah yang digunakan mempunyai
viskositas pada 20 C kurang lebih Pertama minyak kabel harus
12 cst dan titik tuang 45C atau mempunyai tegangan tembus yang
kurang. tinggi. Tegangan tembus ini dapat
Salah satu minyak yaitu diukur dengan tes cell spesial.
Dodecyl Benzene (DDB) yang Pengujian dengan alat uji tersebut
dikenalkan pada tahun 60 an, memberikan indikasi kondisi minyak
isolasi kabel. Air dan kotoran-
mempunyai viskositas pada 20 C

268
kotoran akan merendahkan kuat yang baik, sehinggga
dielektrik. penimbulan gas tidak terjadi.

4. Tangen Delta 6. Pelepasan Gas (degassifying)


Mengukur tan delta minyak Jika minyak menjadi cairan
adalah pengukuran yang terbaik isolasi yang baik, maka perlu
yang dilakukan untuk memeriksa mempunyai minyak yang tanpa gas
kemurnian minyak kabel. Cairan atau jenis kontaminasi yang lain.
isolasi listrik yang baik diperlukan Gas dan air akan dilepas dari
harga tan delta yang rendah. minyak pada mesin pelepas gas.
Kotoran yang terdapat pada minyak Mesin pelepasan gas bekerja
seperti: air, ageing product,rest of sebagai berikut: minyak yang akan
lubricant, debu, udara dan benda diolah dihamparkan (spread)
lain. Kontaminasi yang berbahaya didalam ruangan vaccum, dimana
adalah kontaminasi yang minyak akan mempunyai
memberikan kenaikan tan delta. permukaan yang luas dibanding
volume gas atau air akan mengurai
5.Penyerapan Gas didalam ruang vacuum dan minyak
yang bebas gas ada dibawah
Karakteristik lain dari minyak
dipompa kedalam tangki yang
isolasi kabel adalah kemampuan
rapat. Jika minyak mempunyai
menyerap gas pada kondisi ada
kontaminan yang tinggi pada
tekanan listrik (electrical stress).
proses ini dapat diulang-ulang
Untuk beberapa alasan, itu dapat
sampai minyak menjadi kering dan
terjadi bahwa kita dapat
bebas gas.
mendapatkan gas entah dimana.
Penyerapan kotoran minyak
Apabila susunan gas itu tidak dapat
yang lain dari air dan gas tidak
diserap, maka akan terjadi
dapat dilepas selama proses
gelembung-gelembung. Tegangan
pelepasan gas (degasifying).
tembus dari gelembung gas adalah
Hasil penyerapan ini harus
lebih kecil dari pada minyak dan
dilepas dengan menyaring minyak
kertas. hal ini kemudian akan
menggunakan fuller, s earth.
membentuk ionisasi dan akhirnya
Fuller,s earth akan menyerap
gagal isolasi. Oleh karena itu
semua partikelpartikel dimana
bahwa minyak harus mempunyai
partikel tersebut akan menaikkan
kemungkinan untuk menyerap gas
tan delta. Penyaringan melalui
apabila tegangan diberikan pada
fuller,s earth adalah dengan cara
kabel.
memompa minyak melalui suatu
Hal yang penting adalah :
penyaring dengan desain khusus.
1. Minyak harus menyerap gas
Hal ini dapat dilakukan terpisah,
pada terjadi gangguan
tetapi sangat sering dilakukan
2. Pembuatan,splicing(sambungan
secara seri dengan degassifying.
dan terminating pada kabel
harus dikerjakan dengan cara

269
Tabel 7. 1.
Karakteristik Minyak( Dobane J.N (Decylbenzene)

Penunjukan Harga
Density pada 15C 0,865
Viscocity pada 20C 6,46 Cst
50C 2,94 Cst
80C 1,39 Cst
Dielectric losses pada 80C after <0,002
ageing
Spesific heat 10C 0,442 Kcal/kg/C
37C 0,465 Kcal/kg/C
Expansion coefficient between 20 8,2 10-4 C
dan 80 C
Tabel 7. 2.
Karakteristik Minyak

Suhu Cinematic Viscocity(Cst) Dynamic viscocity


(cpoise)
0 20 17,5
10 11,4 9,9
20 7,5 6,46
30 5,8 4,96
40 4,5 3,82
50 3,5 2,94
60 2,85 2,38
70 2,3 1,9
80 2 1,64
85 1,83 1,39

7.3. Macam-macam minyak kabel dapat digunakan. Secara teknik


ketiga jenis minyak kabel ini, dan
Sekarang kita telah melihat
hidrolik sistem dirancang
syarat dasar isolasi kabel minyak.
sedemikian sehingga dapat
Minyak yang digunakan untuk
memelihara perbedaan viskositas
Angke Ketapang dan Petukangan
dan koefisien pemuaian panas.
Senayan adalah jenis minyak
mineral. Minyak kabel yang
1. Electrostatic Screen
digunakan oleh pembuat kabel De
Lyon dan Pireelli adalah dari jenis Pita pada kertas karbon semi
sintetic. Jika karena beberapa konduktif dipasang melapisi
alasan, perlu mengisi kabel STK konduktor dan isolasi, screen ini
dengan minyak dari pemasok lain, mempunyai sifat meningkatkan
minyak dari de Lyon dan Pirelli tegangan breakdown pada
270
frekuensi power dan memperbaiki 4. Assesories Kabel minyak
umur dari isolasi.
Assesories pada instalasi kabel
minyak terdiri dari: Stop Joint,
2. Penguat dan selubung logam.
pemasok minyak dan Sealing End
Suatu selubung logam dari atau terminasi untuk penggunaan
timah atau aluminium digunakan pada ujung kabel.
sesudah pemasangan isolasi, Stop Joint untuk membagi
sebelum dan setelah peresapan minyak pada sirkit kedalam seksi
menurut teknologi yang dipakai. minyak yang terpisah. Straight Joint
Jika digunakan timah ini dilengkapi untuk menyambung kabel,
dengan suatu penguat untuk Trifurcating Joint untuk
menahan ekspansi radial. Material menyambung Three Core ke Single
ini umumnya suatu tembaga tipis Core kabel. Assesories Kabel
atau pita alloy yang sangat ketat minyak lainnya adalah pembatas
dilapiskan pada selubung guna tegangan untuk sistem
membentuk suatu penutup. Crossbonding pada seksi
Dalam hal kabel tekanan berikutnya
tinggi yang dipasang secara
vertikal atau sloop yang terjal 5. Terminasi (Sealing End)
atau curam,ketentuannya dibuat Sealing End dilengkapi dengan
juga untuk memperkuat gaya seal yang tertutup rapat, dan
longitudinal.Selubung aluminium, pemisahan secara fisik antara ujung
umumnya untuk menaikkan konduktor dan selubung logam
fleksibility. Ketebalan selubung (sheath) dimana tekanan dielektrik
aluminium umumnya bergantung berkurang dari beberapa ribu
pada diameter dan operasi volt/milimeter pada pertemuan
secara radial, pada kabel menjadi
tekanan yang bermacam-macam
beberapa ratus volt/milimeter.
yaitu dengan range 1,5 mm Isolasi bagian luar umumnya
sampai 5,5 mm. terbuat dari porselin yang tahan
cuaca umumnya jenis antifog.
3. Pengaman terhadap Karat Sealing end dibuat untuk tahan
(Anti Corrosion Protection) terhadap uji sama dengan kabel,
tetapi harus mempunyai tegangan
Pengaman terhadap karat atau impulse yang tinggi. Untuk
Anti Corrosion Protection terminasi kabel inti tiga spliter bok
menggunakan Adhering Layer digunakan untuk memisahkan inti
Covered atau PVC bergantung kabel yang masing-masing
pada jenis kabel. Bagian ini untuk dipasang pada sealing end. Sealing
mengamankan Pita penguat end yang direndam dalam minyak
selubung timah atau aluminium didesain guna beroperasi pada
terhadap korosi. tekanan minyak yang tinggi.
Terminasi untuk kabel yang masuk
ke saluran GIS umumnya
mempunyai sebuah insulator voltalit
271
yang terdiri dari porselin juga, kan untuk membatasi tekanan
dengan demikian mempunyai minyak tidak melebihi keamanan
kemampuan mekanik yang lebih harga desain dan membagi
besar. Sealing end jenis ini beberapa bagian panjang kabel
dipasang pada boks yang dirangkai menjadi beberapa seksi tekanan
dengan trafo dan disambung denga minyak untuk memudahkan
trafo menggunakan bushing. pemeliharaan.
Susunan seperti ini guna
memudahkan dapat melepas trafo 7.4. Tangki minyak. (Pengumpul
tanpa harus melepas kabel dan minyak)
mudah memeriksa minyak pada
boks kabel. Karena tahanan listrik pada
konduktor dan selubung logam,
6. Sambungan Lurus (Straight maka arus beban kabel akan
Joint) membangkitkan rugi listrik yang
akan dirubah menjadi panas pada
Sambungan Lurus menunjukan kabel itu sendiri. Karena pemuaian
keistimewaan dari joint three core panas minyak isolasi lebih tinggi
kabel, pada joint seperti ini, dibandingkan dengan pemuaian
konduktor aluminium disambung volume dari kabel, tidak akan cukup
dengan mengelas/mengecor dan tempat didalam selubung logam
pada saat menyambung tekanan untuk mengakomodasi jumlah
minyak dijaga pada tekanan yang minyak yang panas. Perbedaan
rendah pada sisi ujung kabel. volume antara minyak dingin dan
Masing-masing ujung kabel minyak panas harus diserap oleh
mempunyai boks tekanan minyak pengumpul (tangki) minyak
yang mempunyai katup-katup untuk bertekanan yang ditempatkan pada
mengatur sehingga minyak dapat salah satu ujung atau kedua ujung
terus-menerus meresapi pekerjaan dari panjang kabel. Penurunan dari
sambungan .Sebuah steel spiral arus beban kabel akan mengurangi
dipasang pada kanal pusat produksi panas dan minyak akan
konduktor dengan tujuan untuk menjadi dingin dan menyusut.
support dan konduktor dan Minyak dari tangki minyak akan
menjamin aliran minyak. Joint mengalir ke kabel untuk menjaga
tersebut sesuai untuk penggunaan isolasi kertas penuh dengan minyak
instalasi kabel tanah yang dan bebas dari void. sehingga
menggunakan sistem crossbonding. fungsi utama dari tangki minyak
(reservoir) adalah untuk
7. Sambungan Henti (Stop joint) mengakomodasi kelebihan minyak
sesaat kapan saja. Maksud lain
Stop joint digunakan untuk
yang sangat penting adalah bahwa
membagi sirkit kedalam seksi-seksi
tangki minyak untuk mengumpulkan
tekanan minyak yang terpisah
cadangan minyak yang dapat
masing-masing dan dilengkapi
dipasok kedalam kabel apabila ada
dengan peralatan untuk ekspansi
kebocoran pada kabel.
minyak. Seksionalisasi dimaksud-

272
1. Jenis,Tangki Minyak tekanan minyak selalu positip.
Dua jenis tangki dirancang Tekanan minyak juga
untuk mengakomodasi peruba- bergantung pada tekanan
han isi minyak akibat perubahan hidrostatik akibat transien karena
temperatur. Tangki tersebut perubahan temperatur yang tiba-
adalah tangki bertekanan tetap tiba. Pada umumnya untuk
dan tekanan berubah. Tangki daerah pemukiman yang padat
tekanan tetap terdiri dari digunakan variable pressure
sejumlah piringan berbentuk tank .
selfleksibel walled yang diisi
2. Tangki takanan rendah dan
minyak kabel. Susunan sel menengah
tersebut dipasang pada wadah
silinder rapat (sealed) dan diisi Gambar 7.1 berikut
minyak untuk melindungi karat. memperlihatkan sebuah tangki
Jenis tangki ini dipasang pada minyak untuk memperlihatkan sel-
ketinggian tertentu guna sel didalam tangki besi.
menjamin secara kontinyu

Gambar .7.1 Tangki tekanan rendah dan menengah

Tangki tekanan rendah B-120 yang adalah tangki tekanan rendah


berisi 40 sel yang masing-masing dengaan berbeda ukuran dengan
berisi 3 lt. Jumlah tipe operating tekana n 0,2 1,7 bar.
mengindikasikan volume gas ketika Dengan memberikan tekanan pada
tangki minyak kosong dari isi sel-sel tekanan dapat dinaikan
minyak. Ketika minyak dipompa sampai 0,3 3 bar seperti tangki A-
diantara sel-sel baja dan sell-sell 130.Tangki tipe A dan B disebut
kemudian sel tersebut akan tangki tekanan medium dan
menekan dan mendesak (exert) tekanan rendah.
gaya dari minyak. Gambar 7.2
memperlihatkan tipikel karakteristik 3. Tangki tekanan tinggi.
sebuah tangki tekanan rendah . Tangki tekanan tinggi dirancang
Tipe B-80 dan B-120 dan B-240 dengan berbeda cara dibandingkan
273
dengan tekanan rendah dan berisi gas terpisah pada shell steel.
tekanan sedang dimana sel yang

Gambar.7.2 Curva Kapasitas minyak Tangki.


Pada tangki takanan tinggi sel- maka batang tersebut akan
sel gas terhubung melalui sebuah bergerak kedepan dan kebelakang
pipa manifol yang dapat diperluas dengan melewati suatu skala yang
ke katup pada sisi luar dari tangki terbagai-bagi dalam liter. Gerakan
baja. Hal ini membuat kemungkinan batang ini mempunyai fungsi yang
untuk menaikkan tekanan minyak lain yaitu bekerja sebagai katup
antara sel-sel dan tank simply pengaman. Pada batang ada piston
dengan manaikan tekanan gas. yang akan menutup minyak masuk
Pada awalnya untuk mengatur ke tangki jika sel-sel tersebut
tekanan minyak sampai harga 0,2 tertekan dan akan menutup minyak
sampai 12 bar pada tangki H-100 keluar apabila sel-sel mempunyai
dan H-150. tekanan maksimum yang diijinkan
sehingga menghindari kerusakan
Karena tekanan dapat diset bagian sel.
untuk harga awal antara 0,2 sampai
12 bar maka kurva tekanan tidak 4. Ukuran tangki minyak
single volume dan tidak bisa (reservoir)
dievaluasi volume dengan
membaca tekanan dari manometer Agar ukuran volume tangki
sebagai mana pada tangki tekanan (pengumpul) minyak diketahui, kita
rendah. Untuk mengkompensasi harus mengetahui beberapa data
tangki tekanan tinggi (H-tank), spesifik instalasi kabel seperti:
tangki ini mempunyai indikator v = volume minyak per meter
volume minyak yang ditempatkan kabel
pada flange tangki. Indikator l = panjang kabel yang
volume adalah sebuah batang tetap diakomodasi oleh
keluar dari sel. Karena sel akan pengumpul (reservoir)
tertekan apabila minyak mengalir ke minyak
tangki, dan akan mengembang
apabila minyak keluar dari tangki
274
= perbedaan suhu rata-rata timbul tekanan minyak didalam
antara minyak panas dan kabel yang akan mendorong
dingin minyak keluar kedalam tangki-
= Koefisien volum minyak tangki yang bertekanan.
kabel. Bagian penting dari rancangan
Volume minimum dihitung dengan kabel minyak adalah menghitung
rumus : tekanan minyak dinamik dan
V0 = v . L . s . o volume minyak yang sesuai.
Perhitungan tekanan minyak
Sebagai contoh : dinamik lebih komplek dan
Kabel minyak OKEP 170 kV , 1 x dilakukan dengan bantuan program
240 mm2 komputer dimana semua parameter
v = 0,832 l / m seperti: viskositas, suhu, diameter
= 8,9 x 10 -4 untuk kabel kanal, kondisi permukaan dihitung
minyak T 3570 = 60 o C bersama dengan arus beban dan
suhu konduktor bermacam-macam rugi konduktor.
yaitu 18 s.d 85o C maka kenaikan
suhu rata-rata adalah: 0,9 (85 -
18 ) = 60
L = 2000 m panjang rute satu kabel.
Maka:
v = 0,832 . 2000 . 0,00089 . 60 =
89 liter
Jika kita memerlukan spare minyak
setiap kabel masing - masing
jumlah untuk mengatasi kebocoran
sebesar 2 liter/jam maka untuk 24
jam harus ditambah 48 liter maka Gambar 7.3. Tangki minyak tipe
kapasitas tangki yang dibutuhkan B130
adalah = 89 + 48 = 137 liter.
6. Operasi tangki bertekanan
5. Tekanan minyak dinamik
Pada tangki tekanan statik
Ketika minyak mengalir masuk misalnya tangki A, B dan H tekanan
dan keluar kabel karena perubahan minyak disebabkan oleh gas yang
suhu dari kabel akan menyebabkan bertekanan. Hubungan antara
perubahan tekanan tertentu volume dan tekanan minyak
sepanjang kabel. selanjutnya diatur oleh hukum, gas
Karena ada gesekan antara yang menyatakan bahwa hubungan
minyak dan kanal konduktor maka antara tekanan ,volume dan
tekanan tangki pengumpul temperatur adalah konstan untuk
(reservoir) harus mempunyai jumlah gas yang tetap. Hal ini dapat
tekanan minyak yang tetap, agar dijelaskan dengan rumus berikut:
tekanan minyak ke dalam kabel
vxP
seperti kondisi dingin. Selama =K
terjadi pemanasan pada kabel akan T

275
K = konstanta beban penuh. Jika kita memerlukan
v = Volume gas dalam liter tekanan minyak minimum tidak
P = absolut pressure in bar lebih rendah dari 0,5 bar, berapa
P = ( p + 1) atau pembacaan jumlah tangki A-130 yang
tekanan pada manometer dalam diperlukan dan berapa tekanan
bar diatas tekanan atmosfir maksimum ?
T = temperatur absolut dalam misalnya suhu bervariasi antara 20
Kelvin (kelvin = Celcius + 273 ) 40 C
Pada tekanan tangki V1 adalah Penyelesaian:
volume gas ketika kosong, dan V2 Kita mempunyai jawab v = 89 liter
adalah volume gas ketika isi penuh. T1 = 273 +2 0 = 293
v1 v2 = v dimana T2 = 273 + 40 = 313,
v = Volume minyak aktif tangki P1 = 1 + 0,5 = 1,5 ,
= K T1/P1 KT2/P2 P2 = 1 + 3 = 4,0 (maksimum
= K( T1/P1 T2/P2) tekanan untuk A -130 adalah 3
karena sel-sel gas dibuat pada bar).
temperatur 20 C maka konstanta K Banyaknya tangki yang diperlukan
untuk: adalah = 89/v
Tangki B- 80 adalah v = 0,444(293/1,5 - 313/4)
K 80 = 80/293 = 0,273 =0,444(195,3 78,25 ) = 52
Tangki B-120 adalah sehingga banyaknya tangki adalah
K 120 = 120/293 = 0,410 = 89/52 = 1,7 dibulatkan menjadi =
Tangki B-240 adalah 2 buah .
K 240 = 240/ 293 = 0.891 Dengan dua tangki maka berapa
tekanan aktual maksimum yang
Contoh 1: terjadi ?
Tangki A-130 adalah K130 = v = 89/2 = 44,5 liter
130/293 = 0,443 v = 0,444(293/1,5-313/P2 ) = 44,5
Jika temperatur dipertahankan liter. 86,73 - 44,5 = 138,97/P2
konstan, misalnya 10C, kemudian maka P2 = 3,29 dan P2 = 2,29,
tekanan minyak dari tangki A-130 sehingga tekanan maksimum
terbaca 2 dan 1 bar pada P1 dan P2 minyak akan menjadi 2,29 bar.
maka pertambahan volume dapat Untuk tangki tekanan tinggi H-
dihitung sebagai berikut : 100 atau H-150 tidak ada nilai
umum untuk konstanta K . Volume
P2 = P2 + 1 bar + 3 bar minyak yang keluar dari tangki
P1 = P1 + 1 = 2 bar tekanan tinggi sepanjang waktu
T1 = T2 = 273 + 10 = 283 K dapat dihitung dari ekspresi sebagai
v = K (T1/P1 T2/P2) = 0,444(283/2 berikut:
-283 /3 )= 47 liter. v = v1-v2
v1P1/T1 = v2P2/T2,
Contoh 2. karena v2 = v1 (P1T2/T1P2)
Pada contoh 1 didapat kabel maka :
panjang 2000 m jenis OKEP 170 v = v1-v2 = v1 (1 P1T2/T1P2) .
kV, 1 x 240 mm2 akan ber expansi Untuk tangki bertekanan tipe H-150,
89 liter antara tanpa beban dan
276
v1 =150 - v, variasi keseimbangan dari volume
di mana v volume minyak yang minyak kabel oleh perubahan suhu
terbaca pada indikator volume pada pada waktu perubahan musim dan
tekanan P1. fluktuasi beban. Unuk menjaga sifat
Dari contoh perhitungan diatas dielektrik dari kabel diperlukan
terlihat bahwa suatu instalasi kabel tekanan minyak minimum 0,3 bar,
minyak memerlukan suatu tangki pada titik tertinggi dari instalasi.
pengumpul minyak (reservoir) untuk Tangki minyak harus dipasang
menjaga tekanan minyak. Tangki- dekat dengan titik tertinggi dari
tangki tekanan statik dimana saluran kabel (instalasi) termasuk
minyak didalam tangki besi dan sealing end.
diberi tekanan dengan Memperhatikan pre-inflation
menggunakan gas nitrogen tekanan rata-rata dari sel-sel pada
bertekanan. Minyak isolasi kabel kira-kira 0,6 bar suhu 20C,
harus bebas dari lembab dan udara tekanan kerja minimum bergantung
agar sifat isolasinya tetap. Oleh pada suhu. Misalnya tekanan 0,45
karena itu gas tidak boleh kontak bar pada suhu 0C dan kira-kira
langsung dengan minyak, tetapi pada suhu 50C. Dibawah suatu
berada dalam fleksibel corrogated suhu, slope diagram tekanan/aliran
sel-sel baja. akan berubah dengan cepat.
Sel-sel dibuat dengan Variasi volume minyak adalah
tekanan dari dua flanes yang rendah untuk variasi tekanan yang
berbeda dari tined steel ,disolder besar. Tekanan maksimum adalah
bersama pada ring support (33% 2,5 bar yang dijamin kerja elastik
dari dinding sel. Standar tangki
tin dan 67 % lead solder).
minyak tipe MP-120 terdiri dari 38
Bentuk kedua flanes saling sel-sel udara yang menggembung.
melengkapi, yang dikatakan Masing-masing sel terdiri dari 5 liter
lowerface dari sel. udara. Ruang antara body tangki
Penggembungan sel-sel adalah dengan sel terisi dengan minyak
dijamin dari deformasi dari diolah yang sesuai.
kedua flanes oleh penggunaan Batas tekanan tangki MP-120
vaccum. Kekencangan sel-sel adalah : 0,6 sampai 2,5 bar dan
diuji dengan menggunakan batas suhu -20 C dan 35 C.
vaccum pada 0,1 mm Hg selama Tangki dapat bekerja antara
20 jam,akhirnya sel dibersihkan tekanan 0 sampai 60C dan dapat
dipasang pada berbagai posisi
dan dikali brasi. Ada beberapa
pasangan dalam atau luar tanpa
contoh tangki pengumpul yang perhatian yang khusus. Walaupun
digunakan seperti: demikian disarankan tangki-tangki
dipasang pada tempat yang
7. Tangki minyak tekanan terlindungi dari matahari untuk
rata-rata tipe MP-120 daerah tropis.
Tangki tekanan minyak secara
absolut diperlukan untuk menjaga
277
8. Tangki minyak tekanan tinggi 7.5. Perhitungan Sistem Hidrolik.
tipeHP 80(CDL)
Dalam menghitung jumlah
kebutuhan tangki dan tekan yang
Desain dari tipe HP secara
akan terjadi pada masing-masing
lengkap berbeda dengan tipe MP.
tangki akan dibahas dalam
Tipe MP dibuat dari material
perhitungan sisyem hidrolik ini.
galvanize steel,sementara tipe HP
Karaktaristik Umum :
menggunakan stainless steel
(sstandart internasional : 316 Liter).
1. Volume minyak pada setiap
Tipe MP terdiri sejumlah sel-sel
bagian (Kabel dan asoseris)
yang identik sedangkan tipe HP
terdiri dari satu pipa corugated
Kabel : 1,16 lt/m
stainles steel
Straight joint : 18 lt
Tipe HP dilengkapi dengan :
Stop joint bagian utama : 150 lt
dua buah handel,plat khusus untuk
bagian lain : 35 lt
pentanahan dan plat nama.
Sealing end out door : 30 lt
Keuntungan yang utama tangki tipe
SF6 Sealing end : 10 lt
HP adalah dapat diatur tekanan
Tangki utama (maksimum) : 100 lt.
udaranya,kemudian tekanan
kerja,sebagaimana yang diperlukan
2. Perubahan temperature
pada instalasi.Tipe HP dapat
diguanakan pada tekanan antara Tempartur minyak maksimum
0,6 bar sampai 10 bar pada saluran kabel =
maksimum,tetapi hanya dengan 85C.
daerah terbatas pada 2 Rata-rata temperature minyak pada
bar,misalnya pada tekanan 8 kabel = 80 C.
sampai 10 bar atau 4 sampai 6 Temperature minimum tanah=25C
bar,tekanan udaranya harus diatur Temperature minimum ambient =
lagi sebelum selesai dan tidak akan 25 C.
dirubah sesudahnya. Temperature maximum pada
matahari penuh (siang hari)= 55 C.
9. Perlakuan terhadap tangki Maka perbedaan temperatur ( T)
pada masing-masing peralatan
- Memvaccum sampai 0,1 mmhg
adalah:
selama 10 menit untuk
Kabel 80 C - 25 C = 55 C
mengeluarkan lembab
Straight joint80 C - 25 C = 55 C
- Cuci dengan minyak panas yang
Stop joint 80 C - 25 C = 55 C
difilter dan sirkulasi selama satu
Sealing end 55 C - 25 C = 30 C
jam
SF 6 S.E. 65 C - 25 C = 40 C
- Tuang sampai bersih
Tangki 55 C - 25 C = 30 C
- Vaccum 0,1 mmhg selama 10
menit
3 Coeff muai minyak adalah
Isi dengan minyak yang difilter
:8,4.10-4 / C)
sampai 2,5 bar
Volume pemuaian minyak. pada
Isi minyak sampai 1,5 bar pada
masing-masing peralatan adalah
suhu ambient 20C

278
Kabel 1.161x 8,4. 10-4 x 55 C = Perhitungan tekanan static
0.0536 lt/m. minyak kabel yang tertinggi,
Straight joint 18 x 8,4. 10-4 x 55 C tererndah dan menengah,
= 0.83 lt menggunakan formula sbb :
Stop joint (utama) 150 x 8,4. 10-4 x Fs(x) = P 0,0853 x Hx ( kg/cm )
55 C = 6.93 lt Dimana : 0,0853 adalah density
(Bantu) 36 x 8,4. 10-4 x 55 C = minyak pada temp 25 C
1.62 lt 0,0853 x Hx x 0,981 (dlm Bar)
Sealing end 30 x 8,4.10-4 x 30 C = adalah nilai yang akan ditambahkan
0.75 lt atau dikurangkan sesuai
SF 6 S.E.10 x 8,4. 10-4 x 40 C = pertimbangkan titik x berada
0.34 lt diatas atau dibawah titik referensi.
Tangki 100 x 8,4. 10-4 x 30 C = Data level peralatan antara GI J6
2.52 lt. dari permukaan laut :
Tinggi permukaan tanah di GI =
a. Seksi 1 (GI - J6). 27m
Tinggi pemukaan tanah stop joint =
Total Volume pemuaian minyak 24,75 m
Kabel Tinggi tiang struktur penyangga =
0.0536 lt. x 2820 m = 151.15 ltr. 2,50 m.
Straight joint Tinggi insulator = 1,90 m.
0.83 lt x 5 unit = 4,15 ltr Titik tertinggi 1st manometer adalah
Stop Joint (Bantu) = 31,4m.
1.62 lt x 1 unit = 1.62 ltr Tinggi pondasi = 0,10 m
Sealing end (Sf6) Tinggi peralatan di GI (terminal SE)
0.34 lt x 1 unit = 0.34 ltr = 31,50 m.
Total volume pemuaian =157, 17 ltr Tinggi manometer = 1,40 m
b. Tekanan Statik Tinggi manometer diatas permuka-
an laut = 27 + 1,4 = 28,40 m.

Tinggi/level kabel dapat dilihat pada tabel 7.2


Tabel 7.2 Tinggi/level kabel

Point. Level.(H) Jarak.


1 25.80 300
2 25.25 465
3 28.90 902
4 26.40 940
5 18.20 1400
6 20.55 1450
7 18.10 1500
8 27.30 1980
9 25.40 2350
10 23.80 2730
11 24.75 2820

279
7.6. Keselamatan kerja dan 0.6 ( 31,5 28,40) x 0.0853 x
peralatan. 0.981 = 0.34 bar
dengan demikian titik referensinya
Tekanan keselamatan (safety) adalah dibagian atas tangki utama
minimum adalah 0,3 bar pada yang ada
manometer yang terletak diatas. di Gardu Induk yaitu : 27,0 + 1,4 =
Tekanan minimum pada tangki 28, 40.m
utama adalah 0,6 bar. ket : tinggi manometer dari tanah =
Maka tekanan minimum pada 1,4 meter.
manometer adalah sbb : Hasil perhitungan tekanan pada
setiap point (titik)

Tabel 7.3.Tekanan pada kabel minyak


Point. Formula. Tekanan. (bar)
0.6 + (28,40 25.80) x 0.0853 x
1 0.82
0.981
0.6 + (28,40 25.25) x 0.0853 x
2 0.86
0.981
0.6 (28.90 28,40) x 0.0853 x
3 0.604
0.981
0.6 + (28,40 26.40) x 0.0853 x
4 0.77
0.981
0.6 + (28,40 18.20) x 0.0853 x
5 1.45
0.981
0.6 + (28,40 20.55) x 0.0853 x
6 1.26
0.981
0.6 + (28,40 18.10) x 0.0853 x
7 1.46
0.981
0.6 + (28,40 27.30) x 0.0853 x
8 0.68
0.981
0.6 + (28,40 25.40) x 0.0853 x
9 0.85
0.981
0.6 + (28,40 23.80) x 0.0853 x
10 0.98
0.981
0.6 + (28,40 24.75) x 0.0853 x
11 0.91
0.981
Tekanan minimum pada tangki bagian atas di J6
0.6 + (28,40 26.15) x 0.0853 x 0.981 0.79

Tekanan Transient
P max dingin = - 1.98 ( 2lx - x) 10-7 x 0,981
P max panas = + 13 ( 2lx - x) 10-7 x 0,981
Keterangan :
2820
l = L/2 = 2 = 1410 meter

280
Hasil perhitungan tekanan minyak berdasarkan level kabel dapat dilihat pada
tabel 7.3.
Table 7.3. Hasil perhitungan tekanan minyak berdasarkan level kabel.
Tinggi Static Mini Mini Maxi
P P
minyak (m) press static press static
Jarak Point max max pres with pres
ure
level selisih dingin panas sure cooling sure
P
0 GI SE 31.5 - 3.10 - 0.26 0 0 0.44 0.44 2.05
0 Tangki 28.4 0 0 0 0 0.70 0.70 2.31
300 1 25.8 2.60 0.22 - 0.15 0.98 0.92 0.77 2.53
25.2
465 2 3.15 0.26 - 0.21 1.38 0.96 0.75 2.57
5
28.9
902 3 - 0.50 - 0.04 - 0.34 2.23 0.66 0.32 2.27
0
26.4
940 4 2.00 0.17 - 0.34 2.23 0.87 0.53 2.48
0
18.2
1400 5 10.20 0.85 - 0.39 2.56 1.55 1.16 3.16
0
18.2
1410 5 10.20 0.85 - 0.39 2.56 1.55 1.16 3.16
0
20.5 -
1370 6 7.85 0.66 2.53 1.36 0.975 2.97
5 0.385
18.1
1320 7 10.30 0.86 - 0.38 2.49 1.56 1.18 3.17
0
27.3
840 8 1.10 0.09 - 0.32 2.10 0.79 0.47 2.40
0
25.4
470 9 3.00 0.25 - 0.21 1.38 0.95 0.74 2.56
0
23.8
9 10 4.60 0.38 - 0.05 0.33 1.08 1.03 2.69
0
24.7
0 SJ6 3.65 0.31 0 0 1.01 1.01 2.62
5
26.1
0 tangki 2.25 0.19 0 0 0.89 0.89 2.5
5
Tekanan minyak minimum pada tangki di
L=1410
GI=0,7 bar

Dari rumus dibawah ini diperoleh kelebihan volume minyak pada tangki
tekanan :

T min T max
V = K N 1 + N 2 T min
T max
pt
P opt 1 P 2 pt 1 P opt 2 P 2 pt 2

281
keterangan :
Tmin = 273 + 25 = 298 Kelvin
Tmax = 273 + 45 = 318 Kelvin (45 real ambient temperature)
Popt1 = tekanan kerja minimum tangki di GI = 1,713 bar absolute
Popt2 = tekanan kerja minimum tangki di J6 = 1,903 bar absolute
P2pt1 = tekanan kerja maksimum tangki di GI = 3.323 bar absolute
P2pt2 = tekanan kerja maksimum tangki di J6 = 3.513 bar absolute
N1 = Jumlah tangki di GI.
N2 = Jumlah tangki di J6.
K = 0,6 untuk tangki tekanan utama (type MP120).

