Anda di halaman 1dari 15

Oleh :

Saiful Hidayat # 22389


PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA
▪ Latar Belakang
▪ Tujuan
▪ Landasan Teori
▪ System Overview
▪ Klasifikasi dan Spesifikasi Gas
▪ Proses Pengendalian Bahan Bakar Gas

▪ Pembahasan Studi Kasus


▪ Analisa
▪ Kesimpulan dan Saran
▪ Turbin Gas memerlukan supply bahan bakar gas secara kontinu untuk bisa beroperasi
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh manufaktur
▪ Bahan bakar gas yang digunakan untuk operasional Turbin Gas tidak berasal dari satu
sumber (source) dimana gas tersebut mempunyai spesifikasi atau komposisi yang
berbeda-beda dan dicampur (blended) menjadi satu. Pada saat ada aktifitas atau
perubahan pada salah satu source gas akan menyebabkan perubahan kualitas gas
yang digunakan oleh Turbin Gas
▪ Perubahan pada kualitas gas jika tidak di respon dengan cepat dan tepat dapat
memicu terjadinya trip pada turbin gas yang akan mengganggu operasional
perusahaan. Pada tahun lalu Central Duri Gas Turbin sudah lebih dari 3 kali trip akibat
adanya ketidak stabilan dalam kualitas supply bahan bakar gas ini. Kejadian ini
tentunya menimbulkan kerugian bagi operasional perusahaan terkait produksi listrik
dan steam.
▪ Menjaga kehandalan Turbin gas dengan menerapkan protocol komunikasi untuk
memonitor kualitas bahan bakar gas yang disupply ke Turbin Gas
▪ Mencegah Turbin trip ketika terjadi perubahan pada kualitas bahan bakar gas dengan
cara memberikan respon dengan cepat dan tepat
▪ Menjaga produksi listrik dan steam sesuai dengan target yang telah diberikan untuk
menghindari terjadinya Loss Production Opportunity (LPO)
Alur proses sederhana Turbin Gas di Central Duri Gas Turbine
Bahan bakar gas yang digunakan untuk proses pembakaran di turbin gas dikendalikan oleh 2 buah Control Valve yaitu:

1. Gas Speed Ratio/Stop Valve (SRV)


2. Gas Control Valve (GCV)

SRV mempunyai fungsi atau tugas untuk menjaga pressure di titik P2 sesuai dengan yang ditentukan (setpoint) yang mana
pressure ini adalah sebagai inlet pressure dari GCV, sedangkan GCV bertugas untuk mengendalikan banyaknya bahan bakar
gas yang akan digunakan oleh Turbin untuk mempertahankan speed atau load sesuai setpoint yang dikendalikan oleh sinyal
control yang disebut FSR (Fuel Stroke Reference).
Turbin Gas memerlukan supply bahan bakar gas secara kontinu untuk bisa beroperasi dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh manufaktur. Tantangan yang dihadapi oleh Central Duri Gas Turbin adalah bahan bakar gas yang digunakan
untuk operasional Turbin Gas tidak berasal dari satu sumber (source). Ada beberapa sumber baik internal maupun external
dimana bahan bakar gas tersebut mempunyai spesifikasi atau komposisi yang berbeda-beda. Bahan bakar dari berbagai
sumber tersebut dicampur (blended) menjadi satu dalam satu pipa utama bertekanan tertentu (header) kemudian
dikirimkan ke Central Duri Gas Turbin.

Commercial Gas (fit)


TURBIN-01
Final Gas TURBIN-02
Source-1
Internal (Blended TURBIN-03 kendala-2
Source-2 Gas Gas) TURBIN-04
(max) TURBIN-05
Source-3

kendala-1
Alur proses sederhana Supply Gas di Central Duri Gas Turbine
FSR
MW

• Jam 9 pagi, kondisi anomali mulai terlihat dimana terlihat FSR mulai naik untuk mempertahankan MW pada preselect (setpoint)

• Jam 11.30 siang kondisi FSR menjadi semakin tidak stabil karena kualitas bahan bakar gas berubah-ubah menyebabkan MW ikut tidak stabil

• Jam 12.12 Turbin trip karena exhaust over temperature alarm trip.

• Pada saat kejadian sebelum trip tersebut ada kemungkinan kualitas bahan bakar gas yang masuk tiba-tiba bagus sementara kondisi opening
GCV (FSR) sudah terlanjur besar, sehingga terjadi proses pembakaran gas yang tinggi atau berlebih sehingga menyebabkan temperature di
exhaust menjadi terlalu tinggi.
FSR
MW

• Dari capture historical trending diatas, nampak bahwa kualitas bahan bakar gas menurun dengan ditunjukkan adanya
kenaikan bukaan control valve GCV/FSR secara gradual akibat berkurangnya unit Turbin yang beroperasi.