298 318 298 318


V pt = 0 . 6 N 1 + N2
1 . 713 3 . 323 1 . 903 3 . 513
V pt = 47 N 1 + 66 ,1N 2

V total = V expansion + V tank

Dimana : Total kelebihan minyak = 434,13


V exp = 157,17 ltr 157,17 = 276,96 ltr.
V tank = 2.52 (N1 + N2). sehingga didapat jumlah tank di
(2.52=koefisien tangki) stop joint 6 dan 12 adalah : N1 = N2
= 3 buah untuk kapasitas tanki
V total= 157,17 + 2.52 (N1 + N2). 100 ltr.

Maka didapat : 1. Setting tekanan alarm


Berdasarkan batasan
157,17 + 2.52 (N1 + N2). = 47 N1 +
keselamatan yang mengizinkan
66,1 N2
bahwa volume minyak adalah 20
157,17 = 44,5 N1 + 63,6 N2
liter yang dibutuhkan sebelum
alarm yaitu :
Jika : N1=N2
167,13 + 2.52 x 6 + 20 = 202,25 ltr.
Jika Po = absolute tekanan alarm di
157 .17
= = 1,5 2 tangki minyak di GI (bag atas).
44 .5 + 63 .6 298 318 298 318
202.25 = 0.63 + 3
Karena N1=N2=2 maka Po 3.323 Po + 0.19 3.513
kemampuan tanki menampung 536.4 536.4
202.25 = 172.3 + 162.9
kelebihan minyak hanya 200 ltr Po Po + 0.19
Pada hal volume minyak akan 536.4 536.4
537.5 = +
berlebih sebesar : Po Po + 0.19
v total = 44,5 . 3 + 63,6 . 3 =
157,17 Po = 1,905 bar (abs).

282
Po = 0,89 bar (manometer atau Pso = 70 kPa (manometer).
89 kPa). Tekanan Pso pada manometer
Po = alarm pada manometer di adalah = 68 kPa.
GI. = 87 kPa. Kelebihan minyak pada saat P
alarm dan Pso.
2. Setting tekanan off / Trip.
Penunjukan tekanan pada
manometer diatas tangki di GI = 0,7
bar.
1 1 1 1
V so = 0 . 6 3 T min + 3 T min
Pso Po Pso + 0 ,19 Po + 0 ,19
dimana :
Tmin = 273 + 25 = 298 Kelvin
Pso = 0.70 + 1.013 = 1,713 bar abs.
Po = 1,905 bar abs.

1 1 1 1
Vso = 0 .6 3 T min + 3 T min
Pso Po Pso + 0 ,19 Po + 0 ,19
1 1 1 1
Vso = 1,8 298 +
1 . 73 1 .905 1 . 92 2 .095
Vso = 51,8 ltr
3. Setting tekanan pada kondisi temperature ambient.
Diketahui jika :
Ta = temperature setempat dimana akan men setting tekanan.
Tmin = temperature minimum setempat.
va = volumetric expansion minyak pada Ta dan Tmin, dirumuskan sbb:
va = 8,4 x 10-4 ( Ta Tmin)(volume minyak)

Ta = 30 + 273 = 303 K.
Tmin = 25 + 273 = 298 K

va = 8,4 x 10-4 ( Ta Tmin)(volume minyak)


= 8.4 x 10-4 ( 5)(4154)
= 17.4 ltr.
Adanya marjin sebesar 15 liter maka :
va = 17,4 + 15 = 32,4 liter.
Variasi volume minyak pada tangki pada temperature antara 298 K dan 303 K
pemuaiannya/expansinya akan stabil, dengan perhitungan rumus sbb :

T Ta T min Ta
v a = N 1 K 1 min + N 2 K 2
Pal 1 Ps 1 Pal 2 Ps 2

283
dimana :
Pal 1 = tekanan alarm minimum pada saat Tmin pada tangki minyak dilokasi
tertinggi
Pal 2 = tekanan alarm minimum pada saat Tmin pada tangki minyak dilokasi
terendah.
Ps 1 = Setting tekanan pada saat Ta pada tangki minyak dilokasi tertinggi
Ps 2 = Setting tekanan pada saat Ta pada tangki minyak dilokasi terrendah.

298 303 298 303


32 . 4 = 0 . 6 3 +
1 . 905 Pset 2 . 095 Pset + 0 . 19
545 . 4 545 . 4
32 . 4 = 281 . 57 + 256 . 03
Pset Pset + 0 . 19
505 . 2 1 1
= +
545 . 4 P P + 0 , 19
P + 0 , 19 + P 2 P + 0 , 19
0 . 926 = =
P ( P + 0 , 19 ) P 2 + 0 , 19 P
2
0 . 926 P + 0 . 176 P 2P 0 , 19 = 0
2
0 . 926 P 1 , 83 P 0 , 19 = 0

diperoleh :
P = 2,07 bar (absolute)
P = 106 KPa (relative)
Penujukan pada manometer 104 kPa.

Tabel 7.4 Setting tekanan pada kondisi temperature ambient

Gardu Induk. Joint 6.

Jumlah tangki minyak 3 3


Tekanan Alarm 87 kPa 106 kPa
Tekanan Trip 68 kPa 87 kPa
Tekanan setting pada 30
104 kPa 123 kPa
C

SEKSI J6 J12
Total Volume pemuaian minyak.
Kabel 0.0536 lt. x 2990 m = 160.30 ltr.
Straight joint 0.83 lt x 5 unit = 4,15 ltr
Stop Joint (Utama) 6.93 lt x 1 unit = 6.93 ltr
(Bantu) 1.62 lt x 1 unit = 0.34 ltr
Tekanan pada tangki 173.00 ltr

284
Tekanan StatiK

Ps(x) = P 0,0853 x Hx ( kg/cm )

= P 0,0853 x Hx x 0,981 (dlm Bar)

Hx adalah nilai perbedaan level anatra stop joint = 24,75 m dan level tangki
bagian atas = 26,15 m pada lokasi stop joint J6
Dimana : 0,0853 adalah density minyak pada temp 25 C
Tinggi/level kabel pada tabel 7.4.

Point. Level.(H) Jarak


1 19.30 340
2 20.20 960
3 21.60 1460
3 21.25 1495
4 15.50 1830
5 23.15 2430
6 26.45 2910
7 23.10 2990
Tinggi tangki minyak di J12
24.50 2990

dengan demikian titik referensinya adalah dibagian atas tangki utama yang ada
di Gardu Induk yaitu :

24.50 + 1,65 = 26, 15 m.


ket : tinggi manometer dari tanah = 1,65 meter.
Hasil perhitungan tekanan pada setiap point (titik)

Tabel 7.5.Tekanan minyak


Point. Formula. Tekanan.
(bar)
1 0.6 + (26, 15 19.30) x 0.0853 x 0.981 1.173
2 0.6 + (26, 15 20.20) x 0.0853 x 0.981 1.10
3 0.6 + (26.15 21.60) x 0.0853 x 0.981 0.98
3 0.6 + (26.15 21.25) x 0.0853 x 0.981 1.01
4 0.6 + (26.15 15.50) x 0.0853 x 0.981 1.49
5 0.6 + (26.15 23.15) x 0.0853 x 0.981 0.85
6 0.6 - (26.45 26.15) x 0.0853 x 0.981 0.575
7 0.6 + (26.15 23.10) x 0.0853 x 0.981 0.86
Tekanan minimum pada tangki bagian atas di J12
0.6 + (26.15 24.50) x 0.0853 x 0.981 0.74

285
Tekanan Transient
P max dingin = - 1.98 ( 2lx - x) 10-7 x 0,981

P max panas = + 13 ( 2lx - x) 10-7 x 0,981

2990
Keterangan : l = L/2 = = 1445 meter
2
Table 7.6. hasil perhitungan tekanan minyak berdasarkan level kabel.
Tinggi Maxi Maxi
Stati Mini Mini
minyak (m) P P stati pres
c stati press
Jarak Poi max max c s
pres c with
. nt. dingi pana pres with
level selisih sure pres coolin
n s - hea-
P sure g
sure ting
Tan
26.1
0 k 0 0 0 0 0.6 0.6 2.36 2.36
5
J6
SJ 24.7 +0.1
0 -1.4 0 0 0.72 0.72 2.48 2.48
6 5 2
19.3 0.57 -
340 1 6.85 1.18 1.17 0.99 2.93 4.11
0 3 0.18
20.2 -
960 2 5.95 0.50 2.50 1.10 0.72 2.86 5.36
0 0.38
21.6 -
1460 3 4.55 0.38 2.82 0.98 0.55 2.74 5.36
0 0.43
-
95/14 21.2
3 4.90 0.41 0.43 2.85 1.01 0.58 2.77 5.62
96 5
4
160/1 15.5 -
4 10.65 0.89 2.69 1.49 1.08 3.25 5.94
830 0 0.41
560/2 23.1 -
5 3 0.25 1.71 0.85 0.59 2.61 4.32
430 5 0.26
-
30/29 26.4 - 0.57
6 -0.30 0.02 0.26 0.54 2.34 2.60
10 5 0.04 5
5
0/299 7(J 23.1
3.05 0.25 0 0 0.86 0.86 2.62 2.62
0 12) 0
Tan
0/299 24.5
gk 1.65 0.14 0 0 0.74 0.74 2.5 2.50
0 0
top

Didapatkan kelebihan volume minyak.


Dari rumus dibawah ini diperoleh kelebihan volume minyak pada tangki
tekanan :

286
T min T max
V pt = K N 1 + N 2 T min T max
P P 2 pt 1 P P 2 pt 2
opt 1 opt 2

keterangan :
Tmin = 273 + 25 = 298 Kelvin
Tmax = 273 + 45 = 318 Kelvin (45 real ambient temperature)
Popt1 = tekanan kerja minimum tangki di J6 = 1,613 bar absolute
Popt2 = tekanan kerja minimum tangki di J12 = 1,753 bar absolute
P2pt1 = tekanan kerja maksimum tangki di GI = 3.373 bar absolute
P2pt2 = tekanan kerja maksimum tangki di J6 = 3.513 bar absolute
N1 = Jumlah tangki di GI.
N2 = Jumlah tangki di J6.
K = 0,6 untuk tangki tekanan utama (type MP120).

298 318 298 318


V pt = 0 . 6 N 1 + N2
1 . 713 3 . 323 1 . 903 3 . 513
V pt = 54 . 3 N 1 + 47 . 71 N 2

V total = V expansion + V tank

Dimana :
V exp = 173 ltr
V tank = 2.52 (N1 + N2). (2.52=koefisien tangki)

V total = 173 + 2.52 (N1 + N2).


Maka didapat :

V total =173+ 2.52 (N1 + N2). = 54.3 N1 + 47.7 N2


V total =173 = 51.8 N1 + 45.2 N2

Jika :

N1=N2=

173
= 1,78 2
51.8 + 45.2

Karena N1=N2=2 maka kemampuan tanki menampung kelebihan minyak hanya


200 ltr
Pada hal volume minyak akan berlebih sebesar :
V total = 173 = 51,8 . 3 + 45.2 . 3
Total kelebihan minyak = 291 173 = 118 ltr.

287
sehingga didapat jumlah tank di stop joint 6 dan 12 adalah : N1 = N2 = 3 buah
untuk kapasitas tanki 100 ltr.

Setting tekanan alarm


Berdasarkan batasan keselamatan yang mengizinkan bahwa volume minyak
adalah 20 liter yang dibutuhkan sebelum alarm yaitu :

173 + 2.52 x 6 + 20 = 208,12 ltr.

Jika Po = absolute tekanan alarm di tangki minyak J6 (bag atas).

T T max T min T max


V = 0 , 6 N 1 min + N 2
Po P max J 6 P o + 0 ,14 P max + 0 ,14
298 318 298 318
208 . 12 = 0 . 6 3 + 3
P o 3 . 323 P o + 0 . 14 3 . 513
536 . 4 536 . 4
540 . 74 = 172 . 3 + 162 . 9
Po P o + 0 . 19
1 1
1 . 01 = +
Po P o + 0 . 14
Po = 1,905 bar (abs).
Po = 0,90 bar (manometer atau 90 kPa).
Po = alarm pada manometer di GI. = 88 kPa.

Setting tekanan off / Trip.


Penunjukan tekanan pada manometer diatas tangki di GI = 0,6 bar.
Pso = 60 kPa (manometer).
Tekanan Pso pada manometer adalah = 58 kPa.
Kelebihan minyak pada saat P alarm dan Pso.

1 1 1 1
V so = 0 . 6 3 T min + 3 T min
Pso Po Pso + 0 ,19 Po + 0 ,19
dimana :
Tmin = 273 + 25 = 298 Kelvin
Pso = 0.60 + 1.013 = 1,613 bar abs.
Po = 1,932 bar abs.

288
1 1 1 1
V so = 0 . 6 3 T min + 3 T min
Pso Po Pso + 0 ,19 Po + 0 ,19
1 1 1 1
V so = 1, 8 298 +
1 . 613 1 . 932 1 . 753 2 . 072
V so = 102 ltr

Setting tekanan pada kondisi temperature ambient.

Diketahui jika :
Ta = temperature setempat dimana akan men setting tekanan.
Tmin = temperature minimum setempat.
va = volumetric expansion minyak pada Ta dan Tmin, dirumuskan sbb:
va = 8,4 x 10-4 ( Ta Tmin)(volume minyak)

Ta = 30 + 273 = 303 K.
Tmin = 25 + 273 = 298 K

va = 8,4 x 10-4 ( Ta Tmin)(volume minyak)


= 8.4 x 10-4 ( 5)(4346)
= 18.25 ltr.
Adanya marjin sebesar 15 lter maka :
va = 18,25 + 15 = 33,25 liter.
Variasi volume minyak pada tangki pada temperature antara 298 K dan 303 K
pemuaiannya/expansinya akan stabil, dengan perhitungan rumus sbb :

T Ta T Ta
V a = N 1 K 1 min + N 2 K 2 min
Pal 1 Ps 1 Pal 2 Ps 2
dimana :
Pal 1 = tekanan alarm minimum pada saat Tmin pada tangki minyak dilokasi
tertinggi
Pal 2 = tekanan alarm minimum pada saat Tmin pada tangki minyak dilokasi
terendah.
Ps 1 = Setting tekanan pada saat Ta pada tangki minyak dilokasi tertinggi
Ps 2 = Setting tekanan pada saat Ta pada tangki minyak dilokasi terrendah.

289
298 303 298 303
33 . 25 = 0 . 6 3 +
1 . 932 Pset 2 . 072 Pset + 0 . 14
545 . 4 545 . 4
33 . 25 = 281 . 57 + 256 . 03
Pset Pset + 0 . 14
503 . 3 1 1
= +
545 . 4 P P + 0 ,14
P + 0 ,14 + P 2 P + 0 ,14
0 . 922 = =
P ( P + 0 ,14 ) P 2 + 0 ,14 P
2
0 . 922 P + 0 . 176 P 2 P 0 ,19 = 0
2
0 . 922 P 1 , 83 P 0 ,19 = 0

diperoleh :
P = 2,099 bar (absolute)
P = 109 Kpa (relative)
Penujukan pada manometer 107 kPa.
Setting tekanan pada kondisi temperature ambient. Seperti tabel 7.7

Tabel 7.7 Setting tekanan pada kondisi temperature ambient.

Gardu Induk. Joint 6.


Jumlah tangki minyak 3 3
Tekanan Alarm 90 kPa 104 kPa
Tekanan Trip 58 kPa 72 kPa
Tekanan setting pada
107 kPa 121 kPa
30 C

7.7. Crossbonding dan yaitu selubung logam. Tegangan


Pentanahan pada selubung logam atau screen
akan tergantung pada arus
1 Tegangan Induksi konduktor dan panjang kabel .
Hal ini dapat menimbulkan
Kabel power inti tunggal bahaya tegangan dan sepanjang
dengan selubung logam akan saluran dan dapat merusak kabel.
bersifat seperti transformator, Kerugian lain mempercepat
konduktor sebagai kumparan primer terjadinya korosi, sebagai akaibat
dan selubung logam merupakan senyawa asam dengan garam
kumparan sekunder. Arus pada tanah yang terkandung didalam
kumparan primer atau arus cairan tanah. Tegangan maksimum
konduktor akan menginduksikan yang diijinkan tanpa menimbulkan
tegangan pada kumparan sekunder korosi yang berlebihan adalah
290
cukup rendah (12 volt), sehingga akan bergeser 120C. Apabila
dijadikan patokan untuk sistem tiga fasa tersebut seimbang
menentukan batas tegangan maka jumlah tegangan ketiga
selubung logam. Pada sistem tiga konduktor tersebut akan sama
fasa yang terdiri dari tiga kabel dengan nol. Kenyataan ini bila
berinti tunggal akan sistem kabel tanah tersebut
menginduksikan tegangan pada menggunakan sistem crosbonding
masing masing selubung logam
dan tegangan induksi yang timbul

TRANSFORMER
Kabel

LOAD
G LOAD G

CONDUCTOR =
PRIMARY
llilitan PRIMARY CIRCUIT
WINDING sekunder

SHEAT/SCREEN =
SECONDARY CIRCUIT

Gambar 7.4. Tegangan Induksi Pada kabel


.
R
R R
S G
G S T
120
S

T
INDUCED SECONDARY
THREE SINGLE CORE CABLE
INDUCED SHEAT VOLTAGES :
Gambar 7.5. Representasi kabel sistem 3 fasa

2. Ikatan (bonding) pada satu ditanahkan pada satu titik ujungnya


titik tanpa resiko tegangan induksi
selubung logam pada ujung yang
Karena tegangan induksi pada lain.Kabel yang ditanahkan pada
selubung logam proporsional titik tengah ,dapat mempunyai
dengan panjang kabel ,maka untuk tegangan dua kali kabel yang
kabel yang pendek dapat ditanahkan pada satu titik.
291
Es Es Es

Gambar 7.6 Kabel ditanahkan satu dan dua

3. Penggabungan selubung singkat dan melalukan arus hubung


logam pada kedua ujung. singkat. Arus selubung logam akan
menimbulkan rugi selubung logam
Untuk mencegah tegangan dan menimbulkan panas yang
induksi selubung logam yang tinggi harus dikompensasi dengan
dan berbahaya maka selubung mengurangi arus beban pada
logam harus digabung dan konduktor. Hal ini berarti bahwa
ditanahkan pada pada kedua penggabungan selubung logam
ujungnya. Kabel inti tunggal dimana pada kedua ujungnya akan
selubung logam diikat (bonding) berkurang kuat hantar arusnya
pada kedua ujungnya akan bekerja dibandingkan sistem yang diikat
seperti Transformator yang (bonding) satu ujung.
kumparan sekundernya dihubung
.

Gambar 7. 7 Sistem crossbonding

7.8. Cara konstruksi solid bentangan kabel,terutama pada


bonding kedua ujungnya. Pentanahan
Pada pemasangan cara ini selubung logam hanya dilakukan
diadakan penggabungan ketat pada satu titik untuk tiap fasanya
selubung logam kabel fasa pada yaitu pada ujung atau ditengah.
beberapa tempat sepanjang

292
selubung logam

konduktor

Penggabungan ketat

Gambar 7.7. Cara pemasangan kabel berinti tunggal dengan konstruksi solid -
bonding

1. Cara Konstruksi Sheath selubung logam) untuk saluran


Cross Bonding bawah tanah yang memakai kabel
berinti tunggal berlapisan selubung
Cara pemasangan dengan logam (sheath) dapat ditunjukan
konstruksi sheath cross bonding pada gambar 7.8.
(penggabungan menyilang lapisan

selubung logam isolasi


konduktor

hubungan
Pengganbungan
menyilang
ketat

l l l

Gambar 7.8. Cara pemasangan kabel berinti tunggal dengan konstruksi sheath
cross - bonding

293
Pada konstruksi ini digunakan peralatan sambungan khusus,untuk
membentuk sambungan silang selubung logam yaitu pada sepertiga atau
duapertiga panjang salurannya.

3. Konstruksi transposisi crossbonding.


Pemasangan dengan konstruksi crossbonding untuk kabel bawah tanah
yang menggunakan kabel inti tunggal seperti gambar 7.9.
I II II
1 3 I 1

D12

Kabel -1 3 D13
2
D23
3 2 1

Gambar 7.9. Pemasanagan kabel inti satu dengan konstruksi transposisi


crossbonding

Kabel kabel fasa ditransposisi konduktor dan selubung maka


antara bentangan salurannya pemasangan kabel harus dekat dan
,sehingga bentangan kabel terbagi selubung menempel dengan posisi
menjadi tiga bagian sama panjang. trefoil. Namun posisi seperti ini
Pada sepertiga dan duapertiga tidak baik untuk disipasi panas.
panjang bentangan dilakukan Jika kabel sistem tiga fasa inti
penggabungan antara selubung satu ini dibagi menjadi tiga bagian
logam kabel fasa. yang sama dan selubung itu dapat
diinterkoneksikan, maka tegangan
7,9. Transposisi dan sambung induksi ini akan saling
silang menghilangkan. Apabila kabel-
kabel inti satu ini digelar dengan
1. Sambung Silang Selubung posisi mendatar (flat) maka
Logam tegangan induksi pada kabel yang
Kabel distribusi umumnya ditengah tidak sama dengan dua
dipasang dengan selubung kabel yang berada diluarnya dan
digabungkan dan ditanahkan. jumlah tegangan induksi tidak sama
Guna membatasi arus sirkulasi dengan nol.
kabel inti satu yang disebabkan
oleh fluksi magnetik antara

294
Untuk itu setiap akan secara efektif selubung logam
memasuki sambungan (joint) kabel tersambung lurus. Apabila instalasi
tenaga dilakukan penukaran fasa kabel tegangan tinggi dibuat
(transposisi) dan hubung silang transposisi dan sambung silang,
selubung logam dibuat dengan maka rugi-rugi menjadi sama
perputaran fasa berlawanan dengan nol.
dengan transposisi, sehingga

R R T R

S S R S
T T S T
T R S
CROSS BONDED CLOCKWISE TRANSPOS
SINGLE CORE TRANSPOSITIO
CA S N

Gambar 7.10 Sambungan silang selubung logam

2. Peralatan Sambung Silang. secara listrik membagi dua


tegangan selubung. Sambungan ini
Sambungan Bersekat Pada
diisolasi terhadap tanah dan
kabel yang menggunakan
dipasang dengan menempatkan
sambungan silang, digunakan
sambungan itu didalam fiberglass
sambungan (joint) yang bersekat.
yang diisi kompon.
Pada tabung sambungan (joint)

Cross Bonding Leads


220

270

Fibern Glas
C i
Sectionalizing
Insulator Ring

Gambar 7.11 Sambungan bersekat

295
3. Kabel Penghubung dialiri arus ,tetapi pada waktu terjadi
crossbonding gangguan akan mengalir arus
selubung logam sehingga kabel
Agar minor section terangkai penghubung tersebut harus
menjadi major section,diperlukan mempunyai penampang paling
kabel penghubung yang didesain tidak sama dengan kemampuan
khusus. Kabel penghubung ini selubung logam yaitu dengan
harus mempunyai impedansi penampang 240 mm2 atau 300 mm2
serendah mungkin. Pada kondisi
normal kabel penghubung tidak

INNER INSULATION

INNER CONDUCTOR
SCREEN
OUTER
CONDUCTOR
OUTER CONDUCTOR
SCREEN
OUTER

Gambar 7.12 Kabel penghubung crosbonding

4. Kotak Hubung (link box) pengujian. Dengan alasan ini maka


pada tiap sambungan, kabel
Pada sambungan (joint) yang
penghubung crossbonding ditarik
bersekat selubung logam di-ikat
kedalam boks khusus atau disebut
(bond dan langsung ditanahkan,
box crossbonding.
namun pemasangan seperti ini
instalasi tidak dapat dilakukan

Gambar 7.13 Transposisi dan sambung silang

296
Kotak hubung umumnya dipasang pada permukaaan tanah dan didesain
untuk tahan terhadap air. Guna mencegah masuknya air kedalam boks
crossbonding maka diberi tekanan dengan mengisi nitrogen tekanan rendah
0,2 bar.
CROSS BONDING
STRAPS

OVER VOLTAGE
LIMITER

INNER
CONNECTOR
BITUMINOUS
OUTER
COMPOUND STAINLESS STEEL
CONNECTOR
TANK
INSULATING
TUBE

Gambar 7.14. Kotak hubung crosbonding

5. Tingkat isolasi Peralatan gangguan lain pada sistem


Crossbonding jaringan. Menurut IEC 70 isolasi
Pada kondisi operasi selubung seksionalisasi akan tahan
normal,tegangan induksi kabel terhadap tegangan impulse 95 kV
tanah tegangan tinggi akan kecil, antara selubung dan 47,5 kV antara
berkisar antara 1 sampai 2 Volt selubung dengan tanah. Isolasi
.Namun demikian isolasi selubung kotak hubung tahan untuk tegangan
logam kabel power dan tingkat 40 kV antara selubung dan 20 kV
islolasi crossbonding harus didesain antara selubung dengan tanah.
untuk tahan tegangan lebih yang
disebabkan oleh petir maupun
297
6. Pembatas tegangan dan melalukan arus yang besar
selubung Logam (SVL). pada waktu terjadi pukulan impulse
serta mencegah tegangan surja
Tingkat isolasi selubung logam diatas tingkat isolasi selubung
dibuat tahan terhadap tegangan logam. Jika tahanan tak linier ini
surja yang disebakan oleh adanya terkena tekanan tegangan impulse
gangguan . Hal ini agar dapat atau tegangan surja maka akan
dibatasi harga maksimum tegangan mengalir arus yang besar sehingga
impulse yang masuk ke kabel dapat merusak tahanan tak linier.
sehingga isolasi selubung logam Untuk itu setelah terjadi gangguan
akan aman. Peralatan ini yang besar maka tahanan tak linier
mempunyai tahanan tak linier atau atau SVL ini perlu dilakukan
sela percik. Kotak hubung pemeriksaan dan pengukuran
digunakan tahanan tak linier yang disamping pemeliharaan secara
mempunyai tahanan dalam tinggi regular.
pada kondisi normal dan
mengalirkan arus yang kecil.
Tahanan akan menurun secara
cepat pada waktu tegangan naik

mA
50

40

30
20

10

0 1 3
2 4 5 6 7 8 9 10 kV

Gambar 7.15. Karakteristik tegangan dan arus SVL

7. Sambungan Pada link box konduktor fasa R,S dan T selalu


ditarik keluar dan diklem didalam
Pada sistem kabel tanah yang
Boks. Gambar 7.16 menunjukan
menggunakan crossbonding, perlu
suatu uniform layout dengan titik
diperhatikan apabila selubung
bintang ditanahkan ,sistem pemisah
logam disambung satu dengan
seksi pada sambungan dibypass
yang lain. Untuk sistem
menggunakan dua buah resistor
crossbonding,konduktor
seri masingmasing selubung
penghubung (lead) ,inner dan outter
298
logam ditanahkan pada kedua
ujungnya melalui suatu resistor.

CROSS EARTH
BONDING DISCONNECTING
LINK LINK BOX
BOX

R S T R S T R S T R S T

R S T R S T R S T

R S T R S T R S T
EARTH
STRAP

S R T
R S S
T T R
MINOR SECTION MINOR SECTION MINOR SECTION

TRANPOSED CROSS BONDED MAJOR SECTION

Gambar. 7 16. Sistem sambungan crosbonding

7.10. Alat Pengukur Tekanan ( Mano Meter )


1.Satuan.
Satuan dibuat oleh para Ilmuwan untuk mengidentifikasikan (memberi ciri) pada
besaran yang ditulis di depannya. Sampai dengan saat ini, kita mengenal ada 2
(dua) macam satuan yaitu:

2 Satuan Dasar
satuan dasar ini adalah satuan yang masih asli.
Yang termasuk Satuan Dasar (beserta simbol / notasinya) antara lain:
- satuan panjang [m] meter.
- satuan waktu [det/sec] detik/second.
- satuan massa [g/kg/lb] gram/kilogram/pound.
- satuan temperatur [C/F/R] derajat.
- satuan jumlah molekul [mol] molekul.
- satuan intensitas cahaya [Cd] candella.

299
3. Satuan Turunan
Satuan yang merupakan kombinasi dari 1 atau lebih dari satuan dasar atau
konversinya. Yang termasuk Satuan Turunan (beserta simbol / notasinya)
antara lain:

- satuan luas [m2] meter persegi.


- satuan volume [m3] meter kubik.
- satuan gaya [N, kgf] Newton, kg-force.
- satuan percepatan / gravitasi bumi [m/det2] meter per detik kuadrat
- satuan kecepatan [m/det] meter per detik.
- satuan energie [cal/kcal] calorie/kilo calorie.
- satuan daya [KW, TK] Kilowatt, Tenaga Kuda.
- potensial listrik [V] Volt.
- satuan arus listrik [A] Ampere.

4 Sistem Satuan. sedangkan SI digunakan pada


peralatan-peralatan buatan selain
Sistem satuan yang kita anut
Eropa atau Amerika. Diantara
sampai dengan saat ini juga ada 2
kedua sistem satuan tersebut
(dua) Sistem Satuan yaitu: Sistem
sebenarnya tetap ada korelasi
Internasional (SI) dan Sistem
(hubungannya).Beberapa contoh
Satuan British. Sistem Satuan
perbedaan antara SI dan British
British banyak digunakan pada
beserta korelasinya terlihat seperti
peralatan-peralatan (termasuk
tabel 7.8.berikut:
peralatan penyaluran tenaga listrik)
buatan Eropa atau Amerika,

Tabel 7.8 Sistim Satuan


Aplikasi Sistem
British: Korelasi:
Satuan: Internasional:
1 inch = 2,54 cm
Satuan - Cm - inch
1 m = 3,3 feet, 1 feet = 12
Panjang. - M - feet
inch
Satuan Massa. - kg - lb (pound) 1 kg = 2,2 lbs
Satuan waktu. - second - second Sama
Satuan
1 m3 = 35,32 cu-ft (cubic-
volume. - m3 - cu-ft
feet)
7. 11.Tekanan Pada Kabel Minyak akan kita jumpai kgf/m2 atau
kgf/cm2 sedangkan dalam Sistem
Tekanan didefinisikan sebagai
British lb/ft2 ( baca: pound per
besarnya gaya (force) total yang
square feet = psf) atau lb/inch2
hanya dihitung pada 1 satuan luas
(baca: pound per square inch =
saja, dengan demikian satuan
psi).
tekanan dalam Sistem Internasional
300
Tekanan dalam bidang teknik - Tekanan udara luar ( dalam
dibedakan menjadi: bidang teknik ditentukan = 1 bar
- Tekanan Absolut / mutlak. atau 1 Atm atau 76 cm Hg )
- Tekanan Pengukur / gauge. Hubungan dari masing-masing
tekanan seperti terlihat pada skema
di bawah ini:

Tek. Pengukur
Tek. Udara luar = 1 Atm = 1,033 bar = 0 gauge =
76 cm Hg = 101,325 kPa.
Tek. Vacuum

Jika:
Tek. Absolut

Tek. Absolut = Pa.


Tek. Pengukur = Pg
Tek. Vacuum = Pv
Tek. Udara luar = Pu
Maka : Pa = Pg + Pu
Tek. Absolut

Tek. 0 Absolut

Gambar 7.17.Tekanan

Besaran-besaran dan konversi 1. Alat Ukur Tekanan.


yang sering kita jumpai adalah:
Alat pengukur tekanan
1 Atmosphere (tekanan udara di
mempunyai sebutan / istilah yang
sekeliling kita) = 76 cm Hg =
berbeda-beda menurut daerah
1,01325 bar = 1,033 kg/cm2 = 760
ukurnya, misalnya:
torr = 101,325 kPa (kilo Pascal) =
- Barometer: alat ukur tekanan
14,7 psi = 2116,22 psf.
udara luar (yang = 1
Atmosphere).

2. Vacuummeter(vacuumgauge).
Alat ukur tekanan udara luar.
301
- Manometer (pressure gauge) : proteksi-proteksi secara elektris
yang telah ada.
alat ukur tekanan di atas tekanan
udara luar. 3. Desain dan cara kerja
- Campuran (compound gauge) : Manometer.
- alat ukur tekanan di atas dan di
bawah Manometer yang terpasang
tekanan udara luar, sering pula pada instalasi SKTT kebanyakan
disebut dari jenis pipa bourdon ( Bourdon
mano-vacuum meter Pipe type ).

Pada instalasi SKTT 150 kV 4. Desain Manometer.


yang tergolong Oil Filled Cable Pipa Bourdon terbuat dari bahan
(terutama perlengkapan sealing- kuningan yang dipipihkan kemudian
end maupun stop-joint) seperti: dibuat melengkung sesuai bentuk
STK, Pirelli atau De-Lyon sebuah segmen lingkaran. Di salah
manometer banyak kita temukan satu ujung pipa ditutup mati dan di
berfungsi sebagai pengukur ujung lainnya tetap berlubang,
tekanan minyak isolasi; ia berfungsi kemudian pada ujung ini
selain sebagai alat ukur/monitor dipasangkan pada sebuah terminal
tekanan media isolasi juga sebagai yang lazim disebut nippel.
back-up proteksi mekanik di luar

Pipa logam pipih

Direkatka

Terminal
(nipple).

Sensor
tekanan
Gambar 7.18 : Pipa Bourdon

302
Pada ujung pipa yang tertutup Setelah dikalibrasi, angka-angka
dihubungkan dengan link-link/ sekala pada dial dapat ditentukan /
lengan penggerak yang pada dibuat; dan inilah yang kemudian
akhirnya link ini dapat dapat kita baca sebagai besaran
menggerakkan/memutar jarum tekanan pada peralatan dimana
penunjuk (pointer) manometer manometer tersebut dipasangkan.
melalui susunan roda gigi;
sedangkan pada ujung pipa yang 7.12. Kabel tenaga jenis XLPE
lain diikatkan kuat bersama
Pada tahun belakangan ini
nippelnya kepada casing dari
kabel tenaga jenis isolasi plastik
manometer.
digunakan untuk mempercepat dan
Ketebalan pipa bourdon ini
meningkatkan pengembangan kota
dibuat oleh pabriknya dengan
karena kabel isolasi plastik ini
ukuran yang berbeda-beda
mempunyai kinerja dielective yang
disesuaikan dengan besar kecilnya
paling baik dan mudah pekerjaan
tekanan yang akan dihadapi;
penyambungan pada instalasi- nya,
semakin besar tekanan yang akan
pemeriksaan dan pemeliharaannya.
diukur, semakin tebal bahan yang
Khususnya kabel yang
harus dibuat dan sebaliknya.
menggunakan cross-linking
Untuk membaca penunjukan
polyethylene yaitu pengembangan
manometer dibuatlah sebuah
teknik pembuataan- nya sehingga
piringan yang diberi angka-angka
memungkinkan untuk penggunaaan
(dibuat berdasarkan hasil kalibrasi)
tegangan yang lebih tinggi.
yang disebut dial.
Kecenderungan baru ini
pengembangan secara cepat kabel
5. Cara kerja Manometer.
dengan dielektrik padat
Apabila di dalam pipa bourdon menyatakan secara tidak langsung
kita masukkan fluida (bisa gas, bisa bahwa kabel minyak sampai
zat cair) yang mempunyai tekanan, tegangan 275 kV segera diganti
maka pipa yang semula berbentuk dengan kabel dengan isolasi cross-
lengkung itu akan berusaha linked polyethylene Kabel XLPE
menjadi lurus; namun tidak akan baru-baru ini mempunyai berat
pernah berhasil lurus karena gaya yang sangat ringan,syarat termal
tekan dari fluida tersebut dibuat yang lebih baik dan biaya instalasi
tidak akan mampu melewati yang sangat murah.
elastisitas dari bahan dan ukuran Perbaikan kabel yang rusak
pipa bourdon; sebaliknya apabila hanya memerlukan bagian kecil
tekanan di dalam pipa ditiadakan, waktu dari pada kabel dengan
maka pipa akan kembali pada isolasi minyakdan biaya material
bentuk semula. yang rendah.Dari aspek lingkungan
Selanjutnya oleh link-link dan kabel XLPE mempunyai
susunan roda gigi gerakan mekanik keuntungan yang lebih besar
tersebut akan diteruskan ke jarum ,karena resiko minyak tidak ada.
penunjuk (pointer). Material XLPE

303
Material dasar untuk semua 2. Sifat listrik
jenis kabel XLPE adalah
Sifat listrik yang baik dari PE
plyethylene dengan desnsity yang
tidak berubah selama proses cross-
density rendah .Isolasi polyethylene
linking,oleh karena itu XLPE seperti
(PE) sudah lama digunankaan
PE mempunyai sangat kecil dan
sebagai isolasi kabel dan material
hanya ketergantungan suhu loss
selubung yang mempunyai sifat
faktor (tan d) dan konstanta
listrik dan mekanik yang baik,
dielektrik (). Oleh karena itu hasil
ringan, fleksibilitas suhu yang
dari rugi dielektrik dari kabel XLPE
rendah yang baik tahan
adalah kecil dibandingkan dengan
kelembaban yang baik, kimia dan
PVC dan kabel isi minyak. Kabel
ozone yang mempunyai harga
XLPE khususnya sesuai untuk rute
rendah. LD polyethylene
kabel yang panjang dengan
mempunyai sifat yang masih
tegangan tinggi yang dalam hal rugi
terbatas penggunaanya sebagai
rugi adalah sangat penting.
bahan isolasi kabel. Sebagai bahan
termoplastik mempunyai
3. Sifat mekanik
kekurangan, suhunya 105 -115 C
.Kerugian yang lain adalah tendensi Polyethylene mempunyai sifat
stress-cracking apabila mekanik yang baik.Hal ini menarik
bersinggungan dengan permukaan karena pada suhu normal PE dapat
bahan aktiv. Dengan menggunakan menahan lokal stress lebih baik dari
proses reminiscent dari vulkanisasi PVC.Dalam hal ini XLPE
karet molekul PE dapat diproses mempunyai keuntungan yang sama
cross-link sehingga memperbaiki seperti PE dan tingkat tertentu
sifat termal dan mekanik secara seperti isolasi yang diisi XLPE,juga
baik dan sifta listriknya berubah tahan terhadap abrasi yang lebih
secara baik juga. baik dari pada polyethylene.Oleh
akrena itu sifat mekaniknya yang
1. Sifat termal baik dari kabel XLPE diwaktu yang
akan datang mempunyai jumlah
Oleh karena (owing to)
penggunaan yang lebih besar dari
menggunakan cross-linking, kabel
kabel konvensional.
XLPE adalah material yang tahan
panas. XLPE tidak dapat meleleh
4. Sifat kimia
seperti polyethylene tetapi terurai,
dan membentuk karbon jika terbuka Oleh karena cross-linking dari
pada waktu yang lama diatas suhu molekul XLPE tahanannya lebih
300 C. Suhu konduktor yang baik dari pada PE
diijinkan pada waktu terjadi hubung Polusi sekitar dan kabel
singkat selama 1 detik adalah Dari aspek lingkungan baik PVC
250 C pada beban kontinyu dan maupun kabel minyak mempunyai
konduktor dengan isolasi XLPE kerugian yang jelas, kabel PVC
suhunya 90 C. adalah jika kebakaran memberikan
gas-gas yang korosi dan kabel
minyak jika bocor akan merusak

304
suplai air. Tak dapat disangkal c. Standar yang digunakan
(admittedly) kebakaran, hasil
-IEC 228 : Isolasi dan konduktor
pembakaran adalah karbon dioksid
kabel
(CO2) dan air tidak menyebabkan
- IEC 229 : Pengujian kabel
kerusakan. Penggunaan XLPE
oversheath yang mempunyai
pada kabel tegangan rendah dapat
fungsi pengaman khusus dan
dibuat tahan tehadap rambatan api.
menggunakan extrusion
Kompon tidak menghasilkan
- IEC 287 : Perhitungan
halogen.
pengenal arus kontinyu kabel (100
% faktor beban)
5. Keuntungan dan kerugian
- IEC 840 : Pengujian kabel
a. Keuntungan tenaga yang menggunakan isolasi
extruded untuk tegangan diatas
Keuntungan kabel ini adalah
30 kV (Um 36 kV sampai 150 kV
ringan, dan mudah pemasangannya
- IEC 949 : Perhitungan arus
Radius lingkaran yang kecil dan
hubung singkat termal yang
konsekuensi khusus untuk instalasi
diijinkan
yang terbatas misalnya switch gear
- Publikasi IEC yang lain yang
instalasi dalam.
berkaitan
Pengenal hubung singkat yang
tinggi khususnya sesuai untuk
7.12.1. Konstruksi kabel XLPE
penampang kabel yang dipilih
dengan dasar arus hubung singkat. Konstruksi kabel XLPE dapat
Tidak ada tekanan terhadap dilihat pada gambar 7.19. dibawah
peralatan untuk stabilisasi dielektrik ini
,dengan simplifikasi dari
pemasangan dan peralatan 1. Konduktor
bantu,sehingga mengurangi biaya
Konduktor terdiri dari kawat
pemasangan dan pemeliharaan.
tembaga stranded annealid
Isolasi yang padat,konssekuensinya
konduktiviti tinggi yang sesuai
sesuai untuk slope yang besar dan
dengan IEC publikasi 228 .
perbedaan ketinggian dari rute
Konduktor mempunyai bentuk 4
kabel.
segmen jenis Milikan dengan
Tangen delta yang rendah
penampang1000 mm2
sehingga mengurangi biaya operasi
akibat rugi dielektrik yang rendah.
2. Kabel screen
b. Kerugian Screen konduktor non metalik
ini terdiri dari lapisan extruded semi
Pengaman mekanik yang
konduktiv termo settinf
rendah,dibanding dengan kabel
kompon.Screen tersebut halus dan
didalam pipa besi. Pengaruh
kontinyu.Antar konduktor dengan
screen yang rendah dari kabel
dan lapisan ektruded semi
dengan selubung logam atau kabel
konduktiv ,pita semi konduktiv
dalam pipa.
harus dipasang.

305
3. Isolasi dari 5C dan tidak lebih besar dari
10C diatas suhu pengenal
Isolasi dibuat dari dry cure
maksimum dari operasi normal
XLPE extruded secara serempak
isolasi. Ketebalan rata-rata isolasi
dengan semi konduktiv dan
tidak kurang dari harga nominal
insulation screen (triple head
pada lampiran Technical particular
extrusion).Isolasi dirancang untuk
and guarantie.
tegangan impulse 750 kV puncak
pada suhu konduktor tidak kurang

K onduktor

P elapis konduktor

Isolasi

P elapis isolasi

M antel Logam
B antalan pelindung dalam
Logam pelindung
B inder
O uter sheath

Gambar 7.19. Konstruksi kabel XLPE


4. Screen Isolasi 6. Penutup bagaian dalam (inner
covering)
Screen isolasi terdiri dari
lapisan extrude semi konduktiv
Penutup pengaman anti
termo setting compound. Screen ini
corrosion dan sebagai lapisan
smoot dan kontinyu.Pada screen ini
bedding untuk lapisan anti termite
pita semi konduktiv harus dipasang.
pita kuningan extruded black
polyethilene compound digunakan
5 Pelindung Metalik (metallic
dengan tebal mominal 2 ,0 mm .
shield).
7. Pita pengaman anti termite
Pelindung metalik dari kabel
terdiri dari kawat tembaga Sebagai pengaman anti termite
konduktifitas tinggi. Penampang ,dua lapisan pita tin-bronze harus
pelindung metalik ini harus mampu dipasang diatas inner covering.
melalukan arus gangguan seperti
pada technical; particular and 8. Penutup Luar
guarantie.
Penutup kabel bagian luar
adalah dari extruded black PVC dan
tambahan bahan kimia lead
naphtenate seperti pada anti
306
termite,nominal ketebalannya 7.13. Kabel laut.
3,0 mm.
Kabel Laut Tegangan Tinggi
yang terpasang saat ini di PLN P3B
9. Penandaan
menggunakan jenis Kabel minyak
Tanda berikut agar dipasang pada (Oil Filled Cable), seperti yang
penutup luar PVC : terpasang di PLN P3B RJTB sbb ,
Sebagai contoh untuk : Kabel yang kontruksinya dapat dilihat
XLPE 150 kV 1000mm2 LG kabel pada gambar 6.20.
1997 kabel laut Jawa Madura merk
Artinya: BICC dari Inggris.
-Tegangan nominal : 150 kV kabel laut Jawa Bali merk
- Jenis kabel : XLPE PIRELLI dari Itali.
- Penampang konduktor: 1000 mm2
- Pabrik Pembuat : LG Kabel
- Tahun pembuatan : 1997

. . .. Conductor
Conductor Screen
Insulation
Insulation Screen
Laid Up Cores

. Binders
Sheath

. ..
Bedding
Reinforcement Binder

Anti Corrosion Sheath


Oil Duct
Binder Anti Teredo Tapes Binder
Serving Bedding
Armour

Gambar 7.20. Kabel laut merk BICC

Pada umumnya untuk SKLT ini pelindungan lebih banyak yang


hampir sama dengan SKTT. spesifik (lihat tabel berikut).
Perbedaannya terletak pada lapisan Tabel :7.9. Spesifikasi Kabel Laut

307
Tabel :7.9. Spesifikasi Kabel Laut Jenis Merk Jenis BICC
No BAGIAN BAHAN SATUAN UKURAN
1 Konduktor Tembaga Penampang 300 mm2
Diameter 22,5 mm
2 Konduktor Kertas Karbon Diameter 23 mm
Screen
3 Isolasi Kertas Diameter 48,1 mm
4 Isolasi Screen Kertas Karbon & Diameter 48,9 mm
Non Ferrous
metal
Tape/kertas
5 Binder CWF Tape Diameter 106,2 mm
6 Sheath Lead Diameter 114,2 mm
7 Bedding B.P Katun Tape Diameter 114,8 mm
8 Reinforcement Non Ferrous metal & Diameter 115,6 mm
Binder Tapes
9 Anti Corrosion Extruded Polymeric Diameter 124,1 mm
Sheath Sheath
10 Oil Duct Aluminium Diameter I.D 18 mm
O.D 20 mm
11 Anti Teredo Brass Diameter 124,5 mm
Tapes
Binder
12 Bedding Hessian Tapes Diameter 127,6 mm
13 Armour Galv. Steel Wire ( Diameter 139,6 mm
60 bh )
14 Binder Fabric Tape Diameter 140,1 mm
15 Serving Jute Diameter 149,3 mm

Tabel :7.10. Spesifikasi Kabel Laut Jenis Merk PIRELLI.

No BAGIAN BAHAN SATUAN UKURAN


1 Oil Duct Diameter 12 mm
2 Konduktor Tembaga Penampang 300 mm2
Diameter 23,2 mm
3 Konduktor Kertas Karbon hitam & - -
Screen Kertas Duplex Tape
4 Isolasi Kertas Ketebalan 10 mm
Max. 12 kV/mm
electric
stress at
87 kV
5 Core Screen Duplex tape & copper - -
woven rayon tape
308
6 Lead Sheath Extruded half C Lead alloyDiameter 51,9 mm
Ketebalan 26 mm
7 Reinforcement Tapes stainless steel Ketebalan 0,3 mm
8 Anti Corrosion Extruded Polyethylene Diameter 60 mm
Jacket Sheath Luar
Ketebalan 3 mm
9 Core Cabling - Diameter 130 mm
10 Anti Teredo Copper Tape Ketebalan 0,1 mm
Protection
11 Bedding Polypropylene yarn Ketebalan 2 mm
12 Armour Galvanized Steel Wire Diameter 7
Kesatu mm/wire
13 Binding Polypropylene yarn Ketebalan 2 mm
14 Armour Kedua Galvanized Steel Wire Diameter 7
mm/wire
15 Serving Polypropylene yarn Ketebalan 3,5 mm
Diameter 173 mm
Luar
16 Fiber Optic 12 SMR Optical Fibers - -
Core Cable with Power Cores

309
BAB VIII
PEMELIHARAAN KABEL TEGANGAN TINGGI

8.1. Manajemen Pemeliharaan sebagian besar pemeliharaan itu


Pada umumnya lokasi sumber memerlukan pembebasan tegangan
energi primer konvensional tidak yang berarti bahwa peralatan yang
selalu dekat dengan pusat beban dipelihara harus dikeluarkan dari
sehingga pusat pembangkit listrik operasi.
dibangun pada lokasi yang terpisah
jauh dari pusat beban maka Keluarnya beberapa peralatan
penyaluran daya diselenggarakan dari operasi selama pemeliharaan
melalui instalasi penyaluran dapat menyebabkan berkurangnya
(saluran transmisi dan gardu keandalan penyaluran, berkurang-
Induk). Instalasi penyaluran ini nya kemampuan penyaluran
melalui daerah perkotaan atau bahkan padamnya daerah yang
melalui laut. Untuk itu instalasi dipasok oleh peralatan tersebut.
penyaluran didaerah ini terpaksa Permasalahan tersebut juga
menggunakan Kabel Tenaga yang dialami oleh pemeliharaan Kabel
berupa Kabel tanah maupun kabel Tenaga dengan memelihara Kabel
laut. Tenaga menyebabkan pemadaman
Kabel Tenaga tersebut. Untuk
Perkembangan selanjutnya, mempercepat pekerjaan tersebut
beberapa sistem tenaga listrik maka diperlukan managemen
(sebagai contoh : Jawa barat, Jawa pemeliharaan.
Tengah, Jawa Timur dan bali)
8.1.1.Manajemen Pemeliharaan
diinterkoneksikan membentuk satu
Peralatan Penyaluran
grup operasi. Peranan instalasi
penyaluran semakin penting, Suatu sistem tenaga listrik
konfigurasi jaringan semakin mempunyai jumlah dan jenis
kompleks dan peralatan semakin peralatan instalasi penyaluran yang
banyak, baik dari segi jumlah sangat banyak yang dihubungkan
maupun ragamnya. satu dengan lainnya membentuk
Peralatan utama yang suatu sistem penyaluran.
terpasang di gardu induk dan Peralatan dengan jumlah dan
saluran transmisi adalah : jenis yang banyak itu harus
Sebagaimana peralatan pada dipelihara untuk mempertahankan
umumnya, peralatan yang unjuk kerjanya.
dioperasikan dalam instalasi
penyaluran tenaga listrik perlu Sehubungan dengan
dipelihara agar unjuk kerjanya pemeliharaan peralatan sistem
dapat dipertahankan. tenaga listrik pada umumnya
membutuhkan dikeluarkannya
Pemeliharaan peralatan peralatan tersebut dari operasi
penyaluran tenaga listrik diperlukan serta menyangkut jumlah yang
untuk mempertahankan unjuk sangat banyak, maka
kerjanya namun di lain pihak penanganannya perlu didasari
310
pemikiran manajemen yang baik. - Jenis penggunaan listrik yang
Dalam hal ini perlu perencanaan dipasok
(planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan Ada penggunaan listrik sebagai
(actuating) dan pengendalian penggerak suatu proses yang
(controlling) dengan baik. tidak boleh terganggu.
Prosesnya hanya berhenti pada
8.1.2. Perencanaan jadwal yang telah ditentukan
Perencanaan pemeliharaan
peralatan penyaluran tenaga listrik Apabila tidak ada alternatif
meliputi koordinasi antara pasokan daya listrik selama
kebutuhan akan pemeliharaan dan pelaksanaan pemeliharaan,
kondisi (keandalan) sistem. Dalam maka diperlukan kompromi yang
hal ini diupayakan agar kedua dapat diperoleh dari hasil
kebutuhan itu terpenuhi sebaik koordinasi.
mungkin.
- Hal Khusus
Hasil dari perencanaan ini
adalah jadual dan jenis pekerjaan Ada keadaan-keadaan khusus
yang akan dilaksanakan untuk yang menyangkut acara-acara
setiap peralatan antara lain : kenegaraan yang harus
dipertimbangkan dalam
- Setiap Peralatan Memerlukan perencanaan pemeliharaan.
Pemeliha- raan Dalam hal ini diupayakan untuk
menghindari segala sesuatu
- Petunjuk pabrik pembuat
yang kemumingkinan dapat
peralatan pada umumnya
menyebabkan menurunnya
memberikan periode dan jenis
keandalan atau terjadinya
pemeliharaan untuk peralatan
pemadaman, termasuk
tersebut.
pemeliharaan.
- Dalam hal tidak ada petunjuk
Hasil perencanaan pemeliharaan
dari pabrik maka pengalaman
peralatan instalasi penyaluran ini
masa lalu (Statistik kerusakan)
adalah Rencana Pemeliharaan
dapat dipakai sebagai dasar
yang mencakup
perencanaan jadwal dan jenis
pemeliharaan. Jenis Pemeliharaan
- Kondisi lokal dimana Peralatan Jadwal Pelaksanaan
Tersebut Terpasang Keterangan lain berupa perlu/
Perlu dipertimbangkan, apakah tidaknya peralatan
ada alternatif pemasokan dikeluarkan dari operasi.
menghindari pemadaman selama Efisiensi Pemeliharaan
peralatan yang dipelihara
dikeluarkan dari operasi. Selama ini pedoman dasar
untuk melakukan pemeliharaan
peralatan instalasi listrik adalah SE
311
Direksi No.032/PST/1984 tanggal - Rincian Pekerjaan Yang Harus
23 Mei 1984 tentang Himpunan Dilaksanakan
Buku Petunjuk Operasi dan Rincian ini perlu dibuat untuk
Pemeliharaan Peralatan membantu kelancaran
Penyaluran Tenaga Listrik dimana pelaksanaan sekaligus
yang menjadi dasar utama untuk menghindari kesalahan.
melakukan pemeliharaan adalah Dalam hal ini tingkat rincian yang
rekomendasi pabrik serta diperlukan tergantung kesiapan
instruction manual dari masing- yang akan melaksanakan
masing peralatan instalasi listrik. pekerjaan itu.
Dengan pengurangan siklus - Pembagian Pekerjaan
pemeliharaan ini dapat dipastikan Kegiatan-kegiatan spesifik yang
akan memberikan efisiensi dalam sejenis dikelompokkan dengan
bidang pemeliharaan, antara lain : memperhatikan kesamaan
Mengurangi biaya pemeliharaan. pelaksanaan.
Mengurangi kebutuhan man- Diupayakan agar dalam
haurs per peralatan. pelaksanaan pekerjaan, tidak
ada seseroang yang berbeban
Mengurangi waktu pemadaman.
terlalu berat atau terlalu ringan
Meningkatkan mutu pelayanan
serta tidak ada yang dibebani
dengan tingkat keandalan dan
pekerjaan diluar kemampuan-
kesiapan peralatan yang lebih
nya.
tinggi.
- Mengalokasikan sumber Daya
Berikut ini merupakan langkah 'Who does what' disusun agar
efisiensi yang dilakukan berupa seluruh tahapan pekerjaan
perubahan siklus pemeliharaan terlaksana dengan baik atau
peralatan. tidak terjadi saling mengelak
Hal yang sama diberlakukan juga diantara personil untuk
terhadap PMT. melaksanakan suatu pekerjaan.
8.1.3. Pengorganisasian Pengalokasian personil ini harus
mempertimbangkan :
Rencana pemeliharaan sebagai Kemampuan masing-masing
hasil perencanaan diatas personil
merupakan dasar dalam Beban kerja yang menjadi
pengaturan orang, alat, tugas, tanggung jawab masing-masing
tanggungjawab dan wewenang personil.
untuk terlaksananya pekerjaan Urutan tahapan pekerjaan.
pemeliharaan. Peralatan yang diperlukan untuk
Pengorganisasian ini perlu tiap tahapan pekerjaan
dalam mengalokasikan sumber diinventarisir dengan jumlah yang
daya yang ada atas pekerjaan- memadai.
pekerjaan yang diperlukan agar Tidak lengkapnya peralatan,
dapat dimanfaatkan seefisien dan selain mengakibatkan waktu
seefektif mungkin. pelaksanaan lebih panjang juga
mutu pekerjaan yang lebih rencah.
Demikian juga halnya dengan
312
material. Kondisi yang tidak baik
Dasar penyusunan yang utama (pusing, kurang tidur, letih dan lain-
adalah pengalaman dalam lain) dapat membahayakan dirinya
pelaksanaan yang lalu. serta orang lain. Selanjutnya
- Koordinasi Pekerjaan diskusi mengenai apa yang akan
Mekanisme koordinasi harus dikerjakan akan sangat membantu
jelas, mengingat : pelaksanakan pekerjaan.
Tuntutan waktu pelaksanaan - Persiapan Peralatan
seminimum mungkin Kondisi dan kesiapan
Menghindari kecelakaan peralatan perlu diperiksa
tegangan listrik sebelum saat pelaksanaan,
Menghindari gangguan terutama yang menyangkut
Kesalahan koordinasi dapat keselamatan jiwa seperti
berakibat fatal pada instalasi sabuk pengaman, pelindung
bahkan jiwa personil yang tubuh, tangga, alat uji
melaksanakan pekerjaan. tegangan,Gas
cheker,Blower,Baju tahan api
8.1.4. Penggerakan dan lain-lain.
Setelah ada rencana kerja, - Kepemimpinan dan Motivasi
kemudian pengalokasian sumber Dalam rangka pelaksanaan
daya, tibalah saatnya pada pemeliharaan mulai dari
pelaksanaan pekerjaan persiapan sampai akhir
pemeliharaan. Untuk mencapai pekerjaan diperlukan proses
sasaran dengan baik seorang mempengaruhi dan
atasan/pimpinan melakukan proses mengarahkan orang menuju
mempengaruhi kegiatan seseorang ke pencapaian tujuan yaitu
atau suatu kelompok kerja dalam terlaksananya pekerjaan
usaha melaksanakan rencana kerja pemelihara an dengan baik.
yang telah disusun. Ada berbagai gaya
Proses ini disebut kepemimpinan yang secara
penggerakan. Pada tahap ini umum dikenal namun sulit
sumber daya manusia merupakan untuk menyatakan satu gaya
salah satu penentu bagi yang terbaik.
keberhasilan pencapaian sasaran Pemimpin yang efektif
sehingga kepemimpinan, motivasi menyesuaikan tingkah laku
dan komunikasi. kepemimpinannya pada
- Persiapan Personil kebutuhan yang dipimpin dan
Kondisi personil harus dalam lingkungannya. Dalam hal ini
keadaan baik, mental dan perlu diperhatikan tingkat
jasmani. Kesiapan ini harus kedewasaan serta perilaku
dinyatakan saat sebelum manusia yang dipimpin.
memulai pekerjaan dan masing- Ciptakanlah situasi yang
masing personil menyatakan memungkinkan timbulnya
kesiapannya secara tertulis motivasi pada setiap personil
dalam blanko-blanko yang sudah untuk berperilaku sesuai
disiapkan. dengan tujuan. Salah satu
313
faktor penting disini adalah Kecurangan,
unsur kewibawaan. Perbedaan pemahaman/
8.1.5. Pengendalian penafsiran atas sesuatu,
Keengganan merubah sesuatu
Dalam upaya tercapainya yang sudah dianggap mapan
sasaran seperti yang direncanakan, (kebiasaan cara kerja ).
seorang atasan / pimpinan perlu
melakukan pengendalian karena 8.2. Pengertian Dan Tujuan
pada umumnya terjadi perubahan Pemeliharaan
situasi dan lingkungan serta
kesalahan pada saat pelaksanaan. Pemeliharaan peralatan listrik
Melalui pengendalian ini, tegangan tinggi adalah serangkaian
penyimpangan yang terjadi dapat tindakan atau proses kegiatan
dideteksi sedini mungkin sehingga untuk mempertahankan kondisi dan
tindakan koreksi dapat meyakinkan bahwa peralatan dapat
memperbaiki pelaksanaan berfungsi sebagaimana mestinya
Dalam mencapai tujuan sesuai sehingga dapat dicegah terjadinya
dengan yang direncanakan, gangguan yang menyebabkan
diperlukan pengendalian agar kerusakan.
penyimpangan dapat dideteksi Tujuan pemeliharaan peralatan
sedini mungkin. Penyimpangan listrik tegangan tinggi adalah untuk
dalam pelaksanaan dapat saja menjamin kontinyunitas penyaluran
terjadi oleh kemungkinan- tenaga listrik dan menjamin
kemungkinan : keandalan, antara lain :
Adanya perubahan karena
lingkungan, 1. Untuk meningkatkan
Terjadinya kesalahan karena reliability, availability dan
informasi kurang jelas, effiency.
Terjadi kesalahan karena
kemampuan personil yang tidak Faktor yang paling dominan
memadai, dalam pemeliharaan peralatan
Ditemukan masalah lain diluar listrik tegangan tinggi adalah pada
yang sudah direncanakan. sistem isolasi. Isolasi disini meliputi
Untuk dapat melaksanakan isolasi minyak, udara dan gas atau
pengendalian diperlukan sasaran vacum. Suatu peralatan akan
pengendalian, indikator - indikator sangat mahal bila isolasinya sangat
dan standar yang jelas. bagus, dari isolasi inilah dapat
Pelaksanaan pekerjaan dievaluasi, ditentukan sebagai dasar
hasil yang dicapai dibandingkan pengoperasian peralatan.dengan
terhadap standar dan demikian isolasi merupakan bagian
melaksanakan tindakan koreksi bila yang terpenting dan sangat
diperlukan. Unsur manusia adalah menentukan umur dariperalatan.
hal yang paling utama dalam Untuk itu kita harus memperhatikan
pengendalian yang menyangkut : /memelihara sistem isolasi sebaik
Kelemahan (kesalahan, mungkin, baik terhadap isolasinya
kemalasan, ketidaktahuan ), maupun penyebab kerusakan
314
isolasi. Pemeriksaan atau monitoring
dapat dilaksanakan oleh operator
Dalam pemeliharaan peralatan
atau petugas patroli setiap hari
listrik tegangan tinggi kita
dengan sistem check list atau
membedakan antara pemeriksaan /
catatan saja. Sedangkan
monitoring (melihat, mencatat,
pemeliharaan harus dilaksanakan
meraba serta mendengar) dalam
oleh regu pemeliharaan.
keadaan operasi dan memelihara
(kalibrasi / pengujian, koreksi /
resetting serta memperbaiki /
membersihkan ) dalam keadaan
padam.
8.3. Jenis jenis Pemeliharan
Jenis jenis Pemeliharan pada kabel adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan harian
Pemeliharaan harian seperti tabel 8.1
Tabel 8.1.Pemeliharaan harian
Jadwal : HARIAN
: OPERASI
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN

PERALATAN/KOMPONEN YANG
NO. URAIAN PELAKSANAAN
DIPERIKSA

1 2 3
1. Manometer tekanan Minyak Periksa secara visual dan catat
Kabel tekanan minyak pada sealing end
pada manometernya.
2. ROW Periksa secara visual : rambu
(patok-patok), jembatan kabel, tutup
crosbonding dan box culvert serta
kegiatan pembangunan atau
kegiatan diatas/sekitar jalur sktt.
3. Terminasi Kabel head (sealing a Periksa secara visual klem terminasi
end) kabel head dan bagian yang
bertegangan dari benda asing.
b Periksa sistem pentanahan sealing
end (kabel head).

2. Pemeliharan Mingguan.

315
Pemeliharaan berupa monitoring saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi
yang dilakukan oleh petugas patroli setiap Mingguan serta dilaksanakan
dalam keadaan operasi, seperti tabel 8.2.
Tabel 8.2.Pemeliharaan Mingguan

JADWAL : MINGGUAN
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : OPERASI

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Manometer tekanan Minyak Periksa tekanan minyak pada


Kabel sealing end secara visual pada
manometernya.

2. ROW Periksa secara visual : rambu


(patok-patok), jembatan kabel, tutup
crosbonding dan box culvert serta
kegiatan pembangunan atau
kegiatan diatas/sekitar jalur sktt.

3. Terminasi Kabel head (sealing a Periksa secara visual klem terminasi


end) kabel head dan bagian yang
bertegangan dari benda asing.
b Periksa sistem pentanahan sealing
end (kabel head).
Manometer tekanan Minyak Periksa secara visual dan catat
Kabel tekanan minyak pada manometer di
4
setiap Stop Joint yang dapat
diperiksa.

3. Pemeliharaan Semesteran

316
Pemeliharaan berupa monitoring saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi
yang dilakukan oleh petugas patroli setiap Semester serta dilaksanakan
dalam keadaan operasi. seperti tabel 8.3.

Tabel 8.3. Pemeliharaan Semester


JADWAL : SEMESTER
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : OPERASI

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
1. Minyak Kabel Periksa secara visual dan catat
tekanan minyak pada Stop Joint dan
Sealing end (kabel head) .
2. Terminasi Sealing End (Kabel a Pengukuran noktah panas pada
head) dan bagian yang klem sealing end (kabel head) dan
bertegangan bagian berteganan dengan infrared
thermovision.
b Pengukuran Partial Discharge pada
Sealing end (kabel head) dengan
alat uji Partial Discharge

4. Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan yang berupa Pengukuran dan pengujian untuk Kabel Tanah


Tegangan Tinggi dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun dan
dilaksanakan dalam keadaan Padam, seperti tabel 8.4.
Tabel 8.4. Pemeliharaan Tahunan
JADWAL : Tahunan
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : Padam

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Tahanan Isolasi Kabel Pengukuran tahanan isolasi kabel


dengan Megger dan dengan metoda
polarisasi indeks (PI).
2. Cable Covering Protection Unit Pengukuran arus bocor pada CCPU
(Non Linier Resistor) dan mengukur tahanan isolasinya

317
Pengukuran arus bocor pada lead
3 Lead Sheath. (timah pelindung) sheath dan mengukur tahanan
isolasinya

4. Mano Meter Pengetesan fungsi penunjukan


tekanan minyak dan sistem
pengaman tekanan minyak kabel
(alarm dan tripping).
5. Boks Cross bonding dan Stop Pemeriksaan dan pembersihan
Join serta Oil Tank Chamber terhadap Manometer, Tangki
maupun Oil Tank Sunseal minyak, instalasi pipa minyak,
kandungan Gas berbahaya maupun
kelembaban .
6. Kabel pilot. Pengukuran tahanan isolasi kabel
pilot.
7 Pressure Control Cabinet (Panel Pemberihan kabinet, seal pintu
Box kontrol tekanan) panel, pengukuran tahanan variabel
untuk mengatur tegangan sistem
pengaman (proteksi tekanan
minyak/supervisi).
8.4. Pemeliharaan yang dilakukan terhadap Kabel Laut Tegangan Tinggi
adalah:
1. Pemeliharaan Kabel Laut Harian.
Pemeliharaan berupa monitoring untuk Kabel Laut Tegangan Tinggi yang
dilakukan oleh petugas Patroli dan dilaksanakan secara Harian dalam keadaan
operasi, seperti tabel 8.5.
Tabel 8.5. Pemeliharaan Kabel Laut Harian
JADWAL : HARIAN
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : OPERASI

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. R.O.W Pantau lalu lintas kapal agar tidak


lego jangkar pada daerah koridor
kabel laut
2. Lampu Suar Pantau kedipan lampu rambu suar
apakah masih bekerja baik.
3. Pelampung suar Periksa pelampung suar apakah
masih berada pada tempat yang
ditentukan.