• Skema pengaturan volume bahan bakar gas adalah dengan memaksimalkan penggunaan internal gas sedangkan gas
komersial akan mengisi kekurangannya (fit for purpose) untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar gas bagi turbin yang
sedang beroperasi.
• Analisa komposisi gas dengan cara mengambil
sampel gas kemudian dianalisa di Laboratorium.

• Sesuai dengan laporan lab komposisi bahan bakar


gas menunjukkan bahwa secara umum bahan bakar
gas yang dipakai masih memenuhi spesifikasi,
dengan melihat pada nilai LHV yaitu 916 BTU/SCF
dimana persyaratan dari manufaktur nilai minimal
LHV 800 BTU/SCF.
• Pada kondisi heating value suatu bahan bakar gas turun akan
menyebabkan panas atau energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran juga menurun yang akan berimpact pada
menurunnya MW yang dihasilkan oleh generator Turbin.

• Penurunan MW ini akan direspon oleh kontroller PID Speed/load,


FSR
MW dengan membandingkan antara nilai MW aktual dan MW
setpoint, jika nilai MW aktual dibawah nilai MW setpoint maka
kontroller PID akan memberikan sinyal output (command signal)
untuk menaikkan nilai FSR atau bukaan GCV agar bahan bakar gas
yang masuk dalam ruang pembakaran lebih banyak lagi untuk
mendapatkan panas atau energi tambahan sehingga nilai MW
naik dan kembali ke setpointnya. Begitu juga proses sebaliknya

• Ketika perubahan kualitas gas terlalu cepat atau terlalu sering


menyebabkan system kendali prosesnya terlambat respon
sehingga terjadi permasalahan di proses pembakaran atau MW
Baseline data:
Pada tahun lalu Central Duri Gas Turbin sudah lebih dari 3 kali trip akibat adanya masalah pada kualitas supply bahan
bakar gas ini. Dari sisi power listrik masih bisa dibackup oleh pembangkit lain melalui mekanisme spinning reserve
sedangkan untuk produksi steam harus dibackup dengan mengoperasikan steam generator (boiler) tambahan yang mana
ini memerlukan bahan bakar gas yang lebih banyak sehingga menimbulkan tambahan biaya operasional.

Mengapa turbin dapat trip :


Adanya proses pembakaran berlebih karena terlalu banyak bahan bakar gas yang masuk kedalam ruang pembakaran
sehingga menyebabkan terjadinya temperature yang terlalu tinggi yang menyebabkan alat proteksi Turbin terhadap
over temperature di exhaust bekerja yang membuat turbin trip

Kemungkinan penyebab :
1. Terlalu banyak bahan bakar gas yang masuk kedalam ruang pembakaran di saat heating value gas tinggi
2. Respon operator turbin tidak tepat atau kurang cepat karena kurangnya informasi
3. Kontroller PID untuk pengendalian bahan bakar gas (GCV-FSR) kurang responsif

Pencegahan Trip :
1. Membuat protokol komunikasi yang disepakati antar tim terkait untuk koordinasi dan komunikasi terkait segala
aktifitas dan perubahan pada proses di supply bahan bakar gas
2. Melakukan koordinasi dengan DSC untuk menurunkan setpoint MW disaat ada potensi gangguan di supply bahan
bakar gas
3. Melakukan tuning parameter controller PID pada proses pengendalian GCV/FSR (Speed/Load Control
✓ Kualitas bahan bakar gas yang akan digunakan untuk Turbin gas sangat mempengaruhi kinerja dan
kehandalan operasional Turbin, bahan bakar gas ini harus memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah
ditentukan oleh manufaktur dan juga mempunyai nilai heating value yang stabil

✓ Koordinasi dan komunikasi dengan tim terkait menggunakan suatu standar protokol komunikasi yang telah
disepakati menjadi hal yang sangat penting agar operator Turbin dapat memberikan respon yang tepat
dan cepat terkait dengan segala aktifitas yang dapat mempengaruhi perubahan pada kualitas gas yang
disupply untuk Turbin Gas.

✓ Dengan melakukan regular tuning pada kontroller PID untuk proses pengendalian bahan bakar gas dapat
meningkatkan respon pengendalian bahan bakar menjadi lebih lancar (smooth), handal (reliable) dan
kokoh (robust)

✓ Meningkatkan kehandalan Turbin gas terhadap perubahan kualitas bahan bakar gas ini dapat menjaga
produksi listrik dan steam sesuai dengan target yang telah diberikan untuk menghindari terjadinya Loss
Production Opportunity (LPO) atau kenaikan biaya operasional (steam)

✓ Saran kedepan untuk melakukan studi rasio campuran antara external dan internal sumber bahan bakar
gas untuk berbagai kondisi sebagai pertimbangan dalam membuat suatu keputusan atau dalam
memberikan respon terkait perubahan pada kualitas bahan bakar gas untuk mempertahankan operational
Turbin gas secara optimum

Anda mungkin juga menyukai