318
2. Pemeliharaan kabel laut mingguan

Pemeliharaan berupa monitoring untuk Kabel Laut Tegangan Tinggi


yang dilakukan oleh petugas Patroli dan dilaksanakan setiap Mingguan dalam
keadaan operasi, seperti tabel 8.6.

Tabel 8.6. Pemeliharaan Kabel Laut mingguan


JADWAL : MINGGUAN
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : OPERASI
PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
NO.
YANG DIPERIKSA
1. Terminasi Kabel head dan bagian Periksa terminasi
yang bertegangan kabel head dan
bagian yang
bertegangan dari
benda asing
secara visual.
2. Tegangan Suplay AC/DC untuk Periksa tegangan suplay AC
alat bantu. maupun DC untuk alat bantu
apakah masih normal.
3. Tekanan minyak Periksa tekanan minak kabel
4. Terminasi. Periksa terminasi kabel apakah
masih baik secara visual.

319
3. Pemeliharaan kabel laut Semester

Pemeliharaan yang berupa monitoring untuk Kabel Tanah Tegangan


Tinggi dan dilakukan oleh petugas Patroli setiap Semester dan dilaksanakan
dalam keadaan operasi, seperti tabel 8.7.

Tabel 8.7. Pemeliharaan Kabel Laut Semester


JADWAL : Semester
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : OPERASI

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Terminasi Kabel head dan Pengukuran noktah panas pada


bagian yang bertegangan kabel head dan bagian berteganan
dengan infrared thermovision.

2. Terminasi Kabel head dan Pengukuran Partial Discharge pada


bagian yang bertegangan kabel head dengan alat uji Partial
Discharge

3. Terminasi Kabel head dan Pembersihan bushing kabel head


bagian yang bertegangan terdapap kristal garam serta
pembersihan isolator string pada
gantry, dead end tower.
4. Terminasi Kabel head dan Pembersihan terminasi/sealing end
bagian yang bertegangan kabel.
5. Peralatan kontrol minyak dan Periksa apakah peralatan kontrol
alat bantu khusus daan alat bantu khusus dapat
berfungsi dengan baik.

320
4. Pemeliharaan Kabel Laut Tahunan.

Pemeliharaan yang berupa Pengukuran dan pengujian untuk Kabel Tanah


Tegangan Tinggi dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun dan
dilaksanakan dalam keadaan Padam, seperti tabel 8.8.

Tabel 8.8. Pemeliharaan Kabel Laut Tahunan

JADWAL : Tahunan
DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN : Padam

PERALATAN/KOMPONEN
NO. URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sistem pentanahan Pemeriksaan dan pengukuran


sistem pentanahan kabel laut
dengan Megger pentanahan.
2. Tahanan isolasi Kabel Laut Ukur tahanan isolasi kabel laut
dengan Megger.
3. Mano Meter Uji fungsi manometer apakah masih
bekerja baik.
4 Boks Cross bonding dan Stop Pemeriksaan dan pembersihan
Join serta Oil Tank Chamber terhadap Manometer, Tanki, Gas
maupun Oil Tank Sunseal. berbahaya maupun kelembaban
dalam kondisi operasi
5 Tahanan isolasi kabel pilot a Ukur tahanan isolasi dari kabel pilot
apakah masih baik.
b Ukur tahanan kabel pilot (Rdc).
7 Rambu-rambu a Periksa kelengkapan rambu-rambu
dan pelampung suar seperti Batere,
lampu dan panel solar sel.
b Pelihara kelengkapan rambu-rambu
dan pelampung suar penggantian
elektroda anti korosi setiap 5 tahun..
8 ROW Periksa ROW kabel dengan Scan
sonar apakah kabel masih tetap
pada posisi nya setiap 5 tahun.

321
8.5. Prosedur Pemeliharaan

Prosedur pemeliharaan kabel dan kabel laut dapat dilihat pada tabel 8.9

Tabel 8.9. Prosedur pemeliharaan kabel dan kabel laut

LATAR BELAKANG Kesinambungan penyaluran energi listrik yang


dikelola oleh PLN UBS P3B salah satunya ditentukan
oleh kesiapan operasi gardu induk dan saluran
transmisi. Kesiapan operasi gardu induk dan saluran
transmisi harus didukung oleh pemeliharaan
peralatan secara aman, baik dan benar. Didalam
pelaksanaannya, jika terjadi kesalahan prosedur, akan
mengakibatkan gangguan pada sistem tenaga listrik
dan kerusakan pada peralatan bahkan dapat
mengakibatkan kecelakaan manusia.
Untuk lebih meningkatkan keamanan dan
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan di
instalasi listrik, maka perlu dibuat prosedur
pelaksanaan pekerjaan pada instalasi listrik tegangan
tinggi / ekstra tinggi sebagai penyem- purnaan dari
buku Manuver Peralatan Instalasi Tegangan Tinggi &
Ekstra Tinggi serta Dokumen Keselamatan Kerja.
Sesuai Surat Keputusan General Manager PT. PLN
(Persero) UBS P3B No. 005.K / 021 / GM.UBS. P3B /
2002, tanggal 07 Januari 2002, perihal
Pembentukan Tim Penyempurnaan Prosedur
Operasi Sistem dan Pemeliharaan PT. PLN (Persero)
UBS P3B, maka diterbitkan buku Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi.
MAKSUD DAN Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi
TUJUAN Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi ini adalah
prosedur yang harus ditaati dan dilaksanakan
oleh semua personil dalam melaksanakan tugas
pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi /
ekstra tinggi.
Dengan prosedur ini setiap pekerjaan pada
instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi dapat
terlaksana dengan aman dan lancar serta selamat
(safety process) sehingga tercapai Zero Accident.

Ruang Lingkup Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi


322
Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi ini berlaku
untuk semua pekerjaan pada instalasi listrik tegangan
tinggi / ekstra tinggi yang meliputi :
Manuver pembebasan tegangan.
Pelaksanaan pekerjaan pada instalasi dalam
keadaan tidak bertegangan.
Manuver pemberian tegangan.

1. PENGORGANISASIAN KERJA

Pengorganisasian Dalam melaksanakan pekerjaan pada instalasi listrik


Kerja tegangan tinggi / ekstra tinggi, diperlukan
pengorganisasian kerja yang melibatkan unsur /
personil sebagai berikut :
Penanggung Jawab Pekerjaan.
Pengawas K3.
Pengawas Manuver.
Pelaksana Manuver.
Pengawas Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan.
Pengawas Manuver, Pengawas Pekerjaan dan
Pengawas K3 tidak boleh dirangkap dan harus berada
dilokasi selama pekerjaan berlangsung.

Peranan Personil Peranan personil pada butir 2.1 adalah sebagai


berikut :
Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian
PENANGGUNG pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan pada
JAWAB PEKERJAAN instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
Penanggung Jawab Pekerjaan adalah kuasa pemilik
asset yaitu Manager UPT.
Bertugas sebagai pengawas Keselamatan dan
PENGAWAS K3 Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan instalasi listrik
tegangan tinggi / ekstra tinggi, sehingga keselamatan
manusia dan keselamatan instalasi listrik terjamin.
Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas K3 harus
memiliki kualifikasi Pengawas K3.
Bertugas sebagai pengawas terhadap proses
PENGAWAS manuver (pembebasan / pengisian tegangan) pada
instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi, se-
323
MANUVER hingga keselamatan peralatan dan operasi sistem
terjamin.
Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Manuver
harus memiliki kualifikasi keahlian setingkat Operator
Utama.
PELAKSANA Bertindak selaku eksekutor manuver pada instalasi
MANUVER tegangan tinggi / ekstra tinggi.
Pelaksana Manuver adalah Operator Gardu Induk /
Dispatcher Region / Dispatcher UBOS yang dinas
pada saat pekerjaan berlangsung.
Bertugas sebagai pengawas terhadap proses
PENGAWAS pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra
PEKERJAAN tinggi.
Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Pe- kerjaan
harus memiliki kualifikasi minimal setingkat Juru
Utama Pemeliharaan.
Bertugas melaksanakan pekerjaan pada instalasi
PELAKSANA listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
PEKERJAAN Personil Pelaksana Pekerjaan ditunjuk oleh
Pengawas Pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil
TUGAS DAN pada butir 2.2. adalah sebagai berikut :
TANGGUNG JAWAB

Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan yang


PENANGGUNG meliputi : personil, peralatan kerja, perlengkapan
JAWAB PEKERJAAN K3 dan material pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Unit lain yang
terkait.
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan cara
PENGAWAS K3 sebagai berikut :
Memeriksa kondisi personil sebelum bekerja.
Mengawasi kondisi / tempat-tempat yang ber-
bahaya.
Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging,
gembok dan rambu pengaman.
Mengawasi tingkah laku / sikap personil yang
membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Mengawasi penggunaan perlengkapan kesela-
matan kerja.
Menjaga keamanan instalasi dan menghindari
PENGAWAS kesalahan manuver yang dilakukan oleh Operator
Gardu Induk dengan cara sebagai berikut :
324
MANUVER
Mengawasi pelaksanaan manuver.
Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging di
panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di
switch yard.
Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistem
pentanahan.
Melakukan eksekusi manuver peralatan instalasi
PELAKSANA listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
MANUVER
Melakukan pemasangan dan pelepasan taging di
panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di
switch yard.
Melakukan penutupan dan pembukaan PMS
tanah.
Menunjuk personil Pelaksana Pekerjaan sebagai
Pelaksana Pengamanan Instalasi listrik untuk
memasang dan melepas taging, gembok, dan
rambu pengaman.
Memasang dan melepas pentanahan lokal.
PELAKSANA
PEKERJAAN Memasang dan melepas taging, gembok dan
rambu pengaman.

Melaksanakan pekerjaan.

Pendelegasian tugas dapat diberikan kepada peja-


PENDELEGASIAN bat atau personil yang mempunyai kemampuan
TUGAS (Formulir 8), dalam hal :
Personil yang ditunjuk berhalangan melak-
sanakan tugasnya.
Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa
pengawas.

Pelaksanaan pendelegasian dilaksanakan sebagai


berikut :
Asisten Manager Pemeliharaan atau Ahli Muda
PENANGGUNG bidang terkait dengan catatan kedua pejabat tersebut
JAWAB tidak sedang menjadi pengawas lainnya (tidak
PEKERJAAN merangkap).

Operator Utama atau Personil yang mempunyai


PENGAWAS pengalaman dan keahlian dalam bidang manuver.

325
MANUVER

Personil yang mempunyai ketrampilan,


PENGAWAS PEKERJAAN pengalaman dan keahlian dalam bidang
pemeliharaan.
Personil yang mempunyai pengalaman
PENGAWAS K3 serta keahlian dalam bidang K3.

2. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahapan yang Diperlukan Tahapan pelaksanaan prosedur pekerjaan pada


instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi
adalah sebagai berikut :
Persiapan a. Briefing tentang rencana kerja yang akan
dilaksanakan kepada seluruh personil yang
terlibat dalam pekerjaan dilaksanakan oleh :
Pengawas Pekerjaan :
Memberikan penjelasan mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan baik dan aman.
Membagi tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahlian personil
(Formulir 3).
Pengawas K3 :

326
Memberikan penjelasan mengenai
penggunaan alat pengaman kerja /
pelindung diri yang harus dipakai (Formulir
1).
Memberikan penjelasan pengamanan
instalasi yang akan dikerjakan.
Menjelaskan tempat-tempat yang
berbahaya dan rawan kecelakaan
terhadap Pelaksana Pekerja.
Pengawas Manuver :

Menyampaikan hasil koordinasi dengan


unit terkait.
Menjelaskan langkah-langkah untuk
manu- ver pembebasan dan pengisian
tegangan (Formulir 4 dan 7).
b. Pengawas Pekerjaan memeriksa alat kerja
dan material yang diperlukan.
c. Pengawas K3 memeriksa peralatan kesela-
matan kerja yang diperlukan (Formulir 1).
d. Pengawas K3 memeriksa kesiapan jasmani /
rohani personil yang akan melaksanakan
pekerjaan (Formulir 2).

Izin Pembebasan Instalasi Dispatcher (UBOS / Region) memberi izin pembe-


untuk Dikerjakan
basan instalasi kepada Pengawas Manuver.

Pelaksanaan Manuver Pelaksana Manuver melaksanakan :


Pembebasan Tegangan
a. Memposisikan Switch Lokal / Remote ke
posisi Lokal.
b. Manuver pembebasan tegangan, sesuai
rencana manuver yang telah dibuat (Formulir
4).
c. Pemasangan taging pada panel kontrol dan
memasang gembok pengaman pada box
PMT, PMS Line, PMS Rel dan PMS Tanah.
Semua pekerjaan manuver tersebut diatas
diawasi oleh Pengawas Manuver dan Pengawas

327
K3.
Apabila lokasi pekerjaan di luar jangkauan
pengamatan Operator Gardu Induk, maka
Pengawas Manuver dan Pengawas Pekerjaan
agar menjalin komunikasi.

Pernyataan Bebas Pengawas Manuver membuat pernyataan bebas


Tegangan tegangan diserahkan kepada Pengawas
Pekerjaan disaksikan oleh Pengawas K3

Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksana Pekerjaan melaksanakan :


a. Pemeriksaan tegangan pada peralatan /
instalasi yang akan dikerjakan dengan
menggunakan tester tegangan.
b. Pemasangan pentanahan lokal pada
peralatan / instalasi listrik yang akan
dikerjakan.
Perhatikan urutan pemasangan (kawat
pentanahan lokal dipasang pada sistem
grounding / arde terlebih dahulu, baru
kemudian dipasang pada bagian instalasi
yang akan dikerjakan), jangan terbalik
urutannya.
c. Pengaman tambahan (pengaman berlapis)
seperti : memasang gembok, lock-pin, dan
memblokir rangkaian kontrol dengan
membuka MCB / Fuse / Terminal.
d. Pemasangan taging, gembok dan rambu
pengaman di switchyard pada daerah
berbahaya dan daerah aman.
e. Pekerjaan dilaksanakan sesuai rencana.
Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3.
Jika pekerjaan belum selesai dan akan
diserahkan ke regu yang lain,

Pekerjaan Selesai Bila pekerjaan telah selesai Pelaksana Pekerjaan


melaksanakan :
a. Melepas pentanahan lokal.
Perhatikan urutan melepas (kawat
pentanahan lokal pada bagian instalasi
328
dilepas terlebih dahulu, kemudian kawat
pentanahan lokal pada bagian sistem
grounding / arde dilepas).
b. Melepas pengaman tambahan seperti
gembok dan lock-pin, mengaktifkan rangkaian
kontrol dengan menutup MCB / Fuse /
terminal.
c. Melepas taging, gembok dan rambu
pengaman di switchyard.
d. Merapikan peralatan kerja.
Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3.

Pernyataan Pekerjaan Pengawas Pekerjaan membuat Pernyataan


Selesai Pekerjaan Selesai dan diserahkan kepada
Pengawas Manuver disaksikan oleh Pengawas
K3

Pernyataan Instalasi Siap Pengawas Manuver menyatakan kepada


Diberi Tegangan Dispatcher (UBOS / Region) bahwa instalasi
listrik siap diberi tegangan kembali.

Pelaksanaan Manuver Pelaksana Manuver melaksanakan :


Pemberian Tegangan a. Melepas gembok pengaman pada PMS Line
dan PMS Rel serta PMS Tanah.
b. Membuka PMS Tanah.
c. Melepas taging pada panel kontrol.
d. Memposisikan switch Lokal / Remote pada
posisi Remote.
Jika remote kontrol Dispatcher gagal, maka
berdasarkan perintah Dispatcher, posisi
switch Lokal / Remote diposisikan Lokal dan
Pelaksana Manuver melaksanakan manuver
penutupan PMT untuk pemberian tegangan.
Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3.

329
8.6. Dokumen Prosedur Pelasanaan Pekerjaan ( DP3 )
Dokumen Prosedur Pelasanaan Pekerjaan dapat dilihat pada tabel 8.10

Tabel 8.10 Dokumen Prosedur Pelasanaan Pekerjaan

1. Daerah Berbahaya dan Daerah berbahaya (danger area) adalah suatu


Daerah Aman. tempat (daerah) disekitar peralatan (bagian)
bertegangan, yang batasnya (jaraknya) tidak
boleh dilanggar.

Batas (jarak) daerah berbahaya tergantung


pada besarnya tegangan nominal sistem.
Sedangkan jarak aman (safety distance)
adalah jarak di luar daerah bahaya, dimana
orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya
yang ditimbulkan oleh peralatan (bagian) yang
bertegangan.
Untuk berjalan melintas disekitar daerah
peralatan / instalasi yang bertegangan, harus
sangat berhati-hati. Pastikan bahwa peralatan
yang dibawa tidak mencuat / menonjol keatas
ataupun kesamping , usahakan untuk tidak
dipanggul atau dibawa secara melintang.
Jarak aman minimum diperlihatkan pada tabel
berikut ini :
Sistem tegangan Jarak aman*
(kV) (cm)
20 70
30 85
70 100
150 150
500 500
4 * mengacu pada Electrical Safety Advices
(ESA) dan PUIL 1987

330
2 Formulir DP3 Formulir-formulir yang digunakan untuk
( Formulir Terlampir ) menerapkan prosedur pelaksanaan
pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi /
ekstra tinggi ini yang disebut DP3 adalah
terdiri dari :
Formulir 1 :
Prosedur pengamanan pada instalasi
tegangan tinggi / ekstra tinggi.
Lampiran formulir 1 :
Rencana pengamanan pekerjaan pada
instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi.
Formulir 2 :
Pemeriksaan kesiapan pelaksana sebelum
bekerja pada instalasi tegangan tinggi /
ekstra tinggi.
Formulir 3 :
Pembagian tugas dan penggunaan alat
keselamatan kerja.
Formulir 4 :
Manuver pembebasan tegangan instalasi
tegangan tinggi / ekstra tinggi.

331
Formulir 5 :
3.10.1 Pernyataan bebas tegangan.

Formulir 5 lanjutan :
Serah terima pekerjaan.
Formulir 6 :
.10.2 Pernyataan pekerjaan selesai.

Formulir 7 :
.10.3 Manuver pemberian tegangan instalasi
listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.

Formulir 8 :
Surat pendelegasian tugas.
Formulir 9 :
.10.4 Permintaan izin kerja, berlaku untuk
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak
diluar PT PLN UBS P3B.
Jika ada pihak luar yang akan
melaksanakan suatu pekerjaan di Unit
Pelayanan Transmisi, maka harus mengisi
formulir Permintaan Ijin Kerja sebelum
mengisi formulir / dokumen K3 lainnya.

8.7. Pemelihaan Instalasi Kabel Tanah Jenis Oil Filled

Operasi dan pemeliharaan membahayakan sistem atau harus


yang baik akan menghilangkan memadamkan kabel. Walaupun
penyebab kabel beroperasi secara sistem instalasi kabel sebenarnya
darurat. Operator yang baik akan bebas pemeliharaan, pentingnya
mengetahui sistem kabel,sehingga operasi yang tepat memerlukan
secara cepat operator akan pemeriksaan pemeliharaan yang
mengetahui maslah yang hati-hati dari pada memelihara
timbul,operator akan mengetahui secara rutin peralatan. Apabila
langkah-langkah yang harus diperlukan pemeliharaan tingkat
dilakukan untuk memisahkan yang pemeliharaan dan keahlian
ada masalah, periksa dan lakukan pelaksana harus mempunyai
perbaikan atau kompetensi yang tinggi.
pembetulan.umumnya tanpa
332
1. Pemelihaan Instalasi Kabel 1. Kaki segitiga
2. Helm
Pemeliharaan kabel tanah 3 Takel rantai
secara periodik sebenarnya tidak 4 Sepatu karet
diperlukan,tetapi karena kabel 5..pompa lumpur/air
tersebut berisi minyak sebagai 6. sarung tangan
isolasi maka tekanannya harus 7..generator
selalu dipantau.Pemasok minyak 8. masker
untuk mempertahankan sifat isolasi 9 .tangga aluminium/bambu
kabel tetap kondisi baik,maka 10 tabung oksigen
bergantung pada panjang rute 11 .blower
kabel,makin panjang instalasi 12 .baju tahan api
kabel, maka jumlah seksi pemasok 13 .batere/senter
minyak akan bertambah,misalnya
instalasi dengan satu seksi tekanan 3. Pelaksanaan Pemeriksaan
minyak,dua seksi dan tiga seksi.
Masing-masing seksi perlu Sebelum melakukan pekerjaan
diperiksa tekanannya setiap minggu pemeliharaan tekanan minyak,jika
untuk mengetahui kenaikan dan tangki berada didalam ruang bawah
atau penurunan masing-masing tanah maka yakinkan bahwa tidak
seksi tekanan ada gas didalam ruangan bawah
tanah.
2. Peralatan yang digunakan. 1.Bersihkan pcc(panel control
kabinet)
Untuk melaksanakan 2.Bersihkan manometer
pemeliharaan tekanan minyak 3.catat penunjukan manometer
diperlukan peralatan kerja sebagai a.setting
berikut: b.Alarem
c.tripping
a. Alat kerja dan Alat K3

4. Daftar pemeriksaan tekanan minyak


SKTT :
Joint /OTC :
UPT :

No Tangga Tekanan minyak Keterang


l an
1
2 R S T R S T
3
4
5

334
8.8. Spare Kabel maupun kegiatan rumah tangga,
contohnya terkena bor pembuatan
Kabel cadangan merupakan
arde telkom,bor sumur warga dan
material yang harus tersedia di
,terkena begho .
gudang .Umumnya material ini
Tujuan memelihara kabel
panjangnya kurang lebih 500 m dan
cadangan adalah untuk mengetahui
terpasang pada haspel serta
kondisi kesiapan kabel cadangan
dilengkapi dengan tangki tekanan
tersebut kapan diperlukan.
minyak . Besarnya tekanan tangki
tersebut antara 0,8 sampai 1,2 bar
1. Peralatan yang digunakan
dan dilengkapi dengan manometer
Peralatan kerja
Instalasi kabel tanah tegangan
Tidak diperlukan peralatan kerja
tinggi 70 kV maupun 150 kV
untuk memeriksa tekanan minyak
umumnya digunakan pada saluran
kabel cadangan.
transmisi tegangan tinggi didaerah
perkotaan. Jalur kabel untuk
2. Peralatan K3
menanam dan menggelar instalasi
malalui daerah pemukiman dan a. Helm
atau disisi jalan raya. Adanya b Sepatu tahan benturan
kegiatan pembangunan yang c. kaca mata
hampir berlangsuing tanpa d. Baterre senter
kordinasi membuat instalasi kabel e.Tangga aluminium panjang 3
tegangan tinggi tersebut terancam m
terkena gangguan. f. Jas hujan
Bedasarkan pengalaman
instalasi kabel sering mendapat
gangguan dari pekerjaan proyek

Daftar Hasil tekanan minyak kabel spare


Gudang /Upt : .
Bulan / tahun : ..

No Tanggal Merk/Type Penampang Tekanan Keterangan


/panjang (m) Minyak (bar)

8.9. Termination. yang tertanam di bawah tanah, atau


mengeluarkan konduktor yang
Sealing end atau terminasi
terpasang di dalam kompartemen
merupakan peralatan yang
GIS. Ada dua jenis sealing end
digunakan untuk mengeluarkan
pada instalasi kabel yaitu indoor
konduktor (inti kabel) dari kabel
335
sealing end dan outdoor sealing terminasi atau sealing end adalah
end. Perbedaan fisik yang nyata membersihkan porselin isolator.
antara kedua terminasi tersebut
a. Peralatan dan material yang
adalah pada bagian luar terminasi
digunakan
menggunakan porselen.
1.tool kit
Pemeliharaan terminasi adalah
2.lap kain yang tidak berserat
sebagai berikut:
3.sakapen
1. Kondisi bertegangan 4.alkohol 90 %
5.semen remover
Pada kondisi bertegangan
6.Sabun rumah tangga
pemeliharaan yang dilakukan
adalah memeriksa secara fisik 3. Cara Pelaksanaan pemeliharaan
bushing tersebut apakah kondisinya
Pemeliharaan bushing pada
normal atau ada gangguan.
waktu beroperasi yaitu pengecekan
2. Kondisi tidak bertegangan. secara fisik apakah kondisinya
baik,dan pada kondisi tidak
Pada waktu pemeliharaan
bertegangan ialah dengan cara
preventive bersamaan dengan
membersihkan permukaan bushing
pemeliharaan peralatan yang
menggunakan sabun rumah tangga
lain, maka yang dilakukan terhadap
atau sakapen.
4. Hasil Pemeliharaan out door termination
SKTT 70/150 kV : ..
Pelaksana :
UPT : ..
LOKASI GI :

No Tanggal Terminasi Bushing Fasa Keterangan


Kabel I Kabel II
R S T R S T

5. Hasil Pemeliharaan indoor termination


SKTT 70/150 kV : ..
Pelaksana :
UPT : ..
LOKASI GI :

No Tanggal Terminasi Bushing Fasa Keteranga


Tekanan minyak Kabel Tekanan Minyak Kabel n
I II
R S T R S T

8.10. Tank Chamber Umum


336
Instalasi kabel tanah tegangan
tinggi jenis menggunakan minyak 1. Peralatan kerja
dilengkapi dengan instalasi
Untuk melaksanakan pekerjaan
pemasok minyak yang berfungsi
pemeliharaan tangki minyak perlu
menjaga kondisi tekanan didalam
disediakan peralatan- peralatan
kabel selalu positip. Pemasok
sebagai berikut:
minyak menggunakan tangki-tangki
yang bertekanan, yang akan
a.Kaki tiga 3 ton
memberikan tekanan pada kondisi
b.Blower dan slang
kabel bebannya rendah dan tangki
c.Tangga aluminium panjang 3 m
juga berfungsi untuk menampung
d.Generator 5 kw
kelebihan tekanan pada waktu
e.Takel rantai
kabel tersebut dibebani .
f.Tool set
g.Pompa lumpur
Fungsi tangki minyak pada
instalasi kabel tegangan tinggi terisi
2. Peralatan K3
minyak sangat penting . Umumnya
pemasangan tangki berada
a.Baju tahan api
ruangan dibawah tanah,sehingga
b.Helm
seacara fisik tangki minyak berada
c.Oksigen
pada tempat yang lembab dan
d.Sepatu kerja
kemungkinan terendam air.Tangki
e.Obat-obatan
minyak ini tertentu
f. Senter
jumlahnya,bergantung pada profile
kabel,makin rendah kabel tersebut
ditanam,maka tangki minyak yang 3. Prosedur pemeliharaan
harus disediakan bertambah dan a. tangki diatas tanah
karakteristi- nyapun berbeda.Untuk b. lakukan pembersihan fisik tangki
menjaga peralatan ini bekerja dan karat
dengan baik dan andal serta terjaga c. Lakukan pengecatan(jika perlu)
kondisinya maka perlu dilakukan
pemeliharaannya. 4. Dibawah tanah
Baik yang dipasang diatas
maupun dibawah tanah harus a. Buka tutup ruangan tangki
selalu dilakukan pemeliharaannya, b. Pasang pompa air
namun untuk tangki yang dipasang c. Sedot air dalam ruangan tangki
dibawah tanah lebih sering d. Pasang blower dan
diperiksa khusunya pada musim kelengkapannya
hujan. Untuk melakukan e. Lakukan evakuasi ruangan
pemeliharaan tangki-tangki tersebut f. Petugas masuk ke ruangan
dapat dilakukan dengan kondisi tangki menggunakan peralatan
ionstalai dalam keadaan k3 lengkap
bertegangan yaitu dapat dipakai g. Membersihkan ruang dan tangki
tangki cadangan,untuk mengganti h. Mengecat tangki (jika perlu)
tangki yang dilakukan j. Mengganti tangki minyak (jika
pemeliharaan. perlu)
338
k. Membersihkan pipa-pipa minyak dari lumpur dan karat.

5. Hasil pemeliharaan

SKTT 70/150 kV :.
UPT : ..
UJT :
Pelaksana :.

NO. Tanggal TANK Type


A .. B H

8.11. Anti crossbonding,


Converting Pada kondisi kabel
bertegangan ,maka akan timbul
Anti corrosion covering tegangan induksi pada anti
merupakan perangkat srtuktur corrosion covering. Besarnya
kabel yang penting fungsinya, yaitu tegangan induksi pada ketiga kabel
sebagai pelindung karat susunan dengan susunan flat formation tidak
kabel dan sebagai jalan balik arus sama, yaitu kabel yang berada
gangguan ke tanah apabila terjadi ditengah akan lebih tinggi
kebocoran arus konduktor utama ke dibandingkan dua kabel sebelahnya
tanah. Logam yang digunakan ,maka pemasangannya dilakukan
untuk kebutuhan struktur susunan transposisi.
kabel tersebut adalah logam yang
sesuai,karena material tersebut Anticorrosion covering perlu
akan terkena medan magnet dan dilakukan pengujiannya ,karena
medan listrik jika kabel material ini sesuai fungsinya dalam
bertegangan. sistem crosbonding harus dalam
Penampangnya disesuaiakn kondisi selalu mengambang yaitu
dengan besarnya arus gangguan tidak terkena tanah dalam satu
satu fasa ke tanah sistem dimana major section. Untuk mengetahui
kabel tersebut dipasang. apakah material ini kondisinya baik
Pemasangan instalasi kabel tanah ,maka pengujian menggunakan HV
150 kV single coremenggunakan test dilakukan setiap 6 bulan,yaitu
sistem transposisi dan untuk mengetahui apakah sistem
crossbonding, yaitu sistem crossbonding yang digunakan
pemasangan instalasi kabel yang masih memenuhi syarat serta
diharapkan dapat menghilangkan instalasi dilakukan pengujian dalam
atau mengurangi rugi-rugi transmisi keadaan tidak bertegangan.
menggunakan kabel.

339
1. Peralatan yang digunakan Instalasi kondisi off (ditanahkan
sesuai kebutuhan)
Untuk melaksanakan pekerjaan
pengujian anticorrosion covering Pasang pagar pengaman antara
diperlukan peralatan peralatan lokasi yang diuji
sebgai berikut: Buka tutup crossbonding (kedua
a. Kaki tiga 3 ton boks yang diuji)
b. Blower dan slang
c. Tangga aluminium panjang 3 m (untuk boks pentanahan buka link
d. Generator 5 kw dan pentanahan,untuk boks
e. Takel rantai tahanan crosbonding, buka link dan
f. Tool set CCPU)
g. Pompa lumpur Pompa air keluar(jika ada)
h. Meger 5000 vOlt
i. Alat uji Hv test 0-30 kV,10 A Periksa tekanan N2
j. Alat uji tahanan tanah buka tutupnya boks crossbonding
pada dua sisi yang diuji
2 Peralatan K3
pasang pentanahan lokal jika perlu
a. Baju tahan api
buka pisau-pisau
b. Helm
crossbonding(r,s,t)
c. Oksigen
d. Sepatu kerja Lakukan uji per fasa (misal fasa R)
e. Obat-obatan
pasang Hv test
f. Senter
g. Tenda .kabel tegangan tinggi pada
h. tandu konduktor acc dan kabel yang lain
i. Masker ke tanah
j. Alat Pemadam Api
atur tegangan sampai 5 kV
3 Material catat arus bocornya
a. kain Majun .lakukan selama satu menit
b. Nitrogen (jika tidak dapat dilakukan
c. Anti karat pengujian berarti ada kebocoran ke
d. paking karet tanah)
e. kompon
f. gas LPG + blender Setelah selesai pasang link bar
g. Amplas (sebelum memasang tutupnya uji
Untuk melaksanakan pekerjaan dahulu CCPU seperti par 7)
pengujian peralatan ini,dapat
dilakukan satu sistem (major Pemeliharaan CCPU
section,Joint 0 sampai joint 3) dan Cable covering protection unit
jika tidak dapat dilakukan maka diuji (CCPU) adalah peralatan instalasi
seksi yang pendek (minor kabel menggunakan sistem
section,joint 0 sampai joint 1) cosbonding yang berfungsi
sebagai berikut: mengamankan selubung
339
logam(acc) dari tegangan lebih c.tangga aluminium panjang 3 m
akibat tegangan d.Generator 5 kw
surja.Pemasangannya didalam e.takel rantai
boks crossbonding bersamaan f.tool set
dengan link bar crossbonding. g.pompa lumpur
Masing masing fasa sebelum h.Megeer 5000 volt
selubung logam dihubungkan ke i.Alat uji Hv test 0-30 kV,10 A
tanah pada boks crosbonding 10.Alat uji tahanan tanah
terlebih dahulu dihubungkan
dengan 4 . Peralatan K3
a.Baju tahan api
CCPU. Karakteristik CCPU adalah
b.Helm
sejenis arrester yaitu menggunakan
c.Oksigen
prinsip tahanan tak linier, pada
d.sepatu kerja
kondisi tegangan normal maka
e.Obat-obatan
berfungsi sebgai isolator dan pada
f.gas LPG + blender
kondisi ada tegangan lebih surja
g.Amplas
atau sejenis maka bersifat sebagai
konduktor. 5. Metarial yang digunakan
a.kain Majun
3. Tujuan pemeliharaan
b.Nitrogen
Pemeliharaan CCPU c.Anti karat
dalakukan bersamaan dengan d.paking karet
pengujian acc karena kedua- e.kompon
duanya perlu memadamkan f.senter
instalasi.Kondisi CCPU yang baik g.Tenda
akan berfungsi mengamankan 8.tandu
kabel dari tekanan tegangan lebih
yang dapat merusak sistem 4.Cara pemeliharaan
crossbonding. Pemeliharaan CCPU
tidak hanya dilakukan pada waktu Bersamaan dengan pekerjaan
pemeliharaan kabel dilaksanakan pemeliharaan dan pengujian
namun perlu dilakukan anticorrosion covering (ACC)
pemeriksaan apabila instalasi kabel sebagai berikut:
mengalami gangguan yang berat. a. buka ccpu dari dudukannya
b. Lakukan pengujian per buah
(satu fasa)
c. lakukan pengukuran tahanan
isolasi dengan megger 1000 volt
a. Peralatan yang digunakan
antara koonduktor dengan
Untuk melaksanakan pekerjaan tanah
pengujian anticorrosion covering d. pasangkan HV test antara
diperlukan peralatan peralatan konduktor dengan tanah (ujung-
sebgai berikut: ujungnya)
a.Kaki tiga 3 ton e. atur tegangan dari 0 sampai
b.Blower dan slang 2 kV*
340
f. Catat arus bocornya g.Jika selesai pasang kembali.
* Ref kabel produksi china

VOLTAGE TEST
ONCORROSION COVERING AND CCPU

SKTT ( LINK) : .
Tanggal/Bln /Th : //.
Pelaksana/P.Jawab :
UPT :
A.Anti Corossion Covering
I.Tahanan Isolasi

Peralatan Merah Kuning Biru


( ( ) ( ( ) ( ( )
MEGGER
Merk :

IITegangan tinggi ( 5 kV DC)

Peralatan Merah Kuning Biru Keterangan


(mA) (mA) (mA)
BICCO Test 103

B .Uji CCPU
1. Uji Tegangan Tinggi
Tegangan Fasa 3,5 kV* 6 kV* Keterangan
uji dan arus R *)
(mA) S
T

Harga yang I<0,1 I>1


diharapkan
(mA)
*) Periksa manual book Kabel

2.MEGGER CCPU 1000 Volt


Isolasi CCPU harus lebih besar 10 M

Peralatan FASA R (M) FASA S (M) FASA T (M)

Megger

341
1000Volt

* Ref.kabel STK

8.12. Cara Memeriksa Tekanan angka yang ditunjukan sebagai


Minyak Dengan Manometer tekanan yang sebenarnya dari
minyak kabel. Gambar 8.2(c).
8.12.1.Manometer biasa dengan teknologi maka manometer
ini dilengkapi dengan saklar yang
Manometer biasa adalah difungsikan sebagai alat pemutus
tabung yang dipasangkan pada atau penyambung arus dan
suatu bejana, pipa atau kanal untuk dihubungkan dengan indicator atau
mengukur tekanan. Persamaan rele proteksi sehingga manometer
hydrostatic digunakan untuk akan berbungsi sebagai alat Bantu
menentukan tekanannya. Sehingga untuk mengindikasikan tekanan
dari manometer ini dapat diketahui alarm dan trip atau tekanan
besarnya tekanan bahkan dapat berlebih.
digunakan untuk mengetahui
tekanan dari benda cair yang Nilai absolute adalah
mengalir. penunjukan atau nilai tekanan yang
Untuk menjamin terhadap berbasis pada tekanan nol bar,
pembacaan tekanan karena pada umumnya manometer
akselerasi/percepatan pada menunjukan nilainya berdasarkan
manometer diperlukan suatu tabung tekanan udara 1 bar sebagai
yang pada didingnya diberi skala tekanan atsmosfer.
dan angka yang terpasang secara
parallel dengan garis aliran dan 8.12.2. Manometer
tidak terganggu pada saat
pembukaan. Jika manometer berisi Manometer Vacuun adalah
cairan pada suatu bejana manometer yang dapat
berhubungan seperti pada gambar menunujukan kevacuuman suatu
8.1(d). sehingga diperlukan bejana ruangan yang secara absolute
yang cukup panjang(tinggi) jika (referensinya 0 bars) berarti vakum
tekanannya tinggi maka dibuat disini adalah nilai tekanan ruang
suatu manometer dengan bentuk dibawah nilai 1 bar dari tekanan
khusus dilengkapi jarum penunjuk atsmosfer. Satuan nya seperseribu
yang bebas bergerak sesuai bar atau millibars. Walaupun tidak
dengan tekanan dari benda cair ada ruang hampa yang mutlak
yang diukur. kosong/hampa atau vacuum.
Tekanan minyak ditunjukan
nilainya oleh jarum pada Tujuan mevacuum suatu
manometer yang mempunyai peralatan seperti kabel TT, trafo
prinsip kerja berdasarkan tekanan dan alat-alat lain adalah untuk
minyak dan pegas yang porosnya mengupayakan setelah kondisi
dipasangkan jarum penunjuk, vacuum atau kondisi tidak ada
dimana pada kondisi seimbang benda asing berada didalam ruang

342
tsb sehingga pada saat diisi dengan terjebak yang sering berakibat
minyak atau gas isolasi (sf6) akan panas dan terjadi flash
dapat mengisi ruang-ruang hingga over/gangguan yang cukup fatal
terkecil maka didapat pengisian serta kerusakan breakdown isolasi
yang baik tanpa ada ruang yang peralatan.
berisi udara atau terdapat udara

p = wh
pa p kPa
hb hb = v
w w
Pa

m
o
n
w=berat jenis. Valve
(a)
(c)

h
c hm
c
c hp
l l
r

pl = w p h p + pc
p c = wh c
Gambar 8.1. dasar manometer (d)
(b)

343
Gambar 8.2. dasar Manometer tekanan minyak

8.12.3. Pemeliharaan Pilot Kabel berubah,sehingga akan


dan Manometer mempengaruhi kinerja proteksi.
Agar perubahan nilai tahanan dan
Pada instalasi kabel tanah tahanan isolasi kabel pilot dapat
tegangan tinggi selain kabel power diketahui maka kabel tersebut perlu
yang tertanam dibawah tanah ,juga dilakukan pengukuran dan
memerlukan kabel lain dalam satu pengujian dengan waktu tertentu.
saluran,yaitu kabel pilot. Kabel pilot
merupakan instalasi yang 1. Peralatan kerja dan K3
digunakan sebagai kabel-kabel
Untuk memelihara kabel pilot
pengaman yaitu : kabel 7 pair untuk
diperlukan peralatan sebagai
mengamankan tekanan minyak baik
berikut:
tekanan yang memberikan alrem
a Meger 0 sampai 5000 Volt
maupun mentripkan kabel,kabel 19
b. Meger 0 sampai 1000 Volt
pair merupakan kabel penghubung
c. Pompa air
pengaman kabel terhadap
d. Pompa Lumpur
gangguan listrik yaitu sebagai
e. Alat kaki tiga
pemasok power ke proteksi
f. Takel rantai
diferential kabel dan kabel 28 pair
digunakan sebagai fasilitas untuk 2. Material
komunikasi data dan suara. Kabel
a. Contact cleaner
tersebut tertanam dekat dengan
b. anti karat
kabel power sehingga
memungkinkan terkena induksi c. Majun Pembersih
,untuk itu memerlukan desain yang
khusus. Desain khusus dimaksud 3. Cara Pemeliharaan Manometer
adalah kabel pilot dilengkapi
dengan isolasi yang mampu Manometer sebagai pengindera
terhadap tegangan tinggi lebih dari tekanan minyak sepanjang waktu
15 kV. harus mempunyai kinerja yang
benar, karena ketidakakuratan
Kabel pilot secara khusus tidak manometer dapat menyebabkan
memerlukan pemeliharaan, namun salah kerja yang mengakibatkan
dengan adanya perubahan akibat kerugian atau dapat mengurangi
umur dan lokasi sekitar ,sehingga keandalan sistem operasi kabel
kabel pilot perlu dilakukan tanah tegangan tinggi.
pemeliharaan. Sebagai contoh Manometer dimaksud
bahwa nilai dari tahanan konduktor mempunyai jarum penunjuk yang
berfungsi menjalankan alarem

345
(tingkat 1) dan tripping (tingkat 2). manometer tidak berfungsi dengan
Kedua posisi jarum tersebut harus baik yang menyebabkan gangguan
akurat penunjukkannya,karena dan kerusakkan kabel.
berkaitan dengan naik dan turunnya
tekanan minyak sepanjang kabel. 8.12.4.Pemelihharaan yang
Tekanan Minyak akan dilakukan pada
mengembang pada saat beban manometer adalah :
kabel tinggi dan akan turun pada
waktu beban turun /rendah atau Pengujian terhadap kinerja
suhu luar rendah. jarum penunjuk
Jarum yang lain adalah jarum Pengujian setting tekanan
berwarna merah,yang berfungsi normal
untuk mengetahui tekanan tertitnggi Pengujian terhadap setting
yang pernah dicapai sepanjang tekanan alalrem
operasi kabel. Dari pengalaman Pengujian setting tripout
dilapangan diketahui beberapa

Hasil pemeliharaan Manometer

SKTT 70/150 kV : :.
UPT : ..
UJT :
Pelaksana :.

Tekanan(bar, Manometer fasa Keterangan


No Tanggal Kpa,Kg/cm/,p R S T R S T *)
si,mmbar)
Normal
Alarem
Tripping
Tertingggi
pernah
dicapai

1. Pilot Kabel. control cabinet yang ada didalan


underground tank chamber maupun
Seperti kabel instalasi yang
yang ada di sunshilled tank atau
lain,apalagi kabel pilot tertanam
panel kontrol. Semua terminal klem
dengan kedalaman kurang lebih 2,5
tersebut mempunyai resiko
meter dibawah tanah dengan suhu
kelembaban atau bersentuhan
tanah yang panas maka akan
/berhubungan dengan peralatan
terpengaruh oleh kondisi
yang lain yang dapat menyebabkan
lingkungan disekitarnya. Khususnya
kondisi isolasi kabel pilot menurun
pada terminal kabel pada panel
atau nol sama sekali. Untuk
mmengetahui perubahan kinerja
346
kabel pilot harus dilakukan pengukuran-pengukurannya.

2. HASIL PEMELIHARAAN KABEL PILOT

SKTT 70/150 kV :..


UPT : ..
UJT :
Pelaksana :.

1. Kabel pilot 7 pair


Cable pair Keterangan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 *)
No Tanggal Karakteristi
k
1. Tahanan
isolasi
2.Tahanan
DC

*) Menggunakan meger 5000V


2.Kabel pilot 19 pair
No Tanggal Karakteristik Cable pair
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahanan
isolasi
Tahanan DC

31
3.Kabel pilot 28 pair

No Tanggal Karakte- Cable pair


ristik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 1
1 2 3 4
Tahanan
isolasi
Tahanan
DC

8.13. Penggelaran kabel diperlihatkan pada kertas lampiran


no. 2272/78/A
8.13.1. Penggelaran kabel Belokan ditempatkan terutama
Penarikan dengan mesin pada salah satu ujung sambungan
Winch yang pada umumnya dapat dipilh
pada waktu penempatan cable
Penarikan kabel yang biasa drums pada ujung, ini
dilaksanakan dimaksud adalah dimaksudkan melewati daerah
menggunakan tenaga mesin Winch belokan2 ini dengan pengurangan
(mesin bensin atau motor listrik) peregangan langsung.
dengan menempatkan roler kabel Cable Drum ini dapat diatur di
sepanjang rute dengan jarak antara dua sisi arah secara bertahap dan
2+3 M pada porsi kelurusan dengan berlanjut. Kekencangan penerikan
titik belok max 0,4 m harus secara terus menerus
Pembuatan belokan biasa dikontrol dengan menggunakan
dilakukan dengan menyesuaikan sebuah dynamometer. Karena
roler yang umum yang diatur baik kekencangan ini ditimbulkan oleh
secara horizontal maupun vertikal konduktor kabel, dimana mata(titik)
(sesuai kebutuhan); secara teknik tarikan dikaitkan
adalah penyelesaian yang lebih
andal, karena dapat menekan hal ini kadang kadang dapat
keregangan langsung antara kabel menjadi gangguan terhadap
dan rolernya , bisa didapatkan komponen kabel yang lain
dengan menggunakan struktur yang sebagaimana terlihat pada tabel
(mengidikasikan keregangan
347
maksimum yang diizikan untuk panjangnya dua kali lipat terhadap
bebagai kmponen kabel). rute yang dikehendaki.
Dari semua kasus antara
titik(mata) tarikan kabel dan
tambang(tali) penarikan, harus
digunakan sebuah alat kusus yang 2. Peralatan gelar.
bernama swivel, alat ini
mempunya fungsi ganda dapat Peralatan gelar yang
meringankan kenaikan torsi tarikan diperlukan dalam penarikan kawat
tambang dan memudahkan dalam adalah katrol, meter dll
meliwati roler rolel.
Pada rute yang penggelaran 8.14. Regangan maksimum yang
berbelok belok dan penghitungan diizinkan pada kabel.
regangan tarikan mungkin melebihi
angka reganganya ini diindikasikan 8.14.1. Porsi Lurus
pada poin 3.0 berikut yang perlu
diikuti, kemudian ini perlu juga Ini adalah aturan yg baik dalam
untuk mengikuti sistem penarikan menggunakan regangan tarikan
alternative yang lain dan disini untuk konduktor, dimana secara
akan diuraikan umum adalah bagian yg paling
rawan. Dia kadang baik dan cocok
8.13.2. Penarikan dengan roler untuk menggunakan ukuran
bertenaga. keregangan dan componen kabel
lainnya.
Ini bisa jadi mengadopsi kedua
bagian bagian yang diandalkan 8.14.2. Tarikan ujung, dengan
dengan tujuan menekan regangan mata tarikan diikatkan
tarikan mesin Winch, dan sebagai pada konduktor
bagian andalan, apabila diatur
sesuai dengan keadaan parit - Kabel pole tunggal tembaga
(galian) 6 kg/mm2 Cu . section
- Alminium 3 kg/mm2 Al. section
1. Metoda ikat berlanjut - Kabel tiga pole tembaga
5 kg/mm2 total Cu section
Regangan tarikan yg - Alminium 3 kg/mm2 total Al
diakibatkan oleh sebuah tambang section
baja dimana kabel diikatkan pada nilai peregangan ini adalah sesuai
jarak 2 m tali penarik yang dibuat untuk koduktor berpenguat, pada
supaya kabel bergerak. conductor berpenguat
Hal ini perlu untuk dimungkinkan menerima
mempersiapkan tambang yang regangan yg lebih tinggi (14 kg/
sesuai dengan belokan belokan mm2 Cu. dan 8 kg/mm2 untuk Al.)
dan jalan-jalan raya persimpangan. 8.14.3.Tarikan ujung dengan
Dengan tujuan untuk melaksanakan mata tarik diikatkan pada
tipe ini , gelaran tambang Armouring.

349
Tarikan ujung dengan mata tarik
diikatkan pada Armouring dilakukan
pada kawat tipe kawat lempengan
baja 8 kg/mm2 total section dari 3. Belokan2 dengan penyangga
amouring tsb. bersambung ( peluncur dan
pipa2)
1.Ujung tarikan dengan bungkus
baja Tekanan paksa antara kabel
dengan permukaan penyangga
- digunakan tarikan ujung tidak boleh melebihi :
dengan pembungkus baja pada - Kabel bungkus alminium :
kabel berbungkus almn.: 3 2000 kg/m
kg/mm2 sheat section - kabel berlead sheath :
- digunakan pada kabel ber lead 500 kg/m
sheathed : 1 kg/mm2 sheath - Kabel tanpa pembungkus metal:
section 400 kg/m

1. Porsi belok 8.15. Perhitungan Daya Tarik


Horizontal)
Aturan umum radius belok tidak
boleh lebih kecil dari 30 kali dari 1. Porsi lurus
lingkaran luar kabel
Daya tariknya adalah:
F = l . p . f ( kg )
2. Belokan dilengkapi dengan
Dimana:
roler. Tekanan paksa antara
F = regangan tarik
kabel dengan roler tak boleh
l = panjang gelaran porsi lurus
melebihi:
p = berat kabel per meter
Kabel bebungkus almn. : f = koifisien gesek ( ab. 0.1 )
200 kg
Kabel ber lead sheathed : 2. Porsi belok
50 kg
Kabel tanpa bunkus metal : Dengan rumus berikut ini kita
50 kg bisa melakukan evaluasi panjang
Tekanan paksa harus dihitung rute lefel equifalen dengan
dengan rumus berikut: sempurna, bersamaan dengan
krtegangan tarikan yang sama yang
T .d akan terjadi, apabila penggelaran
F0 = (kg ) menggunakan roler :
R
Dimana :
R
F0 = tekanan paksa antara kabel L2 = L1 . cos hk + V1 + sin hk
dan roler (m) k L .1
T = kekencangan tarik setelah
belokan (m) dimana :
R = Radius belok kabel (m) L1 = panjang equifalen inlet
d = Jarak antar roler(m) K = koifisien gesek ( ab. O.1 )
350
= sudut belok ( radiant ) Yang mana arti simbol2 telah kita
L 2 = panjang equifalen outlet ketahui.
panjang equifalen dikalikan
dengan berat kabel dan koifisien 3. Gelaran Didalam Saluran Atau
gesek, dengan cara ini besar Pipa
tarikan setelah belokan dapat
didapat. Permukaan pipa/saluran harus
Hal ini perlu lebih jauh untuk halus/licin tanpa bendolan.
menentukan jumlah roler yang Karena alasan ini maka plastic
dihitung yang ada, dengan tujuan saluran/pipa tadi harus dipilih.
untuk menghindari tekanan kabel Bagaimanapun juga kita berikan
terhadap roler melebihi nilai yang koifisien gesek yang berbeda untuk
terindikasi. ; rumus hitungan tipe permukaan pipa- saluran.
sebagai berikut ;

Ft = L2 . p . f (kg)
Tabel 8.11. Bahan pipa saluran
Bahan pipa saluran gesek Pembungkus luar kabel Koifisien
PVC Lead 0,25
PVC Polyethylene 0,25
Asbestos- cement Lead 0,45
Asbestos- cement Polyethylene 0,33
Beton Jute 0,80
Beton Lead 0,50
Beton Polyethylene 0,40

Untuk menurunkan koifisien Radius belokan pipa harus


gesek bisa digunakan pelumas, tidak pernah lebih kecil dari 40 kali
seperti : diameter lingkaran luar kabel.
- Air dengan bubuk grafit
- Sabun bubuk dengan air dan grafit 4.Porsi lurus
Dengan pelumasan seperti ini
Regangan tarik adala :
penurunan koifisien gesek sampai
F = l . p . f ( kg )
30% dapat dicapai . Diameter
Dimana simbol2 mempunyai arti
dalam dari pipa saluran harus
yang sama dengan rumus pada
paling tidak 1,5 kali dari diameter
luar cabel. Aturan yang baik adalah
hanya diizinkan 1 kabel didalam 1 5, Porsi belok
saluran . Radius belok yang Regangan tarik setelah belokan
diizinkan untuk pipa/saluran dievaluasi kurang lebih seperti
tergantung pada jumlah posisi rumus berikut:
belokan sepanjang rute dan
peregangan bertahap terjadi antara F2 = F1 . e f ( kg)
kabel dan pipa saluran Dimana:
F1 = kuat tarik pada
inlet(masuk)
351
f = koifisien gesek Jadi belokan2 dipertimbangkan
= sudut perubahan arah sebagai titik2 perubahan
(dalam radius) kecenderungan; krena alasan
Setelah itu perlu dicek bahwa inilah panjangnya dari porsi lurus
regangan bertabah dalam batas antara dua belokan harus
maksimum. Apa bila kasusnya diperpanjang sesuai dengan dua
berlawanan hal ini perlu sisi panjangnya terhadap
membesarkan radius belokan. belokannya.
Perhitungan kuat tarik pada posisi miring .

P sin h
P cos
P

Gambar 8.2 Kuat tarik pada posisi miring .


Dimana :
F1 = l . p . f . cos 1 . p . h

l = panjang porsi pada posisi miring


p = berat kabel per meter
f = koifisien gesek
h = perbedaan level
= sebagai fungsi arah tarikan
apabila sudut kecil, cos = 1, kemudian

F1 = l . p . f p . h ( kg )

352
8.16. Peralatan Pergelaran .
Peralatan pergelaran dapat dilihat pada table 8.12.
Tabel 8.12 Peralatan pergelaran
Jumlah Uraian keterangan

1 Kawat penarik winch 10 H.P Kecepatan tarik 17 dan 23


meter/menit
Kekuatan 3000 kg
1 Dram besi tambang baja JUMLAH ISI 15 m3

1 Frame untuk said winch Jumlah berat 5.5000 kg

1 Pasang trestles penyangga dram

300 Pasang trestless lengkap (shaft


dan hidrolik) jack untuk
mengangkat dram dengan
kemampuan diatas 20 ton

1 Dinamometer 3 ton dan


timbangan

2 Roler kabel

3 Claher roler swivel

1 Gripn (pemegang) penarik


pasang walkie - talkie Jackj
pengangkat

8.17. Jadwal Pemeliharan Saluran kabel Tegangan tinggi .


Jadwal Pemeliharan Saluran kabel Tegangan tinggi seperti table 8.13.

Tabel 8.13. Jadwal Pemeliharan Saluran kabel Tegangan tinggi .

NO Nama Alat Pemeliharaan Periode


1 Kabel minyak - tekanan minyak 1 minggu
Kabel minyak - tekanan minyak
2 1 minggu
cadangan
Terminal Sealing - Visual inspeksi
3 3 bulan
End
- pembersihan isolator 1 tahun
4 Tank Chamber - Visual inspeksi 3 bulan
353
- pembersihan dan
1 tahun
pengecatan
Sistem - HV DC test pada
5 6 bulan
crossbonding pelindung anti korosi
- HV DC Test pada
6 bulan
CCPU
- Pembersihan
1 tahun
crossbonding
Sistem Alarm - pemeriksaan lampu
6 indicator pada panal 1 minggu
kontrol
- pemeriksaan kontak 6 bulan
signal dari manometer

8.18. Kebocoran Minyak


Bila alarm tentang kebocoran minyak terjadi maka proses
penanggulangan dapat dilakukan seperti flowchart dibawah ini :

354
start

Alarm terjadi dan


diketahui operator

Catatan tekanan
sebelumnya

Periksa dan analisa


besarnya perubahan
tekanan minyak.

Perubahan tekanan
minyak tidak dapat Jika perubahan
diperiksa/dianalisa tekanan minyak sangat
dalam periode besar atau tekanan
beberapa jam minyak sudah menuju
ke trip (switch out).

Kebocoran minyak kecil


jika perubahan tekanan < Kebocoran minyak
1.00 kPa/hari besar.
Jika perubahan tekanan

Gambar alir 8.3 : langkah bila terjadi kebocoran minyak kabel

kebocoran minyak kecil jika 1. Kebocoran Kecil.


perbedaan tekanan pada ketiga
fasa pada seksi yang sama. Tindak lanjut yang lebih detail
Pemeriksaan dimulai jika diperlukan untuk setiap terjadi
perbedaan tekanannya adalah 30 kebocoran yang dijelaskan sebagai
kPa. berikut :
Nilai perubahan tekanan dinyatakan 2. Kebocoran minyak kecil.
medium jika kebocoran minyaknya
Bila terjadi kebocoran minyak kecil
mengakibatkan tekanan berubah
dari pengalaman disebabkan
antara 1.0 kPa/hari <P<10.0
karena paking, konektor dan pada
kPa/hari.
355
saat pembersihan permukaan kabel diketahui lokasi kebocorannya.
dengan benda tajam. Tekanan minyak selalu di catat
Tindakan yang paling penting dan setiap jam sampai perbaikan
segera tidak diperlukan, hasil selesai.
pemantauan selama satu minggu
baru dilakukan tindakan jika sudah
3. Bagan Alir tindakan untuk kebocoran kecil :

Kebocoran minyak kecil jika


perubahan tekanan < 1.00
kPa/hari

Apakah
kebocoran
diantara katup
pd panel dan

Sambungan sementara untuk Sambungan sementara


pasokan minyak. untuk pasokan minyak.

Dilokalisir dan perbaikan perbaikan kebocoran. Reset


kebocoran. Reset rangkaian minyak.
rangkaian minyak.

Gambar alir 8.4 : langkah awal bila terjadi kebocoran minyak kabel
4. Kebocoran Besar.
Pada masalah ini penyebab utama kejadian ini harus diketahui terutama
penyebab kerusakan dari luar (eksternal). Kecepatan tindakan sangat
diperlukan untuk itu dapat dilakukan tindakan sesuai bagan alir dibawah ini :

bagan alir kebocoran besar

356
Kebocoran minyak besar.
Jika perubahan tekanan >
10.00 kPa/hari

Apakah kebocoran
minyak diantara pipa
pemasok minyak antara
tangki bertekanan dan
katup serta manometer
pada panel ?
Apakah Apakah
tekanan tekanan
minyak minyak
dibawah dibawah
level level
alarm ?

Apakah Kabel
Kabel
kabel operasi
operasi Apakah
harus kabel
harus

Diproses
dengan Diproses dengan
operasi katup A
Cari lokasi

Lanjutkan
pasokan minyak
Pencegahan kebocoran
Pencegahan sementara
kebocoran
sementara

357
1

Perbaikan permanen atau mengganti


kabel yang rusak atau accesories
kabelnya

Mengembalikan setting pengaman dari


sistem minyak.

Pengoperasian kembali kabel

selesai

Gambar alir 8.5 : langkah bila terjadi kebocoran minyak kabel


cukup besar

5. Memperbaiki kabel minyak yang bocor.


Setelah diketemukan lokasi kebocoran maka segera dilakukan perbaikan
dengan urutan sbb :

Perbaikan
Lokasi kebocoran minyak Perbaikan sementara
permanen
Sealing end pada Gas
a. Flange tembaga bagian Periksa kekencangan baut- Ganti gasketnya
bawah tabung bautnya
b. kebocoran pada Dengan menggunakan Instalasi
permukaan kabel palu untuk memukul kembali.
permukaan sehingga
menutup kebocoran tsb
Melapisi permukaan
dengan plastik tape.
c. Konektor pipa pemasok Periksa kekencangan baut- Instalasi
minyak. bautnya kembali.
d. isolator penghubung Periksa kekencangan baut- Ganti isolator
bautnya penghubung

358
dengan yang
baru.
Tangki tekanan.
a. Katup. Bungkus dengan isolasi Ganti katupnya
/plastik tape
b. Konektor Periksa kekencangan baut- Instalasi
bautnya kembali.
Pipa pemasok minyak
a. Konektor Periksa kekencangan baut- Ganti dgn yg
bautnya baru atau
Instalasi kembali
Kabel Tenaga
a. Pelindung kabel (lead Dengan menggunakan Ganti bagian
sheath) palu untuk memukul kabel yang
permukaan sehingga bocor.
menutup kebocoran tsb
Melapisi permukaan
dengan plastik tape.

Yang paling penting untuk 2. Pipa penghubung untuk


perbaikan kabel dan alat bantunya pengeluaran minyak dari tangki
(accesories) adalah tekanan yang dihubungkan dengan chek
agak sedikit rendah dari pada conector yang ditempatkan
tekanan normal dan dipertahankan pada meter tekanan dan valve
setiap saat sebagai usaha untuk panel.
menjaga agar kandungan udara 3. Katup no 4 dibuka.
yang lembab masuk kedalam 4. Alrian minyak tekanan tinggi dari
sistem kabel. tangki akan terlihat pada meter
dan valvepanel sehingga
6. Tindakan yang dilakukan untuk penunjukan meter tekanan
minyak dengan tekanan tinggi. berada dibawah batas dari
tekanan minyak tertinggi yang
Prosedure pada kejadian perbolehkan.
gangguan minyak dengan tekanan 5. perbaikan sehingga rangkaian
tinggi sangat diperlukan karena menjadi seperti semula.
tekanan minyak maka ke hati-hatian
dan konsentrasi pada masalah
sangat diperlukan. Adapun 8.19. Gangguan kabel pada
prosedurenya adalah sbb : lapisan pelindung P.E.
Pengoperqasian katup(valve). oversheath.
Sebagai contoh adalah minyak
tekanan tinggi pada salah satu 8.19.1. Methoda mencari lokasi
phasa maka : gangguan pada lapisan
1. Katup no 4 harus selalu tertutup pelindung kabel.
dengan baik.

359
Sebagai hasil pemeriksaan mana sebenarnya awal dari
rutine pada lapisan pelindung kabel sederhana ini berkembang menjadi
diketahui terjadi kerusakan lapisan seperti kondisi sekarang.
pelindung kabel maka perlu
ditindaklanjuti dengan mencari 8.19.2. Methoda Murray.
lokasi kerusakan lapisan pelindung Methoda ini diketemukan oleh
kabel. Jhon Murray yang berprinsip dari
Untuk mengatasi kerusakan cara pengukuran tahanan dengan
lapisan pelindung perlu mencari methoda jembatan Weatstone.
lokasi untuk itu diperlukan Prinsip kerjanya dengan
pengukuran, sehingga kabel menghubungkan salah satu ujung
tersebut harus tidak dioperasikan kabel antara konduktornya dan
(bebas Tegangan). Digunkan lapisan pelindung dan diujung yang
bermacam macam metoda untuk lain dipasangkan sumber tegangan
mencari lokasi keruskan lapisan DC lengkap dengan saklarnya dan
pelindung dari yang sederhana tahanan geser yang center tapnya
hingga yang paling modern dan disambungkan ke galvanometer.
cukup canggih. Disini akan
dijelaskan cara sederhana yang

L
R1

R2 G

Gambar 8.6 : mencari lokasi kerusakan PE oversheath dgn jembatan Murray

Jika galvanometer menunjuk R 2 L X


angka nol setelah mengatur posisi
1
=
R X
center tap pada tahanan geser 2

maka akan diperoleh persamaan


seperti rumus pada sistem R 2 .2 L
jembatan Weatstone : X =
R1 + R 2

360
dimana ; R1 dan R2 = tahanan lokasi gangguan pada lapisan
geser diantara c pelindung kabel.
L = panjang kabel ( 2L karena
rangkaian tertutup). 1. Cara pengukuran.
X = Jarak lokasi kerusakan dari
a. Mengisolasi kabel gangguan
titik ukur.
dengan cara melepas plat
penghubung diantara kedua sisi
Tahanan geser mempunyai
pada links boxes.
tingkat dari 0 100, yang akan
b. Hubungkan alat ukur jembatan
dibaca dan menjadi acuan
Murray ke terminal dari lead
perhitungan prosentase jarak untuk
sheath dari kabel yang rusak.
menentukan jarak dari titik ukur ke
Seperti gambar dibawah ini .

6 atau 12 Volt
(aki mobil)

sheath

G
+ -
E

Gambar 8.7 : mencari lokasi kerusakan PE oversheath dgn jembatan Murray

Sambungkan kabel pelindung sistem Murrsay seperti pada


(PE oversheaths) pada terminal gambar.
+ dan konduktor utama Nyalakan alat dengan menekan
disambungkan pada terminal saklar on dan biarkan beberapa
pada alat ukur Murray. menit untuk pemanasan alat.
Hubungkan batere sehingga Masukan saklar S dari batere
menjadi rangkaian tertutup eksternal dan atur nilai R1 dan

361
R2 sehingga galvanometer didalam diluar permukaan tanah
menunjuk nilai 0. Dan akan yang disebabkan oleh mengalirnya
diperoleh prosentasi jarak arus ke dalam dan keluar dari titik
lapisan pelindung kabel yang gangguan, arus yang secara tiba-
mengalami kerusakan. tiba menjadi besar atau maksimum
maka arus sebagai indikasi yang
c. Mendeteksi lokasi gangguan PE berupa arah jarum dan besarnya
oversheath di kabel dengan tegangan (polarity) dan menjadi
sistem elektrode. petunjuk perbedaan (arah dari arus
bocor) arus DC antara konduktor
dan lapisan pelindung dan dari
tanah. Perbedaan potensial tsb
diatas terjadi diatas permukaan
jalur kabel sehingga dengan
menggunakan voltmeter atau
galvanometer yang dilengkapi
dengan elektrode sebagai
2. Prinsip kerja penghantar dan pendeteksi lokasi
gangguan.
Metode ini menggunakan sifat
karakteristik dari potensial listrik

362
Galvanometer atau voltmeter

elektrode

Electric potential

Power source
Immediately above
Electric difference
the fault point

Gambar 8.8 : mencari lokasi kerusakan PE


c. metoda pengukuran. Tentukan arah arus dilihat dari
arah penunjukan jarum dari
Kabel yang gangguan diisolir voltmeter atau galvanometer
dengan cara melepas plat sehingga dapat diketahui lokasi
penghubung diantara kedua gangguan. (ketika tegangan
ujung link boxes. sumber DC + tersambung pada
Sambungkan sumber DC salah satu elektrode dan pointer
(generator DC tegangan tinggi) pada galvanometer akan membuat
ke terminal pada link boxes arah penyimpangan semakin besar
yang tersambung dengan berarti sudah dekat dengan lokasi
lapisan pelindung (leadsheath) gangguan dan akan berbalik jika
dari kabel yang gangguan. lokasi gangguan terlewati).
Alirkan arus DC dengan bentuk Persempit electrode pada
pulsa ke kabel yang gangguan. lokasi dimana penyimpangan
Masukan batang elektroda jarum paling besar.
diatas permukaan tanah
dimana kabel yang gangguan.
363
kabel

DC
POWER
SUPPLA - G G G G

+
diketanahkan
Lokasi ggangguan

Gambar 8.9. Metoda pengukuran


Penyimpangan jarum
Penyimpangan berbalik

G G G G

Lokasi
PVC/ PE sheath

Lead sheath

Batere (DC /pulse)

Pembacaan
sisi l t

+
_
Gambar 8.10. Metoda pengukuran

364
d. Memperbaiki P.E. oversheath pada kabel.

Jika P.E. oversheath pada kabel mengalami kerusakan, dan telah dibuktikan
maka prioritas selanjutnya adalah perbaikan. Setelah diperbaiki maka untuk
membuktikan bahwa kabel sudah layak dioperasikan maka perlu dilakukan
pengujian-pengujian untuk menjamin bahwa kabel laik untuk dioperasikan.
aminannya adalah hasil pekerjaan yang benar yaitu langkah2 perbaikan yang
baik dan benar seperti berikut :.

Kerusakan pada P.E.


over sheath dari
suatu kabel.

X
A

Pelapisan pelindung
dengan resin / glass
tape atau heat
shrinkcabel tube.

X
B

Anti corrosion tape


( polyethylene) P.E.
Adhesive tape.
X

Adhesive tape
Water proof tape.

D
Gambar 8.11. Metoda pengukuran

365
Metoda perbaikan P.E. & PVC over- 1.Case A : Kerusakan
sheath. diperkiraan tidak dari
3.1. pertama bagian yang rusak luar kabel.
pada P.E atau PVC over
sheath berupa serabut kawat Pada kasus ini kabel harus
atau sejenis tape yang dipadamkan segera (tidak
berserabut dibersihkan. dioperasikan).
3.2. bersihkan dengan sikat dan Lakukan pemeriksaan sebagai
bersihkan seluruh permukaan. berikut :
3.3. lakukan separuh () dari a. Perubahan yang terjadi pada
lapisan epoxy resin dan glass bentuk lead sheath.
tape. b. Kerusakan pada screen/lapisan
3.4. gunakan pelindung dari pelindung.
heatshrink tube atau PVC c. Kerusakan pada isolasi kabel.
adhesive tape dan lapis anti d. Air didalam kabel.
corrosive tape (polyethylene). e. Benda asing yang
3.5. gunakan dua lapis dari mengakibatkan kontaminasi.
water-proof tape dan dua lap f. Gas yang sudah terkontaminasi
lapisan P.E dan PVC adhesive pada kabel.
tape. Berdasarkan penjelasan
tersebut diatas ketentuan yang
8.20. Memperbaiki kerusakan harus dilakukan dapat diputuskan.
Kabel (kerusakan Jika kabel dengan kondisi
eksternal). dapat diperbaiki maka perbaikan
sesuai dengan kondisinya, tetapi
8.20.1.Memperbaiki kerusakan jika tidak dapat maka kabel baru
lead sheath kabel. digunakan untuk menyambung
yang rusak.
Perbaikan dapat dilaksanakan
jika telah diketemukan lokasi 2. Case B:
kerusakan pada sheath dan
dilakukan setelah memenuhi. Terdapat lubang atau keretakan
petunjuk yang dijelaskan dibawah pada lead sheath. Setelah
ini. penggalian tanah diatas kabel
Kabel harus bebas tegangan. selesai maka P.E over sheath dan
Case A : Kerusakan serat pelindung maka perbaikan
diperkiraan tidak dari luar dapat dilaksanakan dengan
kabel. langkah-langkah sbb :.
Case B : Terdapat lubang a. Jika kondisi terjadi kebocoran
atau keretakan pada lead kecil karena tertusuk benda
sheath. runcing atau karena retak kecil
maka.
1). Sumbat lubang bocor dan
dengan menggunakan palu
serta pemukulan yang tidak
terlalu keras sehingga lubang
366
tertutup. Sama caranya untuk glass diatas semua permukaan
menutup keretakan digunakan lapisan tahan minyak.
palu dan lubang keretakan 4). Gunakan 4 lapis lembaran dari
ditutup dulu kemudian dapat F-CO tape (anti corrosive
digunakan cara plumbing yang tape/polyenthylene) dan
disapukan disekitar lokasi yang ditambah 2 lapisan lembaran
retak. BALCO (waterproof tape) dan 2
2). Gunakan fibrous tape dan lapisan lembaran P.E adhesive
reinforcement tape untuk tape.
melapisi lead sheath c.pada Multymetal.
i.
lokasi kerusakan serta Setelah melapisi P.E
oversheath, fibrous tape dan
3). Perbaikan oversheath dari reinforcement, dilakukan
kabel tsb. pembersihan ditempat terjadi
Langkah tersebut diatas sudah kerusakan.
mencukupi untuk mengatas 5). Tutup valve dikedua sisi
kebocoran karena lubang atau pengisian minyak kabel dan
retak pada lead sheath sehingga gunakan campuran multymetal
tidak terjadi kebocoran. untuk melapisi di daerah yg
mengalami kerusakan.
b. Jika kondisi tersebut diatas, 6). (lakukan langkah seperti pada
walaupun sedikit kebocoran kasus 2) (3 4).
tetapi mempunyai
kecenderungan menjadi 8.20.2. Mengganti Kabel yang
kebocoran yang lebih besar rusak.
maka.
1). Setelah mengupas P.E. Jika kerusakan terjadi pada
oversheath, fibrous tape dan kabelnya sendiri, tetapi jika screen
reinforcement , diperlukan dan insulation paper tidak rusak
penguat dengan cara maka kabel dapat dioperasikan
mensolder pada daerah yg dalam waktu yang cukup lama
mengalami kerusakan. setelah lead sheath, P.E.
2). Gunakan 6 lapisan tape yang oversheath dan pembersihan/filter
tahan minyak dari pita plastik minyak isolasi telah dilakukan pada
pada pada daerah yg kabel tsb.
mengalami kerusakan. Kabel yang telah mengalami
3). Kemudian gunakan 4 lapisan kerusakan maka kabel dipotong
tape epoxy resin impregnated dan tidak digunakan lagi sehingga
perlu kabel baru sebagai pengganti.

367
Lokasi gangguan

Kabel yang diganti


Sambungan Kabel
Kabel lama

Kabel baru

Gambar 8.12. Metoda pengukuran

panjang kabel pengganti sangat pentanahan menggunakan alat


tergantung dengan kondisi yang bertegangan 1000 volt dc,
kerusakan seperti kandungan air hasil ukurnya harus lebih besar
pada isolasi, tingkat kontaminasi 100 M. Pengukuran ini pertama
minyak kabel dan kondisi kali dilakukan setelah kabel
disekitar selesai disambung.
permukaan tanah dari jalur
kabel 2). Tahanan DC dari konduktor.
tersebut.
Pengukuran tahanan dc
sambungan konduktor yang
1. Testing setelah kabel
setelah diperbaiki, hasil
diperbaiki.
pengukuran tahanan dc pada 20
C adalah 0.0754 /Km (max)
Pelaksanaan testing dilakukan
pada kabel minyak uk 240 mm.
oleh petugas yang berkompetensi
Jenis Pengukuran yang kedua
enginir untuk menjamin kelayakan
dilakukan setelah kabel selesai
kabel tersbut apakah dapat
disambung.
dioperasikan apa tidak setelah
diperbaiki. Semua hasil pengujian
3). Pengujian oversheath.
dicatat dan dianalisa untuk
menentukan kelayakan kabel tsb. Pengujian dilakukan setelah
surge diverters dilepas agar pada
a. Kabel minyak saat pengujian tidak mengakibatkan
kerusakan akibat tegangan uji.
1). Pengujian tahanan isolasi
Semua instalasi yang menjadi
kabel.
ketentuan seperti sheats insulatios,
external joint insulation, terminal
Pengukuran isolasi
base insulation pada bonding leads
dilaksanakan dengan
dan link boxes, insulation sections
mengukur tahanan isolasi
pada pipa minyak serta yang
diantara konduktor terhadap
lainnya dari kabel yang perbaiki
368
akan menjadi subyek pengujian (tergantung route dan profil dan
tahanan dengan memberikan satuannya (KN/m).
tegangan DC 10 kV selama 5 Q = nilai aliran (liter per detik).
menit. Jenis Pengukuran yang L = panjang seksi kabel (m).
ketiga dilakukan setelah kabel b = koefisien gesekan minyak pada
selesai disambung dan telah kabel (MN/m6 ).
teriisi minyak kembali. atau pipa bulat adalah:
3
2 , 54 n 10
b. Test tegangan tinggi. b =
r4
Perbaikan sirkit kabel yang rusak
Dimana n = viskositas dari minyak
setelah selesai perbaikan tekanan
9centipoise) pada temperatur pengujian.
minyak telah normal harus
r = radius bagiandalam (mm) daratau
dilakukan pengujian dengan
kabel diukur bagian dalam (r = 7 mm)
tegangan tinggi DC antara
konduktor dan sheats selama 15
Jika Kabelnya single core maka secara
menit. Pengujian ini semua seksi
teori tekanan nya aliran minyak akan
dari kabel harus disambung
memberikan tekanan pada setiap kabel
walaupun secara temporary. Arus
adalah sbb :
tegangan searah akan mengalir
pada kabel melalui alat test uang
(2)
disambung pada ujung kabel P = QbL 10
(sealing end) baik yang sf6 maupun
yang konvensional yang telah Dimana : P = perbedaan tekanan
dilepas dengan sambungan ke GIS pada seksi kabel tsb. (tergantung route
atau peralatan lain. dan profil dan satuannya (KN/m).
Q = nilai aliran (liter per detik).
c. Pengujian aliran Minyak. (oil L = panjang seksi kabel (m).
flow test). b = koefisien gesekan minyak pada
kabel (MN S/m6 ).
Setelah perbaikan, setiap seksi Untuk kabel atau pipa bulat
minyaknya harus diukur alirannya, adalah:
hal tersbut untuk menjamin tidak
ada ketidak normalan aliran minyak 2 , 54 n 10 3
b=
pada saluran Kabel minyak tsb. r4
Pengukuran dilaksanakan
dengan menuangkan/mengalirkan Dimana n = viskositas dari minyak
minyak bertekanan keluar sebagai 9centipoise) pada temperatur pengujian.
salah satu mengukur aliran minyak r = radius bagian dalam (mm) dari pipa
bertekanan. atau kabel diukur bagian dalam (r = 7
Teori drop tekanan dengan mm)
rumus sbb :
P = QbL perbandingan aliran yang diperoleh dari
Dimana : P = perbedaan kabel yang baru selesai dipasang harus
tekanan pada seksi kabel tsb. diingatkan bahwa hal tsb sudah
termasuk semua sambungan pada seksi

369
kabel tsb dan hal tersebut hanya
menjadi gambaran dalam 1 Kg = 7.35559 10 2 (mmHg )
cm 2
pemeliharaan dan petunjuk.
Perhitungan itu tidak menunjukan 1 Kg = 98 .067 KN
gangguan tak semestinya dari cm 2 m2
sistem kabel tsb. 1 Bar = 1 .02 kg
cm 2
Dalam membandingkan aliran yang
d. Test kooefisient impregnasi. diperoleh pada kabel yang sehat, harus
diingat bahwa semua joint akan ikut
Setelah selesai secara terukur dan secara gambaran teoritis
lengkap penggelaran kabel dan hanya beberapa saja yang kondisinya
penyambungannya, setiap seksi baik dan dijadikan referensi.
minyaknya harus diperiksa dengan Hasil pengujian menunjukan tak
tujuan efisiensi dari minyak semestinya tidak ada gangguan pada
impregnasi dengan cara sbb : sistim. Tetsting ini akan dikerjakan
manometer air raksa (mercury) setelah penggantian kabel atau isolasi
dihubungkan ke kabel dimana sambungan.
sistim instalasi minyaknya ditutup
dan sisakan sedikit minyak,
8.21. Auxiliary Cable.
biarkan beberapa menit agar
1. Continyuity Test
stabil, kemudian diukur jumlahnya
minyak yang tarikannya
Setelah kabel digelar maka sebelum
menyebabkan penurunan tekanan
disambung diperlukan periksa
yang telah diketahui. Koefisient
kontinyuitas dari semua konduktor
impregnasi K didifinisikan sebagai
sebagai konfirmasi.
berikut, tidak boleh leibih besar
dari 4.5x 10-4 :
2. test tegangan pada lapisan anti
dV 1
K = karat (anti corrosion sheath)
V dP
Dimana : Panjang kabel kabel akan tetap
dV = volume minyak yang tersisa setelah digelar dan sebelum
(liter) disambung tegangan DC 4 kV per
dP = dorpnya tekanan (mmHg). mm dari tebalnya lapisan (seperti
V = volume minyak didalam seksi yang tertulis pada spesifikasi teknik
kabel (liter) termasuk isolasi dari kabel tsb) digunakan untuk
penghubung tangki. menguji ketahanan lapisan terhadap
armour dan permukaan luar untuk
Ketika kondisi kabel dalam beberapa menit.
keadaan alat monitornya terpasang
setiap kabel akan diuji secara 3. test tahanan isolasi
terpisah.
Setelah kabel digelar maka sebelum
disambung harus diukur tahanan
isolasi secara individu diantara setiap
kabel serta terhadap armour.

370
Menggunakan alat ukur tahanan
dengan tegangan operasi 500
Volt DC untuk satu menit dan
jangan menggunakan alat
dengan tegangan 5000 V dan
temperatur 20C. Pengukuran
tahanan isolasi dilanjutkan lagi
setiap kabel telah tersambung
dengan kabel yang lain dan hasil
tidak boleh lebih kecil dari 50
M/km dan lebih kecil 90 % jika
hasil pengukuran lebih besar
dari 1000 M/km.

4. Test Ketahanan Tegangan.


Setelah lengkap memasang
kabel maka kabel tersebut harus
diuji ketahanan terhadap
tegangan. Ketahanan Tegangan
kabel adalah antara konduktor
dan konduktor lainnya dan
terhadap armournya yang
terhubung ketanah. Tegangan
dinaikan secara bertahap dan
dipertahanankan selama 1 (satu)
menit. Beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
Kabel type 15 kV. Maka
digunakan tegangan 15 kV DC
antara konduktor dan armour.
Jika kabel telah dihubungan
dengan beban yang mungkin
berbentuk koil maka spesifikasi
koil dan beban lain sangat
diperhatikan dan jika perlu
didiskusikan terlebih dulu
dengan engineer yang lebih ahli.

5. Cross Talk.
Cross talk antara urat
(pair) kabel diukur dan tidak
boleh lebih jelek lagi dari nilai 74
dB pada frekuensi 1300 Hz dan
kondisi kabel pada keadaan
seimbang.

371
BAB IX.
PROTEKSI SISTEM PENYALURAN

Relai adalah suatu alat yang diamankan ke Relai (besaran


bekerja secara otomatis untuk listrik sekunder)
mengatur/ memasukan suatu 3. Pemutus Tenaga (PMT) untuk
rangkaian listrik (rangkaian trip atau memisahkan bagian sistem yang
alarm) akibat adanya perubahan terganggu.
lain. 4. Baterai beserta alat pengisi
(bateray charger) sebagai
9.1.Perangkat Sistem Proteksi. sumber tenaga untuk bekerjanya
relai, peralatan bantu triping.
Proteksi terdiri dari
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri
seperangkat peralatan yang
dari sirkit sekunder (arus
merupakan sistem yang terdiri dari
dan/atau tegangan), sirkit triping
komponen-komponen berikut :
dan sirkit peralatan bantu.
1. Relai, sebagai alat perasa untuk
Secara garis besar bagian dari
mendeteksi adanya gangguan
Relai proteksi terdiri dari tiga bagian
yang selanjutnya memberi
utama, seperti pada blok diagram
perintah trip kepada Pemutus
(gambar.9.1), dibawah ini :
Tenaga (PMT).
2. Trafo arus dan/atau trafo
tegangan sebagai alat yang
mentransfer besaran listrik
primer dari sistem yang
Ke rangkaian
Pemutus/sinyal

Elemen Elemen
Elemen Pengindera Pengukur
Pembanding

Gambar 9.1 . Blok Diagram Relai proteksi

372
Masing-masing elemen/bagian Sebagai alat pembanding sekaligus
mempunyai fungsi sebagai berikut : alat pengukur adalah relai, yang
bekerja setelah mendapatkan
9.1.1.Elemen pengindera. besaran dari alat pengindera dan
membandingkan dengan besar
Elemen ini berfungsi untuk
arus penyetelan dari kerja relai.
merasakan besaran-besaran listrik,
Apabila besaran tersebut tidak
seperti arus, tegangan, frekuensi,
setimbang atau melebihi besar arus
dan sebagainya tergantung relai
penyetelannya, maka kumparan
yang dipergunakan.
Relai akan bekerja menarik kontak
Pada bagian ini besaran yang
dengan cepat atau dengan waktu
masuk akan dirasakan keadaannya,
tunda dan memberikan perintah
apakah keadaan yang diproteksi itu
pada kumparan penjatuh (trip-coil)
mendapatkan gangguan atau dalam
untuk bekerja melepas PMT.
keadaan normal, untuk selanjutnya
Sebagai sumber energi/penggerak
besaran tersebut dikirimkan ke
adalah sumber arus searah atau
elemen pembanding.
baterai.
9.1.2. Elemen pembanding.
Gambar 9.2. Rangkaian Relai
Elemen ini berfungsi menerima proteksi sekunder
besaran setelah terlebih dahulu
besaran itu diterima oleh elemen Relai
oleh elemen pengindera untuk
membandingkan besaran listrik C
pada saat keadaan normal dengan
besaran arus kerja relai.

9.1.3. Elemen pengukur/penentu.


Elemen ini berfungsi untuk
mengadakan perubahan secara
Rangkaian
cepet pada besaran ukurnya dan
akan segera memberikan isyarat
untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal. 9.1.4. Fungsi dan Peranan Relai
Pada sistem proteksi Proteksi
menggunakan Relai proteksi
sekunder seperti gambar 9. 2 Maksud dan tujuan pemasangan
Relai proteksi adalah untuk
Transformator arus ( CT ) mengidentifikasi gangguan dan
berfungsi sebagai alat pengindera memisahkan bagian jaringan yang
yang merasakan apakah keadaan terganggu dari bagian lain yang
yang diproteksi dalam keadaan masih sehat serta sekaligus
normal atau mendapat gangguan. mengamankan bagian yang masih

373
sehat dari kerusakan atau kerugian gangguan tersebut dengan
yang lebih besar, dengan cara : rangsangan minimum dan bila
1. Mendeteksi adanya gangguan perlu hanya mentripkan pemutus
atau keadaan abnormal lainnya tenaga (PMT) untuk memisahkan
yang dapat membahayakan bagian sistem yang terganggu,
peralatan atau sistem. sedangkan bagian sistem yang
2. Melepaskan (memisahkan) sehat dalam hal ini tidak boleh
bagian sistem yang terganggu terbuka.
atau yang mengalami keadaan
abnormal lainnya secepat 9.2.2. Selektif.
mungkin sehingga kerusakan
Selektivitas dari relai proteksi
instalasi yang terganggu atau
adalah suatu kualitas kecermatan
yang dilalui arus gangguan
pemilihan dalam mengadakan
dapat dihindari atau dibatasi
pengamanan. Bagian yang terbuka
seminimum mungkin dan
dari suatu sistem oleh karena
bagian sistem lainnya tetap
terjadinya gangguan harus sekecil
dapat beroperasi.
mungkin, sehingga daerah yang
3. Memberikan pengamanan
terputus menjadi lebih kecil.
cadangan bagi instalasi lainnya.
Relai proteksi hanya akan
4. Memberikan pelayanan
bekerja selama kondisi tidak normal
keandalan dan mutu listrik yang
atau gangguan yang terjadi
tbaik kepada konsumen.
didaerah pengamanannya dan tidak
5. Mengamankan manusia
akan bekerja pada kondisi normal
terhadap bahaya yang
atau pada keadaan gangguan yang
ditimbulkan oleh listrik.
terjadi diluar daerah
pengamanannya
9.2. Syarat-syarat Relai Proteksi
Dalam perencanaan sistem 9.2.3. Cepat.
proteksi, maka untuk mendapatkan
Makin cepat relai proteksi
suatu sistem proteksi yang baik
bekerja, tidak hanya dapat
diperlukan persyaratan-persyaratan
memperkecil kemungkinan akibat
sebagai berikut :
gangguan, tetapi dapat
memperkecil kemungkinan
9.2.1. Sensitif.
meluasnya akibat yang ditimbulkan
Suatu Relai proteksi bertugas oleh gangguan.
mengamankan suatu alat atau
suatu bagian tertentu dari suatu 9.2.4. Andal.
sisitem tenaga listrik, alat atau
Dalam keadaan normal atau
bagian sisitem yang termasuk
sistem yang tidak pernah terganggu
dalam jangkauan pengamanannya.
relai proteksi tidak bekerja selama
Relai proteksi mendetreksi
berbulan-bulan mungkin bertahun-
adanya gangguan yang terjadi di
tahun, tetapi relai proteksi bila
daerah pengamanannya dan harus
diperlukan harus dan pasti dapat
cukup sensitif untuk mendeteksi
374
bekerja, sebab apabila relai gagal dihindari dan kestabilan sistem
bekerja dapat mengakibatkan dapat terjaga.
kerusakan yang lebih parah pda Sebaliknya jika proteksi gagal
peralatan yang diamankan atau bekerja atau terlalu lambat bekerja,
mengakibatkan bekerjanya relai lain maka arus gangguan ini
sehingga daerah itu mengalami berlangsung lebih lama, sehingga
pemadaman yang lebih luas. panas yang ditimbulkannya dapat
.Untuk tetap menjaga mengakibatkan kebakaran yang
keandalannya, maka relai proteksi hebat, kerusakan yang parah pada
harus dilakukan pengujian secara peralatan instalasi dan ketidak
periodik. stabilan sistem.
Tangki trafo daya yang
9.2.5. Ekonomis. menggelembung atau jebol akibat
gangguan biasanya karena
Dengan biaya yang sekecilnya-
kegagalan kerja atau kelambatan
kecilnya diharapkan relai proteksi
kerja proteksi. Kegagalan atau
mempunyai kemampuan
kelambatan kerja proteksi juga akan
pengamanan yang sebesar-
mengakibatkan bekerjanya proteksi
besarnya.
lain disebelah hulunya (sebagai
remote back up) sehingga dapat
9.2.6. Sederhana.
mengakibatkan pemadaman yang
Perangkat relai proteksi lebih luas atau bahkan runtuhnya
disyaratkan mempunyai bentuk sistem (collapse).
yang sederhana dan fleksibel.
Kegagalan atau kelambatan
9.3. Penyebab Terjadinya kerja proteksi dapat disebabkan
Kegagalan Poteksi antara lain oleh :

Jika proteksi bekerja - Relainya telah rusak atau tidak


sebagaimana mestinya, maka konsisten bekerjanya.
kerusakan yang parah akibat - Setelan (seting) Relainya tidak
gangguan mestinya dapat benar(kurang sensitif atau
dihindari/dicegah sama sekali, atau kurang cepat).
kalau gangguan itu disebabkan - Baterainya lemah atau
karena sudah adanya kerusakan kegagalan sistem DC suply
(insulation break down di dalam sehingga tidak mampu
peralatan), maka kerusakan itu mengetripkan PMT-nya.
dapat dibatasi sekecilnya. - Hubungan kotak kurang baik
Proteksi yang benar harus pada sirkit tripping atau
dapat bekerja cukup cepat, selektif terputus.
dan andal sehingga kerusakan - Kemacetan mekanisme tripping
peralatan yang mungkin timbul pada PMT-nya karena kotor,
akibat busur gangguan atau pada karat, patah atau meleset.
bagian sistem/peralatan yang - Kegagalan PMT dalam
dilalalui arus gangguan dapat memutuskan arus gangguan
375
yang bisa disebabkan oleh arus dengan sendirinya bila PMT
gangguanya terlalu besar terbuka, misalnya sambaran petir
melampaui kemampuan yang menyebabkan flash over pada
pemutusan (interupting isolator SUTT. Pada keadaan ini
capability), atau kemampuan PMT dapat segera dimasukan
pemutusannya telah menurun, kembali, secara manual atau
atau karena ada kerusakan. otomatis dengan AutoRecloser.
- Kekurang sempurnaan Gangguan permanen adalah
rangkaian sistem proteksi gangguan yang tidak hilang dengan
antara lain adanya hubungan sendirinya, sedangkan untuk
kontak yang kurang baik. pemulihan diperlukan perbaikan,
- Kegagalan saluran komunikasi misalnya kawat SUTT putus.
tele proteksi.
- Trafo arus terlalu jenuh. 9.4.2. Gangguan Non Sistem
PMT terbuka tidak selalu
9.4. Gangguan Pada Sistem
disebabkan oleh terjadinya
Penyaluran
gangguan pada sistem, dapat saja
PMT terbuka oleh karena relai yang
Jaringan tenaga listrik yang
bekerja sendiri atau kabel kontrol
terganggu harus dapat segera
yang terluka atau oleh sebab
diketahui dan dipisahkan dari
interferensi dan lain sebagainya.
bagian jaringan lainnya secepat
Gangguan seperti ini disebut
mungkin dengan maksud agar
gangguan bukan pada sistem,
kerugian yang lebih besar dapat
selanjutnya disebut gangguan non
dihindarkan.
sistem.
Gangguan pada jaringan
Jenis gangguan non-sistem
tenaga listrik dapat terjadi
antara lain :
diantaranya pada pembangkit,
kerusakan komponen relai ;
jaringan transmisi atau di jaringan
kabel kontrol terhubung singkat ;
distribusi. Penyebab gangguan
interferensi / induksi pada kabel
tersebut tersebut dapat
kontrol.
diakibatkan oleh gangguan sistem
dan non sistem.
9.5. Proteksi Penghantar
9.4.1. Gangguan Sistem Jaringan tenaga listrik secara
garis besar terdiri dari pusat
Gangguan sistem adalah
pembangkit, jaringan transmisi
gangguan yang terjadi di sistem
(gardu induk dan saluran transmisi)
tenaga listrik seperti pada
dan jaringan distribusi, seperti
generator, trafo, SUTT, SKTT dan
diperlihatkan pada gambar 9.3.
lain sebagainya. Gangguan sistem
dapat dikelompokkan sebagai
gangguan permanen dan gangguan
temporer. Gangguan temporer
adalah gangguan yang hilang
376
PUSAT LISTRIK TRANSMISI GARDU DISTRIBUSI
INDUK

P G
M

Gambar 9.3. Jaringan sistem tenaga listrik

Dalam usaha untuk meningkatkan Blok diagram Sistem proteksi


keandalan penyediaan energi listrik, Penghantar diperlihatkan pada
kebutuhan sistem proteksi yang Gambar 9. 4.
memadai tidak dapat dihindarkan.

Perintah buka

Transmisi

Relai Sinyal kirim Relai


Masukan
Proteksi Sinyal terima Proteksi
besaran arus
dan tegangan

Catu Daya
(battere)

Indikasi relai
Evaluasi
Data Scada

Disturbance Recorder

Gambar 9.4. Blok diagram sistem proteksi Penghantar

377
Sistem proteksi jaringan (SUTT Jawa dan untuk selanjutnya akan
dan SUTET) terdiri dari Proteksi disebut sebagai pola standar.
Utama dan Proteksi Cadangan. Namun demikian, disamping pola
Relai untuk proteksi utama yang yang standar terdapat dua pola lain
dikenal saat ini : yang non standar.
a) Distance Relai Pola non standar yang pertama
Basic atau Step mempunyai dua LP, yaitu : i) LP(a)
PUTT berupa Directional Comparison
POTT (DC) dari jenis Non-Impedance
Blocking Relai, yang di-backup oleh sebuah
b) Differential Relai Distance Relai tanpa Tele Proteksi,
Pilot ii) LP(b) berupa distance Relai +
Current DEF dengan Tele Proteksi, yang di-
Phase backup oleh sebuah Distance Relai
c) Directional Comparison Relai tanpa Tele Proteksi. Pola ini hanya
Impedance digunakan pada SUTET Saguling -
Current Cirata 1.
SuperImposed Pola non standar yang kedua
Proteksi Cadangan adalah sebagai mempunyai LP(a) berupa Phase
berikut : Comparison yang di backup oleh
Sistem proteksi cadangan lokal Distance Relai tanpa Tele Proteksi,
: OCR & GFR dan LP(b) berupa Distance Relai +
Sistem proteksi cadangan jauh : DEF dengan Tele Proteksi yang di-
Zone 2 GI remote backup oleh Distance Relai tanpa
Tele Proteksi. Pola ini hanya
9.6. Sistem Proteksi SUTET digunakan pada SUTET Saguling -
Cirata 2.
Pada dasarnya, hanya ada
satu pola pengaman SUTET yang
dipakai pada sistem transmisi 500
kV di pulau Jawa, yaitu suatu pola
yang menggunakan dua Line
Protection (LP) berupa Distance
Relai (Z) + Tele Proteksi (TP) yang
identik, disebut LP(a) dan LP(b).
Pada setiap LP terdapat Directional
Earth Fault Relai (DEF) sebagai
komplemennya.
Pola ini selanjutnya dilengkapi
dengan Reclosing Relai untuk
melakukan SPAR. Pola ini dipakai
di hampir seluruh SUTET PLN di

378
Tabel 9.1. Pola Standar

Pola LPa LPb


Main Backup Main Backup
Pola standar Z+DEF+TP Z Z+DEF+TP Z
Pola non DC Z Z+DEF+TP Z
standar I
Pola non PC Z Z + TP Z
standar II

9.7. Media Telekomunikasi


9.8. Distance Relai ( Relai Jarak)
Media PLC dapat digunakan
untuk Distance Relai, Comparison Relai jarak digunakan sebagai
Directional Relai, dan Comparison pengaman utama (main protection)
Phase Relai. Media Fibre Optic pada SUTT/SUTET dan sebagai
dapat digunakan untuk Distance backup untuk seksi didepan. Relai
Relai, relai directional comparison, jarak bekerja dengan mengukur
relai phase comparison, dan relai besaran impedansi (Z) transmisi
current differential. dibagi menjadi beberapa daerah
Media Micro Wave dapat cakupan yaitu Zone-1, Zone-2,
digunakan untuk distance Relai, Zone-3, serta dilengkapi juga
relai directional comparison, relai dengan teleproteksi (TP) sebagai
phase comparison, dan relai current upaya agar proteksi bekerja selalu
differential. Kabel Pilot dapat cepat dan selektif di dalam daerah
digunakan untuk relai pilot pengamanannya.
differential.

Zone-3

Zone-2

Zone-1

Gambar .9.5. Daerah pengamanan relai jarak

9.8.1. Prinsip Kerja Relai Jarak arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat di
Relai jarak mengukur tegangan
tentukan. Perhitungan impedansi
pada titik relai dan arus gangguan
dapat dihitung menggunakan
yang terlihat dari relai, dengan
rumus sebagai berikut :
membagi besaran tegangan dan
379
Zf = Vf/If Bila harga impedansi ganguan
Dimana : lebih kecil dari pada impedansi
Zf = Impedansi (ohm) seting relai maka relai akan
Vf = Tegangan (Volt) trip.
If =Arus gangguan Bila harga impedansi ganguan
Relai jarak akan bekerja lebih besar dari pada impedansi
dengan cara membandingkan seting relai maka relai akan
impedansi gangguan yang terukur tidak trip.
dengan impedansi seting, dengan Gambar 9.6. merupakan block
ketentuan : diagram relai jarak yang terpasang
di instalasi yang terdiri dari :

HV APPARATUS MK PANEL RELAI

M MCB VT Bus
PMS
REL

Close
PMT

Trip Syncro
Chek (25)
CT
Rang. Arus

M Auto
Posisi PMT Rec (79)
PMS
LINE Mekanik PMT
PMS
TANAH Distance
Relai (21)

MCB VT Line

PANEL PLC

CR
CS

Gambar 9.6. Block diagram relai jarak

280
1. Peralatan tegangan tinggi (HV
apparatus) Pada saat terjadi gangguan
PMT tiga fasa yang simetris maka
PMS amplitudo tegangan fasa
CT VR,VS,VT turun dan beda fasa
PT Line dan Bus tetap 120 derajat. Impedansi yang
2. Marshalling Kios diukur relai jarak pada saat terjadi
MCB PT gangguan hubung singkat tiga fasa
MCB sumber AC/DC adalah sebagai berikut :
Terminal rangkaian arus (CT)
dan tegangan (PT). Vrelai = VR
Terminal limit switch PMT dan
Irelai=IR
PMS
Terminal rangkaian trip dan ZR= VR /IR
reclose
3. Panel Relai
Dimana,
MCB AC dan DC
ZR = impedansi terbaca oleh relai
Relai Jarak
VR = Tegangan fasa ke netral
Relai Lock Out
IR = Arus fasa
Aux. Relai

9.7.4.Gangguan Hubung Singkat
4. Panel PLC
Dua Fasa
Sinyal Kirim (carrier send)
Sinyal terima (carrer reciept)
Untuk mengukur impedansi
Sinyal CIS
pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dua fasa,
9.8.2. Pengukuran Impedansi
tegangan yang masuk ke
Gangguan Oleh Relai Jarak
komparator relai adalah tegangan
fasa yang terganggu, sedangkan
Menurut jenis gangguan pada
arusnya adalah selisih (secara
sistem tenaga listrik, terdiri dari
vektoris) arus-arus yang
gangguan hubung singkat tiga fasa,
terganggu. Maka pengukuran
dua fasa, dua fasa ke tanah dan
impedansi untuk hubung singkat
satu fasa ke tanah. Relai jarak
antara fasa S dan T adalah
sebagai pengaman utama harus
sebagai berikut :
dapat mendeteksi semua jenis
gangguan dan kemudian
V relai = VS VT
memisahkan sistem yang terganggu
dengan sistem yang tidak terganggu. I relai = I S - IT

9.8.3. Gangguan Hubung Singkat


Tiga Fasa

381
Sehingga,
VS VT
ZR =
IS IT

Tabel. 9.2. Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung
singkat dua fasa

Fasa yang Tegangan Arus


terganggu
R-S VR-VS IR - IS
S-T VS-VT IS - IT
T-R VT-VR IR - IT

9.8.5. Gangguan Hubung Singkat terganggu, sedangkan arus fasa


Satu Fasa Ke Tanah terganggu di tambah arus sisa dikali
factor kompensasi.
Untuk mengukur impedansi pada Misalnya terjadi gangguan hubung
saat hubung singkat satu fasa ke singkat satu fasa R ke tanah, maka
tanah, tegangan yang dimasukkan pengukuran impedansi dilakukan
ke relai adalah tegangan yang dengan cara sebagai berikut :

Tegangan pada relai : Vrelai = VR


Arus pada relai : I relai = IR+K0.In
Arus netral : In = IR + IS + IT
Kompensasi urutan nol : K0=1/3(Z0 - Z1/Z2)
Z1=VR/(IR+K0.In)

Tabel.9.3.Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat


satu fasa ke tanah

Fasa yang Tegangan Arus


terganggu
R-N VR IR + K0.In
S-N VS IS + K0.In
T-N VT IS + K0.In

Impedansi urutan nol akan timbul tersebut. Sehingga impedansi yang


pada gangguan tanah. Adanya K0 terukur menjadi benar.
adalah untuk mengkompensasi
adanya impedansi urutan nol
382
9.9. Karakteristik Relai Jarak sehingga mempunyai sifat non
directional. Untuk diaplikasikan
Karakteristik relai jarak sebagai pengaman SUTT perlu
merupakan penerapan langsung ditambahkan relai directional.
dari prinsip dasar relai jarak, Mempunyai keterbatasan
karakteristik ini biasa digambarkan mengantisipasi gangguan tanah
didalam diagram R-X. high resistance.
Karakteristik impedan sensitive
9.9.1. Karakteristik impedansi oleh perubahan beban,
terutama untuk SUTT yang
Ciri-ciri nya : panjang sehingga jangkauan
lingkaran impedansi dekat
Merupakan lingkaran dengan dengan daerah beban.
titik pusatnya ditengah-tengah,

X
ZL

Z1 Z2 Z3
R

Directional

Gambar 9.7. Karakteristik Impedansi

9.9.2. Karakteristik Mho Mempunyai keterbatasan untuk


mengantisipasi gangguan tanah
Ciri-ciri : high resistance.
Untuk SUTT yang panjang
Titik pusatnya bergeser dipilih Zone-3 dengan
sehingga mempunyai sifat karakteristik Mho lensa geser.
directional.

383
X
ZL

Z1 Z2 Z3

Gambar 9.8. Karakteristik Mho

X
ZL

Z1 Z2 Z3
R

Gambar 9.9. Karakteristik Mho


Z1,Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser

9.9.3. Karakteristik Reaktance gangguan tanah dengan


tahanan tinggi.
Ciri-ciri :
Karateristik reaktance
mempunyai sifat non directional.
Untuk aplikasi di SUTT perlu
ditambah relai directional.
Dengan seting jangkauan
resistif cukup besar maka relai
reactance dapat mengantisipasi

384
X Z

Z3

Z2

Gambar 9. 10. Karakteristik Reaktance dengan Starting Mho

9.9.4. Karakteristik Quadrilateral

Ciri-ciri : karakteristik relai quadrilateral


Karateristik quadrilateral dapat mengantisipasi gangguan
merupakan kombinasi dari 3 tanah dengan tahanan tinggi.
macam komponen yaitu : Umumnya kecepatan relai lebih
reactance, berarah dan resistif. lambat dari jenis mho.
Dengan seting jangkauan
resistif cukup besar maka

X ZL

Z3

Z2

Z1
R

Gambar 9.11. Karakteristik Quadrilateral

385
9.10. Pola Proteksi 9.10.1. Pola Dasar
Agar gangguan sepanjang Ciri-ciri Pola dasar :
SUTT dapat ditripkan dengan Tidak ada fasilitas sinyal PLC
seketika pada kedua sisi ujung Untuk lokasi gangguan antara
saluran, maka relai jarak perlu 80 100 % relai akan bekerja
dilengkapi fasilitas teleproteksi. zone-2 yang waktunya lebih
lambat (tertunda).

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2

T
Z3
TZ3 TZ3 Z3

Z2 = Timer zone 2
TZ3 = Timer zone 3

Gambar 9.12. Rangkaian logic Basic Scheme


9.10.2. Pola PUTT (Permissive zone-2 bekerja disertai dengan
Underreach Transfer Trip) menerima sinyal. (carrier
receipt).
Prinsip Kerja dari pola PUTT : Bila terjadi kegagalan sinyal
Pengiriman sinyal trip (carrier PLC maka relai jarak kembali ke
send) oleh relai jarak zone-1. pola dasar.
Trip seketika oleh teleproteksi Dapat menggunakan berbeda
akan terjadi bila relai jarak type dan relai jarak.
.
CS CS

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2

C AND AND
C

CS = sinyal kirim Z2 = trip zone 2


CR = sinyal terima TZ2 = waktu trip zone 2

Gambar 9. 13. Rangkaian logic Pola PUTT


386
9.10.3. Permissive Overreach zone-2 bekerja disertai dengan
transfer Trip menerima sinyal (carrier
receipt).
Prinsip Kerja dari pola POTT : Bila terjadi kegagalan sinyal
Pengiriman sinyal trip (carrier PLC maka relai jarak kembali ke
send) oleh relai jarak zone-2. pola dasar.
Trip seketika oleh teleproteksi Dapat menggunakan berbeda
akan terjadi bila relai jarak type dan relai jarak.

CS CS

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2

CR AND AND
CR

CR = sinyal terima tZ2 = waktu trip zone 2


Gambar 9.14. Rangkaian logic Pola POTT

9.10.4. Pola Blocking (Blocking tidak ada penerimaan sinyal


Scheme) block. (carrier receipt).
Prinsip Kerja dari pola Blocking : Bila terjadi kegagalan sinyal
Pengiriman sinyal block (carrier PLC maka relai jarak akan
send) oleh relai jarak zone-3 mengalami mala kerja.
reverse. Membutuhkan sinyal PLC
Trip seketika oleh teleproteksi cukup half duplex.
akan terjadi bila relai jarak Relai jarak yang dibutuhkan
zone-2 bekerja disertai dengan merk dan typenya sejenis.
Z1 Z1
TRIP TRIP

TZ2 OR OR TZ2 Z2
Z2

AND AND
CR CR

Z3 TZ3 TZ2 Z3
Rev Re
v

AND CS AND
CS

Gambar 9. 15. Ranglaian Logic Blocking Scheme


287
9.10.5. Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak

Local bus Near and bus far and bus

Zone-3(A) Zone-3(B)

Zone-2(A) Zone-2(B)

Zone-1(A) Zone-1(B)

A B C

Gambar 9.16. Daerah penyetelan Relai jarak tiga tingkat

Relai jarak pada dasarnya 9.10.6. Penyetelan Zone-1


bekerja mengukur impadansi
Dengan mempertimbangkan
saluran, apabila impedansi yang
adanya kesalahan-kesalahan dari
terukur / dirasakan relai lebih kecil
data saluran, CT, PT, dan peralatan
impedansi tertentu akibat gangguan
penunjang lain sebesar 10% - 20 %
( Zset < ZF ) maka relai akan bekerja.
, zone-1 relai disetel 80 % dari
Prinsip ini dapat memberikan
panjang saluran yang diamankan.
selektivitas pengamanan, yaitu
Zone-1 = 0,8 . Z L1 (Saluran) ....
dengan mengatur hubungan antara
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0)
jarak dan waktu kerja relai.
tidak dilakukan penyetelan waktu .
Penyetelan relai jarak terdiri dari
tiga daerah pengamanan,
9.10.7. Penyetelan Zone-2
Penyetelan zone-1 dengan waktu
kerja relai t1, zone-2 dengan waktu Prinsip peyetelan Zone-2
kerja relai t2 , dan zone-3 waktu adalah berdasarkan pertimbangan-
kerja relai t3 . pertimbangan sebagai berikut :

Zone-2 min = 1,2 . ZL1

388
Zone-2 mak = 0,8 (Z L1 + 0,8. ZL2) 1. Mendeteksi adanya
gangguan.
Dengan : ZL1 = Impedansi saluran 2. Menentukan jenis gangguan
yang diamankan. dan memilih fasa yang
ZL1 = Impedansi saluran berikutnya terganggu.
yang terpendek ( ) Prinsip penyetelan starting di bagi
2, yaitu :
Waktu kerja relai t2= 0.4 s/d 0.8 dt. 1. Starting arus lebih :
I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct
9.10.8. Penyetelan zone-3 I fasa-netral = 0.1. CCC atau ct
2. Starting impedansi
Prinsip penyetelan zone-3 Zsmin = 1.25 x Zone-3
adalah berdasarkan pertimbangan- Zs max= 0.5 x kV/(CCC atau
pertimbangan sebagai berikut : Ct x3)

Zone-3min = 1.2 ( ZL1 + 0,8.ZL2 ) 9.10.11. Penyetelan Resistif reach


Fungsi penyetelan resistif
Zone-3mak1 = 0,8 ( ZL1 + 1,2.ZL2 )
reach adalah mengamankan
gangguan yang bersifat high
Zone-3mak2 = 0,8 ( ZL1 + k.ZTR ) resistance. Prinsip penyetelan
resistif reach (Rb) tidak melebihi
Dengan : L1 = Impedansi saluran
dari kreteria setengah beban (1/2 Z
yang diamankan
beban ).
ZL2 = Impedansi saluran berikutnya
Untuk system 70 kV :
yang terpanjang
Rb = 15 x Zone-1 x k0 x 2.
Waktu kerja relai t3= 1.2 s/d 1.6 dt.
Untuk system 150 dan 500 kV :
Rb = 8 x Zone-1 x k0 x 2
9.10.9. Peyetelan zone-3 reverse
Fungsi penyetelan zone-3 9.10.12. Directional Comparison
reverse adalah digunakan pada Relai.
saat pemilihan teleproteksi pola
blocking. Dasar peyetelan zone-3 Relai penghantar yang prinsip
reverse ada dua jenis : kerjanya membandingkan arah
Bila Z3 rev memberi sinyal trip. gangguan, jika kedua relai pada
Zone-3 rev = 1.5 Z2-ZL1 penghantar merasakan gangguan
Bila Z3 rev tidak memberi sinyal di depannya maka relai akan
trip. bekerja. Cara kerjanya ada yang
Zone-3 rev = 2 Z2-ZL1. menggunakan directional
impedans, directional current dan
9.10.10. Penyetelan Starting superimposed.
Fungsi starting relai jarak adalah :

389
A B

DIR DIR

T T

& R Signalling channel &


R

Gambar 9.17. Directional comparison relai

9.11. Current Differential Relai


Prinsip kerja pengaman differensial arus saluran transmisi mengadaptasi
prinsip kerja diferensial arus, yang membedakannya adalah daerah yang
diamankan cukup panjang sehingga diperlukan :
Sarana komunikasi antara ujung-ujung saluran.
Relai sejenis pada setiap ujung saluran.
Karena ujung-ujung saluran transmisi dipisahkan oleh jarak yang jauh
maka masing-masing sisi dihubungkan dengan :
kabel pilot
saluran telekomunikasi : microwave, fiber optic.

End A End B

I
IA IB

Relai A Relai B
Gambar 9.18. Relai arus differensial Transmisi

390
Tanpa gangguan atau gangguan eksternal
IA +IB = 0
Keadaan gangguan internal
IA +IB 0 (= IF)

9.11.1. Pilot Relai

OP OP

B B
v v

Gambar 9. 19. Balanced Voltage

B B
I
OP OP

I
Gambar 9. 20. Circulating Current

Umumnya diterapkan untuk diferensial dengan circulating


mengatasi kesulitan koordinasi current atau relai diferensial dengan
dengan relai arus lebih pada balanced voltage seperti pada
jaringan yang kompleks atau sangat gambar.9.21.
pendekdan kesulitan koordinasi
dengan relai jarak untuk jaringan 9.11.2. Phase Comparison Relai
yang sangat pendek. Pada saluran
Prinsip kerja membandingkan
udara faktor pembatas dari relai ini
sudut fasa antara arus yang masuk
adalah panjang dari rangkaian pilot,
dengan arus yang keluar daerah
sedangkan pada saluran kabel
pengaman. Prinsip kerja diperlihat-
adalah arus charging kabel dan
kan pada gambar, 9.21. dimana
sistem pentanahan.
pada saat gangguan internal output
Prinsip kerja relai diferensial
dari comparator memberikan nilai 1
arus saluran transmisi yaitu relai

..
391
A B A B

a. Fasa arus di A

b. Logic fasa arus di A

c. Fasa arus di B

d. Logic fasa arus di B

Output comparator di A :
e=b+d

Output discriminator
Stability

Gangguan eksternal Gangguan internal

Gambar 9. 21. Gelombang sudut fasa pada Phase Comparison Relai

9.11.3. Super Imposed Directional Untuk gangguan di depan : Vr


Relai - rep dan ir mempunyai
Elemen directional mengguna- polaritas yang berlawanan
kan sinyal superimposed sedangkan untuk gangguan di
belakang : Vr - rep dan ir
Superimposed = faulted - unfaulted mempunyai polaritas yang sama
Selama gangguan tegangan dan Arah ditentukan dari persamaan :
arus berubah sebesar Vr dan ir, Dop = | Vr - rep - ir | - |
perubahan ini dikenal sebagai Vr - rep + ir |
besaran superimposed. Dop positip untuk gangguan arah
depan dan Dop negatip untuk
gangguan arah belakang

392
Forward Fault
ir

t=0 Vr
Zs

- Vr - Vr
ir = ir = - s
R Zs |Zs|
ir ZL

Vr
t=0
Zs

+ Vr + Vr - LS
ir = ir =
Zs + ZL |Zs + ZL|

Gambar 9. 22. Prinsip pengukuran superimposed tegangan dan arus

Pht 1
67G
50G
67G
Pht 2

Gambar 9. 23. Rangkaian pengukuran Relai tanah selektif

393
9.11.4. Relai tanah selektif penghantar 1 > 67G penghantar 2.
(selection ground Relai) Apabila salah satu pmt penghantar
lepas relai 50 G tidak akan bekerja.
Rangkaian relai tanah selektif Setting waktu relai 50G umumnya <
(50G) dihubungkan seperti pada setting waktu 67G.
gambar. Jika ada gangguan satu Relai ini dipasang pada
fasa ke tanah pada penghantar 1 penghantar dengan sirkit ganda dan
maka relai 50G akan merasakan tidak dapat dioperasikan jika ada
gangguan demikian juga relai pencabangan dalam penghantar
directional ground (67G). tersebut (single phi atau single T).
Penghantar 1 akan trip karena 50G
kerja dan arus yang dirasakan 67G

9.11.5. Relai tanah terarah (directional ground Relai)


A
B
C

VRES

Gambar 9. 24. Rangkaian open delta trafo tegangan

9.11.6 Relai Cadangan (Back Up


Relai arah hubung tanah
Protection)
memerlukan operating signal dan
polarising signal. Operating signal
Diperlukan apabila proteksi
diperoleh dari arus residual melalui
utama tidak dapat bekerja atau
rangkaian trafo arus penghantar
terjadi gangguan pada sistem
(Iop = 3Io) sedangkan polarising
proteksi utama itu sendiri. Pada
signal diperoleh dari tegangan
dasarnya sistem proteksi cadangan
residual. Tegangan residual dapat
dapat dibagi menjadi dua katagori,
diperoleh dari rangkaian sekunder
yaitu
open delta trafo tegangan seperti
a. Sistem proteksi cadangan lokal
pada Gambar 9.25.
(local back up protection
VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo system)
394
Proteksi cadangan lokal adalah kecepatan kerja (operating time)
proteksi yang dicadangkan Relai, kecepatan buka pemutus
bekerja bilamana proteksi tenaga (circuit breaker) dan waktu
utama yang sama gagal kirim sinyal teleproteksi. Fault
bekerja. Contohnya : clearing time menurut SPLN 52-1
penggunaan OCR atau GFR. 1984 untuk sistem 150 kV sebesar
b. Sistem proteksi cadangan jauh 120 ms dan untuk sistem 70 kV
(remote back up protection sebesar 150 ms.
system) Besaran fault clearing time
Proteksi cadangan jauh berhubungan dengan mutu tenaga
adalah proteksi yang listrik di sisi konsumen, batasan
dicadangkan bekerja bilamana Kedip menurut SE Direksi PT PLN
proteksi utama di tempat lain (PERSERO) No. 12.E / 012 / DIR /
2000 adalah 140 ms untuk
gagal bekerja. Proteksi cadangan
bekerjanya proteksi utama sistem
lokal dan jauh diusahakan 150 kV dan 170 ms untuk
koordinasi waktunya dengan bekerjanya proteksi utama di sistem
proteksi utama di tempat 70 kV, sedangkan untuk proteksi
berikutnya. Koordinasi waktu cadangan maksimum sebesar 500
dibuat sedemikian hingga ms.
proteksi cadangan dari jauh Fault clearing time proteksi
bekerja lebih dahulu dari proteksi cadangan sebesar 500 ms dapat
cadangan lokal. Hal ini berarti dicapai dengan memanfaatkan
bahwa kemungkinan sekali proteksi cadangan zone 2 distance
bahwa proteksi cadangan dari Relai dari GI remote. Dari kedua hal
di atas maka untuk PLN UBS P3B
jauh akan bekerja lebih efektif
fault clearing time di sistem 150 kV
dari proteksi cadangan lokal. adalah 120 ms untuk bekerja
Dengan penjelasan di atas
proteksi utama dan 500 ms untuk
berarti bahwa waktu penundaan
bekerja proteksi cadangan,
bagi proteksi cadangan lokal cukup
sedangkan di sistem 70 kV adalah
lama sehingga mungkin sekali
150 ms untuk bekerja proteksi
mengorbankan kemantapan sistem
utama dan 500 ms untuk bekerja
demi keselamatan peralatan.
proteksi cadangan.
Dengan demikian berarti pula
Untuk memenuhi fault clearing
bahwa proteksi cadangan lokal
time di atas maka perlu ditetapkan
hanya sekedar proteksi cadangan
batasan operating time dari relai itu
terakhir demi keselamatan
sendiri. Dengan mempertimbang-
peralatan.
kan waktu kerja pmt dan waktu
yang diperlukan teleproteksi maka
9.11.7. Operating Time dan Fault
operating time relai proteksi utama
Clearing Time
di sistem 150 kV adalah tipikal 30
ms dan pada SIR 10 dan reach
Kecepatan pemutusan gangguan
setting 80 % sebesar 40 ms,
(fault clearing time) terdiri dari
sedangkan di sistem 70 kV adalah
395
tipikal 35 ms dan pada SIR 10 antara lain adalah a/. kerusakan
dan reach setting 80 % sebesar instalasi b/. timbulnya masalah
50 ms. stabilitas transient, c/.
dimungkinkan OCR dan GFR di
9.11.8. Relai Proteksi Busbar.
sistem bekerja sehingga pemutusan
Sebagai proteksi utama Busbar menyebar.
adalah relai Differensial, yang Persyaratan yang diperlukan
berfungsi mengamankan pada untuk proteksi busbar adalah :
busbar tersebut terhadap gangguan 1. Waktu pemutusan yang cepat
yang terjadi di busbar itu sendiri. (pada basic time)
Konfigurasi Busbar ada 3 macam : 2. Bekerja untuk gangguan di
1. Busbar tunggal ( Single Busbar ). daerah proteksinya.
2. Busbar ganda ( Double Busbar ). 3. Tidak bekerja untuk gangguan di
3. Busbar 1,5 PMT. luar daerah proteksinya.
Gangguan pada busbar relatif 4. Selektfi, hanya mentripkan pmt-
jarang (kurang lebih 7 % ) pmt yang terhubung ke seksi
dibandingkan dengan gangguan yang terganggu.
pada penghantar (kurang lebih 60 5. Imune terhadap malakerja,
%) dari keseluruhan gangguan [1] karena proteksi ini mentripkan
tetapi dampaknya akan jauh lebih banyak PMT.
besar dibandingkan pada gangguan Jenis/pola proteksi busbar
penghantar, terutama jika pasokan banyak ragamnya, tetapi yang akan
yang terhubung ke pembangkit di bahas disini adalah proteksi
tersebut cukup besar. busbar diferensial dengan jenis low
Dampak yang dapat ditimbulkan impedans dan high impedans
oleh gangguan di bus jika
gangguan tidak segera diputuskan
..

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1
2
R R

Gambar.9. 25. Wiring diagram sistem proteksi untuk konfigurasi double busbar

396
9. 12. Proteksi Transformator instalasi yang terganggu atau
Tenaga yang dilalui arus gangguan
dapat dihindari atau dibatasi
Proteksi transrmator daya seminimum mungkin dan
terutama bertugas untuk mencegah bagian sistem lainnya tetap
kerusakan transformator sebagai dapat beroperasi.
akibat adanya gangguan yang 4. Memberikan pengamanan
terjadi dalam petak/bay cadangan bagi instalasi lainnya.
transformator, disamping itu 5. Memberikan pelayanan
diharapkan juga agar pengaman keandalan dan mutu listrik yang
transformator dapat berpartisipasi terbaik kepada konsumen.
dalam penyelenggaraan selektifitas 6. Mengamankan manusia
sistem, sehingga pengamanan terhadap bahaya yang
transformator hanya melokalisasi ditimbulkan oleh listrik.
gangguan yang terjadi di dalam
petak/bay transformator saja. 9.12.2. Gangguan pada Trafo
Tenaga
9.12.1. Tujuan pemasangan Relai
proteksi Trafo Tenaga. Gangguan pada transformator
daya tidak dapat kita hindari,
Maksud dan tujuan namun akibat dari gangguan
pemasangan relai proteksi pada tersebut harus diupayakan
transformator daya adalah untuk seminimal mungkin dampaknya.
mengamankan peralatan /sistem Ada dua jenis penyebab gangguan
sehingga kerugian akibat gangguan pada transformator, yaitu gangguan
dapat dihindari atau dikurangi eksternal dan gangguan internal.
menjadi sekecil mungkin dengan
cara : 1. Ganggauan eksternal.

1. Mencegah kerusakan Gangguan eksternal sumber


transformator akibat adanya gangguan- nya berasal dari luar
gangguan/ketidak normalan pengamanan transformator, tetapi
yang terjadi pada transformator dampaknya dirasakan oleh
atau gangguan pada bay transformator tersebut, diantaranya
transformator. - gangguan hubung singkat pada
2. Mendeteksi adanya gangguan jaringan
atau keadaan abnormal lainnya - beban lebih
yang dapat membahayakan - surja petir .
peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) 2. Gangguan internal
bagian sistem yang terganggu
atau yang mengalami keadaan Gangguan internal adalah
abnormal lainnya secepat gangguan yang bersumber dari
mungkin sehingga kerusakan
397
daerah pengamanan/petak bay 9.12.4. Metoda Pentanahan Titik
transformator, diantaranya : Netral Trafo Tenaga.
- gangguan antar fasa pada
belitan Metoda-metoda pentanahan
- fasa terhadap ground antar titik netral transformator daya
belitan transformator adalah sebagai berikut :
- gangguan pada inti a) Pentanahan mengambang
transformator (floating grounding)
- gangguan tap changer b) Pentanahan melalui tahanan
- kerusakan bushing (resistance grounding)
- kebocoran minyak c) Pentanahan melalui reaktor
atauminyak terkontaminasi (reactor grounding)
- suhu lebih. d) Pentanahan langsung (effective
grounding)
9.12.3. Sistem Pentanahan Titik e) Pentanahan melalui reaktor
Netral Trafo Tenaga. yang impedansinya dapat
berubah-ubah (resonant
Adapun tujuan pentanahan titik grounding) atau pentanahan
netral transformator daya adalah dengan kumparan Petersen
sebagai berikut : (Petersen Coil).
1. Menghilangkan gejala-gejala
busur api pada suatu sistem. 9.12.5. Jenis Proteksi Trafo
2. Membatasi tegangan-tegangan Tenaga.
pada fasa yang tidak terganggu
(pada fasa yang sehat). Trafo tenaga diamankan dari
3. Meningkatkan keandalan berbagai macam gangguan,
(realibility) pelayanan dalam diantaranya dengan peralatan
penyaluran tenaga listrik. proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983
4. Mengurangi/membatasi Bagian Satu, C) :
tegangan lebih transient yang Relai arus lebih
disebabkan oleh penyalaan Relai arus hubung tanah
bunga api yang berulang-ulang Relai beban lebih
(restrike ground fault). Relai tangki tanah Relai
5. Memudahkan dalam ganggauan tanah terbatas
menentukan sistem proteksi (Restricted Earth Fault)
serta memudahkan dalam Relai suhu
menentukan lokasi gangguan Relai Bucholz
Relai Jansen
Relai tekanan lebih
Relai suhu
Lightning arrester
Relle differensial

398
.

P51N

NP51

96T
26 87T
63

S51-1 S51-2

PU

64V

Gambar 9. 26. Blok Diagram Proteksi Trafo Tenaga

399
9.13. Relai Arus Lebih (Over Pengaman yang bekerja karena
Current Relay) adanya besaran arus dan tegangan
yang dapat membedakan arah arus
Relai ini berfungsi untuk gangguan. Relai ini terpasang pada
mengamankan transformator Jaringan Tegangan tinggi,
terhadap gangguan hubung singkat Tegangan menengah juga pada
antar fasa didalam maupun diluar pengaman Transformator tenaga
daerah pengaman transformator, dan berfungsi untuk mengamankan
seperti terlhat pada foto dibawah ini peralatan listrik akibat adanya
gangguan phasa-phasa maupun
Phasa ketanah.
Relai Ini Mempunyai 2 buah
parameter ukur yaitu Tegangan dan
Arus yang masuk ke dalam Relai
untuk membedakan arah arus ke
depan atau arah arus ke belakang.
Pada pentanahan titik netral
trafo dengan menggunakan
tahanan, relai ini dipasang pada
Gambar 8.26 Relai arus lebih penyulang 20 KV. Bekerjanya relai
ini berdasarkan adanya sumber
Juga diharapkan relai ini arus dari ZCT (Zero Current
mempunyai sifat komplementer Transformer) dan sumber tegangan
dengan relai beban lebih. relai ini dari PT (Potential Transformers).
berfungsi pula sebagai pengaman Sumber tegangan PT
cadangan bagi bagian instalasi umumnya menggunakan
lainnya.
rangkaian Open-Delta, tetapi
9.13.1. Relai Gangguan Tanah
tidak menutup kemungkinan ada
Terbatas (Restricted Earth yang menggunakan koneksi
fault Relay ) langsung 3 Phasa. Untuk
membedakan arah tersebut
Mengamankan transformator maka salah satu phasa dari arus
terhadap tanah didalam daerah harus dibandingakan dengan
pengaman transformator khususnya Tegangan pada phasa yang lain.
untuk gangguan didekat titik netral
yang tidak dapat dirasakan oleh Relai connections
Relai differensial. Adalah sudut perbedaan antara
arus dengan tegangan masukan
9.13.2. Relai arus lebih Berarah . relai pada power faktor satu.

Directional over current Relai Relai maximum torque angle


atau yang lebih dikenal dengan Adalah perbedaan sudut antara
Relai arus lebih yang mempunyai arus dengan tegangan pada relai
arah tertentu merupakan Relai
400
yang menghasilkan torsi maksimum.

Max. torque
line Reference
V


I
Zero
torque line

RESTRAIN v
Iv

RESTRAIN

Gambar 9.28 Diagram phasor Torsi

9.13.3. Relai gangguan hubung


9.14. Proteksi Penyulang 20 KV
tanah.
Jenis Relai proteksi yang
Relai ini berfungsi untuk terdapat pada penyulang 20 kV
mengamankan transformator ganggu- adalah sebagai berikut :
an hubung tanah, didalam dan diluar
daerah pengaman transformator. 9.14.1.Relai Arus Lebih ( Over
Relai arah hubung tanah memerlukan Current Relai )
operating signal dan polarising signal. Relai ini berfungsi untuk
Operating signal diperoleh dari arus memproteksi SUTM terhadap
residual melalui rangkaian trafo arus gangguan antar fasa atau tiga
penghantar (Iop = 3Io) sedangkan fasa.
polarising signal diperoleh dari
tegangan residual. Tegangan residual 9.14.2. Relai Arus Lebih
dapat diperoleh dari rangkaian berarah ( Directional
sekunder open delta trafo tegangan OCR )
seperti pada Gambar 9.24 Relai ini berfungsi untuk
memproteksi SUTM terhadap
VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo gangguan antar fasa atau tiga
401
fasa dan hanya bekerja pada satu sistem tenaga listrik termasuk
arah saja. Karena Relai ini dapat sistem proteksi serta peralatan
membedakan arah arus gangguan. terkait lainnya yang pada
akhirnya membantu dalam
9.14.3. Relai Hubung Tanah analisa dan memastikan bahwa
(Ground Fault Relay) sistem telah bekerja dengan baik.
DFR akan bekerja secara real
Relai ini berfungsi untuk time untuk memonitor kondisi
memproteksi SUTM atau SKTM dari listrik dan peralatan terkait
gangguan tanah. Relai Beban Lebih lainnya pada saat terjadi
(Over Load Relai). Relai ini dipasang gangguan, karena menggunakan
pada SKTM yang berfungsi untuk sistem digital maka semua data
memproteksi SKTM dari kondisi beban dikonversikan ke bentuk digital
lebih. dan disimpan di memori., hasil
monitor tersebut akan tersimpan
9.14.4. Relai Penutup Balik secara permanen dalam bentuk
Reclosing Relay ). hasil cetakan di kertas dan data
memori.
Relai ini berfungsi untuk Manfaat Disturbance Fault
memproteksi SUTM terhadap Recorder (DFR )
gangguan antar fasa atau tiga fasa Mendeteksi penyebab
dan hanya bekerja pada satu arah gangguan
saja. Karena Relai ini dapat Mengetahui lamanya
membedakan arah arus gangguan. gangguan ( fault clearing time
)
9.14.5. Relai Frekwensi Kurang Mengetahui besaran listrik
(Under Freqwency Relay) seperti Arus (A),Tegangan(V)
dan Frekuensi (F)
Relai ini berfungsi untuk melepas Mengetahui unjuk kerja
SUTM atau SKTM bila terjadi sistem proteksi terpasang
penurunan frekwensi system. Melihat harmonik dari sistem
tenaga Listrik
9.15. Disturbance Fault Recorder
(DFR ) Melihat apakah CT normal /
tidak ( jenuh)
Disturbance Fault Recorder Memastikan bahwa PMT
(DFR) suatu alat yang dapat bekerja dengan baik
mengukur dan merekam besaran Dokumentasi
listrik seperti arus ( A ), tegangan ( V ) Pengembangan DFR :
dan frekuensi ( Hz ) pada saat Time Synchronizing (GPS)
sebelum, selama dan setelah Master Station
gangguanDisturbance Fault Recorder Monitoring Frekuensi
( DFR ) yang saat ini sudah DC Monitoring
merupakan suatu kebutuhan, yang Bagian dari DFR
dapat membantu merekam data dari (Disturbance Fault Recorder) :
402
DAU (Data Acquisition Unit), AC/DC
Power Supply
Communication Channel, Sistem
Alarm

ANALOG
16 Channel
PRINTER
EVENT COMM
32 Channel DAU
HANNE KE
Data MASTER DFR
Acquisition ALARM
RELAi
Unit
SYNCHR

KEY
BOARD
&
SCREEN
DC POWER
AC POWER
EXTERNAL

Gambar 9.29 Disturbance Fault Recorder

Mencetak / print out ulang Jangan lupa kembali ke Auto


Record gangguan yang pernah setelah selesai, dengan tombol
direkam : Auto
DFR II harus dalam kondisi Kita dapat juga memilih nomor
Manual Mode record dengan menggunakan
Tekan tombol Record Select tombol Panah Keatas /
display akan tampil Record Kebawah.
Select Apabila nomor record yang akan
Tekan kunci panah kebawah, dicetak sudahdiperagakan, maka
display tampil : Rec No . kita cukup menekan tombol
Setelah ini tekan / masukkan Enter.
nomor yang diinginkan kemudian
tekan tombol Enter. Printer akan Mencetak Setup Parameter
bekerja, dan layar akan terbaca DFR II harus dalam kondisi
Printing. Manual Mode
Tunggu sampai selesai Tekan tombol Print Setup
mencetak, atau Cancel untuk Tekan tombol Panah Kebawah
membatalkan. kemudian printer akan bekerja

403
Tekan sampai selesai mencetak, dalam keadaan siap akan merekam
atau Cancel untuk membatalkan data gangguan/fault secara
Jangan lupa kembali ke Auto otomatis.
setelah selesai, dengam tombol Catatan :
Auto. Dalam kondisi ini Lampu Status
Indicator yang menyala adalah:
9.16. Basic Operation Auto dan Data Memory (kalau ada
data ). Apabila Lampu Status
Switch on : Menyalakan DFR
Indicator lain ada yang menyala,
Pertama kali dinyalakan DFR II berarti ada gangguan didalam DFR,
akan memeriksa keadaan didalam contoh lampu Off Line, artinya DFR
rangkaian elektroniknya dan dalam keadaan tidak siap merkam.
menghitung Memorinya sampai Lihat bagian Trouble Shooting.
4096 KB. Setelah semuanya dalam
kondisi baik, maka secara otomatis 9,16.2 Manual Mode :
display/peragaan di DFR II akan Posisi manual operation :
menampilkan Jam dan Nomor
Record yang ada didalam DFR. Merubah ke kondisi manual
Apabila kita ingin mempercepat untuk dirubah / dioperasikan oleh
pemeriksaan dan test memory, operator / manusia Pada posisi ini
tekan tombol Panah Kebawah dan kita dapat :
display akan menampilkan Jam dan Merubah Parameter dari DFR
Rec No. Melakukan pengetesan/
Misalnya : pemeriksaan komponen
JJ : MM : SS REC . elektronis
15 : 06:32 REC 041 Meminta rekaman data, ataupun
Setelah itu tekan tombol Reset memanipulasikan data rekaman
Alarm Indicator, maka seluruh Dari kondisi Automatic kita dapat
lampu Alarm Indicator harus merubah ke kondisi manual dengan
padam/tidak menyal. Apabila ada cara :
Alarm Indicator yang menyala,
maka lihat petunjuk bagian Trouble Tekan tombol Manual, pada
Shooting. display akan tampil Manual Mode.
Berarti kita sudah ada pada posisi
9.16.1 Automatic Mode : Posisi Manual dan Lampu Status Manual
DFR siap/otomatis akan menyala.

Pada kondisi Jam dan Nomor 9.16.4. Kembali ke posisi /


Record tampil dilayar, dan Status kondisi Automatic mode
Indicator Led Auto menyala, kondisi
ini disebut Automatic Mode. Dalam Untuk kembali ke posisi
kondisi ini semua key kecuali Automatic mode, setelah kita
Manual Mode dan Reset Alarm dan selesai dengan posisi Manual
Sensor Target tidak dapat mode, kita harus kembali ke
difungsikan. Pada posisi ini DFR tampilan layar Manual Mode, yaitu
404
dengan menekan tombol Cancel gangguan tersebut (sekitar 80 %)
beberapa kali(tergantung diposisi bersifat temporer[2] yang akan
mana kita sedang berada). Lalu segera hilang setelah Pemutus
tekan tombol Auto, maka pada layar Tenaga (PMT) trip. Agar
akan tampil JAM dan Record No kesinambungan pelayanan/ suplai
untuk mempercepat peragaan, energi listrik tetap terjaga serta
tekan tombol Panah Kebawah atau batas stabilitas tetap terpelihara
Cancel. maka PMT dicoba masuk kembali
Cara menganalisa : sesaat setelah kejadian trip diatas.
1. Pada kondisi normal, arus dan Dengan memasukan kembali PMT
tegangan akan menggambarkan ini diharapkan dampak gangguan
sinusoidal ( 50 Hz ) yang yang bersifat temporer tersebut
sempurna. dapat dikurangi Untuk mengurangi
2. Besaran arus dan tegangan dampak gangguan tersebut
tersebut dapat diukur dengan terhadap keandalan penyediaan
memperhatikan skala rekaman, tenaga listrik, khususnya pada saat
serta ratio CT dan PT. terjadi gangguan temporer, maka
3. Setiap trigger karena besaran pada SUTT/ SUTET tersebut
analog yang diluar normal, DFR dipasang auto recloser (A/R).
akan menggambarkan pada Pengoperasian auto-recloser
bagian sensor digital, serta diharapkan dapat meningkatkan
bentuk sinusoidal arus/tegangan availability (ketersediaan) SUTT/
akan berubah menjadi lebih SUTET, hal ini berarti peluang
besar atau Lebih kecil. (lama dan frekuensi) konsumen
4. Apabila perubahan besaran terjadi padam dapat dikurangi.
analog ini diikuti dengan Namun sebaliknya, pengoperasian
bekerjanya proteksi maka diikuti A/R secara tidak tepat dapat
dengan perubahan status input menimbulkan kerusakan pada
digital. peralatan, sehingga dapat
5. Bila PMT juga bekerja, maka menimbulkan dampak pemadaman
dapat dilihat status PMT sebagai meluas serta waktu pemulihan yang
input digital yang berubah. lebih lama.
6. Setiap trigger karena perubahan
status input digital, DFR akan 9.17.1. Kaidah Penyetelan A/R
menggambarkannya pada Penentuan dead time.
bagian digital, dimana garisnya
akan berubah menjadi terputus Penentuan dead time harus
mempertimbangkan hal berikut :
9.17. Auto Recloser.
a. Stabilitas dan sinkronisasi
Saluran udara tegangan tinggi sistem.
(SUTT/SUTET) merupakan salah
satu bagian sistem yang paling Tidak berpengaruh pada
sering mengalami gangguan, jaringan radial tetapi
sebagian besar dari sumber berpengaruh pada jaringan
405
yang memiliki lebih dari satu b. Karakteristik PMT.
sumber (pembangkit atau IBT).
Waktu yang diperlukan oleh
Dead time dipilih sesuai
PMT untuk trip dan reclose
dengan kebutuhan sistem dan
harus diperhitungkan, khususnya
keamanan peralatan.
untuk A/R cepat.
Waktu de-ionisasi udara seperti
tabel 9.4

Tabel 9.4. Waktu de-ionisasi udara

Tegangan Sistem (kV) Waktu De-ionisi (detik)

66 0.1
110 0.15
132 0.17
220 0.28
275 0.3
400 0.5

Operating time PMT (0.05 - 0.1 (instanteneous) pertimbangan


detik). ini tidak diperlukan.
Waktu reset mekanik PMT (0.2 2) Reclaim time harus
detik). memperhitungkan waktu yang
Selain itu pengaruh penurunan diperlukan oleh mekanisme
kemampuan PMT karena umur closing PMT agar PMT tersebut
harus dipertimbangkan dalam siap untuk reclose kembali.
menentukan pola dan waktu Umumnya untuk sistem
operasi ( lambat atau cepat) A/R. hidraulik memerlukan waktu 10
detik.
c. Karakteristik peralatan
proteksi. e. Kriteria Seting Untuk SPAR :
1). Dead time :
Harus diperhitungkan waktu
yang dibutuhkan untuk reset - lebih kecil dari seting discrepancy
peralatan proteksi. dan seting GFR
- lebih besar dari operating time
d. Penentuan reclaim time. pmt, waktu reset mekanik pmt,
dan waktu pemadaman busur
1) Reclaim time harus lebih lama api + waktu deionisasi udara.
dari waktu kerja relai proteksi, - Tipikal set 0.5 s/d 1 detik.
namun untuk basic time

406
2). Reclaim time : 4). Reclaim time :
- Memberi kesempatan pmt untuk
- Memberi kesempatan pmt
kesiapan siklus O-C-O
untuk kesiapan siklus O-C-O
berikutnya.
berikutnya.
- Tipikal 40 detik.
- Tipikal 40 detik.
g. Faktor Teknis Dalam
f. Kriteria Seting Untuk TPAR
Pengoperasian Auto Reclose
1). Dead time : (A/R)

- lebih besar dari operating time Auto Recloser tidak boleh bekerja
pmt, waktu reset mekanik pmt, pada kondisi, sebagai berikut :
dan waktu pemadaman busur a. PMT dibuka secara manual atau
api + waktu deionisasi udara. beberapa saat setelah PMT
- Tipikal set 5 s/d 60 detik. ditutup secara manual.
b. PMT trip oleh Circuit Breaker
2). Seting berbeda untuk kedua Failure (CBF) atau Direct
sisi : Transfer Trip (DTT).
c. PMT trip oleh pengaman
- Untuk sumber di kedua sisi maka cadangan (Z2, Z3, OCR/GFR).
sisi dengan fault level rendah d. PMT trip oleh Switch On To
reclose terlebih dahulu baru Fault (SOTF).
kemudian sisi lawannya. e. Bila relai proteksi SUTT tidak
- Untuk sumber di satu sisi (radial dilengkapi dengan fungsi SOTF,
double sirkit) bila tidak terdapat maka perlu ditambahkan sirkit
S/C untuk operasi manual yang A/R blok untuk menunda fungsi
terpisah dari S/C untuk A/R A/R setelah PMT dimasukan
maka untuk keperluan manuver secara manual. Lama waktu
operasi, reclose pertama dapat tunda sirkit A/R blok akan
dilakukan dari sisi sumber. ditentukan kemudian.
f. PMT trip oleh out of step
3) SUTT yang tersambung ke protection.
pembangkit : g. Terjadi ketidak normalan
peralatan teleproteksi di sisi
- A/R untuk SUTT yang kedua sisi terima
tersambung ke Pembangkit Auto Reclosertidak boleh
maka pola yang dipilih TPAR dioperasikan pada :
(inisiate gangguan 1 fasa) - SKTT
dengan seting dead time lebih - SUTT yang tersambung ke trafo
lama. dengan sambungan T.
- SUTT yang hanya satu sisi Mempertimbangkan dampak
tersambung ke pembangkit terhadap kerusakan peralatan pada
maka pola yang dipilih TPAR saat gangguan permanen maka
dengan pola S/C di sisi A/R dioperasikan hanya dengan
pembangkit diseting DL/DB out. single shot.

407
Pola A/R yang dapat diterapkan c. salah satu sisi tersambung ke
adalah : unit pembangkit.
- Auto Recloser cepat untuk 1 d. penutupan dua pmt yang tidak
(satu) fasa, 3 (tiga) fasa dan 1+3 serentak
(satu atau tiga) fasa.
- Auto Recloser lambat untuk 3 i Pengoperasian High Speed
(tiga) fasa Auto Recloser
Pemilihan pola diatas dengan
mempertimbangkan batasan- Pengoperasian A/R cepat dapat
batasan yang dijelaskan di bawah diterapkan bila persyaratan di
ini. bawah ini dipenuhi, sebagai berikut:
a. Siklus kerja (duty cycle) dari
h. Faktor Yang Mempengaruhi PMT sesuai untuk operasi
Pola dengan A/R cepat.
b. Sistem proteksi di semua ujung
Auto Recloser Pemilihan pola saluran bekerja pada basic
single phase auto reclosing (SPAR) time/ instantenous.
atau three phase auto reclosing c. Kemampuan poros turbin
(TPAR) dengan waktu reclose (terutama yang berporos
cepat atau lambat harus panjang) dan belitan stator
mempertimbangkan batas stabilitas generator perlu diperhatikan ,
sistem, karaktesitik PMT dan sehingga pengoperasian high
peralatan proteksi yang digunakan. speed A/R 3 fasa pada
Pertimbangan ini menyangkut SUTT/SUTET di GI pembangkit
besarnya nilai setelan untuk dead atau yang dekat pembangkit
time dan reclaim time. dilakukan setelah ada
Pemilihan pola single phase kepastian bahwa operasi high
auto reclosing (SPAR) atau three speed A/R 3 fasa tidak
phase auto reclosing (TPAR) membahayakan turbin dan
dengan waktu reclose cepat atau generator.
lambat harus mempertimbang- kan d. Operasi high speed A/R 3 (tiga)
konfigurasi jaringan seperti dibawah fasa khususnya pada sistem
ini 500 KV (SUTET) tidak boleh
a. Jaringan radial sirkit tunggal. diterapkan bila hasil studi
b. Jaringan radial sirkit ganda. menunjukan bahwa high speed
c. Jaringan looping sirkit tunggal. reclosing akan dapat
d. Jaringan looping sirkit ganda. menimbulkan tegangan lebih
transien yang melebihi nilai
Pemilihan pola A/R dengan desain yang diijinkan.
waktu reclose cepat atau lambat Penerapan A/R cepat 1(satu) fasa
harus mempertimbangkan Dapat diterapkan pada konfigurasi
persyaratan pada kedua ujung atau sistem berikut :
saluran antara lain a. SUTET
a. kemungkinan reclose pada b. SUTT jaringan radial sirkit
gangguan permanen. tunggal atau ganda.
b. kemungkinan gagal sinkron c. SUTT jaringan looping sirkit
pada saat reclose. tunggal atau ganda.
408
a. Penerapan A/R cepat 3 (tiga) interkoneksi, juga memberikan
fasa Dapat diterapkan pada resiko berupa kemungkian
konfigurasi atau sistem berikut : terjadinya gangguan yang lebih
SUTT jaringan radial sirkit parah bila operasi A/R pada saat
tunggal atau ganda. ada gangguan permanen.
SUTT jaringan looping sirkit Dengan demikian maka
tunggal atau ganda. pengoperasian high speed A/R
Pengoperasian high speed A/R 3 3 (tiga) fasa harus didahului dengan
fasa , disamping memberikan keyakinan (berupa hasil studi)
keuntungan pada sistem yaitu bahwa pengoperasian A/R akan
memperbaiki stability margin, memberi manfaat yang besar
mengurangi terjadinya dengan resiko yang kecil
pembebanan kritis akibat
gangguan pada SUTT/SUTET
maupun pada saluran

409
BAB X
PEMELIHARAAN SUTT/SUTETI BEBAS TEGANGAN

Saluran Udara Tegangan Tinggi paling sederhana hingga yang


(SUTT) dan Saluran Udara rumit. Beberapa jenis pemeliharaan
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) antara lain :
adalah sarana instalasi tenaga - Pemeliharaan rutin (Preventive
listrik diatas tanah untuk Maintenance)
menyalurkan tenaga listrik dari - Pemeliharaan Korektif
Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (Corrective Maintenance)
(GI) atau dari GI ke GI lainnya - Pemeliharaan darurat
(antar GI). (Emergency Maintenance)
- Pemeliharaan yang berdasar
SUTT/SUTETI merupakan kondisi / karakter peralatan
peralatan buatan manusia. (Condition Base Maintenance /
Peralatan ini pada dasarnya bisa CBM)
rusak baik karena salah
pengoperasian, kesalahan saat 10.2.1. Pemeliharaan Rutin :
konstruksi maupun telah melampaui
masa kerjanya (life time). Pemeliharaan rutin merupakan
Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan / usaha yang secara
kegiatan yang meliputi: periodik dilakukan untuk
- Perawatan/pemeriksaan mempertahankan kondisi jaringan
- Perbaikan agar selalu dalam keadaan baik
- Penggantian dengan keandalan dan daya guna
- Pengujian yang optimal.
Dalam pelaksanaannya
10.1. Tujuan Pemeliharaan pemeliharaan rutin terdiri dari :

- Mempertahankan kemampuan - Pemeliharaan tahunan


kerja peralatan - Pemeliharan lima tahunan
- Memperpanjang live time
peralatan 10.2.2. Pemeriksaan Rutin
- Menghilangkan, mengurangi
resiko kerusakan Pemeriksaan rutin merupakan
- Mengembalikan kemampuan pemeriksaan secara visual
kerja peralatan (inspeksi):
- Mengurangi kerugian secara - Ground patrol
ekonomis - Climb up inspection
- Memberi keyakinan keandalan
operasinya Hasil pemeriksaan merupakan
data yang dapat dipakai:
10.2. Jenis-jensi pemeliharaan - Evaluasi / perencanaan/
pengembangan
Banyak metoda pemeliharaan - Penanggulangan dan
yang dilakukan mulai dari yang pencegahan
410
- Perbaikan / perubahan/ kerusakan dapat segera
modifikasi ditanggulangi yang pada akhirnya
- Penggantian keandalan penyaluran tenaga listrik
tetap terjaga dengan baik.
10.2.2.1. Ground patrol
10.2.3. Pemeriksaan Sistematis
Ground patrol adalah jenis
pekerjaan Pemeriksaan Sistematis
pemantauan/pemeriksaan harian adalah pekerjaan pengujian yang
terhadap jalur transmisi tanpa dimaksudkan untuk menemukan
memanjat tower dilakukan oleh Line kerusakan atau gejala kerusakan
walker secara terjadwal. Obyek yang tidak dapat ditemukan atau
yang diperiksa adalah : diketahui pada saat inspeksi untuk
kemudian disusun saran-saran
- Kawat penghantar perbaikannya.
- Ground wire
- Ruang bebas (Right of Pelaksanaan Pemeriksaan
Way/ROW) Sistematis ini lebih luas dan lebih
- Tower dan halamannya teliti dari pada pemeriksaan rutin.
- Lingkungan dan aktifitas Untuk memperoleh tingkat ketelitian
masyarakat sekitarnya yang tinggi dipergunakan peralatan
bantu.
10.2.2.2. Climb up inspection
Contoh dari pemeriksaan ini
Climb up inspection adalah jenis misalnya adalah pengujian
pekerjaan pemeriksaan terhadap kemampuan isolator di
tower berikut perlengkapannya laboratorium, pemeriksaan kondisi
dilakukan oleh Climber dengan cara sambungan dengan menggunakan
memanjat tower pada Infra red thermovision, pemeriksaan
SUTT/SUTETI yang dalam keadaan tegangan tembus isolator dengan
bertegangan. corona detector,

Obyek yang diperiksa adalah: Beberapa hal yang mempengaruhi


- Besi Tower dan kelengkapannya pola pemeliharaan rutin antara lain :
- Kawat penghantar sekitar tower
- Ground wire sekitar tower - Kondisi alam setempat
- Klem pemegang kawat dan polutif alami, polutif industri,
asesorisnya gempa, kondisi normal,
- Isolator dan asesorisnya pertumbuhan tanaman
- Benda asing yang terdapat sepanjang jalur dan disekitar
pada tower , isolator dan kawat jalur, petir, longsoran dan lain
sebagainya.
Melalui pemeriksaan ini - Karakteristik kerja peralatan
diharapkan secara dini dapat biasanya berdasarkan buku
ditemukan abnormaly atau petunjuk pabrik atau
kelainan-kelainan yang dapat pengalaman yang terjadi
menimbulkan gangguan. sehingga

411
selama ini: isolator gelas yang 10.2.6. Pemeliharaan berdasarkan
sering pecah kondisi/karakter
- Sosial kemasyarakatan peralatan (CBM)
penggalian liar, pencurian :
grounding member tower dan Pemeliharaan ini tidak lagi
lain sebagainya. berdasar waktu, namun berdasar
kondisi/karakter peralatan. Dalam
10.2.4. Pemeliharaan Korektif satu tahun bisa saja dilakukan
beberapa kali kunjungan atau
Pemeliharaan Korektif pemeriksaan tergantung tingkat
(corrective maintenance) adalah potensi gangguan.
pekerjaan pemeliharaan yang
dilakukan karena peralatan Kerusakan yang terjadi
mengalami kerusakan atau menjadi statistik dan dapat
memerlukan penyempurnaan. disimpulkan sebagai trend
Pemeliharaan korektif kebanyakan peralatan. Namun adakalanya
terjadi karena jarang atau tidak kerusakan akibat fenomena alam
pernah dilakukan pemeriksaan yang tidak terlihat sewaktu patroli.
rutin. Contoh yang dapat dilakukan CBM
adalah :
10.2.5. Pemeliharaan Darurat
- Pemeriksaan isolator dan
Pemeliharaan Darurat asesoris isolator maupun clamp
dilakukan karena telah terjadi pada daerah yang polusinya
kerusakan pada SUTT/SUTET yang tinggi.
disebabkan oleh hal-hal diluar - Pemeriksaan jarak tower dan
rencana seperti : banjir, gempa lendutan kawat pada kawasan
bumi, longsor, gunung meletus, luas yang mengalami longsor
kebakaran, tertabrak kendaraan secara perlahan
dan lain sebagainya. - Pemeriksaan kondisi pondasi
Pemeliharaan jenis ini pada daerah longsoran
sifatnya darurat dan memerlukan - Pemeriksaan isolator pada
penanganan ekstra serta segera daerah yang sering tersambar
untuk mengatasinya. Biayanya petir
tentu saja tidak bisa direncanakan - Pengukuran nilai pentanahan
dan mungkin bisa dimasukkan tower pada daerah pegunungan
dalam katagori biaya tak terduga atau musim kemarau.
karena memang kejadiannya diluar
kendali manusia. Salah satu 10.2.7. Contoh Pemeliharaan
solusinya ialah memasang tower SUTT / SUTET
emergency.
Berbagai macam pemelihara-
an yang pernah terjadi di jaringan
SUTT/ SUTET antara lain :
a. Penggantian isolator pecah atau
rusak lapisan permukaannya

412
b. Pembersihan isolator karena u. Pemasangan kembali / reposisi
polusi damper yang melorod ke
c. Perbaikan kawat rantas tengah gawang
d. Perbaikan kawat putus v. Penggantian lampu aviasi yang
e. Pengencangan klem-klem mati/rusak
jumper w. Penyambungan kembali kawat
f. Pembersihan kawat dari layang- yang putus atau rusak berat
layang x. Penggantian asesoris / clamp
g. Ground patrol yang karatan
h. Climb up inspection y. Perbaikan klem kawat jumper
i. Pemeriksaan stabilatas pondasi yang putus
tower (leveling, retak) z. Pemasangan pengaman
j. Pemeriksaan kelengkapan halaman tower
tapak tower (patok tanda batas
tanah PLN, urugan tanah tapak 10.3. Prosedur Pemelihan
tower) SUTT/SUTET
k. Pengecekan Tahanan
Pembumian Langkah kerja pemeliharaan
l. Pemeriksaan jarak bebas SUTT/SUTETI adalah :
konduktor dengan benda di 1. Adanya laporan dari petugas
sekitarnya lapangan maupun masyarakat
m. Perbaikan tower yang atau hasil evaluasi data laporan
mengalami deformasi / yang masuk
bengkok-bengkok akibat tanah 2. Melakukan Analisa
sekeliling pondasi longsor Keselamatan Pekerjaan dengan
n. Pondasi turun/amblas karena meninjau lapangan
tanah dasar pondasi mengalami 3. Membahas hasil AKP dan
sliding/gelincir oleh arus air rencana tindak lanjut yang
bawah tanah diperlukan
o. Pengelasan baut-baut tower 4. Mempersiapkan: SDM;
untuk mencegah pencurian peralatan; metoda pengerjaan;
p. Perbaikan spacer yang le[pas material pengganti maupun
dari konduktor pendukung lainnya dan
q. Penggantian pentanahan tower organisasi kerja
/grounding 5. Menjadwalkan pekerjaan dan
r. Penebangan pohon atau antena persetujuannya
komunikasi yang tumbang ke 6. Melakukan persiapan pekerjaan
arah konduktor (diluar row) setelah adanya persetujuan
s. Penggantian besi tower karena 7. Melaksanakan pekerjaan
pencurian 8. Melakukan evaluasi
t. Penggantian Tension clamp 9. Membuat laporan kerja
konduktor

413
10.3.1. Peralatan yang dipelihara

Peralatan yang dipelihara pada saluran udara tegangan tinggi dan saluran
udara tegangan ektra tinggi seperti tabel 10.1. berikut ini

Tabel 10.1. Peralatan yang dipelihara pada saluran udara tegangan tinggi dan
saluran udara tegangan ektra tinggi

I Ruang Bebas / Lingkungan


1 Jarak pepohonan thd kawat fasa
2 Jarak bangunan thd kawat fasa
3 Jarak pohon terhadap kawat fasa
bila tumbang ke arah kawat
4 Jarak bangunan thd kawat fasa
bila roboh ke arah kawat
5 Jarak jaring pengaman thd kawat
6 Jarak kawat ke tanah
7 Jarak kawat ke tiang perahu/kapal
bila air pasang
8 Kegiatan layang-layang
9 Struktur tanah dekat tiang
II Tiang / Menara / Tower
1 Konstruksi tiang
2 Batang rangka besi
3 Tangga / baut panjat
4 Penghalang panjat (ACD)
5 Plat rambu bahaya
6 Plat nomor / pht / tanda fasa
7 Baut sambungan rangka
8 Indicator lamp (air traffict light)
9 Cat / galvanis badan tiang
10 Klem kawat grounding
11 Kawat grounding
12 Batang penangkal petir
13 Alat penangkal petir lainnya

III Isolator
1 Piringan isolator
2 Arcing horn sisi tiang
3 Arcing horn sisi kawat pht.
4 Assesories isolator (pin, dll)
5 Suspension clamp
6 Tension clamp
7 Ikatan isolator
8 Armour rod
414
9 Posisi rencengan isolator

IV Pondasi & Halaman Tiang


1 Pondasi / chimney
2 Kaki tiang / stub
3 Tumbuhan di halaman tiang
4 Pagar pengaman halaman tiang
5 Patok batas halaman tiang
6 Stabilitas tanah sekitar hal. tiang
7 Talud pengaman
8 Kegiatan pihak lain di halaman tiang

V kawat penghantar
1 Kawat fasa
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Spacer
4 Midspan compression joint
5 Repair sleeve
6 Jumper wire
7 Sagging
8 Armour rod
9 Jarak antar kawat fasa
10 Indicator lamp (induction)

VI Kawat Petir & Kawat Optik


1 Kawat petir
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Midspan compression joint
4 Repair sleeve
5 Tension clamp
6 Suspension clamp
7 Jumper wire
8 Sagging
9 Armour rod
10 Sign ball (bola pengaman)
11 Klem sambungan ke grounding
12 Kotak sambungan kawat optik
13 Kawat yang turun ke kotak kwt optik

415
10.3.1.1. Jenis-jenis kelainan.

Jenis-jenis kelainan pada saluran udara tegangan tinggi dan saluran


udara tegangan ektra tinggi seperti tabel 10.2

Tabel 10.2 Jenis-jenis kelainan pada saluran udara tegangan tinggi dan saluran
udara tegangan ektra tinggi

No. Jenis Kelainan


1 Amblas
2 Andongan rendah
3 Bahaya I
4 Bahaya II
5 Bahaya III
6 Bengkok
7 Benda asing
8 Cat pudar
9 Dekat jalan
10 Erosi
11 Hilang
12 Karatan
13 Kendor
14 Kotor
15 Kritis
16 Longsor
17 Mekar / rantas
18 Melorod
19 Miring
20 Pecah / retak
21 Putus
22 Rusak
23 Semak belukar
24 Tertimbun
25 Tergenang
26 Tidak seimbang

416
10.3.1.2. Jenis-jenis penanggulangan
Jenis-jenis penanggulangan pada saluran udara tegangan tinggi dan
saluran udara tegangan ektra tinggi, seperti tabel 10.3

Tabel 10.3 Jenis-jenis penanggulangan pada saluran udara tegangan tinggi


dan saluran udara tegangan ektra tinggi

1 Ditinggikan chimneynya
2 Dinaikkan kawatnya
3 Dibongkar
4 Ditebang / dipangkas
5 Diluruskan
6 Dibersihkan
7 Digalvanis / dicat ulang
8 Ditanggul
9 Diganti
10 Dikencangkan
11 Dibabat
12 Dipasang patok
13 Dinormalkan
14 Diarmor rod / dipress
15 Disambung
16 Diposisikan kembali seperti semula
17 Diperbaiki
18 Diperiksa
19 Diseimbangkan

10.3.1.3. Contoh Abnormality Peralatan


1. Kerusakan pada isolator
Kerusakan pada isolator dapat dilihat pada gambar 10.1

Gambar 10.1 Kerusakan pada Isolator

417
2. Kerusakan pada menara
Kerusakan pada menara dapat dilihat pada gambar 10.2

Gambar 10. 2 Kerusakan pada menara

3. Kerusakan pada Kerusakan pada isolator gantung


Kerusakan pada Kerusakan pada isolator gantung dapat dilihat pada
gambar 10.3

Gambar 10. 3 Kerusakan pada isolator gantung


418
3. Kerusakan pada kawat pentanahan
Kerusakan pada kawat pentanahan dapat dilihat pada gambar 10.3

Gambar 10. 4 Kerusakan pada kawat pentanahan

10.3.2. Peralatan kerja - Ranging meter


- Obeng minus besar
10.3.2.1. Peralatan kerja
- Stop meter (5 meter)
Pemeliharaan
- Clinometer
- Palu godam 5 kilogram
- Transportasi peralatan ke-atas/
- Theodolit
bawah : tali, katrol dll
- Water pas
- Lever hoist
- Gimpole/ tiang pengangkat
- Sling
- Sling mata itik
- Karpet
- Shackle 5/8
- Pengait pin isolator
- Alat ukur pentanahan (tahanan
- Palu plastik
kaki tiang )
- Kunci-kunci ( Inggris dan
- Gergaji besi
pas/ring)
- Corona detector
- Came along (tiang tension)
- Mesin press hydraulic
- Conductor lifter (tiang
- Infra red thermovision
suspension)
- Kikir plat besar
- Shackle
- Rol meter
- Peralatan bantu
- Chain saw
- BV lier
- Teropong
- Sling panjang
- Pakaian kerja
- Tambang
- HT bagi koordinator dan
- Kunci ring-pas
pengendali mutu Pekerjaan
- Angle level
- Mesin potong
- Parang
- Mesin bor
- Tang kombinasi
- Mesin las
419
- Tir for Kacamata UV
- Capstan winch Pakaian kerja
- Capstan hoist Sabuk pengaman
- Kunci ring Lanyard
- Kunci sok Sepatu pengaman
Sarung tangan
10.3.2.2. Peralatan K3 - Rambu-rambu peringatan
- Grounding + stick - Rambu K3
- Voltage detector - Kotak P3K
- Alat komunikasi / HT - Tandu
- Buku working permit - Jas hujan
- APD : - Lampu penerangan
Topi pengaman

1. TOPI PENGAMAN
1
2. KACAMATA ULTRA VIOLET
2 (U.V)
3. PAKAIAN KERJA (WERK
PACK)

8 4. LANYARD

5. SABUK PENGAMAN
3

4 6. SARUNG TANGAN

7. SEPATU PANJAT
3 6

8. HANDY TALKY (HT)


5

Gambar 10.5 Peralatan kerja pemeliharaan jaringan

420
10.3.2.3. Meterial Pemeliharaan meyelesaikan pekerjaan secara
runtut/bertahap; tertib; lancar dan
1. Material pengganti existing:
aman.
isolator; besi diagonal, kawat
penghantar, ground wire, dan
Instruksi Kerja Peralatan
lain sebagainya
transmisi antara lain:
2. Repair sleeve
3. Mid span joint
1. Pemeliharaan isolator
4. Armor rod
2. Pemeliharaan kawat
5. BBM mesin
penghantar
6. Minyak hydraulic
3. Pemeliharaan ground wire
7. Sakapen
4. Pemeliharaan rangka tower
8. Majun
5. Pemeliharaan halaman tower
9. Minyak WD4
6. Pemeliharaan ruang bebas
10.3.3. Petunjuk Pemeliharaan
10.3.4. Pelaporan Pekerjan
Peralatan
Pemeliharan
10.3.3.1. Pemeliharaan alat kerja.
Pekerjaan pemeliharaan yang
1. Setiap peralatan kerja yang telah diselesaikan harus dilaporkan
berupa mesin maupun alat ukur ke pemberi tugas yang memuat :
wajib mengikuti buku instruksi - Proses persiapan
yang dikeluarkan oleh pabrikan - Tanggal, hari, jam pelaksanaan
2. Setiap alat kerja wajib diketahui - Personel yang terlibat
Safe Working Loadnya (SWL) - Organisasi kerjanya
3. Setiap beban yang akan - Peralatan yang dipakai
ditanggung oleh alat kerja wajib - Material yang digunakan
diketahui besarannya - Tata laksana kerja
4. Setiap petugas wajib - Kendala yang dihadapi
mengetahui Safety faktor (SF) - Solusi yang telah diterapkan
5. Setiap petugas wajib - Pelaksanaan/penerapan K3
mengetahui tanda-tanda - Masalah lingkungan
kerusakan pada alat kerja - Biaya yang telah dikeluarkan
6. Setiap alat kerja tidak boleh - Saran dan usulan untuk
digunakan kecuali sebagai perbaikan
fungsinya - Kesimpulan

10.3.3.2. Pemeliharaan Peralatan Manfaat laporan pekerjaan :


Transmisi 1. Data
2. Bahan analisa untuk pebaikan
Pemeliharaan peralatan dan pengembangan
transmisi wajib mengikuti prosedur 3. Penilaian unjuk kerja
kerjanya atau Instruksi Kerja, agar 4. Lain-lain
tercapai satu kesepakatan untuk

421
DAFTAR PUSTAKA

Bernad Grad ( 2002) Basic Electronic Mc Graw Hill Colage New- York
David E Johnson (2006) Basic Electric Circuit Analisis John Wiley & Sons.Inc
New- York
Diklat PLN Padang . (2007) Transmisi Tenaga Listrik Padang
Diklat PLN Pusat . (2005) Transmisi Tenaga Listrik Jakarta
Fabio Saccomanno (2003) Electric Power System and Control John Wiley &
Sons.Inc New- York
John D. McDonald (2003) Electric Power Substation Engginering CRC Press
London
Jemes A.Momoh (2003) Electric Power System CRC Press London
Luces. M . (1996) Electric Power Distribution and Transmision Prantice Hall
New- York
Oswald (2000) Electric Cables for Pewer Transmision John Wiley & Sons.Inc
New- York
Paul M Anderson (2000) Analisis of Faulted Power System John Wiley &
Sons.Inc New- York
Panagin.R.P ( 2002) Basic Electronic Mc Graw Hill Colage New- York
Stan Stawart (2004) Distributet Swichgear John Wiley & Sons.Inc New- York
Stepen L. Herman (2005) Electrical Transformer John Wiley & Sons.Inc
New- York
Hutauruk (2000)Tranmisi Daya listrik Erlangga Jakarta.

422
TEKNIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Teknik Transmisi
Tenaga Listrik
Aslimeri | Ganefri | Zaidel Hamdi

untuk SMK
ISBN XXX-XXX-XXX-X
Aslimeri | Ganefri | Zaidel H.
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu- untuk Sekolah Menengah Kejuruan
nakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 41.250,00


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai